Penyakit Kulit Akibat Kerja K.31 PDF

Document Details

SafeChupacabra6430

Uploaded by SafeChupacabra6430

Universitas Bengkulu

dr. Rizkianti Anggraini

Tags

penyakit kulit kesehatan kerja dermatitis kontak kesehatan

Summary

Dokumen ini membahas penyakit kulit akibat kerja (OSD) atau penyakit akibat kerja (PAK). Terdapat dua penyebab, yaitu proses kerja dan lingkungan kerja. Contohnya, dermatitis kontak pada perawat akibat sering menggunakan hand sanitizer.

Full Transcript

K.31 Penyakit Kulit Akibat Kerja dr. Rizkianti Anggraini Harus baca tentiran ini kalau mau bisa jawab 👍 sumatif nya dr.rizki okee,dikit doang, ga banyak banyak. Sebelum itu doa dulu yeh...

K.31 Penyakit Kulit Akibat Kerja dr. Rizkianti Anggraini Harus baca tentiran ini kalau mau bisa jawab 👍 sumatif nya dr.rizki okee,dikit doang, ga banyak banyak. Sebelum itu doa dulu yeh 😂 😀🙂😣😡👏 OCCUPATIONAL SKIN DISEASE (OSD) ATAU PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) Terdapat 2 penyebab penyakit kulit akibat kerja, akibat proses kerja dan akibat lingkungan kerja. Proses kerja : Seseorang dengan tinea manus (zoonosist) interdigitalis, ia merupakan penyamak kulit hewan, dan tertular tinea dari hewan. Proses kerjanya adalah saat lagi menyamak kulit hewan. Lingkungan kerja : Misalnya, seorang teknisi radiografi yang terpapar dengan ionizing dan radiasi, lalu terjadi kebocoran dari ct scan nya, setelah terpapar dari kebocoran tersebut terjadi ulkus dan nekrosis pada kulitnya. OSD memiliki angka yang tinggi dan dapat berpengaruh pada cost negara. Contoh : Seorang dokter dan perawat dengan dermatitis kontak karena sering menggunakan hand sanitizer. Apabila menyebabkan gatal yang parah dan cuti kerja sehingga menyebabkan tidak adanya produk yang dihasilkan>> pendapatan negara menurun. Dokter dan perawat yang terkena dermatitis kontak tsb akan menggunakan asuransi untuk pengobatan dan menyebabkan pengurangan dari cost negara. OSD yang paling sering adalah dermatitis, infeksi kulit, dan urtikaria. Sejarah 1. Sudah ada dari sebelum Masehi, pertama kali ditemukan pada kumpulan orang Roma yang mengembala domba. Adanya ulkus/antraks disebabkan oleh bacillus anthrachis pada domba. 2. Bapak Kedokteran Kerja dunia adalah Bernardino Ramazzini, catatan medis selama dia kerja dijadikan buku dan masih digunakan sampai sekarang 3. Bapak Kedokteran Kerja (K3) Indonesia adalah Dr. dr. H. Suma’mur Prawira Kusumah, M.Sc. OSD merupakan distribusi terbesar kedua di dunia. Diagnosis of OSD (International) 1. Tegakkan diagnosis klinis, setelah pasien datang dengan keluhan utama (Diagnosis saklek, tidak ada diagnosis banding) : apakah berhubungan dengan pekerjaannya : Pada saat anamnesis terdapat gender dan pekerjaan. Misal, perawat datang dengan keluhan gatal, bintil bintil, kemerahan. 2. Adakah pajanan di tempat kerja? : Jika ada, di rs sering menggunakan hand sanitizer yang menyebabkan gatal gatal nya. 3. Gejala klinis berkaitan dengan exposure nya : Kapan keluhan dimulai, periode (sebelum atau saat bekerja di rumah sakit itu) sudah dimulai. Contoh lain (Hearing loss), Seorang karyawan di perusahaan mengalami NIHL (permanen), ia bekerja di unit produksi dan menggunakan mesin yang bising diatas 88 desibel (ambang batasnya 85 desibel/8 jam). Maka untuk menegakkan diagnosis diperlukan data ambang dengar saat masuk perusahaan (jika ada, misalnya audiometri sebelum masuk ke perusahaan ini 25 desibel. Maka bisa dikatakan NIHL disebabkan bekerja di perusahaan ini), tapi jika saat masuk, audiometri tidak pernah diperiksa sebagai data based line, maka tidak bisa diklaim bahwa perusahaan ini sebagai penyebab dia tuli. Alternatif kedua, saat masuk tidak pernah dilakukan pemeriksaan audiometri, tetapi ternyata dia sebelumnya bekerja di perusahaan dan unit serta pajanan yang serupa, jadi belum diketahui penyebab dia tuli pada saat di perusahaan saat ini atau sebelumnya. 