Tafsir Mikha 2:1-11: Kecaman Terhadap Para Penindas dan Konflik Lahan (PDF)
Document Details
Uploaded by AdaptiveOnomatopoeia9186
Universitas Kristen Artha Wacana
2024
KELOMPOK IV
Tags
Related
- Estado del Arte o Antecedentes PDF
- Fragenkatalog_LV_1[1] 240404_130510 Pflegewissenschaft PDF
- Buku Ajar Hermeneutik Perjanjian Baru (Bagian 1) PDF
- Familias, infancias y crianzas - Revista Virtual Universidad Católica del Norte 2012 PDF
- Catherine Walsh: Hacia una interculturalidad epistémica PDF
- Narrative - Hermeneutic Code PDF
Summary
This paper examines the book of Micah, specifically chapter 2 verses 1 to 11, through a historical-critical lens to analyze its relevance in contemporary conflicts like land disputes. The authors, a group of undergraduate students from the University of Kristen Artha Wacana, aim to understand the historical context, interpret the text, and draw connections to modern-day issues.
Full Transcript
HERMENEUTIK PERJANJIAN LAMA “Kecaman Terhadap Para Penindas” Suatu tafsir Kritik Sejarah Atas Teks Mikha 2:1- 11 dan Relevansinya Bagi Konflik Perebutan Lahan Oleh Pemerintah Terhadap Masyarakat Besipae, Amanuban Tengah Oleh:...
HERMENEUTIK PERJANJIAN LAMA “Kecaman Terhadap Para Penindas” Suatu tafsir Kritik Sejarah Atas Teks Mikha 2:1- 11 dan Relevansinya Bagi Konflik Perebutan Lahan Oleh Pemerintah Terhadap Masyarakat Besipae, Amanuban Tengah Oleh: KELOMPOK IV Nama-nama anggota kelompok: 1. Albertina Aryela Naomi Ndahawali (23210113) 2. Angely Siokain (23210056) 3. Caroline Corola Savitri Wadoe (23210122) 4. Daniela T. Leba (23210111) 5. Eka Putri Timo (232210088) 6. Femi Anaci Tamelan (23210034) 7. Glori Eunike Suy (23210074) 8. Jeantry Kasih Carolin Djadji (23210073) UNIVERSITAS KRISTEN ARTHA WACANA PRODI TEOLOGI AGAMA KRISTEN FAKULTAS TEOLOGI 2024 KATA PENGANTAR Segala Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga paper ini dapat kami selesaikan tepat waktu. Penyusunan paper ini tidak bisa selesai dengan baik tanpa bantuan dari banyak pihak. Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada bapa Pdt. Dr Welfrid Fini Ruku, M.Th., MA selaku dosen mata kuliah Hermeneutik Perjanjian Lama atas tugas yang telah diberikan. Dengan tugas ini, ada banyak hal baru yang bisa kami pelajari serta temukan melalui materi- materi dalam paper ini terkait hal menafsir. Paper ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hermeneutik Perjanjian Lama. Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi kelompok penyusun dan juga bagi para pembaca. Setelah menyelesaikan paper ini, kami berharap dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari kata sempurna, baik dalam proses pengerjaan maupun dalam penyajiannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai masukan yang positif. Kupang, September 2024 Penyusun ii DAFTAR ISI COVER.......................................................................................................................... i KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii DAFTAR ISI.................................................................................................................. iii BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1 A. LATAR BELAKANG......................................................................................... 1 B. RUMUSAN MASALAH.................................................................................... 2 C. TUJUAN............................................................................................................. 2 D. METODE............................................................................................................ 2 E. SISTIMATIKA................................................................................................... 3 BAB II PENGANTAR KITAB..................................................................................... 4 A. NAMA KITAB.................................................................................................... 4 B. TEMPAT KITAB DALAM KANON................................................................... 4 C. PENULIS KITAB................................................................................................ 5 D. PEMBACA MULA-MULA................................................................................. 5 E. TUJUAN PENULISAN....................................................................................... 