Fermentasi Karbohidrat, MR, VP, TSIA, SIM, UREASE 2024 PDF
Document Details
Uploaded by IntegralMiami
2024
Tags
Related
Summary
Laporan praktikum tentang fermentasi karbohidrat, MR, VP, TSIA, SIM, dan UREASE pada tahun 2024. Laporan ini membahas uji-uji biokimia untuk mengidentifikasi jenis bakteri.
Full Transcript
D-IV TLM SEMESTER 3 BAKTERIOLOGI II FERMENTASI KARBOHIDRAT, MR, VP, TSIA, SIM, SCA, DAN UREASE KELOMPOK 1 TIM 2 ANGGOTA KELOMPOK Andhien Raseukina Zahra Fathia Khoirun...
D-IV TLM SEMESTER 3 BAKTERIOLOGI II FERMENTASI KARBOHIDRAT, MR, VP, TSIA, SIM, SCA, DAN UREASE KELOMPOK 1 TIM 2 ANGGOTA KELOMPOK Andhien Raseukina Zahra Fathia Khoirunnisa NIM P3.73.34.2.23.009 NIM : P3.73.34.2.23.020 Nabila Putri Nayaka Risky Danu Arta NIM : P3.73.34.2.23.031 NIM : P3.73.34.2.23.038 Sifa Fauziah Noer Afiah NIM : P3.73.34.2.23.041 TOPIK PEMBAHASAAN Fermentasi Kharbohidrat SIM MR ( Methyl Red) SCA VP (Voges Proskauer Urease TSIA FERMENTASI KARBOHIDRAT Pengertian : Uji fermentasi karbohidrat adalah suatu metode dalam mikrobiologi yang digunakan untuk mengidentifikasi jenis bakteri berdasarkan kemampuannya dalam memecah atau memfermentasi berbagai jenis gula (karbohidrat). Proses fermentasi ini menghasilkan produk sampingan berupa asam organik dan/atau gas. Fermentasi adalah proses oksidasi biologis di mana karbohidrat digunakan sebagai substrat. Hasil akhirnya dipengaruhi oleh sifat mikroba, media biakan, serta faktor lingkungan seperti suhu dan pH. Halaman 01 Tujuan : Uji fermentasi karbohidrat bertujuan mengidentifikasi jenis bakteri melalui karakteristik fermentasi yang dihasilkan. Uji ini juga memberikan wawasan tentang metabolisme bakteri dalam memanfaatkan sumber karbon, serta untuk memahami adaptasi mikroorganisme. Selain itu, hasil uji ini berguna dalam industri, seperti produksi makanan fermentasi dan biofuel, untuk mengoptimalkan proses dan kualitas produk. Prinsip : Bakteri memiliki enzim tertentu yang memungkinkannya memecah jenis karbohidrat tertentu. Kemampuan ini bervariasi antar spesies. Saat bakteri memfermentasi gula, mereka menghasilkan asam organik yang menurunkan pH media, yang dapat dilihat dari perubahan warna indikator pH. Selain itu, beberapa fermentasi menghasilkan gas yang terperangkap dalam tabung Durham terbalik di tabung reaksi. Halaman 01 Prosedur Kerja : Langkah pertama, menyiapkan media karbohidrat Phenol Red yang telah di isi di tabung isolasi bakteri dengan menggunakan ose bulat yang terlebih dahulu dipanaskan, setelah itu melakukan inokulasi ke dalam medium glukosa dengan metode tusuk terlebih dahulu ke permukaan dinding media setalah itu diratakan. selanjutnya media tersebut diinkubasi selama 24 jam pada suhu 27’C, jika setalah 24 jam maka dapat diamati dengan hasil sbb : a. Jika media berubah warna jadi kuning dan di dalam tabung durham terlihat gas maka ada pertumbuhan b. jika media tidak berubah warna dan tidak ada gas di dalam tabung durham maka tidak ada pertumbuhan. Halaman 02 Interprestasi Hasil + - Hasil positif ketika media Hasil negatif tidak Phenol Red berubah menjadi menunjukan berwarna kuning dan menunjukan tabung durham perubahan warna terdapat