4 Prinsip Pengelolaan Penyakit PDF
Document Details
Uploaded by GreatestConnemara8747
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung
Dr.dr. Tjatur Sembodo, MS
Tags
Summary
Dokumen ini membahas prinsip-prinsip pengelolaan penyakit, termasuk anamnesis, diagnosis holistik, dan penatalaksanaan. Ini menjabarkan aspek-aspek penting dalam pendekatan pengelolaan penyakit. Materi berfokus pada pemahaman holistik dalam konteks kesehatan dan pengobatan.
Full Transcript
PRINSIP PENGELOLAAN PENYAKIT Dr.dr. TJATUR SEMBODO, MS Mahasiswa dpat 1. Menjelaskan Anamnesis dan diagnostik holistic 2. Menjelaskan Tatalaksana Komprehensif ANAMNESIS DAN DIAGNOSIS HOLISTIK Tahap komunikasi dokter-pasien meliputi : 1. Memulai wawancara (initiating the session) 2. Mengumpulkan...
PRINSIP PENGELOLAAN PENYAKIT Dr.dr. TJATUR SEMBODO, MS Mahasiswa dpat 1. Menjelaskan Anamnesis dan diagnostik holistic 2. Menjelaskan Tatalaksana Komprehensif ANAMNESIS DAN DIAGNOSIS HOLISTIK Tahap komunikasi dokter-pasien meliputi : 1. Memulai wawancara (initiating the session) 2. Mengumpulkan informasi (gathering information) 3. Penjelasan dan perencanaan (explanation and planning) 4. Menutup wawancara (closing the session) Kemudian pada saat melaksanakan tahap – tahap komunikasi dokter pasien tersebut ada dua hal yang harus selalu diperhatikan, yaitu : 1. Kemampuan menjalin hubungan / sambung rasa dengan pasien (building the relationship). 2. Kemampuan menstruktur wawancara (structuring the consultation) ANAMNESIS Anamnesis yang baik harus mengacu pada pertanyaan yang sistematis, yaitu dengan berpedoman pada empat pokok pikiran (The Fundamental Four) dan tujuh butir Mutiara anamnesis (The Sacred Seven). Yang dimaksud dengan empat pokok pikiran, adalah melakukan anamnesis dengan cara mencari data : 1. Riwayat Penyakit Sekarang (RPS) 2. Riwayat Penyakit Dahulu (RPD) 3. Riwayat Kesehatan Keluarga 4. Riwayat Sosial dan Ekonom Riwayat Penyakit Sekarang Hal ini meliputi keluhan utama dan anamnesis lanjutan. Keluhan utama adalah keluhan yang membuat seseorang datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk mencari pertolongan, misalnya : demam, sesak nafas, nyeri pinggang, dll. Keluhan utama ini sebaiknya tidak lebih dari satu keluhan. Kemudian setelah keluhan utama, dilanjutkan anamnesis secara sistematis dengan menggunakan tujuh butir mutiara anamnesis Tujuh butir mutiara anamnesis 1. Lokasi (dimana ? menyebar atau tidak ?) 2. Onset / awitan dan kronologis (kapan terjadinya? berapa lama?) 3. Kuantitas keluhan (ringan atau berat, seberapa sering terjadi ?) 4. Kualitas keluhan (rasa seperti apa ?) 5. Faktor-faktor yang memperberat keluhan. 6. Faktor-faktor yang meringankan keluhan. 7. Analisis sistem yang menyertai keluhan utama UNSUR ANAMNESIS A. TAHAP – TAHAP ANAMNESIS yang terdiri atas: 1. Initial exploration : Berisi keluhan utama pasien. 2. Further exploration : Untuk menggali lebih dalam mengenai keluhan pasien, baik dari sisi penyakit maupun perspektif pasien. 3. Essential background information empat pokok pikiran (The Fundamental Four) B. ISI (content) yang terdiri atas : 1. Disease framework tujuh butir mutiara anamnesis (The Sacred Seven) 1. Illness framework Seorang dokter yang bekerja di layanan primer membutuhkan pemikiran holistik dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi dalam sehat-sakit dan sejahtera. Oleh karena itu, perlu adanya pencarian penyebab masalah kesehatan yang dikaitkan dengan aspek personal, aspek klinis, aspek individual, psikososial, keluarga, serta lingkungan kehidupan pasien lainnya (faktor risiko internal dan eksternal). Holistik adalah memandang manusia sebagai mahluk biopsikososio-kultural pada Ekosistemnya. Sebagai mahluk biologis manusia adalah merupakan sistem organ, terbentuk dari jaringan serta sel-sel yang kompleks DIAGNOSIS HOLISTIK Diagnosis holistik adalah kegiatan untuk mengidentifikasi dan menentukan dasar dan penyebab penyakit (disease), luka (injury) serta kegawatan yang diperoleh dari alasan kedatangan, keluhan personal, riwayat penyakit pasien, pemeriksaan fisik, hasil pemeriksaan penunjang, penilaian risiko internal/individual dan eksternal dalam kehidupan pasien Dasar Pemikiran Diagnostik Holistik. Setiap kejadian penyakit dikemukakan dari multi aspek Diagnosis holistik terdiri dari 5 aspek : aspek personal aspek klinis aspek risiko internal Aspek risiko eksternal Aspek Fungsional No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 1 1.1. keluhan utama (reason of Alasan Keluhan kedatangan encounter) /simptom/ sindrom (complaints) dari klinis yang ditampilkan pasien fisik, mental, 1.2. apa yang diharapkan pasien atau neuropsikologikososi keluarganya al 1.3. serta apa yang dikawatirkan pasien atau keluarganya No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 2 Diagnosis Bila diagnosis klinis Diagnosis klinis belum dapat ditegakkan berdasarkan ICD biologikal, cukup dengan diagnosis 10, dan ICPC-2 yang psikomental, kerja. juga intelektual, mengemukakan nutrisi masalah sertakan sosial dan derajat derajat penyakit keparahan. No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 3 Perilaku - kebiasaan merokok (dietaryhabits;tinggi individu dan - kebiasaan jajan, lemak, gaya hidup kebiasaan makan tinggi kalori, sedentary (life style), - kebiasaan individu lifestyle) kebiasaan mengisi waktu dengan yang perihal yang negatif menunjang terjadinya penyakit, beratnya penyakit (faktor risiko internal) No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4 Pemicu psikososial 4.1. pemicu primer adalah - Bantuan suami Dan lingkungan terhadap Dalam kehidupan dinilai dari dukungan penyakit istri (bila yang Seseorang hingga keluarga yang sakit adalah istri) Mengalami penyakit terdekat (family - Tidak ada bantuan/ seperti yang perhatian/ perawatan/ ditemukan support) suami & istri, anak sesuai (factor risiko dengan hiraki anak, eksternal) menantu sesuai dengan kedudukan, cucu dan lainnya atau pelaku rawat yang No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH - Kurangnya kasih sayang 4.2. pemicu dukungan (hubungan yang tak harmonis) keluarga lainnya - Kurangnya perhatian perkembangan penyakit (dinilai dari tidak Kurangnya pengobatan/ perawatan oleh keluarga adanya/kurangnya) - Tidak ada penyelesaian masalah yang dilakukan , sesuai kedekatan - tidak ada waktu yang Disedia kan keluarga hubungan seseorang - pekerjaan (penuh waktu, dengan keluarganya) kerja keras fisik, psikologis) - pengaruh negatif dari: kultur, budaya, pergaulan kebiasaan keluarga, kepercayaan, Pendidikan (rendah, keterampilan terbatas) No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4.3. pemicu sosial (yang - kebiasaan buruk negatif) dapat berkaitan tidak berolah menimbulkan raga, masalah kesehatan , - perilaku jajan keluarga atau kejadian (tak masak sendiri), penyakit menu keluarga yang tak sesuai kebutuhan - perilaku tidak menabung (perilaku konsumtif) - tidak adanya perencanaan keluarga(tak ada pendidikan anak , tak ada pengarahan pengembangan karier ) No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4.4. masalah perilaku - perilaku kebersihan keluarga yang tidak buruk sehat - perilaku keluarga pemanfaatan waktu luang buruk - penggunaan obat addiktif, penggunaan napza, Merokok No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4.5. masalah ekonomi - pendapatan tak cukup, yang mempunyai tak menentu dengan pengaruh terhadap jumlah keluarga besar penyakit/masalah - ketergantungan finansial kesehatan yang ada pada orang lain - ratio ketergantungan (beban keluarga) No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4.6. akses pada pelayanan - tak mudahnya kesehatan yang untuk mempengaruhi mencapai tempat penyakit : praktik - tiada biaya berobat, - tidak mempunyai sistem pra upaya/Asuransi Kesehatan) - pelayanan provider kesehatan yang tidak informatif, tidak ramah, tidak komprehensif