Pencernaan Ruminansia PDF

Document Details

ProgressiveConnemara8130

Uploaded by ProgressiveConnemara8130

Universitas Airlangga

2024

Tags

pencernaan ruminansia metabolisme karbohidrat ruminansia kesehatan hewan

Summary

Dokument ini membahas pencernaan pada hewan ruminansia dengan fokus pada proses dan organ yang terlibat, serta metabolisme karbohidrat. Penjelasan meliputi fungsi rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Diterangkan juga tentang pentingnya populasi mikroba dalam proses pencernaan, termasuk peran bakteri selulolitik dan amilolitik dan pembentukan VFA.

Full Transcript

Pencernaan Ruminansia FACULTY OF VETERINARY MEDICINE, UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya, Indonesia 2024/2025 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Ruminants Pencernaan ada 2 Fermentatif & Enzimatis Ruminan punya 4 lambung Pak...

Pencernaan Ruminansia FACULTY OF VETERINARY MEDICINE, UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya, Indonesia 2024/2025 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Ruminants Pencernaan ada 2 Fermentatif & Enzimatis Ruminan punya 4 lambung Pakan berasal dari tumbuhan Banyak selulosa Butuh selulase yg dihasilkan oleh bakteri dlm rumen Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Alur pakan pada ruminansia chyme mouth abomasum swallow - H2O oesophagus omasum swallow curd rumen reticulum mouth fermentation regurgitation Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Ruminansia Mulut Saliva mengandung amilase Saliva mengandung asam karbonat yg menentukan pH rumen Untuk mencerna material asal tumbuhan, bergantung pada mikroorganisme dalam sistem pencernaan. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Ruminants  Rumen - Pertama & kompartemen terbesar - Mengandung bakteri yg menghasilkan selulase untuk pencernaan selulosa - Berfungsi sebagai ruang fermentasi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. FUNGSI ORGAN PENCERNAAN RUMINANSIA (Rumen) Bakteri (1010–1011 cells/g): fibrolitik (selulolitik, hemiselulolitik), amilolitik, proteolitik, lipolitik, ureolitik, laktat, suksinat, malat, fumarat, format, asetat, pembuatan metana. Protozoa (105–106 cells/g): mencerna semua elemen tanaman (selulosa, hemiselulosa, pektin, pati, gula, dan lipid); juga mencerna bakteri (sumber protein). Rumen Fungi (103–105) Memecah ikatan selulosa dengan substrat tanaman non-karbohidrat Archaea (3%): H2 and CO2 metabolismmethane Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare.  Retikulum -mengandung bakteri yang berperan dalam pencernaan -mengandung cud (utk dimamahbiak) - tempat regurgitasi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. FUNGSI ORGAN PENCERNAAN RUMINANSIA (Reticulum) 01 Membantu dalam proses ruminasi 02 Menahan partikel pakan selama regurgitasi 03 Mengatur aliran ingesta ke omasum Reticulum 04 Fermentasi 05 Penyerapan produk fermentasi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. FUNGSI ORGAN PENCERNAAN RUMINANSIA (Omasum) Partikel besar akan terdegradasi karena 01 peristaltik. cud yang ditelan kembali akan masuk 02 ke bagian ini. Omasum 03 Absorption: penyerapan air. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. FUNCTION OF THE RUMINANT DIGESTIVE ORGANS (Abomasum) lambung sebenarnya gastric juice mengandung enzim-enzim pencernaan Mucosal cells pepsinogen Abomasum Pepsin Epithelial cells HCL Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Metabolisme dan pencernaan karbohidrat Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Carbohydrate Digestion and Metabolism Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Carbohydrates karbohidrat tersusun atas karbon dan hidrogen dengan rumus kimia (CH2O)n. Fungsi utama sebagai pasokan energi. 4 kilocalori per gram. energy Carbon dioxide Water GLUCOSE Chlorophyll 6 CO2 + 6 H20 + energy (sun) C6H12O6 + 6 O2 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Karbohidrat kompleks Oligosaccharides Polysaccharides – Starch – Glycogen – Dietary fiber (Dr. Firkins) Karbohidrat secara garis besar ada 2 : 1. Karbohidrat yang cepat larut disebut Bahan Extrak tanpa nitrogen (BETN) a.l : Tepung2 an (Starch) dan Glicogen dll 2. Karbohidrat yang sulit larut disebut Serat Kasar (Dietary Fiber) a.l : cellulosa , hemicellulosa, lignin Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Digestion and Absorption Non-ruminant Ruminant CHO in feed Enzim Fermentasi pencernaan mikrobial Glucose dalam Volatile fatty acids Usus halus pada rumen Absorption kedlm Aliran darah Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pencernaan karbohidrat poly- dan Di- saccharides – Molekul relatif besar – Harus di hidrolisa sebelum absorbsi – Hydrolisa menjadi monosakarida Monosakarida – tidak membutuhkan hidrolisis sebelum absorbsi – Jumlahnya sangat sedikit Hanya monosakarida yang dapat diasorbsi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pencernaan di usus besar Post-lambung fermenter (kuda dan kelinci)  Dapat mencerna serat dalam jumlah besar  Sekum dan kolon mengandung banyak bakteri yang memproduksi selulase  Selulase mempu menghidrolisa beta 1,4- linkage Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pencernaan Karbohidrat Ruminansia Karbohidrat yang tercerna digunakan untuk fermentasi pregastric  kebanyakan karbohidrat difermentasi oleh bakteri Fermentasi ruminal sangat efisien Hampir seluruh karbohidrat dicerna dalam rumen  beberapa KH ‘bypass’ mungkin langsung ke usus halus.  