gas. Produksi gas media Phenol Red dari glukosa ditandai dengan dan tidak ada gas gelembung gas di dalam tabung pada tabung durham Halaman 03 UJI METHYL RED (MR) Indikator MR (warna merah di bawah pH 4,4; warna kuning pada pH 6,2) digunakan untuk menentukan pH. Pengertian : Metil merah adalah pewarna azo, atau pewarna sintetis, yang merupakan salah satu indikator kimia umum yang digunakan di laboratorium untuk menentukan transisi pH dalam kisaran tertentu. Ini paling efektif antara pH 4,4 dan pH 6,2. Jika pH di bawah 4,4 warnanya merah, dan jika di atas 6,2 warnanya kuning. Jika pH berada di antara dua batas ini, warnanya oranye. Perubahan warna ini juga berhubungan dengan sejauh mana proton atau ion hidronium (H+) terdisosiasi dari molekul pewarna. Halaman 04 Tujuan : Menurut Sudarsono (2008), uji methyl red dilakukan untuk mengetahui kemampuan bakteri mengoksidasi glukosa dengan memproduksi asam dengan konsentrasi tinggi sebagai hasil akhirnya dan hasil asam yang terbentuk berubah menjadi merah dengan ditambahkannya reagen metil merah. Metilen merah berguna untuk menguji perubahan pH dalam larutan asam. Ini juga berguna untuk mengkalibrasi larutan, terutama selama percobaan titrasi. Namun, ini tidak efektif untuk menguji perubahan pH dalam larutan basa karena warnanya tetap kuning ketika dicampur dengan larutan tersebut. Halaman 05 Prinsip : Ketika bakteri memfermentasi glukosa dan menghasilkan campuran asam, hal itu menyebabkan penurunan pH. Indikator pH Methyl Red menunjukkan perubahan pH yang disebabkan oleh fermentasi glukosa oleh bakteri. Indikator pH berwarna merah pada pH asam dan kuning pada pH basa. Jika media berubah dari kuning menjadi merah, berarti uji positif. Prosedur Kerja : Satu ose biakan bakteri dari NA miring diinokulasikan ke dalam media MR-VP. Kemudian, diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37C. Lalu, ditambahkan 5 tetes methyl red, dikocok dan didiamkan selama beberapa menit. Warna kuning menunjukan reaksi negatif dan warna merah menunjukkan reaksi positif. Halaman 06 Interprestasi Hasil + - Hasil positif ketika media Hasil negatif ketika media Methyl Red berubah Methyl Red berubah menjadi berwarna merah menjadi berwarna kuning Contoh hasil uji methyl Contoh hasil uji methyl red pada bakteri coli akan red pada Aerobacter akan menghasilkan hasil positif menghasilkan hasil (+) negatif ( - ). Halaman 07 VP ( VOGES PROSKAUER ) Pengertian : Uji VP merupakan pengujian untuk mendeteksi asetoin (acetyl-methylcarbinol ) dalam kultur bakteri. Pengujian ini dilakukan dengan penambahan alpha-naftol pada media VP yang telah diinokulasikan bakteri. Hasil positif akan menunjukkan perubahan warna menjadi merah, sedangkan warna kuning-coklat menunjukkan hasil negatif. Tujuan : Untuk membedakan bakteri berdasarkan kemampuannya menghasilkan asetoin sebagai produk akhir fermentasi glukosa. Halaman 08 Prinsip Prosedur Kerja Asetilkarbinol atau asetoin yang dihasilkan 1. Satu ose dari biakan NA miring akan dioksidasi menjadi diasetil dengan diinokulasikan ke dalam media MR-VP adanya KOH (kalium hidroksida) dan udara 2. Inkubasi selama 24 jam dengan suhu 37°C, (O²). Diasetil yang dihasilkan, dengan 3. Tambahkan 3 tetes larutan alfa naftol dan adanya ∝ – naftol, akan bereaksi dengan 2 tetes larutan KOH 40%, dikocok dan komponen guanidin dari pepton didiamkan selama beberapa menit. 