Teknik-teknik Observasi (Pencatatan) PDF
Document Details
Uploaded by SmilingOrientalism
Dr. H. Irfan Fahmi, S.Th.I, M.Psi,.Psikolog
Tags
Summary
This document is about observation techniques and their application in psychology. It covers different categories of observational methods and techniques, including the characteristics of checklists and how to design a checklist to observe behaviors. It also discusses the use of multimedia in note-taking. It discusses the use of checklists in different situations in psychology.
Full Transcript
Teknik-teknik (Pencatatan) Observasi D R. H. I R FA N FA H M I , S.T H. I , M. P S I. , P S I KOLOG D R. A G U S M U LYA N A , M. P S I. , P S I KOLO G T I T I R AT N A G A R N A S I H , M. P S I , P S I KOLO G F I D I A H A N A N Z A H A R A , M. P S I , P S I KOLOG ❑Perilaku manusia sangat komple...
Teknik-teknik (Pencatatan) Observasi D R. H. I R FA N FA H M I , S.T H. I , M. P S I. , P S I KOLOG D R. A G U S M U LYA N A , M. P S I. , P S I KOLO G T I T I R AT N A G A R N A S I H , M. P S I , P S I KOLO G F I D I A H A N A N Z A H A R A , M. P S I , P S I KOLOG ❑Perilaku manusia sangat komplek → perlu jeli dalam observasi ❑Tidak semua perilaku dapat diamati dengan cara yang sama ❑Ada ketepatan memilih teknik dan kemahiran menggunakan teknik ❑Keberhasilan observasi salah satunya ditentukan ketepatan memilih teknik pencatatan Pendekatan Teknik Observasi ❑Setiap ahli memaparkan jenis yang berbeda dalam teknik observasi, namun bermuara pada 2 pendekatan : ❑Pendekatan KUANTITATIF ❑Pendekatan KUALITATIF ❑Perbedaan terletak pada PERILAKU dan DATA yang dihasilkan ❑Pendekatan kuantitatif berpusat pada perilaku diskrit dan non diskrit, kuantifikasi perilaku dan data yang dihasilkan berupa angka yang perlu diolah secara statistik → metode tertutup ❑Pendekatan kualitatif berpusat pada perilaku non diskrit, dan data yang dihasilkan berupa narasi yang perlu dipahami maknanya → metoda terbuka Berbagai Teknik Observasi ❑Perbedaan teknik didasarkan pada tujuan dan perilaku yang diamati. ❑Teknik Observasi dengan pendekatan kuantitatif : ❑Behavior Tallying ❑Charting ❑Checklist ❑Frequency Counts ❑Time Sampling ❑Rating Scale ❑Class List Log ❑Teknik Observasi dengan pendekatan kualitatif : ❑Anecdotal Record ❑Running Records ❑Diary Descriptions ❑Event Sampling ❑Transcriptions of Interviews and Conversation ❑Description of Cognitive Task Experiments ❑Nielsen (2010) menambahkan WORKS SAMPLES sebagai teknik observasi meliputi : ❑Audio/Video Recordings ❑Constructions ❑Art Media ❑Photographs ❑Writings ❑Drawings ❑ Media bantu dalam pencatatan ❑Digital Recorder ❑Handycam ❑Kamera digital ❑Smartphone ❑CCTV ❑Video Camera CHECKLIST Dr. H. Irfan Fahmi, S.Th.I, M.Psi., Psikolog Dr. Agus Mulyana, M.Psi, Psikolog Titi Ratna Garnasih, M.Psi, Psikolog Fidia Hanan Zahara, M.Psi., Psikolog Definisi Checklist Checklist adalah teknik pencatatan yang menyatakan keberadaan atau ketidakberadaan sesuatu Contoh sederhana : Daftar belanjaan Daftar hadir → benar-benar menunjukan ada atau tidak ada → ada 2 kemungkinan pilihan Karakteristik Checklist Checklist digunakan apabila jenis tingkah laku yang akan muncul telah diketahui dan tidak dibutuhkan informasi tentang frekuensi dan/atau kualitas lain dari tingkah laku tersebut Checklist digunakan untuk mencatat kejadian tentang specific behavior in a given context “specific behavior” → Mengindikasikan bahwa checklist dibuat jauh sebelum observer melakukan observasi, observer mengetahui hal apa saja yang akan diobservasi dalam daftar perilaku “given context” → Beberapa perilaku yang ada dalam daftar besar peluangnya akan muncul dalam setting dan situasi tertentu. Contoh : checklist tentang perkembangan fisik/motorik → diamati ketika anak berada pada setting dimana perilaku yang ada dalam daftar memiliki peluang besar untuk muncul → di tempat bermain Checklist adalah suatu metode tertutup (closed method) karena tidak ada data mentah atau kejadian yang dicatat, tapi yang ada hanyalah keputusan observer yang berkaitan dengan kriteria. Checklist sangat selektif karena hanya memberikan kesempatan kepada observer membuat keputusan yang berkaitan dengan kriteria. Checklist sangat terstruktur, maksudnya item-item yang menggambarkan perilaku yang ada dalam daftar harus didefinisikan (definisi operasional) secara jelas Hal penting dalam Checklist Tepat tidaknya suatu checklist tergantung pada familiar tidaknya observer dengan kriteria yang ada Tepat tidaknya suatu checklist tergantung pada kemampuan observer untuk meng-assess kriteria secara akurat Kriteria dalam checklist harus sangat observable dan tidak memberi kesempatan kepada observer untuk menilai secara subyektif Observable vs Non Observable Pernyataan/kriteria Keterangan Dapat duduk tanpa dibantu dalam Observable