Budi Daya Ayam Layer PDF
Document Details
Uploaded by SpiritedSatyr
SMK Negeri 1 Cihampelas
2023
Wisnu Lunardi, Ahmad Fahrudin Husen
Tags
Summary
Modul ini membahas tentang budidaya ayam layer di Indonesia. Modul ini meliputi topik-topik seperti jenis bibit, pembangunan kandang, manajemen pemeliharaan, panen, pakan dan nutrisi, kesehatan, dan manajemen keuangan usaha. Modul ini ditujukan bagi peternak ayam layer, akademisi, dan mahasiswa.
Full Transcript
Budi Daya Ayam Layer Penulis : Wisnu Lunardi Ahmad Fahrudin Husen ISBN : …… Desain Sampul : Rasyid Al-Farabi Seno Marieska Tata Letak : Adelia Rahmadania Rifaih Penerbit : Edu Farmers International Foundation Redaksi : Edu Farmers International Foundation Wisma Millenia Lt. 2 Jalan M.T. Hary...
Budi Daya Ayam Layer Penulis : Wisnu Lunardi Ahmad Fahrudin Husen ISBN : …… Desain Sampul : Rasyid Al-Farabi Seno Marieska Tata Letak : Adelia Rahmadania Rifaih Penerbit : Edu Farmers International Foundation Redaksi : Edu Farmers International Foundation Wisma Millenia Lt. 2 Jalan M.T. Haryono Kav. 16, Jakarta Selatan 12810 Telp. +6221 2854 5680 Fax. +6221 831 0309 Cetakan pertama, …… 2023 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa izin tertulis dari penerbit iii KATA PENGANTAR Ayam layer atau ayam petelur merupakan salah satu komoditas penghasil telur konsumsi yang menjadi sumber protein hewani di Indonesia. Ayam layer memiliki potensi yang besar untuk menjadi penghasil sumber utama protein hewani bagi masyarakat Indonesia dengan ketersediaan dan aksesibilitas harga yang terjangkau. Oleh karenanya ayam layer banyak dibudidayakan oleh peternak hampir di seluruh wilayah di Indonesia baik peternakan dalam skala industri ataupun skala rakyat. Saat ini jumlah produksi telur ayam hasil budidaya ternak ayam layer masih belum mencukupi kebutuhan konsumsi telur ayam nasional. Peningkatan produktivitas ayam layer menjadi kunci keberhasilan pemenuhan kebutuhan pasar oleh peternak. Modul Budi Daya Ayam Layer merupakan sebuah kumpulan pengetahuan dan keterampilan praktis tata cara beternak ayam layer yang didesain agar bisa dipahami oleh semua kalangan baik akademisi, mahasiswa, siswa, peternak dan orang awam yang ingin belajar menjadi peternak ayam layer. Modul ini diharapkan dapat menjadi sumber bacaan dalam rangka peningkatan kompetensi peternak ayam layer dari segi pengetahuan dan keterampilan teknis budidaya ayam layer. Penulis menyadari bahwa modul ini masih belum lengkap dan sempurna, oleh karenanya penulis menerima segala bentuk kritik dan saran yang membangun agar bisa membuat modul ini menjadi lebih sempurna. Besar harapan penulis agar modul ini dapat memberikan manfaat bagi semua kalangan khususnya para pelaku budidaya ayam layer di Indonesia. Jakarta, Oktober 2023 Penulis iv DAFTAR ISI COVER i JUDUL ii KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI iv DAFTAR GAMBAR v DAFTAR TABEL vi PENDAHULUAN 1 Kompetensi Pekerja Kandang 2 BIBIT DAN INDUKAN AYAM PETELUR 5 Skema Breeding Ayam Petelur 6 Pengertian Ayam Petelur 7 Jenis Bibit Ayam Petelur 8 Pemilhan Jenis Bibit 10 Strain Ayam Ras Petelur 11 MEMBANGUN KANDANG AYAM PETELUR 14 Kandang Open House 15 Kandang Close House 16 Kandang Postal Litter 18 Kandang Baterai 18 Kandang Alternatif (Free-Range dan Pasture-Raised) 19 Kandang Ideal Ayam Petelur (Periode Layer) 20 Pembangunan Kandang Ayam Petelur 22 Penetapan Lokasi Kandang 23 Ketersediaan Akses Lokasi Perkandangan 23 24 Ketersediaan Sumber Air 26 Dekat Arean Pemasaran 27 Perancangan dan Kontruksi kandang 28 Manajemen Ventilasi pada Kandang Terbuka (Open House Cage) 30 Peralatan Kandang Ayam Layer 33 v Tempat Pakan / Tempat Ransum 33 Tempat Minum 34 Alat Pemanas (Heater) 35 Peralatan Kandang Ayam Petelur Close House 36 KEBERSIHAN DAN SANITASI KANDANG 38 Program Sanitasi Kandang 39 Flushing Nipple dan Cuci Toren Air Minum 40 Mengeluarkan Sekam dan Proses Fermentasi Sekam Pasca Panen 42 Penggunaan Dosis Disinfektan 43 Larutan Desinfektan Untuk Man Shower 43 Larutan Desinfektan Untuk Spray Tangan 43 Larutan Foot Dipping 44 Bak Kapur 44 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERIODE STARTER 45 Jenis Kandang Periode Starter 46 Mengatur Area Brooding 47 Drinker dan Feeding sistem 48 Suhu dan Kelembapan Standar (House Climate) 49 Density Masa Brooding 52 Nutrisi periode starter 53 Grit 54 Lighting program 56 Program Pencahayaan Intermiten 56 Prinsip Program Pencahayaan Pada Kandang Terbuka 58 Potong paruh periode starter 59 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERIODE GROWER (PULLET) 61 Perkembangan Periode Pullet 62 Nutrisi Pullet 63 Potong Paruh (Debeaking) 64 Seleksi dan Culiing 65 Keseragaman (Uniformity) 67 Force Molting 68 vi Program Pencahayaan Periode Growing – Pullet 69 Midnight Feeding 71 Transfer ke kandang Produksi 72 Regenerasi Ayam 72 MANAJEMEN PANEN AYAM PETELUR 75 Pengumpulan telur (Collection) 76 Pembersihan telur 77 Penyortiran (Sorting) 79 Pemilahan (Grading) 80 Penimbangan 83 Pengepakan 83 Penyimpanan 84 Telur Abnormal dan Penangannya 86 Pengangkutan 87 PAKAN DAN NUTRISI AYAM PETELUR 89 Kadar Nutrisi dan Kebutuhan Pakan 90 Bahan Pakan yang Digunakan 92 Cara Pembuatan Pakan Mandiri 93 MANAJEMEN KESEHATAN DAN PENYAKIT AYAM PETELUR 97 Program Vaksinasi 98 Contoh Program Vaksinasi Ayam Petelur 104 Koleksi Sampel Darah dan Tes Serologi 104 Bedah Bangkai (Nekropsi) 105 Berbagai Penyakit pada Ayam Layer 107 Penyakit Viral 107 Penyakit Bakterial 112 Penyakit Parasit 115 Penyakit Infeksi Mikal 118 PERHITUNGAN PERFORMA DAN EVALUASI AYAM PETELUR 119 Konsumsi Pakan/Feed Intake 120 Hen Day Production 120 Hen House Production 121 vii Feed Convertion Ratio (FCR) 121 Mortalitas 122 Tingkat Abnormalitas Telur 123 MANAJEMEN LIMBAH AYAM PETELUR 126 Limbah dan Permasalahannya 128 Dampak terhadap Usaha Peternakan 128 Dampak Terhadap Manusia 129 Penanganan Limbah Ayam Petelur 130 Pemanfaatan Pemanfaatan Limbah Sebagai Pupuk Organik 132 MANAJEMEN KEUANGAN USAHA AYAM LAYER 134 Perhitungan Laba-Rugi dan Biaya Penyusutan Usaha Ayam Petelur 135 Perhitungan Biaya Penyusutan untuk Aktiva Tetap 138 Perhitungan menghitung laba-rugi untuk setiap skala usaha 139 R/C Ratio (Return on Cost Ratio) 140 BEP (Break Even Point) 140 Margin of safety (MOS) 141 Rentabilitas 142 DAFTAR PUSTAKA 145 viii DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Penggunaan panca indera pekerja kandang untuk 4 mengamati kondisi ayam dan lingkungan kandang secara detil Gambar 2. Skema Breeding Ayam Layer Coklat 6 Gambar 3. Ayam layer jenis ringan (light layer hen chicken) 9 Gambar 4. Ayam layer jenis medium (medium layer hen chicken) 9 Gambar 5. Kandang baterai ayam petelur jenis terbuka (open house 15 cage) Gambar 6. Kandang baterai ayam petelur jenis tertutup (closed house 17 cage) Gambar 7. Kandang baterai ayam petelur jenis terbuka (open house 19 cage) Gambar 8. Kandang Ayam Petelur free range cage system 20 Gambar 9. Kandang baterai ayam petelur fase produksi jenis terbuka 21 Gambar 10. Kandang ayam petelur fase produksi jenis terbuka (open 22 house cage) Gambar 11. Kandang baterai ayam petelur jenis terbuka (open house 25 cage) terintegrasi dengan kolam ikan di bagian bawahnya. Gambar 12. Fasilitas instalasi air minum di kandang ayam petelur 26 Gambar 13. Konstruksi bangunan kandang ayam petelur 29 Gambar 14. Kandang grower ayam petelur dengan tirai luar terbuka 31 setengah bagian Gambar 15. Kipas dorong di kandang ayam layer untuk membantu 32 sirkulasi udara lebih baik Gambar 16. Tempat ransum ayam manual jenis baby chick feeder 33 (BCF) dan feeder tube Gambar 17. Tempat minum ayam jenis gallon manual, bell drinker 35 dan nipple drinker secara berurutan kiri ke kanan Gambar 18. Alat Pemanas atau heater berbagai jenis dengan rasio 36 penggunaanya Gambar 19. Feed Automatic Distribution Machine di Kandang Ayam 36 ix Petelur Closed Gambar 20. Egg Automatic Collector di Kandang Closed House 20 Ayam Petelur Gambar 21. Kandang Ayam Petelur yang Baru Selesai Dibersihkan 39 Gambar 22. Area brooding dengan chick guard dan alas koran 47 Gambar 23. Tempat ransum dan tempat minum ayam yang tidak 49 beraturan Gambar 24. Pengukuran suhu kloaka anak ayam dengan thermometer 50 Gambar 25. Persebaran DOC pada area brooding menunjukkan tingkat 51 kenyamanan pada suhu tertentu Gambar 26. Ukuran partikel Grit 55 Gambar 27. Program Pencahayaan Intermitten 57 Gambar 28. Program Pencahayaan Di Kandang Open House 59 Gambar 29. Prosedur Potong Paruh pada Ayam Muda 60 Gambar 30. Perkembangan Tubuh Pullet Ayam Petelur 62 Gambar 31. Hasil Potong Paruh Ayam Pullet 1/3 Bagian Depan 64 Gambar 32. Alat Potong Paruh dengan Pisau Cauterisasi 65 Gambar 33. Ayam DOC dengan Paruh Tidak Sempurna 66 Gambar 34. Pengukuran Panjang Shank Pullet 67 Gambar 35. Program Pencahayaan Ayam Petelur 70 Gambar 36. Program Pencahayaan Midnight Feeding untuk Ayam 71 Layer Fase Produksi Gambar 37. Flok Ayam Pullet untuk Regenerasi di Peternakan Ayam 73 Layer Gambar 38. Telur Ayam yang Belum dibersihkan 78 Gambar 39. Berbagai Telur yang Cacat Hasil Proses Grading 80 Gambar 40. Telur Ayam yang Sudah Disusun dan Siap Disimpan di 84 Gudang Telur x Gambar 41. Telur Ayam yang Abnormal 86 Gambar 42. Telur Ayam Siap Untuk Diangkut 87 Gambar 43. Ayam Layer Diberi Pakan Komboran 91 Gambar 44. Pakan Ayam Layer Self-Mixing 93 Gambar 45. Pekerja Kandang Sedang Membuat Pakan Ayam Petelur 93 Self-Mixing Dengan Peralatan Sederhana Gambar 46. Vaksinasi Tetes Mata 98 Gambar 47. Vaksinasi Tetes Hidung 99 Gambar 48. Vaksinasi Tetes Mulut 100 Gambar 49. Vaksinasi Injeksi Intramuscular (IM) Dada 100 Gambar 50. Vaksinasi Injeksi Intramuscular (IM) Paha 100 Gambar 51. Vaksinasi Injeksi Subcutaneous (SC) 101 Gambar 52. Vaksinasi Via Air Minum 101 Gambar 53. Vaksinasi dengan Metode Spray 102 Gambar 54. Vaksinasi Metode Tusuk Sayap 103 Gambar 55. Koleksi Darah Dari Vena Sayap 105 Gambar 56. Peralatan Nekropsi 105 Gambar 57. Tatalaksana Nekropsi Ayam Petelur 106 Gambar 58. 