Konsep Dasar Perkembangan Manusia PDF
Document Details
Tags
Summary
This document explores the fundamental concepts of human development. It analyzes various factors influencing individual development, such as heredity, environment, and maturation. It also introduces several theoretical perspectives on this complex subject.
Full Transcript
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis, sebab perkembangan terjadi sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan. Faktor- faktor tersebut adalah berikut ini: 1. Faktor...
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Individu Perkembangan anak tidak berlangsung secara mekanis-otomatis, sebab perkembangan terjadi sangat bergantung pada beberapa faktor secara simultan. Faktor- faktor tersebut adalah berikut ini: 1. Faktor herediter (warisan sejak lahir/bawaan). 2. Faktor lingkungan yang menguntungkan atau merugikan. 3. Kematangan fungsi-fungsi organis dan psikis. 4. Aktifitas anak sebagai subyek bebas yang berkemauan, kapanpun seleksi, bisa menolak, atau menyetujui, punya emosi, serta usaha membangun diri sendiri. 5. Ketentuan Tuhan (takdir Ilahi).6 Setiap fenomena atau gejala perkembangan seorang anak merupakan produk dari kerjasama dan pengaruh timbal balik antara potensialitas hereditas dengan faktor- faktor lingkungan. Dengan demikian, perkembangan merupakan produk dari pertumbuhan fungsi-fungsi psikis, dan usaha belajar oleh subjek anak dalam mencobakan segenap potensialitas rohani dan jasmaninya. 6 Elfi Yuliana Rochmah, Ibid. 31 10 Dalam mencoba segenap potensialitasnya tersebut, anak memiliki pengalaman belajar untuk menuju matang, dalam hal ini anak sejatinya membutuhkan pendidikan yang ada di dalamnya bimbingan, latihan, pengarahan, pembiasaan, dan pembinaan, sehingga perkembangan anak diharapkan memiliki kematangan dengan adanya proses pematangan tersebut. Namun begitu, semuanya tak lepas dari ketentuan yang telah digariskan oleh Tuhan. Manusia dalam hal ini wajib berusaha dan berdo’a. 1. Faktor Turunan (Warisan) Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari kedua ibu-bapak atau nenek dan kakek. Warisan (turunan atau pembawaan) tersebut yang terpenting, antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, inteligensi, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakitnya.7 Faktor keturunan yang merupakan pembawaan sejak lahir atau berdasarkan keturunan. Seperti : Konstruksi dan struktur fisik, kecakapan potensial (bakat dan kecerdasan). Berbeda dengan faktor lingkungan. Faktor keturunan pada umumnya cerderung bersifat kodrati yang sulit untuk dimodifikasi.8 7 Abu Ahmadi,Psikologi Perkembangan (Jakarta : PT Rineka Cipta,2005), 23 8 https://ahmadsudrajat.wordpress.com/2008/02/02/faktor- keturunan.html, akses 12 Februari 2019. 11 a. Bentuk Tubuh dan Warna Kulit adalah salah satu warisan yang dibawa oleh anak sejak lahir. b. Sifat-sifat yang dimiliki oleh seseorang adalah salah satu aspek yang diwarisi dari ibu, ayah, nenek atau kakek. c. Intelegensi, yaitu kemampuan umum yang dimiliki seseorang untuk penyesuaian terhadap situasi atau masalah. d. Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol di antara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan khusus ini biasanya berbentuk keterampilan atau suatu bidang ilmu, misalnya kemampuan khusus (bakat) dalam bidang seni musik, seni suara, olah raga metematika, bahasa, ekonomi, teknik, keguruan, sosia, agama, dan sebangainya. 2. Faktor Lingkungan. Lingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul juga bermain sehari-hari dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya, flora,dan sebagainya. Besar kecilnya pengaruh lingkungan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bergantung pada keadaan lingkungan anak itu sendiri serta jasmani dan rohaninya. 