Pengantar Observasi PDF
Document Details
Uploaded by LovingEmerald3829
Universitas Brawijaya
Fatiya Halum Husna, M.Psi., Psikolog
Tags
Summary
This document provides an introduction to observation in psychology. It explores fundamental concepts, various types of observation, and different approaches to studying human behavior. Included within the document is a discussion of observational methods, material, learning objectives, and considerations for conducting a proper observation and analysis.
Full Transcript
PENGANTAR OBSERVASI TIM TEACHING ASESMEN PSIKOLOGI: OBSERVASI DAN WAWANCARA Learning Objective Mahasiswa mampu memahami konsep dasar observasi dalam bidang kajian psikologi terkait proses observasi, gambaran umum observasi, tujuan observasi: psychological...
PENGANTAR OBSERVASI TIM TEACHING ASESMEN PSIKOLOGI: OBSERVASI DAN WAWANCARA Learning Objective Mahasiswa mampu memahami konsep dasar observasi dalam bidang kajian psikologi terkait proses observasi, gambaran umum observasi, tujuan observasi: psychological assessment, metodologi (kuantitaif&kualitatif), langkah-langkah observasi, syarat-syarat observer yang baik, dan ecological assessment MATERIALS Definisi Observasi Kelebihan dan Ecological Kelemahan Observasi Assessment Tujuan Observasi Proses dan Langkah Observasi Let’s Try! Definisi Bahasa latin à melihat dan memperhatikan Observasi merupakan proses memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut Bertujuan untuk mendapatkan data tentang suatu masalah sehingga diperoleh pemahaman/sebagai alat re-checking/pembuktian terhadap informasi/ keterangan sebelumnya Definisi Observasi Menurut Para Ahli (Kusdiyati & Fahmi, 2015) Cartwright dan Corsini Elmira Bentzen Cartwright Observasi ialah Proses sistematis Aktivitas Aktivitas mencari suatu metode. dalam mengamati. mengamati. informasi. Bersifat formal atau Proses sistematis Aktivitas mencatat. Aktivitas informal. mencatat perilaku. Objek à tingkah memaknakan Aktivitas mengamati Tujuan à membuat laku. informasi. kejadian. keputusan. Informasi yang Menggunakan satu Aktivitas mencatat Objek à tingkah diperoleh à atau lebih panca apa yang diamati. laku. informasi mengenai indra. Objek à tingkah situasi sekarang, Memiliki tujuan laku. bukan masa lalu. tertentu. Proses sistematis dalam mengamati Suatu proses sistematis dalam mencatat perilaku Tujuan untuk membuat keputusan Objek observasi adalah tingkah laku Observasi dikatakan Ilmiah, jika… 01. 03. Berfokus pada tujuan- Dicatat dan dihubungkan secara tujuan penelitian yang telah sistematik dengan proposisi yang dirumuskan lebih umum, tidak hanya dilakukan untuk memenuhi rasa ingin tahu 02. 04. Direncanakan secara Dapat dicek dan dikontrol validitas, sistematik, bukan terjadi reliabilitas, dan ketelitian secara spontan dan acak sebagaimana data ilmiah Gabungan antara proses physiological (pengamatan secara indrawi/fisik) dan psychological (pemaknaan dari apa yang diamati) melalui peran otak. Pengamatan melalui panca Pemaknaan melalui peran otak indera Anda menyapa teman ”Hai”, teman anda tidak merespon terhadap sapaan anda Anda menyimpulkan : 1. Ia marah 2. Ia marah dengan seseorang 3. Ia asyik dengan dirinya sendiri 4. Ia sakit 5. Ia menghina anda Faktanya : Ia tidak membalas sapaan anda, Sisanya adalah interpretasi Anda. Untuk menentukan intepretasi mana yang sesuai tentu diperlukan data lain, artinya interpretasi Anda ketika melakukan observasi ditunda sampai memperoleh data lain yang lebih akurat Tujuan Observasi Mendeskripsikan setting yang dipelajari, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, orang yang terlibat dalam aktivitas Bagi psikolog, observasi perlu dilakukan dengan beberapa alasan: 1. Memungkinkan mengukur banyak perilaku yang tidak dapat diukur dengan menggunakan alat ukur psikologis (alat tes) à anak-anak 2. Prosedur testing formal seringkali tidak ditanggapi serius oleh anak-anak sebagaimana orang dewasa sehingga seringkali observasi menjadi metode pengukur utama 3. Observasi dirasakan lebih tidak mengancam dibandingkan cara pengumpulan data yang lain Manfaat Observasi Deskripsi detail memungkinkan pembaca Hasil observasi Deskripsi 1. yang dibuat dapat 2.memberikan 3. memberikan penafsiran sendiri dikonfirmasikan gambaran setting terhadap temuan- dengan literatur kehidupan nyata temuan, bagaimana akan diinterpretasikan Kelebihan dan Kelemahan Observasi - Digunakan untuk menyelidiki macam-macam gejala - Tugas subjek ringan, tidak mengisi angket atau mengalokasikan waktu untuk wawancara - Memungkinkan pencatatan secara bersamaan dengan berlangsungnya suatu peristiwa - Tidak bergantung pada self report - Dapat mencatat gejala yang kadang tak jelas berlangsungnya - Kronologi peristiwa dapat dicatat secara runtut dan setiap saat dapat dilihat Kembali - Perilaku amatan tidak dapat - Peralatan teknologi dapat merekam secara permanen, dapat diulang dianalisis secara independent untuk menjamin reliabilitas interpretasi - Perlu kecermatan dan ketelitian - Observasi dapat dikombinasikan dengan metode lain - Observer bias à rasa bosan, kelelahan, kurang terampil, dsb. - Observee bias à berperilaku tidak alami (faking good/faking bad) Lalu… Apa saja kriteria observer yang baik? Kriteria Observer yang Baik 1. Memiliki alat indera yang baik 2. Adanya minat dan kesediaan melakukan observasi 3. Mengerti latar belakang tentang materi yang akan di observasi 4. Mampu memahami kode-kode atau tanda-tanda tingkah laku untuk membedakan tingkah laku yang satu dengan yang lain 5. Membagi perhatian dan memusatkan perhatian 6. Dapat melihat hal-hal yang detail 7. Dapat bereaksi dengan cepat dan menerangkan contoh-contoh tingkah laku secara verbal/ non verbal 8. Menjaga hubungan antar observer dan observee 9. Bersikap netral dan bebas prasangka serta tidak cepat mengambil keputusan Proses dan Langkah Observasi Menentukan Pencatatan Penulisan objek observasi data observasi laporan 1 3 5 Step Step Step Step Step Step 2 4 6 Menentukan Kegiatan Pemaknaan dan tujuan observasi memperoleh kesimpulan data data observasi observasi Langkah Observasi - Sistematis Natural setting Event sampling Simulated Time sampling setting Controlled setting Where What Sundberg (1977) When How Participant Immediate observation recording Non Retrospective participant recording observation Natural setting WHERE Simulated setting Natural setting Controlled Setting observasi dengan level control yang rendah. setting Mengambil gejala dalam kehidupan sehari-hari observee. Where Simulated setting Setting observasi dengan level control yang tidak terlalu ketat. Diciptakan oleh observer. Contoh: situasi tes, situasi simulasi kerja. Controlled setting Setting observasi dengan level control yang sangat ketat. Observer mengontrol ketat seluruh stimulus yang akan berpengaruh. WHAT Event Event sampling sampling Time sampling Menentukan event atau tingkah laku spesifik yang akan diamati. Memiliki kararteristik tertentu sehingga dapat disebut sebagai tingkah laku. What Contoh: aktivitas bertengkar. Tingkah laku berupa suara keras, muka merah, ekspresi wajah tegang, menampar. Keputusan mengenai situasi yang Time sampling akan diamati, apakah menyeluruh Aspek-aspek tingkah laku yang dipilih yang terjadi dalam interval waktu atau hanya Sebagian, bagaimana tertentu. memilih yang akan diamati, jumlah Contoh: tingkah laku berupa suara keras saat aktivitas bertengkar. observer (individual atau kelompok), Interval waktu 30 - 60 detik. Selanjutnya, melakukan tally, ada atau metode pencatatan, dsb tidaknya suara