Makalah Aplikasi Eksternal Sistem Informasi Strategik dan Inter Organisasi PDF
Document Details
Universitas Gunadarma
Achmad Ramdani,Alfathan Rizki,Azmi Yusuf Hidayatullah,Fadli Patria Ghazali,Muhammad Sendika Akbaru
Tags
Summary
Ini adalah makalah tentang aplikasi eksternal sistem informasi strategik dan sistem informasi antar organisasi. Makalah ini membahas perbedaan antara sistem informasi strategik, sistem informasi di level strategi, dan sistem informasi konvensional, serta membahas strategi dan model-model penerapan sistem informasi strategik.
Full Transcript
**MAKALAH** **APLIKASI EKSTERNAL : SISTEM INFORMASI STRATEJIK DAN SISTEM INTER ORGANISASI** **Disusun Oleh:** **Kelompok 5** **UNIVERSITAS GUNADARMA** **FAKULTAS EKONOMI\ JURUSAN MANAJEMEN\ 2024/2025** KATA PENGANTAR ============== Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala li...
**MAKALAH** **APLIKASI EKSTERNAL : SISTEM INFORMASI STRATEJIK DAN SISTEM INTER ORGANISASI** **Disusun Oleh:** **Kelompok 5** **UNIVERSITAS GUNADARMA** **FAKULTAS EKONOMI\ JURUSAN MANAJEMEN\ 2024/2025** KATA PENGANTAR ============== Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Kuliah Teknologi SIM 1 yang diampu oleh Bu Ertie Nur Hartiwati. Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam hal pengetahuan dan pemahaman kami. Untuk itu, kami berharap kritik dan saran yang membangun dari semua pihak agar kedepannya kami dapat menjadi lebih baik lagi. Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi referensi yang berguna bagi pembaca. Kami mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. DAFTAR ISI ========== {#section.TOCHeading} [KATA PENGANTAR 2](#kata-pengantar) [DAFTAR ISI 3](#daftar-isi) [BAB I PENDAHULUAN 4](#bab-i-pendahuluan) [1.1 Latar Belakang 4](#latar-belakang) [1.2 Rumusan Masalah 5](#rumusan-masalah) [1.3 Tujuan 5](#tujuan) [BAB II PEMBAHASAN 6](#bab-ii-pembahasan) [2.1 Sistem Informasi Stratejik dan Sistem Informasi di level stratejik, serta Sistem Informasi Konvensional 6](#sistem-informasi-stratejik-dan-sistem-informasi-di-level-stratejik-serta-sistem-informasi-konvensional) [2.1.1 Sistem informasi stratejik 6](#sistem-informasi-stratejik) [2.1.2 Sistem Informasi di Level Strategis 6](#sistem-informasi-di-level-strategis) [2.1.3 Sistem Informasi Konvensional 7](#sistem-informasi-konvensional) [2.2 Strategi dan Model-Model Penerapan Sistem Infromasi Stratejik 7](#strategi-dan-model-model-penerapan-sistem-infromasi-stratejik) [2.3 Faktor-faktor Sukses dan Gagal 8](#faktor-faktor-sukses-dan-gagal) [2.4 Sistem Informasi Antar Organisasi 9](#sistem-informasi-antar-organisasi) [2.4.1 Inter-Organizational Systems (IOS) 9](#inter-organizational-systems-ios) [2.4.2 Electronic Data Interchange (EDI) dan E-Commerce 10](#electronic-data-interchange-edi-dan-e-commerce) [2.5 Etika dalam Sistem Informasi 10](#etika-dalam-sistem-informasi) [2.6 Permasalahan Etika dan Pengelolaan 11](#permasalahan-etika-dan-pengelolaan) [2.7 Kebijakan-kebijakan dalam Sistem Informasi 11](#kebijakan-kebijakan-dalam-sistem-informasi) [2.8 Identifikasi Penolakan dan Penerimaan Perubahan dalam Sistem Informasi 12](#identifikasi-penolakan-dan-penerimaan-perubahan-dalam-sistem-informasi) [2.9 Mengatasi Penolakan Perubahan 13](#mengatasi-penolakan-perubahan) [BAB III PENUTUPAN 15](#bab-iii-penutupan) [3.1 Simpulan 15](#simpulan) [3.2 Saran 15](#saran) [DAFTAR PUSTAKA 16](#daftar-pustaka) BAB I PENDAHULUAN ================= Latar Belakang -------------- Rumusan Masalah --------------- 1. Bagaimana perbedaan sistem