12 a. Keluarga, adalah tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajaun pendidikannya. b. Sekolah, Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak karena di sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian anak. c. Masyarakat, Masyarakat turut mempengaruhi perkembangan jiwa seseorang. Mereka juga termasuk juga teman-teman anak di luar sekolah. Kondisi orang-orang di desa atau kota tempat tinggal ia juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Contoh : dalam sebuah keluarga saling menghormati dan menyayangi, maka anggota keluarganya akan bersifat seperti itu. d. Keadaan alam sekitar. Keadaan alam yang berbeda akan berpengaruh terhadap perkembangan pola 13 pikir atau kijiwaan dan tinggkah laku seseorang. Contoh: seseorang yang hidup di desa akan berbeda perilakunya dengan orang yang di kota. B. Teori-Teori yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan. Adapun teori-teori yang menyangkut tentang perkembangan secara sederhana dapat disebutkan antara lain: a. Teori Nativisme. Pelapor teori ini adalah Arthur Schopenhaur. Teori ini berpendapat bahwa manusia memiliki sifat- sifat tertentu sejak dilahirkan yang mempengaruhi dan menentukan keadaan individu yang bersangkutan. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia dipengaruhi oleh natives atau faktor-faktor bawaanmanusia sejak dilahirkan. Teori ini menegaskan bahwa faktor lingkungan dan pendidikan diabaikan dan di katakan tidak berpengaruh terhadap perkembangan manusia. Teori ini memiliki pandangan seolah-olah sifat manusia tidak bisa diubah karena telah ditentukan oleh sifat-sifat turunannya. Apabila dari keturunan baik maka akan baik dan apa bila dari keturunan jahat maka akan menjadi jahat. Karena itu, teori ini dalam pendidikan menimbulkan pandangan yang pesimistis, yang memandang pendidikan sebagai suatu usaha yang tidak 14 berdaya menghadapi perkembangan manusia. Teori ini lebih jauh dapat menimbulkan suatu pendapat bahwa untuk menciptakan masyarakat yang baik, langkah yang diambilkan ialah mengadakan seleksi terhadap anggota masyarakat. Anggota masyarakat yang tidak baik tidak diberi kesempatan untuk berkembangan, karena ini akan memberi keturunan yang tidak baik pula. Tetapi ternyata teori ini tidak dapat diterima oleh ahli-ahli yang lain.9 b. Teori Empirisme. Teori ini dikemukakan oleh Jonh Locke. Teori ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang akan ditentukan oleh empirinya atau pengalaman- pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Dalam pengertian pengalaman termasuk juga pendidikan yang diterima oleh individu yang bersangkutan. Menurut teori ini individu yang dilahirkan itu sebagai kertas atau meja yang putih bersih yang belum ada tulisan-tulisannya. Karena itu peranan pendidikan di dalam hal ini sangat besar, pendidikan yang akan menentukan keadaan individu itu di kemudian hari. Karena itu, aliran atau teori ini dalam lapangan pendidikan menimbulkan pandangan yang optimistis yang memandang bahwa pendidikan merupakan usaha yang cukup mampu untuk mebentuk pribadi individu. 9 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, 25 15 Teori empirisme ini juga sering dikenal dengan teori “tabularasa” (tabula :meja, rasa : lilin), yaitu meja bertutup lapisan lilin putih. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna apapun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Bagitu pula halnya dengan meja yang berlilin, dapat dicat dengan tinta warna warni.Anak diumpamakan kertas putih yang bersih, sedangkan tinta diumpamakan sebagai lingkungan (pendidikan).10 Teori ini memandang keturunan atau pembawaan tidak mempunyai peranan. c. Teori Konvergensi. Teori ini merupakan teori gabungan (konvergen) dari kedua teori sebelumnya, yaitu suatu teori yang dikemukakan oleh Willian Stern. Menurut W. Stern, baik pembawaan maupun pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan yang penting dalam perkembangan individu. Perkembangan individu akan ditentukan baik oleh faktor yang dibawa sejak lahir (faktor endogen) maupun faktor lingkungan (termasuk pengalaman dan pendidikan) yang merupakan faktor eksogen. Penyelidikan dari W.Stern memberikan bukti tentang kebenaran dari teorinya. W.Stern mengadakan penyelidikan dengan anak-anak kembar di hambung dilihat dari faktor endogen atau faktor genetik anak yang kembar mempunyai sifat-sifat keturunan 10 Alex Sobar,Psikologi Perkembangan, (Bandung : CV Pustaka Setia,2010) , 30 16 yang dapat dikatakan sama. Anak-anak tersebut dipisahkandaripasangannya dan ditempatkan pada pengaruh lingkungan berbeda satu dengan yang