dan waktunya waktu 2 menit terukur Menggunakan pinset untuk Observable mengambil benda-benda kecil Mampu mengerjakan hampir Tidak jelas , apa yang dimaksud semua keterampilan yang dengan hampir semua menggunakan otot kecil keterampilan yang menggunakan otot kecil Pernyataan / Kriteria Keterangan Dapat berjalan 6 langkah di atas Observable balok keseimbangan selebar 10 cm Dapat menggunting Kriteria terlalu kabur, kriteria yang lebih akurat adalah dapat menggunting mengikuti garis lurus atau dapat menggunting mengikuti garis lengkung Pernyataan/kriteria Keterangan Bergerak dengan ‘indah’ Kriteria kabur, observer harus menginterpretasikan apa yang dimaksud dengan “indah” di sini. Kriteria yang observable adalah dapat bergerak mengikuti irama music atau dapat bergerak tanpa menubruk benda-benda yang ada di ruangan Daftar kriteria dalam checklist yang dikonstruksi dengan baik memiliki ciri SPESIFIK dan DIBATASI pada hal-hal yang observable (dapat diamati tingkah lakunya). Checklist biasanya dipergunakan bersama- sama dengan metode pencatatan lain agar dapat mendokumentasikan dengan baik area yang spesifik. Contoh X Anak dapat duduk tanpa dibantu X Anak dapat merangkak Anak dapat bangkit dan berdiri dengan berpegangan pada meubel Anak dapat berjalan dengan berpegangan pada meubel Anak dapat berjalan sendiri dengan tegak Reliabilitas Checklist Mengacu pada sejauhmana daftar kriteria/pernyataan dibuat dan didefinisikan secara jelas Reliabilitas yang relevan adalah Intraobserver reliability Interobserver reliability Intraobserver reliability Penggunaan checklist yang sama oleh observer yang sama dalam waktu yang berbeda akan memberikan hasil yang sama Contoh : checklist tentang agresi Yang dimaksud tingkah laku agresi harus didefinsikan secara jelas, perilaku agresi yang dimaksud mencakup apa saja; sehingga ketika perilaku itu tampil, observer mengenalinya dan kemudian memberi tanda pada form checklist meski diambil datanya pada waktu yang berbeda Interobserver reliability Konsistensi atau stabilitas pencatatan yang dilakukan oleh lebih dari satu observer yang menggunakan checklist yang sama ketika mengamati observee yang sama Validitas checklist Validitas maksudnya adalah checklist memasukkan atau mengukur perilaku-perilaku, keterampilan-keterampilan atau karakteristik- karakteristik yang sesuai dengan tujuan checklist itu dibuat Lebih sukar untuk dicapai karena kemungkinan ketidaksesuaian konsep dengan realitas yang ada Jenis-jenis Checklist 1. Checklist yang digunakan untuk mengukur ada atau tidak adanya perilaku yang dimaksud tanpa dibatasi waktu dan konteks 2. Checklist yang dibuat untuk mengukur ada atau tidak adanya perilaku tertentu dengan dasar norma usia 3. Checklist yang berisi perilaku-perilaku tertentu dalam beberapa area perkembangan dengan dasar norma usia Penggunaan Checklist Mencatat ada tidaknya suatu tingkah laku atau kriteria yang akan dinilai. Memperlihatkan kemajuan dalam suatu rangkaian perkembangan Mengukur kemajuan/progresivitas. Sebagai suatu screening untuk melihat adanya hambatan dalam suatu perkembangan Dapat digunakan sebagai a curriculum planning tool untuk menyusun kurikulum individu terutama dalam terapi Kelebihan Checklist Dapat digunakan untuk beragam situasi Efisien dalam waktu dan pengerjaannya Komprehensif (dapat mencakup beberapa area perkembangan dalam satu checklist ) Mendokumentasikan perkembangan/perubahan sehingga merupakan dokumentasi individual untuk setiap orang Merupakan suatu ilustrasi yang jelas mengenai kontinum perkembangan Keterbatasan Checklist Tidak mencatat detail dari suatu kejadian Mungkin dibiaskan oleh observer Tergantung pada kriteria yang observable Memiliki banyak item sehingga mungkin menghabiskan banyak waktu PARTICIPATION CHART Dr. H. Irfan Fahmi, S.Th.I, M.Psi., Psikolog Dr. Agus Mulyana, M.Psi, Psikolog Titi Ratna Garnasih, M.Psi, Psikolog Fidia Hanan Zahara, M.Psi., Psikolog Definisi Model pencatatan yang digunakan ketika sejumlah individu diobservasi secara serentak dan partisipasi mereka dalam suatu aktivitas tertentu Biasanya digunakan dalam aktivitas yang memancing keterlibatan partisipasi antar individu sebagai bagian penting dari tingkah laku yang harus diobservasi Contoh : Aktivitas diskusi kelompok Aktivitas rapat Aktivitas games/simulasi Perilaku pada dasarnya ada yang bersifat individual dan ada yang ber-setting dalam kelompok Untuk mengamati individu dalam kelompok perlu cara dan pendekatan berbeda Perilaku yang diamati ada bersifat diskrit dan non diskrit Tingkah laku diskrit ❑ Tingkah laku yang dapat dihitung → tingkah laku yang dengan segera dapat diidentifikasi mulai dan selesainya ❑ Misal : tingkah laku menendang bola, tingkah laku memukul ❑ Tingkah laku tsb dicatat dalam FREKUENSI, berapa kali tingkah laku terjadi