informasi stratejik dan sistem informasi di level stratejik, serta sistem informasi konvensional 2. Bagaimana strategi dan model penerapan sistem infromasi stratejik 3. Bagaimana faktor sukses dan gagal dalam sistem infromasi stratejik 4. Bagaimana sistem teknologi informasi antar organissasi 5. Bagaimana etika dalam sistem infromasi 6. Bagaimana permasalahan dan pengelolaan 7. Bagaimana kebijakan informasi 8. Bagaimana mengidentifikasi penolakan dan penerimaan perubahan 9. Bagaimana mengatasi penolakan perubahan 10. Bagaimana undang-undang dalam informasi dan transaksi elektronik Tujuan ------ 1. Untuk mengetahui mengenai perbedaan sistem infromasi stratejik dan sistem informasi di level stratejik serta sistem informasi konvensional 2. Untuk mengetahui bagaimana strategi dan model penerapan dalam sistem informaasi stratejik 3. Untuk mengetahui faltor sukses dan gagal dalam sistem informasi stratejik 4. Untuk mengetahui bagaimana sistem teknologi informasi antar organisasi 5. Untuk mengetahui etika dalam sistem infromasi 6. Untuk mengetahui permasalahan dan pengelolaan 7. Untuk mengetahui kebijakan informasi 8. Untuk mengetahui identifikasi tentang penolakan dan penerimaan perubahan 9. Untuk mengetahui cara mengatasi penolakan akan perubahan 10. Untuk mengetahui undang-undang dalam informasi dan transaksi elektronik BAB II PEMBAHASAN ================= 2.1 Sistem Informasi Stratejik dan Sistem Informasi di level stratejik, serta Sistem Informasi Konvensional {#sistem-informasi-stratejik-dan-sistem-informasi-di-level-stratejik-serta-sistem-informasi-konvensional.ListParagraph} ----------------------------------------------------------------------------------------------------------- ### 2.1.1 Sistem informasi stratejik a. Berorientasi pada Keunggulan Kompetitif Sistem ini dirancang untuk memberikan keunikan kompetitif yang sulit ditiru oleh pesaing, seperti efisiensi proses produksi, pengelolaan hubungan pelanggan (CRM), dan inovasi dalam rantai pasok. b. Berfokus pada Jangka Panjang Sistem informasi stratejik dirancang untuk mencapai tujuan yang strategis dan sering kali melibatkan teknologi jangka panjang c. Adaptif terhadap Perubahan Lingkungan Sistem ini bersifat dinamis dan mampu merespons perubahan di lingkungan eksternal seperti inovasi teknologi, pergeseran kebutuhan konsumen, atau regulasi pemerintah. ### 2.1.2 Sistem Informasi di Level Strategis Karakteristik Sistem Informasi di Level Strategis adalah sebagai berikut : a. Berbasis Data Komprehensif Sistem ini memanfaatkan data dan Analisa untuk memberikan wawasan yang mendalam tentang kondisi pasar, performa internal perusahaan, dan prediksi masa depan b. Visualisasi Data yang Mendukung Keputusan Sistem informasi ini menyajikan informasi dalam bentuk grafik, dan laporan yang dapat dengan mudah dipahami c. Integrasi Lintas Fungsi Sistem Infromasi ini menghubungkan data dari berbagai perusahaan untuk memberikan gambaran holistik tentang perusahaan ### 2.1.3 Sistem Informasi Konvensional a. Fokus pada Efisiensi Operasional Sistem informasi ini hanya mendukung tugas rutin, seperti pengelolaan dokumen, pencatatan transaksi, atau pelaporan sederhana. b. Berbasis Teknologi Sederhana Banyak sistem informasi konvensional masih menggunakan metode manual atau perangkat lunak dasar tanpa kemampuan analitik yang kompleks. c. Terbatas pada Fungsi Tertentu Sistem ini sering kali dirancang untuk memenuhi kebutuhan departemen tertentu tanpa integrasi antarunit. 