Buku Panduan Monumen Pancasila Sakti 2022 (PDF)
Document Details
Uploaded by GraciousAllegory
2022
Tags
Summary
This document provides historical context and details relating to Indonesia's political events, specifically focusing on incidents and actions of PKI members in the 1940's and 1950's. This information is extracted from a 2022 guide.
Full Transcript
1. P E R I S T I WA TIGA DAERAH (4 NOVEMBER 1945) Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kelompok komunis bawah tanah mulai memasuki organisasi massa dan pemuda seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan ANgkatan Muda Republik Indonesia (AMRI). Dengan menggunakan orga...
1. P E R I S T I WA TIGA DAERAH (4 NOVEMBER 1945) Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, kelompok komunis bawah tanah mulai memasuki organisasi massa dan pemuda seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API) dan ANgkatan Muda Republik Indonesia (AMRI). Dengan menggunakan organisasi massa, orang-orang komunis memimpin aksi penggantian pejabat pemerintah di tiga kabupaten Karesidenan Pekalongan yang meliputi Brebes, Tegal, dan Pemalang. Pada tanggal 4 November 1945, pasukan AMRI melancarkan penyerbuan ke kota Tegal, yaitu kantor kabupaten dan Markas TKR, tetapi gagal. Kemudian tokoh-tokoh komunis membentuk Gabungan Badan Perjuangan Tiga Daerah untuk perebutan kekuasaan di Karesidenan Pekalongan. Monumen Pancasila Sakti 9 2. AKSI TEROR GEROMBOLAN CE'MAMAT (9 DESEMBER 1945) Ce' Mamat seorang tokoh komunis terpilih sebagai Ketua Komite Nasional Indonesia (KNI) Serang. Ia merencanakan untuk menyusun pemerintahan model Sovyet. Pada tanggal 17 Oktober 1945, ia membentuk Dewan Pemerintaha Rakyat Serang (DPRS) dan merebut pemerintahan Karesidenan Banten. Untuk memperkuat kekuasaannya, Ce' Mamat menggunakan laskar-laskarnya untuk melakukan berbagai terror. Mereka berhasil menculik dan membunuh Bupati Lebak, R. Hadiwinangun di jembatan Sungai Cimancak pada tanggal 9 Desember 1945. 10 Monumen Pancasila Sakti 3. AKSI KEKERASAN PASUKAN UBEL-UBEL DI SEPATAN TANGERANG (12 DESEMBER 1945) Pada tanggal 18 Oktober 1945, Badan DIrektorat Dewan Pusat di bawah pimpinan Ahmad Khairun dengan didampingi tokoh-tokoh bawah tanah berhasil mengambil alih kekuasaan Pemerintah Republik Indonesia di Tangerang dari Bupati Agus Padmanegara. Dewan tersebut juga membentuk aksi laskar hitam atau laskar ubel-ubel untuk melakukan aksi terror. Pada tanggal 12 Desember 1945, Laskar Hitam di bawah pimpinan Usman di daerah Mauk membunuh seorang tokoh nasional Otto Iskandardinata. Monumen Pancasila Sakti 11 4.. PEMBERONTAKAN PKI DI CIREBON (14 FEBRUARI 1946) PKI di bawah pimpinan Mr. Yoesoef dan Mr. Soeprapto mendatangkan +3000 anggota Laskar Merah dari Jawa Tengah dan Jawa Timur ke Cirebon dalam rangka melaksanakan konferensi Laskar Merah. Pada tanggal 12 Februari 1946 ternyata Laskar Merah tersebut melucuti TRI, menguasai kota dan gedung-gedung vital seperti stasuin radio dan pelabuhan. Pada tanggal 14 Februari 1946, TRI melancarkan serangan untuk merebut dan menguasai kembali kota Cirebon. 