Thanatologi (Forensic Pathology) PDF
Document Details
Uploaded by StupendousManticore2709
Jimmy V.J. Sembay
Tags
Related
- Presentación Proyecto Infantil sobre Creatividad y Juegos con los Niños Dibujos Doodle Multicolor .pdf
- Tanatología Forense Parte 1 y 2 PDF
- TANATOLOGIA PARTE 3.pdf
- PSYC-208 Lecture 1: The Psychology of Death & Dying PDF
- THANAT1025 C7 Culture and Thanatology PDF
- Forensic Medicine & Toxicology Workbook PDF
Summary
This presentation discusses thanatology, a branch of forensic pathology that studies the process of death, including the stages and changes in the body after death. Different stages and terms of death are outlined, alongside criteria and indicators. The information also covers various changes in the body from early to advanced stages, as well as practical considerations including estimation of time of death.
Full Transcript
Thanatologi JIMMY V.J. SEMBAY (Forensic Pathologist) THANATOLOGI ADALAH TOPIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK YANG MEMPELAJARI HAL MATI SERTA PERUBAHAN YANG TERJADI PADA TUBUH SETELAH KEMATIAN SSP HIDUP RESP K-V ISTILAH MATI MATI SOMATIS / MATI KLINIS MATI...
Thanatologi JIMMY V.J. SEMBAY (Forensic Pathologist) THANATOLOGI ADALAH TOPIK DALAM ILMU KEDOKTERAN FORENSIK YANG MEMPELAJARI HAL MATI SERTA PERUBAHAN YANG TERJADI PADA TUBUH SETELAH KEMATIAN SSP HIDUP RESP K-V ISTILAH MATI MATI SOMATIS / MATI KLINIS MATI SELULER / MATI MOLEKULER MATI SEREBRAL / MATI OTAK MATI BATANG OTAK MATI SURI / MATI SEMU MATI KLINIS HENTI NAFAS + JANTUNG-SIRKULASI DENGAN BERHENTINYA AKTIVITAS OTAK, TETAPI TIDAK IREVERSIBEL PADA KEMATIAN KLINIS DAPAT DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU, DAN DAPAT DIIKUTI DENGAN PEMULIHAN SEMUA FUNGSI SOENATRIO, 2004 MATI SEREBRAL DAN MATI OTAK MATI SEREBRAL = KERUSAKAN IREVERSIBEL SEREBRUM, TERUTAMA NEOKORTEKS – EEG TENANG MATI OTAK = MATI SEREBRAL + NEKROSIS SISA BAGIAN OTAK LAIN, TERMASUK SEREBELUM, OTAK TENGAH DAN BATANG OTAK – SEMUA REFLEKS SARAF OTAK NEGATIF – USAHA NAFAS SPONTAN NEGATIF SOENATRIO, 2004 “MATI SOSIAL” STATUS VEGETATIF YG MENETAP (persistent vegetative state), SINDROMA APALIKA KERUSAKAN OTAK BERAT IREVERSIBEL TETAP TIDAK SADAR DAN TIDAK RESPONSIF, TETAPI EEG AKTIF DAN BEBERAPA REFLEKS POSITIF MUNGKIN TERDAPAT DAUR SADAR- TIDUR SOENATRIO, 2004 MATI BIOLOGIS JARINGAN DAN SELULER SELALU MENGIKUTI MATI KLINIS BILA TIDAK ADA RESUSITASI JANTUNG PARU KEMATIAN JARINGAN BERBEDA PADA BERBAGAI ORGAN, DENGAN URUTAN : – OTAK – JANTUNG – GINJAL – PARU – HATI SOENATRIO, 2004 Daya tahan hidup tiap organ berbeda-beda, sehingga kematian seluler pada tiap organ terjadi secara tidak bersamaan. susunan saraf pusat mengalami mati seluler dalam waktu 4 menit otot masih dapat dirangsang dengan listrik sampai kira-kira 2 jam pasca mati, dan mengalami mati seluler setelah 4 jam dilatasi pupil masih dapat terjadi pada pemberian adrenalin 0,1% atau penyuntikan sulfas atropin 1 % atau fisostigmin 0,5% akan mengakibatkan miosis hingga 20 jam pasca mati. Kulit masih dapat