🎧 New: AI-Generated Podcasts Turn your study notes into engaging audio conversations. Learn more

Produksi_Siaran_Program_Televisi_BG_XI.pdf

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Document Details

2023

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia

Tags

TV broadcasting education soft skills

Full Transcript

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2023 Model Buku Panduan Guru SMK Berbasis Soft Skills PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI E. Oos M. Anwas Supriyatno...

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2023 Model Buku Panduan Guru SMK Berbasis Soft Skills PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI E. Oos M. Anwas Supriyatno Zaim Uchrowi Anggraeni Dian Permatasari Khoifa Najma Iftitah Ibnu Salman SMK/MAK Kelas XI Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Dilindungi Undang-Undang Penaian: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi serta Badan Pembinaan Ideologi Pancasila. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel [email protected] diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Model Buku Panduan Guru SMK Berbasis Soft Skills: Produksi dan Siaran Program Televisi untuk SMK/MAK Kelas XI Penulis E. Oos M. Anwas Supriyatno Zaim Uchrowi Anggraeni Dian Permatasari Khoifa Najma Iftitah Ibnu Salman Penelaah Hari Setiawan Janu Arlinwibowo Penyelia/Penyelaras Wijanarko Adi Nugroho Kontributor Dahono Setyawan Sapto Angkasa Erry Budi Nurcahyo Aris Muthohar Jarwo Prasetya Geranimo Wiryadimaja Zainal Muttaqin Munir Shadikin Ade Hidayat Marwa’idah Bone Abdan Syakura Kiki Ariansyah Ilustrator Anggia Khrisna Bhayu Soni Harsono Kevin Richard Budiman M. Rizal Abdi Fahmi Nugraha Ramadhan Editor Imtam Rus Ernawati Desainer Ines Mentari Ulfah Yuniasti Giri Lantria Utari Diterbitkan oleh: Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional Dikeluarkan oleh: Pusat Perbukuan Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan https://buku.kemdikbud.go.id Cetak Pertama, 2023 ISBN 978-623-118-110-7 (PDF) Isi buku ini menggunakan huruf Noto Sans 10/16 pt., Steve Matteson xviii, 326 hlm.: 17,6 × 25 cm. KATA PENGANTAR Tanggung jawab dan tuntutan bagi seorang periset di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) itu hanya satu, yaitu memproduksi pengetahuan atau knowledge production. Ini berbeda dari tuntutan bagi pengajar atau dosen di perguruan tinggi. Mereka dikenal memiliki Tri Dharma, yaitu Pengajaran, Penelitian, dan Pengabdian Masyarakat. Oleh karena tuntutannya lebih sedikit, harapannya para peneliti akan bisa lebih fokus untuk memproduksi pengetahuan yang berkualitas dan kredibel sebanyak-banyaknya. Dalam wujud sederhananya, produksi pengetahuan dari seorang peneliti itu bisa berupa buku dan artikel jurnal. Ada bentuk produksi pengetahuan lain yang dalam hard-sciences dan life sciences dikenal dengan sebutan model. Makna model ini dalam Ilmu Sosial dan Humaniora seringkali dipahami secara beragam. Oleh karena itu, Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora (OR IPSH) BRIN mencoba merumuskannya sebagaimana tertuang dalam Buku Panduan Riset 2022. Berikut saya kutipkan secara lengkap (h. 49-50): Makna “model” dalam Ilmu Sosial Humaniora itu bersifat luid (cair) dan loose (tidak terlalu ketat). Ini berbeda dari ilmu eksakta yang memahaminya sebagai bentuk tertentu. Model di IPSH bisa berupa teori, konsep, pendekatan, model, kerangka pikir, metode, sistem, strategi, perspektif, peta jalan (road map), atau inovasi sosial tertentu. Teori yang dimaksud di sini adalah “system of ideas to explain something”. Contoh yang besar adalah teori Evolusi Darwin. Contoh lainnya adalah kategorisasi yang dibuat Cliford Geertz untuk membagi masyarakat Jawa menjadi santri, priayi, dan abangan. Makna dari konsep adalah rumusan dari cara memahami sesuatu. Misalnya, konsep tentang demokrasi, gender, kesejahteraan sosial, dan keadilan. Sistem adalah seperangkat cara atau prosedur yang baku untuk menjalankan sesuatu. Misalnya, sistem pemilu, sistem perlindungan terhadap saksi, serta sistem transportasi dan irigasi. Strategi adalah rencana aksi atau cara menjalankan atau mencapai sesuatu yang lebih baik atau cepat dari cara lainnya. Contohnya adalah tentang strategi kebudayaan atau strategi pembelajaran teknologi bagi orang laut dan orang rimba. iii Perspektif di sini dimaknai sebagai cara pandang dalam melihat sesuatu. Misalnya, kajian yang menawarkan perspektif tentang IKN. Peta jalan merupakan rencana strategis dengan memiliki tujuan akhir dan disertai tahapan-tahapan dalam mencapainya. Misalnya, roadmap Papua yang pernah disusun oleh LIPI. Inovasi sosial mengacu pada desain dan implementasi solusi baru yang menyiratkan perubahan konseptual, proses, produk, atau organisasi yang pada akhirnya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan individu dan masyarakat. Contoh inovasi sosial adalah Wikipedia dan Grameen Bank. Buku ini dirancang masuk kategori model dalam ilmu sosial dan humaniora. Ia disusun tidak hanya membantu SMK/MAK di jurusan Broadcasting Televisi dalam memfasilitasi pembelajaran bagi para peserta didik, tetapi juga mewakili kepedulian Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada dunia pendidikan di Indonesia, khususnya sekolah kejuruan. Kepedulian BRIN pada dunia pendidikan sudah diwujudkan sejak lama dengan pembentukan “Pusat Riset Pendidikan” sebagai salah satu wujud dari kepedulian tersebut. Melalui pusat riset, BRIN melakukan penelitian-penelitian yang diharapkan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan di bidang pendidikan dan mendukung pengembangan kebijakan pendidikan di tanah air. Pada 2022 BRIN memfasilitasi penelitian tentang soft skills atau keterampilan lunak dalam pembelajaran di SMK/MAK. Hasilnya, penguasaan keterampilan lunak diperlukan oleh para lulusan SMK/MAK dalam memasuki dunia kerja. Penguasaan keterampilan lunak tersebut lebih penting dibandingkan penguasaan keterampilan teknis karena tidak dapat dilatih dalam waktu singkat oleh perusahaan tempat kerja masing-masing. Penguasaan keterampilan lunak peserta didik SMK/MAK perlu dibangun sejak berada di sekolah sebelum memasuki dunia kerja. Akan tetapi, dunia pendidikan di SMK/MAK selama ini belum memasukkan keterampilan lunak secara khusus dalam pembelajaran di sekolah. Bahkan, apabila sekolah berinisiatif memasukkan keterampilan lunak dalam pembelajaran, belum ada bahan atau buku ajar yang sudah spesiik mencakup aspek tersebut. Oleh karena itu, BRIN memfasilitasi penelitian lanjutannya pada 2023 terkait buku ajar aspek keterampilan lunak dalam pembelajaran di SMK/MAK. Riset tersebut akan memperkaya khazanah pengetahuan pembelajaran berbasis keterampilan lunak di SMK/MAK. Selain itu, penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan kontribusi nyata terkait inovasi sosial dalam bentuk pengembangan buku secara relevan. iv Dukungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Pusat Perbukuan (Pusbuk) sangat membantu pelaksanaan riset ini. Bekerja sama dengan Pusbuk, Pusat Riset Pendidikan BRIN dapat merancang penelitian yang mutakhir mengikuti konsep dan teori pendidikan serta kontekstual dengan pengembangan perbukuan pendidikan yang dijalankan. Pengembangan dalam hal ini berkaitan dengan buku teks pelajaran untuk pendidikan kejuruan. Melalui metode research and development, penelitian ini tidak saja mendapatkan temuan tentang aspek keterampilan lunak pada pembelajaran di SMK/MAK secara kognitif. Penelitian ini juga menghasilkan karya nyata berupa buku model tentang buku teks untuk SMK/MAK. Karya ini menjadi kontribusi langsung dunia riset pada implementasi pendidikan melalui model buku teks. Bagi BRIN, penelitian ini memiliki nilai strategis jangka panjang. Pertama, penelitian memiliki manfaat nilai ganda, yaitu pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang ilmu pendidikan. Di sisi lain, ia memberi manfaat langsung pada lingkungan sosial, baik melalui kontribusi penggunaan dalam pembelajaran di sekolah maupun penyusunan kebijakan. Kedua, penelitian ini juga melahirkan kerja sama antarlembaga guna mendukung penelitian yang relevan. Model kerja sama antarlembaga sebagaimana yang ditunjukkan pada penelitian ini dapat digunakan dalam penelitian-penelitian lain di lingkungan BRIN. Kerja sama tersebut tidak hanya untuk penelitian di bidang pendidikan, tetapi juga penelitian di bidang ilmu sosial lain. Jakarta, Desember 2023 Kepala Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora Badan Riset dan Inovasi Nasional, Prof. Dr. Ahmad Najib Burhani NIP. 197604272005021001 v KATA PENGANTAR Saya mengucap syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas terbitnya buku teks ini. Buku ini disiapkan sebagai buku model untuk pembelajaran bagi peserta