No salivary amylase, tetapi memiliki banyak pancreatic amylase untuk mencerna KH. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Populasi Mikroba Bakteri selulolitik (fiber digesters)  Memproduksi selulase - cleaves β1→4 linkages  Kebanyakan substrat adalah selulosa dan hemiselulosa  Aktiv pada pH 6-7  Memproduksi asetat, propionat, sedikit butirat, CO2  Predominate in animals fed roughage diets Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Populasi Mikroba Bakteri amilolitik (starch, sugar digesters) mencerna serat dan gula pH 5-6 Memproduksi propionat, butirat dan terkadang laktat biasanya pada hewan yang memakan biji2an perubahan pakan menjadi biji2an secara tiba2 Dapat menyebabkan lactic acidosis (rapidly decreases pH) Streptococcus bovis Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Microbial Metabolism Sugars ADP ATP Catabolism NADP+ NADPH in rumen: VFA CO2 CH4 Growth Heat Maintenance Replication Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Digesti karbohidrat oleh bakteri Rumen:  Mikroba melekat pada serat  Yang mensekresikan komponen dan enzim. selulase dan hemiselulase.yg mencerna Selulosa, hemiselulosa  Polisakarida kompleks dicerna untuk menghasilkan gula sederhana yang difermntasi dan menghasilkan VFA  Protozoa menelan partikel serat sebelum dicerna Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Usus halus = pada Non Ruminan  sekresi enzim pencernaan  sekresi enzim dari pankreas dan liver  digesti karbohidrat  Absorbsi H2O, minerals, amino acids, glucose, fatty acids Sekum dan Usus besar  Bakteri memfermentasi produk yang tidak terabsorbsi  Absorbsi H2O, VFA dan membentuk feces Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Carbohydrate Metabolism/ Utilization- Tissue Specificity Muscle – cardiac and skeletal – Oxidize glucose/produce and store glycogen (fed) – Breakdown glycogen (fasted state) – Shift to other fuels in fasting state (fatty acids) Adipose and liver – Glucose  acetyl CoA – Glucose to glycerol for triglyceride synthesis – Liver releases glucose for other tissues Nervous system – Always use glucose except during extreme fasts Reproductive tract/mammary – Glucose required by fetus – Lactose  major milk carbohydrate Red blood cells – No mitochondria – Oxidize glucose to lactate – Lactate returned to liver for Gluconeogenesis Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. a Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. VFA Formation 2 acetate + CO2 + CH4 + heat 1 Glucose 2 propionate + water 1 butyrate + CO2 + CH4 VFAs diserap secara pasif dari rumen ke portal blood Hingga 70-80% kebutuhan ruminansia Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Rumen Fermentation Gas (carbon dioxide and methane) produk sampingan utama dalam fermentasi rumen Gas biasanya akan dikeluarkan – - jika tidak, terjadi kembung Bloat bisa menyebakan distensi rumen dengan tipikal disebelah kiri rumen. Hal tersebut dapat menyebabkan kematian Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Penggunaan VFA Acetate – Energy – Fatty acid synthesis Propionate – Energy – Gluconeogenic – glucose synthesis Butyrate – Energy – Rumen epithelial cells convert to ketone (beta hydroxybytyrate) Proportions produced depends on diet Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. VFA Production – Molar Ratios Forage:Grain Acetate Propionate Butyrate 100:0 71.4 16.0 7.9 75:25 68.2 18.1 8.0 50:50 65.3 18.4 10.4 40:60 59.8 25.9 10.2 20:80 53.6 30.6 10.7 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Metabolism of VFA Overview – Asetat den butyrat adalah kebutuhan energi utama (melalu oksidasi) – Propionate digunakan untuk gluconeogenesis – Acetate adalah substrat utama untuk lipogenesis Propionate juga sedikit utk lipogenic (glukosa >>) Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Overview of Carbohydrates and Ruminants Diet Protein Carbohydrate Fat _____________________________________________ Bacterial Fatty Acids Rumen Protein Starch VFA _____________________________________________ Propionate Acetate Blood Butyrate _____________________________________________ Tissue Amino Acids Fatty Acids Glucose Protein Lactose Fat Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Carbohydrate Digestion and Absorption Ruminant vs. Monogastrics Digestive Feature Ruminant Non ruminant Salivary amylase Zero High – primates Moderate – pig Low - carnivores Pregastric fermentation High+ Zero in MOST cases Gastric Very low Very low Pancreatic amylase Moderate High in SI Glucose absorption Zero to High from SI low Post SI Low Low to High Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Digesti Lemak Rumen Lipid Metabolism Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Rumen Biohidrogenasi Ruminan mendapatkan lemak dari tiga sumber utama: 1. Feed (seeds and forages) Hijauan  Glycolipids Biji-bijian dan konsentrat Triglycerides 2. Diet supplementation (etc. tallow, palm oil, fish oil) Fat Supplements  Triglycerides (by products) Free fatty acids (rumen-protected) 3. De novo synthesis Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Trigliserida Glycerol rantai utama dan 3 asam lemak Terdapat : banyak pada konsentrat lemak disimpan dalam jaringan Berbagai macam asam lemak, banyak pada linoleic