2.2 Strategi dan Model-Model Penerapan Sistem Infromasi Stratejik {#strategi-dan-model-model-penerapan-sistem-infromasi-stratejik.ListParagraph} ----------------------------------------------------------------- Strategi dan model-model yang digunakan dalam penerapan Sistem Informasi Stratejik dapat diuraikan sebagai berikut : A. Strategi Sistem Informasi Stratejik - Analisis Lingkungan Internal dan Eksternal - Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi - Evaluasi Berkelanjutan B. Model-model Penerapan Sistem Informasi Stratejik - Analisis PEST - Analisis Value Chain - Analisis McFarlan Strategic Grid 2.3 Faktor-faktor Sukses dan Gagal {#faktor-faktor-sukses-dan-gagal.ListParagraph} ---------------------------------- Sistem informasi stratejik (SIS) memainkan peran penting dalam mendukung tujuan bisnis organisasi dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk menciptakan keunggulan kompetitif. Namun, keberhasilan implementasi SIS tidak selalu terjamin. Ada sejumlah faktor yang mempengaruhi sukses atau gagalnya penerapan SIS. **Faktor Sukses dalam Sistem Informasi Stratejik** 1. **Dukungan Manajemen Puncak**\ Keterlibatan aktif dan dukungan dari manajemen puncak sangat penting untuk menjamin alokasi sumber daya yang memadai dan penyelarasan SIS dengan tujuan strategis organisasi. 2. **Perencanaan yang Matang**\ Proses perencanaan yang sistematis mencakup analisis kebutuhan organisasi, penilaian risiko, serta pengembangan peta jalan implementasi yang realistis. 3. **Keterlibatan Pengguna Akhir**\ Partisipasi aktif pengguna akhir dalam proses desain dan implementasi SIS membantu memastikan sistem sesuai dengan kebutuhan operasional sehari-hari. 4. **Infrastruktur Teknologi yang Memadai**\ Infrastruktur TI yang kuat dan scalable adalah pondasi yang mendukung kinerja optimal SIS, memungkinkan organisasi untuk merespons perubahan pasar secara dinamis. 5. **Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia**\ Kompetensi SDM dalam mengoperasikan dan mengelola SIS adalah kunci untuk mengoptimalkan manfaat dari teknologi yang diterapkan. **Faktor Gagal dalam Sistem Informasi Stratejik** 1. **Kurangnya Dukungan dari Manajemen**\ Tanpa dukungan penuh dari manajemen, implementasi SIS sering kali menghadapi tantangan alokasi anggaran, konflik prioritas, dan kurangnya kepemimpinan. 2. **Resistensi terhadap Perubahan**\ Perubahan yang dibawa oleh penerapan SIS dapat memunculkan resistensi dari karyawan, terutama jika mereka merasa terancam oleh teknologi baru. 3. **Ketidaksesuaian antara Sistem dan Kebutuhan Organisasi**\ Implementasi yang tidak didasarkan pada analisis kebutuhan yang komprehensif dapat menghasilkan sistem yang tidak relevan atau sulit digunakan. 4. **Kelemahan dalam Manajemen Proyek**\ Kurangnya koordinasi, perencanaan waktu yang buruk, dan pengelolaan anggaran yang tidak efektif dapat menghambat keberhasilan implementasi SIS. 5. **Isu Keamanan dan Privasi Data**\ Sistem yang tidak didukung oleh protokol keamanan yang memadai rentan terhadap serangan siber, yang dapat merusak reputasi organisasi dan mengakibatkan kerugian finansial. 