5 F. WAKTU PENULISAN........................................................................................ 6 G. STRUKTUR/GARIS BESAR KITAB................................................................. 7 H. KONDISI SOSIAL, EKONOMI, POLITIK& BUDAYA..................................... 8 BAB III TAFSIR TEKS............................................................................................... 11 A. TEKS TAFSIR.................................................................................................... 12 B. KRITIK TEKS CRITICUS APPARATUS........................................................... 13 C. TAFSIRAN......................................................................................................... 24 D. PESAN/KERYGMA........................................................................................... 39 BAB IV RELEVANSI/IMPLIKASI KERYGMA UNTUK MASA KINI.................... 40 A. KONDISI/MASALAH MASA KINI................................................................... 40 B. PESAN TEKS..................................................................................................... 41 C. HUBUGAN ANTARA MASALAH DAN PESAN.............................................. 42 BAB V PENUTUP...................................................................................................... 43 A. KESIMPULAN................................................................................................... 43 B. USUL/SARAN.................................................................................................... 43 DAFTAR PUSTAKA iii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Bagi setiap individu di dalam masyarakat, tanah mempunyai arti yang sangat penting karena selain dapat menjadi aset atau nilai ekonomi yang dapat dicadangkan yaitu sumber pendukung kehidupan pada masa yang akan datang, tanah pun mengandung aspek spiritual dalam lingkungan & kelangsungan hidupnya. Tanah tergolong ke dalam salah satu hal yang terpenting karena mulai dari melakukan kelangsungan hidupnya bahkan sesudah matipun manusia masih memerlukan tanah. 1 Jika ditinjau dari segi Alkitab, terdapat kepercayaan umat Israel bahwa, Allah adalah pencipta dan pemilik seluruh tanah sehingga tanah harus diperlakukan dengan rasa hormat yang tinggi. Mereka yang memiliki tanah harus memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan orang lain. Dengan cara inilah tanah memberi kesempatan bagi orang lain untuk menunjukan kebaikan kepada orang lain, sama seperti Allah telah menunjukan kebaikan kepada mereka. 2 Oleh karena itu kelompok menarik kesimpulan bahwa tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting bagi masyarakat namun di sisi lain, tidak jarang pula sering terjadi perselisihan karena tanah. Di berbagai media kita sering menemukan banyaknya berita tentang permasalahan tanah yang disebabkan oleh banyaknya sengketa tanah seperti sengketa kepemilikan, penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukan, tanah terlantar, ketidakmerataan kepemilikan, penguasaan tanah dan lain sebagainya yang terjadi di Indonesia sehingga berdampak pada perpecahan dalam masyarakat baik itu antar individu, kelompok, lembaga dan lain sebagainya. Perlu dicari akar permasalahannya terhadap sengketa-sengketa yang terjadi ini sehingga meminimalisir adanya hal-hal yang tidak diinginkan.3 Salah satu permasalahan tanah yang kuat diperbincangkan adalah konflik perebutan lahan oleh pemerintah terhadap Masyarakat di Besipae, Amanuban Tengah, Nusa Tenggara Timur. Konflik ini dapat menjadi sengketa yang besar jika tidak ada solusi akhir, sehingga diperlukan suatu solusi yang menjawab masalah ini. Oleh karena 1 Achmad Chulaemi, Pengadaan Tanah Untuk Keperluan Tertentu Dalam Rangka Pembangunan, (Semarang: Majalah Masalah-Masalah Hukum Nomor 1 FH UNDIP, 1992), hlm 9. 2 Alkitab edisi studi, hal 1474. 3 Ledy Wila Yustini, Penyebab Sangketa Tanah di Indonesia, Jurnal Kepastian Hukum dan keadilan, Vol. 5 No. 1 Juni 2023, hal 14. 