keras pada 30 - 60 detik tersebut. WHEN Kapan waktu pencatatan data dilangsungkan Berapa lama batas waktu pengamatan Berapa banyak periode pengamatan dibutuhkan Saat yang tepat melakukan pengamatan When Immediate recording Immediate Pencatatan segera setelah tingkah laku target teramati. recording Dapat menghindarkan faktor lupa sehingga data lebih akurat. Retrospective recording Retrospective recording Setelah ada kesimpulan dari hasil wawancara atau hasil tes sebelumnya. Fokus pada kapan kejadian Dapat menggunakan checklist atau rating scale. yang akan diamati tersebut Pencatatan dilakukan setelah observasi selesai. Yang peru muncul diperhatikan dalam pencatatan jenis ini adalah terjadinya faktor lupa. HOW Participant observation How Observer terlibat dan mengambil bagian dalam aktivitas yang dilakukan observee. Participant Pencatatan observasi ditunda hingga proses observasi observation berakhir. Non participant observation Non participant observation Observer tidak terlibat atau mengambil bagian dalam Bagaimana menjadalan aktivitas yang dilakukan observee. pengamatan, menggunakan alat bantu rekam atau Alat bantu pencatatan: CCTV, one way mirror, alat perekam, langsung terlibat video, televisi. Aspek-aspek yang di observasi Berdasarkan tujuan / variabel yang menjadi target Ekspresi verbal, non verbal, respons verbal/non verbal/perilaku terhadap stimulus, atau kemunculan indikator khusus Level observasi dapat aspek khusus dari perilaku, individu, kelompok, dan situasi/proses Waktu (kapan, kecepatan, durasi), lokasi (tempat), penampakan eksterior (cara jalan, berpakaian), gaya bahasa (intonasi, pilihan kata) Aspek-aspek yang di observasi Yang diobservasi : 1. Exterior physical signs : pakaian, gaya rambut, sepatu, tato, rumah, perhiasan dll 2. Expressive movements : gerakan-gerakan tubuh seperti gerakan mata, wajah, postur, lengan, senyum, kerutan dahi dll 3. Physical location : perhatikan personal space dan lingkungan fisik 4. Language behaviour : menyilangkan kaki dll 5. Time duration Webb dkk (1966) & Denzin (1970) Ecological Assessment Pendekatan dalam Observasi Ethological Approach Experimental Approach Ecological Approach Studi biologis tentang Observasi digantikan oleh Mengobservasi perlaku alami dalam setting perilaku binatang form pencatatan yang alami (situasi sehari-hari) Observasi langsung otomatis Observer boleh menginterpretasi perilaku yang Lebih pada Perilaku sosial à fokus di amati pendekatan biologis pada respon tunggal dan Fokus pada bagaimana perubahan pada satu Jelas bentuk perilaku dijaga agar tidak perilaku memengaruhi perilaku lain/perubahan à laporan bukan dipengaruhi oleh stimulus pada salah satu bagian lingkungan akan interpretasi tapi dalam lain; membatasi stimulus menyebabkan perubahan pada bagian lain dari bentuk pernyataan yang tidak terkait lingkungan perilaku dan aktivitas Perilaku sosial à melihat Fokus pada: yang dapat diamati bagaimana dan kenapa 1. Physical attributes (lighting, noise, seating perilaku terjadi arrangement, dsb) 2. Psychological attributes (familial, peer, and teacher relationship) 3 Komponen Framework mendapat data Ecological Assessment (Hiltonsmith & Keller (dalam Sattler, 1988)) Thanks! Any Question? Observasi Fatiya Halum Husna, M.Psi., Psikolog MEETING OBJECTIVES Observasi Observasi Target Berdasar keterlibatan Berdasar proses Perilaku observer observasi 01 Observasi - Berdasar Keterlibatan Observer Umumnya digunakan untuk penelitian yang bersifat Participant Observation eksploratif. Menyelidiki Memungkinkan peneliti untuk satuan-satuan sosial yang dapat berkomunikasi, besar seperti masyarakat suku bertanya secara lebih rinci dan bangsa detail terhadap hal-hal yang tidak jelas Participant Observation Bentuk ini timbul sebagai Observer turut ambil bagian usaha untuk mengatasi dalam kehidupan observe, ikut kelemahan dari observasi non dalam kegiatan yang partisipan dilakukan oleh observe. Tidak hanya menonton, tapi pelaku atau peserta Berpartisipasi secara lengkap Peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati sehingga peneliti mengetahui dan 1. menghayati secara utuh dan mendalam sebagaiman yang dialami subjek yang diteliti lainnya Sejauh mana Berpartisipasi secara fungsional Peneliti sebenarnya bukan anggota asli 2. 2. kelompok yang diteliti, melainkan dalam keterlibatan peristiwa tertentu bergabung dan berpartisipasi dengan subjek yang diteliti dalam kapasitas observer? sebagai pengamat Berpartisipasi sebagai pengamat Peneliti ikut berpartisipasi dalam kelompok 3. subjek yang diteliti, tetatpi hubungan antara 3. peneliti dan subjek yang diteliti bersifat terbuka, tahu sama tahu, akrab, bahkan subjek yang diteliti sebagai sponsor penelitian itu sendiri. Kepentingan penelitian tidak hanya bagi peneliti, melainkan juga bagi subjek yang diteliti Observer harus memusatkan Menjaga hubungan antara observer dan perhatiannya pada pedoman observasi observe dengan: (observation guide), sambil memilah- 1. Mencegah adanya kecurigaan dan milah mana peristiwa yang dianggap observe penting (sejalan dengan penelitiannya), 2. Membangun good raport, ditandai dg dan mana yang dianggap tidak penting semangat Kerjasama, saling percaya, Tidak dapat dilepaskan dari scope dan saling tenggang rasa, sederjat, dan saling tujuan penelitian yang akan Materi membantu secara harmonis antara diselenggarakan observasi observer & observe 3. Menjaga agar situasi dalam masyarakat yang diamati tetap wajar Tidak mudah melakukan Hubungan pencatatan dalam observasi antara partisipan observer Observer dapat mengambil Observer harus menjaga dengan partisipasi secara partial/full situasi agar tetap dalam observee Observer dapat berpartisipasi kondisi yang natural serta tidak menimbulkan sedalam-dalamnya (intensive kecurigaan observe Waktu dan Intensi dan participation) atau secara Pencatatan yang paling bentuk ekstensi minimal (surface participation). baik tidak mengandalkan pencatatan partisipasi Menyesuaikan dengan situasi ingatan, langsung segera mencatat ketika perilaku muncul (on the spot) Observer tidak ikut serta Non-Participant dalam kegiatan yang Observation dilakukan (sekedar menjadi Dapat bersifat tertutup (tidak penonton/pengamat) diketahui subjek)/ terbuka (diketahui subjek yang diteliti) Non-participant Observation Kelemahan à apabila observe tahu bahwa dirinya diobservasi, bertingkah laku tidak Peneliti terfokus pada wajar/dibuat-buat. Dapat diatasi dengan mengatur sedemikian bagaimana mengamati, rupa sehingga observasi itu merekam, memotret, berlangsung secara tidak formal, mempelajari, dan mencatat seakan-akan tanpa kesengajaan tingkah laku/fenomena yang diteliti 02 Observasi - Berdasar Proses Observasi 1 2 3 Uncontrolled Controlled Experimental Observation Observation Observation Tidak terstruktur Terstruktur Observasi dalam setting eksperimen Uncontrolled Observation (Pauline Young) Dilakukan secara spontan terhadap suatu gejala tertentu tanpa mempergunakan bantuan alat-alat Tanpa pengontrolan Kembali atas ketajaman hasil observasi Tidak ada format pencatatan yang baku Lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan sangat sederhana, berisi garis besar pedoman saja tanpa suatu rancangan yg kompleks Biasanya untuk mengamati gejala sosial (suasa pabrik, Gerakan yg menyangkut tingkah laku massa, mengamati upacara keagamaan yg sangat suci yg bersifat eksploratori Diperlukan sikap apresiatif dan identifikasi diri dari observer agar tidak memberikan interpretasi pribadi Hal yang perlu diperhatikan: setting, participant, tingkah