4. Kapan Penyakit dimulai? : Misal, dimulai 2 bulan lalu, di rumah sakit x sebagai perawat, tanyakan riwayat pekerjaan sebelumnya, misalnya kerja di puskesmas dulu nya. Maka, tidak bisa di klaim bahwa penyakit ini terpajan di rs x. Hal ini ditujukan untuk memperlihatkan periodik riwayat dia sakit. Diagnosis OSD (PERDOKI) 1. Diagnosis klinis Jika sudah ditegakkan diagnosis klinis (saklek), maka tidak boleh ada diagnosis banding lagi. Gatal gatal di lipatan paha dan selangkangan, lesi nya bisa dka bisa tinea, lalu lakukan pemfis. Jika curiga dka, menggunakan kriteria mathias dan ternyata tetap meragukan. Maka yang lebih sederhana, lakukan kerokan kulit, apabila ada hifa maka tinea. Tinea cruris yang disebabkan jamur trichophyton terpajan dari kulit hewan. 2. Pajanan lingkungan kerja : Kerja di petshop sebagai pembersih hewan, maka ada pajanan. 3. Adakah pajanan dengan diagnosis klinis Lihat jobdesk nya dahulu. Dikarenakan adanya jamur yang melekat di kulit pada pet (pajanan biologi), dapat menularkan ke manusia yang berinteraksi (sering memegang) secara langsung. 4. Apakah pajanan yang dialami cukup besar (dosis pajanan) Seberapa sering dan banyak memegang hewan, memerlukan evidence based dan anamnesis yang lengkap untuk mendapatkannya. Dari referensi yang ada, berapa kali orang bisa tertular dari kulit hewan yang dibersihkan sampai dia kena tinea. Berapakah kemungkinan dia terkena tinea walaupun sudah menggunakan gloves. Misal, dia memegang dengan tangan, tapi kenapa kena nya di selangkangan? maka harus dibaca lagi referensi nya. Ternyata setelah membaca literatur, tidak ditemukan adanya hubungan dengan tinea cruris, sehingga dosis nya tidak cukup besar untuk menegakkan diagnosis. Sehingga langkah 5,6,7 dilewatkan dengan diagnosis “Tinea cruris Bukan Akibat kerja”. Tetapi apabila dosis cukup, ternyata dia megang nya gapakai sarung tangan, selesai membersihkan langsung menggaruk paha. Maka lanjutkan ke step 5. 5. Adakah faktor individu yang berperan : Misal, di rumahnya ada juga yang terkena tinea, mereka pakai handuk barengan. Ia memelihara hewan juga di rumah (ada faktor individu yang berperan). Jika ada maka bisa dikatakan bukan PAK, jika tidak ada bisa dilanjutkan ke langkah 6. 6. Adakah faktor lain di luar pekerjaan : Bekerja di petshop lain (faktor lain di luar pekerjaan) Jika ada, maka bukan PAK. JIka tidak ada, maka bisa ditegakkan diagnosis “Tinea cruris Akibat Kerja”. 7. Tentukan apakah iya PAK atau bukan PAK? memenuhi langkah 1-4, dan tidak untuk langkah 5 dan 6. Ngerti ga? Ngerti lah ya 😣🫶🏻 Exposure classification 1. Fisika (thermal, suhu, getaran, dll) : Bisa dihitung, misalnya pajanan panas. Panas bisa angka kan. 2. Kimia : uap, substansi elemen 3. Mekanik : gesekan, tekanan, vibrasi 4. Biologi : tumbuhan hewan beserta produknya, virus, dll. Tidak bisa dihitung (angka), sehingga harus dilakukan anamnesis secara lengkap agar dapat dosis pajanannya. Biologi, fisika, kimia, dll Secara umum, biologi biasanya dikaitkan dengan virus, jamur, serangga, bakteri dll BACA aja Ini english version, kalau yang bindo nya bisa buka “Konsensus tatalaksana penyakit akibat kerja” Tahun 2018 disusun oleh perdoki. BACA AJA Jenis PAK (Konsensus) : 1. PAK Dermatitis Kontak Iritan Akibat Kerja Dermatitis Kontak Alergi Akibat Kerja Varicella zooster Acne 2. Menjadi dugaan PAK Antraks Cutaneous erysipeloid Neoplasma pada kulit Menetapkan PAK, indikasinya hukum yang bisa mengarahkan ke gugatan perdata. Pengendalian dan pencegahan 1. Eliminasi (penyebab dihilangkan) : misalnya perawat yang sering memakai hand sanitizer, tidak menggunakan hand sanitizer lagi. 2. Subtitusi : Bisa diganti merk hand sanitizer. 