No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4.7. pemicu dari - polutan dalam rumah lingkungan fisik (asap dapur, asap rokok,debu) - pada tempat kerja (polusi asap, debu, kimia) pada lingkungan pemukiman No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4.8. masalah dengan - ventilasi, tak ada/tak memadai bangunan tempat - pencahayaan kurang/ tinggal yang tertutup banguan tinggi, berdampak negatif - sumber air tak sehat (MCK), terhadap kesehatan - wc umum, system pasien dan keluarga pembuangan ,- keamanan gedung; ergonomi rumah, tangga, licin (terutama untuk lansia, balita), - privasi tak ada, kepadatan hunian, bising No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 4.9. lingkungan - kepadatan pemukiman yang perumahan berdampak negatif - sistem pembuangan pada seseorang sampah, limbah - kebersihan, kebisingan, pemukiman kumuh , dll No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH 5 Fungsi sosial Aktivitas Menjalankan kemampuan seseorang Fungsi Sosial Dalam dalam Kehidupan menjalani kehidupan untuk tidak tergantung pada orang lain. (skala 1-5) No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH Skala 1 - Mampu melakukan - Perawatan diri, pekerjaan seperti masih mampu sebelum sakit beraktivitas rutin seperti biasa di dalam dan di luar rumah (mandiri) No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH Skala 2 - Mampu melakukan - Mulai pekerjaan ringan mengurangi seharihari aktivitas rutin di dalam dan luar seharihari rumah No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH Skala 3 Mampu melakukan Hanya mampu perawatan diri, tapi melakukan tak mampu melakukan aktivitas pekerjaan ringan ringan, perawatan diri masih bisa dilakukan No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH Skala 4 Dalam keadaan tertentu Tak melakukan masih mampu merawat aktivitas kerja, diri, namun Sebagian tergantung pada besar pekerjaan hanya keluarga, duduk dan berbaring perawatan diri sebagian sudah mulai tergantung orang lain No ASPEK RINCIAN KETERANGAN / CONTOH Skala 5 Perawatan diri Tergantung dilakukan orang lain, 100% pada tak mampu berbuat pelaku rawat apa-apa berbaring pasif TATALAKSANA KOMPREHENSIF Penatalaksanaan Terapi Medis: – Medikamentosa (simptomatik, definitif). – Bedah. Terapi Non Medis: – Edukasi. – Konseling. – Perilaku. Penatalaksanaan dengan menggunakan pendekatan kedokteran Keluarga, Terapi sesuai dengan aspek diagnosis: Terapi aspek personal. Terapi aspek klinik. Terapi aspek risiko internal. Terapi aspek psikososial keluarga. Terapi aspek fungsional. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintregasi dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. UPAYA KESEHATAN UU No.36 Th 2009 35 UU No.36 Th 2009 ps 47 36 Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) PMK 43 th 2019 adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) PMK 43 th 2019 adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan. FIVE LEVEL OF PREVENTION usaha pencegahan penyakit dalam 5 tingkatan yang dapat dilakukan pada masa sebelum sakit dan pada masa sakit Usaha-usaha pencegahan : Masa sebelum sakit : a. Mempertinggi nilai kesehatan (Health Promotion) b. Memberikan perlindungan khusus terhadap sesuatu penyakit (spesific protection) Masa sakit : c. Mengenal dan mengetahui penyakit pada tingkat awal serta mengadakan pengobatan yang tepat dan segera (Early diagnosis & Promt Treatment) d. Pembatasan kecacatan dan berusaha untuk menghilangkan gangguan kemampuan bekerja yang diakibatkan sesuatu penyakit (Disability Limitation) e. Rehabilitasi (Rehabilitation) Sasaran edukasi dan konseling Sasaran Primer Sasaran primer (utama) upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat Sasaran Sekunder Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Sasaran tersier Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan perundang-undangan di bidang Kesehatan dan bidang-bidang lain yang berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. TERIMA KASIH