Pengaruh Limbah Budidaya Ikan di Gorontalo PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
2024
Tags
Summary
Presentasi ini membahas pengaruh limbah hasil budidaya ikan di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo terhadap perairan, mencakup jenis limbah, dampaknya terhadap kualitas air, dan solusi pencegahan pencemaran. Kajian ini menyoroti pentingnya pengelolaan limbah untuk menjaga kesehatan lingkungan perairan.
Full Transcript
PENGARUH LIMBAH HASIL BUDIDAYA IKAN DI BALAI BENIH IKAN KOTA GORONTALO TERHADAP PERAIRAN DAN SOLUSI PENGELOLAANYA Kelompok lV LATAR BELAKANG Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, se...
PENGARUH LIMBAH HASIL BUDIDAYA IKAN DI BALAI BENIH IKAN KOTA GORONTALO TERHADAP PERAIRAN DAN SOLUSI PENGELOLAANYA Kelompok lV LATAR BELAKANG Pencemaran air adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun samapi ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai peruntukannya. Salah satu bagian penting dari ekonomi Kota Gorontalo adalah budidaya ikan. Balai Benih Ikan (BBI) Kota Gorontalo, sebagai pusat pengembangan perikanan, memiliki tujuan strategis untuk meningkatkan produksi ikan dan memenuhi permintaan pasar lokal dan nasional. Namun, di balik potensi ekonomi yang dihasilkan, budidaya ikan juga berdampak buruk pada lingkungan, terutama terkait dengan limbah yang dihasilkan. Rumusan Masalah Apa saja jenis limbah yang dihasilkan dari proses budidaya ikan penanganannya? Bagaimana dampak limbah budidaya ikan terhadap kualitas air di sekitar area budidaya? Bagaimana solusi pencegahan perairan yang telah tercemar? PENGERTIAN DAN JENIS-JENIS LIMBAH Limbah adalah bahan buangan atau bahan sisa yang tidak digunakan lagi dari hasil kegiatan manusia baik pada skala rumah tangga, industri, maupun pertambangan. Pada konsentrasi tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan dan terhadap kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan yang tepat terhadap limbah Limbah budidaya perikanan adalah sisa-sisa dari proses budidaya ikan atau udang yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan perairan jika tidak dikelola dengan baik. Limbah ini dapat berupa sisa- sisa pencernaan ikan atau udang, serta sisa-sisa pakan yang mengendap di dasar perairan Berdasarkan hasil identidfikasi kami pada Jum’at, 9 September 2024 di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo, yaitu sebagai berikut: Limbah organik yang berada di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo. Limbah tersebut tersmasuk sisa makanan yang tidak dimakan oleh ikan, kotoran ikan, dan sisa-sisa tanaman aquaponik jika digunakan. Limbah ini bisa membusuk dan menghasilkan amonia, yang dapat mencemari air jika tidak dikelola dengan baik. Limbah padat yang berada di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo. Limbah tersebut termasuk sedimen, kortoran ikan yang mengendap di dasar kolam atau tangki, serta sisa-sisa tanaman atau bahan lain yang digunakan dalam sistem budidaya. Limbah cair yang berada di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo. Limbah tersebut termasuk air buangan dari sistem budidaya yang mungkin mengandung amonia, nitrat, dan nitrit, serta zat-zat lain yang bisa mencemari lingkungan jika tidak diolah dengan benar. Limbah kimia yang berada di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo, merupakan salah satu jenis penggunaan bahan kimia untuk memperbaiki kualitas air akuakultur, meningkatkan laju pertumbuhan ikan, menekan patogenitas, dan memperkecil konversi pakan. DAMPAK DAN EFEK LIMBAH Limbah Sisa Makanan Ikan Sisa makanan ikan mengandung nutrien seperti nitrogen dan fosfor, yang dapat meningkatkan kadar nutrien di air. Eutrofikasi, pertumbuhan alga yang berlebihan, menyebabkan kadar oksigen di dalam air menjadi lebih rendah. Ketika alga tumbuh terlalu banyak, oksigen di dalam air akan berkurang drastis saat alga membusuk, membuat hewan air seperti ikan kekurangan oksigen dan mati. Limbah ini memiliki kemampuan untuk mempercepat penumpukan zat organik di dasar perairan, yang membahayakan kehidupan akuatik dan mengganggu ekosistem perairan secara keseluruhan. Limbah yang tidak terkelola dengan baik bisa jadi tempat berkembang biaknya patogen atau bakteri berbahaya yang dapat