Manajemen Bencana Banjir Genuk 2024 PDF

Summary

This presentation discusses flood management in Genuk, Semarang, Indonesia in 2024. It covers topics such as population data, flood risks, and potential mitigation strategies, including infrastructure improvements, public awareness, and coordination efforts. An analysis of the local vulnerabilities has also been included.

Full Transcript

PRESENTASI MANAJEMEN BENCANA BANJIR GENUK DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 ANGGOTA KELOMPOK (P1337434323004) AMELLIA PUTRI (P1337434323019) GHANIYA NOVENDIVA S NYI MAS RATU NUR JANNAH (P1337434323028) SHERLY NOVITA SARI (P1337...

PRESENTASI MANAJEMEN BENCANA BANJIR GENUK DISUSUN OLEH KELOMPOK 8 ANGGOTA KELOMPOK (P1337434323004) AMELLIA PUTRI (P1337434323019) GHANIYA NOVENDIVA S NYI MAS RATU NUR JANNAH (P1337434323028) SHERLY NOVITA SARI (P1337434323034) SABHINA AZZAHRA PRATYAS (P1337434323044) LATAR BELAKANG Banjir merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang sering terjadi di berbagai daerah, termasuk di Indonesia, salah satunya di daerah Genuk, Semarang. Banjir di daerah Genuk, Semarang, merupakan isu lingkungan yang signifikan, terutama selama musim hujan, yang mengganggu aktivitas masyarakat dan menyebabkan kerugian ekonomi serta kerusakan infrastruktur. Penyebab utama banjir meliputi peningkatan curah hujan ekstrem, sistem drainase yang tidak optimal, yang sering tersumbat oleh sampah, dan masih banyak lagi. Dampak banjir tidak hanya fisik, tetapi juga psikologis, dengan peningkatan kecemasan dan depresi di kalangan masyarakat. Oleh karena itu, penanganan komprehensif dari pemerintah dan masyarakat sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup di kawasan ini. RUMUSAN MASALAH Bagaimana manajemen bencana pada banjir di Daerah Genuk, Semarang Tahun 2024? TUJUAN Untuk menganalisis dan mengetahui manajemen bencana pada banjir di Daerah Genuk, Semarang Tahun 2024 HASIL ANALISIS A. Data Penduduk Berdasarkan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Semarang, jumlah penduduk Kecamatan Genuk pada Semester II tahun 2023 tercatat sebanyak 63.651 jiwa, dengan rata-rata kepadatan penduduk 4.880,82 jiwa per km2. Wilayah dengan kepadatan tertinggi adalah Kelurahan Bangetayu Kulon dengan 10.071,18 jiwa per km2. Sedangkan wilayah dengan kepadatan terendah adalah Kelurahan Terboyo Kulon dengan 251,21 jiwa per km2. Adapun rasio jenis kelamin pada Kecamatan Genuk adalah 100,80, artinya dari 100 penduduk perempuan terdapat 100,8 penduduk laki-laki. B. Resiko Bencana Risiko banjir di wilayah ini mencakup berbagai aspek, mulai dari kerusakan infrastruktur hingga dampak sosial-ekonomi pada masyarakat. Berikut adalah beberapa faktor yang meningkatkan risiko banjir di Kecamatan Genuk: 1.Dampak Ekonomi Kerugian matrial serta gangguan aktivitas ekonomi 2. Risiko Kesehatan Penyakit berbasis air atau terjadi penyakit seperti DBD dan Diare. 3. Kerusakan Infrastruktur Jalanan atau jembatan rusak, Serta rumah-rumah warga yang terendam terkadangpun rusak atau terbawa arus. Yang menjadikan masyarakat harus mengungsi. 4. Gangguan pada Aktivitas Pendidikan Pemberhentian aktifitas belajar mengajar sementara C. Elemen Risiko 1. Elemen Sosial Penduduk dan kepadatan: Semakin padat wilayah, semakin besar jumlah orang yang terkena dampak. Kesehatan masyarakat: Banjir dapat menyebabkan penyakit seperti diare, leptospirosis, atau penyakit kulit. Kelompok rentan: Lansia, anak-anak, dan penyandang disabilitas lebih sulit mengakses bantuan dan evakuasi. Pendidikan dan informasi: Minimnya pengetahuan masyarakat tentang mitigasi banjir meningkatkan risiko. 2. Elemen Ekonomi Kerugian pada properti: Rumah, bangunan usaha, dan infrastruktur publik rentan terhadap kerusakan akibat banjir. Mata pencaharian: Aktivitas ekonomi, seperti industri kecil dan perdagangan, terhenti karena banjir Kerugian sektor pertanian dan perikanan: Petani dan nelayan bisa mengalami gagal panen dan rusaknya tambak akibat banjir. Biaya pemulihan: Dibutuhkan dana besar untuk perbaikan dan pemulihan setelah banjir. C. Elemen Risiko 3. Elemen Lingkungan Penurunan kualitas air: Banjir dapat mencemari sumber air bersih dan menyebabkan polusi. Kerusakan ekosistem pesisir: Intrusi air laut dan sedimentasi merusak lahan pertanian dan kawasan konservasi. Pengendapan lumpur: Lumpur dan sampah yang terbawa air banjir menimbulkan masalah lingkungan dan kesehatan. 