12 Monumen Pancasila Sakti 5. PERISTIWA REVOLUSI SOSIAL DI LANGKAT (9 MARET 1946) Lahirnya Republik Indonesia belum sepenuhnya diterima oleh kerajaan-kerajaan terutama yang berada di Sumatera Timur. Pada tanggal 3 Maret 1946 terjadilah Revolusi Sosial yang dilakukan oleh PKI yang tidak hanya menghapus pemerintah kerajaan tetapi juga membunuh raja-raja dan keluarganya serta merampas harta benda kerajaan. Pada tanggal 9 Maret 1946, PKI di bawah Usman Parinduri dan Marwan menyerang Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung Pura. Monumen Pancasila Sakti 13 6. PEMOGOKAN BURUH SARBUPRI DI DELANGGU (23 JUNI 1948) Salah satu usaha PKI untuk menjatuhkan wibawa pemerintah Republik Indonesia adalah mengacaukan perekonomian melalui aksi pemogokan buruh. Pada tanggal 23 Juni 1948, +15.000 buruh pabrik karung goni dari 7 perusahaan perkebunan milik pemerintah di Delanggu, Klaten melancarkan aksi mogok menuntut kenaikan upah. Mereka adalah anggota Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia (Sarbupri), organisasi buruh PKI. Tuntutan itu sulit dipenuhi karena negara sedang mengalami kesulitan ekonomi yang parah. Aksi yang sangat menrugikan negara itu berakhir tanggal 18 Juli 1948 setelah partai-partai politik mengeluarkan pernyataan menyetujui Program Nasional 14 Monumen Pancasila Sakti 7. PENGACAUAN S U R A K A R TA (19 AGUSTUS 1948) Berbagai aksi fitnah dan adu domba dilakukan PKI di daerah Surakarta. Salah satu diantaranya terjadi pada malam hari tanggal 19 Agustus 1948 ketika berlangsung pasar malam dalam rangka Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. PKI membakar ruang pamerah jawatan pertambangan di Taman Sriwedari. Pengacauan ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian TNI agar pemberontakan di Madiun bisa dilakukan PKI dengan aman. Monumen Pancasila Sakti 15 8. PEMBERONTAKAN PKI DI MADIUN (18 SEPTEMBER 1948) Pada saat pemerintah dan Angkatan Perang memusatkan perhatian menghadapi Belanda, PKI melakukan pengkhianatan yang didahului dengan kampanye menyerang politik pemerintah, aksi terror, mengadu domba kekuatan bersenjata, dan sabotase di bidang ekonomi. Dini hari tanggal 18 September 1948, PKI mengadakan pemberontakan di Madiun. Sjumlah tokoh militer, pejabat pemerintahan, dan tokoh masyarakat dibunuh. Di gedung Karesidenan Madiun, PKI mengumumkan berdirinya "Soviet Republik Indonesia" dan pembentukan Pemerintahan Front Nasional. 16 Monumen Pancasila Sakti 9. PEMBUNUHAN DI KAWEDANAN NGAWEN, BLORA (20 SEPTEMBER 1948) Pada tanggal 18 September 1948, Markas Kepolisian Distrik Ngawen Blora diserang oleh pasukan PKI. Dua puluh empat polisi ditahan dan tujuh orang yang masih muda dipisahkan. Kemudian datang perintah dari komandan pasukan PKI Blora agar mereka dihukum mati. Pada tanggal 20 September 1948, 7 anggota polisi dibawa ke suatu tempat terbuka dekat kakus di belakang kawedanan. Secara bergantian para tawanan itu dibunuh dengan dua batang bamboo yang dipegang ujungnya oleh 2 orang yang dijepit ke lehernya. Ketika tawanan mengerang-erang kesakitan, pasukan PKI bersorak gembira. Kemudian jenazahnya dibuang ke kakus dan ditembak. Monumen Pancasila Sakti 17 10. PEMBEBASAN GORANG-GARENG (28 SEPTEMBER 1948) Penculikan yang dilakukan oleh