4. Amati perubahan warna yang terbentuk. membentuk polimer berwarna merah muda Warna merah muda sampai merah tua hingga merah. menunjukan hasil positif, jika tidak tidak terjadi perubahan warna maka menunjukkan hasil negatif Halaman 09 Interprestasi Hasil VP + - Hasil positif Hasil negatif ditunjukkan ditunjukkan dengan dengan tidak adanya terbentuknya warna warna merah muda pada permukaan media atau merah muda pada terbentuknya warna permukaan media. tembaga. Halaman 10 TSIA & SIM Pengertian : TSIA (Triple Sugar Iron Agar) adalah medium pertumbuhan bakteri yang sering digunakan untuk membedakan tipe pertumbuhan bakteri. Medium TSIA mengandung 3 jenis gula yaitu berupa glukosa, laktosa, dan sukrosa sehingga disebut triple sugar, serta mengandung besi (iron) dari ferric citrate. Medium TSIA biasanya digunakan untuk mengidentifikasi kelompok bakteri Gram negatif, yang ditandai dengan kemampuan fermentasi gula dan membentuk Hidrogen Sulfida (HS). SIM (Sulfide Indole Motility) adalah media agar semi-padat dan diferensial yang dirancang khusus untuk membantu identifikasi beberapa bakteri, terutama dari keluarga Enterobacteriaceae. Media ini terdiri dari triptein, pepton, besi sulfat, amonium sulfat, natrium tiosulfat, dan agar. Halaman 11 Prinsip TSIA: mendeteksi bakteri yang dapat memfermentasi laktosa, sukrosa, dan glukosa. Fermentor memproduksi asam sehingga menurunkan pH dan merubah media menjadi kuning. Dalam beberapa jam di bagian slant & warna merah di bagian butt. Fero sulfat pada media bereaksi dengan H2S membentuk endapan hitam terlihat dalam pada Butt. Prosedur Kerja : Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Timbang media sesuai dengan takaran yang tertera di botol media. Larutkan media dengan Aquadest lalu panaskan di hotplate, kemudian dihomogenkan. Pindahkan media kedalam tabung reaksi masing-masing 3ml lalu tutup dengan kapas. Sterilkan di dalam autoklaf dengan memiringkan media 45°. Setelah steril simpan media di dalam lemari pendingin Halaman 12 Prinsip SIM: mengetahui kemampuan pembentukan sulfida oleh bakteri, pembentukan cincin indol dan kemampuan motilitas bakteri. Sulfur dapat direduksi menjadi H2S (Hidrogen Sulfida) baik oleh katabolisme asam amino sistem oleh desulfurase sistem enzim atau dengan pengurangan thiosulphate dalam respirasi anaerobik. Jika hidrogen sulfida diproduksi maka warna hitam akan terbentuk di media Prosedur Kerja : Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Timbang media sesuai dengan takaran yang tertera di botol media. Larutkan media dengan Aquadest lalu panaskan di hotplate, kemudian dihomogenkan. Pindahkan media kedalam tabung reaksi masing-masing 3ml lalu tutup dengan kapas. Sterilkan di dalam autoklaf. Setelah steril dan media menjadi semi padat masukan ke dalam lemari pendingin Halaman 13 Interprestasi Hasil TSIA MEDIUM MIRING MEDIUM TEGAK INTERPRETASI Merah Kuning Fermentasi glukosa saja, pepton dikatabolisme Kuning