4. Elemen Infrastruktur Kerusakan jalan dan jembatan: Aksesibilitas terganggu karena genangan atau kerusakan fisik infrastruktur. Gangguan listrik dan komunikasi: Banjir dapat merusak jaringan listrik, telekomunikasi, dan internet. Fasilitas kesehatan dan pendidikan: Puskesmas, sekolah, dan fasilitas umum lainnya bisa terendam dan tidak berfungsi. Sistem drainase buruk: Ketidakmampuan drainase mengalirkan air memperburuk genangan. C. Elemen Risiko 5. Elemen Kebijakan dan Tata Kelola Tata ruang dan pembangunan: Pembangunan di daerah rawan banjir dan pesisir meningkatkan risiko. Mitigasi dan perencanaan: Keterbatasan mitigasi struktural (seperti tanggul dan drainase) memperparah dampak banjir. Koordinasi antarinstansi: Kurangnya koordinasi dalam tanggap darurat menghambat penanganan banjir. Pemantauan dan peringatan dini: Sistem peringatan dini yang lemah mengurangi kesiapan masyarakat. 6. Elemen Iklim dan Geografis Rob (banjir pasang laut): Genuk sangat rentan terhadap banjir rob akibat pasang laut, terutama di wilayah pesisir. Curah hujan tinggi: Curah hujan musiman yang ekstrem menyebabkan banjir dan memperparah genangan di wilayah cekungan. Penurunan tanah (land subsidence): Wilayah ini mengalami penurunan tanah yang memperparah risiko banjir dan rob. D. Vulnerability 1. Kondisi Geografis dan Topografis Kecamatan Genuk terletak di dataran rendah dengan ketinggian rata-rata sekitar 0-5 meter di atas permukaan laut, membuatnya sangat rentan terhadap banjir rob (air pasang laut). Posisi geografis ini juga membuat Genuk rentan terhadap genangan air hujan, terutama karena sistem drainase yang belum optimal. 2. Curah Hujan Tinggi Curah hujan di Kota Semarang cukup tinggi, terutama selama musim penghujan (Oktober -Maret). Ketika hujan lebat terjadi, air dari wilayah pegunungan di selatan Semarang mengalir ke daerah rendah seperti Genuk, menyebabkan banjir. 3. Tata Kelola Drainase Drainase yang kurang memadai, tumpukan sampah, serta sedimentasi di sungai dan saluran air memperburuk kondisi banjir di Genuk. Banyak saluran drainase yang tidak mampu menampung debit air ketika terjadi hujan deras. D. Vulnerability 4. Penurunan Permukaan Tanah (Land Subsidence) Kecamatan Genuk juga mengalami penurunan permukaan tanah yang signifikan akibat penggunaan air tanah yang berlebihan dan adanya aktivitas industri. Ini membuat area tersebut semakin mudah tergenang air, terutama saat air pasang laut. 5. Pengaruh Rob (Banjir Pasang Laut) Letaknya yang dekat dengan pantai utara Jawa menyebabkan Genuk sering terdampak banjir rob. Rob semakin memperburuk banjir yang terjadi akibat curah hujan tinggi, menciptakan banjir gabungan yang sulit ditangani. 6. Perubahan IkliM Perubahan iklim global menyebabkan peningkatan curah hujan dan frekuensi cuaca ekstrem, yang memperparah risiko banjir di Genuk. E. RHA Rapid Health Assessment atau RHA merupakan sebuah kegiatan yang mengumpulkan, mengolah, serta menganalisis data yang dilakukan secara langsung di lokasi kejadian bencana. Penerapan RHA ini bertujuan untuk menilai permasalahan kesehatan, potensi risiko, mengidentifikasi kebutuhan kesehatan serta membuat rekomendasi dalam rangka respon cepat penanggulangan krisis kesehatan. Berikut ini RHA banjir genuk yang kami dapatkan : PERENCANAAN MITIGASI BENCANA Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana. TUJUAN PERENCANAAN MITIGASI BENCANA Tujuan utama dari perencanaan ini adalah untuk melindungi masyarakat, infrastruktur, dan lingkungan dari ancaman bencana, baik yang bersifat alamiah maupun non- alamiah Perencanaan Mitigasi Bencana 1. Perbaikan Infrastruktur Drainase Melakukan pelebaran saluran drainase utama di Kecamatan Genuk. Membangun sistem drainase baru yang mampu menampung debit air hujan yang tinggi. Membersihkan secara rutin saluran drainase dari sedimen dan sampah untuk mencegah penyumbatan. 