didik Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) di Indonesia. Selama ini ketersediaan buku teks untuk SMK/MAK masih terbatas. Oleh karena itu, kehadiran buku Produksi dan Siaran Televisi untuk Kelas XI SMK/ MAK diharapkan dapat mendorong dan menginspirasi dalam pengembangan buku SMK/MAK pada masa depan. Pengembangan buku SMK/MAK menghadapi tantangan yang sungguh nyata. Jumlah konsentrasi keahlian atau jurusan serta bidang pembelajaran di SMK/MAK saat ini sangat banyak. Terdapat kurang lebih 50 program keahlian dan 128 konsentrasi keahlian. Setiap konsentrasi keahlian tersebut memiliki kompetensi yang spesiik. Dalam pelaksanaan pembelajaran di semua bidang keahlian dan konsentrasi keahlian dibutuhkan dukungan bahan ajar yang berkualitas, termasuk buku teks. Oleh karena itu, pengembangan buku teks pelajaran SMK/MAK berperan penting dalam kesuksesan pendidikan kejuruan di tanah air. Buku Produksi dan Siaran Televisi untuk Kelas XI SMK/MAK ini menjadi salah satu pengembangan buku SMK khusus. Buku ini tidak sekadar memenuhi keperluan praktikpembelajaran broadcasting atau penyiaran pertelevisian. Buku ini juga dirancang sebagai model bagi pengembangan buku teks pelajaran lainnya di SMK/MAK. Penekanan “berbasis soft skills” pada buku ini menjadi pembeda utama dengan buku-buku SMK/MAK sebelumnya. Pembelajaran di SMK/MAK selama ini sudah menekankan pada penguasaan keterampilan yang relevan sesuai bidang masing-masing. Keterampilan-keterampilan tersebut diharapkan dapat menjadi bekal para lulusannya untuk memasuki dunia industri dan dunia kerja (DUDIKA) setelah selesai menempuh jenjang pendidikan. Kenyataannya, tidak seperti yang diharapkan. Bekal keterampilan- keterampilan selama di SMK/MAK ternyata belum signiikan membantu para lulusan untuk siap memasuki dunia kerja dengan baik. Banyaknya masukan dari dunia industri dan dunia kerja menunjukkan bahwa para lulusan SMK/MAK sangat memerlukan soft skills atau keterampilan lunak yang memadai. vi Hard skills (keterampilan teknis) dan soft skills (keterampilan lunak) perlu dimiliki oleh para lulusan SMK/MAK sebelum memasuki dunia kerja. Akan tetapi, keterbatasan dalam keterampilan teknis tidak terlalu dipermasalahkan oleh dunia kerja. Keterampilan tersebut secara umum dapat dilatih oleh perusahaan masing-masing. Pelatihan keterampilan dapat diarahkan sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Keterampilan lunak tidak dapat dilatih dalam waktu singkat sambil bekerja. Keterampilan lunak perlu dilatih dalam waktu lama, yaitu sejak masih berada di bangku sekolah. Kejujuran, kreativitas, komunikatif, kolaboratif, hingga daya belajar merupakan keterampilan lunak dasar yang perlu ditumbuhkan dalam pembelajaran di sekolah. Harapannya, buku-buku teks pelajaran di SMK/MAK tidak hanya memuat aspek keterampilan teknis, tetapi juga harus memuat aspek keterampilan lunak. Model buku seperti itulah yang dikembangkan dalam buku ini. Sebagai model pertama yang dikembangkan, tentu buku ini masih memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang lebih mendalam agar soft skills yang dikembangkan melalui buku model ini sesuai dengan tuntutan kebutuhan nyata pembelajaran di SMK/MAK. Akhirnya, atas nama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, saya mengucapkan terima kasih kepada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), khususnya Pusat Riset Pendidikan dan Tim Peneliti atas perhatiannya pada dunia pendidikan di SMK/MAK. Tanpa perhatian tersebut, tidak akan ada penelitian mengenai Buku Teks Pelajaran SMK/MAK yang melahirkan buku model berharga ini. Terima kasih juga saya sampaikan atas kerja sama BRIN dengan Pusat Perbukuan (Pusbuk) dalam penelitian menggunakan metode Research and Development (penelitian dan pengembangan). Keterlibatan Pusbuk bukan saja memperlancar penyelesaian tugas berharga dalam pembuatan buku model ini. Keterlibatan tersebut juga menambah khazanah pengalaman Pusbuk dalam pengembangan buku model baru yang dibutuhkan SMK/MAK pada tahun- tahun mendatang. Jakarta, Desember 2023 Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kemendikbudristek, Anindito Aditomo, Ph.D. vii PRAKATA Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas berkat rahmat dan hidayah-Nya, penyusunan buku ini dapat kami selesaikan. Sebuah buku yang dirancang sebagai model Buku Teks SMK/MAK Berbasis Soft Skills sesuai dengan kebutuhan nyata dunia usaha dan dunia industri. Penyusunan buku ini didasarkan pada hasil penelitian pada tahun 2022 dan 2023. Penelitian terselenggara atas kerja sama Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan Pusat Perbukuan Kemendikbudristek menggunakan metode Research and Development. Penelitian pada tahun 2022 merupakan tahap studi pendahuluan terhadap siswa, guru, orang tua dan pelaku industri di Provinsi Kalimantan Selatan, Bali, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Studi tersebut menemukan sejumlah kemampuan soft skills yang diperlukan lulusan siswa SMK/MAK. Di antara kemampuan tersebut ialah komunikasi dan kolaborasi, jujur, disiplin, kreatif, menjadi pembelajar, serta kemampuan lainnya. Tahun 2023 merupakan tahap penyusunan dan uji coba hingga menjadikan buku model ini inal. Kurikulum SMK/MAK berbasis kompetensi. Lulusan SMK/MAK tidak hanya dituntut memiliki kemampuan teknis (hard skills), tetapi juga kemampuan nonteknis (soft skills) yang dalam Kurikulum Merdeka dirumuskan melalui konsep Proil Pelajar Pancasila. Temuan dari kalangan industri menunjukkan hard skills mudah dikembangkan saat bekerja melalui pelatihan dan pendampingan. Adapun soft skills yang relevan dengan konsentrasi keahlian yang dipelajari oleh siswa SMK/MAK perlu dibangun sejak dini melalui pembiasaan atau habituasi baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Salah satu upaya penting membangun soft skills ialah melalui buku teks. Langkah tersebut sangat strategis karena buku teks disusun berdasarkan kurikulum dan menjadi wajib digunakan oleh siswa untuk pembelajaran di sekolah atau tempat lainnya. Adapun model buku SMK/MAK yang dikembangkan ini ialah buku konsentrasi keahlian Penyiaran Televisi dalam Kurikulum Merdeka, yang mencakup buku siswa dan buku panduan guru. Buku siswa dikembangkan dengan pendekatan pembelajaran berbasis aktivitas yang mendorong siswa untuk kreatif, komunikatif, kolaborasi, dan adaptif. Konten buku juga menyajikan kasus-kasus nyata yang relevan dengan industri pertelevisian masa kini. viii Buku Panduan Guru dirancang sebagai acuan dan sumber inspirasi guru dalam pembelajaran. Buku ini dilengkapi dengan berbagai pilihan/alternatif pembelajaran yang diharapkan dapat menginspirasi guru untuk merancang dan melaksanakan model pembelajarn yang sesuai dengan kondisi siswa dan sekolahnya. Model buku teks ini juga diharapkan dapat menjadi bahan rujukan atau bahan informasi dalam mengembangkan buku dan bahan ajar di SMK/ MAK. Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pimpinan BRIN dan Kemendikbudristek yang telah memberikan kepercayaan untuk melakukan penelitian ini. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada para responden dan informan yang telah memberikan data dan informasi dalam penelitian ini. Semoga buku ini memberikan manfaat dan keberkahan. Jakarta, Desember 2023 Tim Penulis ix BAB 1 Daftar Isi Konsep dan Ide Kreatif Kata Pengantar iii Program Televisi Prakata viii Daftar Isi x A. Skema Pembelajaran 35 Daftar Gambar xiii B. Persiapan Pembelajaran 44 Daftar Tabel xiv C. Kegiatan Pembelajaran 45 Petunjuk Penggunaan D. Releksi Guru 64 Model Buku Panduan Guru xv E. Asesmen/Penilaian 65 F. Pengayaan 67 G. Lembar Kegiatan Siswa 67 Panduan Umum H. Kegiatan Tindak Lanjut 68 A. Pendahuluan 2 B. Kurikulum Merdeka 3 C. Gambaran Dunia Penyiaran Televisi 14 D. Penjelasan Bagian-Bagian Buku Siswa 20 E. Strategi Umum Pembelajaran 28 x Tugas dan BAB 2 Prosedur Kerja Kru Produksi A. Skema Pembelajaran 74 B. Persiapan Pembelajaran 86 C. Kegiatan Pembelajaran 87 D. Releksi Guru 113 E. Asesmen 114 F. Pengayaan 115 G. Lembar Kegiatan Siswa 116 H. Kegiatan Tindak Lanjut 116 Praproduksi Program Televisi A. Skema Pembelajaran 118 B. Persiapan Pembelajaran 134 C. Kegiatan Pembelajaran 135 D. Releksi Guru 188 E. Asesmen 189 F. Pengayaan 189 G. Lembar Kegiatan Siswa 190 H. Kegiatan Tindak Lanjut 190 BAB 3 xi Produksi BAB 4 Program Televisi A. Skema Pembelajaran 192 B. Persiapan Pembelajaran 206 C. Kegiatan Pembelajaran 208 D. Releksi Guru 250 E. Asesmen 251 F. Pengayaan 252 G. Lembar Kegiatan Siswa 253 H. Kegiatan Tindak Lanjut 254 Pascaproduksi dan Penyiaran Program Televisi A. Skema Pembelajaran 257 B. Persiapan Pembelajaran 270 C. Kegiatan Pembelajaran 271 D. Releksi Guru 298 E. Asesmen/Penilaian 299 F. Pengayaan 300 G. Lembar Kegiatan Siswa 300 H. Kegiatan Tindak Lanjut 