Tingkah Laku Non Diskrit ❑ Tingkah laku yang sulit dimasukkan dlm unit yang diskrit. ❑ Misal :Tingkah laku menangis, tingkah laku berjalan di ruangan ❑ Tingkah laku spt ini dicatat dalam DURASI (lamanya/waktu) , berapa menit tingkah laku terjadi Persiapan Participation Chart Tujuan observasi termasuk informasi yang hendak diperoleh Mempersiapkan form yang akan digunakan (ada 4 form pilihan: A, B, C, D) Mempersiapkan definisi operasional dari form yang akan digunakan Form participation chart Model A Model Tabel sederhana terdiri atas : BARIS untuk membuat daftar nama- nama orang yang akan terlibat dalam aktivitas (di sebelah kiri) KOLOM untuk men-tally keterlibatan observee dalam kegiatan (di sebelah kanan) Nama Partisipasi* Kontribusi* Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek (N) *Perlu diberi definisi operasional Hal yang harus diperhatikan Tujuan observasi yang akan dilakukan Pembuatan definisi operasional dari form A yakni “partisipasi” & “kontribusi” Pembuatan form pencatatan yang disesuaikan dengan jumlah yang diamati Simpulan dari data yang diperoleh Contoh : Sekelompok anak pramuka berkemah di hutan (9 orang anak) Kakak pembina menugaskan untuk mencari tanaman obat Setiap anggota kelompok harus membawa tanaman obat untuk diserahkan Anggota kelompok yang membawa paling banyak tanaman obat akan dinyatakan sebagai pemenang Form A : Mencari Tanaman Obat No Nama Partisipasi Kontribusi 1. Mulyana 3 5 2. Fahmi 5 3 3. Rahmawati 7 5 4. Neina 2 0 5. Asep 0 0 6. Azki 8 1 7. Ageng 3 3 8. Sari 5 4 9. Gyna 6 4 Total 39 25 Informasi dari Data Siapa yang kontribusinya paling banyak ? Siapayang kontribusinya paling sedikit ? Siapa yang tidak ada kontribusinya sama sekali ? Format participation chart Model B Dikenal dengan istilah seating arrangement karena modelnya seperti susunan kursi yang melingkar Budi Dedi Dede Ujang Hal yang harus diperhatikan Tujuan observasi yang akan dilakukan Pembuatan definisi operasional dari form B didasarkan pada tujuan observasi secara spesifik Pembuatan form pencatatan yang disesuaikan dengan jumlah yang diamati Simpulan secara lebih cermat dari data yang diperoleh Contoh : Sejumlah pemuda Karang Taruna dilibatkan dalam rapat pembangunan jembatan desa Kita berperan sebagai pendamping pembangunan yang ditunjuk oleh Pemerintah Daerah setempat Dari rapat yang dilaksanakan kita akan mencari pemuda Karang Taruna yang dijadikan sebagai koordinator kegiatan Budi P llllll A R T I C I P A Dedi Dede T llll I O N C H A R ll T Ujang B Informasi dari Data Siapa kandidat koordinator ? Siapa yang tepat menjadi koordinator ? Format participation chart Model C Model digunakan jika membutuhkan kualitas dari keterlibatan observee dalam kegiatan yang dilakukan Pengembangan dari model A sehingga bentuk form hampir sama Kualitas keterlibatan observee dibuat dalam 3 kategori yang kemudian dikoding Participation Chart C Aktivitas : Tanggal : Observer : Total Total Relevan Nama Contribution* Contribution* Abel Ellen Charles Susan Peter Dody James Sam Hal yang harus diperhatikan Tujuan observasi yang akan dilakukan Pembuatan definisi operasional dari kategori koding pada form C, yaitu : “Kontribusi yang relevan” “Kontribusi yang tidak relevan” “Kontribusi yang netral” Definisi harus jelas dan dapat dibedakan sehingga ketika menandai tidak keliru Pembuatan form pencatatan yang disesuaikan dengan jumlah yang diamati Pemberian koding dari setiap kategori, yakni : Kontribusi yang relevan diberi symbol (I) Kontribusi yang tidak relevan diberi symbol (0) Kontribusi yang netral diberi symbol (-) Simpulan dari data yang diperoleh Contoh : Sejumlah anggota DEMA melakukan diskusi mengenai konsep acara kegiatan bakti sosial di suatu desa Diskusi yang mereka lakukan mendapat pantauan dari anggota SC Sejauhmana keterlibatan anggota DEMA dalam diskusi tersebut menjadi pertimbangan untuk persetujuan konsep acara dimaksud Participation Chart C Aktivitas : Diskusi Baksos Desa Tanggal : 24 April 2018 Observer : Mulyana Total Total relevan Nama contribution contribution Abel l l l - 4 3 Ellen 0 0 Charles - - l - 4 1 Susan l l l l l l 6 6 Peter l l l l 4 4 Dody 0 0 0 0 0 0 0 0 8 0 James 0 l 2 1 Sam l - l - 4 2 Informasi dari Data Siapakah yang mendominasi diskusi ? Siapakah yang mengacaukan jalannya diskusi ? Siapakah yang kontribusinya besar terhadap pencapaian tujuan diskusi ? Siapakah yang tidak memberikan kontribusi sama sekali ? Format participation chart Model D Hampir sama dengan form C yakni digunakan jika dibutuhkan kualitas dari partisipasi. Kualitas keterlibatan observee dibuat dalam 2 kategori Selanjutnya diberikan koding untuk kedua kategori tsb PARTICIPATION CHART D Aktivitas : Tanggal : Observer : Subjek 1 Subjek 2 Subjek 3 Subjek 4 Subjek 5 Subjek 6 Subjek (N) Hal yang harus diperhatikan