109 Petelur Gambar 59. Gejala Klinis Penyakit IBD/Gumboro Pada Ayam Petelur 110 Gambar 60. Gejala Klinis Penyakit ND/Tetelo Pada Ayam 111 Gambar 61. Gejala Klinis Penyakit CRD Pada Ayam 112 Gambar 62. Patologi Penyakit Colibacilosis Pada Ayam Petelur 114 Gambar 63. Gejala Klinis Penyakit Koksidiosis Pada Ayam Petelur 115 Gambar 64. Kutu Gurem Pada Ayam Petelur 116 xi Gambar 65. Cacing Pada Usus Ayam 117 Gambar 66. Limbah Kotoran Ayam Petelur Yang Menumpuk Di 127 Bawah Kandang Baterai xii DAFTAR TABEL Tabel 1. Rasio Kapasitas Tempat Ransum Ayam 34 Tabel 2. Rasio Kapasitas Tempat Minum Ayam 34 Tabel 3. Suhu Standar Brooding 50 Tabel 4. Standar Kepadatan Ayam Periode Starter 53 Tabel 5. Standar Kebutuhan Nutrisi Ayam Layer Periode Starter 54 Tabel 6. Ukuran dan Waktu Pemberian Grit 55 Tabel 7. Intensitas Cahaya Lampu Pada Kandang Ayam Layer 58 Tabel 8. Standar Kebutuhan Nutrisi Ayam Layer Periode Pullet 63 Tabel 9. Evaluasi Penilaian Uniformity 68 Tabel 10. Kualitas dan Grading Telur 81 Tabel 11. 86 Tabel 12. Kebutuhan Konsumsi Pakan Berdasarkan Umur 90 Tabel 13. Contoh Formulasi Ransum Self-Mixing 91 Tabel 14. Contoh Program Vaksinasi Ayam Layer 96 Tabel 15. Contoh Program Vaksinasi Ayam Layer 104 Tabel 16. Nilai Perhitungan Margin of Safety Penjualan Telur 142 Utuh Selama Satu Bulan xiii PENDAHULUAN KOMPETENSI PEKERJA KANDANG Pentingnya kemampuan dan keterampilan pekerja kandang untuk melakukan pengawasan terhadap performa, produktivitas dan kesejahteraan ayam layer seharusnya tidak perlu dipertanyakan lagi. Pekerja kandang dengan tepat dan cepat terhadap suatu masalah. Tiga kemampuan esensial yang harus dimiliki oleh pekerja peternakan Farm Animal Welfare Committee (Komite Kesejahteraan Hewan Ternak) antara lain : 1. Pengetahuan terhadap ilmu peternakan 2. Keterampilan untuk beternak 3. Kualitas Personal : kedekatan dan empati kepada hewan, dedikasi dan kesabaran. Kompetensi pekerja di lingkungan peternakan dapat dioptimalkan dengan mengasah kemampuan pengamatannya. Kompetensi pekerja merupakan buah hasil positif dari interaksi antara personel pekerja dengan ayam layer dan lingkungannya. Pekerja di lingkungan peternakan diharuskan memiliki kewaspadaan terhadap kondisi ayam di kandang dan lingkungan sekitarnya. Untuk mendapatkan keterampilan tersebut, diperlukan pengawasan yang mendalam terhadap karakteristik perilaku ayam layer dan kondisi kandangnya. Pengamatan ini dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan semua panca indera yang dimiliki oleh pekerja. Jika peternakan ayam layer menggunakan kandang tertutup atau closed house baik tipe lengkap atau pun tidak lengkap, pengamatan lingkungan kandang bisa dimulai sejak berada di luar bangunan kandang. Pekerja kandang seyogyanya memiliki kesadaran terhadap waktu dan kondisi lingkungan kandang. Hal ini dapat membantu mengumpulkan informasi terkait bagaimana kipas (exhaust fans), alat pemanas (heaters), cooling pad dan inlet diatur sesuai dengan kebutuhan pemeliharaan ayam layer. 2 Sebelum memasuki kandang, buka pintu kandang secara perlahan- lahan. Saat membuka pintu kandang, apakah ada hambatan berupa tekanan, atau tidak ada hambatan sama sekali, atau pun pintu susah dibuka karena ada hambatan berupa tekanan yang tinggi? Hal ini akan memberikan informasi terkait kondisi tekanan udara dalam dan pengoperasian kipas exhaust. Kemudian perlahan masuk ke dalam kandang hingga ayam-ayam layer mulai terbiasa dengan kehadiran pekerja kandang. Selama periode ini, maksimalkan pengamatan menggunakan indera pekerja kandang untuk menilai kondisi populasi ayam layer. Melihat, Mendengar, Membaui, dan Merasakan…. 3 Penglihatan Amati persebaran ayam dalam Pendengaran kandang, jumlah sisa pakan, jumlah Dengar vokaliasai ayam, air minum. Amati lingkungan suara pernafasan, cara kandang, debu di udara, kualitas liter. bernafas. Dengarkan juga Amati juga kesehatan ayam dan sikap suara mekanik seperti seperti postur, kewaspadaan, mata dan suara kipas exhaust atau tingkah laku ayam. rantai pakan Penciuman Perasa Tetap perhatikan aroma yang Rasakan kualitas dari air ada di lingkungan seperti minum dan kualitas pakan. bau ammonia. Apakah udara kandang pengap atau bau? Peraba Raba dan pegang ayam untuk mengetahui isi tembolok dan kondisi ayam secara umum. Perhatikan juga aliran udara yang melalui kulit, apakah aliran angin terasa panas? Gambar 1. Penggunaan panca indera pekerja kandang untuk mengamati kondisi ayam dan lingkungan kandang secara detil (Aviagen Broiler, 2018) 4 BIBIT DAN INDUKAN AYAM PETELUR BIBIT DAN INDUKAN AYAM PETELUR Skema Breeding Ayam Petelur Gambar 2. Skema Breeding Ayam Layer Coklat (Lohmann Guidebook., 2019). 6 Ayam petelur coklat (brown layer hen) yang banyak kita jumpai di Indonesia saat ini merupakan hasil dari persilangan galur murni ayam hutan yang didomestikasi dan diseleksi secara genetik untuk menghasilkan galur dengan potensi genetik terbaik. Ayam yang beredar di peternakan rakyat komersil merupakan ayam (FS), ayam ini secara genetik memang didesain secara khusus untuk menghasilkan telur konsumsi yang tidak bisa ditetaskan menjadi anak ayam. Ayam layer FS dihasilkan dari indukan satu tingkat diatasnya yang dikenal dengan istilah Parent Stock (PS). Indukan ayam PS dipelihara secara khusus untuk menghasilkan telur tetas bibit ayam petelur komersil FS yang akan didistribusikan kepada peternak komersil. Sedangkan pemeliharaan indukan PS atau yang lebih dikenal dengan istilah breeding farm tidak bisa dimiliki oleh perseorangan karena membutuhkan izin khusus, sehingga hanya bisa dimiliki oleh badan usaha yang memiliki perizinan tertentu. Ayam indukan PS dihasilkan dari breeding farm satu tingkat diatasnya yakni Grant Parent Stock (GP) breeding farm. Jenis indukan GP ini hanya ditemukan beberapa saja di Indonesia dan dimiliki oleh perusahaan integrator unggas besar seperti PT. Japfa Comfeed Indonesia dan PT. Charoen Pokphand Indonesia. Induk ayam GP adalah bibit unggul hasil rekaya genetik dari galur ayam murni atau pure line yang sudah mengalami seleksi dan rekaya genetika melalui riset selama puluhan tahun lamanya dan bisa menghasilkan strain ayam dengan kualitas terbaik yang telurnya bisa kita nikmati setiap hari. Pengertian Ayam Petelur Ayam petelur merupakan hewan ternak non-ruminansia dan tergolong dalam keluarga burung atau aves yang memiliki sayap, berbulu, berkaki dua, memiliki paruh dan berkembang biak dengan cara bertelur. Ayam petelur termasuk hewan homeotermik atau hewan berdarag panas yang dapat mempertahankan suhu tubuhnya sendiri dan tidak mengikuti suhu lingkungan. Rentang suhu lingkungan yang ideal untuk ayam petelur adalah 18–23 oC, dengan sifat homeotermik-nya ayam memiliki kemampuan untuk menjaga suhu tubuhnya tetap stabil meskipun suhu lingkungan berubah-ubah, asalkan perubahan suhu 7 tersebut tidak terlalu ekstrem. Pemeliharaan ayam petelur dipengaruhi oleh tiga faktor utama untuk mencapai keberhasilan dalam meningkatkan produktivitas antara lain: 1. Bibit yang berkualitas 2. Pakan yang bermutu dan ekonomis 3. Manajemen pemeliharaan Tiga faktor tersebut saling berkaitan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Bibit yang berkualitas membutuhkan pakan yang bermutu untuk mendukung pertumbuhan dan produksi yang optimal. Pakan yang bermutu membutuhkan manajemen pemeliharaan yang baik untuk memastikan nutrisi yang cukup diserap dengan baik oleh hewan ternak. Sementara itu, manajemen pemeliharaan yang baik membutuhkan bibit yang berkualitas dan pakan yang bermutu untuk menciptakan kondisi lingkungan yang optimal. Dengan mengoptimalkan ketiga faktor tersebut secara bersama-sama, peternak dapat mencapai hasil yang maksimal dalam usaha peternakan ayam petelur. Jenis Bibit Ayam Petelur Ayam petelur adalah ayam yang dihasilkan dari ayam ras bibit parent stock (Rahayu et al., 2022). Ayam ini mulai bertelur pada umur 18 minggu, menghasilkan 1 butir telur perhari, atau dengan rasio waktu 26 jam/ butir telur, dapat bertelur sampai 300 butir pertahun dan biasanya bertelur pada saat pagi dan sore hari. Menurut Rasyaf (2008) menyatakan terdapat dua macam tipe yakni ayam petelur ringan dan ayam petelur medium: 1. Ayam Petelur Ringan (Light Breed) Ayam petelur ringan adalah jenis ayam petelur yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil dan ringan dibandingkan dengan ayam petelur medium. Strain ayam petelur ringan biasanya memiliki pertumbuhan yang lebih cepat, tetapi ukuran tubuhnya cenderung lebih kecil. Ayam petelur ringan umumnya menghasilkan telur dengan ukuran lebih kecil namun baik, artinya mereka dapat menghasilkan banyak telur dengan jumlah 8 pakan yang relatif sedikit. Ayam petelur ringan juga cenderung lebih aktif dan lincah. Ayam tipe ini umumnya berasal dari galur murni white leghorn yang mampu bertelur lebih dari 260 butir/tahun. Disisi lain ayam tipe petelur ringan sensitif terhadap cuaca panas dan kebisingan lingkungan. Ayam jenis petelur ringan ini banyak dikembangbiakan di daratan Eropa dan memiliki ciri Gambar 3. Ayam layer jenis ringan (light layer hen chicken) (Novogen, 2019). bulu berwarna putih dan telur dengan cangkang berwarna putih. Ayam jenis ini tidak banyak dikembangbiakan di Asia termasuk di Indonesia karena jenis warna dan ukuran telurnya yang tidak banyak disukai oleh konsumen dari Indonesia. 2. Ayam Petelur Medium (Medium Breed) Ayam petelur medium, di sisi lain, memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam petelur ringan. Ayam jenis ini umumnya memiliki pertumbuhan yang sedikit lebih lambat, tetapi memiliki potensi produksi telur yang lebih tinggi. Strain ayam petelur medium sering kali menghasilkan Gambar 4. Ayam layer jenis telur dengan ukuran sedang hingga medium (medium layer hen chicken) besar, tetapi jumlah telur yang (Lohmann Brown, 2021). 9 diproduksi sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ayam petelur ringan. Ayam petelur medium cenderung lebih tenang dan memiliki tingkat aktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan ayam petelur ringan. Ayam ini umumnya mempunyai warna bulu coklat dan menghasilkan telur berwarna coklat. Strain dari ayam petelur medium yang banyak dikembangbiakan di Indonesia antara lain Lohmann brown, Hysex Brown, Hyline Brown dan Isa Brown. Ayam jenis ini banyak dikembangbiakan di daratan Asia termasuk Indonesia. Telur yang dihasilkan oleh ayam jenis medium ini memiliki cangkang berwarna coklat dan banyak disukai oleh masyarakat Indonesia. Pemilihan Jenis Bibit Penampilan produksi hewan ternak adalah pengaruh dari lingkungan dan genetik. Sehingga peternak harus memiliki keahlian khusus untuk memilih bibit yang dibudidayakan dari strain yang mempunyai keunggulan. Kriteria tersebut meliputi pertumbuhan yang cepat, konversi pakan baik, produksi telur selama 72-80 minggu kedepan. Beberapa persyaratan bibit yang layak untuk dibudidayakan: 1. 