Observasi dan Wawancara Klinis: SOI dan MSE PDF
Document Details
Uploaded by CelebratedVenus
Azzura Salsabilla Puspariyan Putri
Tags
Summary
Dokumen ini merupakan catatan observasi dan wawancara klinis untuk pasien dengan masalah kesehatan mental. Termasuk dalam catatan ini adalah topik-topik seperti interview setting, proses wawancara, dan tahapan wawancara klinis, sehingga cocok untuk referensi bagi praktisi kesehatan mental dan mahasiswa psikologi klinis.
Full Transcript
TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Observasi dan Wawancara Klinis: SOI dan MSE CLINICAL INTERVIEWING Proses interpersonal yang bersifat kompleks dan multidimensi di antara penyedia layanan profesional dan klien....
TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Observasi dan Wawancara Klinis: SOI dan MSE CLINICAL INTERVIEWING Proses interpersonal yang bersifat kompleks dan multidimensi di antara penyedia layanan profesional dan klien. Tujuan Utama ○ Asesmen; dan ○ Membantu. Untuk mencapai tujuan, clinicians dapat menekankan pada: ○ Pertanyaan diagnostik terstruktur; ○ Berbicara dan mendengarkan secara spontan dan kolaboratif; atau ○ Keduanya. Clinicians menggunakan informasi yang diperoleh dalam wawancara klinis awal untuk mengembangkan formulasi kasus dan rencana treatment. Bergantung pada setting disiplin klinis, orientasi teoritis, dan faktor lainnya, wawancara klinis juga dikenal sebagai: ○ Intake Interview; ○ Initial Interview; ○ Psychiatric Interview; ○ Diagnostic Interview; dan ○ First Contact or Meeting. BASIC ISSUES IN INTERVIEWING AND INTERVIEW PROCESS Interview Setting ○ Membantu menentukan kedalaman dan panjang wawancara, domain fungsi yang dinilai, jenis pertanyaan yang harus ditanyakan, dan tingkat kerja sama yang diharapkan. ○ Variety of Settings Emergency and Crisis Settings Outpatient Mental Health Settings Medical Settings Jail, Prison, and Courthouse Settings Confidentiality ○ Aturan informasi yang dikumpulkan dalam wawancara klinis, bukan suatu pengecualian, dan menghormati kerahasiaan adalah salah satu elemen penting dalam membangun dialog yang terbuka dan jujur. TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Interviewing Basics ○ Membangun rapport; ○ Empati; ○ Menggunakan refleksi; ○ Memperhatikan bahasa dan menghindari jargon; ○ Menggunakan humor; dan ○ Menanggapi pertanyaan dari klien dan mengelola pengungkapan diri. Diversity and The Interviewing Process ○ Diversity mencakup semua aspek identitas budaya. CONTOH: Usia, jenis kelamin, lokasi geografis, kemampuan fisik, ras dan etnis, preferensi agama, orientasi seksual, dan SES. ○ Hal yang Dipengaruhi Budaya Apakah individu mencari bantuan; Jenis bantuan apa yang mereka cari; Gaya koping dan dukungan sosial yang tersedia; dan Seberapa banyak stigma yang melekat pada gangguan mental. TAHAPAN CLINICAL INTERVIEW Establishing Rapport Presenting Problem or Chief Complaint ○ Opening Questions Apa yang bisa saya bantu hari ini? Tolong beri tahu saya apa yang membawa Anda ke sini untuk bertemu saya hari ini? Tolong beri tahu saya masalah apa yang membuat Anda datang untuk mendapatkan treatment? ○ Bentuknya bervariasi, seperti: Simtom (sulit tidur); Konflik interpersonal (putus cinta); Stresor pekerjaan (dipecat); Perasaan (cemas); atau Masalah perilaku (berkelahi). ○ Tugas interviewer adalah memperjelas presenting problem tersebut dan mengapa serta seberapa besar problem itu mengganggu klien. Perlu ditelaah onset, duration, course, severity, dan stresornya. ○ Proses observasi dan wawancara yang lebih mendalam terkait presenting problem klien dapat mengarah pada adanya dugaan gangguan mental yang dialami oleh klien, seperti: TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Kesulitan tidur dapat merupakan gejala dari gangguan tidur, cemas, depresi, dst. Berkelahi dengan orang lain, dapat merupakan gejala dari conduct disorder, adjustment disorder, substance-related disorder, dst. ○ Observasi dan wawancara klinis diarahkan terutama pada kejelasan gejala dan tanda-tanda serta fungsi mental → symptom oriented interview. SYMPTOM-ORIENTED INTERVIEW Konsep ○ Gangguan psikiatrik tampil dalam set karakteristik sign, simtom, dan perilaku; ○ Dapat diprediksi; dan ○ Membutuhkan respons treatment yang spesifik. Klasifikasi ○ Berdasar pada kriteria klinis, BUKAN asumsi patologi yang mendasari. Tujuan ○ Melakukan klasifikasi terhadap keluhan dan disfungsi klien menurut kategori diagnostik (DSM-V); dan ○ Membantu dalam melakukan prediksi (prognosis) dan seleksi secara empiris tentang treatment yang efektif. Metode ○ Mengobservasi perilaku klien dan memotivasi klien untuk menggambarkan masalah secara detil. ○ Tugas Interviewer Menerjemahkan persepsi ke dalam sistem dan tanda diagnosis deskriptif; Melakukan evaluasi terhadap keterampilan adjustment dan coping klien (e.g., bagaimana dia menghadapi gangguan); dan Melakukan asesmen tentang kondisi medis, masalah psikososial, dan lingkungan klien. Asumsi ○ Manifestasi gangguan yang sama bisa berbeda-beda pada setiap orang, termasuk mekanisme koping dan respons treatment-nya. ○ Perbedaan juga berlaku untuk hal-hal lain, termasuk prognosis. MENTAL STATUS EXAMINATION (MSE) Pengertian ○ Evaluasi yang didasarkan pada observasi terhadap perilaku verbal dan nonverbal maupun pengalaman subjektif dari pasien atau klien. TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) ○ Merupakan langkah penting evaluasi klinis terhadap individu yang menderita atau diduga mengalami gangguan mental. Tujuan ○ Menilai rentang fungsi mental individu secara kuantitatif dan kualitatif pada saat tertentu. Semakin parah gangguan, MSE semakin perlu diperdalam. ○ Pendeskripsian didasarkan pada apa yang dilihat dan didengar, BUKAN kesimpulan atau penilaian. Aspek yang Diamati ○ Gambaran umum; ○ Keadaan afektif (mood); ○ Fungsi kognitif; ○ Gangguan persepsi; ○ Proses berpikir; ○ Pengendalian impuls; ○ Daya nilai; ○ Tilikan (insight); dan ○ Taraf dapat dipercaya (reliabilitas). General Description (Gambaran Umum) Penampilan ○ Meliputi kesan fisik secara keseluruhan. CONTOH: Postur tubuh, dandanan, pakaian, apakah pasien/klien tampak sehat atau sakit, kuat atau rapuh; terlihat tua atau muda; keringat di dahi, mata lebar, kekanak-kanakan, dst. ○ Contoh Deskripsi S adalah seorang pria dengan tinggi badan 172 cm dan berat badan 65 kg. Badannya terlihat proporsional, namun bahunya terlihat agak membungkuk. Sebagian besar rambutnya tampak berwarna putih dan mengesankan penampilan S tampak lebih tua dari usia orang seusianya. Kuku tangan dan kaki S tampak panjang dan menghitam. S biasanya mengenakan kaos dan celana pendek selutut atau celana panjang. Kesadaran ○ Mencakup bagaimana tingkat kesadaran pasien/klien. CONTOH: Alert, coma, disorientasi, dream-like state, drowsiness. ○ Contoh Deskripsi Selama pemeriksaan, S berada dalam keadaan sadar penuh (compos mentis). TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Perilaku dan Aktivitas Psikomotor ○ Mencakup gerakan atau aktivitas