Tujuan observasi yang akan dilakukan Pembuatan definisi operasional dari kategori pada form D, yaitu : Facilitating contribution Interfering contribution Definisi harus jelas dan dapat dibedakan sehingga ketika menandai tidak keliru Pembuatan form pencatatan yang disesuaikan dengan jumlah yang diamati Pemberian koding dari setiap kategori, yakni : Facilitating contribution → diberi simbol (I) Interfering contribution → diberi simbol (0) Simpulan dari data yang diperoleh PARTICIPATION CHART D Aktivitas : Diskusi Baksos Tanggal : 5 Mei 2018 Observer : Fahmi Caroll l l l l David l Adam 0 0 0 Tony l l l 0 l Peter l l l l l Betty 0 0 0 Susan l l l l l l Informasi dari Data Siapakah yang memberikan kontribusi positif terhadap jalannya diskusi ? Siapakah yang memberikan kontribusi negatif terhadap jalannya diskusi ? Siapakah yang menjadi ‘pengacau’ jalannya diskusi ? Siapakah yang kontribusinya sedikit terhadap jalannya diskusi ? Kendala dalam Pelaksanaan Participation Chart Ada kesulitan tersendiri karena pelaksanaan observasi secara serentak sehingga dibutuhkan kecermatan lebih untuk mengamati beberapa orang sekaligus Mungkin terjadi berbagai gangguan fisik sehingga tidak tercatat Definisi operasional yang tidak jelas menyulitkan proses pencatatan Mungkin terjadi adanya perilaku yang tidak tercakup dalam definisi operasional Pengolahan Data Beberapa pertanyaan mendasar yang perlu dipertimbangkan : Berapa banyak “tindakan partisipasi” dari setiap partisipan rapat Siapakah yang paling dominan ? Berapa banyak pembicaraan yang “positif” dibanding semua pembicaraan yang dilakukan Berapa banyak pembicaraan yang positif dari setiap partisipan. Siapakah yang kontribusi partisipasinya “paling positif” dan siapa yang paling tidak ? Setelah semua dihitung frekuensinya kemudian dipersentasekan Interpretasi Data Perlu dibantu dengan pemahaman mengenai dinamika kelompok Dalam beberapa hal informasi dari identitas atau riwayat hidup menjadi sangat penting untuk melihat latar belakang subjek Informasi dari beberapa observer perlu untuk validasi data Penting informasi tambahan dari observer selama proses pencatatan berlangsung TEKNIK PENCATATAN KUALITATIF – NARRATIVE DESCRIPTION Dr. H. Irfan Fahmi, S.Th.I, M.Psi, Psikolog Dr. Agus Mulyana, M.Psi, Psikolog Titi Ratna Garnasih, M.Psi, Psikolog Fidia Hanan Zahara, M.Psi, Psikolog Jenis Teknik Pencatatan Kualitatif ❑ Narrative Description ❑ Anecdotal Record ❑ Running Records ❑ Diary Descriptions ❑ Event Sampling ❑ Transcriptions of Interviews and Conversation ❑ Description of Cognitive Task Experiments Narrative Description Memiliki karakteristik : Bentuk dasarnya bersifat narative (penggambaran dlm bentuk cerita) Mendeskripsikan tingkah laku Merupakan metode formal pencatatan tingkah laku yang mensyaratkan : adanya gambaran yg detail dan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya Gambaran rinci terstruktur (terencana) dan ada kontrol Kriteria yg ditentukan sebelumnya sesuai tujuan → time of day, person, setting mengacu pada when, who, how, why saat melakukan observasi Tujuan penggunaan Terutama digunakan untuk memperoleh gambaran secara detail dari beberapa aspek perilaku individu sehari-hari baik perilaku yang tidak biasa atau perilaku yang biasa terjadi Tujuan utama narrative description adalah untuk mendapatkan gambaran perilaku secara detail, dan obyektif tanpa ada penyimpulan, interpretasi atau penilaian Hal yg digambarkan dlm narrative description : Tingkah laku Konteks (mencakup setting dan situasi) perilaku Rangkaian bagaimana tingkah laku terjadi Deskripsi yg baik memungkinkan pembaca dgn mata tetutup mendapatkan gambaran mental mengenai keseluruhan yg terjadi seolah-olah kejadian itu ada dihadapannya Jenis Narrative Description Disebut Anecdotal Record bila memasukkan segala hal yang dipandang penting oleh Observer Disebut Running Record bila menggambarkan kejadian sesuai pemunculannya. Sifat gambaran Global Description (molar/broad description) fokus pada tindakan yang menggambarkan tingkahlaku sebagai suatu kesatuan Semi-global Description, mengandung detail umum tingkahlaku yang menjadi perhatian Narrow Description (molecular/fine description) Andi pergi mengambil anggur untuk ibunya (Global Description) Andi mengambil keranjang dari meja dapur dan berjalan ke luar, dimana ia menyandarkan sepedanya dan kemudian pergi untuk memetik buah anggur untuk ibunya (Semi-global Description) Andi mengambil keranjang berwarna coklat tua dari meja dapur yang terlihat berantakan dan berjalan ke luar dengan tergesa-gesa, dimana ia menyandarkan sepeda tua yang sudah kusam warnanya pemberian mendiang ayahnya dan kemudian pergi untuk memetik buah anggur untuk ibunya yang sedang terbaring sakit di klinik (Narrow Description) Pencatatan yang dipakai Behavior