laku sosial yang terjadi, tujuan, frekuensi, dan durasi Controlled Observation Observasi berkerangka/observasi sitematik Observer mengintervensi untuk menyebabkan peristiwa muncul atau ”menyiapkan” situasi à peristiwa dapat lebih mudah dicatat Sebelum diadakan observasi – kerangka yang memuat faktor-faktor yg diatur kategorisasinya terlebih dahulu Ciri-ciri tiap faktor yang diatur adalah: 1. Materi observasi: isi dan luas situasi observasi terbatas (misal à interaksi, prestasi belajar, dsb) 2. Cara pencatatan: dirancang dengan teliti – pengamatan (jawaban, respon, reaksi) lebih teliti 3. Hubungan antara observer dan observe: rapport yang baik sehingga observe tidak keberatan menerima observer Controlled Observation Persiapan lebih lama dengan bantuan peralatan-peralatan tertentu dan selalu disertai dengan apa yang disebut Lembar Observasi (Observation Sheet) Untuk menyusun lembar observasi biasanya dilakukan studi pendahuluan Studi Pendahuluan : a) Mengamati gejala, setting dan participant di dalam situasi sosial atau penampilan tingkah laku yang diperkirakan menyerupai atau identik dengan gejala yang akan diobservasi pada penelitian yang sesungguhnya. b) Mencoba menggolongkan penampilan yang muncul dengan participant yang ada. c) Mencoba menuangkan butir 1 dan 2 di atas dalam suatu lembar rekaman (recording sheet) yang mempunyai format tertentu. Controlled Observation Penyusunan Lembar observasi: Tujuan observasi harus jelas dan terperinci. Jelaskan aspek tingkah laku yang diobservasi dan indikator perilakunya Buatlah inventarisasi indikator pada butir 1 di atas secara terperinci (tingkah laku paling sederhana sampai s/d tingkah laku paling kompleks) Tuliskan inventarisasi pola tingkah laku tersebut dalam suatu lembar rekaman observasi (recording sheet) sekaligus dengan frekuensi, duration dan keterangan lain. Lembar observasi dicoba terlebih dahulu melalui suatu trial observation. Didalam observasi percobaan ini usahakan agar bagi participan, setting maupun gejala tingkah laku mendekati atau sama dengan yang diteliti. Bila perlu diadakan perbaikan agar lebih sempurna. Experimental Observation v Dapat dilakukan dalam lingkup alamiah / natural ataupun lingkup eksperimental v Peneliti lebih banyak menggunakan kontrol - manipulasi variabel independen. v Menyelidiki pengaruh kondisi-kondisi tertentu terhadap TL manusia → faktor-faktor lain yg mempengaruhi telah dikontrol secermat-cermatnya. v Tujuan observasi ini adalah untuk mengetahui adanya perubahan-perubahan, timbulnya variabel-variabel dan gejala-gejala kelainan, sebagai satu situasi eksperimental yang sengaja diadakan untuk diteliti. v Kondisi, situasi serta persyaratannya bisa diubah-ubah dan dikendalikan, sehingga tercipta suasana yang menguntungkan untuk melaksanakan penelitian atau eksperimen. v Tempat pelaksanaannya pada umumnya ialah di laboratorium, klinik-klinik khusus, ruang studi universitas, dan lain-lain. v Pada umumnya alat pencatat, kondisi serta prosedur yang digunakan telah distandarisasikan. Experimental Observation Ciri – ciri observasi Eksperimental: a. Observer dihadapkan pada situasi perangsang yg dibuat seseragam mungkin untuk semua observee. b. Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga bisa diubah-ubah guna memungkinkan timbulnya variasi-variasi tingkah laku atau aktivitas yang beraneka ragam, yang akan diamati oleh observer. c. Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenarnya dari observasi. Namun demikian situasi hendaknya bisa diterima dan dimaklumi oleh para observee. d. Observer, atau alat pencatat, membuat catatan – catatan observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi reaksi semata. Dibantu dengan alat pencatat yang cukup, guna mengadakan pencatatan yang teliti sebagi data yang tepat memudahkan pengolahan selanjutnya. 03 Target Perilaku Target Perilaku 01. Sebelum melakukan Definisi yang dibuat harus Definisi bisa dibuat dengan observasi harus 03. 06. seeksplisit mungkin untuk menspesifikkan pada bentuk menentukan perilaku meminimalisir perilaku. yang akan diobservasi kesalahan/kontaminasi Misal: perilaku yang termasuk (target perilaku) secara perilaku lain sharing misalkan memberikan jelas, objektif, dan mainan kepada anak lain, komplit mengizinkan anak lain duduk di 04. Definisi operasional dapat karpet yang sama dicapai dengan menspesifikkan tanda-tanda kemunculan target 02. Definisi mengenai target Mengganti istilah yang samar perilaku perilaku yang kita 07. dengan kata atau deskripsi gunakan akan yang tepat akan sangat membantu kita 05. Beberapa perilaku lebih mudah membantu untuk mengenali saat perilaku didefinisikan daripada beberapa mendefinisikan perilaku tsb terjadi atau perilaku lain. membedakan target Misal: menangis dapat perilaku dengan perilaku didefinisikan kebisingan verbal lain yang serupa yang didengar cukup keras dan tidak termasuk dalam kata yang bisa dipahami Tahapan Membuat Definisi Operasional 1. Mendefinisikan target perilaku sejelas dan setepat mungkin 2. Mendata contoh target perilaku 3. Merevisi definisi target perilaku dengan melibatkan juga contoh perilaku yang sudah didata 4. Mendata contoh perilaku yang hampir sama dengan target perilaku, tapi secara teori tidak termasuk dalam target perilaku 5. Merevisi definisi sehingga definisi yang digunakan tidak tercampuri dengan contoh perilaku yang tidak memenuhi kualifikasi 6. Memberikan definisi tersebut kepada observer yang terlatih maupun tidak terlatih, dan melihat apakah mereka dapat mencatat terjadinya target perilaku. Intinya menentukan perilaku yang akan kita observasi dan memisahkannya dari perilaku lain yang serupa merupakan langkah penting dalam observasi Proses Penetapan Target Perilaku 1. Pola Deduktif Variabel à Definisi operasional à Aspek/dimensi à Indikator perilaku Pola ini bisa dilakukan ketika ingin melakukan kajian dan ingin dilihat indikator- indikator tersebut dilapangan Akan semakin bagus digunakan jika sudah ada studi lapangan awal (pre- eliminary study) Contoh Lain: Definisi operasional Definisi operasional yang jelas dan yang kurang jelas spesifik dan spesifik Anak dapat Anak dapat melompat dalam jarak melompat selangkah ke depan dari posisi berdiri dan mendarat dengan kedua kaki tanpa terjatuh Anak menyukai Anak membuat pernyataan verbal bahwa ia sekolah menyukai sekolah tanpa diarahkan Anak dapat berbagi Ketika anak bermain dengan mainannya dan anak lain mendekati dan meminta mainannya, anak memberikan permainannya pada anak lain tersebut tanpa ada pernyataan verbal yang negatif Proses Penetapan Target Perilaku 2. Pola Induktif Fenomena lapangan à indikator perilaku à aspek-aspek/dimensi à variabel Intinya disini target perilaku dimulai dari perilaku yang dimunculkan di lapangan terlebih dahulu yang selanjutnya dilakukan kajian referensi Baik pola deduktif maupun pola induktif inti penentuan target perilaku : menentukan perilaku yang akan kita observasi dan memisahkannya dari perilaku lain yang serupa merupakan langkah penting dalam observasi. Penetapan Target Perilaku: 1. Jika menggunakan pola deduktif, silahkan tetap melakukan pre elementary study (agar tidak keluar dari konteks bahasan referensi yang dicari). 2. Jika menggunakan pola induktif, table observasi juga tetap berujung pada teori. 