motorik. CONTOH: Cepat, lamban, clumsy, berubah tiba-tiba, tidak bergerak, apakah gerakan terarah, gerakan repetitif, gigit-gigit kuku, hentak-hentak kaki, menghindari pandangan, gerakan meniru, dsb. ○ Contoh Deskripsi Selama pemeriksaan atau mengikuti aktivitas kelompok, S sering terlihat melakukan gerakan-gerakan berulang, yaitu menggerak-gerakkan kepala, leher, atau badannya ke depan dan belakang. S juga cukup sering menghabiskan waktunya dengan tidur di kamar. Biasanya setelah makan siang, ia akan tidur telentang atau tertelungkup di dalam kamarnya. Terkadang, ia akan duduk atau tidur di lantai yang ada samping tempat tidurnya. Dalam sehari, S biasanya merokok sebanyak 3 atau 4 kali. S juga beberapa kali tampak tertawa, meskipun tidak ada hal lucu yang sedang dibicarakan. Pembicaraan ○ Mendeskripsikan karakteristik fisik dari pembicaraan (e.g., kuantitas dan kualitas dari pembicaraan). CONTOH: Tidak spontan, banyak bicara, bicara cepat atau lamban, keras, monoton, stuttering, dsb. ○ Contoh Deskripsi S dapat merespon pertanyaan pemeriksa dan pembicaraan dengan baik. Namun, terkadang S menjawab pertanyaan pemeriksa dengan jawaban yang tidak sesuai atau sama sekali tidak berhubungan dengan pertanyaan pemeriksa. Sikap terhadap Pemeriksa ○ Apakah kooperatif, memperhatikan, ramah, defensif, curiga, memusuhi. ○ Contoh Deskripsi S bersikap kooperatif terhadap pemeriksa. Namun demikian, ada waktu di mana S tampak enggan terhadap pemeriksaan dan tidak berespon terhadap sapaan pemeriksa. S juga beberapa kali tampak memilih untuk tidur di dalam kamar sejak selesai olahraga pagi sampai saat pemeriksa pulang di sore hari. Keadaan Afektif (Mood) Afek ○ Merupakan responsivitas emosional. CONTOH: Apakah tergolong euthymic (normal), manik, depresif, dll. TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) ○ Contoh Deskripsi Secara umum, mood yang ditampilkan S cenderung bervariasi. Ada kalanya mood S tampak depresif, di mana ia lebih banyak menunduk, menghabiskan waktu di dalam kamar untuk berbaring dan menjawab pelan sapaan pemeriksa. Namun, ada kalanya S menampilkan mood yang ceria, di mana ia banyak tersenyum, melemparkan humor dan menyapa atau mengajak pemeriksa untuk berbicara terlebih dahulu. Ekspresi Afek ○ Bagaimana kemampuan mengekspresikan emosi (e.g., tumpul atau datar). ○ Contoh Deskripsi Ekspresi afektif yang ditampilkan S cenderung terbatas. Ia tampak dapat menampilkan tawa dan senyum ketika mendengar atau melemparkan humor. Namun, S tidak menampilkan ekspresi apapun ketika menceritakan kesedihan atau kekecewaan yang ia rasakan. Keserasian ○ Apakah serasi atau tidak dengan mood. ○ Contoh Deskripsi S secara umum tampak terlihat memiliki ekspresi emosi yang serasi dengan isi pembicaraan, di mana ia tertawa setelah melemparkan humor atau ketika bercanda dengan pasien lain. Empati ○ Apakah pemeriksa bisa merasakan empati kepada pasien/klien atau tidak. CONTOH: Selama pemeriksaan, ada kalanya pemeriksa dapat berempati dengan S. Namun, ada kalanya pula pemeriksa kurang dapat berempati, terutama jika S menampilkan ekspresi yang tidak sesuai dengan isi pembicaraannya. Fungsi Intelektual (Kognitif) Taraf Pendidikan, Pengetahuan Umum, dan Kecerdasan ○ Contoh Deskripsi Jika ditinjau dari anamnesa dan observasi yang dilakukan oleh pemeriksa, dapat disimpulkan bahwa S memiliki tingkat kecerdasan rata-rata. S sendiri menyelesaikan sekolahnya sampai lulus SMA dan sempat menempuh pendidikan di perguruan tinggi, namun isi pembicaraan S seringkali