descriptive statement & Low inferential Yang dicatat adalah observasi langsung tingkahlaku Behavior inferential statements & High inferential Yang dicatat adalah interpretasi yang didasarkan observasi langsung atau judgement Kelebihan Narrative Description Open method sehingga dapat menyediakan gambaran yang lengkap apa yang sebenarnya terjadi di seputar individu dan perilakunya {mencakup konteks (setting & situasi serta perilaku yg muncul } selama periode waktu kita melakukan observasi Adanya gambaran yg lengkap memudahkan dalam interpretasi/memaknakan apa yang berada di balik perilaku individu Narrative description dapat menjaring style unik, attitudes, fears, abilities individu ketika berada dalam berbagai konteks di bawah kondisi yang natural sehingga memudahkan dalam memaknakan karakteristik individu atau keunikan individu Pencatatan dgn narrative description akan sangat bernilai apabila kita ingin mengetahui bagaimana perilaku individu berada dalam konteks yang serupa setelah mereka bertambah usia →terutama bila kita ingin mempelajari perubahan perilaku & perkembangan individu di waktu2 dan tempat yang berbeda Memberikan data tingkahlaku dan kesan umum Memberikan gambaran urutan kejadian Menjadi alat untuk pengumpulan informasi dan menemukan tingkahlaku “kritis” Memungkinkan melihat perkembangan Memberikan data kesukaran-kesukaran yang berkelanjutan Menjadi pendahulu sebelum dilakukan observasi yang lebih sistematis Kelemahan Narrative Description Memakan waktu yang relatif lama Membutuhkan observer yang banyak Biaya lebih mahal → tenaga observer banyak Tidak efisien apabila kita ingin mendapatkan data perilaku sampel yg representatif secara cepat Perilaku sulit untuk dikuantifikasi ke dalam sistem coding Membutuhkan skill & usaha yang kuat dari observer utk tetap mengamati & mencatat data perilaku secara detail secara terus menerus ketika periode obervasi. Sukar untuk divalidasi Kadang sukar menggambarkan keseluruhan tingkahlaku kritis Kadang memberikan data yang sukar digeneralisasikan Data dari satu observer ke observer yang lain dapat berbeda Kelemahan dari Observer Narrative description secara teoritis tidak memiliki kelemahan, namun secara praktis memiliki kelemahan yaitu ketika observer menjadi lelah karena melakukan observasi secara terus menerus Utk mengatasi kelemahan itu, observasi hendaknya dibagi ke dalam periode-periode yg setiap periodenya paling lama terdiri dari 1 jam Aktivitas observasi dan pencatatan terjadi dalam periode waktu 1 jam tsb Bila lebih dari 1 jam, gunakan beberapa observer secara bergiliran TEKNIK PENCATATAN KUALITATIF – ANECDOTAL RECORD & DIARY DESCRIPTION Dr. H. Irfan Fahmi, S.Th.I, M.Psi, Psikolog Dr. Agus Mulyana, M.Psi, Psikolog Titi Ratna Garnasih, M.Psi, Psikolog Fidia Hanan Zahara, M.Psi, Psikolog ANECDOTAL RECORD Merupakan metode informal observasi Cara pencatatan observasi yang berisi gambaran secara naratif kejadian yang terjadi secara beberapa detik atau beberapa menit, dimana kejadian itu dapat merupakan kejadian yang biasanya terjadi atau yang tidak biasanya terjadi Metode observasi yang biasa digunakan guru untuk merekam perilaku anak sejak anak kelas 1 hingga kelas 2 selanjutnya guna mendapatkan data untuk referensi di masa depan atau sebagai tambahan data untuk memahami beberapa aspek perilaku anak a WORD PICTURE of an incident, behavior or event that occurred yang menyatakan kepada pembaca WHEN, WHERE, WHO dan WHAT deskripsi dari kejadian/perilaku harus FAKTUAL, maksudnya fakta kejadiannya yang dicatat bukan penilaian/interpretasi observer thd kejadian/perilaku itu anecdotal record biasanya digunakan utk mencatat perilaku/kejadian yang tidak dapat diantisipasikan sebelumnya , atau perilaku/kejadian yang terjadi secara spontan karena itu anecdotal record dikatakan sangat tidak terstruktur (not highly structured) atau open method yaitu gambaran secara naratif yang berisi detil kejadian/perilaku gambaran detil kejadian yang dimaksud adalah : deskripsikan settingnya catat semua individu yang berada pada setting itu ( orang dewasa dan anak-anak yang ada ) deskripsikan kejadiannya : bagaimana rangkaian kejadian / peristiwa atau keurutan kejadiannya bagaimana reaksi individu terhadap kejadian tsb catat dialog secara tepat (seperti yang terdengar) Karakteristik Anecdotal Record ( Goodwin & Driscoll) Pencatatan merupakan hasil dari observasi langsung Pencatatan merupakan data yang akurat dan spesifik tentang kejadian / peristiwa tertentu Pencatatan anecdotal record menyediakan informasi tentang konteks terjadinya perilaku anak, mengidentifikasi setting dan situasi shg perilaku tidak dapat dipisahkan dari kejadian / peristiwa yang mempengaruhi atau menyebabkannya. Apabila kesimpulan atau interpretasi dibuat oleh observer, maka interpretasi ini merupakan