301 BAB 5 Glosarium 303 Daftar Pustaka 308 Indeks 310 Biodata Pelaku Perbukuan 312 xii Daftar Gambar Gambar 1 Alur Tujuan Pembelajaran Kelas XI...........................................11 Gambar 2.1 Ilustrasi Permainan Flash Card..................................................112 Gambar 4.1 Guru perlu mendorong siswa untuk berdiskusi membangun kreativitas.............................................................214 Gambar 4.2 Kemampuan komunikasi pengarah acara sangat penting dilatih............................................................................218 Gambar 4.3 Kerja sama antarkru perlu dibiasakan dan dikembangkan dalam latihan proses produksi..................................................229 Gambar 4.4 Siswa perlu dibiasakan menjaga dan merawat kamera saat syuting atau sebelum dan setelah syuting.....................233 Gambar 4.5 Siswa perlu dibiasakan merawat peralatan produksi............235 Gambar 4.6 Siswa perlu berlatih mengoperasikan peralatan...................239 Gambar 4.7 Kerja sama merupakan soft skills penting yang harus dibiasakan di sekolah......................................................244 Gambar 4.8 Kerja sama penata artistik dan penata kamera untuk memperoleh penataan ruangan yang baik.............................246 Gambar 5.1 Alur tahapan editing program televisi......................................282 xiii Daftar tabel Tabel 1 Elemen dan Capaian Pembelajaran Fase F..............................4 Tabel 2 Analisis Capaian Pembelajaran dan Perumusan Tujuan Pembelajaran.................................................................8 Tabel 1.1 Materi Pokok dan Alternatif Aktivitas Pembelajaran Konsep dan Ide Kreatif Siaran Televisi.....................................40 Tabel 2.1 Materi Pokok dan Alternatif Aktivitas Pembelajaran Tugas dan Prosedur Kerja Kru Produksi.............................................80 Tabel 3.1 Materi Pokok dan Alternatif Aktivitas Pembelajaran Praproduksi Program Televisi....................................................128 Tabel 4.1 Materi Pokok dan Alternatif Aktivitas Pembelajaran Produksi Program Televisi.........................................................200 Tabel 5.1 Materi Pokok dan Alternatif Aktivitas Pembelajaran Pascaproduksi dan Penyiaran Program Televisi.....................264 xiv Petunjuk Penggunaan Model Buku Panduan Guru Model buku panduan guru terdiri atas beberapa itur yang mendukung guru dalam melakukan pembiasaan soft skill terhadap siswa dalam proses pembelajaran. Berikut ini beberapa itur yang ada di dalam model buku Panduan umum B. Kurikulum Merdeka A. Pendahuluan Rancangan buku panduan guru ini didasarkan pada Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pendekatan “berpusat pada siswa”. Pendekatan ini menuntut Buku panduan guru ini disusun sebagai satu rangkaian dengan penyusunan buku proses pembelajarannya berbasis aktivitas serta harus mampu mendorong siswa untuk pembelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi di kelas XI SMK/ peserta didik antusias dalam belajar. MAK. Dengan demikian, kandungan utama muatannya tentu sama dengan muatan atau konten pada buku siswa yang telah dikembangkan, yang dalam ini Oleh karena itu, bersama pengembangan buku siswa, pengembangan ialah sebagai buku teks berbasis soft skills. buku panduan guru ini mengacu pada Kurikulum Merdeka yang berbasis Dengan demikian muatan tersebut tidak hanya mengenai materi pokok kompetensi. Kompetensi dalam kurikulum dituangkan melalui rumusan berupa konsep, pengertian, hingga pengetahuan dalam penyiaran televisi. Capaian Pembelajaran (CP). Untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Tidak pula sebatas ditambah dengan keterampilan teknis atau hard skills yang dirumuskan dalam Fase E (kelas X) dan Fase F (kelas XI dan XII). Adapun CP yang memang menjadi tuntutan dalam pembelajaran di SMK/MAK. Lebih dari itu juga digunakan untuk menyusun buku ini ialah Fase F pada konsentrasi keahlian menyangkut keterampilan lunak atau soft skills yang relevan dengan bidang Produksi dan Siaran Program Televisi. keahlian tersebut. Di dalam Kurikulum Merdeka ditegaskan bahwa mata pelajaran Produksi Ketiga jenis konten tersebut termuat dalam buku siswa secara utuh yang dan Siaran Program Televisi bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan, penggunaannya dalam proses pembelajaran dijelaskan dalam buku panduan keterampilan, dan sikap (hard skill dan soft skill) sesuai dengan passion, minat, guru ini. Untuk itu, buku panduan guru ini berperan sebaga buku manual dan bakatnya yang terkait dengan konsentrasi keahlian serta perkembangan (manual book) agar buku siswa dapat digunakan secara efektif dalam proses teknologi komunikasi audio visual, meliputi: pembelajaran. 1. memahami dan mengatur program siaran audio visual yang menarik; Selain berperan untuk menjelaskan tentang buku siswa, buku panduan 2. memahami sistem manajemen produksi dan siaran program televisi; guru ini juga dirancang memberi manfaat pada guru dalam menjalankan 3. memahami teknis penulisan naskah produksi dan siaran untuk program peran sebagai fasilitator pembelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi. acara televisi; Guru dapat memperoleh langsung informasi kegiatan pembelajaran yang 4. memahami teknis penyutradaraan televisi; direkomendasikan untuk pembelajaran keahlian ini. 5. mengoperasikan peralatan kamera dan tata cahaya televisi serta peralatan Lebih dari itu, guru juga dapat menggali inspirasi yang diperlukan guna pendukungnya; mendapatkan proses pembelajaran yang lebih baik. Terdapat banyak aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam buku ini. Guru dapat menggunakannya 6. mengoperasikan peralatan kamera tata suara televisi serta peralatan sebagai pembanding untuk mencari referensi lebih jauh, serta untuk keperluan pendukungnya; memodiikasi hingga dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik. 7. memahami tata artistik televisi; Tentu saja model pembelajaran yang baik ialah pembelajaran yang sesuai 8. memahami editing audio dan video; dan dengan kebutuhan dan kondisi siswa/sekolah. 9. memahami penyiaran secara online (IPTV) yaitu televisi FTA (Free To Air) dan/ atau OTT (Over The Top); 1. Pendahuluan berisi 2. Kurikulum Merdeka berisi gambaran umum isi buku uraian kurikulum yang diacu panduan guru. pada penyusunan buku termasuk prinsip dasar, Capaian Pembelajaran, dan analisis Capaian Pembelajaran. xv C. Gambaran Dunia Penyiaran Televisi 3. Gambaran Dunia Penyiaran Televisi Dalam memfasilitasi pembelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi, guru tidak cukup hanya mengandalkan informasi yang diperoleh melalui buku siswa. Guru perlu mencari dan menelaah sendiri informasi dunia penyiaran televisi secara utuh, baik yang menyangkut prinsip-prinsip umum maupun industri berisi gambaran umum penyiaran secara nyata. Dengan cara itu, guru akan memiliki perspektif yang lebih luas serta lebih mendalam dibanding yang dimiliki para siswa pada umumnya menyangkut televisi, dinamika industri televisi, dunia penyiaran televisi. Penguasaan perspektif yang lebih baik tersebut diperlukan agar proses pembelajaran benar-benar dapat berjalan lebih efektif dan menyenangkan sesuai dengan prinsip pembelajaran menggunakan kemampuan teknis (hard skills) Kurikulum Merdeka. penyiaran televisi, dan kemampuan lunak (soft skills) penyiaran televisi. D. Penjelasan Bagian-Bagian Buku Siswa Setiap bab buku siswa terbagi dalam bagian-bagian yang serupa untuk memudahkan penggunaaannya dalam proses pembelajaran. Bagian- bagian tersebut antara lain Tujuan Pembelajaran, Peta Materi, Apersepsi, 4. Penjelasan bagian-bagian buku Aktivitas Pembelajaran, Kasus-Kasus, Aktivitas, Rangkuman, Releksi, dan Asesmen. Tiap-tiap bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. siswa berisi penjelasan itur-itur 1. Tujuan Pembelajaran Rumusan tujuan pembelajaran (TP) dituliskan di setiap awal bab dengan maksud agar seluruh peserta pembelajaran memiliki acuan yang sama yang ada di dalam buku siswa. dalam proses pembelajaran. TP juga menjadi acuan dalam mengukur ketercapaian pembelajaran yang ditargetkan. Target yang sama itulah yang harus diacu oleh siswa maupun oleh guru yang memfasilitasi proses pembelajarannya. TP diturunkan langsung dari kurikulum yang ditetapkan melalui Capaian Pembelajaran. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan menurunkan rumusan CP menjadi tujuan pembelajaran. Selanjutnya, tujuan pembelajaran tersebut diurutkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan nyata pembelajaran menjadi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Rumusan inal dari ATP yang memang sudah benar-benar sesuai dengan keperluan pembelajaran itulah yang dinyatakan sebagai TP yang menjadi acuan dari seluruh isi tiap-tiap bab. Dari TP tersebut dapat diidentiikasi materi pokok setiap bab. Selain itu, TP juga menjadi rujukan penentuan aktivitas pembelajaran yang akan digunakan. E. Strategi Umum Pembelajaran Buku ini disusun dengan menggunakan paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa. Dengan demikian, strategi pembelajaran yang dapat digunakan tentu juga yang menggunakan pendekatan serupa. Pembelajaran yang digunakan ialah pembelajaran berpusat pada siswa, 5. Strategi Umum Pembelajaran bukan pembelajaran yang berpusat pada pengetahuan atau pelajaran. Bukan pula pembelajaran yang berpusat pada guru. Tentu saja banyak strategi pembelajaran berpusat pada siswa yang dapat digunakan oleh guru. Ingat, bahwa strategi pembelajaran yang baik ialah strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi siswa, dan sekolah. Artinya, guru yang lebih paham strategi pembelajaran yang berisi strategi-strategi yang tepat digunakan di sekolah tersebut. Beberapa strategi pembelajaran yang dapat menginspirasi guru dalam melaksanakan pembelajaran antara lain pembelajaran berbasis penemuan, pembelajaran berbasis projek (project dapat dilakukan guru dalam based learning), pembelajaran berbasis masalah/kasus (problem based learning), pembelajaran kolaboratif (collaborative learning), simulasi dan praktik, belajar mandiri, pembelajaran berbasis teknologi, dan sejenisnya. membelajarkan buku siswa. Strategi-strategi ini dirancang untuk meningkatkan keterlibatan siswa, mempromosikan pemahaman mendalam, dan mengembangkan keterampilan berpikir kritis serta komunikasi dan kolaboratif. Pilihan strategi pembelajaran yang tepat harus disesuaikan dengan karakteristik siswa, tujuan pembelajaran, dan konteks kelas/sekolah yang spesiik. xvi Panduan Khusus A. Skema Pembelajaran Skema pembelajaran pada bab ini melingkupi aspek-aspek berikut. 1. Skema pembelajaran merupakan kerangka 1. Tujuan Pembelajaran Guru perlu mencermati tujuan pembelajaran bab ini, yaitu membuat siswa yang digunakan dalam satu bab. Skema mengenal dengan baik gambaran umum industri penyiaran televisi. Mulai dari kelembagaan, format program, pola acara, hingga riset dan pengembangan ide kreatifnya. Secara detail, tujuan pembelajaran bab ini dituliskan pada buku siswa sebagai berikut. pembelajaran berisi tentang cara tujuan “Setelah mempelajari bab ini, kalian akan mampu pembelajaran akan dicapai, penggunaan memahami konsep dan karakteristik penyiaran televisi, merancang program siaran televisi dengan berbagai format menarik dan kreatif, menyusun pola acara siaran televisi sesuai dengan target penonton yang tepat, serta menyusun ide kreatif dan melakukan riset terkait siaran televisi.” peta materi, cara menggali kemampuan awal siswa, rekomendasi alokasi waktu yang Rumusan tujuan itu mewakili gambaran umum industri penyiaran televisi saat ini. digunakan, alternatif apersepsi, alternatif aktivitas pembelajaran, rangkuman, releksi, asesmen, soft skill yang akan dibangun pada bab tersebut. BAB 1 | Konsep dan Ide Kreatif Program Televisi 35 B. Persiapan Pembelajaran Untuk persiapan pembelajaran, guru perlu menguasai materi Konsep dan Ide Kreatif Siaran Televisi secara baik. Materi itu mencakup karakteristik media penyiaran televisi, format program penyiaran, pola acara siaran, serta ide kreatif dan riset seperti tersebut di atas. Untuk pembelajaran pada bagian ini, diskusi kelas berbasis kelompok tepat digunakan. Metode pembelajaran inkuiri dan pembelajaran berbasis projek pada akhir pembelajaran setiap subbab juga diperlukan. Guru perlu 2. Persiapan pembelajaran berisi menuangkan semua metode pada rancangan pembelajaran. Dalam pembelajaran bab ini tidak diperlukan alat praktik secara khusus. Pemanfaatan LCD atau proyektor sangat membantu pembelajaran. Selain itu, saran tentang apa saja yang perlu guru perlu menyiapkan infograik, baik untuk ditayangkan melalui proyektor maupun dijadikan poster. Guru dapat mengembangkan infograik sendiri dengan mengadaptasi infograik yang terdapat di buku siswa. disiapkan oleh guru sebelum kegiatan Kebersihan dan kerapian kelas atau lingkungan pembelajaran perlu menjadi perhatian khusus. Begitu pula soal keamanan dan keselamatan dalam proses pembelajaran. Apalagi di lingkungan sekolah yang rawan bencana. pembelajaran dimulai. Model Buku Panduan Guru SMK Berbasis Soft Skills 44 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI C. Kegiatan Pembelajaran Dalam pembelajaran bab ini, siswa diharapkan sudah mempelajari materi pembelajaran terlebih dahulu. Selain itu, siswa mengerjakan tugas awal yang diberikan guru. Selanjutnya, pembelajaran dapat diarahkan pada diskusi, setelah guru menyapa dan membuat ice breaking yang relevan untuk mencairkan suasana belajar. 3. Kegiatan pembelajaran Kelompok siswa yang terpilih diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi atau pengerjaan tugasnya. Seluruh siswa diminta menanggapi hasil presentasi dengan mengajukan pertanyaan, sanggahan, ataupun masukan. Setelah itu, berisi penjelasan bagaimana guru menjelaskan materi utuh pembelajaran sesuai rancangan pembelajaran. Gambaran umum kegiatan pembelajaran tersebut dapat diberlakukan pada setiap subbab materi pembelajaran. Meskipun demikian, guru perlu pembelajaran dilaksanakan pada mengadaptasi dan mengembangkannya sesuai tuntutan situasional yang berkembang saat pembelajaran. satu materi tertentu agar dapat membangun, mengembangkan atau membiasakan soft skill. BAB 1 | Konsep dan Ide Kreatif Program Televisi 45 xvii D. Releksi Guru Releksi guru berisi cara yang dilakukan Setelah memfasilitasi pembelajaran Konsep dan Ide Kreatif Siaran Televisi, guru perlu mencatat semua yang dirasakannya selama 4. memfasilitasi pembelajaran. Bagian mana yang dinilainya sudah optimal dan mana yang belum optimal dari proses pembelajaran. Penilaian diri tentang efektivitas pembelajaran bukan hanya oleh guru untuk merenungkan dan menyangkut konten, melainkan juga terkait soft skills yang relevan dengan bab ini. 1. Apakah guru sudah optimal dalam memfasilitasi pembelajaran mengevaluasi proses pembelajaran yang tentang karakteristik media penyiaran, format program siaran, pola acara siaran, serta ide kreatif dan riset? Pembelajaran mana yang perlu ditingkatkan kualitasnya dan bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut? telah berlangsung. 2. Apakah guru sudah optimal dalam menanamkan soft skills atau keterampilan lunak komunikasi, kerja sama, kemauan belajar dan beradaptasi, disiplin, serta kreativitas untuk pembelajaran Konsep dan Ide Kreatif Siaran? Apa yang perlu dilakukan untuk lebih mengoptimalkan pembelajaran yang memperkuat kemampuan tersebut? Model Buku Panduan Guru SMK Berbasis Soft Skills 64 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI F. Pengayaan Untuk pengayaan pembelajaran, guru perlu menelusuri kanal-kanal yang relevan dengan materi pembelajaran bab ini, mulai dari aspek sejarah hingga menyangkut pengembangan ide kreatif dan riset. Salah satu kanal yang dapat diakses guru untuk keperluan tersebut ialah YouTube. Guru dapat mencari sendiri tayangan yang paling sesuai dengan kebutuhannya, seperti unggahan ‘Panji Dwi’ yang bertema ‘Sejarah Penyiaran’, ‘Sistem Studio Televisi’ dan lain-lain. Begitu pula unggahan asing seperti ‘How TV Stations Works’ dan lain-lain. Guru dapat mengajak siswa untuk berselancar di kanal-kanal yang telah dikurasi oleh guru. 5. Pengayaan berisi saran pendalaman yang diberikan kepada siswa yang telah menguasai materi pembelajaran G. Lembar Kegiatan Siswa Lembar kegiatan siswa dapat dikembangkan dari materi yang sudah tertera dalam buku siswa, terutama materi penugasan baik yang bersifat individu dengan baik. maupun kelompok. Pada bagian ini, penugasan lebih diarahkan dalam kelompok. Dengan demikian lembar kegiatan siswa yang akan dikembangkan sebagai acuan aktivitas kelompok. Penugasan pada bagian ini mencakup berbagai aspek inkuiri, seperti pengamatan terhadap program televisi hingga wawancara narasumber untuk memperoleh informasi. Selain itu, arahan untuk pembelajaran berbasis projek, seperti merancang program penyiaran televisi dan melakukan riset untuk penyiaran. BAB 1 | Konsep dan Ide Kreatif Program Televisi 67 H. Kegiatan Tindak Lanjut Kegiatan tindak lanjut setelah pembelajaran bab ini dilakukan dalam masa pembelajaran bab berikutnya. Tindak lanjut berupa perbaikan cara memfasilitasi pembelajaran berdasar hasil releksi sendiri oleh guru. Guru menggunakan cara-cara yang dinilainya lebih tepat dengan cara belajar siswa di lingkungan sekolah masing-masing. 