PKI terhadap lawan politiknya dilakukan juga di daerah Gorang-gareng (kota kecil sebelah utara Madiun). Di tempat ini terdapat pabrik gula Rejosari yang menjadi markas pasukan PKI. Di pabrik gula ini PKI mengumpulkan sejumlah tawanan. Pada tanggal 28 September 1948, Batalyon Sambas berhasil membebaskan Gorang- gareng dan menyelamatkan tawanan yang belum sempat dibunuh. Di Gorang-gareng ditemukan puluhan orang yang dibunuh PKI. 18 Monumen Pancasila Sakti 11. PENGHANCURAN PKI DI SOOKO (28 SEPTEMBER 1948) Batalyon Maladi Yusuf (PKI), pasukan pimpinan Soebardi dan pasukan pimpinan Panjang Djokopriyono membuat kubu pertahanan di desa Sooko di kaki gunung Wilis Ponorogo. Pada tanggal 28 September 1948, Kompi Sumadi dari Batalyon Sunandar dan Kompi Sabirin Muchtar dari batalyon Mujayon melakukan serbuan terhadap kubu pertahanan pasukan PKI dari 2 arah. Pasukan TNI berhasil menghancurkan PKI dan sisanya melarikan diri. Monumen Pancasila Sakti 19 12. PEMBANTAIAN DI DUNGUS (1 OKTOBER 1948) Setelah Madiun tidak mungkin dipertahankan, tanggal 30 September 1948, tokoh-tokoh PKI dan pasukannya berikut para tawanannya mengundurkan diri ke desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kawedanan Dungus. Daerah ini yang semula disiapkan sebagai basis pengunduran dan pertahanan PKI, telah diserang oleh TNI. Dalam keadaan terdesak, PKI membantai hampir semua tawanannya dengan cara ditembak atau dipenggal lehernya. Diantara para korban terdapat para perwira TNI dan Polisi, pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat. 20 Monumen Pancasila Sakti 13. MUSO TERTEMBAK MATI (31 OKTOBER 1948) TNI berhasil menguasai beberapa daerah pertahanan PKI, sehingga PKI dan pasukannya melarikan diri dan berusaha menguasai Ponorogo. Setelah gagal menguasai Ponorogo, pimpinanPKI terpecah menjadi beberapa rombongan. Muso yang menyamar bersama pengawalnya tiba di desa Semanding, kecamatan Sumoroto, Ponorogo. Di tempat ini pasukan TNI memerintahkan supaya ia menyerah. Muso menolak dan melawan sehingga terjadi tembak menembak. Dalam peristiwa ini Ia tertembak mati. Monumen Pancasila Sakti 21 14. PEMBUNUHAN MASSAL Dl TIRTOMOYO (4 OKTOBER 1948) Di daerah Wonogiri PKI juga menculik lawanlawan politiknya seperti pejabat pamong praja, polisi dan wedana. Para tawanan yang berjumlah 212 orang ditahan dan disekap di dalam ruangan bekas laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomoyo. Mulai tanggal 4 Oktober 1948, secara bertahap para tawanan dibunuh dengan berbagai cara. 22 Monumen Pancasila Sakti 15. PENANGKAPAN AMIR SYARIFUDIN (29 NOPEMBER 1948) Dalam upaya menyelamatkan diri dari serangan TNI, pimpinan PKI Amir Syarifudin tiba di daerah Purwodadi. Ia dan rombongannya bersembunyi di Gua Macan di Gunung Pegat, kecamatan Klambu. Pada tanggal 29 Nopember 1948, tempat persembunyiannya dikepung oleh TNI dan akhirnya Amir Syarifudin dan beberapa tokoh PKI lainnya menyerah Monumen Pancasila Sakti 23 16. SERANGAN GEROMBOLAN PKI Dl MARKAS POLISI TANJUNG PRIOK (6 AGUSTUS 1951) Sesudah pengakuan kedaulatan, sisa-sisa kekuatan bersenjata PKI membentuk gerombolan bersenjata di beberapa daerah untuk meneror rakyat. Pada tanggal 