sesuatu yang terpisah dari data/deskripsi obyektifnya Anecdotal record mencatat peristiwa / perilaku yang biasa atau perilaku yang tidak biasa yang ditampilkan anak Persiapan pencatatan Anecdotal Record Be factual, faktanya yang dicatat bukan penilaian observer thd perilaku / kejadian / peristiwa itu Be purposeful, tidak semua perilaku yang tidak dapat diantisipasikan dicatat. Yang dicatat adalah perilaku-perilaku yang relevan dengan tujuan observasi itu sendiri Be systematic Kelebihan Anecdotal Record Tidak membutuhkan format khusus Memungkinkan pembaca utk mengetahui fakta dan detil setiap kejadian sehingga dapat ditarik kesimpulan yang akurat Memberikan gambaran singkat mengenai kejadian secara kontekstual Memberikan kepada pembaca “ sense of being there“ Memungkinkan penarikan kesimpulan yang berbeda setelah mengetahui detil kejadian Mudah bagi pembaca untuk diinterpretasikan sesuai dengan tujuan observasi Kelemahan Anecdotal Record Sulit dlm memilih perilaku yang akan dicatat yang relevan dengan tujuan observasi Observer secara intensif menulis seluruh detil kejadian Membutuhkan perhatian observer utk mencatat interaksi antara anak-anak Hanya dapat difokuskan pada perilaku/kejadian yang terjadi beberapa menit Hanya dapat difokuskan pada satu atau dua individu pada saat yang sama DIARY DESCRIPTION Merupakan metode observasi yang bersifat informal Merupakan metode tertua untuk mengobservasi perkembangan anak Observasi dilakukan untuk jangka waktu yang lama (longitudinal) terhadap aspek-aspek tertentu kehidupan anak yang ingin dilihat bagaimana perkembangan dan pertumbuhannya Pencatatan diary memiliki sasaran mencatat rangkaian peristiwa munculnya tingkah laku baru dalam aspek perkembangan tertentu pada bayi atau anak prasekolah Penggunaan pencatatan diary (harian) penekanan atau fokusnya adalah pada munculnya perilaku-perilaku baru dalam aspek perkembangan tertentu (misal aspek fungsi intelektual, bahasa, sosial dan emosi) → a topical diary Apabila mau melihat seluruh aspek perkembangan → comprehensive diary Tujuan diary description adalah memetakan tahap demi tahap kemajuan / progres kemampuan anak dalam suatu periode tertentu Menuntut hubungan yang dekat dan terus menerus antara anak dan observer → biasanya observernya adalah orang tua atau pengasuh Diklasifikasikan sebagai open method karena mencakup detil perilaku anak, perubahan perilaku dan konteksnya → data mentah Hasil diary description yang merupakan data mentah ini dapat diuji, dianalisis atau dibandingkan lagi kemudian dengan teknik pencatatan yang lain Aplikasi Observasi di Bidang Terapan Psikologi Dr. H. Irfan Fahmi, S.Th.I, M.Psi, Psikolog Dr. Agus Mulyana, M.Psi, Psikolog Titi Ratna Garnasih, M.Psi, Psikolog Fidia Hanan Zahara, M.Psi, Psikolog OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI KLINIS Identifikasi simptom dari gangguan Identifikasi tingkat gangguan Pendukung dalam proses konseling Evaluasi kemajuan terapi/konseling Pendukung dalam proses psikotes → projektif individual Bersama-sama dengan wawancara pada in take interview dan konseling OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI PERKEMBANGAN Identifikasi kemunculan gejala/simptom yang muncul dari gangguan/permasalahan perkembangan (khususnya anak) Identifikasi level gangguan perkembangan Identifikasi tingkat perkembangan anak Monitoring atau evaluasi hasil terapi atau intervensi pada anak OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI Studi ergonomika, contoh penelitian tentang peralatan militer mungkin di simulasikan Seleksi dan asesmen kepribadian, ada intervensi perlakuan kemudian dilihat bagaimana perilaku peserta Analisis jabatan, natural tanpa intervensi Identifikasi kebutuhan training Pemantauan perilaku dalam proses training (terutama out bound) OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI SOSIAL Studi Pemetaan masalah sosial dan kecenderungan masyarakat Studi kancah masalah sosial : agresivitas masyarakat, pelacuran, anak jalanan, tawuran. Studi perilaku manusia dalam situasi sosial : perempatan lalu lintas, perilaku menolong (eksperimental – partisipan) Evaluasi penderitaan korban Identifikasi kebutuhan intervensi sosial OBSERVASI DALAM PSIKOLOGI PENDIDIKAN Penelitian studi kelayakan kebijakan pendidikan Penelitian evaluasi kebijakan Penelitian tindakan kelas oleh guru Penilaian kemampuan mengajar Evaluasi hasil belajar Asesmen awal kemampuan siswa Identifikasi permasalahan siswa: belajar dan pribadi Contoh dalam Jurnal Direct Behavioral Observation in School Settings: Bringing Science to Practice Sekolah senantiasa berusaha untuk mengevaluasi masalah perilaku anak. Biasanya dilakukan prosedur observasi langsung. Artikel ini mencoba mengevaluasi prosedur observasi langsung tersebut. Evaluasi melibatkan para psikolog