menginfeksi ikan dan berisiko pada kesehatan manusia jika ikan tersebut dikonsumsi. Limbah Sedimen. Limbah sedimen budidaya adalah zat yang mengendap di dasar kolam atau lahan pertanian Limbah ini biasanya terdiri dari sisa pakan ikan, kotoran ikan, bahan organik, dan partikel lumpur atau tanah yang terbawa selama proses budidaya Limbah sedimen ini dapat mengakibatkan berbagai masalah jika tidak dikelola dengan baik. Ini termasuk pencemaran lingkungan, penurunan kualitas air, dan pengaruh negatif terhadap kehidupan akuatik di perairan sekitar. Sedimen sering membawa partikel logam berat atau bahan kimia dari aktivitas budidaya atau lingkungan sekitar. Ketika sedimen ini mengalir ke perairan, mereka dapat mencemari air dan membahayakan organisme akuatik. Sedimen yang berlebihan dapat mengganggu ikan dan organisme lainnya, terutama spesies yang bergantung pada kejernihan air untuk berburu makanan atau berkembang biak. Selain itu, sedimen bisa menyumbat insang ikan, menyebabkan kesulitan bernapas. Limbah Air Buangan. Kadar nitrogen dan fosfor yang tinggi biasanya ditemukan dalam limbah air buangann kotoran ikan. Ketika nutrien ini masuk ke perairan, mereka dapat menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan, atau eutrofikasi. Ketika alga mati dan terurai, kadar oksigen terlarut dalam air menjadi lebih rendah, yang menyebabkan kondisi hipoksia yang berbahaya bagi ikan dan makhluk air lainnya.Air yang dibuang dari kolam budidaya ikan sering mengandung bahan organik, amonia, dan bahan kimia lainnya yang dapat menurunkan kualitas air alami, membuatnya lebih keruh, berbau, dan berpotensi beracun bagi makhluk akuatik. Karena peningkatan kadar zat hara dan penurunan kadar oksigen akibat limbah, ikan dan biota lain di perairan alami bisa kekurangan oksigen dan mati. Ini sering disebut "dead zones," di mana kehidupan akuatik tidak bisa bertahan. Limbah Kimia Dalam budidaya ikan, limbah kimia adalah sisa- sisa bahan kimia yang gunakan untuk memelihara ikan yang dapat terbuang ke lingkungan, terutama ke perairan. Limbah kimia ini harus dikelola dengan sangat hati-hati karena dapat mencemari air mempengaruhi kesehatan ekosistem perairan, dan berpotensi berbahaya bagi manusia jika dikonsumsi oleh ikan atau air dari lingkungan tercemar tersebut. Limbah kimia yang mengalir ke perairan alami dari kolam budidaya dapat mencemari air, menurunkan kualitas air, dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Bahan kimia seperti pestisida, antibiotik, atau disinfektan dapat merusak kesehatan biota dan ekosistem air yang sudah ada. Solusi Pencegahan 1. Membuat kolam sedimensi di sekitar kolam budidaya untuk menangkap sedimen dan partikal padat seperti sisa pakan dan kotoran ikan sebelum air buangan ke perairan alami. 2. Menggunakan biofilter dengan bakteri nitrifikasi untuk mengurai zat berbahaya seperti amonia menjadi senyawa yang lebih aman sebelum air buangan masuk ke sungai atau laut. 3. Menggunakan teknologi RAS (Recirculating Aquaculture System) yang memungkinkan air digunakan kembali setelah melalui proses penyaringan dan pembersihan, sehingga mengurangi volume limbah yang dibuang. 4. Mengurangi penggunaan bahan kimia seperti antibiotik, pestisida, dan disinfektan, yang dapat mencemari perairan jika tidak dikelola dengan baik. Beralih ke metode budidaya yang lebih alami dan ramah lingkungan. 5. Melakukan monitoring terhadap kualitas air di sekitar area budidaya ikan untuk memantau tingkat polusi dan memastikan bahwa limbah tidak mencemari perairan Kesimpulan Dari hasil identifikasi, kami menemukan 4 jenis limbah yaitu limbah organik, limbah padat, limbah cair dan limbah kimia. Limbah-limbah tersebut berasal dari sisa makanan ikan, sedimen, air buangan kolam dan sisa-sisa bahan kimia yang berasal dari hasil budidaya ikan di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo. Adapun solusi penanggulangan pencemaran perairan dapat dilakukan dalam berbagai cara diantaranya, membuat kolam sedimentasi, menggunakan biofilter, menggunakan teknologi RAS (Recirculating Aquaculture System), mengurangi penggunaan bahan kimia dan melakukan monitoring terhadap kualitas air di sekitar area budidaya ikan untuk memantau tingkat polusi dan memastikan bahwa limbah tidak mencemari perairan alami.