3. Perhatikan ecological assessment pada saat menentukan who, what, where, when, how. 4. Setiap observer harus memiliki guideline observasi sesuai metode pencatatan yang digunakan, sehingga perlu disiapkan sebelum turun lapangan/observasi. Langkah-langkah Observasi 1. Tentukan tujuan observasi 2. Buatlah worksheet untuk kejelasan konsep yang digunakan sampai dengan perilaku 3. Buatlah guideline observasi sesuai metode pencatatan, isi meliputi : tujuan observasi, Observer, Observee, tempat/lokasi, waktu/tanggal, periode observasi, metode pencatatan, kolom lembar pencatatan. 4. Turun lapangan dan lakukan pencatatan 5. Hitunglah hasil pencatatan sesuai metode yang digunakan (interval/rating/event) 6. Analisis hasil observasi (berupa perilaku yang diamati versus konsep/hasil penelitian) Target Perilaku : Kontrol Diri Definisi Teoritis : Kontrol diri merupakan pengaruh seseorang terhadap pengaturan fisik, tingkah laku, dan proses- proses psikologisnya (Calhoun & Acocella, 1990) Kontrol diri adalah proses dimana seseorang individu menjadi pihak utama membentuk, mengarahkan, dan mengatur perilaku yang akhirnya diarahkan pada konsekuensi positif (Goldfried & Merbaum, 1973) Target Perilaku Definisi Operasional Aspek Indikator Kontrol Diri Proses seseorang untuk 1. Behavioral mengatur atau Control mengendalikan perilaku 2. Cognitive Control berupak kontrol perilaku, 3. Decisional kontrol kognitif, kontrol Control pengambilan keputusan, 4. Informational kontrol infomasional, dan Control kontrol retrospektif. 5. Retrospective Control THANKS Any questions? CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik METODE PENCATATAN OBSERVASI: Narrative Recording & Intervel Recording TIM TEACHING ASESMEN PSIKOLOGI: OBSERVASI DAN WAWANCARA Learning Objective Mahasiswa mampu memahami metode pencatatan observasi berupa narrative recording dan interval recording meliputi definisi, jenis-jenis, dan contoh dari masing-masing metode pencatatan. NARRATIVE RECORDING Let’s Analyze! Catatan A Catatan B Ketika sedang bermain ayunan sendiri, Dian Tidak seperti kemarin, Dian tampak ceria. Ia memanggil temannya untuk bermain bersama mau mengajak temannya bermain bersama sambil tersenyum, “Nina, main ayunan yuk!” dengan ramah. Edi berjalan ke dalam kelas pagi ini dengan Edi cuek saja ketika berjalan ke ruang kelas. dahi berkerut. Ia menundukkan kepala, dan Ia langsung menuju bangkunya, lalu tidak memberikan respon kepada guru yang menjatuhkan dirinya di kursi. menyapanya. Narrative Recording (NR) Metode pencatatan yang bertujuan memformulasikan deskripsi yang kaya dan komprehensif dari perilaku natural observe (anak/kelompok/dsb) (Settler, 1991) Melaporkan hasil pengamatan dalam bentuk narasi Teknik ini berguna untuk memberikan gambaran utuh & menyeluruh dari tingkah laku alami yang dimunculkan Pencatatan dengan menggunakan metode Narrative recording, dilakukan tanpa pengukuran kuantitatif, melainkan haya berupa pencatatan gambaran kejadian. Kesalahan pencatatan yang sering dilakukan oleh pengamat yakni menghilangkan beberapa fakta, mencatat hal yang tidak terjadi, dan mencatat hal-hal yang tidak pada urutan yang benar Apa yang dicatat harus berupa fakta yang ada, tidak bersifat asumtif atau kesimpulan. Narrative Recording Level dari pencatatan: 1. Low inferential judgment (behavioral descriptive statement) à ketika merekam/mencatat apa yang dapat diamati secara langsung (misalnya: tindakan, aktivitas motorik, dan verbalisasi) 2. High inferential judgement (behavioral judgement statement) à ketika mencatat kesimpulan berdasarkan perilaku yang dapat diamati secara langsung à levelnya integrative dan teoritis Pada tahap awal pencatatan naratif, fokus untuk membuat pernyataan deskriptif tentang perilaku yang muncul, minimalkan pernyataan interpretatif Tiga Sifat Narrative Recording (Settler, 1991) Global/Molar/Broad Description Fokus pada tindakan yang menggambarkan tingkah laku sebagai keseluruhan Contoh: Joko memetik belimbing untuk ibunya. Sub Molar/Semi Global Berisi detil-detil umum tambahan dari tingkah laku Contoh: Joko mengambil keranjang dari dapur dan pergi keluar menuju sepedanya dan pergi memetik belimbing untuk ibunya. Molecular/Fine Description Menggambarkan detail khusus dari tingkah laku atau setting. Contoh: Joko, dengan bibir bawah dimajukan kedepan beberapa senti dan kedua alis menyatu di tengah kening, mengambil keranjang dari dapur. Keranjang itu ia pegang dengan tangan kiri, dan dengan kaki menghentak, ia keluar dari pintu, menuju sepedanya. Dengan wajah bersungut-sungut, ia pergi memetik belimbing untuk ibunya. Tipe Narrative Recording Anecdotal Pencatatan anekdotal apabila mencakup hal-hal yang tampak penting bagi pengamat; Recording Tidak diperlukan kerangka waktu tertentu, juga tidak diperlukan kode atau kategori tertentu Running Sebuah catatan naratif terperinci tentang perilaku yang dicatat secara berurutan saat kejadian itu terjadi; Recording Tidak terbatas pada kejadian tertentu seperti catatan anekdot; dan pengamat mencatat semua yang dilihat. Tipe Narrative Recording Kelebihan: Kelemahan: 1. Fokus pada perilaku yang menjadi 1. Tidak berfokus pada semua perilaku; perhatian dan abaikan perilaku lain; mungkin mengabaikan perilaku penting; Anecdotal Recording 2. Lebih hemat waktu daripada 2. Tergantung pada ingatan pengamat; menjalankan pencatatan; 3. Tidak memerlukan pelatihan khusus bagi 3. Sulit digunakan untuk tujuan penelitian. pengamat; 4. Pengamat dapat menangkap kejadian yang tidak terduga kapan pun terjadi, karena biasanya kejadian tersebut terekam setelahnya. Variasi Anecdotal Recording 1. Bersifat tematik : misalnya perilaku imitasi anak pada orang dewasa, akan menggambarkan bagaimana perilaku meniru terjadi 2. Bersifat interval (periode waktu tertentu : tidak fokus pada tema tertentu tetapi akan melakukan pencatatan terhadap perilaku yang muncul pada periode waktu tertentu) 3. Pencatatan akumulasi terjadinya perilaku tertentu untuk dianalisis Tipe Narrative Recording Prosedur Pencatatan (Brandt, 1972): 1. Tuliskan secara berurutan anekdot yang muncul sesegera mungkin setelah terjadi Anecdotal Recording 2. Identifikasi aktivitas utama dan perkataan dari orang kunci 3. Lakukan pencatatan segera setelah target perilaku spesifik muncul. 4. Sertakan identifikasi setting waktu dan aktivitas utama (misal: ketika sebuah mobil sedang melewati rumah…) 5. Deskripsikan tindakan atau verablisasi tokoh utama dan respon atau reaksi dari orang lain dari situasi itu 6. Jika mungkin catat dengan tepat kata-kata yang muncul pada percakapan 7. Perhatikan urutan dari episode. 8. Tiga level aktivitas à molar, subordinate molar, molecular. 9. Objektif, akurat, dan lengkap. Contoh Anecdotal Recording Christopher bermain dengan bahan drama selama 15 menit, menggunakan dandanan dan mengamati dirinya sendiri di cermin. Dia berjalan ke meja pojok rumah dan berkata kepada anak laki-laki lain, 'Hei berikan itu padaku.' Dia mengambil sendok dari siswa lain. Saya berbicara kepada Christopher dan memintanya untuk mengembalikan sendok itu kepada siswa lain. Dia mengembalikan sendok itu dan berkata, 'Aku suka susu coklat dan biskuit juga!' Saya meminta anak-anak untuk berkemas. Orang dewasa lain mendekati Christopher memintanya untuk membantu berkemas. Christopher menjawab kepada orang dewasa itu, 'Dan kemudian bisakah kita keluar?' Orang dewasa itu menjawab 'Ya!' Christopher berteriak 'Yey' dan mulai berkemas. Tipe Narrative Recording Kelebihan: Kelemahan: Running Recording 1. Kaya akan detail; 1. Memakan banyak waktu; 2. Berfokus pada semua 2. Berfungsi dengan baik untuk perilaku, bukan hanya satu mengamati satu orang, tetapi perilaku tertentu; sulit digunakan saat 3. Tidak memerlukan banyak mengamati sekelompok orang; pelatihan; 3. Pengamat menjaga jarak dari 4. Tidak hanya memahami anak-anak, yang akan sulit perilaku apa yang terjadi tetapi dilakukan oleh guru. juga konteks terjadinya perilaku tersebut. Contoh Running Recording Ibu berkata dengan nada santai dan ramah,”Bangun, Raymond.” dengan sedikit desakan dalam suaranya, ia berkata lagi,”Nak, apakah kamu akan pergi ke sekolah hari ini?” Raymond tidak segera memberikan respon. 