6Agustus 1951 pukul 19.00, Gerombolan Eteh berkekuatan puluhan orang bersenjata tajam dan senjata api serta memakai ikat kepala bersimbul burung merpati dan palu arit·menyerang Asrama Mobile Brigade Polisi di Tanjung Priok dengan tujuan merebut senjata. Peristiwa ini diawali ketika seorang anggota gerombolan dengan alasan menjenguk rekannya, namun dengan tiba tiba menyerang anggota polisi di pos jaga asrama. Dalam serangan ini gerombolan berhasil merampas 1 senjata bren, 7 karaben, dan 2 pistol. 24 Monumen Pancasila Sakti 17. P E R I S T I WA TA N J U N G M O R AWA ( 1 6 M A R E T 1 9 5 3 ) Pada tahun 1953, Pemerintah Rl Karesidenan Sumatera Timur merencanakan untuk mencetak sawah percontohan bekas perkebunan tembakau di desa Perdamaian, Tanjung Morawa. Akan tetapi rencana itu ditentang oleh penggarap liar yang sudah menempati areal tersebut. Pada tanggal 16 Maret 1953, pemerintah terpaksa mentraktor areal tersebut dengan dikawal oleh sepasukan polisi. Ketika itulah massa tani yang didalangi oleh Barisan Tani Indonesia Monumen Pancasila Sakti 25 18. LAHIRNYA MKTBP PKI (14 MARET 1954) Dibawah pimpinan tokoh-tokoh muda seperti D.N.Aidit, sejak tahun 1950 PKI bangkit kembali dan berusaha menanamkan pengaruhnya diberbagai kalangan. Untuk mencapai kekuasaan politik, PKI menyusun metode perjuangan yang diberi nama Metode Kombinasi Tiga Bentuk Perjuangan (MKTBP). Metode ini dirumuskan dalam Kongres Nasional V PKI pada tanggal 14 Maret 1954 yang antara lain berisi: Perjuangan gerilya di desa, Perjuangan revolusioner kaum buruh di kota, bekerja intensif di kalangan ABRI. MKTBP merupakan metode · perjuangan yang tertutup. Kegiatan di lingkungan ABRI dilaksanakan oleh Biro Khusus PKI. 26 Monumen Pancasila Sakti 19. D.N. AIDIT DIADILI (25 FEBRUARI 1955) D.N. Aidit telah mengeluarkan Statemen Polit Biro CC PKI yang berjudul "Peringati Peristiwa Madiun secara Intern" pada tanggal 13 September 1953. Dalam statemen tersebut PKI secara terang-terangan dan sengaja menghina Pemerintah Rl dengan menyatakan bahwa pemberontakan PKI tahun 1948 bukan dilakukan oleh PKI tetapi akibat provokasi Pemerintah Hatta. Untuk mempertanggungjawabkan statemen tersebut, Sekretaris Jenderal Polit Biro CC PKI D.N. Aidit dihadapkan ke Pengadilan Negeri Jakarta. Sidang dimulai tanggal 25 Nopember 1954 dan berakhir tanggal 25 Februari 1955 dengan keputusan D.N. Aidit bersalah. Monumen Pancasila Sakti 27 20. KAMPANYE BUDAYA PKI (25 MARET 1963) Tidak hanya di bidang politik yang ingin dikuasai oleh PKI tetapi juga bidang lain seperti sastra dan budaya. Salah satu usaha yang dilaksanakan oleh Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) bersama semua lembaga yang ada dibawahnya adalah memasukkan komunisme ke dalam seni dan sastra, mempolitikan budayawan dan mendiskreditkan lawan. Pada tanggal 22 sampai 25 Maret 1963 diselenggarakan Konferensi Nasiona lI Lembaga Sastra Indonesia di Medan. Konferensi tersebut tidak hanya membahas masalah budaya dan sastra yang harus bernafaskan komunisme, tetapi juga membahas masalah politik yakni menuntut agar segera dibentuk Kabinet Gotong Royong yang memungkinkan tokoh-tokoh PKI didalamnya. 