2. Tampak segar dan tidak dehidrasi 3. dan bersih 4. Warna bulu seragam sesuai dengan warna galur (strain), kondisi bulu kering dan mengembang 5. Pemilihan usia bibit dengan kondisi matang atau berusia 5 bulan ke atas dan memiliki berat sekitar 1,2 kg. Peternak harus memperhatikan beberapa perubahan dan perbaikan tatalaksana pemeliharaan ayam petelur, sehingga potensi genetiknya dan produktivitasnya bisa dimunculkan secara optimal, berikut perubahan yang harus diketahui oleh peternak: 1. Ayam ras petelur yang matang secara seksual dan berada dalam 10 kondisi siap bertelur yakni berumur 16 minggu atau lebih cepat sekitar 2-3 minggu. 2. Ayam ras petelur memiliki berat badan lebih tinggi saat mulai bereproduksi, namun berat badan ayam petelur tidak banyak berubah sampai saat mencapai puncak produksi. 3. Puncak produksi ayam petelur yakni pada umur 25-26 minggu 4. Kesalahan kecil dalam manajemen pemeliharaan ayam ras petelur akan membawa pada kualitas produksi telur. Misalnya saja pada aspek kebutuhan mineral tidak terpenuhi, hal ini akan berakibat pada dekomposisi tulang terutama pada bagian trabekula dan korteks. Akibat lebih lanjut yakni kebengkokan pada tulang dada, paruh mudah tertekuk, serta tulang paha atau kaku mudah patah yang bisa menyebabkan kelumpuhan permanen. 5. Antisipasi tersebut dapat dilakukan pemberian pakan yang seimbang dan teratur. Pemenuhan mineral di dalam ransum tidaklah dominan dan biasanya hanya berkisar 5-8% dari total ransum. Supaya kebutuhan mineral terpenuhi perlu dilakukan penambahan menggunakan bahan baku sumber mineral seperti tepung batu, dicalcium phosphate (DCP), atau monocalcium phosphate (MCP). Strain Ayam Ras Petelur Strain ayam ras petelur yang beredar di Indonesia dan sudah pernah dikembangkan oleh beberapa perusahaan breeding Indonesia berikut penjelasannya: 1. Hy-Line Ayam ini diciptakan di Amerika pada tahun 1972. Ayam petelur strain Hy-Line adalah salah satu strain ayam petelur yang populer dan dikenal tinggi. Hy-Line International merupakan perusahaan ternak unggas yang terkemuka, telah mengembangkan beberapa varietas ayam Hy-Line yang terkenal, seperti Hy-Line Brown dan Hy-Line W-36 (Roushdy, et al., 11 2008). 2. Isa Brown Ayam ini diciptakan di Inggris pada tahun 1972. Ayam petelur strain Isa Brown adalah salah satu strain ayam petelur yang terkenal dan sangat populer di dunia. Strain ini pertama kali diciptakan di Inggris pada tahun 1972 oleh perusahaan pemuliaan unggas bernama Institut Selection Animale (ISA). Tujuan utama pembentukan Isa Brown adalah untuk 2017). 3. Lohmann Ayam ini diciptakan di Jerman tahun 1972. Ayam petelur strain Lohmann adalah salah satu strain ayam petelur yang terkenal dan banyak digunakan di seluruh dunia. Strain ini awalnya diciptakan di Jerman pada tahun 1972 oleh perusahaan pemuliaan unggas bernama Lohmann Tierzucht. Tujuan utama pengembangan Lohmann adalah untuk menghasilkan ayam petelur tinggi. Ayam petelur strain Lohmann dikenal karena kemampuannya dalam menghasilkan telur dengan jumlah yang tinggi dan kualitas yang menghasilkan banyak telur dengan konsumsi pakan yang relatif sedikit (Shing, et al., 2009). 4. Ross Brown Ayam ini diciptakan di Inggris tahun 1972. Ross Brown adalah strain ayam petelur yang dibuat di Inggris pada tahun 1972. Di Indonesia, PT.Cibadak Indah Sari Farm merupakan perusahaan pengembang ayam petelur strain Ross Brown. Strain ini memiliki ciri-ciri berbulu coklat, rata-rata produksi telur sebanyak 270 butir, dan konversi ransum sebesar 2,0 kg per dosis telur (Abidin, 2023). 5. Shaver Starcross Ayam ini diciptakan di Kanada. Ayam petelur strain Shaver Starcross adalah salah satu strain ayam petelur yang terkenal yang dikembangkan 12 di Kanada. Strain ini dibuat oleh perusahaan pemuliaan unggas bernama Shaver Poultry Breeding Farms. Shaver Starcross dikenal karena kemampuannya dalam menghasilkan telur dengan produktivitas yang strain Shaver Starcross dapat mencapai sekitar 270 hingga 300 telur per tahun (Shing, et al., 2009). 6. Hysex Brown Ayam ini diciptakan di Belanda pada tahun 1972. Di Indonesia, ayam strain ini dikembangkan oleh PT. Ayam Manggis Indonesia. Strain ayam petelur ini memiliki bulu berwarna coklat, produksi rata-rata telur 272 butir, konversi ransum 1,98 kg/dosin telur (Abidin, 2023). 13 MEMBANGUN KANDANG AYAM PETELUR MEMBANGUN KANDANG AYAM PETELUR Kandang Open House Kandang open house adalah sistem perkandangan ayam petelur yang dirancang dengan ventilasi terbuka untuk menghasilkan sirkulasi udara yang optimal. Pada sistem kandang open house, bagian dinding kandang terbuka atau memiliki banyak ventilasi untuk memastikan aliran udara berjalan dengan lancar. Tujuan dari kandang open house adalah untuk menyediakan kondisi lingkungan yang nyaman dan sehat bagi ayam dengan mengurangi risiko kelebihan panas dan kelembaban. Gambar 5. Kandang baterai ayam petelur jenis Kandang open terbuka (open house cage) (Dok. Penulis, 2023) house dibuat dengan biaya lebih terjangkau karena biaya operasional dapat ditekan, seperti pemasangan exhaust fan, pembuatan insulasi dan pembuatan dinding kandang. Adapun kelebihan dan kelemahan kandang open house yang harus diketahui oleh peternak antara lain: Kelebihan Kandang Open House: 1. Sirkulasi Udara yang Baik: Kandang open house memiliki desain dengan banyak ventilasi, sehingga menyediakan aliran udara yang baik, membantu mengurangi risiko kelebihan panas dan kelembaban, dan menciptakan lingkungan yang lebih nyaman bagi ayam. 2. Biaya Konstruksi Lebih Rendah: Dibandingkan dengan kandang 15 close house, biaya konstruksi kandang open house cenderung lebih rendah karena tidak memerlukan struktur atap dan dinding yang rapat. 3. Pengaturan Suhu Lebih Alami: Kandang open house dapat memberikan pengaturan suhu yang lebih alami, di mana suhu dalam kandang lebih dipengaruhi oleh kondisi cuaca lingkungan luar. 4. Lebih Sesuai untuk Iklim Tropis: Kandang open house lebih cocok untuk wilayah dengan iklim tropis, di mana suhu dan kelembaban tinggi cenderung lebih umum. Kekurangan Kandang Open House antara lain adalah: 1. Rentan terhadap Hama dan Penyakit: Kandang open house, karena terbuka, lebih rentan terhadap serangan hama dan potensi penyebaran penyakit dari lingkungan luar kandang. 2. Kontrol Lingkungan yang Terbatas: Pengaturan suhu dan kelembaban di dalam kandang open house bisa lebih sulit dibandingkan dengan kandang close house karena paparan langsung ke lingkungan luar. 3. Kebutuhan Ruang Lebih Besar: Kandang open house memerlukan luas lahan yang lebih besar karena ventilasi yang melibatkan bagian dinding terbuka. Kandang Close House Kandang close house adalah sistem perkandangan ayam petelur di mana kandang dirancang dengan penutup atap dan dinding yang rapat. Sistem close house memiliki kendali yang lebih tinggi terhadap lingkungan, termasuk suhu, kelembaban, dan kebersihan. Tujuan dari kandang close house adalah untuk menyediakan lingkungan yang terkontrol secara ketat sehingga memungkinkan manajemen yang lebih tepat dan pemenuhan kebutuhan ayam secara maksimal. Kandang close house memiliki mekanisme environmentally controlled 16 housing system yakni kebutuhan udara dalam kandang akan disesuaikan dengan kebutuhan ayam petelur sesuai periode pemeliharaan. Meskipun kondisi diluar kandang panas, hujan, angin dan intensitas sinar matahari tidak menentu namun di dalam kandang dapat diatur sesuai dengan kebutuhan ayam. Adapun kelebihan dan kelemahan pada kandang close house sebagai berikut Kelebihan Kandang Closed House antara lain adalah : Gambar 6. Kandang baterai ayam 1. Kontrol Lingkungan yang petelur jenis tertutup (closed house cage) (Dok. Penulis, 2023) Lebih Baik: Kandang closed house memberikan kontrol yang lebih baik atas lingkungan, termasuk suhu, kelembaban, dan kualitas udara, yang memungkinkan pengaturan lingkungan yang lebih optimal untuk ayam. 2. Perlindungan dari Hama dan Penyakit: Kandang closed house, dengan desain rapat, memberikan perlindungan lebih baik terhadap serangan hama dan penyebaran penyakit. 3. closed house pengaturan suhu dan ventilasi. 4. Pengelolaan Kualitas Telur yang Lebih Baik: Kontrol lingkungan yang baik di kandang closed house dapat membantu meningkatkan kualitas telur yang dihasilkan. Kekurangan Kandang Closed House: 1. Biaya Konstruksi Lebih Tinggi: Kandang closed house memerlukan biaya konstruksi yang lebih tinggi karena 17 memerlukan struktur atap dan dinding yang rapat. 2. Pengaturan Suhu yang Tepat: Pengaturan suhu yang tepat bisa lebih rumit dan memerlukan sistem yang lebih canggih dalam kandang closed house. 