Budidaya dan Pasca Panen KARET PDF

Document Details

PreEminentTsilaisite1437

Uploaded by PreEminentTsilaisite1437

Tags

budidaya karet perkebunan karet tanaman karet agrikultur

Summary

This document provides information on the cultivation and post-harvest management of rubber trees. It covers topics such as the requirements for rubber tree growth, cultivation techniques, and pest and disease management. It's a comprehensive guide to rubber cultivation.

Full Transcript

Budidaya dan Pasca Panen KARET Penyusun : - Dr. S. Damanik - Dr. M. Syakir - Dr. Made Tasma - Dr. Siswanto Redaksi Pelaksana : - Ir. Yusniarti - Agus Budiharto Desain dan foto sampul : Agus Budiharto Tata Letak : Agus Budiharto...

Budidaya dan Pasca Panen KARET Penyusun : - Dr. S. Damanik - Dr. M. Syakir - Dr. Made Tasma - Dr. Siswanto Redaksi Pelaksana : - Ir. Yusniarti - Agus Budiharto Desain dan foto sampul : Agus Budiharto Tata Letak : Agus Budiharto Foto oleh: Agus Budiharto Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan Hak Cipta dilindungi Undang-undang 2010 Budidaya dan Pasca Panen Karet ISBN : ii Budidaya dan Pasca Panen KARET Kata Pengantar Tanaman Karet (Hevea brasiliensis) merupa- kan salah satu komoditas ekspor yang menjadi sumber pemasukan untuk pendapat-an negara dan permintaan karet dunia meningkat dari tahun ke tahun. Indonesia mempunyai peluang paling besar untuk memanfaatkan potensi pasar tersebut. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi nasional adalah mendukung pengembangan karet melalui buku petunjuk Budidaya dan Pasca Panen yang dapat membantu masyarakat pekebun untuk berusaha tani secara tepat dan optimal serta menguntungkan. Buku ini memuat pedoman awal dan umum untuk dilaksanakan di lapangan secara operasional dengan mengikuti kaidah-kaidah yang benar dan sistematik. Bahan- bahan yang disajikan pada buku ini bersumber dari berbagai pihak dan melalui kegiatan penelitian yang sudah dilakukan selama kurun waktu tertentu. Secara khusus disampaikan terima kasih kepada para peneliti bidang perkebunan dan semua pihak yang telah membantu terbitnya buku ini. Masukan dan saran masih terbuka untuk perbaikan buku pedoman ini. Semoga buku ini Budidaya dan Pasca Panen KARET iii bermanfaat bagi masyarakat pekebun dan bagi upaya pengembangan tanaman karet di bumi persada Indonesia. Bogor, Nopember 2010 Kepala Pusat, Dr. M. Syakir Daftar Isi Halaman Kata Pengantar............................................................................. iii Daftar Isi......................................................................................... iv I. Pendahuluan 1 II Persyaratan Tumbuh Tanaman Karet 3 A. Iklim................................................................................... 3 B. Curah Hujan.................................................................... 3 C. Tinggi Tempat................................................................ 3 D. Angin................................................................................. 4 E. Tanah................................................................................. 4 III. Bahan Tanaman 5 A. Menyiapkan Batang Bawah...................................... 6 B. Menyiapkan Batang Atas........................................... 14 C. Kegiatan Okulasi........................................................... 17 D. Pelaksanaan Okulasi.................................................... 19 E. Bentuk Bibit Okulasi.................................................... 22 F. Jenis Bibit Okulasi......................................................... 24 IV. Pengolahan Lahan dan Penanaman 29 iv Budidaya dan Pasca Panen KARET A. Pengolahan Lahan........................................................ 29 B. Penanaman..................................................................... 31 C. Penanaman Tanaman Penutup Tanah.................. 36 V. Pemeliharaan Tanaman 38 A. Pemeliharaan Tanaman Sebelum Berproduksi.. 38 B. Pemeliharaan Masa Produksi................................... 42 VI. Pengendalian Hama dan Penyakit 47 A. Hama................................................................................. 47 B. Penyakit........................................................................... 52 VII. Penyadapan 64 A. Penentuan Matang Sadap....................................... 64 B. Peralatan Sadap............................................................ 65 C. Pelaksanaan Penyadapan.......................................... 70 D. Frekuensi dan Intensitas Sadapan.......................... 73 E. Sistem Eksplotasi.......................................................... 