acid (18:2) Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Galactolipid Glycerol rantai utama + 2 fatty acids, + 1 or 2 galactose Terdapat : kebanyakan pada hijauan banyak pada linolenic acid (18:3) Galactose-Galactose Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Asam Lemak rantai karbon panjang yang memiliki methyl group (CH3) pada ujung akhir dan carboxyl group (COOH) di ujung yg lain asam lemak membuat lemak menjadi kaya energi Characterized by: jumlah karbon(chain length) jumlah double bonds (degree of unsaturation) lokasi dan orientasi (non-conjugated, conjugated; cis, trans) Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Berbagai macam asam lemak rantai panjang & ketidak jenuhan Biasanya mengandung atom karbon, antara 14 dan 24. yang paling umum Asam lemak 16- dan 18-karbon. Mungkin berisi satu atau lebih ikatan ganda. Ikatan ganda asam lemak tak jenuh ganda dipisahkan oleh setidaknya satu metilen (execpt ketika terkonjugasi). Konfigurasi ikatan ganda di sebagian besar asam lemak tak jenuh adalah cis. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Unsaturated Essential Fatty Acids Most FA can be synthesized by the cell: de novo, but these two can’t ©2001 Brooks/Cole, a division of Thomson Learning, Inc. Thomson Learning ™ is a trademark used herein under license. Both FA are found in high concentrations in most plants Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Cis vs. Trans Bonds lemak tak jenuh Trans: dari pakan dan biohidrogenasi rumen(via microbial metabolism) hidrogenasi sebagian polyunsaturated fats penurunan keenceran – menjadi lebih solid dalam temp ruangan. PUFA: Polyunsaturated fatty acids secara spontan dioksidasi oleh O2 pada double bonds membentuk epoxide rings dan memotong rantai - rancidity pencegahan dengan penambahan antioksidan Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Rumen Biohydrogenation Secara tradisional, lemak dalam pakan ruminan dibatasi, diberikan dengan minyak biji-bijian dan lemak hewani sebagai supplemen Asupan lemak diberikan sebagai energi karena lemak menghasilkan energi lebih banyak daripada karbohidrat. – Terlalu banyak lemak dalam pakan dapat mempengaruhi pencernaan Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Apa yang terjadi ketika biohidrogenasi? Lemak di hidrolisis dalam rumen untuk membentuk free fatty acids dan glycerol.. Polyunsaturated fatty acids juga dihidrogenasi menjadi saturated fatty acids dan gliserol dikonversi menjadi propionate. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Rumen Lipid Metabolism Absorbed Diet Forages (galactolipids) Concentrates (TG’s) VFA Glycerol Galactose Free Fatty Acids Saturated Fatty Acids (unsaturated) (C 18:0 & C 16:0) Rumen Small Intestine Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Why Biohydrogenation? Untuk memulihkan rumen dari kelebihan ion hidrogen karena produksi asam yang konstan oleh fermentasi PUFA sangat toksik untuk bakteri rumen. – Survival process by bacteria. – Kelompok bakteri berbeda bereaksi berbeda. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Traditional Pathways for Rumen Biohydrogenation cis-6, cis-9, cis-12 cis-9, cis-12 cis-9,cis-12, cis-15 ( -linolenic acid) (linoleic acid) ( -linolenic acid) cis-6, cis-9, trans-11 cis-9, trans-11 cis-9, trans-11, cis-15 (conj. Octadecatrienoic acid) (conj. Octadecadienoic acid) (conj. Octadecatrienoic acid) cis-6, trans-11 trans-11, cis-15 (octadecadienoic acid) (octadecadienoic acid) trans-11 (vaccenic acid) C18:0 (stearic acid) Griinari & Bauman 1999 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Rumen Biohydrogenation linoleic acid ( cis - 9, cis - 12 C ) Change in rumen pH 18:2 conjugated linoleic acid conjugated linoleic acid ( cis - 9, trans - 11 CLA) trans - 10, cis - 12 CLA trans - 11 C trans - 10 C 18:1 18:1 stearic acid (C ) stearic acid (C ) 18:0 18:0 Degradasi Griinari and Bauman, 1999 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Metabolisme Nitrogen rumen Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Protein Pathways in the Ruminant Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. General Information Tidak ada protease dalam saliva Tidak ada sekresi rumen Microorganisms berperan dalam pencernaan protein dalam rumen (dan retikulum) – Bacteria – Protozoa Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Sumber nitrogen rumen Pakan – Protein nitrogen Protein supplements (SBM, CSM, biji-bijian, hijauan, silase... dll – Nonprotein nitrogen (NPN) Biasanya yang dimaksud adalah : urea However, dari 5% N dalam biji-bijian hingga 50% N dalam silage dan hijauan muda bisa jadi adalah NPN Endogenous (recycled) N – Saliva – Rumen wall Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Degradasi protein ruminal Pencernaan fermentatif – enzim mikrobial – MO protease & peptidase memutus ikatan peptide dan menghasilkan AA – AA dideaminasi by microba, menghasilkan NH3 dan C-skeleton – MO menggunakan NH3, C-skeleton, dan energy untuk sintesa AA mereka sendiri. Umumnya energi dari CHO’s (starch, cellulose) – Formasi NH3 cepat...sangat sedikit melepaskan AA dalam rumen Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Penggunaan NPN Urea (dan kebanyakan sumber NPN) secara cepat didegradasi menjadi NH3 MO tidak peduli darimana asal NH3 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Limit sintesa protein