07.00 Dia mengusap-usap wajahnya dan bergumam sedikit. Dia masih terbaring. Ibunya mengulangi perkataan dengan nada yang ramah,”Raymond, bangun.” Raymond bergumam lagi dan menendang kakinya dengan cepat sebagai bentuk protes 07.01 Raymond mengambil sebuah kaus kaki dan mulai memasangnya di kaki kirinya Ibunya bertanya,”apakah kamu mau memakai kaus dalam ini atau kamu ingin memakai yang lama?” 07.02 Masih dengan mengantuk dia menggumamkan jawaban Ibunya meninggalkan kamar dan pergi ke dapur Dia menarik kaus kaki kirinya Dia mengambil sepatu tenis bagian kiri dan memakainya 07.03 dia mengikat tali sepatu kirinya dengan perlahan dan hati-hati, sambil menatap sepatu itu dengan saksama sambil bekerja dengan mantap sampai semua tali sepatunya terpasang 07.10 Merancang Narrative Recording 1. Berapa kali akan mengobservasi 2. Berapa lama periode observasi Usia subjek, setting, dan sebab asesmen menjadi landasan dalam memutuskan Panjang 3. Periode waktu kapan observasi periode observasi, berapa kali akan dilakukan dilakukan à tergantung usia anak, observasi, dan kapan akan dilakukan observasi; Sesi observasi dilakukan selama 10-30 menit setting, dan alasan observasi atau lebih; Bila memungkinkan, observasi anak pada 1 atau 4. Tipe narrative recording yang akan lebih kesempatan dan pada waktu yang berbeda digunakan dalam 1 hari; Prosedur yang efektif à berkonsultasi dengan 5. Target perilaku yang akan sumber terpercaya (misal. Guru kelas) terkait diobservasi kapan dan dimana perilaku yang akan diobservasi biasanya muncul. 6. Metode dalam recording data Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan: Kelemahan: 1. Memberikan hasil catatan dari perilaku 1. Tidak cocok untuk memperoleh data observe dan kesan-kesan umum yang di ukur dengan angka 2. Mempertahankan urutan asli dari (kuantitatif) kejadian 2. Sulit untuk divalidasi 3. Menyediakan sarana pengumpulan 3. Tidak sepenuhnya menggambarkan informasi dan menemukan perilaku kritis beberapa jenis perilaku kritis 4. Berfungsi untuk menilai kemajuan 4. Menghasilkan temuan dengan 5. Memberikan catatan kesulitan yang generalisasi terbatas berkelanjutan 5. Kualitasnya setara dengan pengamat 6. Memerlukan sedikit peralatan (bergantung keterampilan observer) 7. Berharga sebagai pendahulu prosedur observasi yang lebih sistematis INTERVAL RECORDING Interval Recording (IR) Sering disebut sebagai time sampling, interval sampling atau interval time sampling. IR adalah metode pencatatan yang memiliki fokus terhadap aspek khusus dari perilaku yang terjadi dalam interval waktu tertentu. “Sampling” à hanya mengambil sampel perilaku saja, tidak merekam setiap dan masing-masing perilaku selama periode observasi. Periode observasi dibagi menjadi beberapa segmen atau interval, biasanya 5-30 detik, tergantung pada Panjang observasi itu sendiri Interval Recording (IR) Biasanya digunakan untuk pengamatan pada perilaku yang berlangsung cepat atau yang memiliki frekuensi kemunculan dalam tingkat moderat-tinggi. Membutuhkan instrument pengukur waktu seperti stopwatch, jam dinding, alarm. Rekaman suara dengan tape recorder/alat lain yang dapat digunakan sebagai pengingat Batasan waktu mulai dan akhir dari interval. Metode IR biasanya digunakan untuk mengevaluasi perilaku siswa dengan gambaran yang akurat seperti berapa lama dan seberapa sering perilaku tersebut muncul. Dengan IR kita bisa membandingkan tingkat kemunculan perilaku Contoh perilaku meliputi: aktivitas menulis, berjalan, membaca, atau fokus mengerjakan suatu tugas. Penggunaan Interval Recording Biasanya digunakan untuk mengobservasi perilaku: ♯ Overt – mudah diamati ♯ Tidak jelas kapan mulai dan selesainya ♯ Terjadi pada frekuensi moderate (misal 1x dalam 10 – 15 detik) Biasa digunakan pada setting observasi terkontrol atau eksperimen laboratorium Contoh : membaca, bekerja, duduk, menyentuh obyek, bergulat, memukul, menjerit, bermain boneka, tersenyum, menghisap ibu jari, dll. Partial-interval time sampling Whole-interval time sampling Tipe Prosedur Interval Point-time interval sampling Recording Momentary time interval sampling Variable interoccasion interval time sampling 1. Partial-interval Time Sampling Perilaku diskor hanya sekali, ketika terjadi. Tidak peduli berapa lama atau berapa kali perilaku terjadi / muncul selama interval waktu yang telah ditetapkan. Berguna untuk mengobservasi perilaku yang terjadi dengan sangat cepat, misal: tersenyum. Bisa menampakkan konsistensi dari perilaku yang diamati. Misalnya, rata-rata anak berteriak-teriak lima belas menit sekali. Menggunakan PITS akan lebih praktis untuk menentukan secara akurat; pada interval berapa ia mulai berteriak. Meskipun interval waktu ditentukan 3 menit, setengah menit saja ia berteriak, interval tersebut sudah diskor. PITS ini ditempuh terutama bila ingin mencatat perilaku-perilaku yang berlangsung dengan cepat atau perilaku yang nondiskret, seperti mengumpat, dsb. 2. Whole-interval Time Sampling Perilaku dicatat hanya jika muncul dari awal sampai akhir selama interval (konsisten). Perilaku diskor hanya apabila terjadi terus menerus selama interval (sejak awal hingga akhir interval). Berguna apabila ingin melihat perilaku mana yang terjadi terus menerus selama interval. Misalnya: apakah selama pelajaran berlangsung perilaku sasaran (yang berupa duduk mengikuti pelajaran) diinterupsi oleh kegiatan lain (misalnya keluar dari tempat duduknya bukan atas permintaan guru). Menggunakan WITS dengan interval 5 menit, maka setiap 5 menit anak itu tetap duduk dan mengikuti pelajaran, interval tersebut diskor (ditandai). Tetapi sebaliknya, bila ia duduk 1 menit saja, yang berarti perilaku sasaran tidak berlangsung sepenuhnya selama interval, maka interval tersebut tidak mendapat skor. 3. Point-time Interval Sampling Perilaku dicatat hanya jika muncul pada waktu yang telah ditentukan (spesifik) selama interval. Waktu spesifik misalnya perilaku hanya diskor bila terjadi pada 10 detik pertama dari setiap 1 jam. Berguna bila periode waktu yang dimiliki singkat. Memungkinkan observer untuk mengamati perilaku pada waktu yang berbeda dalam satu hari. Bila digunakan pada kelompok, sistem rotasi dapat diterapkan untuk mengobservasi individu secara bergiliran. Misalkan: Mengobservasi 5 orang siswa dalam satu waktu (interval 30 menit). Observer menentukan: Siswa A: 5 menit pertama Siswa B: 5 menit kedua … dst. Perilaku pada interval diluar yang ditentukan tidak dicatat 4. Momentary time Interval Sampling Perilaku dicatat jika muncul pada akhir interval. Dapat digunakan untuk mengobservasi kelompok. Misal untuk 5 orang, diperlukan 50 detik observasi, masing- masing orang 10 detik. Dengan masing-masing orang diobservasi pada akhir setiap 10 detik masing-masing. Berguna untuk perilaku yang moderate tapi tetap. Misalnya tics, pergerakan tangan, ekspresi wajah, stereotypic behaviors, dll. 5. Variable Interoccasion Interval Time Sampling Perilaku diskor hanya bila terjadi pada “preselected” random time interval (waktu antar observasi dipilih secara acak). Berguna bila ingin mendapatkan sampel perilaku yang melewati periode waktu observasi dan melihat perilaku