28 Monumen Pancasila Sakti 21. R O N G R O N G A N P K I T E R H A D A P A B R I ( 1 9 6 4 - 1 9 6 5 ) Kampanye anti ABRI, khususnya TNI AD berlatar belakang pada kecemburuan PKI karena ABRI berhasil membendung pengaruh PKI di kalangan rakyat. Berbagai macam cara kampanye anti ABRI telah dilakukan PKI seperti tuduhan, isu, provokasi, fitnah politik dan lain lain. Sejak tahun 1964, PKI dengan "Ofensif Revolusionemya" secara gencar menyerang ABRI seperti tuntutan pembubaran aparat territorial dan puncaknya isu Dewan Jenderal 1965. Tujuan Kampanye tersebut yang sudah dilakukan sejak Perang Kemerdekaan (1964-1965) untuk mendisk_reditkan ABRI yaitu memecah belah kekompakan ABRI, memandulkan peranan sosial politik ABRI, dan menghapus jati diri ABRI sebagai pejuang prajurit· dan prajurit pejuang. Monumen Pancasila Sakti 29 22. PERISTIWA KANIGORO (13 JANUARI 1965) Peristiwa ini terjadi di Kecamatan Kras, Kediri, tanggal 13 Januari 1965, dimana para peserta Mental Training Pelajar Islam Indonesia Jawa Timur diserang oleh massa Pemuda Rakyat (PR) dan Barisan Tani Indonesia (BTl). Massa komunis ini tidak hanya menyiksa para peserta pelatihan dan menginjak-injak kitab suci AI-Qur'an tetapi juga menangkap beberapa peserta pelatihan dan tokoh agama setempat. Berkat campur tangan Camat Kras, para korban penangkapan dibebaskan hari itu juga, tetapi pelaksanaan mental training terpaksa dibatalkan. 30 Monumen Pancasila Sakti 23. PERISTIWA BANDAR BETSI (14 MEl 1965) Untuk menggagalkan rencana pemerintah di bidang landreform, PKI dan organisasi massanya melancarkan aksi sepihak yakni menguasai secara tidak sah tanah negara di beberapa tempat. Salah satu diantaranya di Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) Karet IX Bandar Betsi, Pematang Siantar. Pada tanggal 14 Mei 1965, kurang lebih 200 anggota Barisan Tani Indonesia (BTl), Pemuda Rakyat (PR), dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani) menanami secara liar tanah perkebunan karet tersebut. Pelda Sudjono yang dikaryakan di perkebunan itu sedang bertugas mengeluarkan traktor yang terperosok, memperingatkan massa agar menghentikan penanaman liar itu. Akan tetapi peringatan itu tidak dihiraukan dan bahkan Pelda Sudjono dikeroyok dan dianiaya, sehingga tewas saat itu juga. Monumen Pancasila Sakti 31 24. PAWAI OFENSIF REVOLUSIONER PKI DI JAKARTA (23 MEl 1965) Setelah merasa dirinya kuat, PKI mulai melancarkan ofensif revolusioner yang bertujuan untuk menggalang dan mempengaruhi massa agar berpihak kepadanya. Bentuk unjuk kekuatan itu ialah aksi-aksi kekerasan, aksi terror, tuntutan pembentukan Kabinet Nasakom, Angkatan Kelima, dan lain sebagainya. Salah satu unjuk kekuatan itu ialah penyelenggaraan rapat raksasa di Stadion utama Senayan tanggal 23 Mei 1965 dalam rangka peringatan ulang tahun ke-45 PKI. Rapat dihadiri delegasi dari negara-negara komunis. Pada saat itu Ketua CC PKI D.N. Aidit mengomandokan kepada massa PKI untuk meningkatkan "Ofensif Revolusioner sampai kepuncaknya". 