3. Tidak Sesuai untuk Iklim Tropis: Di wilayah dengan iklim tropis, kandang closed house memerlukan pemantauan dan sistem ventilasi yang efektif agar tidak terjadi kelebihan panas dan kelembaban. Kandang Postal Litter Kandang postal litter menyediakan alas berupa sekam, jerami atau serbuk gergaji di lantai kandang, yang memungkinkan ayam menggali dan mencari makan seperti di lingkungan alami mereka. Kandang ini memberikan kesejahteraan yang lebih baik bagi ayam, namun memerlukan pengelolaan yang lebih intensif dan ruang yang lebih luas. Pemeliharaan di kandang postal memungkinkan ayam bebas untuk bergerak di dalam kandang, dengan kelebihan lebih hemat biaya pemeliharaan. Kelemahan dari kandang jenis postal dengan litter yakni pemeriksaan kesehatan melalui kotoran lebih sulit dan penularan penyakit lebih cepat menyebar dalam populasi ayam. Pemeliharaan ayam pada kandang postal cocok digunakan pada periode starter-grower, yakni mulai umur 1 hari (DOC) sampai dengan 18 minggu atau saat periode pullet. Kandang Baterai Kandang baterai adalah tipe kandang yang sering digunakan dalam skala besar untuk peternakan ayam petelur. Kandang ini terdiri dari kandang rangka bambu atau galvanis berbentuk kotak kecil dan disusun bertingkat yang masing-masing kotak berisi satu sampai dua ekor ayam. Ayam ditempatkan dalam sangkar individu yang membatasi gerakan mereka. Kandang baterai ruang. Kandang baterai berbentuk kotak kecil memanjang dengan ukuran untuk 2 ekor ayam memiliki ukuran dimensi panjang 40 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 18 45 cm. Sedangkan sangkar untuk 1 ekor ayam dapat mengganti lebar kandang dengan ukuran sebesar 20 cm. Pada umumnya dalam satu rangkaian kandang baterai terdapat 4 – 5 kotak yang bisa diisi dengan 8 – 10 ekor ayam petelur. Kandang jenis baterai cocok digunakan untuk pemeliharaan periode layer dengan harapan produktivitas telur dapat terkontrol dengan lebih mudah. Kandang baterai sendiri dapat terbuat dari kayu, bambu atau ram kawat. Pada umumnya penjual kandang sudah menyediakan kandang jadi yang terbuat dari bambu Gambar 7. Kandang baterai ayam petelur jenis maupun ram kawat melalui terbuka (open house cage) (Dok. Penulis, 2023) pemesanan. Namun bila peternak menginginkan untuk membuat kandang baterai secara mandiri, dapat membuat dengan ukuran antar bilahan bambu selebar 3 cm, kecuali untuk sisi pada tempat pakannya yang memerlukan kerenggangan sebesar 4-5 cm agar leher ayam bisa keluar untuk menjangkau talang pakan dan talang air minum. Kemiringan pada lantai kotak baterai diatur sebesar 8° supaya telur yang dihasilkan ayam dapat menggelinding ke ujung penampung dan pada bagian ujung rak telur diberi bantalan karet atau alas yang empuk untuk menghindari benturan yang keras akibat dorongan dari ayam atau faktor lainnya yang bisa menyebabkan telur retak bahkan pecah. Kandang Alternatif (Free-Range dan Pasture-Raised) Kandang alternatif adalah pendekatan peternakan yang lebih berfokus pada kebebasan dan akses ayam terhadap lingkungan luar. Kandang free- range memberikan akses ayam ke area luar kandang, sedangkan kandang pasture-raised memungkinkan ayam untuk berkeliaran di padang rumput 19 tertentu. Kandang-kandang ini memberikan kualitas telur yang lebih tinggi dan memberikan kepuasan bagi konsumen yang peduli dengan kesejahteraan hewan. Kandang ini merupakan solusi bagi konsumen telur yang memiliki kekhawatiran dan kepedulian khusus akan kesejahteraan hewan pada ayam petelur yang ditempatkan di kandang baterai dan dianggap sebagai mesin produksi Gambar 8. Kandang Ayam Petelur free range cage telur. system (ISA Management Guide, 2020). Kandang Ideal Ayam Petelur (Periode Layer) Membangun kandang yang ideal untuk ayam petelur harus melihat budget yang akan dikeluarkan, dianjurkan untuk disesuaikan dengan kondisi keuangan peternak masing-masing. Tipe kandang ideal untuk peternakan di Indonesia adalah tipe kandang tertutup (close house) baik sistem kandang tertutup dengan sistem colling pada maupun sistem semi tertutup menggunakan tunel. Investasi yang dibutuhkan pembuatan kandang tertutup cukup tinggi, oleh karena itu banyak peternak membangun kandang dengan kandang terbuka. Kandang ayam sebaiknya dibuat bangunan panggung dengan alas terbuat dari bilah bambu, kayu balok dengan jarak 1-2 cm atau menggunakan alas cor permanen yang dibuat khusus untuk kontruksi kandang close house. Alas lantai yang menggunakan cor permanen di tengah kontruksi kandang dibuat lubang untuk membuang kotoran secara langsung ke bawah alas kandang. Sedangkan alas yang terbuat dari kayu atau bilah bambu di sekat dengan tujuan agar kotoran dapat turun secara langsung ke bawah alas kandang. Bangunan kandang sebaiknya menghadap arah timur supaya sinar 20 matahari pagi dapat masuk dengan leluasa ke dalam kandang. Fungsi lain membantu ternak mendapatkan vitamin D dalam tubuhnya. Dinding kandang yang menggunakan sistem kandang open house sebaiknya diberikan tirai atau paranet untuk mencegah angin kencang masuk ke dalam kandang, selain itu juga bisa mencegah dari percikan air ketika hujan deras. Contoh pembuatan kandang dengan sistem close house menggunakan colling pad berukuran 80 m, lebar 12 meter, tinggi 3 meter, dengan exhaust fan dan kapasitas 14.000 ekor. 1. Bahan kandang induk terbuat dari kayu atau besi, dengan lantai kokoh terbuat dari cor permanen. 2. Atap dari galvanis tanpa monitor 3. Dinding dan plafon dari tirai 4. Lantai postal dari semen 5. Baterai (Sangkat berukuran) Panjang 40 cm x Lebar 40 cm x Tinggi 35 cm isi 3 ekor, terdiri dari 24 baris sangkar (1 baris 585 ekor) disusun tiga tingkat. 6. Exhaust fan ukuran 54” inchi Gambar 9. Kandang baterai ayam petelur sebanyak 5 buah fase produksi jenis terbuka (open house 7. Colling pad tinggi 1,5 m, cage) (Dok. Penulis, 2023) panjang 24 m, dan ketebalan 6” inchi. Contoh pembuatan kandang dengan sistem open house dengan ukuran panjang 80 meter, lebar 12 meter, tinggi tiang sisi terendah minimal 2,3 meter dengan kapasitas populasi 7.300 ekor. 1. Konstruksi lantai kandang dari kayu atau bisa menggunakan cor semen, tiang penyangga ukuran 6 cmx 12 cm x 350 cm. 2. Atap galvanis dengan sistem monitor dua sisi 21 3. Tanpa dinding atau bisa digantikan dengan paranet, lantai postal dari semen atau kayu 4. Baterai ukuran 30 cm x 40 cm x 35 cm isi 2 ekor, terdiri dari 14 baris sangkar (1 baris 520 ekor) disusun tiga tingkat. 5. Exhasut fan ukuran 36” sebanyak dua buah ditempatkan di tengah kandang. Pembangunan Kandang Ayam Petelur Penentuan lokasi dan pembangunan kandang ayam petelur adalah salah satu kunci kesuksesan dalam budidaya ayam petelur. Peternak harus memahami konsep perkandangan ayam petelur untuk menciptakan tempat yang nyaman bagi ayam sehingga dapat menghasilkan performa yang optimal. Perencanaan pembangunan kandang harus sesuai dengan kebutuhan periode pemeliharaan, misalnya pada periode starter dan grower, konstruksi dan bentuk kandang digabung menjadi satu koloni dengan bentuk kandang postal umbaran, sedangkan untuk periode layer bentuk dan konstruksi kandang dibangun secara intensif atau terpisah menggunakan sistem kandang baterai yang menempatkan ayam dalam jumlah tertentu. Gambar 10. Kandang ayam petelur fase produksi jenis terbuka (open house cage) (Dok. Penulis, 2023) 22 Pembangunan kandang harus mengikuti peraturan daerah setempat dengan melihat aspek lingkungan seperti halnya jarak kandang minimal 10 meter dari pemukiman warga dan penanganan limbah harus dikelola secara baik dan tidak dibuang ke lingkungan secara sembarangan. Pembangunan kandang sebaiknya menghadap ke arah timur dan barat dengan tujuan agar cahaya matahari dapat masuk secara merata ke dalam kandang. Selain itu dalam tanah, ketersediaan sumber air, mobilitas lahan dan harga tanah. Penetapan Lokasi Kandang Langkah kritis dalam membangun kandang ayam adalah penetapan lokasi yang tepat. Lokasi kandang harus dipilih dengan hati-hati, mempertimbangkan beberapa faktor, seperti ketersediaan air bersih, drainase yang baik, jarak dari pemukiman, dan izin dari pemerintah setempat. Kebijakan pemerintah yang sedang diambil dapat mempengaruhi penetapan lokasi ini, misalnya dengan menetapkan zona-zona tertentu untuk kegiatan peternakan dan mengatur jarak antara kandang dengan pemukiman atau sumber air. Ketersediaan Akses Lokasi Perkandangan Lokasi kandang ayam petelur sebaiknya terbebas dari ramainya mobilitas sehingga tidak akan mempengaruhi produktivitas. Masalah transportasi pada umumnya menjadi pertimbangan untuk memilih lokasi peternakan, sehingga suasana tenang yang dapat mempengaruhi ayam berproduksi dengan baik. Tempat bangunan kandang harus jauh dari gudang makanan atau lumbung hasil pertanian karena hal tersebut akan mempengaruhi datangnya predator yang akan mengganggu produktivitas ayam. Lahan kandang ayam petelur sebaiknya dibangun dengan luas tertentu, hal ini dimaksudkan untuk upaya scalling up atau pengembangan usaha peternakan di kemudian hari menjadi lebih mudah. Idealnya lokasi kandang ayam petelur jauh dari pemukiman penduduk dengan jarak minimal 250 meter, dekat dengan lapangan terbuka dengan situasi lingkungan yang aman. Hal ini untuk menghindari adanya gangguan berupa bau 23 tidak sedap dari limbah ayam petelur terhadap aktivitas warga sekitar peternakan. Selain itu juga dapat mencegah kontaminasi penyakit baik yang dibawa dari ayam petelur kepada warga dan objek setempat ataupun sebaliknya. Mobilitas perkandangan ayam petelur dapat melihat dari ketersediaan akses jalan yang memadai dan pertimbangan sumber arus listrik serta jaringan telepon. Hal ini sangat berkaitan untuk menunjang usaha peternakan ayam petelur agar berjalan dengan lancar. Kendala yang sering dikeluhkan oleh peternak yakni tingkat penyebaran penyakit yang sering terjadi, hal ini ada kaitannya dengan penetapan lokasi kandang. Sebaiknya kandang ayam petelur dibangun di ketinggian 400-1000 mdpl (meter diatas permukaan laut). Lokasi yang kurang dari 400 mdpl akan sangat rentan terjadi peningkatan kasus penyakit karena suhu yang tinggi, bila lokasi di atas 1.000 mdpl, perkembangan ayam juga tidak bagus karena kadar oksigen di atas ketinggian tersebut rendah. Jika peternak menginginkan kandang dibangun pada kondisi lahan tersebut harus menggunakan model kandang closed house untuk mengurangi dampak resiko dari manajemen peternakan ayam petelur. agar pergerakan udara dalam kandang berjalan lancar tanpa ada hambatan. Hal ini juga akan mempengaruhi pembangunan kandang yang dibangun di daerah bergelombang atau berbukit, sehingga peternak harus mengeluarkan biaya ekstra untuk meratakan lahan. Masalah yang sering muncul pada ayam dengan pemeliharaan di atas perbukitan yakni rentan terkena ascictes (perut kembung) dan penyakit pencernaan lainnya yang disebabkan oleh bakteri gram negatif. Sedangkan masalah yang sering muncul pada pemeliharaan ayam di dataran rendah yakni timbulnya kejadian panting (pernapasan terengah-engah pada mulut akibat suhu tinggi), berat telur ayam lebih ringan, sifat kanibal tinggi dan tingkat kematian tinggi. Faktor kelembapan lokasi perkandangan menjadi faktor penting, angka 24 kelembapan untuk ternak ayam sekitar 60-80%. Tingkat kelembapan akan membantu perkembangan bulu ayam menjadi lebih baik, faktor lingkungan dengan kelembapan yang rendah dapat mengakibatkan pertumbuhan bulu yang jelek. Jika kelembapan tinggi akan menyebabkan gangguan pernapasan yang diakibatkan kadar ammonia tinggi di sekitar lingkungan kandang. Sedangkan suhu optimal yang harus dicapai pada periode layer yakni 12-23°C dalam masa produktivitas telur. Dijelaskan oleh beberapa penelitian bahwa