Kuning Fermentasi glukosa dan laktosa dan/atau sukrosa Merah Merah Tidak ada fermentasi, pepton dikatabolisme Merah Tidak ada perubahab Tidak ada fermentasi; Pepton digunakan secara aerobik Kuning Kuning + gelembung udara Fermentasi glukosa dan laktosa dan/atau sukrosa, gas diproduksi Merah Kuning + gelembung udara Fermentasi glukosa saja; gas diproduksi Kuning + gelembung udara + Merah Fermentasi glukosa saja; gas diproduksi; H2S diproduksi endapan hitam Merah Kuning + endapan hitam Fermentasi glukosa saja; H2S diproduksi Kuning Kuning + endapan hitam Fermentasi glukosa dan laktosa dan/atau sukrosa,H2S diproduksi Tidak ada perubahan Tidak ada perubahan Tidak ada fermentasi Interprestasi Hasil TSIA Interprestasi Hasil SIM + - Hasil positif terjaadi ketika Hasil negatif akan terjadi jika Indole terbentuk cincin Indole tidak berwarna atau terbentuk cincin berwarna berwarna merah, Sulfur kuning, Sulfur tidak ada terbentuk warna hitam, perubahan atau tidak dan Motilitas ditandai berubah menjadi hitam, dan dengan warna putih keruh Motilitas tidak terbentuk pada bekas tusukan. warna putih keruh. Halaman 16 UJI SCA (SIMMON CITRATE AGAR) Media Simmons Citrate Agar (SCA) adalah medium pertumbuhan untuk melakukan uji biokimiawi penggunaan sitrat sebagai sumber karbon pada mikroorganisme yang mengandung Natrium sitrat dan Amonium fosfat yang berfungsi sebagai sumber karbon dan sumber nitrogen. Medium ini yang dimodifikasi dari medium Koser dengan menambahkan indikator warna bromthymol blue yang berfungsi sebagai indikator perubahan nilai pH yang dihasilkan dari suatu reaksi kimiawi. Bromthymol blue memiliki warna hijau pada pH medium 6,9, dan apabila terjadi kenaikan pH hingga 7,6 maka akan berubah menjadi warna biru. Media ini digunakan untuk membedakan bakteri gram negatif berdasarkan penggunaan sitrat. Kandungan pada SCA adalah : Amonium dihidrogen fosfat, Natrium amonium fosfat , Natrium klorida, Natrium sitrat, Magnesium sulfat, Bromthymol Blue , Agar, Distilled Water Halaman 17 PRINSIP KERJA Organisme yang mampu memanfaatkan amonium dihidrogen fosfat dan sitrat akan tumbuh tanpa hambatan pada media ini. Jika sitrat dapat digunakan, mikroba akan mengakumulasi produk sampingan alkali/basa. Bakteri yang dapat tumbuh pada media ini menghasilkan enzim, sitrat-permease , yang mampu mengubah sitrat menjadi piruvat. Piruvat kemudian dapat memasuki siklus metabolisme organisme untuk produksi energi. Pemanfaatan sitrat bergantung pada keberadaan enzim sitase yang diproduksi oleh organisme, yang memecah sitrat menjadi asam oksaloasetat dan asam asetat. Produk- produk ini kemudian diubah menjadi asam piruvat dan karbondioksida. CARA MEMBUAT 1. Formula SCA menurut formulasi Oxoid adalah 23 gram / liter akuades. Jadi untuk membuat 1 liter / 1000 ml medium dibutuhkan sebanyak 23 gram serbuk medium SCA yang dilarutkan kedalam 1 liter akuades 2. Timbang medium menggunanakan timbangan analitik agar lebih presisi. 3. Larutkan 23 gram medium kedalam 1 liter akuades dengan cara dipanaskan pada suhu 80°C sambil diaduk menggunakan alat hot plate and magnetic stirrer. Pastikan medium larut dengan sempurna dan tidak terjadi penggumpalan. 