32 Monumen Pancasila Sakti 25. PENYERBUAN GUBERNURAN JAWA TIMUR (27 SEPTEMBER 1965) Salah satu usaha mendiskreditkan aparatur pemerintah telah dilakukan PKI terhadap Gubernur JawaTimur. Dengan dalih akan menyampaikan resolusi tuntutan penurunan harga 9 bahan pokok, Gerwani yang mengatasnamakan "Gabungan Organisasi Wanita Surabaya" yang dipimpin istri Walikota meminta kesediaan Gubernur Jawa Timur, Wiyono untuk menerima delegasinya. Gubernur menjanjikan akan menerima delegasi pada tanggal 27 September 1965 pukul 10.00. Namun yang datang bukanlah delegasi ibu-ibu melainkan massa PKI, seperti Pemuda Rakyat, Barisan Tani Indonesia (BTl), Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) dan Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani). Di Gubernuran mereka merusak berbagai peralatan kantor dan berusaha menangkap Gubernur. Keadaan dapat dikuasai setelah didatangkan bantuan dari ABRI. Monumen Pancasila Sakti 33 26. PENGUASAAN KEMBALI GEDUNG RRI PUSAT (1 Oktober 1965) Dini hari tanggal 1 Oktober 1965, PKI melancarkan pemberontakan Gerakan Tiga Puluh September (G.30.S/PKI). Selain menculik dan membunuh pejabat teras TNI AD, G 30 S/PKI menguasai pula Gedung Pusat Telekomunikasi dan Radio Republik Indonesia (RRI) Pusat. Melalui RRI mereka mengumumkan telah menyelamatkan negara dari kudeta "Dewan Jenderal", pembentukan Dewan Revolusi dan pendemisioneran kabinet. Untuk menghentikan pengumuman-pengumuman yang menyesatkan itu, Panglima Kostrad, Mayor Jenderal Soeharto mengambil alih pimpinan sementara Angkatan Darat dan memerintahkan pasukan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) untuk membebaskan kedua gedung vital tersebut. Operasi tersebut berhasil menguasai kembali Gedung Pusat Telekomunikasi dan RRI Pusat. 34 Monumen Pancasila Sakti 27. PERISTIWA KENTUNGAN YOGYAKARTA (21 OKTOBER 1965) Pada tanggal 1 Oktober 1965 di Yogyakarta, G 30 S/PKI berhasil menguasai RRI, Markas Korem 072 dan mengumumkan pembentukan Dewan Revolusi. Pada sore harinya mereka menculik Komandan Korem 072, Kolonel Katamso dan Kepala Staf Korem Letnan Kolonel Sugiyono serta membawanya ke daerah Kentungan. Kedua perwira tersebut dipukul dengan kunci mortir dan tubuhnya dimasukkan kedalam sebuah lubang yang sudah disiapkan. Setelah dilakukan pencarian secara intensif, kedua jenazah akhirnya ditemukan pada tanggal 21 Oktober 1965 dalam keadaan rusak. Monumen Pancasila Sakti 35 28. RAPAT UMUM FRONT PANCASILA (9 NOPEMBER 1965) Akibat pemberontakan G 30 S/PKI menimbulkan reaksi di kalangan masyarakat. Berbagai golongan masyarakat yang tergabung dalam Komando Aksi Pengganyangan Kontra Revolusi (G 30 S/PKI) mengadakan Rapat Raksasa di lapangan Banteng Jakarta pada tanggal 23 Oktober 1965. Front Pancasila mengajukan sebuah resolusi yang menuntut pembubaran PKI dan semua ormasnya serta mengadili tokoh-tokoh PKI 36 Monumen Pancasila Sakti 29. P E N A N G K A PA N D. N. A I D I T ( 2 2 N O P E M B E R 1 9 6 5 ) Setelah G 30 S/PKI mengalami kegagalan di Jakarta, pada tanggal 1Oktober 1965 tengah malam, Ketua CC PKI D.N. Aidit melarikan diri ke Jawa Tengah yang merupakan basis utama PKI. Tempat persembunyian Aidit berpindah-pindah dan terakhir di sebuah rumah di kampung Sambeng Gede, Surakarta. Berkat operasi intelijen, tempat persembunyian D.N. Aidit dapat diketahui ABRI. Ia langsung ditangkap