suhu tinggi akan memperlambat kecepatan metabolisme, nafsu makan berkurang, ternak panting dan produktivitas telur menurun. Gambar 11. Kandang baterai ayam petelur jenis terbuka (open house cage) terintegrasi dengan kolam ikan di bagian bawahnya. (Dok. Penulis, 2023) Kelembapan yang tinggi dan suhu tinggi dapat dilakukan manipulasi lingkungan serta pakan. Manipulasi lingkungan dengan menanami pohon tinggi di sekitar kandang agar kandang teduh dan sirkulasi udara tetap lancar. Sedangkan untuk pakan dapat menambah kadar protein yang lebih tinggi guna mempercepat metabolisme dalam tubuh, sehingga ternak tidak kekurangan sumber energi. Selain itu peternak harus sering mengontrol kepadatan kandang untuk menghindari stres ayam. 25 Ketersediaan Sumber Air Ketersediaan air yang memadai untuk minum ayam petelur merupakan salah satu faktor kunci dalam keberhasilan usaha peternakan ayam petelur. Proses pemenuhan ketersediaan air ini melibatkan analisis lingkungan dan baik di dataran rendah maupun tinggi. Selain untuk memenuhi kebutuhan air minum, sumber air juga digunakan untuk kebutuhan sanitasi kandang. Sumber air yang banyak digunakan oleh peternak biasanya menggunakan air sumur, dan air permukaan. Sedangkan jika peternak memiliki dana lebih besar bisa menggunakan air PAM yang lebih aman digunakan sebagai usaha peternakan. Jenis tanah yang baik yaitu tanah yang mudah menyerap air atau tanah berpasir. Tanah dengan jenis ini relative mudah menyerap air (porous) dan dipastikan sumber air ini relatif bersih dan tidak tercemar bibit penyakit. Untuk jenis tanah lempung atau tanah liat sebaiknya dihindari untuk lokasi ternak ayam petelur. Terdapat kasus peternakan ayam petelur yang dipelihara dengan kondisi tanah yang tidak mudah menyerap air tanah namun memiliki daerah yang cocok untuk digunakan beternak. Hasilnya, ayam yang dipelihara mudah terkena penyakit E-Colli, CRD (Chronic Respiratory Disease), infeksi coryza (mata merah) dan penyakit enteritis (peradangan usus yang disebabkan oleh bakteri). Kasus tersebut mengakibatkan kematian Gambar 12. Fasilitas instalasi air minum ayam menjadi tinggi dan sering di kandang ayam petelur (Dok. Penulis, mengalamikerugian usaha peternakan. 2023). 26 Dekat Area Pemasaran Kondisi peternakan atau lahan peternakan yang dekat dengan area pemasaran memiliki beberapa keuntungan dan tantangan tersendiri. Berikut adalah beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan terkait dengan kondisi peternakan atau lahan peternakan yang dekat dengan pemasaran: Keuntungan: 1. Akses Mudah ke Pasar: Peternakan yang dekat dengan area pemasaran memiliki akses yang lebih mudah untuk menjual produk peternakan, seperti telur, daging, atau produk olahan ayam. Ini dapat mengurangi biaya transportasi dan mempercepat distribusi produk. 2. Pengurangan Biaya Transportasi: Jarak yang dekat dengan pasar mengurangi biaya transportasi produk, sehingga dapat 3. Fasilitas dan Infrastruktur: Lokasi yang strategis dekat dengan pemasaran biasanya memiliki fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik, seperti jalan raya, pasar, dan sentra distribusi, yang dapat mendukung kelancaran proses distribusi produk peternakan. 4. Fleksibilitas Pasar: Dengan akses yang mudah ke pasar, peternak dengan permintaan pasar. Hal ini memungkinkan peternakan untuk lebih responsif terhadap perubahan kebutuhan konsumen. Tantangan: 1. Harga Jual yang Rendah: Keberadaan peternakan lain yang dekat dengan pemasaran juga dapat menyebabkan persaingan yang ketat. Hal ini bisa menyebabkan penurunan harga jual produk peternakan. 2. Dukungan Lingkungan: Di lingkungan dengan padatnya populasi manusia, peternakan dapat menghadapi tekanan dari warga sekitar yang mungkin merasa terganggu oleh kegiatan peternakan 27 seperti bau dan kebisingan. Dalam beberapa kasus, ada kebijakan pembatasan peternakan di area padat penduduk. 3. Pengendalian Penyakit: Kepadatan populasi manusia di sekitar peternakan dapat meningkatkan risiko penyebaran penyakit, baik dari manusia ke ternak maupun sebaliknya. Oleh karena itu, perlunya memperhatikan kebersihan dan kesehatan ternak serta menerapkan protokol biosekuriti yang ketat. 4. Kebutuhan Lahan: Area yang dekat dengan pemasaran sering menjadi wilayah yang padat penduduk, sehingga tersedia lahan yang terbatas untuk aktivitas peternakan. Peternak perlu memenuhi kebutuhan peternakan tanpa mengganggu lingkungan sekitar. Lingkungan masyarakat di sekitar peternakan ayam petelur menjadi salah satu faktor keberhasilan usaha. Lingkungan masyarakat yang kondusif akan menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan. Oleh karena itu sebelum memulai usaha diperlukan pendekatan dan komunikasi yang dengan masyarakat sekitar sehingga mendukung dan memberikan izin untuk mendirikan usaha ayam petelur secara komersial. Perancangan dan Konstruksi kandang Sebelum memasuki ke perancangan dan konstruksi kandang, peternak harus mengajukan perizinan yang terdiri dari surat persetujuan lingkungan masyarakat atau disebut dengan surat izin gangguan/HO, rekomendasi desa, izin prinsip dari pemerintahan kabupaten, izin mendirikan bangunan dan amdal, serta surat izin usaha. Perizinan diajukan kepada gubernur provinsi atau pemerintahan kabupaten di lokasi usaha ayam yang akan dibangun. Persyaratan perizinan sebagai berikut: 1. Melampirkan daftar isian formulir 2. Fotokopi surat izin lokasi 28 3. Fotokopi KTP pemohon 4. Nomor Pokok Wajib Pajak Perusahaan (NPWPP) 5. Fotokopi akta pendirian bagi perusahaan yang berstatus badan hukum 6. Fotokopi pajak bumi dan bangunan 7. 8. Rencana tata letak instalasi, mesin atau peralatan, dan perlengkapan lainnya yang telah disetujui oleh pimpinan perusahaan. 9. Surat persetujuan tetangga atau masyarakat yang berdekatan, diketahui RT/RW setempat 10. Surat izin mendirikan bangunan atau izin penggunaan atau ketetapan ruang Gambar 13. Konstruksi bangunan kandang ayam petelur (Dok. Penulis, 2023) Setelah lokasi ditentukan, langkah berikutnya adalah perancangan dan konstruksi kandang. Secara umum ayam petelur modern merupakan jenis ayam yang telah mengalami perbaikan genetik melalui mekanisme pemuliaan ternak, sehingga mampu menghasilkan produktivitas tinggi. Oleh karena itu perancangan kandang harus memperhitungkan kapasitas kandang, kebutuhan ventilasi, penerangan, suhu yang sesuai, dan kemudahan akses untuk mengelola kandang dan mengawasi kondisi ayam, serta konstruksi kandang harus memperhatikan keamanan, daya tahan, dan kenyamanan ayam. 29 Peternak ayam petelur harus menentukan model usaha dari awal, dari mulai perkembangan bibit DOC atau langsung ke periode layer. Sehingga pada saat penggunaan kandang tidak terjadi dysfunction pada setiap periode pemeliharaan. Oleh karena itu peternak harus mengetahui jenis kandang ayam petelur berdasarkan berdasarkan ventilasi, model konstruksi, dan fase pemeliharaan untuk mempertimbangkan iklim serta ketersediaan modal usaha. Manajemen Ventilasi pada Kandang Terbuka (Open House Cage) Buku panduan Manajemen Kandang Terbuka – Aviagen (2018) menjelaskan bahwasannya manajemen ventilasi atau sirkulasi udara pada kandang terbuka atau open house membutuhkan perhatian yang konstan. Kandang ayam layer jenis open-house sangat rentan terhadap tingginya suhu udara saat siang hari dan suhu yang lebih dingin pada saat malam hari atau saat hujan. Tantangan yang harus dihadapi bagi peternak dengan penggunaan kandang terbuka adalah harus menjaga kondisi ayam tetap hangat dalam suhu ideal pada umur 21 hari pertama dan setelahnya. Penyediaan sirkulasi udara yang ideal pada kandang terbuka dapat dilakukan dengan mengatur buka-tutup tirai samping kandang dengan prinsip dasar: Saat suhu udara kandang menjadi hangat, tirai kandang perlu dibuka untuk membuka jalan sirkulasi udara luar masuk ke dalam kandang. Saat udara kandang menjadi lebih dingin, tirai sisi kandang sebaiknya ditutup untuk menghalangi paparan langsung bagian dalam kandang terhadap suhu udara lingkungan yang lebih dingin. Pengaturan sirkulasi udara pada kandang terbuka diatur dengan manajemen buka-tutup tirai kandang baik secara mekanik dengan bantuan katrol atau pun secara non-mekanik. Fungsi penggunaan tirai kandang tidak hanya terbatas sebagai penghalang atau pun pembuka akses angin lingkungan untuk bersirkulasi ke dalam kandang, namun juga berfungsi untuk mengurangi 30 jumlah air hujan yang mungkin masuk ke dalam kandang, menghalangi dan memantulkan sinar matahari yang akan masuk ke dalam kandang serta menjaga sirkulasi udara di dalam kandang tetap hangat terutama saat malam hari dan saat hujan. Idealnya, pengaturan sirkulasi udara pada kandang terbuka harus memperhatikan kondisi suhu udara, kelembaban, kecepatan dan arah angin sama baiknya seperti kondisi di dalam kandang baik pada suhu udara, Gambar 14. Kandang grower ayam petelur kelembaban, kualitas udara dan dengan tirai luar terbuka setengah bagian kenyamanan kondisi unggas harus (Dok. Penulis, 2023) bisa dipenuhi. Manajemen ventilasi pada kandang terbuka membutuhkan pengaturan tirai yang baik, hal ini penting karena tirai merupakan satu-satunya penghalang antara ayam di dalam kandang dengan udara di lingkungan luar, sehingga disarankan untuk membangun kandang terbuka yang dilengkapi dengan tirai yang mudah dibuka dan ditutup. Manajemen ventilasi menggunakan tirai kandang pada kandang terbuka dilakukan agar tercipta kondisi udara dengan suhu dan kelembaban ideal bagi pertumbuhan ayam. Pada ayam umur muda berkisar umur 3 – 5 hari, tirai luar bagian atas harus dibuka satu per empat (1/4) bagian dari tinggi tirai. Tirai bisa ditutup jika kondisi cuaca sedang hujan untuk menghindari adanya tampias air hujan yang masuk ke dalam kandang dan masuknya udara dingin dari luar. Pengaturan ventilasi pada kandang open-house juga dibantu dengan kipas pendorong atau biasa dikenal dengan kipas tekanan positif atau positive preasure fan. Fungsi utama dipasangnya kipas ini adalah untuk meningkatkan pergerakan udara dan meningkatkan sirkulasi udara di dalam kandang. Pada saat hari sedang panas atau kondisi udara hangat dengan sedikit angin di luar, 31 keberadaan kipas pendorong cukup membantu dalam menyediakan efek angin dingin ( ) di dalam kandang. Posisi penempatan kipas dorong pada kandang