mikrobial Dua limitasi utama – Ketersediaan energi – Ketersediaan NH3 Keduanya butuh disinkronkan Untuk diet mengandung urea, juga membutuhkan: – Sulfur (untuk S-mengandung AA) – Branched-chain C-skeletons MO tidak bisa membuat branched-chain C-chains – These normally not a problem Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Kebanyakan Ammonia disebabkan Kekurangan energi dalam pakan Liver tidak mampu : NH3  Urea Urea didaur ulang atau di keluarkan tgt kebutuhan hewan – Di daur ulang dpt melalui : Saliva dan dinding Rumen – Urea dikeluarkan melalui urine Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Protein Lolos Rumen protein mikroba protein yang lolos (disebut juga “bypass” protein) Masuk ke abomasum & usus halus – Dicerna oleh enzim proteolitik seperti pada nonruminan Lolos vs Bypass protein – Secara teknis bukan “bypass” – Reticular groove Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Kegunaan Protein Ruminant vs Nonruminant Persamaan dan perbedaan Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Ruminant vs Nonruminant - persamaan 1. Pada level jaringan – Metabolic pathways sama 2. Jar. ruminan dapat mensintesa non essensial AA 3. Tidak mensintesa AA essensial – AA essensial harus disediakan dari pakan – Protein Jaringan terus menerus ada pergantian 4. AA tidak dapat disimpan 5. Pemberian AA secara terus menerus Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Perbedaan Ruminant vs Nonruminant - 1. Populasi mikroba memiliki efek profoundal pada AA mencapai usus a. Profil AA pada usus berbeda dengan diet Up-grades low diet protein kualitas rendah Down-grades high diet protein kualitas tinggi b. Ruminan bisa menggunakan NPN effisien Ruminan bisa produktif tanpa sumber diet protein murni c. Hewan dapat bertahan pada diet protein rendah dengan mendaur N (urea) kembali ke rumen d. Kerugian: lebih banyak protein yang hancur dalam rumen daripada yang disintesa hasil = Net loss protein e. keuntungan: lebih banyak protein lolos rumen hasil = Net gain protein Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Ruminant vs Nonruminant - perbedaan 2. Dalam nutrisi ruminan – secara umum tidak berkonsentrasi dengan komposisi AA sebagai diet protein a. Tipe pakan yang tidak berpengaruh pada komposisi AA dari bakteri dan protozoa yang lolos rumen Komposisi AA dari mikroorganisme mencapai duodenum secara langsung sama ketika diukur diselurh dunia b. Biological value (BV) of microbial protein ~80% Untuk memaksilakan sintesa protein mikrobial dari amonia, ketersediaan energi harus ada. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Suplemen protein untuk sapi potong Tipe pakan apa yang cocok untuk sapi potong? Perlukah urea? Mengapa urea termasuk dalam pellet? Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Feeding Urea - Pedaging Feedlot cattle (pakan biji-bijian atau silase) – Hingga 650-750 lb, menggunakan protein alami (SBM, CSM) MO tidak mampu mengkonsumsi dengan cukup untuk memenuhi kebutuhan protein – >650-700 lb, urea = natural protein as N source – Diatas 0.75% urea dalam diet DM, mulai observasi problem palatabilitas ( intake) – Rekomendasi… Jangan lebih dari 1% urea dalam pakan Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Feeding Urea – Sapi Perah Dairy cows – Limit diatas ~1% diet DM – Palatabilitas dimulai untuk membatasi intake Urea = 281% CP equivalent N = 45% of urea 45%N x 6.25 = 281% CP Bagaimana urea bisa>100% CP? Apakah ini hal yang hanya praktikal atau akademis? Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Keracunan Urea (NH3 Toxicity) Mechanisme – Rumen [NH3]  Rumen pH  – As pH , shift from NH4+ to NH3 – NH3 diserap lebih cepat daripada NH4+ – Kapasitas liver mengkonversi NH3 menjadi urea melebihi batas – NH3 masuk kedalam darah – 2 mg NH3/100 ml plasma toksik Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Keracunan Urea (NH3 Toxicity) Tanda keracunan – muncul 20-30 min setelah urea tercerna – Nafas cepat – Tremor – inkoordinasi – Tidak bisa berdiri dan timbul kejang Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Keracunan Urea (NH3 Toxicity) Treatment – 5% acetic acid peroral (~1 gal. for 1,000 lb cow) Merubah equilibrium from NH3 to NH4+  rate of absn – Siram dengan air dingin rumen temp. turun ,  hodorlisis urea Dilusi konsentrasi NH3 Ambil 6-12 gal.; tidak praktis ketika beberapa mengalami sakit sekaligus Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Keracunan Urea (NH3 Toxicity) Pencegahan – Campur pakan dengan benar dan baik – Jangan mengganti protein alami sekejap dengan protein non alami – Pakan harus selalu tersedia – jangan membiarkan hewan yang kelaparan untuk makan terlalu banyak, diet tinggi urea, pakan, atau suplemen (including lick tanks) – Jangan menggunakan urea bersamaan dengan pakan rendah energi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Kekurangan Protein pada ternak tidak dapat diketahui secara langsung tetapi secara kronis dapat terjadi : Penurunan berat badan Penurunan produksi Gangguan saluran reproduksi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Beberapa penyakit yang sering terjadi yang disebabkan protein pakan : 1. KEMBUNG (Tympani) Kembung ada dua nama dengan penyebab yang berbeda: a. Kembung - Bloat Feedlot Kembung ini disebabkan oleh pemberian konsentrat yang sangat berlebihan dari batas yang dibutuhkan, akibatnya lendir bakteri dan gas pada rumen berlebihan. b. Kembung - Bloat Pasture = Legume Bloat Kembung ini disebabkan karena pemberian daun kacang-kacangan yang masih muda, karena daun ini biasanya mengandung protein tidak terlarut (nitrogen) yang sangat tinggi dan saponin. 