klinis dengan menggunakan beberapa prosedur observasi dalam setting sekolah. Contoh-contoh Form Observasi dalam Pemeriksaan Psikologi Dr. H. Irfan Fahmi, S.Th.I, M.Psi, Psikolog Dr. Agus Mulyana, M.Psi, Psikolog Titi Ratna Garnasih, M.Psi, Psikolog Fidia Hanan Zahara, M.Psi, Psikolog Pemeriksaan Psikologi (Psikotes) Umumnya dilakukan dengan pendekatan individual dan klasikal/kelompok Bisa terdiri atas pemeriksaan lengkap (tes, wawancara, dll) atau parsial. Observasi bisa dijadikan metode psikodiagnostik secara tunggal atau melengkapi metode psikodiagnostik lainnya. Observasi pada Pemeriksaan Psikologi INDIVIDUAL STATUS PRAESENS Kesan pertama pada saat pertama kali bertemu sampai terjadi kontak awal Terdiri atas Status Physicus (Fisik) & Status Psychicus (Psikologis) Kesan diperoleh melalui pengamatan dari ekspresi non verbal statis & ekspresi non verbal dinamis Ekspresi non verbal statis Bentuk fisik/konstitusi tubuh → Tinggi badan , berat badan termasuk ke dalam tipe tertentu (menurut teori tipologi) Kondisi tubuh → Dalam keadaan sakit, pilek, batuk, pucat, berkeringat Keadaan fisik → Ada cacat atau tidak Bentuk muka Pakaian dan tata cara berpakaian → Modis, rapi, bersih, merawat diri Tipologi manusia KRETSCHMER PIKNIS ⇨ pendek gemuk: dada bulat, perut besar, bahu tak lebar, leher pendek & kuat, kepala melorot, lengan & tungkai lemah, banyak lemak, punggung melengkung, otot & tulang tak tampak. LEPTOSOM ⇨ kurus jangkung: langsing, rongga dada kecil-sempit-pipih, rusuk tampak, perut kecil, bahu sempit, lengan & tungkai kurus, tengkorak agak kecil, tulang pd wajah jelas & bulat telur, berat badan kurang ATLETIS ⇨ proporsional: badan kokoh tegap, TB cukupan, bahu lebar & kuat, perut kuat, pinggul & kaki kuat, perbandinagan bahu & badan kecil, tengkorak besar & kuat, kepala & leher tegak, wajah bulat telur. DISPLASTIS ⇨ menyimpang dari konstitusi normal. Tipe ini tidak memiliki ciri yang khas, karena merupakan penyimpangan dari ketiga tipe yang sudah dijelaskan. Bila tidak masuk pada ketiga tipe tsb, berarti masuk tripe displastik. Ekspresi non verbal dinamis Cara memasuki ruangan Cara berdiri dan berjalan Cara berjabat tangan Jabatan erat, diguncang, jabatan lemah, hanya menyentuh Ekspresi wajah Tingkat kesadaran → compos mentis Tingkat Kesadaran Sadar Apatis, keadaan tidak ada perhatian pada sekeliling Somnoler, keadaan mengantuk, bila didiamkan segera tidur Saporokoma, tidak dapat dibangunkan tetapi masih bereaksi terhadap rangsangan fisik kuat Koma, tidak ada reaksi thd rangsangan dari luar Observasi dalam Wawancara Cara duduk Jarak duduk Posisi duduk (berubah-ubah atau tetap) Gerakan-gerakan tubuh Ekspresi wajah Cara bicara Reaksi-reaksi emosional Gerakan tiba-tiba Observasi dalam Tes (Kecerdasan) Saat diberi instruksi → Memandang tester, memandang kanan- kiri, bertanya atau tidak Daya tangkap → Cepat atau lambat Cara mengejakan tes setelah pembacaan soal selesai : →menjawab spontan atau ada jeda, cara bicara lancar atau terputus-putus konsentrasi : → penuh perhatian atau kurang konsentrasi sistematika kerja : → sistematis atau trial error keterampilan tangan :→ terampil atau tidak, nervous tempo kerja : → cepat lambat, tetap / tidak tetap Tingkah laku menghadapi kesukaran → Jarang minta bantuan, sering minta bantuan Sikap terhadap pertolongan → Acuh atau memperhatikan Sikap terhadap kesalahan → Impulsive atau bisa menguasai diri Sikap terhadap prestasi keseluruhan → Puas, sering mengkritik diri atau tidak puas Tingkah laku setelah akhir tes → Memberi tahu bila sudah selesai, diam saja, menanyakan apakah pekerjaannya benar atau salah, meninggalkan material tes secara teratur, langsung merombak atau membantu tester membereskan alat Gerakan-gerakan tubuh Gerakan tiba-tiba Informasi yang diperoleh selama pemeriksaan psikologi individual kemudian dicatat dengan teknik narrative description. Status praesens → Kesan pertama ketika terjadi kontak awal Observasi umum → Pengamatan terhadap tingkah laku sejak testee duduk, pada situasi wawancara, situasi tes → amati tingkah laku apa yang sering muncul (→ menunjukkan karakteristik) Observasi khusus → Pengamatan terhadap tingkah laku tertentu yang muncul selama pemeriksaan Kesimpulan → Gambaran kesan keseluruhan terhadap klien berdasarkan status praesens, observasi umum dan observasi khusus KERANGKA OBSERVASI J. SATTLER (Pendekatan Observasi Individual pada Anak) Sikap terhadap Pemeriksa Bagaimana testee berhubungan dengan tester ? Apakah ia malu, takut, agresif atau bersahabat ? Apakah testee negativistik, selalu mengeluh atau berusaha keras untuk menyenangkan tester ? Apakah ada perbedaan hubungan tester dengan testee saat kontak awal dan tahapan berikutnya ? Apakah testee berusaha mempengaruhi tester untuk memberikan jawaban terhadap pertanyaan ? Apakah testee memperhatikan tester dengan seksama untuk mengetahui apakah jawabannya sudah benar ? Sikap terhadap situasi tes Apakah testee relaks atau tegang dan terhambat atau tidak tenang ? Apakah ia tertarik atau tidak ? Apakah ia kelihatan yakin dengan kemampuannya Apakah ia bersemangat untuk terlibat atau harus diajak ? Apakah tugas dipandangnya sebagai permainan (games), menantang, atau mengancamnya karena akan membuatnya gagal ? Seperti apa perhatiannya ? Apakah selalu diperlukan mengulang instruksi ? Apakah mudah atau sulit mengumpulkan lagi perhatiannya jika sudah pecah ? Apakah ia terlihat menggunakan seluruh kemampuannya ? Apakah ia mencoba hanya jika diminta oleh tester ? Apakah ia mudah menyerah atau dia “ngotot” terus mencoba item yang sulit ? Apakah minatnya bervariasi sepanjang jalannya pemeriksaan ? Sikap terhadap diri Apakah ia percaya diri ? Apakah ia percaya diri ? Apakah ia sering menyatakan ia tidak mampu atau berkomentar menyombongkan kemampuannya atau ia cukup obyektif menilai hasil kerjanya ? Kebiasaan kerja Apakah tempo kerjanya cepat atau lambat ? Apakah ia kelihatan memikirkan dulu dan mengorganisasikan jawabannya atau ia memberikan jawabannya secara impulsif atau tidak hati-hati ? Apakah ia memperbaiki jawabannya ? Apakah ia berpikir dengan baersuara atau ia hanya memberikan jawaban akhirnya ? Reaksi terhadap item tes Jenis item tes apa yang menimbulkan reaksi seperti anxiety, ketegangan atau membuat mukanya memerah ? Apakah ada bagian tes tertentu yang membuatnya lebih nyaman dan yang tidak ? Apakah ia tertarik pada sejumlah item daripada lainnya ? Reaksi terhadap kegagalan Bagaimana reaksi testee terhadap kegagalan ? Apakah ia meminta maaf, mencari alasan (rasionalisasi) atau menerima kegagalannya dengan tenang ? Jika dihadapkan dengan item yang sulit, bagaimana reaksinya ? Apakah ia menyerah, menjadi agresif, bekerja lebih giat, mencoba berbuat curang, menjadi menghindar atau secara terbuka mengakui kegagalannya ? Jika ia menjadi agresif, apa atau siapa yang menjadi sasaran agresinya ? Jika ditanyai lebih lanjut mengenai suatu item, apakah ia memikirkan kembali jawabannya, mempertahankan jawaban pertamanya atau menjadi diam ? Reaksi terhadap pujian Bagaimana reaksi testee terhadap pujian ? Bagaimana ia menerimanya, apakah dengan gembira atau dengan malu ? Apakah pujian membuatnya bekerja lebih giat ? Bahasa Seberapa jelas dan akurat testee mengekspresikan dirinya ? Apakah ia berbicara dengan lancar, tersendat-sendat, jelas artikulasinya,tidak pasti atau tepat ? Apakah responnya terarah dan “to the point.” Atau tidak jelas, berputar-putar atau hanya asosiasi bebas ? Apakah ia membuat pembicaraan yang spntan dan bebas atau ia membatasi diri hanya menjawab pertanyaan ? Apakah pembicaraannya didasari persahabatan atau upaya untuk menghindari situasi tes ? Visual Motor Catatlah gerakan tangan, kaki dan ekspresi wajahnya dan bagaimana ia memegang material tes. Catatlah apakah ia kidal atau tidak ? Apakah waktu reaksi (reaction time)nya cepat atau lambat ? Apakah ia selalu bekerja secara trial and error (coba-coba ) ? Apakah ia terampil atau tidak ? Observasi pada Pemeriksaan Psikologi KLASIKAL Perlu diperhatikan hal penting dan menarik saat mengobservasi Pemahaman terhadap instuksi Kelengkapan data yang diminta Testee yang sering bertanya Testee yang sering “terlambat” dalam menyelesaikan tugas Testee yang mencuri kesempatan → memulai sblm waktunya dan masih bekerja saat waktu telah berakhir Reaksi-reaksi spontan yang muncul saat dilaksanakannya tes Bagaimana cara mengobservasi pada setiap tes yang diberikan → tes inteligensi, tes projektif, tes inventori Contoh Status Praesens & Observasi Status Physicus (Fisik) X adalah seorang laki-laki dengan tinggi sekitar 165 cm dengan berat sekitar 75 kg. Berperawakan tinggi dan agak gemuk Pada pertemuan ini X berpakaian rapi dengan baju putih dan becelana hitam dengan sepatu. Rambut pendek agak ikal tersusun rapi. Berkulit sawo matang dan berkaca mata. Secara keseluruhan terlihat rapi dan bersih. Status Psychicus (Psikologis) X menyambut dengan ramah dengan menjulurkan tangannya untuk bersalaman tampa ragu – ragu. Saat berbicara X sesekali merunduk dan kadang – kadang kurang memperhatikan lawan bicara. Kelopak matanya suka melihat kesana kemari dan tidak fokus dengan pemeriksa. Observasi Selama wawancara berlangsung, X agak jarang menjaga kontak mata dengan pemeriksa, ia hanya sesekali untuk melihat ke arah pemeriksa. Terkadang suaranya terdengar jelas dan tiba-tiba suaranya menjadi lebih kecil sehingga meminta RF untuk mengulangnya kembali. Ketika X menceritakan tentang dirinya, hubungannya dengan saudaranya terlihat kurang bersemangat seolah – olah menutupi. Dengan kakak kedua X kurang menyukainya dengan alasan ribet katanya.