1 itu kelompok mengangkat teks Mikha 2:1-11 yang berbicara mengenai “Kecaman Terhadap Para Penindas”, karena menurut kelompok, teks ini dapat menelaah masalah perebutan lahan tersebut, menyadarkan para pemerintah atau para penguasa dalam menggunakan kekuasaan mereka serta dapat menjawab konflik yang dibahas pada paper ini. Kelompok tertarik untuk mengkaji tulisan Mikha karena kelompok merasa adanya problem sosial yang dirasakan sesuai pada konteks masa kini. Tulisan Mikha berisi pesan penting serta sering dijadikan dasar pendukung bagi peristiwa tertentu pada masa kini terkhususnya berkaitan dengan konflik perebutan lahan oleh pemerintah. Sehubung dengan itu, untuk pembahasan paper ini kelompok mengangkat judul yaitu “Kecaman terhadap para Penindas” Suatu Tafsir Kritik Sejarah Atas Teks Mikha 2:1-11 dan Relevansinya Bagi Konflik Perebutan Lahan Oleh Pemerintah Terhadap Masyarakat Besipae, Amanuban Tengah. B. RUMUSAN MASALAH Hal-hal yang dibahas pada paper ini adalah 1. Bagaimana latar belakang serta identitas Kitab Mikha? 2. Bagaimmana Tafsiran Teks Mikha 2:1-11? 3. Bagaimana pesan atau kerygma dari teks Mikha 2:1-11 dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari terkhususnya berkaitan dengan masalah yang diangkat? C. TUJUAN PENULISAN Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari paper ini adalah: 1. Untuk mengetahui latar belakang serta identitas kitab Mikha. 2. Untuk mengetahui tafsiran teks Mikha 2:1-11. 3. Untuk megetahui bagaimana pesan atau kerygma dari teks Mikha 2:1-11 dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari terkhususnya berkaitan dengan masalah yang diangkat. D. METODE Terdapat dua metode yang digunakan dalam penyusunan paper ini, yaitu metode tafsir kritik historis dan metode pengambilan data. Metode kritik historis adalah sebuah metode penafsiran dengan mengumpulkan semua bukti sejarah dari setiap kemungkinan pada suatu masa atau kejadian, menilai kebenaran yang dikatakan dalam sebuah teks, mencari hubungan antara teks yang satu dengan yang lain secara 2 terstruktur, menyelidiki dan meneliti suatu teks dari berbagai sumber sejarah untuk mengetahui setiap konteks dan latar belakang dari lahirnya sebuah teks, serta mencoba untuk menggali suatu teks berdasarkan konsep sejarahnya. Dan metode kedua yang digunakan oleh kelompok adalah metode pengambilan data, khususnya data kepustakaan. Menurut Koentjaraningrat Teknik pengambilan data kepustakaan adalah akses pengumpulan data berbagai materia atau pembacaan sumber-sumber tertulias (literatur) yang terdapat di ruang kepustakaan, misalnya pada buku-buku, penelitian terdahulu, jurnal, artikel, hasil laporan, koran, majalah, naskah, dokumen dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penelitian.4 E. SISTEMATIKA Pada bab yang pertama ini berisi tentang pendahuluan pembuatan paper yakni beberapa point yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, metode hingga sistematika penulisan paper yang mendukung dibuatnya paper ini. Pada bab yang kedua berisi tentang pengantar Kitab Mikha, di mana pada bagian ini berisi informasi yang pasti mengenai nama kitab Mikha, penempatan kitab Mikha dalam kanon, penulis kitab Mikha, pembaca mula-mula kitab Mikha, tujuan kitab Mikha, waktu penulisan kitab Mikha struktur atau garis besar dari kitab Mikha serta konteks politik, agama, sosial, dan ekonomi dari kitab Mikha. Selanjutnya pada bab yang ketiga, kelompok menyajikan tentang tafsiran teks Mikha 2:1-11 yang terdiri dari rincian teks Mikha 2:1-11 versi bahasa Ibrani beserta transliterasinya, teks Mikha 2:1-11 versi LAI TB II, kritik teks apparatus, dan yang terakhir berisi hasil penafsiran kelompok terhadap Mikha 2:1-11 serta penjelasan terkaitnya juga kerygma atau pesan yang kelompok temukan dari hasil tafsiran teks tersebut. Pada bab selanjutnya yaitu bab empat berisi hasil kerja kelompok mengenai pesan/kerygma yang pa;ing relevan serta kaitannya dengan masalah yang kelompok angkat pengenai pereutan lahan oleh pemerintah terhadap masyarakat Besipae. Dan kelompok menutup paper ini dengan kehadiran bab lima yang di dalamnya terdapat kesimpulkan dari seluruh hasil kerja kelompok dan juga usul serta saran yang diajukan oleh kelompok. 4 Koentjaraningrat, Metode-Metode Penelitian Masyarakat Redaksi Koentjaranningrat, Jakarta: Gramedia, 1983, hal 420 3 BAB II PENGANTAR KITAB A. NAMA KITAB Nubuatan Mikha mendapatkan judulnya dari nama sang nabi yakni penulisnya sendiri yaitu Nabi Mikha. Mikha sendiri mempunyai arti dalam bahasa Ibrani Mikhayahu, yakni “siapa yang sama dengan TUHAN?”5 Dalam penamaan kitab ini tidak ada petentangan dari berbagai pihak karena nabi Mikha sendirilah yang menulis kitab ini dilihat dari gaya penulisan yang sama.6 Mikha adalah seorang nabi yang terkenal pada masa itu, dimana ia juga memperoleh banyak perhatian dalam konteks akademis seperti nabi Amos, Hosea, dan juga Yesaya. 