2.4 Sistem Informasi Antar Organisasi {#sistem-informasi-antar-organisasi.ListParagraph} ------------------------------------- Teknologi informasi telah menjadi elemen esensial dalam mendukung aktivitas antar organisasi, baik dalam hal kolaborasi, integrasi, maupun efisiensi operasional. Sistem Teknologi Informasi Antar Organisasi (Inter-Organizational Systems atau IOS) dirancang untuk menghubungkan berbagai organisasi, memungkinkan pertukaran data yang cepat dan efisien guna menciptakan keunggulan kompetitif bersama. ### 2.4.1 Inter-Organizational Systems (IOS) **Definisi dan Fungsi\ **Inter-Organizational Systems (IOS) adalah sistem berbasis teknologi informasi yang memungkinkan komunikasi dan koordinasi antara dua atau lebih organisasi. Sistem ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi operasi bisnis, mempercepat proses pengambilan keputusan, dan mengurangi biaya operasional melalui kolaborasi lintas organisasi. **Manfaat IOS** 1. Efisiensi Operasional: IOS memungkinkan otomatisasi dalam proses bisnis, seperti pengadaan barang atau manajemen rantai pasok. 2. Kecepatan Informasi: Informasi dapat ditransfer dengan cepat antara organisasi, mengurangi hambatan komunikasi. 3. Keunggulan Kompetitif: Kolaborasi lintas organisasi dapat menciptakan produk atau layanan yang lebih unggul di pasar. ### 2.4.2 Electronic Data Interchange (EDI) dan E-Commerce **Electronic Data Interchange (EDI)**\ EDI adalah proses transfer data elektronik antara organisasi dalam format yang telah distandardisasi. Teknologi ini memungkinkan transaksi bisnis seperti pemesanan, faktur, dan pemberitahuan pengiriman dilakukan secara otomatis tanpa perlu intervensi manual. **Keunggulan EDI** 1. **Pengurangan Kesalahan**: Transaksi otomatis mengurangi kemungkinan kesalahan manusia. 2. **Efisiensi Waktu**: Proses manual yang lambat digantikan dengan sistem otomatis. 3. **Pengurangan Biaya**: Menghilangkan kebutuhan dokumen fisik dan pengiriman manual. Contoh: Penggunaan EDI dalam pengelolaan rantai pasok di perusahaan ritel seperti Walmart. **E-Commerce**\ E-Commerce adalah aktivitas perdagangan barang dan jasa melalui media elektronik, terutama internet. E-commerce memanfaatkan IOS untuk mempercepat proses transaksi, memperluas jangkauan pasar, dan meningkatkan layanan pelanggan. **Komponen Utama E-Commerce** 1. **B2B (Business-to-Business)**: Transaksi antar perusahaan, seperti pemasok dan distributor. 2. **B2C (Business-to-Consumer)**: Penjualan langsung dari perusahaan ke konsumen akhir. 3. **C2C (Consumer-to-Consumer)**: Transaksi antara konsumen melalui platform seperti marketplace. **Hubungan EDI dan E-Commerce**\ EDI dan E-Commerce saling melengkapi dalam mendukung perdagangan elektronik. EDI berperan dalam back-end untuk mengelola transaksi bisnis, sedangkan e-commerce fokus pada antarmuka pengguna dan layanan pelanggan. 2.5 Etika dalam Sistem Informasi {#etika-dalam-sistem-informasi.ListParagraph} -------------------------------- Etika dalam sistem informasi adalah kumpulan nilai yang mengatur perilaku manusia dalam proses mengumpulkan, menyimpan, dan menampilkan data melalui teknologi informasi. Etika ini juga mencakup standar etika dan kode moral yang mengatur hubungan antara penciptaan, pengorganisasian, penyebaran, dan penggunaan informasi. Tidak hanya etika saja namun ada hal lain yang mendukung seperti moral, isu sosial, dan etika maasyarakat. **Moral** Moral didefinisikan sebagai hak dan kewajiban informasi, baik bagi individu maupun organisasi. Moral mengatur sejauh mana hak dan kewajiban seseorang dalam memperoleh informasi dan apa saja kewajiban mereka terhadap informasi. **Isu Sosial** Isu sosial didefinisikan sebagai situasi yang bertentangan dengan nilai-nilai masyarakat, dan membutuhkan tindakan kolektif untuk diubah. Isu sosial seringkali muncul dari dilema etika, dan dapat memengaruhi perilaku individu dalam masyarakat. **Etika Masyarakat** Etika masyarakat didefinisikan sebagai seperangkat prinsip moral dan nilai-nilai yang memandu perilaku manusia dalam suatu masyarakat. Etika masyarakat dipengaruhi oleh budaya, adat istiadat, dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. 