75 VIII. Pengolahan 80 IX. Analisis Usahatani Karet 82 Bahan Bacaan 85 Budidaya dan Pasca Panen KARET v vi Budidaya dan Pasca Panen KARET BAB Pendahuluan Tanaman karet (Hevea brasiliensis) termasuk dalam famili Euphorbiacea, disebut dengan nama lain rambung, getah, gota, kejai ataupun hapea. Karet merupakan salah satu komoditas perkebunan yang penting sebagai sumber devisa non migas bagi Indonesia, sehingga memiliki prospek yang cerah. Upaya peningkatan produktivitas tanaman tersebut terus dilakukan terutama dalam bidang teknologi budidaya dan pasca panen. Agar tanaman karet dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan lateks yang banyak maka perlu diperhatikan syarat-syarat tumbuh dan lingkungan yang diinginkan tanaman ini. Apabila tanaman karet ditanam pada lahan yang tidak sesuai dengan habitatnya maka pertumbuhan tanaman akan terhambat. Lingkungan yang kurang baik juga sering mengakibatkan produksi lateks menjadi rendah. Sesuai habitat aslinya di Amerika Selatan, terutama Brazil yang beriklim tropis, maka karet juga cocok ditanam di Indonesia, yang sebagian besar ditanam di Sumatera Utara dan Kalimantan. Luas areal perkebunan karet tahun 2008 tercatat mencapai lebih dari 3,5 juta hektar yang sebagian besar yaitu 85% merupakan perkebunan karet rakyat dan hanya 8% perkebunan besar milik swasta serta 7% perkebunan besar milik negara. Budidaya dan Pasca Panen KARET 1 Sejak dekade 1980 hingga saat ini tahun 2010, perma-salahan karet Indonesia adalah rendahnya produktivitas dan mutu karet yang dihasilkan, khususnya oleh petani karet rakyat. Sebagai gambaran produksi karet rakyat hanya 600 - 650 kg KK/ha/thn. Meskipun demikian, peranan Indonesia sebagai produsen karet alam dunia masih dapat diraih kembali dengan memperbaiki teknik budidaya dan pasca panen/pengolahan, sehingga produktivitas dan kualitasnya dapat ditingkatkan secara optimal. Secara umum ada dua jenis karet, yaitu karet alam dan karet sintetis. Setiap jenis karet mempunyai/memiliki karakteristik yang berbeda, sehingga keberadaannya saling melengkapi. Saat ini karet yang digunakan di Industri terdiri dari karet alam dan karet sintetis. Adapun kelebihan yang dimiliki karet alam adalah: (a) memiliki daya lenting dan daya elastisitas yang tinggi, (b) memiliki plastisitas yang baik sehingga pengolahannya mudah (c) mempunyai daya aus yang tinggi (d) tidak mudah panas (low heat build up) dan memiliki daya tahan yang tinggi terhadap keretakan (groove cracking resistance). Selanjutnya karet sintetis memiliki kelebihan tahan terhadap berbagai zat kimia. Karet sintetis dibuat dengan mengandalkan bahan baku minyak bumi. 2 Budidaya dan Pasca Panen KARET BAB Persyaratan Tumbuh Tanaman Karet Membangun kebun karet diperlukan teknologi budidaya karet yang mencakup beberapa kegiatan yaitu: syarat tumbuh tanaman karet, klon-klon rekomendasi, bahan tanam/bibit, pemeliharaan tanaman, pemupukan, pengendalian hama/ penyakit dan penyadapan/panen. Syarat tumbuh tanaman karet memerlukan kondisi-kondisi tertentu yang merupakan syarat hidupnya. Lebih rinci syarat tumbuh diuraikan sebagai berikut: A. Iklim Daerah yang cocok adalah pada zone antara 150 LS dan 150 LU, dengan suhu harian 25 – 30oC. B. Curah hujan Tanaman karet memerlukan curah hujan optimal antara 2.000-2.500 mm/tahun dengan hari hujan berkisar 100 s/d 150 HH/tahun. Lebih baik lagi jika curah hujan merata sepanjang tahun. Sebagai tanaman tropis, karet Budidaya dan Pasca Panen KARET 3 membutuhkan sinar matahari sepanjang hari, minimum 5- 7 jam/hari. C. Tinggi tempat Tanaman karet tumbuh optimal pada dataran rendah dengan ketinggian 200 m – 400 m dari permukaan laut (dpl). Pada ketinggian > 400 m dpl dan suhu harian lebih dari 30oC, akan mengakibatkan tanaman karet tidak bisa tumbuh dengan baik. D. Angin Kecepatan angin yang terlalu kencang pada umumnya kurang baik untuk penanaman karet. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan berbatang besar. Tinggi pohon dewasa mencapai 15 - 25 m. Batang tanaman biasanya tumbuh lurus dan memiliki percabangan yang tinggi di atas. E. Tanah Berbagai jenis tanah dapat sesuai dengan syarat tumbuh tanaman karet baik tanah vulkanis maupun alluvial. Pada tanah vulkanis mempunyai sifat fisika yang cukup baik terutama struktur, tekstur, solum, kedalaman air tanah, aerasi dan drainase, tetapi sifat kimianya secara umum kurang baik karena kandungan haranya rendah. Sedangkan tanah alluvial biasanya cukup subur, tetapi sifat fisikanya kurang baik sehingga drainase dan aerasenya kurang baik. Tanah-tanah kurang subur seperti podsolik merah kuning yang ada di negeri ini dengan bantuan pemupukan dan pengelolaan yang baik bisa dikembangkan menjadi perkebunan karet dengan hasil yang cukup baik. 4 Budidaya dan Pasca Panen KARET Padas pada lapisan olah tanah tidak disukai tanaman karet karena mengganggu pertumbuhan dan perkembangan akar, sehingga proses pengambilan hara dari dalam tanah terganggu. Derajat keasaman mendekati normal cocok untuk tanaman karet, yang paling cocok adalah pH 5-6. Batas toleransi pH tanah adalah 4-8. Sifat-sifat tanah yang cocok pada umumnya antara lain; aerasi dan drainase cukup, tekstur tanah remah, struktur terdiri dari 35% tanah liat dan 30% tanah pasir, kemiringan lahan

Use Quizgecko on...
Browser
Browser