4. Atur pH medium hingga mencapai 7.0 ± 0.2. 5. Mengatur pH medium dapat menggunakan alat pH meter agar hasilnya lebih akurat. Apabila saat pengukuran awal medium mempunyai pH diatas 7.0 maka dapat ditambah larutan HCL sedikit demi sedikit. Dan sebaliknya apabila pH medium lebih rendah dari 7.0 dapat ditambah larutan NaOH. 6. Medium yang telah jadi dimasukkan kedalam tabung reaksi / tabung vial sesuai kebutuhan dan ditutup dengan tidak rapat / renggang. 7. Sterilisasi medium menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan tekanan 2 Atm selama 15 menit. 8. Setelah disterilisasi dan medium masih bersifat cair, tabung reaksi dapat dimiringkan hingga 45 derajat atau lebih. Dan tunggu medium hingga memadap dengan sempurna sebelum digunakan. HASIL PENGAMATAN ORGANISME INTERPRETASI HASIL 1. pemanfaatan sitrat Serratia dan sebagian 2. menghasilkan reaksi besar spesies basa Enterobacter , Positif Citrobacter, Klebsiella, 3. warna medium berubah dari hijau Proteus, dan menjadi biru cerah. Providencia 1. tidak ada Escherichia coli, penggunaan sitrat Shigella, Yersinia, Negatif 2. warna medium spesies tetap tidak berubah Edwardsiella (hijau) UJI UREASE Urea Agar dikembangkan oleh Christensen pada tahun 1946 untuk membedakan bakteri enterik. Uji urease digunakan untuk menentukan kemampuan organisme dalam memecah urea, melalui produksi enzim urease. PRINSIP KERJA Urea merupakan produk dekarboksilasi asam amino. Hidrolisis urea menghasilkan amonia dan CO2. Pembentukan amonia membuat medium menjadi basa, dan perubahan pH terdeteksi oleh perubahan warna fenol merah dari jingga muda pada pH 6,8 menjadi magenta (merah muda) pada pH 8,1. Organisme positif urease cepat mengubah seluruh medium menjadi merah muda dalam waktu 24 jam. KOMPOSISI PERSIAPAN Larutkan bahan-bahan dalam 100 ml air suling Urea 20,0 gram dan sterilkan saringan (ukuran pori 0,45 mm). Natrium klorida 5,0 gram Larutkan agar dalam 900 ml air suling, didihkan hingga larut sempurna. Monokalium Fosfat 2,0 gram Autoklaf pada suhu 121 derajat C dan 15 psi selama 15 menit. Pepton 1,0 gram Dinginkan agar hingga 50 hingga 55 derajat C. Secara aseptik tambahkan 100 ml urea basa Dekstrosa 1,0 gram yang disterilkan dengan filter ke dalam larutan agar yang telah dingin dan aduk hingga rata. Fenol Merah 0,012 gram Distribusikan 4 hingga 5 ml per tabung steril (13 x 100 mm) dan miringkan tabung selama Agar 15.0 gram pendinginan hingga memadat. UJI UREASE INTREPETASI HASIL Olesi permukaan miring HASIL PENGAMATAN ORGANISME agar urea dengan sebagian koloni yang Terbentuknya warna magenta Proteus spp, Cryptococcus spp, terisolasi dengan baik pekat hingga merah muda Corynebacterium spp, Helicobacter Positif atau inokulasi miring terang dalam waktu 15 menit pylori , Yersinia spp, Brucella spp, hingga 24 jam. dll. dengan 1 hingga 2 tetes dari kultur kaldu infus Negatif Tidak ada perubahan warna Escherichia, Shigella, Salmonella , dll. otak-jantung semalaman. Biarkan tutupnya longgar dan inkubasi tabung pada suhu 35°-37°C di udara sekitar selama 48 jam hingga 7 hari. Periksa perkembangan warna merah muda selama 7 hari. TERIMA KASIH