open-house perlu diperhatikan agar memberikan fungsi yang maksimal dalam mengatur ventilasi udara. Kipas pendorong ditempatkan dengan orientasi dorongan udara ke arah panjang kandang. Kipas pendorong ditempatkan baik di tengah kandang dengan posisi berjajar satu baris atau berjajar dua baris pada sisi bawah kandang. Kipas pertama harus Gambar 15. Kipas dorong di kandang ayam layer ditempatkan dengan ketinggian untuk membantu sirkulasi udara lebih baik (Dok. 1,5 meter dari atap kandang Penulis, 2023) dan jarak interval antar kipas sebesar 10 – 12 m arah panjang kandang. Kipas perlu digerakkan ke kanan-kiri (staggered) jika diposisikan pada dua baris sehingga posisi bagian tengah kipas mencapai 1,5 meter dari lantai kandang. Kipas dorong juga bisa ditempatkan untuk mendorong sirkulasi udara secara arah diagonal menyebrang kandang dari dinding kandang. Pada kasus penempatan kipas secara diagonal, tirai kandang harus terbuka penuh pada kedua sisi kandang saat kipas dioperasikan. Penempatan kipas dimungkinkan tidak terlalu dekat pada objek atau dinding kandang karena bisa mengurangi Kipas mulai dipergunakan pada umur 10-11 hari atau fase grower. Ketinggian kipas diatur dengan posisi ayam sejauh 60 cm di atas ayam, sehingga persebaran angina merata keseluruh kandang. Penggunaan intermitten pada kipas positive preasure dapat dilihat dari situasi 32 kondisi lingkungan masing-masing serta keadaan ayam pada kandang. Peralatan Kandang Ayam Layer Alat pemeliharaan kandang merupakan alat yang wajib ada untuk pemeliharaan ayam Layer. Peralatan kandang yang dijumpai di peternakan peternak. Pada kandang ayam layer baik kandang grower maupun kandang produksi umumnya masih menggunakan tempat pakan yang dioperasikan secara manual jika jenis kandangnya adalah open house, namun jika peternak sudah menggunakan kandang closed house full sudah dilengkapi dengan sistem pemberian pakan, minum, pengumpulan telur dan pembuangan kotoran yang diatur secara otomatis. Untuk mendapatkan hasil yang optimal perlu adanya standarisasi peralatan kandang, berikut peralatan yang dapat digunakan untuk pemeliharaan ayam Layer: Tempat Pakan / Tempat Ransum Secara garis besar penggolongan tempat pakan atau tempat ransum ayam terbagi menjadi dua, yakni tempat pakan yang dioperasikan secara manual dan tempat pakan otomatis. Penggunaan tempat ransum ayam disesuaikan dengan umur ayam, hal ini untuk membantu proses pemberian pakan lebih efektif. Saat ayam layer umur DOC sampai pullet, tempat ransum yang digunakan berbentuk baby chick feeder. Semakin meningkat umur ayam maka penggunaan jenis Gambar 16. Tempat ransum ayam manual jenis baby chick tempat ransumnya feeder (BCF) dan feeder tube (Dok. Penulis, 2023) pun beralih dari baby chick feeder menjadi super feeder atau feeder tube dengan kapasitas 5 Kg, 7 Kg, 10 Kg. 33 Sedangkan untuk peralatan tempat ransum pada ayam di kandang produksi yang berbentuk kandang baterai banyak menggunakan tipe tempat ransum jenis talang. Bentuknya berupa setengah lingkaran memanjang seperti pipa paralon yang dibelah menjadi dua bagian. Rasio tempat pakan terhadap konsumsi ayam dapat dijelaskan sebagai berikut: Tabel 1. Rasio Kapasitas Tempat Ransum Ayam Jenis Tempat Ransum Rasio (ekor) Baby Chick Feeder (BCF) 1 : 35 – 45 Feeder Tube 5 Kg 1 : 30 Feeder Tube 7 Kg 1 : 25 Feeder Tube 10 Kg 1 : 20 Tempat Minum Sama hal nya dengan tempat pakan ayam, tempat minum yang ada di peternakan ayam layer pun terbagi berdasarkan sistem penggunaannya yakni manual dan otomatis. Tempat minum ayam manual pada umumnya menggunakan galon air minum ayam ukuran 1 dan 3 liter. Sedangkan tempat minum sistem otomatis yang sering digunakan oleh peternak di kandang ayam layer komersil adalah bell drinker dan nipple drinker. Perbedaan jenis tempat minum berpengaruh pada rasio yang diberikan untuk ayam layer. Rasio penggunaan tempat minum ayam layer dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Rasio Kapasitas Tempat Minum Ayam Jenis Tempat Minum Rasio (ekor) Galon manual 1 L 1 : 50 Bell Drinker 1 : 60 Nipple Drinker 1 : 12 34 Gambar 17. Tempat minum ayam jenis gallon manual, bell drinker dan nipple drinker secara berurutan kiri ke kanan (Dok. Penulis, 2023) Alat Pemanas (Heater) Alat pemanas yang perlu disiapkan oleh peternak berfungsi untuk menciptakan suhu optimum yang dibutuhkan day old chick (DOC). Suhu yang ideal untuk ayam layer pada awal pemeliharaan adalah sekitar 32 – 35 derajat Celsius, dan secara bertahap dikurangi seiring dengan pertumbuhannya. Pemilihan jenis pemanas yang tepat penting untuk memastikan proses pengkondisian suhu brooding untuk menciptakan keadaan ideal agar ayam merasa nyaman, bisa bertumbuh dengan baik, dan mencegah stres termal yang dapat berdampak negatif pada kesehatan dan produktivitas ayam layer. Sebelum DOC masuk, pemanas sudah dimasukkan di dalam kandang dan dinyalakan minimal 2 – 4 jam sebelum kedatangan DOC agar temperatur brooding sudah stabil dan liter sudah menjadi hangat. Pemanas digunakan peternak sebagai pengganti indukan DOC (anak ayam) yang berlangsung sejak umur 1-15 hari (Risna, dkk., 2022). Ayam layer membutuhkan pemanas untuk menghangatkan dan mencegah DOC dari cekaman suhu dingin yang bisa berakibat pada kematian, terutama pada usia minggu pertama karena anak ayam yang belum memiliki bulu lengkap. Pada dua minggu pertama usia ayam layer juga memiliki tubuh yang rawan terdampak cuaca yang terlampau dingin atau terpapar angin yang terlalu kencang secara langsung. Alat pemanas ini bukan hanya berfungsi untuk 35 menjaga suhu tubuh anak ayam tetap ideal, tetapi juga untuk menstimulus fungsi organ dan mengatur bobot badan selama masa brooding. Berikut jenis pemanas yang sering dipakai saat pemeliharaan ayam layer: Gas Brooder Infraconic Ratio Gas Semawar Ratio 1:700 1:1500 Ratio 1:500 Gambar 18. Alat Pemanas atau heater berbagai jenis dengan rasio penggunaanya (Dikutip dari berbagai sumber) Peralatan Kandang Ayam Petelur Close House Kandang close house ayam petelur merupakan kandang yang dibangun secara modern dengan sistem pengaturan sirkulasi udara yang lebih canggih sehingga memungkinkan untuk mengatur suhu dan kelembapan didalam kandang. Kandang closed house juga sudah dilengkapi dengan lampu khusus yang bisa diatur intensitas cahaya dan lama waktu pencahayaan sesuai dengan rekomendasi. Sistem kandang close house pada ayam petelur sangat memudahkan peternak dalam mengatur kegiatan Gambar 19. Feed Automatic pemeliharaan ayam sehari-hari karena Distribution Machine di Kandang dibantu dengan alat-alat serba otomatis Ayam Petelur Closed House Cage seperti proses pemberian pakan dan minum (Dok. Penulis, 2023) 36 tidak lagi menggunakan bantuan tenaga manusia melainkan ransum ayam sudah didistribusikan secara otomatis menggunakan alat distribusi ransum. Para pekerja peternakan hanya perlu menempatkan ransum pada sebuah xylo yang terletak di luar kandang. Ransum yang tertampung pada xylo akan didistribusikan secara rata dan homogen ke dalam tempat ransum yang terletak di dalam kandang closed house. Proses koleksi telur juga sudah tidak lagi menggunakan tenaga manusia yang berkeliling untuk mengambil telur satu per satu. Proses pengumpulan telur sudah menggunakan mesin automatic egg collector. Prinsip kerja mesin ini adalah menggunakan belt karet yang diletakkan pada ujung keranjang kandang. Ketika ayam bertelur, telur yang dihasilkan akan menggelinding dan terdeposit di atas belt karet. Pekerja kandang hanya perlu menyalakan mesin automatic egg collector dan belt karet yang berada di masing-masing tingkatan kandang akan bergerak membawa telur dari ujung kandang bagian belakang menuju bagian depan kandang dimana para pekerja kandang siap untuk mensortir telur untuk disimpan di Gudang. Prinsip yang sama juga diterapkan untuk proses pembersihan kotoran ayam atau manure. Dengan menggunakan struktur kandang yang khusus, kotoran ayam akan jatuh ke atas manure belt dan secara otomatis akan terkumpul menjadi satu titik dan selanjutnya akan dilakukan manure management. Gambar 20. Egg Automatic Collector di Kandang Closed House Ayam Petelur (Dok. Penulis, 2023) 37 KEBERSIHAN DAN SANITASI KANDANG AYAM PETELUR 38 KEBERSIHAN DAN SANITASI KANDANG Program Sanitasi Kandang Sanitasi merupakan aktivitas yang dilakukan dengan tujuan membersihkan dan mensucihamakan suatu barang atau tempat, dalam hal ini adalah kandang dan peralatan kandang ayam layer. Program sanitasi bisa dilakukan dengan membersihkan kandang, peralatan sarana produksi peternakan, peralatan kandang, menjaga kebersihan dan membatasi lalu-lintas pihak yang tidak berkepentingan di dalam area kandang. Program sanitasi pada umumnya dilakukan setelah ayam diafkir atau biasa dikenal dengan istilah cuci kandang. Tujuan dari sanitasi adalah membersihkan kandang dan alat-alat peternakan dari kotoran organik dan anorganik yang bisa Gambar 21. Kandang Ayam Petelur menjadi sumber cemaran penyakit. Sanitasi yang Baru Selesai Dibersihkan (Dok. Penulis, 2023) dilakukan dengan membersihkan seluruh area kandang dengan bantuan air bertekanan dan cairan desinfektan. Pencucian kandang secara garis besar dibagi menjadi 2 yakni pencucian peralatan kandang dan pencucian bangunan kandang itu sendiri. Proses sanitasi atau cuci kandang dimulai dengan mengeluarkan semua alat-alat peternakan dari dalam kandang. Peralatan berupa tempat pakan dan tempat minum ayam direncam dan dicuci menggunakan cairan detergen dan cairan desinfektan. Lalu peralatan pakan dan tempat minum dijemur sampai kering dan disimpan di dalam gudang alat untuk digunakan kembali pada periode pemeliharaan ayam layer berikutnya. Proses cuci kandang dilanjutkan dengan mengeruk sisa kotoran ayam dari dalam kandang dan mengeluarkannya. Setelah kandang kosong dan bersih 39 dari kotoran organik, lakukan cuci kandang menggunakan air bertekanan tinggi. Pencucian kandang dimulai dari bagian plafon kandang, kemudian ke bagian dinding dan sudut-sudut kandang, lalu ke bagian lantai dan celah-celah kandang. Pastikan pencucian kandang menggunakan air bertekanan bisa merontokkan kotoran yang mengeras dan melekat pada sisi-sisi kandang. Setelah bersih dan mengering, kandang bisa difumigasi menggunakan formalin serbuk yang diuapkan selama sehari semalam. Tujuan