berkeringat sampai lebih dari 8 jam pasca mati dengan cara penyuntikan subkutan pilokarpin 2% atau asetilkolin 20 %; spermatozoa masih bertahan hidup beberapa hari dalam epididimis kornea masih dapat ditransplantasikan dan darah masih dapat dipakai untuk transfusi sampai 6 jam pasca mati KRITERIA MATI BERHENTINYA SISTEM PERNAFASAN DAN KARDIOVASKULER YG IRREVERSIBLE – BUKTI HENTI NAFAS SELAMA MIN 20 MENIT – BUKTI HENTI JANTUNG DAN SIRKULASI MATINYA BATANG OTAK – PADA KASUS PEMBUKTIAN CARA PERTAMA TIDAK DAPAT DILAKUKAN – BUKTI FUNGSI BATANG OTAK REFLEKS, NAFAS SPONTAN, DLL PERUBAHAN DINI TUBUH KEHILANGAN GERAK TAMPAK PUCAT TERJADI RELAKSASI OTOT MENYELURUH PENDATARAN BAGIAN TUBUH YANG TERTEKAN SEGMENTASI KOLOM DARAH DALAM A. CENTRALIS RETINAE PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS TERJADI SEBAGAI AKIBAT PENGUMPULAN DARAH (DALAM PEMBULUH DARAH) PADA DAERAH YANG LETAK RENDAH MAYAT YANG TERLENTANG MEMBERIKAN LEBAM MAYAT PADA DAERAH PUNGGUNG PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS TAMPAK SEBAGAI BERCAK PADA KULIT YANG MENCERMINKAN WARNA DARAH PADA KEMATIAN AKIBAT KERACUNAN CO, DALAM DARAH BANYAK TERDAPAT CO-Hb SEHINGGA LEBAM MAYAT TAMPAK BERWARNA MERAH TERANG PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS TAMPAK SEBAGAI SUATU PROSES YANG PROGRESIF SAMPAI “LEBAM MAYAT MENETAP” MULAI TAMPAK SAMAR-SAMAR 15 – 20 ’ SETELAH MATI SOMATIS, MAKIN LAMA MAKIN NYATA DAN MENETAP K.L. 12 JAM SETELAH MATI PERUBAHAN LANJUT LEBAM MAYAT / LIVOR MORTIS BILA DITEMUKAN LEBAM MAYAT YANG LETAKNYA TIDAK SESUAI DENGAN POSISI MAYAT, MAKA DAPAT DIPASTIKAN MAYAT TELAH DIUBAH POSISI / LETAKNYA LEBAM MAYAT PADA BAGIAN PUNGGUNG PADA KORBAN MATI YANG TAMPAK TERGANTUNG LEBAM MAYAT PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS SERABUT OTOT YANG MENGANDUNG AKTIN DAN MIOSIN BERADA DALAM KEADAAN LENTUR DAN KONTRAKTIL PADA LINGKUNGAN YANG MENGANDUNG ATP BILA ATP HABIS, MAKA AKTIN DAN MIOSIN AKAN MENGGUMPAL, DAN OTOT MENJADI KAKU PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS SAAT TERJADI MATI SOMATIS, PROSES ENZIMATIK MASIH BERLANGSUNG UNTUK BEBERAPA SAAT. MASIH TERJADI GLYCOGENOLISIS YANG MENGHASILKAN PHOSPHAT BERENERGI TINGGI ATP YANG MENGALAMI DEGRADASI MENJADI ADP AKAN DIRESINTESA MENJADI ATP LAGI, SELAMA K.L. 2 JAM POST MORTAL PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS KAKU MAYAT MULAI TAMPAK 2-4 JAM POSTMORTAL, DIMULAI DARI OTOT YANG KECIL SAMPAI OTOT YANG BESAR OTOT YANG KECIL MEMPUNYAI SERABUT YANG KECIL DENGAN CADANGAN GLYCOGEN YANG SEDIKIT DIBANDINGKAN OTOT YANG BESAR KAKU MAYAT SEOLAH-OLAH MENJALAR KRANIO-KAUDAL PERUBAHAN LANJUT KAKU MAYAT / RIGOR MORTIS KAKU MAYAT MULAI TAMPAK 2-4 JAM DAN AKAN LENGKAP MELIPUTI SELURUH OTOT DALAM WAKTU 8-10 JAM PERUBAHAN KAKU MAYAT YANG PROGRESIF DAPAT DIGUNAKAN UNTUK PERKIRAAN SAAT KEMATIAN PERUBAHAN LANJUT CADAVERIC SPASM BILA ATP MENGHILANG DARI LINGKUNGAN SEKELOMPOK OTOT YANG SEDANG AKTIF BEKERJA BERTEPATAN DENGAN SAAT MATI, AKAN TERJADI CADAVERIC SPASM HABISNYA ATP YANG BERSAMAAN DENGAN