konsisten. Misalnya observasi 1 menit pada waktu acak, jadwalnya adalah : Jam pertama – menit ke 30 sampai menit ke 31 Jam kedua – menit ke 20 sampai menit ke 21 Jam ketiga – menit ke 2 sampai menit ke 3 Jam keempat – menit ke 59 sampai menit ke 60 Contoh Form Pencatatan Interval Contoh Hasil Pencatatan Interval Merancang Interval Recording 1. Berapa kali akan mengobservasi 2. Berapa lama periode observasi 3. Periode waktu kapan observasi dilakukan à tergantung usia anak, setting, dan alasan observasi 4. Tipe IR yang akan digunakan 5. Panjang interval observasi 6. Panjang interval pencatatan 7. Target perilaku yang akan diobservasi 8. Metode dalam recording Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan: Kelemahan: 1. Memberikan data perilaku 1. Perilaku terlihat penting yang tepat selama observasi semua 2. Reliabilitas bisa dicek 2. Informasi terbatas tentang 3. Kondisi observasi standar latar belakang perilaku & 4. Efisiensi waktu kualtas perilaku 3. Tidak dapat menunjukkan frekuensi atau durasi perilaku yang aktual 4. Tidak menunjukkan perilaku dengan frekuensi yang rendah. Thanks! Any Question? METODE PENCATATAN OBSERVASI: Event Recording & Rating Recording TIM TEACHING ASESMEN PSIKOLOGI: OBSERVASI DAN WAWANCARA Learning Objective Mahasiswa mampu memahami metode pencatatan observasi berupa event recording dan rating recording meliputi definisi, jenis-jenis, dan contoh dari masing-masing metode pencatatan. EVENT RECORDING Event Recording (ER) Disebut juga sebagai event sampling Setiap perilaku spesifik/event yang terjadi selama periode observasi diamati dan dicatat Seperti interval recording, event recording mencatat contoh perilaku (samples behavior). Unit yg diukur: Interval recording à interval yang ditentukan pada target perilaku Event recording à unit yg diukur adalah perilaku Observer menunggu target perilaku yang telah ditentukan terjadi / muncul, lalu mencatatnya. Seperti Interval Recording, Event Recording juga berguna untuk observasi yang terkontrol dan penggunaan laboratorium Penggunaan Event Recording Perilaku yang Kurang cocok untuk: Perilaku yang sudah jelas awal menghasilkan output dan akhirnya tetap (permanent 1. Perilaku dengan frekuensi tinggi product) (High-rate behaviors) Misal: Misal: Tepuk tangan, menggerakkan Mengeja kata dengan benar Misal: tangan/kaki, memukul objek berulang, Menyelesaikan tugas/persoalan Jumlah kata yang dsb. Membuat respon sosial (say dapat dieja dengan hello, sharing mainan dsb.) benar 2. Perilaku dengan durasi yang Ganti baju, makan sendiri, ke Jumlah tugas yang berbeda antar subjek atau antar toilet berhasil diselesaikan bentuk perilaku Perilaku agresif (memukul, dsb. Misal: interaksi agresif dengan teman berkata kotor, dsb. Mudah diukur dengan sebaya (sulit dibedakan interaksi yang 5 Datang terlambat ke kelas menggunakan Event detik dengan 5 menit), mengisap jempol, dsb Recording membaca, mendengarkan, dsb. Merancang Event Recording Frekuensi, Durasi, dan Waktu Target Perilaku Metode Pencatatan Data Observasi Target perilaku yang akan di Pencatatan data dapat Usia, setting, alasan observasi à bisa di dasarkan dilakukan dengan berbagai dilakukannya asesmen perlu dari pencatatan narrative yang cara: penggunaan checklist, menjadi pertimbangan terkait telah dilakukan sebelumnya, menghitung dengan jari, jam, berapa kali observasi informasi wawancara, atau atau mesin hitung lainnya dilakukan, berapa lama periode hasil tes perilaku Pencatatan dengan paper- observasi, dan periode waktu Tentukan perilaku yang pencil: garis lurus (lidi), dot- kapan observasi dilakukan memang mudah dilihat kapan and-line (titik dan garis), Durasi observasi: 10-30 mulai dan berakhirnya kombinasi antara event dan menit/lebih interval recording. Lakukan lebih dari sekali dan waktu yang berbeda-beda Metode Recording Tallies/garis Dot and line Kombinasi Event Recording dan Interval Recording Pada perilaku yang frekuensinya sering, sebaiknya menggunakan kombinasi ER dan IR 1 menit Skor pada IR (murni tanpa ER) tidak sesensitif skor pada IR kombinasi ER Data Kuantitatif Event Recording Bagian penting dalam memperoleh data kuantitatif Dimensi yang di Ukur Event dalam Event recording Recording Digunakan untuk menghitung frekuensi à berapa kali perilaku muncul selama rentang waktu yang telah di tentukan Rate of behavior (rata-rata) Misal: Chris mengucapkan kata-kata kotor sebanyak 10x Duration of behavior (durasi perilaku) selama 20 menit (sesuai periode waktu yang telah Intencity of the behavior (intensitas ditentukan) perilaku) Sophie berbagi mainan dengan temannya sebanyak 5x selama 30 menit Latency of the behavior (interval waktu antara stimulus dengan perilaku) Dimensi yang diukur Event Recording Rate of The Behavior Rata-rata perilaku diperoleh dengan membagi jumlah perilaku dengan lamanya periode observasi yang dilakukan Untuk mengetahui perbandingan perilaku, terutama bila lamanya durasi observasi berbeda-beda n Contoh: Rate = Anak diobservasi, berjalan-jalan/beranjak dari kursinya 40x t selama periode observasi 10 menit. Maka rata-rata perilakunya? n Keterangan: Rate = t n = jumlah perilaku !" = t = lamanya periode observasi #" %&'() = 4 perilaku permenit Dimensi yang diukur Event Recording Duration of the Behavior Durasi perilaku adalah lamanya perilaku terjadi Percentage of Terhitung dari sejak perilaku time Behavior muncul hingga berakhir Occurs Durasi Perilaku Misal: Melihat durasi waktu anak tamper tantrum, berdebat, episode Avarage Duration menangis, berargumen, mengisap of Behavior jari, berperilaku kooperatif, terlambat pulang sekolah Durasi Perilaku Percentage of Time Behavior Occurs Average Duration of Behavior Berguna jika kita tertarik untuk menghitung berapa banyak Berguna jika kita tertarik pada durasi rata-rata respon, waktu yang digunakan observe dibandingkan perilaku lain dalam namun mengabaikan panjang interval waktu yang periode observasi. Namun kurang memperhatikan durasi digunakan. individu 𝒅 𝒅 𝑨𝒗𝒆𝒓𝒂𝒈𝒆 𝒅𝒖𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 𝒓𝒂𝒕𝒆 𝒐𝒇 𝒃𝒆𝒉𝒂𝒗𝒊𝒐𝒓 = 𝑷𝒆𝒓𝒄𝒆𝒏𝒕𝒂𝒈𝒆 𝒅𝒖𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏 𝒓𝒂𝒕𝒆 𝒐𝒇 𝒃𝒆𝒉𝒂𝒗𝒊𝒐𝒓 = × 𝟏𝟎𝟎 𝒆 𝒕 Keterangan: Keterangan: d = total durasi dari perilaku (waktu respon) d = total durasi dari perilaku (waktu respon) e = jumlah episode dari perilaku t = panjang periode observasi Durasi Perilaku Contoh Kasus Seorang anak diobservasi selama 2 hari terkait perilaku tantrum. Pada hari pertama muncul 2 perilaku (episode) tantrum masing-masing 3 menit dalam 30 menit observasi. Hari kedua muncul 6 perilaku (episode) masing-masing 1 menit dalam 60 menit observasi. Durasi total tantrum hari 1 dan hari 2 sama-sama 6 menit. Namun, pola perilakunya berbeda. Hari 1 (Durasi observasi: 30 menit) No Perilaku yang diamati Observer Perilaku Total Durasi Total Durasi muncul Perilaku 1. Tamper tantrum Observer 1 || 2 3”, 3” 6” Observer 2 ||| 3 2”, 2”, 2” 6” Hari 2 (Durasi observasi: 60 menit) No Perilaku yang diamati Observer Perilaku Total Durasi Total Durasi muncul Perilaku 1. Tamper tantrum Observer 1 |||||| 6 1”, 1”, 1”, 1”, 1”, 1” 6” Observer 2 ||||| 5 2”, 1”,1”,1”,1” 6” Contoh Perhitungan Contoh Perhitungan Percentage Duration Rate of Behavior Average Duration Rate of Behavior Day 1: Day 1: * * 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑏𝑒ℎ𝑎𝑣𝑖𝑜𝑟 = × 100 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑏𝑒ℎ𝑎𝑣𝑖𝑜𝑟 =. + , %&'() , %&'() = × 100 = -" %&'() / &0(123& = 20% per sesi = 3 menit per respon Day 2: Day 2: * 𝑃𝑒𝑟𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑏𝑒ℎ𝑎𝑣𝑖𝑜𝑟 = × 100 𝑑 + 𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 𝑟𝑎𝑡𝑒 𝑜𝑓 𝑏𝑒ℎ𝑎𝑣𝑖𝑜𝑟 = , %&'() 𝑒 = × 100 , %&'() ," %&'() = , &0(123& = 10% per sesi = 1 menit per respon Dimensi yang diukur Event Recording Intensity of The Behavior Intensitas perilaku dibuat dengan membagi perilaku ke dalam derajan intensitas Misal: Ingin melihat intensitas perilaku agresif. Perilaku dapat dibagi menjadi agresif ringan, agresif sedang, dan agresif berat. Atau ingin mengobservasi anak yang dilaporkan gurunya “melakukan semua tugas, namun selalu protes”. Kategori yang dapat dibuat adalah : Melakukan tugas tepat waktu tanpa protes Melakukan tugas terlambat tanpa protes Melakukan tugas terlambat dan protes Pada contoh ini, frekuensi dihitung untuk masing-masing kategori Dimensi yang diukur Event Recording Latency of The Behavior Interval waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu perilaku. Sengaja menciptakan situasi yang dapat menfasilitasi terjadinya perilaku tersebut. Digunakan kita ingin mengetahui waktu yang dibutuhkan bagi observee untuk berperilaku / beraktivitas setelah instruksi diberikan – observee mengikuti instruksi / arahan. Bisanya diukur dengan stopwatch. Misal: Bel berbunyi – tanda kelas berakhir – berapa lama waktu yang dibutuhkan anak untuk bereaksi terhadap stimulus (bel / instruksi) diberikan, mulai mengikuti permintaan. Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan: Kelemahan: 1. Mengetahui perilaku yang memiliki 1. Memungkinkan adanya gambaran yg keliru mengenai frekuensi rendah / jarang, terutama ketika keurutan perilaku yg memisahkan kejadian saat ini dg yg observasi dilakukan oleh orang yang berada dalam setting observasi tersebut. lampau yg mungkin mendahuluinya 2. Memudahkan untuk mempelajari 2. Tidak menampilkan pola yg berurutan / sementara, kecuali berbagai macam perilaku / kejadian yang waktu munculnya perilaku dicatat. berbeda. 3. Mengakhiri kestabilan perilaku yang menggunakan 3. Secara personel & waktu lebih efisien, kategori tertentu ketika observasi dilakukan oleh orang yg 4. Tidak cocok u/ melihat perilaku yg tidak diskret (terjadi dg berada dalam setting observasi tersebut. cepat, tdk jelas kpn awal & akhirnya) 4. Menyediakan berbagai macam metode pencatatan yg berbeda 5. Sulit untuk menetapkan reliabilitas antar observer 5. Memberikan informasi mengenai 6. Observer hrs menjaga konsentrasinya dlm jangka waktu perubahan perilaku dari waktu ke waktu lama, karena bbrp perilaku jarang mucul / terjadi. & total perilaku yang dilakukan 7. Kuantifikasi / hitungan dari How & Why yg dikaitkan dg kejadian sifatnya terbatas, kecuali hal tersebut dicatat. 8. Sulit u/ membuat perbandingan antar sesi jika periode waktu observasinya memiliki waktu yg tidak tetap / sama. RATING RECORDING Rating Recording (RR) Pada rating recording, perilaku dicatat dalam skala atau checklist, biasanya setelah periode observasi selesai Skala ini dibuat sehingga kita dapat menunjukkan derajat: a) Kita mengamati atribut perilaku b) Kita mempersepsikan perilaku muncul Sehingga dalam teknik pencatatan rating recording ini kita tidak hanya mengobservasi subjek, tapi juga melihat seberapa banyak perilaku tersebut muncul Skala rating lebih banyak dipengaruhi oleh subjektivitas observer dibandingkan metode pencatatan observasi lainnya. Penggunaan Rating Recording RR sangat berguna untuk mengevaluasi aspek perilaku yang lebih global dan untuk impresi yang dapat dikuantifikasi RR juga dapat digunakan untuk mengukur perilaku yang sulit untuk diukur secara langsung Misal: untuk mengukur intensitas perilaku, kita dapat menggunakan rating (1) tidak pernah sampai (5) sangat sering. Karena RR sangat mudah distandarisasi, teknik ini dapat digunakan untuk berbagai tujuan dalam beberapa setting à Mudah dalam membuat standar Ø Untuk menetapkan intensitas perilaku à not intense – extremely intense. Ø Misal: Skala à 1- 5 à Poor – Excellent untuk menilai kualitas produk seni / kerajinan tangan, tulisan tangan, kebersihan / kerapihan kamar, performance styles setelah mengikuti latihan fisik, dll. Kita juga dapat membandingkan hasil observasi menggunakan RR dengan teknik observasi lain yang lebih spesifik, misalnya interval atau event recording. Perbandingan ini akan menunjukkan konsistensi hasil yang diambil dari beberapa metode Keuntungan dari metode ini adalah lebih menghemat waktu dan SDM dibandingkan dengan metode lainnya. Merancang Rating Recording Frekuensi, Durasi, dan Waktu Target Perilaku Metode Pencatatan Data Observasi Target perilaku dipilih Rating biasanya dicatat dalam Usia, setting, alasan berdasarkan informasi yang sebuah skala yang memiliki 5 dilakukannya asesmen perlu didapat dari narrative recording, poin. Poin ini menggambarkan menjadi pertimbangan terkait interview atau perilaku saat tes. kontinum perilaku yang harus berapa kali observasi didefinisikan setepat mungkin. dilakukan, berapa lama periode observasi, dan periode waktu Contoh: kapan observasi dilakukan Lingkari angka yang paling tepat: Durasi observasi: 10-30 1. Sangat tidak kooperatif menit/lebih 2. Sedikit tidak kooperatif Lakukan lebih dari sekali dan 3. Netral waktu yang berbeda-beda 4. Cukup kooperatif 5. Sangat kooperatif Contoh Metode Pencatatan Rating Metode rating juga dapat didesain untuk mengukur anteseden yang telah dipilih dan konsekuensi yang berkaitan dengan target perilaku. Misal: ”Ketika situasi X muncul, seberapa sering Mike melakukan Y?” Data Kuantitatif dalam Rating Recording Data utama dalam RR adalah skala nilai (atau angka atau skor). Kesulitan utama dalam RR adalah asumsi bahwa skala nilai tidak selalu jelas, sehingga observer seringkali berbeda dalam menginterpretasikan posisi dalam skala. Membuat contoh yang jelas untuk masing-masing poin dalam skala penilaian akan mempermudah observer dalam mengaplikasikan standar penilaian saat mengintrepretasi nilai skala. Pencatatan RR harus dilakukan segera setelah sesi observasi. Kelebihan dan Kelemahan Kelebihan: Kelemahan: 1. Metode rating cocok untuk 1. Menggunakan skala penilaian yang asumsi mencatat berbagai macam dasarnya kurang jelas perilaku 2. Reliabilitas antar observer rendah karena istilah 2. Dapat digunakan untuk yang ambigu atau rumit dan posisi skala yang diinterpretasi berbeda oleh observer berbeda menilai perilaku dari 3. Tidak dapat digunakan untuk mencatat data beberapa individu atau kuantitatif yang penting misalnya frekuensi, durasi kelompok secara atau latensi perilaku. keseluruhan 4. Tidak dapat digunakan u/ mencatat anteseden dan 3. Menyajikan data yang konsekuensi suatu peristiwa kecuali metode untuk sesuai untuk analisis statistik melakukan hal tersebut sudah dibuat dalam bentuk rating 4. Penggunaan waktu efisien 5. Mungkin tidak akurat bila dalam jeda waktu antara perilaku aktual dengan rating observer Thanks! Any Question? Coding dan Reliabilitas Fatiya Halum Husna, M.Psi., Psikolog 01 Coding Apa itu coding? Suatu sistem yang digunakan untuk mengkategorikan observasi perilaku Biasanya terdiri atas dua atau lebih kategori yang mencakup berbagai perilaku, meskipun pada kondisi khusus kategori tunggal sudah cukup Sistem dengan kategori tunggalpun (1 kategori) secara implisit memiliki kategori lainnya yakni tidak terjadinya target perilaku Pada metode interval atau event recording meskipun hanya mengamati 1 perilaku, kategorinya ada 2 yakni: muncul dan tidak muncul/ kehadiran dan ketidakhadiran Hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan sistem koding q Tujuan observasi (misalkan: mengamati