2. UREA TOXIC Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Gejala yang diperlihatkan ternak apabila menderita kembung ; Perut menjadi tegang Anus menonjol Nafas ngos-ngosan Lidah kebiruan Akhirnya terjadi kematian Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pengobatan yang diberikan antara lain Minyak goreng 0,5 liter Poloxalene 100- 200 gram Pil Kembung 2 - 4 butir Pengeluaran gas Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Thank you & To be Continued MINERAL FACULTY OF VETERINARY MEDICINE, UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya, Indonesia 2024/2025 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. MINERAL Semua hewan/ternak memerlukan mineral yg cukup Hewan/ternak yg digembalakan/dilepas tdk memerlukan tambahan mineral → sudah ada dlm hijauan dan tanah pengembalaan Hewan/ternak yg terkurung/dalam kandang perlu mendapat tambahan mineral terutama fase starter, induk bunting, induk semang berproduksi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Tabel. Unsur mineral essensial & kadarnya dalam tubuh Hewan Makro Mikro / trace Unsur % Unsur mg / kg (ppm) 1. Kalsium (Ca) 1,5 Besi (Fe) 20 – 80 2. Phosfor (P) 1,0 Seng (Zn) 10 – 50 3. Kalium (K) 0,2 Tembaga (Cu) 1,5 4. Natrium (Na) 0,16 Mangan (Mn) 0,2 – 0,5 5. Khlor (Cl) 0,11 Yodium (Y) 0,3 – 0,6 6. Sulfur (S) 0,15 Kobalt (Co) 0,02 – 0,1 7. Magnesium (Mg) 0,04 Molibdum (Mo) 1,4 Selenium (Se) 1,7 Khromium (Cr) 0,08 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. MINERAL Calsium Fungsi : 1. Secara umum sebagai besar (99%) pembentuk tulang dan gigi 2.Membantu fungsi syaraf dan otot 3.Keseimbangan asam basa 4.Produksi susu Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Zat mineral yg dibutuhkan ternak : Mineral terdapat hampir pada seluruh bagian tubuh hewan, misalnya : 1. Ca dan P → terdapat pd tulang, kulit telur, daging, kelenjar2, urat syaraf, dsb 2. Pada Ternak perah bisa terjadi mobilisasi Ca dari tulang bila produksi tinggi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. * Mineral yg perlu ditambahkan pada ternak : 1. Calcium (Ca) dan Phospor (P) - + 75% dr zat2 mineral dr seluruh jasad, terdiri dr Ca dan P - + 90% dr. rangka tubuh terdiri dr Ca & P → Ca paling banyak dibanding P → shg kebutuhan dlm imbangan Ca : P = 2 : 1 - Proses pertukaran Ca & P berhubungan erat → Vit D Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Kebutuhan Mineral: Calsium sapi sapi Domba Kambing Kondisi potong Perah (%) (%) (%) (%) Pertumbuhan 0,20 - 0,54 0,31 0,24 - 0,24 -0,34 dan 0,34 Penggemukan Bunting 0,17 0,31 0,23 0,23 kering Laktasi 0,26 0,39 - 0,48 0,45 0,45 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Sumber Ca : - Air susu, tepung tulang, tepung daging, tepung ikan, - daun2an leguminosa → sumber Ca yg baik - Biji2an, umbi2an → sumber Ca kurang baik - Suplemen dari kapur → mengandung + 34% Ca - Suplemen dari kulit kerang → mengandung + 45% Ca Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Defisiensi Calsium dapat Terjadi apabila : Pakan rendah kandungan kalsium Mobilisasi dari tubuh yang berlebihan menyebabkan penyerapan kalsium menurun. Hal ini terjadi pada pakan yang mengandung banyak Fitat, Oksalat dan asam lemak serta tinggi kandungan fosfor. Sumber kalsium banyak pada susu dan daun Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Penyakit yang ditimbulkan Bila Defisiensi Ca: Rakhitis pada sapi muda Osteoporosis pada sapi tua Osteomalasea pada sapi dewasa Milk Fever pada sapi produksi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. MILK FEVER (Paresis Puerperalis =Parturient Paresis ) Penyebabnya : 1. Hypocalcemia pada sapi umur 3 - 6 tahun dengan produksi tinggi pada sapi 1 - 3 hari setelah melahirkan 2. Pengaruh hormon prolaktin dan laktin dari plasenta saat bunting Terapi : Calsium Burogluconas 10,4 g dalam 0,5 L air Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Hypocalcaemia sering diikuti dengan :  hipofosfatemia,  hipermagnesemia atau hipomagnesemia  hiperglicemia. Penurunan kadar kalsium dan posfor ini adalah sebagai akibat dari pemakaian mineral kalsium dan posfor secara besar-besaran untuk sintesa air susu dalam ambing, untuk pembentuk kolostrum secara tiba-tiba menjelang kelahiran. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Hypocalcaemia akan diikuti oleh perubahan kadar fosfor (hypofosfatemia) dan gula dalam darah. Kadar hypofosfatemia diakibatkan : 1. Penurunan penyerapan fosfor anorganik dari usus. 2. Meningkatnya sekresi parathormon, hingga ekskresi fosfor meningkat diikuti oleh kenaikan pembongkaran kalsium dalam tulang, dapat dilihat dari ada tidaknya kenaikan hidroksi prolin di dalam kemih. Hidroksi prolin merupakan hasil pemecahan kolagen Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Gejala pada Milk Fever : Kadar magnesium dalam serum darah mempengaruhi gejala yang timbul pada sapi perah. Jika kadar magnesium dalam serum normal atau lebih tinggi maka gejala tetani dan eksitasi akibat hipocalcaemia akan diikuti oleh relaksasi, otot lemah, depresi dan koma. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. MILK FEVER (Paresis Puerperalis = Parturient Paresis ) Gejala : mudah terkejut dan gelisah Kaki menyepak - nyepak ke bagian perut mata membelalak mulut kering karena lidah dijulurkan Beberapa jam kemudian : 1. Pupil melebar 2. lemah otot kaki belakang 3. sempoyongan 4. ambruk dengan kepala dipundak 5. sesak nafas 6. suhu (< 37°C ) 7. Koma selanjutnya akan mati Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. FOSFOR ( P ) Fungsi secara umum 1.pembentuk Tulang dan gigi 2.Komponen protein dan jaringan lunak 3.produksi susu pada sapi 4.Membantu proses metabolisme Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Kebutuhan Mineral: FOSFOR Sapi Potong Sapi Perah Kambing Domba (%) Kondisi (%) (%) (%) Pertumbuhan dan 0,20 - 0,39 0,23 0,15 - 0,21 0,15 -0,32 Penggemukan Bunting kering 0,17 0,23 0,20 0,20 Laktasi 0,26 0,30 - 0,35 0,33 0,33 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Sumber P : Sumber P yg baik - Air susu, tepung ikan, tepung daging, tep tulang, dedak padi, ampas bir, bungkil, tetes Sumber P yg cukup - Rumput muda → P cukup unt ruminansia Sumber P yg kurang Rumput tua → P sangat i - Ternak di padang gembalaan perlu suplemen P, biasanya dicampur NaCl Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. 3. Garam dapur (NaCl) Sumber Na :  Semua produk hewan darat, laut → kaya Na  Hijauan → Na i → shg ternak herbivora perlu suplemen Na  Na yg sering digunakan & murah, mudah didapat → garam dapur Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. - Kebutuhan NaCl setiap ternak tdk sama Misalnya. Ternak herbivora (makan hijauan) lebih banyak memerlukan NaCl daripada omnivora - Kekurangan NaCl, gejalanya : Menjilat2 dinding kandang, genteng, batu merah dsb. - Terlalu banyak NaCl, misalnya pada ayam → sakit ginjal → selalu haus. Pada ruminansia dapat toleran Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pemberian Mineral pada Ruminan - sapi perah : 7,5 gr /100 kg B.B - sapi pedaging : 6 gr /100 kg B.B - anak sapi : 9 gr /100 kg B.B - kambing & domba : 9 gr /100 kg B.B - Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. 4. Zat besi (Fe) dan tembaga (Cu) - Fe, dibutuhkan unt pembent butir darah merah (haemoglobin) → dgn bantuan Cu - Kekurangan Fe → anemia Sumber Besi (Fe) : - Na dan Fe dlm bahan pakan → umumnya sudah mencukupi untuk tumbuh normal - Hanya pd keadaan ttt suplemen Fe diperlukan Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. 5. Mangan (Mn) Kekurangan Mn menyebabkan : pertumbuhan lambat, fertilitas/kesuburan l Sumber Mangan (Mn) : Bekatul, polard, hijauan → sumber Mn yg baik Biji jagung, ragi, produk hewan → sumber Mn yang kurang baik Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. 6. Cobalt (Co) - Inti dr pembentukan Vit B12 → kekurangan Co : pembent Vit B12 terganggu → ternak menjadi lemah, nafsu makan i → anemia → kematian Tetes/Molasis : mengandung unsur2 mikro penting Co, Y, Cu, Mn, Zn Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. 6. Iodium (I) - Iodium → berhubungan dgn kelenjar tyroid - Kekurangan / defisiensi I→ hyperthropic tyroid (penyakit gondok) dan abortus Sumber Iodium ( I) : - Bahan pakan/pangan dari laut (tepung ikan, rumput laut) → sumber Iodium yg baik - Banyak tanah2 di Indonesia → kadar I i shg terjadi defisiensi I - baik pd manusia maupun ternak → perlu suplemen I → suplemen garam beriodium - Garam yg dibuat dgn penguapan sinar matahari → kehilangan banyak I Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. 7. Kalium (K) Fungsi : K mengatur fungsi syaraf dan otot K bersama2 Na berfungsi dalam metabolisme karbohidrat, khususnya dlm pengambilan glukose oleh sel, juga metabolisme asam2 amino Gejala Kekurangan K: Kelemahan, pertumbuhan terganggu, K dlm darah i Gejala defisiensi K, jarang terjadi pd ruminansia, karena K banyak didapat di tanaman (pupuk K) - K yang k → absorbsi Mg i Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. 8. Belerang (Sulfur = S) - Tubuh hewan mengandung + 0,15% S → hampir semua terdapat dalam protein → berupa asam amino sistin, sistein dan metionin - Rambut, bulu wool mengandung + 4% S - Gejala kekurangan S → tidak banyak dibicarakan, karena S dicukupi oleh protein, dapat juga Na Sulfat dlm pakan * Catatan : - Keseimbangan zat2 mineral diatur dalam tubuh oleh ginjal → terlalu banyak mineral → kelebihannya dikeluarkan melalui ginjal Terlalu banyak → ginjal tidak mampu Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Magnesium Sumber Mg : - Bekatul, polard gandum, biji2an dr legume → Sumber Mg - Suplemen Mg yg umum → Magnesium Okside Pemberian 50 g Mg okside/hari → mencegah secara efektif hypomagnesium pd daerah yg defisiensi Mg - Untuk pedet : 7 – 15 g Magnesium Okside - Untuk kambing, domba : 7 g Magnesium Okside Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Magnesium Tetani Defisiensi Magnesium Penyebab : Pemberian air susu yg lama Gejala :: Vasodilatasi, Hyper Irritabitas, Kejang-kejang ,Kematian Grass Tetani Penyebab: Pemberian rumput muda ( Mg< 2%), pemupukan N > 4%, K>5% Pemberian Straw dan hay > Gejala : Produksi susu rendah Gemetar dan Sempoyongan Kejang pada kepala dan leher Salivasi, Lumpuh  - Kematian Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Terapi Defisiensi Mg: 1. Mg Sulfat 200 ml diberikan sub Cutan 2. 