tidak runut dan logis. Daya Konsentrasi atau Atensi ○ Apakah perhatian mudah berubah, tidak fokus, atau terlalu fokus. ○ Contoh Deskripsi TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Selama pemeriksaan, S memiliki rentang waktu konsentrasi yang terbatas. Setelah beberapa waktu beraktivitas atau berbicara dengan pemeriksa, S akan merasa lelah dan memilih untuk kembali ke dalam kamarnya dan berbaring di atas tempat tidurnya atau di lantai. Setelah selesai makan, S biasanya memilih untuk tidur di dalam kamarnya. Orientasi ○ Meliputi waktu, tempat, dan orang. ○ Contoh Deskripsi S memiliki orientasi waktu yang baik. Hal ini ditunjukkan dengan S masih mengetahui hari pemeriksaan dan masih memperhatikan waktu pemeriksaan. Orientasi tempat S juga masih baik. Ia masih menyadari di mana ia berada saat ini. Ia juga mampu mengingat alamat tempat tinggalnya dan cara yang dapat ditempuh untuk pulang. Ia juga masih memiliki orientasi terhadap orang yang cukup baik. Ia dapat mengenali pemeriksa dan orang-orang di sekitarnya serta mampu membedakan antara perawat ruangan dengan mahasiswa keperawatan. Daya Ingat ○ Meliputi jangka panjang, jangka pendek, dan segera. ○ Contoh Deskripsi Jangka Panjang Daya ingat jangka panjang S masih cukup baik. Ia mampu mengingat nama-nama dan tahun kelahiran dari seluruh saudaranya. S juga mampu mengingat peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya beserta waktu kejadiannya. ○ Contoh Deskripsi Jangka Pendek Daya ingat jangka pendek S berfungsi secara baik. S mampu mengingat nama mahasiswa keperawatan yang baru saja dikenalnya. S juga mampu mengulang beberapa kata yang pemeriksa ucapkan. ○ Contoh Deskripsi Segera Ingatan segera S cukup baik. Ia dapat mengingat pertanyaan pemeriksa dan memberikan jawaban terhadap pernyataan tersebut. Pikiran Abstrak Gangguan Persepsi Halusinasi dan Ilusi ○ Contoh Deskripsi Sampai saat ini, S masih mengalami halusinasi pendengaran, yaitu suara kakaknya, suara-suara lain yang berusaha menjelek-jelekkannya, serta suara arwah gentayangan yang memperdengarkan suara bisikan TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) dari alam baka. Suara-suara ini terdengar terutama ketika S sedang sendirian atau berbaring di dalam kamarnya. Ketika ia sedang mengobrol bersama orang lain, suara tersebut tidak terdengar. Depersonalisasi dan Derealisasi Proses Berpikir Arus Pikiran ○ Produktivitas Mendeskripsikan kualitas dan kuantitasnya. Contoh Deskripsi Arus pikiran S tidak terlalu produktif. S butuh pertanyaan untuk memancingnya bercerita dan cenderung menjawab pertanyaan atau bercerita secara singkat. Dalam berespon terhadap pertanyaan, S biasanya memiliki jeda beberapa detik sebelum menjawab pertanyaan pemeriksa. ○ Kontinuitas Apakah pembicaraan lancar atau kontinu, berputar-putar, blocking, asosiasi longgar, inkoheren, dll. Contoh Deskripsi Tampak adanya inkoherensi dan asosiasi longgar dalam pembicaraan S. Isi pembicaraan yang disampaikan S seringkali tidak memiliki asosiasi dan tidak logis. Ia juga beberapa kali tampak melompat dari satu ide ke ide lain. Salah satunya adalah ketika ia menceritakan perasaannya yang sebelumnya muram durja menjadi senang. Ketika ditanyakan apa yang dimaksud dengan bermuram durja, ia mengatakan bahwa ia memiliki teman SMP yang bernama durjana dan sering tidak mengajaknya jajan di kantin. S juga beberapa kali tampak menjawab pertanyaan dengan jawaban yang sama sekali tidak berkaitan dengan pertanyaan yang diajukan. ○ Hendaya Berbahasa