lain. Pemisahan itu segera dilaksanakan setelah kelahiran. Maka ternyata akhirnya anak-anak itu mempunyai sifat-sifat yang berbeda satu dengan yang lain, sekalipun secara keturunan mereka dapat dikatakan relatif mempunyai kesamaan. Perbedaan sifat yang ada pada anak itu disebutkan karena pengaruh lingkungan di mana anak tersebut berada. Dengan keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan tidak menentukan secara mutlak, pembawaan bukan satu- satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang. Dari bermacam-macam teori perkembangan seperti tersebut, teori yang dikemukakan oleh W. Stern merupakan teori yang dapat diterima oleh pera ahli pada umumnya, sehingga teori yang dimukakan oleh W. Stern merupakan salah satu hukum perkembangan individu di samping adanya hukum-hukum perkembangan yang lain. Di Indonesia, teori konvergensi inilah yang dapat diterima, seperti yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara. C. Hukum - Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan Suatu konsepsi yang biasanya bersifat deduktif, dan menunjukkan adanya hubungan yang ajeg (continue) serta 17 dapat diramalkan sebelumnya antara variabel-variabel yang empirik, hal itu lazimnya disebut sebagai hukum pertumbuhan dan perkembangan.11 Hukum-hukum pertumbuhan dan perkembangan tersebut antara lain : a. Hukum Cephalocaudal. Hukum ini berlaku pada pertumbuhan fisik yang menyatakan bahwa pertumbuhan fisik dimulai dari kepala kearah kaki. Bagian-bangian pada kepala tumbuh lebih dulu dari pada bagian-bagian yang lain. Hal ini sudah terlihat pada pertumbuhan pra-natal, yaitu pada janin. Juga terlihat bahwa bayi bisa menggunakan mulut dan matanya lebih cepat dari pada anggota badan liannya. b. Hukum Proximodistal. Adalah hukum yang berlaku pada pertumbuhan fisik, dan menurut hukum ini, pertumbuhan fisik berpusat pada sumbu dan mengarah ke tepi. Alat-alat tubuh yang ada di pusat, seperti jantung, hati, dan alat-alat pencernaan lebih dahulu berfungsi dari pada anggota tubuh yang ada di tepi. Hal ini karena alat-alat tubuh yang ada di pusat lebih vital daripada anggota tubuh yang lain. Seperti misalnya, seorang anak masih bisa melangsungkan kehidupannya bila terjadi kelainan sedikit saja pada jantung atau ginjal bisa berakibat fatal. 11 Abu Ahmadi, Psikologi Perkembangan, 27 18 c. Hukum Tempo dan Ritme (irama) perkembangan. Tahapan perkembangan berlangsung secara berurutan, dan dalam tempo perkembangan yang relatif tetap serta bisa berlaku umum. Semakin lambat masa- masa perkembangan dibandingkan dengan norma- norma umum yang berlaku, semakin menunjukkan adanya tanda-tanda ganguan atau hambatan dalam perkembangan. Adanya hubungan antara satu aspek dengan aspek yang lain yang saling mempengaruhi, menunjukkan bila satu aspek mengalami kelambatan, maka aspek-aspek yang lain juga mengalami hal yang sama. Sebaliknya kalau tidak, maka ada faktor-faktor khusus yang mempengaruhi perkembangan itu. Cepat atau lambatnya suatu masa perkembangan dilalui, menjadi ciri yang menetap sepanjang hidupnya. Ritma atau irama perkembangan akan semakin jelas tampak pada saat kematangan fungsi-fungsi (masa peka). Pada saat itu terlihat adanya selingan di antara cepat dan lambatnya perkembangan. Setiap perkembangan tidak berlangsung secara berlompat-lompat, tetapi membentuk suatu pola tertentu dengan tempo dan irama tertentu pula, yang ditentukan oleh kekuatan-kekuatan dari dalam diri anak. Misalnya, ada anak belajar banyak sekali kata-kata melibihi teman sebayanya, tetapi pada minggu berikutnya tidak nampak adanyavtambahan perbendaharaan kata itu. 19 d. Hukum masa peka Berhubungan langsung dengan irama dan tempo perkembangan, adalah masa peka yang diperkenalkan dalam dunia pendidikan oleh Mario Montessori (seorang pendidik wanita bangsa Italia). Menurutnya, masa peka adalah merupakan masa pertumbuhan ketika suatu fungsi jiwa mudah sekali di pengaruhi dan dikembangkan. Masa peka untuk suatu fungsi itu hanya sekali saja datangnya pada tiap individu. Jadi masa peka itu merupakan masa di mana perkembangan suatu fungsi adalah maksimal besarnya, misalnya masa peka untuk menggambar usia 5 tahun, dan masa peka untuk berjalan 2 tahun, dan sebagainya.12