2.6 Permasalahan Etika dan Pengelolaan {#permasalahan-etika-dan-pengelolaan.ListParagraph} -------------------------------------- Permasalahan terhadap etika dan pengelolaan merujuk pada konflik nilai dan prinsip moral yang muncul dalam proses pengembangan, implementasi, dan penggunaan sistem informasi. Dengan adanya konflik menekankan bahwa penggunaan sistem informasi memiliki dampak yang luas bagi masyrakat, dan oleh karena itu, diperlukan perhatian serius terhadap aspek etika. Berikut adalah beberapa contoh permasalahan etika dan pengelolaan: - Privasi dan Kerahasiaan Data: Pengumpulan data pribadi karyawan tanpa persetujuan, pemantauan tempat kerja tanpa pemberitahuan, penggunaan informasi organisasi tanpa izin, dan perlakuan informasi yang tidak adil kepada pengguna. - Hak Milik dan Kewajiban: Penggunaan perangkat lunak tanpa lisensi, penggunaan data dan fasilitas organisasi tanpa izin, penggunaan perangkat lunak yang dibuat oleh pegawai pada perangkat keras organisasi tanpa izin, dan masalah hak cipta. - Akuntabilitas dan Pengendalian: Tidak adanya individu yang bertanggung jawab atas sistem informasi, tidak adanya perlindungan terhadap hak individu, tidak adanya perlindungan terhadap hak kepemilikan, kurangnya kualitas sistem, dan kurangnya kualitas hidup. - Kualitas Sistem: Data yang tidak akurat, kesalahan sistem yang tidak terkontrol, dan kurangnya upaya untuk mengestimasi kualitas data dan kemungkinan kesalahan sistem. - Kualitas Hidup: Sistem informasi yang tidak meningkatkan kualitas hidup pelanggan dan karyawan, seperti kurangnya kualitas produk, kurangnya pelayanan pelanggan, dan kurangnya kepuasan karyawan. 2.7 Kebijakan-kebijakan dalam Sistem Informasi {#kebijakan-kebijakan-dalam-sistem-informasi.ListParagraph} ---------------------------------------------- Kebijakan informasi adalah seperangkat hukum, peraturan, dan kebijakan publik yang mendorong, menghambat, atau mengatur penciptaan, penggunaan, penyimpanan, akses, dan komunikasi serta penyebaran informasi. Dengan demikian, kebijakan informasi mencakup praktik pengambilan keputusan lainnya dengan upaya konstitutif di seluruh masyarakat yang melibatkan aliran informasi dan bagaimana informasi tersebut diproses**. ** **Kebijakan informasi sangat penting karena:** - **Transparansi: **Membuat proses pengambilan keputusan dan kegiatan pemerintahan lebih transparan dan mudah dipahami oleh masyarakat. Ini penting untuk membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. - **Akuntabilitas: **Membuat pejabat publik lebih bertanggung jawab kepada masyarakat atas tindakan dan keputusan mereka. Ini penting untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. - **Partisipasi Publik: **Membuat masyarakat lebih mudah terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan pengawasan atas kinerja pemerintahan. Ini penting untuk membangun pemerintahan yang lebih demokratis dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat. - **Kepercayaan Masyarakat**: Membangun kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dengan memberikan akses yang lebih mudah dan transparan kepada informasi. Ini penting untuk membangun stabilitas politik dan sosial. **Berikut beberapa jenis kebijakan informasi :** 1. **Kebijakan Privasi Data:** - Menjelaskan bagaimana organisasi mengumpulkan, menggunakan, menyimpan, dan melindungi data pribadi pengguna. - Mencantumkan hak-hak pengguna terkait data mereka, seperti hak akses, koreksi, dan penghapusan data. - Menjelaskan prosedur pelaporan pelanggaran data dan bagaimana organisasi menanggapi pelanggaran tersebut. 