Apakah ada word salad, echolalia, dll. Contoh Deskripsi S sempat menampilkan adanya word clang association dengan menghubungkan 2 kalimat yang memiliki bunyi kata yang sama, namun dengan makna yang berbeda, yaitu bermuram durja dan teman yang bernama durjana. Namun, hal ini hanya dilakukan TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) sekali dan belum dapat diindikasikan sebagai suatu hendaya berbahasa. Isi Pikiran ○ Preokupasi Contoh Deskripsi S memiliki preokupasi terhadap kehidupan seks dan perempuan. Ia menyukai pembicaraan mengenai lawan jenis, pengalaman kehidupan seksualnya, serta cara agar ia dapat menarik perhatian perempuan muda. ○ Gangguan Pikiran Meliputi waham dan gagasan mirip waham. Contoh Deskripsi Adanya waham paranoid, yaitu waham persekusi, di mana ia memiliki keyakinan yang salah bahwa ia dijelek-jelekkan dan diperlakukan secara tidak adil. Pengendalian Impuls Meliputi pemahaman terkait: ○ Apakah ia ingin selalu pemuasan segera? ○ Apakah semua dorongan harus langsung dilakukan? Mengapa Penting? ○ Untuk memastikan kesadaran pasien tentang perilaku yang sesuai secara sosial; ○ Pengukuran potensi pasien dalam membahayakan diri maupun orang lain. Contoh Deskripsi ○ S cukup dapat mengendalikan impuls yang ia rasakan. Ia tidak harus dengan segera melakukan segala hal yang ia inginkan. Salah satu contohnya adalah ia masih dapat menahan keinginannya untuk merokok sampai waktu yang ditentukan untuk mendapatkan jatah rokok tiba. Daya Nilai Norma Sosial ○ Meliputi bagaimana etika, tata krama, atau adat istiadat sesuai dengan kebudayaan pasien. ○ Contoh Deskripsi S masih memiliki pemahaman yang cukup baik terhadap norma-norma yang berlaku di masyarakat. S masih dapat membedakan perbuatan yang benar dan salah. TIDAK UNTUK DI-COPY PASTE Azzura Salsabilla Puspariyan Putri (2006466025) Uji Daya Nilai (Judgment) ○ Meliputi kemampuan membuat kesimpulan dan penilaian serta kapabilitas penilaian sosial. ○ Contoh Deskripsi Uji daya nilai S cukup baik. Ia mampu membedakan perilaku yang baik dan buruk ketika menanggapi reaksi orang lain terhadap lingkungan atau reaksi orang lain terhadap perilakunya. Ia mampu mengoreksi ucapan atau perbuatannya ketika merasa ada perbuatannya yang mungkin membuat orang lain di sekitarnya kurang nyaman. Daya Nilai Realita ○ Meliputi ranah gangguan, seperti waham dan halusinasi. ○ Contoh Deskripsi Daya nilai realita S kurang baik. Delusi dan halusinasi yang dialami oleh S menghambatnya untuk membedakan realita dengan khayalannya. Meskipun demikian, S masih memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan lingkungan. Sejumlah peristiwa yang terjadi di rumah sakit dan hidupnya dapat ia ceritakan dengan baik dan sesuai. Tilikan (Insight) Meliputi: ○ Pemahaman terhadap dirinya; ○ Derajat kesadaran; dan ○ Pemahaman pasien tentang keadaan mereka. Contoh Deskripsi ○ S belum sepenuhnya memiliki pemahaman mengenai keadaannya dan apa yang harus ia lakukan agar kondisinya semakin membaik dan dapat segera keluar dari rumah sakit. Taraf Dapat Dipercaya Meliputi: ○ Impresi pemeriksa tentang reliabilitas pasien dan kapabilitas untuk melaporkan situasi mereka dengan adekuat → apakah dibuat-buat atau tidak. Contoh Deskripsi ○ Penjelasan S mengenai peristiwa dalam hidupnya dan masa kecilnya kurang dapat dipercaya karena kurang sesuai dengan alloanamnesa yang dilakukan oleh pemeriksa kepada ayahnya. Persepsi S terhadap fakta-fakta cenderung berbeda karena dipengaruhi oleh waham yang dimilikinya.