6. Kegiatan tindak lanjut berisi saran Selain itu, kegiatan tindak lanjut didasarkan pada hasil asesmen yang dilakukan, baik asesmen formal yang dilakukan di akhir pembelajaran maupun asesmen informal atau pengamatan oleh guru sehari-sehari. Guru dapat membentuk kegiatan tutorial dengan kegiatan dari hasil asesmen yang menggunakan tutor sebaya. Para siswa yang tertinggal dalam pembelajaran sebelumnya dapat belajar bersama dengan siswa yang terdepan dalam telah dilakukan. pembelajaran. Dengan demikian, energi dan kemampuan lebih dari siswa yang menjadi tutor sebaya dapat tersalurkan. Siswa tersebut dimanfaatkan untuk meningkatkan pembelajaran rekannya yang tertinggal dalam pembelajaran. Model Buku Panduan Guru SMK Berbasis Soft Skills 68 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI xviii Panduan Umum A. Pendahuluan Buku panduan guru ini disusun sebagai satu rangkaian dengan penyusunan buku siswa untuk pembelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi di kelas XI SMK/ MAK. Dengan demikian, kandungan utama muatannya tentu sama dengan muatan atau konten pada buku siswa yang telah dikembangkan, yang dalam ini ialah sebagai buku teks berbasis soft skills. Dengan demikian muatan tersebut tidak hanya mengenai materi pokok berupa konsep, pengertian, hingga pengetahuan dalam penyiaran televisi. Tidak pula sebatas ditambah dengan keterampilan teknis atau hard skills yang memang menjadi tuntutan dalam pembelajaran di SMK/MAK. Lebih dari itu juga menyangkut keterampilan lunak atau soft skills yang relevan dengan bidang keahlian tersebut. Ketiga jenis konten tersebut termuat dalam buku siswa secara utuh yang penggunaannya dalam proses pembelajaran dijelaskan dalam buku panduan guru ini. Untuk itu, buku panduan guru ini berperan sebaga buku manual (manual book) agar buku siswa dapat digunakan secara efektif dalam proses pembelajaran. Selain berperan untuk menjelaskan tentang buku siswa, buku panduan guru ini juga dirancang memberi manfaat pada guru dalam menjalankan peran sebagai fasilitator pembelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi. Guru dapat memperoleh langsung informasi kegiatan pembelajaran yang direkomendasikan untuk pembelajaran keahlian ini. Lebih dari itu, guru juga dapat menggali inspirasi yang diperlukan guna mendapatkan proses pembelajaran yang lebih baik. Terdapat banyak aktivitas pembelajaran yang disajikan dalam buku ini. Guru dapat menggunakannya sebagai pembanding untuk mencari referensi lebih jauh, serta untuk keperluan memodiikasi hingga dapat mewujudkan proses pembelajaran yang lebih baik. Tentu saja model pembelajaran yang baik ialah pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi siswa/sekolah. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 2 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI B. Kurikulum Merdeka Rancangan buku panduan guru ini didasarkan pada Kurikulum Merdeka yang menekankan pada pendekatan “berpusat pada siswa”. Pendekatan ini menuntut proses pembelajarannya berbasis aktivitas serta harus mampu mendorong peserta didik antusias dalam belajar. Oleh karena itu, bersama pengembangan buku siswa, pengembangan buku panduan guru ini mengacu pada Kurikulum Merdeka yang berbasis kompetensi. Kompetensi dalam kurikulum dituangkan melalui rumusan Capaian Pembelajaran (CP). Untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dirumuskan dalam Fase E (kelas X) dan Fase F (kelas XI dan XII). Adapun CP yang digunakan untuk menyusun buku ini ialah Fase F pada konsentrasi keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi. Di dalam Kurikulum Merdeka ditegaskan bahwa mata pelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi bertujuan membekali siswa dengan pengetahuan, keterampilan, dan sikap (hard skill dan soft skill) sesuai dengan passion, minat, dan bakatnya yang terkait dengan konsentrasi keahlian serta perkembangan teknologi komunikasi audio visual, meliputi: 1. memahami dan mengatur program siaran audio visual yang menarik; 2. memahami sistem manajemen produksi dan siaran program televisi; 3. memahami teknis penulisan naskah produksi dan siaran untuk program acara televisi; 4. memahami teknis penyutradaraan televisi; 5. mengoperasikan peralatan kamera dan tata cahaya televisi serta peralatan pendukungnya; 6. mengoperasikan peralatan kamera tata suara televisi serta peralatan pendukungnya; 7. memahami tata artistik televisi; 8. memahami editing audio dan video; dan 9. memahami penyiaran secara online (IPTV) yaitu televisi FTA (Free To Air) dan/ atau OTT (Over The Top); Panduan Umum 3 Pada akhir fase F, peserta didik akan mendapatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan atau budaya kerja industri pada konsentrasi keahlian Produksi dan Siaran Program Televisi sehingga mampu menumbuhkan passion (renjana), vision (visi), imajinasi, dan kreativitas untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajarnya. Capaian Pembelajaran pada elemen-elemen mata pelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi diuraikan sebagai berikut. Tabel 1 Elemen dan Capaian Pembelajaran Fase F Elemen Capaian Pembelajaran Manajemen Produksi dan Pada akhir fase F, peserta didik dapat memahami prosedur Siaran Program Televisi kerja dalam tahapan produksi, organisasi penyiaran televisi, dan sumber daya produksi; merancang program siaran yang kreatif dan menarik dengan merancang dasar manajemen siaran audio visual; memahami format dan pola acara siaran; menentukan target penonton; menerapkan desain produksi; menganalisis rundown siaran; memahami berbagai program audio visual dengan mempertimbangkan tren yang berkembang, kreatif; dan melakukan pengelolaan siaran. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Penulisan Naskah Televisi Pada akhir fase F, peserta didik dapat memahami prosedur dan teknis membuat naskah siaran jurnalistik dan siaran artistik. Siaran jurnalistik meliputi siaran berita, life casting, podcast, dan vlog. Sedangkan siaran artistik meliputi siaran format acara drama, maupun format acara non drama dan VOD (Video On Demand). Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 4 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Elemen Capaian Pembelajaran Penyutradaraan Televisi Pada akhir fase F, peserta didik dapat memahami peran, tugas, dan wewenang seorang sutradara; memahami aspek teknis penyutradaraan televisi; memahami komunikasi bahasa verbal dan non verbal penyutradaraan televisi; menganalisis naskah operasional, memahami prosedur tahapan produksi untuk penyutradaraan televisi baik menggunakan single camera system ataupun multi camera system. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Tata Kamera dan Tata Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis Cahaya Televisi dan memahami peran dan tugas kru dalam departemen Kamera; memahami prosedur kerja pra produksi, produksi dan paska produksi tata kamera dan tata cahaya; pengoperasian kamera dan peralatan pendukung kamera (camera support); analisis naskah; perencanaan kebutuhan lensa dan camera support; framing dan komposisi; camera movement; menganalisis dan memahami prosedur pengoperasian peralatan tata cahaya dan kelistrikan dan teknik pencahayaan. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Panduan Umum 5 Elemen Capaian Pembelajaran Tata Suara Televisi Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis dan memahami peran dan tugas kru dalam departemen Tata Suara; mampu menganalisis dan memahami prosedur kerja pra produksi, produksi dan paska produksi tata suara. Mampu menganalisis naskah berkaitan dengan tata suara, pengoperasian sound recorder dan peralatan pendukungnya, memahami penerapan bloking mikrofon, prosedur pengoperasian peralatan perekaman suara, penyusunan sound report, serta organisasi data hasil perekaman suara. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Tata Artistik Televisi Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis dan memahami peran dan tugas kru dalam departemen Tata Artistik; peserta didik mampu menganalisis dan memahami prosedur kerja pra produksi, produksi dan paska produksi tata artistik televisi. Memahami analisis dan breakdown naskah, master breakdown, script breakdown, perancangan denah, loor plan, sketsa desain set, gambar perspektif, menggambar set dekor, property, wardrobe dan make up dan setting interior dan eksterior sesuai budaya dan masa. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 6 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Elemen Capaian Pembelajaran Editing Audio dan Video Pada akhir fase F, peserta didik mampu menganalisis dan memahami peran dan tugas editor; mampu menganalisis dan memahami prosedur kerja pra produksi, produksi dan paska produksi editing video. Memahami dan mengidentiikasi dokumen syuting, manajemen ile hasil syuting, peralatan/teknologi editing audio visual. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Penyiaran Online Pada akhir fase F, peserta didik dapat melaksanakan siaran secara online dilakukan secara mandiri maupun kelompok (teamwork). Peserta didik dapat memahami dan mempraktikkan konsep siaran/konten media digital audio visual untuk televisi FTA dan OTT; poster digital; itur aplikasi siaran online; mengembangkan platform materi siaran online yang dilakukan secara mandiri maupun secara kelompok (teamwork) dengan kreatif; upload konten siaran; membuat materi promosi; dan menganalisis partisipan pada siaran online. Peserta didik mampu mengkomunikasikan hasil belajarnya baik secara verbal maupun tertulis dengan baik, sehingga siap bekerja atau mandiri (wirausaha) dalam bidang media audio visual. Peserta didik dalam berkarya membiasakan menerapkan Prosedur Operasional Standar (POS) dan budaya kerja yang berlaku pada lingkungan kerja pada industri media audio visual. Sumber: Keputusan Kepala BSKAP Kemendikbudristek No. 033/H/KR/2023 Dalam Kurikulum Merdeka, setiap sekolah/guru dapat menurunkan CP menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). CP merupakan rumusan kompetensi yang harus dicapai pada akhir fase. Tujuan pembelajaran merupakan rumusan kompetensi yang harus dikuasai siswa setelah akhir pembelajaran. Panduan Umum 7 Buku ini disusun berdasarkan Fase F, yang mana fase ini untuk kelas XI dan XII. Buku ini disusun untuk siswa kelas XI saja. Oleh karena itu dalam menganalisis Fase F, langkah pertama yang dilakukan ialah menjabarkan capaian seluruh Fase F menjadi sejumlah tujuan pembelajaran yang lebih spesiik. Proses analisis CP ini melibatkan pakar kurikulum, pakar perbukuan, praktisi pendidikan (guru SMK/MAK), dan praktisi pertelevisian. Berikut ini hasil tujuan pembelajaran dari hasil analisis Kurikulum Fase F. Tabel 2 Analisis Capaian Pembelajaran dan Perumusan Tujuan Pembelajaran Capaian Pembelajaran Fase F Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat memahami prosedur kerja 1.1 Memahami prosedur dalam tahapan produksi, organisasi penyiaran kerja dalam tahapan produksi, televisi, dan sumber daya produksi; merancang organisasi penyiaran televisi, dan program siaran yang kreatif dan menarik sumber daya produksi. dengan merancang dasar manajemen siaran audio visual; memahami format dan pola 1.2 Merancang program siaran acara siaran; menentukan target penonton; yang kreatif dan menarik. menerapkan desain produksi; menganalisis rundown siaran; memahami berbagai program 1.3 Memahami format dan pola audio visual dengan mempertimbangkan tren acara siaran. yang berkembang, kreatif; dan melakukan pengelolaan siaran. 1.4 Menentukan target penonton. 1.5 Menerapkan desain produksi. Peserta didik dapat memahami prosedur dan 2.1 Memahami prosedur dan teknis membuat naskah siaran jurnalistik dan teknis membuat naskah siaran siaran artistik. Siaran jurnalistik meliputi siaran jurnalistik. berita, life casting, podcast, dan vlog. Sedangkan siaran artistik meliputi siaran format acara 2.2 Mengembangkan ide drama, maupun format acara non drama dan penulisan naskah siaran jurnalistik. VOD (Video On Demand). 2.3 Membuat naskah siaran jurnalistik. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 8 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Capaian Pembelajaran Fase F Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat memahami peran, tugas, 3.1 Memahami peran, tugas, dan dan wewenang seorang sutradara; memahami wewenang seorang pengarah aspek teknis penyutradaraan televisi; acara. memahami komunikasi bahasa verbal dan non verbal penyutradaraan televisi; menganalisis 3.2 Memahami aspek teknis naskah operasional, memahami prosedur penyutradaraan televisi. tahapan produksi untuk penyutradaraan televisi baik menggunakan single camera system 3.3 Memahami komunikasi ataupun multi camera system. bahasa verbal dan nonverbal penyutradaraan televisi. 3.4 Menganalisis naskah operasional. 3.5 Memahami prosedur tahapan produksi untuk penyutradaraan televisi Peserta didik mampu menganalisis dan 4.1 Menganalisis dan memahami memahami peran dan tugas kru dalam peran dan tugas kru dalam departemen Kamera; memahami prosedur departemen Kamera. kerja pra produksi, produksi dan paska produksi tata kamera dan tata cahaya; pengoperasian 4.2 Memahami prosedur kerja kamera dan peralatan pendukung kamera praproduksi, produksi dan (camera support); analisis naskah; perencanaan pascaproduksi tata kamera dan kebutuhan lensa dan camera support; framing tata cahaya. dan komposisi; camera movement; menganalisis dan memahami prosedur pengoperasian 4.3 Mengoperasikan kamera dan peralatan tata cahaya dan kelistrikan dan teknik peralatan pendukung kamera pencahayaan. (camera support). 4.4 Menganalisis naskah untuk kebutuhan pengambilan gambar. 4.5 Merencanakan kebutuhan lensa dan camera support. 4.6 Mengoperasikan peralatan tata cahaya dan kelistrikan Panduan Umum 9 Capaian Pembelajaran Fase F Tujuan Pembelajaran Peserta didik mampu menganalisis dan 5.1 Menganalisis dan memahami memahami peran dan tugas kru dalam peran dan tugas kru dalam departemen Tata suara; mampu menganalisis departemen tata suara. dan memahami prosedur kerja pra produksi, produksi dan paska produksi tata suara. 5.2 Menganalisis dan memahami Mampu menganalisis naskah berkaitan dengan prosedur kerja praproduksi, tata suara, pengoperasian sound recorder produksi, dan pascaproduksi tata dan peralatan pendukungnya, memahami suara. penerapan bloking mikrofon, prosedur pengoperasian peralatan perekaman suara, 5.3 Menganalisis naskah penyusunan sound report, serta organisasi data berkaitan dengan tata suara. hasil perekaman suara. 5.4 Mengoperasikan sound recorder dan peralatan pendukungnya. Peserta didik mampu menganalisis dan 6.1 Menganalisis dan memahami memahami peran dan tugas kru dalam peran dan tugas kru dalam departemen Tata Artistik; peserta didik mampu departemen tata artistik. menganalisis dan memahami prosedur kerja pra produksi, produksi dan paska produksi 6.2 Menganalisis dan memahami tata artistik televisi. Memahami analisis prosedur kerja praproduksi, dan breakdown naskah, master breakdown, produksi, dan pascaproduksi tata script breakdown, perancangan denah, loor artistik televisi. plan, sketsa desain set, gambar perspektif, menggambar set dekor, property, wardrobe 6.3 Menganalisis breakdown dan make up dan setting interior dan eksterior naskah, master breakdown, dan sesuai budaya dan masa. script breakdown. 6.4 Membuat perancangan denah, loor plan, sketsa desain set, gambar perspektif, dan set dekor. Peserta didik mampu menganalisis dan 7.1 Menganalisis dan memahami memahami peran dan tugas editor; mampu peran dan tugas editor. menganalisis dan memahami prosedur kerja pra produksi, produksi dan paska produksi 7.2 Menganalisis dan memahami editing video. Memahami dan mengidentiikasi prosedur kerja praproduksi, dokumen syuting, manajemen ile hasil syuting, produksi, dan pascaproduksi peralatan/teknologi editing audio visual. editing video. 7.3 Mengidentiikasi dokumen syuting. 7.4 Menerapkan manajemen ile hasil syuting. 7.5 Mengoperasikan peralatan/teknologi editing audio visual. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 10 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Capaian Pembelajaran Fase F Tujuan Pembelajaran Peserta didik dapat melaksanakan siaran 8.1 Memahami dan secara online dilakukan secara mandiri maupun mempraktikkan konsep siaran/ kelompok (teamwork). Peserta didik dapat konten media digital audio visual memahami dan mempraktikkan konsep siaran/ untuk televisi FTA dan OTT, serta konten media digital audio visual untuk televisi berbagai itur aplikasi siaran FTA dan OTT; poster digital; itur aplikasi siaran online. online; mengembangkan platform materi siaran online yang dilakukan secara mandiri 8.2 Mengembangkan platform maupun secara kelompok (teamwork) dengan materi siaran online yang kreatif; upload konten siaran; membuat materi dilakukan secara mandiri maupun promosi; dan menganalisis partisipan pada secara kelompok (teamwork) siaran online. dengan kreatif. 8.3 Melaksanakan siaran secara online dilakukan secara mandiri maupun kelompok (teamwork). Tujuan Pembelajaran tersebut belum tersusun secara logis dan sistematis. Oleh karena itu, pada tahap selanjutnya tujuan pembelajaran tersebut dibuat menjadi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Rumusan ATP untuk kelas XI disajikan pada Gambar 1. ATP untuk kelas XII disajikan pada buku panduan guru untuk kelas XII. Gambar 1 Alur Tujuan Pembelajaran Kelas XI Panduan Umum 11 Adapun gradasi mendasar pada ATP kelas XI dan XII ialah jenis siaran yang dibuat dan kamera yang digunakan. Pada kelas XI, fokus pada siaran jurnalistik, sedangkan untuk kelas XII berfokus pada siaran artistik. Untuk itu, ATP kelas XI dan XII tidak berbeda jauh. Hanya saja, konsep-konsep dasar siaran yang berlaku untuk siaran jurnalistik maupun siaran artistik tidak perlu diulangi lagi pada kelas XII. ATP tersebut disusun dengan mempertimbangkan aspek: sistematis, logis, urutan materi dari yang mendasar/sederhana menuju ke kompleks, serta gradasi tingkat kesulitan materi. Untuk keperluan penyusunan buku, materi kelas XI lebih fokus pada produksi program televisi jurnalistik, dan materi kelas XII fokus pada produksi program artistik. Asumsinya bahwa produksi program artistik lebih kompleks dibandingkan produksi program jurnalistik. Setiap tingkatan kelas mempelajari proses produksi televisi secara utuh, yaitu praproduksi, produksi, dan pascaproduksi termasuk penyiaran. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 12 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Dalam praktik pembelajaran di sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur tujuan Pembelajaran dapat menjadi inspirasi guru dalam menyusun rancangan pembelajaran. Guru bersama tim guru di sekolah atau antarsekolah dapat pula menganalisis Capaian Pembelajaran dan menyusun TP dan ATP. Penyusunan TP ini dapat mempertimbangkan karakteristik siswa, kondisi sosial budaya dan kearifan lokal masyarakat, tuntutan teknologi, dan pertimbangan lainnya. Hal ini sangat dimungkinkan sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka. Dalam penyusunan TP dan ATP tersebut, sangat disarankan melibatkan praktisi pertelevisian yang relevan dengan kompetensi yang dituntut dalam kurikulum tersebut. Panduan Umum 13 C. Gambaran Dunia Penyiaran Televisi Dalam memfasilitasi pembelajaran Produksi dan Siaran Program Televisi, guru tidak cukup hanya mengandalkan informasi yang diperoleh melalui buku siswa. Guru perlu mencari dan menelaah sendiri informasi dunia penyiaran televisi secara utuh, baik yang menyangkut prinsip-prinsip umum maupun industri secara nyata. Dengan cara itu, guru akan memiliki perspektif yang lebih luas serta lebih mendalam dibanding yang dimiliki para siswa pada umumnya menyangkut dunia penyiaran televisi. Penguasaan perspektif yang lebih baik tersebut diperlukan agar proses pembelajaran benar-benar dapat berjalan lebih efektif dan menyenangkan sesuai dengan prinsip pembelajaran menggunakan Kurikulum Merdeka. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 14 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Adapun penelaahan potret dunia penyiaran televisi secara ringkas dapat dilakukan melalui abstraksi berikut. 1. Gambaran Umum Penyiaran Televisi Selama ribuan tahun peradaban manusia, teknologi penyiaran televisi baru berkembang dalam kurun waktu seabad terakhir, yakni pada akhir seperempat pertama abad ke-20. Secara bertahap, teknologi penyiaran pun berkembang. Mulai dari penyiaran dalam wujud televisi hitam putih, kemudian televisi berwarna, hingga televisi digital maupun daring sekarang. Di Indonesia siaran televisi dimulai pada 20 Agustus 1962 sekaligus menandai peringatan 17 Tahun Indonesia Merdeka. Tanggal tersebut digunakan sebagai hari lahir Televisi Republik Indonesia (TVRI). Pesta Olahraga se-Asia atau Asian Games menjadi ajang liputannya. Sekitar tahun 1990 jangkauan siaran televisi dan kepemilikan pesawat televisi di masyarakat baru meluas. Stasiun televisi swasta pun bermunculan dengan siaran televisi berwarna, dan tumbuh menjadi perusahaan-perusahaan besar. Hal tersebut terus berlangsung hingga memasuki awal abad ke-21. Setelah Reformasi 1998, siaran televisi tidak lagi didominasi oleh siaran stasiun nasional. Televisi daerah atau lokal pun bermunculan. Bahkan pada 2004, Kementerian Pendidikan dan Kebudayan meluncurkan Televisi Edukasi (TV Edukasi) yang menyiarkan acara pendidikan yang santun dan mencerdaskan. Sementara itu siaran televisi global juga makin mudah diakses. Panduan Umum 15 2. Dinamika Industri Televisi Pada awalnya, penyiaran televisi merupakan kegiatan yang memerlukan modal besar. Untuk melakukan penyiaran memerlukan teknologi mahal seperti satelit serta sarana pendukungnya. Seperti pemancar gelombang siaran, menara antena, hingga peralatan produksi yang memadai. Dengan demikian, industri penyiaran hanya dapat dijalankan oleh pebisnis bermodal besar. Industri penyiaran televisi seperti itu memerlukan banyak kru untuk beragam jenis pekerjaan yang spesiik. Pendidikan kejuruan dan vokasi dalam bidang penyiaran televisi diharapkan dapat mencetak kebutuhan sumber daya manusia untuk industri tersebut. Sampai kemudian hadir teknologi baru melalui temuan teknologi internet, yang kemudian berkembang sebagai teknologi informasi. Industri penyiaran televisi bisa menjadi makin murah. Industri televisi tidak harus dikembangkan oleh pemodal besar. Para pekerja profesional di pertelevisian seperti host maupun artis televisi banyak yang kemudian mengembangkan televisi sendiri berbasis daring, seperti presenter Najwa Shihab dengan Narasi TV, Rai Ahmad dengan RANS Entertainment, atau banyak lagi contoh sukses menjadi konten kreator program televisi/video. Selain itu, penyiaran secara daring yang pada dasarnya juga merupakan penyiaran audio visual seperti televisi juga mudah dijalankan oleh perorangan. Kanal seperti Guru Gembul merupakan salah satu contoh penyiaran audio visual perorangan. Dengan perkembangan teknologi internet dan media sosial, pilihan bagi lulusan SMK/MAK untuk keahlian penyiaran televisi juga makin beragam. Mereka bisa menjadi kru profesional, baik pada stasiun televisi maupun sebagai pengembang konten perorangan. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 16 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Teknologi pertelevisian juga terus berkembang. Peralatan syuting dari mulai kamera, lampu pencahayaan, peralatan audio, peralatan editing dan sejenisnya makin baik, ukuran relatif kecil, harga relatif murah, dan kemampuan yang luar biasa. Perkembangan teknologi ini menjadikan proses produksi televisi makin mudah dan murah. Begitu pula teknologi penyiaran dimulai dengan berbasis satelit, kemudian berbasis broadcast, dan sekarang berbasis internet dan digital. Dahulu, program televisi hanya bisa disiarkan oleh lembaga penyiaran resmi. Perkembangan teknologi internet masa kini menjadikan semua orang dapat berpeluang membuat dan menyiarkan program televisi/video melalui teknologi internet. Kini sudah berkembang konten kreator video, banyak yang sukses di usia relatif muda. Oleh karena itu, dalam pembelajaran program televisi ini, siswa perlu didorong tidak hanya memiliki kemampuan teknis produksi televisi. Dalam hal ini siswa perlu dibangun menjadi jiwa yang kreatif, mampu berkomunikasi dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, serta mampu memanfaatkan kemampuannya sebagai peluang bisnis sehingga menjadi jiwa yang mandiri dan sejahtera. 3. Keterampilan Teknis (Hard Skills) Penyiaran Televisi Buku teks (Produksi dan Siaran Program Televisi) memuat berbagai kompetensi atau keterampilan teknis (hard skills) yang diperlukan dalam kegiatan penyiaran televisi. Keterampilan teknis tersebut antara lain menulis naskah atau skenario program televisi, produser, pengarah acara, penata kamera, penata cahaya, penata suara, penata artistik, dan editor gambar dan suara, promosi, hingga penyiarannya. Guru perlu mendalaminya secara detail aspek-aspek kemampuan teknis tersebut agar dapat memfasilitasi pembelajaran secara efektif. Dengan penguasaan kemampuan teknis tersebut guru dapat mengarahkan siswa pada kemampuan yang benar saat melakukan tugas terkait produksi dan penyiaran program televisi secara efektif dan menarik. Untuk menguasai hard skills tersebut, siswa perlu dilatih dan praktik nyata terutama dalam mengoperasikan peralatan produksi. Siswa juga perlu dilatih dan dibiasakan dalam merawat dan menjaga keamanan peralatan produksi, baik pada saat latihan, praktik produksi, maupun pascaproduksi. Pelatihan dapat dilakukan di sekolah atau di tempat-tenpat lain yang relevan. Pelatihan ini perlu dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Siswa juga dapat didorong untuk belajar kepada profesional kru televisi yang ada di sekitar tempat tinggalnya. Panduan Umum 17 Siswa secara berkelompok dapat mengunjungi stasiun televisi atau studio konten kreator televisi. Perlu disarankan pula agar siswa aktif dalam komunitas- komunitas kru pertelevisian. 