SAAT MATI DAPAT TERJADI PADA ORANG YANG MENGALAMI KETEGANGAN KEJIWAAN YANG SANGAT PERUBAHAN LANJUT PENURUNAN SUHU MAYAT / ALGOR MORTIS SAAT MATI, PROSES METABOLISME MASIH BERLANGSUNG UNTUK BEBERAPA SAAT, SEHNGGA MASIH DIPRODUKSI KALORI YANG MEMPERTAHANKAN SUHU TUBUH UNTUK 30-60 MENIT PERTAMA, SUHU MAYAT TIDAK MENGALAMI PENURUNAN, BARU SETELAH ITU SUHU TURUN SAMPAI SAMA DENGAN SUHU KELILING PERUBAHAN LANJUT PENURUNAN SUHU MAYAT / ALGOR MORTIS KURVA PENURUNAN SUHU MAYAT AKAN TAMPAK SEBAGAI GARIS SIGMOID TERBALIK PERUBAHAN LANJUT PENURUNAN SUHU MAYAT / ALGOR MORTIS BANYAK SEKALI FAKTOR MEMPENGARUHI KECEPATAN PENURUNAN SUHU MAYAT – SUHU AWAL, SUHU KELILING, KELEMBABAN – TUBUH GEMUK, KURUS – POSISI TUBUH TERLENTANG, MERINGKUK – PAKAIAN YANG DIKENAKAN TEBAL, TIPIS – LOKASI MAYAT PERUBAHAN LANJUT PEMBUSUKAN / DECOMPOSITIO SAAT KEMATIAN, MASIH TERDAPAT PROSES PERTAHANAN TUBUH, SUATU SAAT BAKTERI DALAM USUS (GOLONGAN CLOSTRIDIA) AKAN BERKEMBANG BIAK PEMBUSUKAN AWAL AKAN TAMPAK SEBAGAI BERCAK KEHIJAUAN PADA DAERAH PERUT KANAN BAWAH, K.L. 18 JAM POSTMORTAL DAN MAKIN MENJALAR SERTA TIMBUL PERUBAHAN PADA KULIT PERUBAHAN LANJUT PEMBUSUKAN / DECOMPOSITIO AKAN TIMBUL VESIKEL-BULLA PEMBUSUKAN BERISI CAIRAN HITAM KEHIJAUAN BILA BULLA PECAH, KULIT ARI AKAN TERKELUPAS TUBUH AKAN MENGGEMBUNG KARENA TERJADI PEMECAHAN PROTEIN OLEH BAKTERI, MENGHASILKAN CAIRAN DAN GAS PEMBUSUKAN K.L. 48-72 JAM PM PEMBUSUKAN PERUBAHAN LANJUT PEMBUSUKAN / DECOMPOSITIO SAAT MATI, LALAT YANG HINGGAP PADA MAYAT LELUASA MELETAKKAN TELUR, YANG KEMUDIAN MENETAS DAN TUMBUH MENJADI LARVA BESARNYA LARVA DAPAT MEMBERIKAN PERKIRAAN SAAT KEMATIAN PEMBUSUKAN PERUBAHAN SANGAT LANJUT MUMMIFIKASI DAPAT TERJADI PENGERINGAN TUBUH AKIBAT SUHU KELILING YANG TINGGI SERTA KELEMBABAN YANG RENDAH TUBUH AKAN TAMPAK MENYUSUT, DENGAN KULIT YANG KERING DAN KAKU SERTA BERWARNA COKLAT KEHITAMAN PERUBAHAN SANGAT LANJUT ADIPOSERA PADA AWALNYA TERDAPAT AKTIFITAS BAKTERI, NAMUN YANG LEBIH DOMINAN ADALAH TERJADINYA HIDROLISIS JARINGAN LEMAK TUBUH TRIGLISERIDA TUBUH AKAN DIPECAH MENGHASILKAN GLISERIN DAN ASAM LEMAK TIDAK JENUH BEBAS, PALMITAT, STEARAT DAN OLEAT PERUBAHAN SANGAT LANJUT ADIPOSERA BILA MAYAT DIKUBUR DALAM TANAH YANG MENGANDUNG CUKUP ION, DAPAT TERJADI HIDROGENISASI PADA ASAM LEMAK BEBAS ASAM LEMAK TIDAK JENUH YANG MENGALAMI HIDROGENISASI BERUBAH MENJADI ASAM LEMAK JENUH YANG LEBIH PADAT MANFAAT PENGETAHUAN THANATOLOGI UNTUK MEMASTIKAN KEMATIAN KLINIS UNTUK MEMPERKIRAKAN SEBAB KEMATIAN UNTUKMEMPERKIRAKAN SAAT KEMATIAN PERKIRAAN SAAT KEMATIAN PENTING BAGI PENYIDIK DALAM PENYIDIKAN PERKARA DAPAT MENGGUNAKAN PERUBAHAN THANATOLOGIK JASA ENTOMOLOGI FORENSIK KEADAAN ISI LAMBUNG Perubahan lain untuk perkiraan saat kematian * Pengosongan Lambung Waktu pengosongan lambung sangat bervariasi * Pertumbuhan Rambut Kecepatan tumbuh rata-rata 0,4 mm/hari * Pertumbuhan Kuku Kecepatan tumbuh rata-rata 0,1 mm/hari * Pemeriksaan Larva Lalat (Entomologi Forensik) Masing-masing spesies lalat mempunyai waktu siklus telur-larva-kepompong-lalat tertentu