perilaku meninggalkan kursi di kelas) q Setting/ kapan observasi dilakukan (misalkan: saat pelajaran matematika) q Definisi dari kategori koding q Deskripsi contoh/sampel perilaku q Aturan yang mengatur perilaku pengamat (misalkan tingkatan koding) q Reliabilitas yang digunakan q Validitas q Kelebihan dan kelemahan dari sistem koding yang dibuat Bagaimana Mendesain sistem koding? Pilih kategori yang Kategori berkisar dari sesuai umum hingga spesifik Sesuaikan dengan asesmen, Kategori umum à verbal, fisik, perilaku treatment, atau tujuan di kelas, perilaku aktif, perilaku pasif, dsb penelitian Kategori spesifik à menginterupsi guru, meninggalkan tempat duduk, menendang, dsb. Bagaimana Mendesain sistem koding? Hal yang harus dipertimbangkan dalam mendesain sistem koding untuk observasi Tujuan Target Perilaku 01 Pertanyaan apa yang 02 Perilaku apa yang berusaha kita jawab membuat kita tertarik? dengan observasi Sesuatu yang umum tersebut? atau spesifik? Jumlah Perilaku Sifat Perilaku 03 Berapa banyak perilaku 04 Apakah perilaku yang akan kita yang akan kita observasi adalah perilaku yang observasi? mudah untuk diidentifikasi dan dibedakan dengan perilaku lain yang serupa? Bagaimana Mendesain sistem koding? Baik perilaku global maupun perilaku spesifik harus tetap didefinisikan selengkap-lengkapnya untuk membantu observer dalam mendeteksi perilaku yang harus dicatat dan dibedakan antara 1 dengan lainnya Jika menggunakan kategori umum àmasing-masing perilaku individu harus diklasifikasikan dalam kategori tersebut Kategori umum/global à ketika tujuannya untuk mendapatkan deskripsi umum suatu perilaku Kategori spesifik à ketika tujuannya untuk mengidentifikasi beberapa perilaku berdasarkan pertanyaan rujukan Sistem koding multidimensi à ketika ingin menguji hubungan antara perilaku dan determinan lingkungan Kategori Global/Umum: Verbal Non Verbal Kategori Spesifik: Merebut mainan teman Menjambak Memukul mencubit Ilustrasi Sistem Koding 02 Reliabilitas Reliabilitas Arti reliabilitas yang paling dikenal adalah derajat kesepakatan Pemantapan reliabilitas interobserver atau kesepakatan itu penting, agar yakin bahwa pengamatan dapat diulangi/direplikasi dan konsisten Reliabilitas akan menambah kecermatan pengukuran, memantapkan validitas Reliabilitas dan validitas observasi dipengaruhi oleh: 1) Observer 2) Setting, skala, dan instrument 3) Subyek yang diamati 4) Sampel (jika mengamati sekelompok subyek) 5) Interaksi antara faktor-faktor tsb. 1. Observer a. Keselahan yang berkaitan dengan kualitas pribadi observer: 1. Central tendency (memilih kategori tengah à dalam rating recording) 2. Leniency/ kemurahan (cenderung menilai ke arah yang baik/positif 3. kesan pertama 4. Halo effect (berdasar kesan umum yang paling menyolok 5. teori/asumsi dan nilai pribadi 6. Kesalahan logika (penilaian serupa terhadap sifat subyek yang kelihatannya secara logika terkait) 7. Ketidakstabilan (Lelah, waktu yang berbeda, dsb) 8. Terlewat dalam mencatat 9. Commision (keliru kode suatu perilaku) 10. Efek harapan 11. Reaktivitas observer (perubah pencatatannya karena diamati oleh observe) 12. Isyarat non verbal (tidak sengaja memberi isyarat untuk mendukung perilaku observe) 1. Observer b. Ketidakstabilan c. Kesulitan d. Memilih waktu penilaian observer mengkodekan perilaku dan saat yang tepat Kelelahan, lupa, Reliabilitas lebih sulit Unit waktu yang dipilih motivasi menurun tercapai jika kurang representatif menggunakan kategori global 2. Setting, skala, dan instrumen a. Setting perilaku yang tidak representative b. Kompleksitas koding c. Pengaruh eksternal d. Kategori dalam rating 3. Subyek yang diamati a. Reaktivitas subyek b. Seleksi peran c. Kemapanan tanggapan d. Perilaku bergeser 3. Sampel a. Sampel tidak representative b. Stabilitas sampel c. Data tidak representatif Cara menentukan reliabilitas 1. Interobserver reliability/agreement à skor dari 2 atau lebih observer berdasarkan pengamatan yang dilakukan dengan indikator perilaku/subjek/group yang sama 2. Test – retest reliability 3. Internal consistency reliability Interval Recording Agreement Estimate 1. Agreement on total observation Mendasarkan perhitungan reliabilitas berdasarkan total perilaku yang muncul Rumus: Keterangan: % A IR tot : persentasi kesepakatan dari total angka interval recording A tot : angka dari interval observer 1 dan observer 2 yang disepakati pada saat perilaku muncul atau tidak muncul D : angka dari interval observer 1 dan observer 2 yang tidak disepakati saat perilaku itu muncul atau tidak muncul Contoh: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Obs 1 X O X O X O O X O X Obs 2 X O X X X O O O X X X : perilaku yang muncul O : perilaku yang tidak muncul % A IR tot = (A tot/(A tot + D)) x 100 = (7 / 7+3) x 100 = 70% Interval Recording Agreement Estimate 2. Agreement on occurrence observation Mendasarkan perhitungan reliabilitas berdasarkan perilaku yang disepakati muncul Rumus: Keterangan: % A IR occ : persentase interval recording atas kesepakatan akan perilaku yang muncul A occ : skor interval diantara observer yang disepakati akan perilaku yang muncul D : skor interval diantara observer yang tidak disepakati akan perilaku yang muncul Contoh: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Obs 1 X O X O X O O X O X Obs 2 X O X X X O O O X X X : perilaku yang muncul O : perilaku yang tidak muncul % A IR occ = (A occ/(A occ + D) )x 100 = (4 / 4+3) x 100 = 57% Interval Recording Agreement Estimate 3. Agreement on non occurrence observations Mendasarkan perhitungan reliabilitas berdasarkan perilaku yang tidak muncul Rumus: Keterangan: % A IR non : persentase interval recording atas kesepakatan akan perilaku yang tidak muncul A non : skor interval diantara observer yang disepakati akan perilaku yang tidak muncul D : skor interval diantara observer yang tidak disepakati akan perilaku yang tidak muncul Contoh: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Obs 1 X O X O X O O X O X Obs 2 X O X X X O O O X X X : perilaku yang muncul O : perilaku yang tidak muncul % A IR non = (A non/(A non + D)) x 100 = (3/ 3+3) x 100 = 50% Event Recording Agreement Estimate Mendasarkan perhitungan reliabilitas pencatatan event berdasarkan perilaku yang teramati Rumus: 𝑓1 %𝐴 𝐸𝑅 = x 100 𝑓2 Keterangan: % A ER : prosentase kesepakatan dari total angka event f1 : angka skala event yang teramati oleh observer yang melihat lebih perilaku sedikit f2 : angka skala event yang teramati oleh observer yang melihat lebih perilaku banyak Contoh: Kedua observer mengamati perilaku keluar dari kursi selama 20 menit, observer pertama mengamati 5 perilaku yang muncul dan observer yang lain mengamati 8 perilaku yang muncul !" % A ER = x 100 !# $ = x 100 % = 62,5% Rating Recording Agreement Estimate Mendasarkan perhitungan reliabilitas pencatatan rating dengan membandingkan catatan observer Rumus: Keterangan: % A ER : persentase kesepakatan dari total angka rating recording A rr : angka skala rating yang disepakati diantara observer pada setiap pernyataan D : angka skala rating yang tidak disepakati diantara observer pada setiap pernyataan Contoh: Setelah 30 menit observasi, kedua observer telah menyelesaikan 10 pernyataan/pertanyaan yang dibuat pada skala rating (skala rating maksimal 5), kedua observer setuju 8 dari 10 pernyataan skala rating %A RR = (A rr/(A rr + D)) x 100 = (8 / 8 +2) x 100 = 80% Thank you! Any Question? Reference: Sattler, J.,M. (2002). Assessment of Children Behavioral and Clinical Applications. Jerome M. Sattler, Publisher, Inc