dan dibawa ke Loji Gandrung Surakarta pada tanggal 22 November 1965. Monumen Pancasila Sakti 37 30. SIDANG MAHKAMAH MILITER LUAR BIASA (MAHMILLUB) (14 FEBRUARI 1966) Untuk menumpas G 30 S/PKI, pemerintah melancarkan operasi militer dan operasi yustisi. Sebagai realisasi operasi yustisi, pemerintah mengaktifkan kembali Lembaga Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub). Sidang pertama Mahmillub berlangsung tanggal 14 Februari 1966 di Jakarta terhadap Nyono bin Sastro Rejo, anggota Polit biro CC PKI. Ia dijatuhi hukuman mati karena terbukti sebagai perencana dan penggerak G 30 S/PKI. 38 Monumen Pancasila Sakti 31. RAKYAT JAKARTA MENYAMBUT PEMBUBARAN PKI (12 MARET 1966) Berdasarkan Surat Perintah 11 Maret 1966, pada tanggal 12 Maret 1966 Letjen TNI Soeharto atas nama Presiden/Panglima Tertinggi ABRI/lMandataris MPRS/ Panglima Besar Revolusi mengeluarkan keputusan tentang pembubaran PKI dan organisasi massanya serta pernyataan PKI sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah kekuasaan Republik Indonesia. Keputusan pembubaran PKI diumumkan melalui RRI pada pukul 06.00 WIB tanggal 12 Maret 1966. Keputusan ini disambut hangat oleh seluruh rakyat Indonesia. Massa rakyat Jakarta menyambutnya dengan membawa poster-poster sebagai ungkapan rasa gembira dan terima kasih Monumen Pancasila Sakti 39 32. OPERASI TRISULA Dl BLITAR SELATAN (20 JULI 1968) Setelah PKI dibubarkan, sisa-sisa PKI berusaha membangun kembali partai dengan cara membentuk basis-basis gerilya yang disebut Comite Proyek (Compro). Melalui Compro Blitar Selatan, PKI membentuk Central Comite (CC) dan Comite Daerah Besar (COB) Jawa Timur. Sebagai persiapan gerilya, mereka menyusun kekuatan bersenjata, membangun kubu pertahanan, melakukan agitasi serta propaganda. Dengan diketahuinya kegiatan mereka, Kodam VIII/Brawijaya segera membentuk Komando Satuan Tugas Trisula yang bertugas melaksanakan operasi militer untuk menumpas gerakan tersebut. Dalam salah satu operasi tanggal 20 Juli 1968 berhasil ditangkap sejumlah anggota PKI. 40 Monumen Pancasila Sakti 33. PENUMPASAN GERAKAN PKI ILLEGAL IRAMANI Dl PURWODADI (27 JANUARI 1973) Samsudin alias lramani, seorang kader PKI, sejak tahun 1968 membina sejumlah mantan tahanan G 30 S/PKI dan membentuk Comite Pangkalan Mobil (CPM) dan Prajurit Gerilya (Praga) di daerah Purwodadi. Gerakan yang dipimpin oleh lramani bernama "Gerakan Pembangunan Kembali PKI" berhasil membina 7000 orang. Berkat operasi intel dan operasi territorial ABRI berhasil menangkap 29 orang anggota gerombolan lramani dan menumpas gerakan itu. Monumen Pancasila Sakti 41 34. TERTEMBAK MATINYA S.A. SOFYAN (12 JANUARI 1974) Di bawah pimpinan S.A. Sofyan, sisa-sisa PKI Kalimantan Barat mendirikan PKI gaya baru S.A. Sofyan didukung oleh Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) dan Pasukan Rakyat Kalimantan Utara (Paraku). Untuk menghancurkannya, sejak Februari 1969 dilancarkan Operasi Bersih Ill dan berhasil menghancurkan kekuatan pendukung PKI gaya baru. Pada tanggal 12 Januari 1974, pasukan RPKAD berhasil menemukan tempat persembunyian S.A. Sofyan dan ketika disergap, ia tertembak mati. 42 Monumen Pancasila Sakti