2. Peningkatan Kapasitas Lahan Resapan Air Meningkatkan jumlah dan luas taman, hutan kota, dan ruang terbuka hijau Membangun kolam retensi dan sumur resapan di area-area rawan banjir 3. Peningkatan Kesiapsiagaan Masyarakat Melaksanakan pelatihan dan sosialisasi bagi masyarakat terkait kesiapsiagaan bencana banjir Menyiapkan rencana evakuasi dan titik-titik pengungsian yang aman bagi warga terdampak Perencanaan Mitigasi Bencana 1. Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor Memperkuat koordinasi antara pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat dalam penanganan banjir Mengintegrasikan upaya mitigasi banjir dalam perencanaan pembangunan daerah 2. Edukasi dan Kesadaran Masyarakat Mengadakan program edukasi tentang mitigasi bencana dan cara menghadapi banjir, termasuk penggunaan media informasi elektronik untuk menyebarkan informasi Mendorong partisipasi masyarakat dalam kegiatan mitigasi, seperti gotong royong membersihkan saluran air. MANAJEMEN PROGRAM PENANGGULANGAN PASCA BENCANA BANJIR Peran KSB (Kelurahan Siaga Bencana) dalam Implementasi Perda Kota Semarang Nomor 13 Tahun 2010 guna Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kelurahan Muktiharjo Lor Kecamatan Genuk ini untuk : 1.Memberikan pelatihan-pelatihan secara tehnis seperti pelatihan evakuasi, pelatihan mengidentifikasi ancaman bencana serta pelatihan penyelamatan agar anggota KSB menjadi lebih responsif dalam mengatasi ancaman bencana. 2. Peningkatan peran dari karangtaruna dalam meningkatkan kesadaran masyarakat agar lebih peduli terhadap lingkungan yang akan mencegah terjadinya bencana. 3. Meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mengadakan rembug warga yang membahas tentang aspek- aspek ancaman bencana sehingga masyarakat mampu mengetahui ancaman bencana sedini mungkin. 4. Memberikan materi pembelajaran bagaimana menjaga lingkungan dan pengertian-pengertian tentang bahaya bencana kepada anak usia dini agar menumbuhkan rasa simpati terhadap anak dalam menjaga lingkungan. MANAJEMEN PROGRAM PENANGGULANGAN PASCA BENCANA BANJIR Berikut ini adalah penanganan pasca banjir Kelurahan Muktiharjo Kecamatan Genuk : Pembersihan lokasi-lokasi dari sisa banjir dan pengecekan kesehatan bagi warga. Penambahan pompa hingga pengerukan sedimentasi, termasuk berkoordinasi dengan BBWS Pemali-Juana. Menyiapkan anggaran operasional darurat. Rehabilitasi rekontruksi, infrastruktur yang rusak, dan rumah masyarakat yang rusak. MANAJEMEN PROGRAM PENANGGULANGAN PASCA BENCANA BANJIR Memberikan pertolongan medis kepada yang memerlukan. Memberikan bantuan obat-obatan dan makanan kepada yang membutuhkan. Memperbaiki sarana dan prasarana yang rusak karena banjir. Membersihkan sarana dan prasarana yang kotor karena banjir. Melakukan pengecekan kesehatan bagi warga. MONITORING DAN EVALUASI monitoring dan evalusasi perlu dilakukan dengan tujuan untuk melakukan evaluasi terhadap implementasi kebijakan. Monitoring diperlukan agar kesalahan- kesalahan awal dapat segera diketahui dan dapat dilakukan tindakan-tindakan perbaikan, sehingga mengurangi resiko yang lebih besar seperti : 1. Menjaga agar kebijakan yang sedang diimplementasikan sesuai dengan tujuan dan sasaran. 2. Menemukan kesalahan sedini mungkin sehingga mengurangi resiko yang lebih besar. 3. Melakukan tindakan modifikasi terhadap kebijakan apabila hasil monitoring mengharuskan untuk itu. KESIMPULAN Makalah ini membahas manajemen bencana banjir di Kecamatan Genuk, Semarang, dengan menyoroti penyebab, dampak, dan upaya mitigasi yang perlu dilakukan. Banjir di Genuk disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk curah hujan yang tinggi, konversi lahan, dan sistem drainase yang tidak memadai. Dampak yang ditimbulkan mencakup kerugian ekonomi, kesehatan masyarakat yang memburuk, serta kerusakan infrastruktur. Upaya mitigasi yang direkomendasikan meliputi perbaikan infrastruktur drainase, peningkatan kapasitas lahan resapan air, dan edukasi masyarakat tentang kesiapsiagaan bencana. Selain itu, pentingnya koordinasi antara pemerintah, masyarakat, dan lembaga terkait dalam penanggulangan bencana juga ditekankan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap risiko banjir. TERIMA KASIH

Use Quizgecko on...
Browser
Browser