4. Keterampilan Lunak (Soft Skills) Penyiaran Televisi Di dalam dunia kerja, keterampilan teknis (hard skills) mutlak untuk dikuasai. Hasil penelitian Anwas, dkk. (2022) membuktikan bahwa dunia industri sangat memerlukan kemampuan teknis terutama kemampuan teknis dasar. Adapun untuk kemampuan teknis lanjutan, setiap industri memiliki standar berbeda. Misalnya, penata kamera dituntut menguasai dalam mengoperasikan kamera dengan baik. Kemampuan ini tentu dibutuhkan oleh semua industri televisi. Namun, kemampuan teknis tambahan, misalnya gaya/style pengambilan gambar, pengaturan warna, dan aspek detail lainnya ditentukan oleh kebijakan dari tiap-tiap stasiun televisi tersebut. Tambahan kemampuan teknis lanjutan ini diberikan oleh industri masing-masing melalui kegiatan pelatihan (training) dan dilanjutkan dengan pendampingan pada saat bekerja oleh supervisor. Menurut pihak dunia industri, kemampuan teknis ini relatif mudah dibentuk dan dikuasai oleh pegawainya. Meskipun demikian, keterampilan teknis saja belum mencukupi. Semua pegawai pada industri apa pun termasuk industri pertelevisian perlu ditopang dengan kemampuan nonteknis atau keterampilan lunak (soft skills) yang relevan. Dengan demikian, aspek soft skills menjadi sangat perlu untuk ditekankan. Hasil penelitian Anwas, dkk. (2022) menunjukkan bahwa dunia usaha dan dunia industri lebih memerlukan tenaga kerja yang memiliki soft skills kuat dibanding yang memiliki hard skills kuat. Alasannya, hard skills mudah dikembangkan sambil bekerja melalui pelatihan dan pendampingan. Sebaliknya, soft skills harus dibangun sejak lama, termasuk melalui pembelajaran di sekolah. Bahkan pihak industri menyimpulkan bahwa, “Membangun soft skills merupakan bagian sekolah, sedangkan membangun hard skills merupakan bagian kami”. Dalam studi itu dijelaskan bahwa, pada saat rekrutmen calon pegawai, tahapan akhir seringkali dilakukan wawancara langsung. Pada saat wawancara ini yang sering dipertimbangkan ialah aspek soft skills, misalnya kemampuan berbicara, sopan santun, kemampuan berpikir, kemampuan menuangkan gagasan, dan aspek lainnya yang tampak jelas terlihat pada saat wawancara tersebut. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 18 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI Menurut testimoni pimpinan HRD (Anwas, 2022), tidak jarang pada saat dilakukan wawancara calon pegawai, mereka memiliki kemampuan dan pengalaman hard skills yang bagus. Akan tetapi, mereka tidak diterima menjadi pegawai. Alasannya karena tampak pada saat wawancara tersebut aspek soft skills-nya rendah, misalnya tampak sikap arogan, merasa dirinya pintar, kurang sopan, tidak bisa menyampaikan gagasan, dan aspek lainnya. Tidak jarang juga dunia industri memberhentikan pegawainya akibat soft skills pegawai tersebut rendah, misalnya tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, tidak bisa bekerja sama, dan kurang disiplin. Membangun kemampuan soft skills diperlukan pembiasaan atau habituasi di lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Oleh karena itu, dalam proses belajar di sekolah, siswa perlu dibiasakan mempraktikkan soft skills tersebut secara nyata. Misalnya, pada saat praktik syuting perlu dibangun komunikasi dan kerja sama antarkru, sebelum dan sesudah praktik dilakukan pengecekan perawatan terhadap peralatan kamera, waktu belajar dan praktik disiplin tepat waktu, dan dalam diskusi menghargai perbedaan pendapat dengan siswa lain. Membangun pembiasaan soft skills tersebut juga perlu dilakukan pada buku teks sebagai bahan belajar utama siswa SMK/MAK. Untuk itulah buku ini dikembangkan secara khusus menggunakan basis soft skills. Banyak nilai soft skills yang diangkat sebagai konten buku ini, antara lain kedisiplinan, kecermatan, kreativitas, komunikasi, kerja sama, hingga daya belajar yang memang sangat diperlukan di industri penyiaran televisi. Membangun soft skills dalam buku ini dirancang embedded dalam materi pelajaran, yang disajikan dalam bentuk aktivitas pembelajaran dan kasus-kasus nyata yang terjadi dalam industri pertelevisian. Guru perlu menambahkan aktivitas pembelajaran dan kasus-kasus lain yang relevan dan sering terjadi dalam industri pertelevisian. Melalui pembelajaran seperti ini, diharapkan siswa terlatih dan memiliki soft skills dan hard skills yang sesuai dengan tuntutan dunia kerja masa kini. Panduan Umum 19 D. Penjelasan Bagian-Bagian Buku Siswa Setiap bab buku siswa terbagi dalam bagian-bagian yang serupa untuk memudahkan penggunaaannya dalam proses pembelajaran. Bagian- bagian tersebut antara lain Tujuan Pembelajaran, Peta Materi, Apersepsi, Aktivitas Pembelajaran, Kasus-Kasus, Aktivitas, Rangkuman, Releksi, dan Asesmen. Tiap-tiap bagian tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. 1. Tujuan Pembelajaran Rumusan tujuan pembelajaran (TP) dituliskan di setiap awal bab dengan maksud agar seluruh peserta pembelajaran memiliki acuan yang sama dalam proses pembelajaran. TP juga menjadi acuan dalam mengukur ketercapaian pembelajaran yang ditargetkan. Target yang sama itulah yang harus diacu oleh siswa maupun oleh guru yang memfasilitasi proses pembelajarannya. TP diturunkan langsung dari kurikulum yang ditetapkan melalui Capaian Pembelajaran. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan menurunkan rumusan CP menjadi tujuan pembelajaran. Selanjutnya, tujuan pembelajaran tersebut diurutkan sesuai dengan tuntutan kebutuhan nyata pembelajaran menjadi Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Rumusan inal dari ATP yang memang sudah benar-benar sesuai dengan keperluan pembelajaran itulah yang dinyatakan sebagai TP yang menjadi acuan dari seluruh isi tiap-tiap bab. Dari TP tersebut dapat diidentiikasi materi pokok setiap bab. Selain itu, TP juga menjadi rujukan penentuan aktivitas pembelajaran yang akan digunakan. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 20 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI 2. Peta Materi Peta materi dapat dimaknai sebagai bentuk keterhubungan antarkonsep dari materi-materi pokok yang ada dalam setiap bab. Dengan demikian, peta materi juga dapat dipandang sebagai turunan langsung dari TP yang disajikan dalam bentuk bagan atau peta. Seluruh konsep utama harus selalu tersebutkan dalam peta materi. Selanjutnya, merupakan penggambaran garis keterhubungan antarkonsep tersebut. Beberapa bentuk dapat digunakan dalam menggambarkan peta materi. Seperti bentuk peta pikiran (mind mapping) yang konsep-konsep utamanya diwakili oleh cabang besar dari pemetaan. Selanjutnya, konsep serta informasi yang lebih direpresentasikan oleh cabang atau ranting yang lebih kecil. Bentuk lain ialah penggunaan kotak yang mewakili setiap konsep dari materi pokok pembelajaran. Kemudian terdapat garis atau panah yang menunjukkan keterhubungan dari tiap-tiap kotak tersebut. Bentuk ini lebih lugas untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran dalam buku. Peta materi seperti inilah yang digunakan dalam buku teks Produksi dan Siaran Program Televisi ini. Untuk memudahkan dalam membangun soft skills, pada peta materi ini dilengkapi soft skills yang terintegrasi dalam tiap-tiap konsep tersebut. Panduan Umum 21 3. Apersepsi Apersepsi dipahami sebagai artikel narasi ringkas yang mengaitkan pengetahuan dan pengalaman siswa dengan materi yang tengah dipelajari. Dengan pengaitan tersebut, siswa akan lebih mudah mempelajari pengetahuan atau keterampilan dalam pembelajaran. Dalam buku siswa dan panduan guru ini setiap awal pembelajaran telah dilengkapi dengan apersepsi. Bentuk apersepsi tersebut hanya sebagai contoh dan bahan inspirasi. Guru tentu saja dapat mengembangkan atau menggantinya dengan bentuk apersepsi lain yang sesuai dengan kondisi pembelajaran di sekolah. Apersepsi juga dapat diwujudkan sebagai narasi penghubung pengetahuan dan/atau keterampilan yang tengah dipelajari dengan realita aplikasinya di dunia nyata. Untuk buku Produksi dan Siaran Program Televisi ini, salah satu apersepsi mengenai fenomena semua orang dapat menghasilkan program siaran sendiri di dunia digital. Pembuat konten (content creator) yang ada saat ini berasal dari berbagai lapisan masyarakat mulai dari ibu rumah tangga hingga aktris papan atas. Dalam apersepsi itu ditunjukkan bahwa semua orang dapat menghasilkan konten digital yang dapat disiarkan. Apersepsi seperti tersebut di atas dapat memotivasi siswa untuk lebih mendalami ilmu penyiaran televisi lebih lanjut. Ilmu itulah yang akan menjadi bekalnya sebagai pekerja penyiaran profesional pada masa depan. Oleh karena itu, guru perlu mencermati dengan baik apersepsi-apersepsi yang ada untuk dapat memotivasi siswa belajar lebih baik. Model Buku Panduan Guru SMK/MAK Berbasis Soft Skills 22 PRODUKSI DAN SIARAN PROGRAM TELEVISI untuk SMK/MAK Kelas XI 4. Aktivitas Pembelajaran Kurikulum Merdeka menjadi acuan penyusunan buku siswa berbasis kompetensi/ kemampuan. Dalam kompetensi tersebut mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Untuk mencapai kompetensi tersebut, penyajian materi dalam buku ini berbasis aktivitas-aktivitas pembelajaran. Melalui aktivitas pembelajaran tersebut, diharapkan siswa dapat menguasai kemampuan tidak hanya aspek pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga aspek sikap dan kepribadian (soft skills) yang relevan dan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Akti

Use Quizgecko on...
Browser
Browser