fumigasi adalah memutus rantai cemaran dari bakteri dan mikroba pada periode pemeliharaan ayam sebelumnya. Sehingga pada pemeliharaan ayam periode berikutnya tidak tercemar oleh patogen sisa periode sebelumnya dan rantai penyebaran penyakit bisa terputus. Flushing Nipple dan Cuci Toren Air Minum Air minum merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi konsumsi ayam layer. Kebutuhan air minum pada ayam layer sebesar 70 % untuk memenuhi kebutuhan bertumbuh kembang. Hal ini dikarenakan air minum memiliki peranan penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang ada pada tubuh ayam. Selain itu air dalam tubuh ayam memiliki peran dalam termoregulasi pelumasan, media untuk reaksi kimia, pencernaan, dan keseimbangan mineral tubuh. Pentingnya peran air dalam proses pemeliharaan ayam layer, menuntut peternak agar memberikan pasokan air yang memenuhi standar kualitas air bersih. Pemanfaatan air bersih di peternakan ayam bisa mengikuti persyaratan dari Permenkes RI No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi. kimia. Kebersihan pipa pada saluran air minum ayam sangat menentukan keberhasilan produktivitas ayam layer. Flushing merupakan pembersihan tertentu. Fluida cair bisa menggunakan bahan seperti H2O2, citrun, clorin untuk berkala di pipa distribusi air minum dengan menggunakan hidrogen proksida 40 (H2O2) sangat disarankan (Efendi, 2016). Pemberian hidrogen peroksida oksida atau proses ozonisasi secara berkala dapat meningkatkan performa ayam petelur dibanding air yang tidak disanitasi. Penampungan air di setiap kandang juga sebaiknya dibersihkan setiap hari agar populasi mikroba berkurang, karena jika tidak dibersihkan dalam 3, 5 dan 7 hari akan mendukung pertumbuhan bakteri secara progresif. Tata cara dapat dilakukan setelah afkir atau transfer pullet sehingga sudah tidak ada ayam pada kandang. Langkah-langkah yang dapat Pojok Riset dilakukan saat sebagai berikut: Penelitian dilakukan oleh Khopsoh, dkk. (2022) 1. Diangkat pipa nipple Peroksida) dapat menghilangkan sumbatan, kerak secara horizontal untuk coliform pada saluran pipa air membuang air yang tersisa. 2. Disiapkan larutan air mg/liter atau 10-15 ml/100 liter air. Pemanfaatan larutan dan bahan (Citrun coliform dalam air peternakan ayam layer di Kabupaten 3gr/lt, H2O2 3gr/lt, clorin Blitar, dengan dampak positif terhadap kinerja produksi 200ppm) ayam menurunkan FCR 0,028 poin, termasuk Hen Day Production (HDP) meningkat 2,57%, angka kematian 3. Dimasukan larutan turun 2%, dan angka pemusnahan turun 1,6%. tersebut kedalam pipa dan biarkan hingga 1x12 jam untuk melunturkan bakteri pathogen yang ada pada pipa air. 4. 5. Diusahakan selama masa kosong kandang pipa nipple selalu terisi air jernih 6. Dilakukan kembali saat akan melakukan chick in dengan cara yang sama seperti diatas. Pencucian pipa nipple harus dibarengi dengan pencucian instalasi tandon air, tandon air direndam dengan air asam sitrat (citrun) dengan dosis 300gr/100 lt selama 12 jam, selanjutnya dibilas dengan air bersih. 41 Mengeluarkan Sekam dan Proses Fermentasi Sekam Pasca Panen Sekam merupakan hasil samping jerami pada sebagai salah satu bahan litter/alas kandang yang sering digunakan oleh peternak komersial atau industri untuk pemeliharaan ayam layer. Harga yang terjangkau dan bahan sekam padi sangat melimpah, hal ini sering menjadi pilihan oleh peternak untuk dijadikan sebagai bahan litter pada proses pemeliharaan. Bahan sekam merupakan bahan organik paling banyak digunakan untuk alas kandang karena mempunyai sifat- sifat sebagai berikut: dapat menyerap air dengan baik, bebas debu, kering, mempunyai kepadatan yang baik, dan dapat memberi kehangatan kandang. Sekam dengan keadaan sudah terpakai atau limbah dari litter ayam layer biasanya akan dilakukan proses pembakaran untuk dijadikan media culture tanam, selain itu dapat dimanfaatkan kembali oleh peternak untuk di daur ulang dan dijadikan litter kembali pada pemeliharaan ayam layer periode selanjutnya. Proses pembersihan kandang dimulai dengan pengeluaran sekam, hal tersebut dilakukan untuk mempermudah pembersihan kandang pasca panen. Pengeluaran sekam dilakukan peternak untuk dijual kembali sebagai bahan limbah, sehingga dapat dimanfaatkan untuk media kultur tanaman ataupun bahan lainnya yang lebih bermanfaat. Disisi lain peternak juga memanfaatkan limbah sekam didaur ulang untuk dilakukan fermentasi, sehingga limbah sekam dapat digunakan kembali saat pemeliharaan ayam layer. Fermentasi sekam dilakukan secara anaerob untuk memecah karbohidrat dan asam amino secara anaerobik, yaitu tanpa oksigen. Senyawa yang dapat dipecah dalam proses fermentasi terutama karbohidrat, sedangkan asam amino hanya dapat difermentasi oleh beberapa jenis bakteri. Proses fermentasi sekam yang telah dilakukan diantaranya yaitu fermentasi dengan penambahan starbio probiotik dan fermentasi dengan urea atau yang lebih dikenal dengan istilah amoniasi. Proses fermentasi menggunakan starter (starbio probiotik dan urea) dapat mempercepat hasil proses fermentasi selama 8 hari, dibandingkan tanpa menggunakan starter sampai dengan 10 hari minimal. Selain itu sekam fermentasi menggunakan starter memiliki tekstur tidak menggumpal dan aromanya lebih fresh karena hasil pemecahan karbohidrat dan asam amino secara anaerobik dalam sekam. 42 Sekam yang dilakukan fermentasi dengan penambahan starter memiliki warna sekam yang semula terlihat hijau kecoklatan menjadi kuning kecoklatan, hal ini dipengaruhi oleh penambahan unsur N sehingga menyebabkan perubahan struktur jerami padi. Selain itu energi panas yang terbentuk selama proses fermentasi menyebabkan kerusakan warna jerami padi sebelum fermentasi. Aroma yang dihasilkan yakni asam, karena terjadi perombakan komponen – komponen fermentasi jerami padi, seperti komponen karbohidrat golongan non gula seperti Selulosa dan Hemiselulosa menjadi asam-asam organic. Sedangkan tekstur yang dihasilkan yakni agak kasar, yang mengartikan bahwa sekam tidak mengalami penggumpalan setelah proses fermentasi dan dapat digunakan kembali untuk pemeliharaan ayam layer. Penggunaan Dosis Disinfektan Manajemen ternak ayam layer di dalam kandang yang berkaitan dengan penggunaan dosis desinfektan sangat penting untuk menjaga kebersihan dan kesehatan ayam serta mencegah penyebaran penyakit. Desinfektan digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen seperti bakteri, virus, dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit pada ayam. Berikut adalah beberapa poin penting yang perlu diperhatikan dalam penggunaan dosis desinfektan dalam manajemen ternak ayam layer saat pemeliharaan: Larutan Desinfektan Untuk Man Shower 1. Desgrin Dosis : 1 ml / liter air 2. Synergis Dosis : 1 ml / liter air 3. BKC Dosis : 1 ml / liter air 4. Th4 Dosis : 1 ml / liter air Larutan Desinfektan Untuk Spray Tangan 1. Desgrin Dosis : 1 ml / liter air 43 2. Alkohol Dosis : 70% 3. BKC Dosis : 1 ml / liter air Larutan Foot Dipping 1. Desgrin Dosis : 4 ml / liter air 2. Lysol Dosis : 20 ml / liter air 3. BKC Dosis : 4 ml / liter air Bak Kapur Dimensi : ½ lingkaran di sisi dalam pintu kandang Jenis Kapur : Calcium Oxide (CaO), Kapur Hidup 44 MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERIODE STARTER MANAJEMEN PEMELIHARAAN PERIODE STARTER Tujuan utama dari periode starter adalah untuk mencapai bobot badan standar pada minggu ke-4 dan ke-5. Kondisi yang harus diciptakan pada kandang ayam layer periode starter adalah dengan mengatur suhu sesuai standar yang direkomendasikan, kelembapan, intensitas dan lama waktu pencahayaan, sirkulasi udara, luas lantai yang cukup dan dapat dengan mudah mengakses air minum dan pakan, hal ini akan diupayakan sedemikian rupa untuk menciptakan kenyamanan bagi pertumbuhan ayam periode starter. Keterlambatan pertumbuhan pada ayam layer umur 4-5 minggu akan berdampak pada penurunan bobot badan pada usia pullet 16 minggu dan akan menurunkan performa pada masa produksi, khususnya terhadap rata-rata bobot telur. Jenis Kandang Periode Starter Kandang yang umum digunakan pada saat periode starter adalah kandang postal dengan litter berupa sekam, meskipun ada beberapa peternak yang menggunakan kandang jenis panggung namun untuk pemeliharaan masa brooding masih menggunakan liter berupa sekam. Beberapa peternak ayam layer di Indonesia sudah mulai mengembangkan kandang koloni berkapasitas 100- 200 ekor per sangkar untuk pemeliharaan periode brooding. Pada prinsipnya, jenis kandang apa pun bisa digunakan untuk pemeliharaan periode brooding ayam petelur dengan syarat kondisi temperatur lingkungan yang terjaga dan 46 optimal bagi pertumbuhan dan perkembangan anak ayam. Mengatur Area Brooding Sebelum penerimaan DOC ayam petelur, kandang dan area brooding harus sudah siap digunakan sehingga bisa langsung ditempati oleh anak ayam dengan nyaman. Perlu adanya persiapan kandang dalam rangka menciptakan kondisi lingkungan ideal bagi anak ayam yang baru datang. Hal pertama yang perlu dilakukan dalam mempersiapkan periode brooding adalah mengatur area brooding. Pada sebagian kandang open house, area brooding dibuat dengan memasang chick guard berbentuk lingkaran pada bagian tengah kandang. Chick guard terbuat dari lapisan seng tipis dan lentur sehingga mudah untuk dibentuk menjadi lingkaran dengan ukuran diameter sesuai kebutuhan. Chick guard berfungsi sebagai area pembatas anak ayam supaya tetap berada di area brooding dan dalam jangkauan pemanas. Brooding area yang menggunakan chick guard pada umumnya dilengkapi dengan jenis heater/pemanas gasolek, central heater, semawar ataupun pemanas berbahan arang. Ukuran chick guard bervariasi dengan kepadatan populasi ayam ketika chick-in berkisar 50-60 ekor/m2. Ukuran brooding akan bertambah luas dan mengalami pelebaran yang disesuaikan dengan berat badan dan kepadatan ayam setiap 3-5 hari sekali hingga usia ayam 21 hari dan ukuran luas brooding mencapai luas lantai kandang penuh. Membuat area brooding pada sebagian area kandang sudah menjadi praktek umum yang dilakukan oleh peternak dalam rangka mengurangi biaya Gambar 22. Area brooding dengan chick guard yang dikeluarkan untuk pemanas dan alas koran (Dok. Penulis, 2023) buatan. Pembuatan area brooding 47 dengan batas khusus (pada umumnya 1/3 luas kandang total) selain