500 ml Chloral Hidrat diikuti Ca-Mg Glukunat secara Intra Venus 3.Mg Chlorit 60 g dilarutkan I L secara per oral Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Cupper (Cu) Fungsi : 1. Membantu Penyerapan besi 2. Pembentukan Hemoglobin 3. Pembuatan keratin rambut dan pertumbuhan bulu 4.Membantu kerja enzim 5. Untuk pembentukan melanin (pigmen ) Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Kebutuhan Cu: apabila kandungan Mo dan Sulfatpakan tidak tinggi maka; 1. Sapi perah : 10 mg/Kg BK ransum 2. Sapi potong dan domba 4 - 5 mg/Kg BK ransum Apabila kandungan Mo dan Sulfat tinggi dalam pakan maka kebutuhan Cu dapat meningkat 2 - 3 kali dari kebutuhan diatas. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Sumber Tembaga (Cu) : Cu banyak terdpt dlm bhn pakan →cukup untuk tumbuh normal Kadar Cu dlm air susu i→ perlu suplemen Zinc (Zn) : Ragi, pakan asal hewan → kaya Zn Dalam bekatul, embrio padi → Zn terikat Fitin Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. DEFISIENSI CUPRUM Gejala Defisiensi Cu/Keracunan Mo: 1. Anemia 2. Tulang terjadi kerapuhan, bengkak sendi dan kelumpuhan 3. Pecahnya aorta penyakitnya disebut Falling Disease 4. Gangguan pada syaraf penyakitnya disebut Enzootika Ataxia dan Sway Back dengan tanda : Punggung melengkung, Kekurangan myelinasi dalam sumsum tulang. 5. Kekurangan Pigmen melanin dan tirosinase sehingga bulu domba lurus penyakitnya disebut Stringy atau Steely Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. PENGARUH MINERAL PADA RUMINAN Hasil dari beberapa peneliti Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pengaruh negatif dari beberapa logam berat seperti Pb dan Cd. Pemanfaatan mineral Zn dan Cr yang terkandung dalam probiotik pada pakan sapi potong yang diberi pakan dengan kandungan limbah sayur kobis hingga 30% dapat menyebabkan peningkatan kecepatan pertambahan bobot hidup harian serta konsumsi bahan kering pakan (MUKTIANI, et al., 2012). Pemanfaatan alginat, yaitu asam organik yang diekstraksi dari rumput laut coklat (Phaeophyceae) ternyata mampu mengikat unsur Pb sehingga meningkatkan pengeluaran Pb dari tubuh ternak. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pada domba Naemi di Saudi Arabia yang mengalami stres karena transportasi, penambahan Cr-yeast sebesar 0,3 ppm dapat meningkatkan konsumsi bahan kering pakan dan pertambahan bobot hidup harian berturut-turut 14,7% dan 20,8% dibandingkan kontrol. Sedangkan pemberian Cr-Yeast yang lebih tinggi (0,6 dan 0,9 ppm) cenderung memberikan respon yang lebih rendah dibandingkan pemberian 0,3 ppm Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Peranan sulfur dalam mengurangi pengaruh toksisitas sianida dari daun singkong pada sapi persilangan Friesian Holstein dengan cara mencampurkan elemen sulfur ke dalam pakan sebesar 0,15 dan 0,40% S berdasarkan bahan kering. Sementara itu, penggunaan selenium metionin pada kambing sebanyak 0,3 sampai 0,5 mg Se/kg bahan kering pakan dapat meningkatkan kandungan antioksidan dalam serum serta pertambahan bobot hidup harian yang lebih tinggi dibandingkan tanpa penambahan Se. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. VITAMIN Vitamin adalah molekul organik yang di dalam tubuh mempunyai fungsi yang sangat bervariasi. Fungsi vitamin dalam metabolisme yang paling utama adalah sebagai kofaktor. Di dalam tubuh diperlukan dalam jumlah sedikit (micronutrient). Biasanya tidak disintesis di dalam tubuh, jika dapat disintesis jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan tubuh, sehingga harus diperoleh dari makanan atau diet. KECUALI Vit. D Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Adanya vitamin dalam bahan makanan belum merupakan suatu jaminan bahwa suatu defisiensi dari vitamin tersebut tidak timbul, karena mungkin ada faktor-faktor lain yang terdapat dalam diet yang menghalangi pemanfaatannya oleh tubuh, misalnya proses absorbsinya di dalam usus. Telah diketahui bahwa pengobatan secara terus-menerus dengan parafin cair dapat menghalangi penyerapan karoten, karena parafin melarutkan senyawa karoten dan membentuk suatu larutan yang tidak dapat diserap oleh mukosa usus, Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pada ternak, daun hijau leguminosa dan rumput diketahui merupakan sumber vitamin yang baik, terutama karoten. Fungsi Vitamin Beberapa vitamin berfungsi langsung dalam metabolisme penghasilan energi. Jalur metabolisme yang menghasilkan energi untuk mendukung kerja sel diantaranya adalah glikolisis, siklus kreb, transport elektron, dan β oksidasi. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Tabel 1. Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan Vitamin A, D, E, K dan Dari micelle, secara difusi pasif, digabungkan dengan beta-karoten kilomikron, diserap melalui saluran limfatik. Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan Na+ (cepat) Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya dalam lumen usus banyak). Vitamin B2 (Riboflavin) Difusi pasif Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+) Vitamin B6 (Piridoksin) Difusi pasif Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+ Vitamin B12 Menggunakan bantuan faktor intrinsik (IF) dari lambung. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Penggunaan vitamin pada ternak ruminansia yang diberi pakan hijauan jarang dilakukan karena hijauan sudah merupakan sumber berbagai macam vitamin, sementara ternak ruminansia tidak memerlukan vitamin B karena adanya kemampuan mikroba rumen untuk mensintesis vitamin B secara de novo Untuk memenuhi kebutuhan vitamin pada ternak ruminansia, biasanya dicampurkan mineral-vitamin mix di dalam pakan konsentratnya. Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. PENYAKIT KARENA VITAMIN VITAMIN A Sapi dapat peka terhadap vit. A terutama pada : Tingginya konsentrat dalam pakan Hay yang dipanaskan berlebihan dan disimpan lebih dari satu tahun. Pakan yang dipanaskan Pakan diproses bahan oxidatif Pakan disimpan lama Pencegahan : Meningkatkan pemberian vit.A dengan Carotene Injeksi vit.A pada pedet baru lahir 250.000 - 1000.000. IU Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. DEFISIENSI VITAMIN A : Gejala defisiensi vitamin A : penurunan konsumsi sehingga pertumbuhan terhambat Mata rabun bulu kusam gangguan reproduksi gangguan respirasi Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Vitamin D Normal dapat dibentuk oleh tubuh dengan bantuan sinar matahari. Defisiensi Vit.D terjadi apabila : Ternak terus menerus dikandangkan Imbangan kalsium dan fosfor tidak normal Kekurangan Hay pada pemberian silase dan konsentrat yang berlebihan Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Defisiensi Vitamin D Gejala : Pada sapi muda disebut Rickets penurunan nafsu makan sehingga pertumbuhan terhambat Kaku sendi Gangguan pernafasan otot kejang lumpuh bagiaan belakang karena tulang vertebrae patah Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Vitamin E Defisiensi vit.E dapat terjadi pada tanah yang kurang mineral selenium, selain itu juga adanya asam lemak tak jenuh dalam pakan. Terapi : injeksi alfa tocopherol secara intra musculer Pencegahan : Hewan bunting diberi 1 - 1,5 Kg butiran Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Defisiensi vitamin E Gejala : 1.Kerusakan otot (White Muscle Disease) 2.Sering terjadi pada sapi umur 2 sampai 12 minggu 3.Kegagalan jantung 4.Lumpuh 5.Kerusakan lidah Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Terima kasih Menyusun Ransum Ruminansia FACULTY OF VETERINARY MEDICINE, UNIVERSITAS AIRLANGGA Surabaya, Indonesia 2024/2025 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. PAKAN RUMINANSIA Hijauan Konsentrat HIJAUAN ≥ 50% + KONSENTRAT≤ 50% Kandungan protein: 12-17% diLayukan terlebih dulu TDN 70-80% (4-6 jam), diberikan ± 2 jam sebelum lalu cincang pemberian pakan For fattening, the ratio (DM) Konsentrat hijauan (75:25) dapat diubah dg meningkatkan rasio konsentrat (60:40). 2 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. KONSENTRAT (Pakan Tambahan) : 1.Dibuat/diformulasi dari beberapa bahan pakan asal hewan atau tumbuhan. 2. Sebaiknya bahan tidak bersaing dengan manusia 3. Dapat digunakan limbah dari pabrik atau hasil samping pertanian 3 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Bahan Pakan Penyusun Konsentrat Bahan baku untuk pembuatan pakan konsentrat sapi atau kambing di kelaskan menjadi : 1. Sumber Energi Contoh: bekatul, onggok, gaplek, kulit ari coklat , kulit ari kopi dll 2. Sumber Protein Contoh : bungkil sawit, bungkil kopra, susu afkir bubuk, bungkil kedelai, ampas kecap 3. Sumber Mineral Contoh: kalsit dan zeolit 4. Sumber Vitamin 4 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare.  Zat nutrisi yang diperhatikan dalam Susunan ransum ruminansia adalah: 1. Jumlah energi dan protein. 2. Mineral kalsium dan fosfor. 3. Vitamin vit. D dan A.  Semua Zat nutrisi dapat dipenuhi dari hijauan dan konsentrat 5 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Perbandingan Pemberian Hijauan & Konsentrat serta Hasil yang diinginkan Hijauan Konsentrat HASIL Lemak susu tertinggi P1 70% 30 % Produksi terendah Lemak susu < P1 P2 60% 40% Produksi < P3 Lemak susu paling P3 50% 50% rendah Produksi tertinggi 6 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Jumlah Pemberian Pakan Walaupun kurang begitu tepat pada umumnya jumlah hijauan segar yang sering diberikan pada ternak ruminansia adalah 10 % dari berat hidup, konsentrat hanya diberikan 1 % dari berat hidup. Jumlah pemberian Pakan (hijauan + konsentrat) yang lebih tepat dapat diperkirakan dari kebutuhan bahan kering (BK). Kebutuhan bahan kering sapi perah ± 3,5% BB Kebutuhan Bahan kering sapi potong ± 3 % BB Kebutuhan Bahan kering domba & kambing 4 - 4,5 %BB 7 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Perhitungan Berdasarkan BK Contoh : BB sapi perah 300Kg, Kebut Bk=3,5 % Pemberian Hijauan : Konsentrat = 70 : 30 Berat badan sapi perah 300 Kg Kebutuhan BK 3,5 % 3,5/100 x 300 = 10,5 Kg BK Hijauan 70 %70/100x10,5Kg=7,35 Kg BK Hijauan Segar (100/20)x7,35 Kg=36,75 Kg Konsentrat 30%30/100x10,5 Kg=3,15 Kg Konsentrat tersedia100/86x3,15=3,66Kg 8 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Kebutuhan Nutrisi Ternak RUMINANSIA  Kebutuhan ternak terhadap pakan (Nutrisi) tergantung pada : 1. jenis ternak, umur, 2. fase (pertumbuhan,dewasa, bunting,menyusui), 3. kondisi tubuh (normal, sakit) 4. lingkungan tempat hidupnya (temperatur, kelembaban udara) 5. bobot badannya. 9 Manusya mriga satwa sewaka-human welfare through animal welfare. Pemberian Pakan Pada Pedet  Colostrum diberikan secepatnya paling lambat 30 menit post partum  2 minggu disediakan pakan butiran krn rumen mulai berkembang  4 Minggu pertama pedet disediakan pakan cair (Milk Replacer) yg terdiri; prot 20%, lemak 12%, SK

Use Quizgecko on...
Browser
Browser