2. **Kebijakan Keamanan Informasi:** - **Mendefinisikan langkah-langkah keamanan yang diterapkan untuk** melindungi informasi organisasi dari akses yang tidak sah, modifikasi, pengungkapan, atau penghancuran. - Mengatur penggunaan kata sandi, enkripsi, kontrol akses, dan langkah-langkah keamanan lainnya. - Menjelaskan prosedur untuk melaporkan insiden keamanan dan menanggapi serangan siber. 3. **Kebijakan Penggunaan Teknologi:** - Mengatur penggunaan perangkat teknologi, aplikasi, dan internet dalam organisasi. - Mencantumkan aturan tentang penggunaan media sosial, email, dan perangkat pribadi di tempat kerja. - Menjelaskan kebijakan tentang penggunaan perangkat lunak bajakan dan akses ke situs web yang tidak sah**.** 2.8 Identifikasi Penolakan dan Penerimaan Perubahan dalam Sistem Informasi {#identifikasi-penolakan-dan-penerimaan-perubahan-dalam-sistem-informasi.ListParagraph} -------------------------------------------------------------------------- Perubahan dalam sistem informasi sering kali menghadapi tantangan berupa resistensi (penolakan) atau penerimaan dari individu maupun organisasi. Penolakan umumnya disebabkan oleh ketidakpastian, rasa takut kehilangan peran, atau kurangnya pemahaman. Sebaliknya, penerimaan terjadi ketika manfaat dari perubahan dipahami dan dirasakan oleh semua pihak yang terlibat. Beberapa faktor yang menyebabkan penolakan adalah sebagai berikut : - **Ketakutan terhadap perubahan:** Beberapa pengguna mungkin menolak teknologi baru karena takut akan perubahan dan ketidakpastian. - **Kurangnya kepercayaan diri:** Beberapa pengguna mungkin menolak teknologi baru karena merasa tidak mampu menggunakannya. - **Kurangnya kesadaran:** Beberapa pengguna mungkin menolak teknologi baru karena tidak mengetahui manfaatnya. Beberapa faktor yang menyebabkan penerimaan perubahan adalah sebagai berikut : - **Keuntungan Relatif (Relative Advantage):** Seberapa bermanfaat teknologi baru dibandingkan dengan teknologi lama. - **Kompleksitas (Complexity):** Seberapa sulit teknologi baru untuk dipelajari dan digunakan. - **Dapat Disesuaikan (Compatibility):** Seberapa kompatibel teknologi baru dengan sistem yang sudah ada. - **Dapat Diuji Coba (Trialability):** Seberapa mudah teknologi baru untuk dicoba sebelum diadopsi. - **Dapat Diobservasi (Observability):** Seberapa jelas manfaat teknologi baru dapat dilihat. 2.9 Mengatasi Penolakan Perubahan {#mengatasi-penolakan-perubahan.ListParagraph} --------------------------------- Untuk mengatasi penolakan terhadap perubahan adalah sebagai berikut 1. **Pahami Alasan Penolakan:** Sebelum mengambil tindakan, penting untuk memahami alasan di balik penolakan. Apakah pengguna merasa sistem informasi sulit digunakan, tidak bermanfaat, atau tidak kompatibel dengan kebutuhan mereka? 2. **Tingkatkan Kemudahan Penggunaan:** Salah satu penyebab utama penolakan adalah sistem informasi yang sulit digunakan. Pastikan sistem informasi mudah dipelajari, dipahami, dan dinavigasi. Pertimbangkan untuk menyediakan panduan pengguna yang jelas dan mudah dipahami. 3. **Tunjukkan Kebermanfaatan:** Jika pengguna tidak melihat manfaat dari sistem informasi, mereka mungkin tidak termotivasi untuk menggunakannya. Jelaskan dengan jelas bagaimana sistem informasi dapat membantu pengguna dalam menyelesaikan tugas mereka, meningkatkan produktivitas, atau mengakses informasi yang mereka butuhkan. 