bertujuan mengurangi biaya pemanas, juga dapat mempermudah peternak dalam mengatur suhu udara area brooding menjadi lebih ideal karena berada pada luas area yang lebih kecil. menggunakan chick guard yang lebih luas lagi dan beberapa kandang sudah tidak lagi menggunakan area brooding dengan chick guard, area brooding sudah mulai menggunakan kandang koloni berukuran 100 x 100 cm yang diisi dengan populasi DOC sebanyak 100 – 150 DOC. Pada brooding kandang koloni, pemanas yang digunakan berupa lampu pijar kuning 5 watt dengan ketinggian sekitar 40 cm dari lantai kandang. Area brooding juga hendaknya menggunakan alas lantai atau litter. Litter kandang bisa terbuat dari banyak bahan alam seperti jerami, serbuk kayu, serbuk gergaji atau sekam padi. Syarat suatu bahan dikatakan bisa menjadi litter kandang adalah bahan tersebut tersedia dalam jumlah banyak, memiliki daya serap air, tidak berbau, tidak bersifat toksik pada ayam dan harganya murah. Pada umumnya kandang ayam layer di Indonesia menggunakan litter dari sekam padi. Ketebalan litter kandang hendaknya diatur setinggi 8 – 15 cm dari lantai kandang. Pada periode brooding, litter juga berfungsi sebagai media penghantar panas bagi DOC. Selama periode brooding, sebaiknya dilakukan proses pembalikan litter supaya kotoran ayam yang terserap oleh sekam tidak menjadi sumber ammonia dan menjadi faktor penyebab timbulnya penyakit. Drinker dan Feeding sistem Pengaturan posisi peletakan tempat ransum ayam dan tempat minum ayam di dalam lingkaran area brooding perlu diatur sedemikian rupa agar anak ayam tidak berebut dalam mengambil makan dan minum. Tempat ransum yang digunakan adalah jenis nampan DOC untuk hari pertama chick-in, tempat ransum jenis nampan dianggap mempermudah mengenalkan ransum pada anak ayam. Selain menggunakan nampan DOC, peternak pada umumnya mengganti fungsi nampan dengan menaburkan sebagian ransum langsung di atas alas 48 koran. Penggunaan alas koran yang dihamparkan di atas liter sekam dikenal dengan istilah paper feed yakni bertujuan membantu anak ayam agar mudah mengakses pakan dan tidak tertukar dengan sekam. Hal ini dilakukan selain untuk menggantikan fungsi nampan DOC, juga untuk mempermudah anak ayam dalam mendapat pakan. Tempat ransum nampan DOC dikombinasikan dengan tempat ransum jenis baby chick feeder (BCF) dengan rasio 1 BCF untuk 30 ekor anak ayam. Pada beberapa kandang yang sudah menggunakan sistem brooding dengan pemanas sentral, tempat ransum anak ayam tidak lagi menggunakan nampan ransum. Pengenalan ransum kepada DOC dikenalkan melalui alas koran atau kertas Gambar 23. Tempat ransum dan tempat minum yang dihamparkan seluas area ayam yang tidak beraturan (Dok. Penulis, 2023). brooding. Sedangkan tempat minum yang digunakan pada umumnya kombinasi antara nipple drinker dan tempat minum galon manual. Hal ini dikarenakan area brooding hanya mencakup jumlah nipple drinker yang terbatas sehingga perlu penambahan jumlah tempat minum galon manual untuk memenuhi kebutuhan air minum dari anak ayam. Suhu dan Kelembapan Standar (House Climate) Area brooding telah selesai disiapkan, langkah selanjutnya adalah mengatur suhu area brooding. Pengaturan suhu area brooding penting karena DOC belum bisa mengatur suhu tubuhnya sendiri dan masih sangat bergantung kepada suhu lingkungan. Ketika DOC datang saat chick-in, sebaiknya suhu 49 kandang sudah diatur pada keadaan suhu ideal yakni berkisar pada suhu 33 – 35 oC. Tujuannya adalah agar ketika DOC datang tidak mengalami kondisi kedinginan akibat suhu kandang yang belum ideal. Pemanas idealnya dinyalakan pada 2 – 4 jam sebelum DOC datang untuk mencapai suhu kandang ideal, proses pemanasan kandang sebelum kedatangan DOC ini disebut dengan pre-heating. Masih banyak peternak layer yang belum melakukan pre-heating dan baru menyalakan pemanas ketika DOC datang. Hal ini akan mengakibatkan suhu kandang lebih rendah dan menyebabkan DOC mengalami kedinginan dan berdampak pada pertumbuhannya. Tabel 3. Suhu Standar Brooding Gambar 24. Pengukuran suhu kloaka anak ayam dengan thermometer (Guidance Lohmann Brown, 2021). Setelah DOC tiba di kandang dan dilakukan penebaran, suhu dalam kandang harus tetap dijaga sesuai dengan kondisi ideal yang dibutuhkan DOC. Kebutuhan suhu DOC selama periode brooding dapat dilihat pada table berikut. Adakalanya ketika kondisi suhu kandang sudah dalam kondisi ideal, namun DOC masih merasa kedinginan atau kepanasan, maka suhu kandang harus disesuaikan dengan kondisi kebutuhan DOC. Kondisi DOC yang mengalami kepanasan atau kedinginan saat kondisi suhu dalam keadaan standar merupakan akibat dari suhu kandang yang bisa dipengaruhi oleh tingkat 50 kelembapan lingkungan, kecepatan aliran angin dan suhu udara lingkungan sekitar lokasi kandang. Untuk mengetahui kondisi DOC dalam keadaan kedinginan, kepanasan atau dalam suhu yang ideal (nyaman) dilakukan dengan cara observasi pada persebaran DOC di area brooding. Jika DOC menyebar menjauhi sumber panas, maka DOC dalam keadaan kepanasan, oleh karenanya suhu pemanas harus diturunkan. Jika DOC teramati dalam keadaan bergerombol di satu titik area atau mengumpul di bawah pemanas, hal ini mengindikasikan DOC berada dalam keadaan kedinginan, maka suhu pemanas harus dinaikkan menyesuaikan kebutuhan suhu DOC. Sebaran DOC yang mengindikasikan berada dalam suhu yang ideal dapat dilihat dari persebaran DOC yang merata ke seluruh area brooding. Persebaran DOC sebagai indicator suhu brooding dapat dilihat pada gambar berikut : Gambar 25. Persebaran DOC pada area brooding menunjukkan tingkat kenyamanan pada suhu tertentu (Cobb-Vantress, 2018). 51 Density Masa Brooding Kepadatan kandang merupakan kesesuaian antara luas lantai kandang dengan jumlah ayam per satu meter persegi. Pertumbuhan dan perkembangan rangka dan bobot badan ayam layer sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti genetik dan lingkungan. Genetik memiliki peran sebesar 30% dan lingkungan sebesar 70%. Salah satu faktor lingkungan yang tidak kalah pentingnya yaitu pengaturan kepadatan ayam dalam satu luasan meter persegi. Apabila kepadatan populasi sudah sesuai dengan kebutuhan luas lantai ayam, dampak positif yang dihasilkan adalah ayam akan mencapai kondisi nyaman serta produksi baik bobot daging atau produksi telur akan maksimal. Adapun rumus density ayam dalam kandang dapat dijelaskan sebagai berikut: Kondisi bisa terjadi sebaliknya, apabila kondisi kenyamanan dari kepadatan tidak tercapai, maka dapat memberikan dampak negatif terhadap performa ayam. Dengan kata lain, apabila kepadatan ayam tinggi maka performanya akan menurun karena ayam merasa tidak nyaman akibat berdesak- desakkan sehingga tidak ada ruang untuk bebas bergerak dan menghambat perkembangan tubuh. Kepadatan ayam yang tinggi akan menghasilkan kotoran dan panas tubuh ayam di dalam kandang. Ayam akan mudah stres akibat tingginya gas amonia di dalam kandang akibat penumpukan kotoran dan sirkulasi udara kandang yang tidak baik. Selain itu sirkulasi udara menjadi buruk, serta suhu dan kelembapan meningkat di kandang. Suhu dan kelembapan yang tinggi mengakibatkan konsumsi pakan akan berkurang sehingga hal ini berpengaruh terhadap pencapaian bobot yang tidak maksimal. Ayam juga menjadi mudah terserang penyakit dan dampak buruk lainnya timbul sifat kanibal. Tentu kondisi seperti ini dapat merugikan peternak karena tidak hanya performa produksi yang turun akan tetapi dapat menimbulkan tingginya tingkat kematian/ ayam yang dimusnahkan. 52 Tabel 4. Standar Kepadatan Ayam Periode Starter 0-2 50 2-5 45 >5 25 Tujuan utama dari pelebaran adalah memperluas area brooding sedini mungkin selama suhu udara area brooding tetap dalam nilai yang standar. Pengaturan kepadatan atau density ayam di area brooding akan bergantung pada ukuran luas area brooding itu sendiri dan peralatan peternakan yang digunakan. Tingkat kepadatan populasi ayam di area brooding pada pertama kali tidak boleh lebih dari 50 – 60 ekor ayam/m2 dan untuk memastikan luas area yang akan digunakan ayam untuk minum adalah tidak lebih dari 20 – 25 ekor ayam per nipple drinker. Pada umumnya, tirai kandang ayam harus sudah terbuka sepenuhnya setelah umur ayam mencapai 14 – 16 hari namun hal ini perlu juga disesuaikan dengan kapasitas dan kondisi kandang (Cobb-Vantress, 2018). Nutrisi periode starter Buku panduan pemeliharaan dari ISA Brown Management Guideline (2018) menjelaskan bahwasannya kualitas pakan periode starter yang baik sebaiknya didistribusikan ketika anak ayam sudah cukup minum air untuk mengembalikan cairan tubuh setelah 4 jam tiba di kandang. Ransum dengan Tabel 5. Standar Kebutuhan Nutrisi Ayam Layer Periode kandungan energi Starter metabolisme 2950 Item Nutrisi Satuan Nilai Standar kcal/kg dan 20,5% kcal/kg 2950 - 2975 Energi Metabolisme protein kasar harus Mj/kg 12.3 - 12.4 terdapat di dalam Protein kasar % 20.5 pakan dengan jenis Methionin % 0.52 crumble dan tempat Methionin + Cystine % 0.86 ransum yang mudah Lysine % 1.16 53 Threonine % 0.78 dijangkau oleh anak Tryptophan % 0.217 ayam. Peternak Major minerals dapat menggunakan Kalsium % 1.05 - 1.10 tempat ransum Fosfor % 0.48 tambahan berupa Klroin minimum % 0.16 baby chick feeder Sodium minimum % 0.17 atau paper feeding Asam Amino pada 3 hari pertama Dig. Methionine % 0.48 chick-in untuk Dig. Meth + Cystine % 0.78 menambah luas area Dig. Lysine % 1 makan. Penambahan tempat ransum ini Dig. Threonine % 0.67 direkomendasikan Dig. Tryptophan % 0.195 untuk digunakan (ISA Brown Management Guide, 2020) selama 4 minggu pertama setelah chick- in. Jika kandang dilengkapi dengan tempat ransum otomatis seperti automatic feeder, direkomendasikan untuk segera digunakan sejak awal pertama anak ayam datang. Sesekali biarkan ayam memakan ransum sampai habis untuk menghindari adanya penumpukan ransum dengan ukuran partikel kecil serupa bubuk di dalam tempat pakan. Grit Grit merupakan komponen pakan tambahan berupa batu kapur dengan kandungan kalsium dan ukuran partikel tertentu. Tujuan pemberian grit adalah untuk merangsang perkembangan tembolok dan gizzard selama periode pemeliharaan. Pemberian grit ini bukan merupakan sebuah kewajiban, namun lebih cenderung berupa hal yang disarankan oleh beberapa buku petunjuk manual pemeliharaan ayam layer.