3. Rekayasa teknik : Diganti bahan atau bahan di hand sanitizer ditambah. 4. Administratif (dipindahkan) : berikan regulasi/kebijakan dan berikan edukasi 5. PPE : menggunakan APD, misal pakai gloves. Eliminasi merupakan tindakan pencegahan yang paling efektif karena langsung menghilangkan penyebabnya. Makin kebawah makin banyak tidak efektif. STUDI KASUS (DERMATITIS KONTAK) Baca guys, kemungkinan masuk sumatif 😀 Kriteria Mathias : Dermatitis Kontak Akibat kerja 1. Klinis sesuai dengan dermatitis kontak. 2. Terdapat pajanan dengan iritan/alergen di tempat/lingkungan kerja. 3. Lokasi sesuai dengan area kontak. 4. Terdapat hubungan temporal antara pajanan dengan onset dermatitis. 5. Pajanan lain dapat disingkirkan. maap yah miring, soalnya ambil diem diem 6. Cuti/liburan memperbaiki/menyembuhkan dermatitis. 7. Dapat dibuktikan dengan uji tempel, bahwa ada penyebab di lingkungan kerja. Tentukan diagnosis klinis Tegakkan diagnosis klinis, tidak boleh lagi ada diagnosis dugaan. Menentukan pajanan di tempat kerja Ada, pasien seorang petugas laundry. Apa yang perlu ditanya? 1. Bapak bekerja di unit apa? Unit pencucian. 2. Bapak kerjanya dengan menggunakan bahan apa, pak? Pakai air, pewangi, deterjen, dll. Apakah ada hubungan antara dermatitis Salah satu penyebab dermatitis kontak adalah kontak dan deterjen bahan yang mengandung irritant (sabun, deterjen, dll). Dosis pajanannya 1. Dalam sehari, durasi kerja berapa lama? 8 jam dari pagi sampai sore. 2. Selama kerja, berapa banyak yang dicuci? kira kira 30 kg. 3. Seberapa banyak deterjen yang dipakai untuk mencuci 30kg? 5 bungkus yang 1L. 4. Bapak masukin baju dan deterjen dengan tangan atau pakai apd? pakai tangan 5. Gantian atau ga pak? sendiri doang, dok. Apakah ada faktor individu yang berperan? 1. Bapak ada alergi? Jika ada, maka didiagnosis dengan “DKI Bukan Akibat Kerja”. Jika tidak, lanjut ke step 6. Faktor lain di luar kerja? Misalnya ada, buka steam motor di rumah, buka dari sore sampai malam, mengerjakan sendiri dengan menggunakan deterjen dan pembersih lainnya. “DKI Bukan Akibat Kerja”. PAK atau bukan Jika memenuhi persyaratan dari step 1-6, maka didiagnosis sebagai “Dermatitis Kontak Iritan Akibat Kerja”. Tebak tebakan gambar, yang bisa jawab dapet silverqueen. Ini urutan angkanya dari kiri yah. 1. Tinea cruris 2. Tinea pedis 3. Folikulitis (banyaknya friksi/gesekan, biasanya terjadi pada pekerja konstruksi). Versi besar dari folikulitis adalah furunkel, besarnya lagi carbuncle 4. Escar pada antraks (Cirinya, escar kehitaman dan lengket di dasar. Hal ini dapat menyebabkan gawat napas, biasanya pada pabrik wol dan pada pemotong daging karena bacillus antraks). 5. Dermatitis venenata (disebabkan oleh gigitan serangga/tomcat) >> terdapat cantharidin di tomcat yang menyebabkan dermatitis venenata. Tatalaksana yang bisa dilakukan adalah dicuci dengan sabun, kompres dengan air dingin, dan apabila ada bula bisa diaspirasi dengan spuit. Ada lu mau tanya aaa? tanya je ke dr.rizki Iyaa, sama sama dok 👍😀

Use Quizgecko on...
Browser
Browser