4. **Sediakan Dukungan dan Pelatihan:** Sediakan dukungan teknis dan pelatihan bagi pengguna yang membutuhkan bantuan. Ini akan membantu pengguna memahami dan menggunakan sistem informasi dengan lebih baik. 5. **Bersikap Fleksibel:** Jika sistem informasi tidak dapat diubah secara signifikan, cobalah untuk bersikap fleksibel dalam penerapannya. Misalnya, izinkan pengguna untuk mengakses informasi melalui cara tradisional, seperti buku dan jurnal, jika mereka lebih nyaman dengan cara tersebut. 6. **Berikan Kesempatan untuk Mencoba:** Jika memungkinkan, berikan kesempatan kepada pengguna untuk mencoba sistem informasi sebelum mereka memutuskan untuk mengadopsinya. Ini akan membantu mereka untuk memahami manfaat dan kekurangan sistem informasi. 7. **Komunikasikan dengan Jelas:** Komunikasikan dengan jelas tentang tujuan dan manfaat sistem informasi kepada pengguna. Jelaskan bagaimana sistem informasi dapat membantu mereka dan bagaimana mereka dapat menggunakannya secara efektif. 8. **Dengarkan Masukan Pengguna:** Dengarkan masukan pengguna dan tanggapi dengan serius. Jika pengguna memiliki kritik atau saran, cobalah untuk mengimplementasikannya jika memungkinkan. **2.10 Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik** Undang-undang informasi adalah peraturan hukum yang dibuat untuk mengatur tentang informasi, dan melindungi para pengguna informasi agar tidak terkena kejahatan dalam dunia maya. Tujuan dibentuknya undang-undang antara lain untuk memberi perlindungan hukum, dan juga memberi perlindungan kepada masyarakat. Undang-undang informasi mengatur berbagai hal, antara lain : - Pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah. - Tanda tangan elektronik. - Penyelenggaraan sertifikasi elektronik. - Penyelenggaraan sistem elektronik. - Perbuatan yang dilarang (cybercrimes), seperti konten ilegal, akses ilegal, intersepsi ilegal, gangguan terhadap data, gangguan terhadap sistem, dan penyalahgunaan alat dan perangkat. Transaksi elektronik adalah proses membeli dan menjual produk-produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan dengan computer sebagai perantara transaksi bisnis. Transaksi elektronik berguna dalam mengurangi biaya administrasi dan waktu siklus proses bisnis, dan meningkatkan hubungan dengan kedua mitra bisnis dan pelanggan. klasifikasi bisnis transaksi elektronik di Indonesia, termasuk: - Listing/iklan baris: Berfungsi sebagai sebuah platform yang di mana para individu dapat memasang barang jualan mereka secara gratis. Pendapatan diperoleh dari iklan premium.. Jenis iklan baris seperti ini cocok bagi penjual yang hanya ingin menjual barang dengan kuantitas kecil - Online Marketplace: Ini adalah model bisnis dimana website yang bersangkutan tidak hanya membantu mempromosikan barang dagangan saja, tapi juga memfasilitasi transaksi uang secara online. Seluruh transaksi online harus difasilitasi oleh website yang bersangkutan - Shopping Mall: Model bisnis ini mirip dengan marketplace, tapi penjual yang bisa berjualan disana haruslah penjual atau brand ternama karena proses verifikasi yang ketat. - Toko Online: Model bisnis ini cukup sederhana, yakni sebuah toko online dengan alamat website (domain) sendiri di mana penjual memiliki stok produk dan menjualnya secara online kepada pembeli. BAB III PENUTUPAN ================= 3.1 Simpulan {#simpulan.ListParagraph} ------------ 3.2 Saran {#saran.ListParagraph} --------- DAFTAR PUSTAKA ==============