7 Nabi Mikha kemungkinan berasal dari keluarga yang kurang penting, karena nama ayahnya tidak disebutkan.8 Mikha adalah nabi yang berasal dari kota kecil yang berdiri dihadapan beberapa pimpinan terkuat pada zaman itu yakni pada masa pemerintahan raja Yotam, Ahas, dan Hizkia. Hal itu mencakup 55 tahun, dari kira-kira tahun 742-687 SM. Mikha sendiri tinggal di sebuah desa yang bernama Moresyet-Gat yang terletak sekitar 32,8 km barat daya Yerusalem yang mana jika berjalan kaki bisa memakan waktu satu hari. Mikha harus pulang pergi berkali-kali karena raja-raja mengenalnya dengan baik.9 B. TEMPAT KITAB DALAM KANON Secara umum terdapat tiga susunan bagian-bagian kitab dalam perjanjian lama yaitu Taurat (Thora), Nabi-Nabi (Nebiim) dan Kitab-Kitab/tulisan-tulisan (Ketubim), yang secara singkat disebut “TENAK” oleh orang-orang Yahudi pada masa itu. Menurut pembagiannya, Mikha termasuk kedalam bagian Nebiim atau kitab Nabi-Nabi yang secara khusus digolongkan ke dalam kitab Nabi-Nabi kecil. 10 5 W.S Lasor, D.A Hubbard & F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2 Sastra dan Nubuat Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia 2019, Hal 242 6 Douglas J. D. Ensiklopedia Alkitab Masa Kini (Jilid II M-Z). Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008. Hlm. 83 7 C. Hassell Bullock, Kitab Nabi-nabi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas 2014, hlm 139. 8 Gleason L. Archer, JR, The New Bible Commentary, Inter-Versity Press, London, 1996, hlm 661. 9 Stephen M. Miller, Tokoh dan Tempat dalam Alkitab referensi bergambar dari A-ZBPK Gunung Mulia, 2017, hlm 295. 10 Dr. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012, Hlm 1&2 4 C. PENULIS KITAB Penulis kitab Mikha adalah seorang yang bernama Mikha yang berasal dari Moresyet (1:1) yakni sebuah kota kecil yang kira-kira sehari perjalanan kaki, 20 mil, di Barat Daya Yerusalem11 dan dia hidup kira-kira pada tahun 725 SM.12 Ia bernubuat di zaman Hizkia, raja Yehuda. 13 D. PEMBACA MULA-MULA Menurut beberapa catatan Kitab Mikha ditulis untuk Orang Israel Yehuda. Nabi Mikha sendiri bekerja pada zaman pemerintahan raja-raja di Selatan seperti Yotam, Ahas dan Hizkia (Mikha 1:1) kira-kira 742-689.14 Namum Lasor sendiri menyebut tahun 735- 700 SM sebab merujuk pada sebelum kehancuran Yerusalem. 15 Kitab ini diperkirakan ditulis oleh Mikha sendiri pada antara tahun 735-700 atau abad ke-8 SM sebelum pembuangan sebab Mikha nabi pertama yang menubuatkan kehancuran Yerusalem untuk Israel Yehuda yang artinya bahwa Mikha menulis kitab ini pada zaman ia bekerja. Pembaca mula-mula tidak lain bangsa Israel Yehuda yang ada dalam kondisi kekurangan keadilan Sosial juga praktik penyembahan berhala yang merajalela di Yerusalem. 16 Bangsa itu ada dalam keadaan dimana bangsa itu saling menindas antara orang kaya berkuasa dan orang miskin, para pemimpin seperti nabi dan pembesar melakukan korupsi. Sehingga Mikha menubuatkan hukuman Tuhan melalui bangsa asing di sekitar Yerusalem dan kehancuran Yerusalem. 17 E. TUJUAN KITAB Mikha adalah seorang nabi yang dengan jelas menyatakan tujuannya, yaitu "tetapi aku penuh dengan Roh Tuhan, dengan keadilan dan kekuatan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya" (3:8). Tujuan ini terlihat dari 11 Stephen M. Miller, Tokoh dan Tempat dalam Alkitab referensi bergambar dari A-ZBPK Gunung Mulia, 2017, Hlm. 295. , 295 12 Dr. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunug Mulia, 2012), Hlm 134 13 Stephen M. Miller, Tokoh dan Tempat dalam Alkitab referensi bergambar dari A-Z, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017, Hlm. 295 14 Hillyer, N, ed. Ensklopedi Alkitab Masa Kini, Jilid 2 M-Z, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2008, Hlm. 83 15 W.S Lasor, D.A Hubbard & F.W. Bush, Pengantar Perjanjian Lama 2 Sastra dan Nubuat Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia 2019), Hlm. 243 16 Dr. J. Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunug Mulia, 2012), Hlm 134 17 Frank M. Boyd, Kitab Nabi-nabi Kecil (Malang: Gandun Mas., 1999). Hlm.59 5 banyaknya peringatan dan hukuman dalam kitabnya. Mikha menulis untuk memberi peringatan kepada bangsanya tentang hukuman dari Tuhan yang pasti terjadi, serta menyebutkan dosa-dosa yang membuat Tuhan marah. Dia juga menyampaikan firman Tuhan tentang Samaria dan Yerusalem (1:1). Mikha dengan tepat menubuatkan kehancuran Israel sebelum itu benar-benar terjadi pada tahun 722 SM. Dia juga bernubuat bahwa Yehuda dan Yerusalem akan mengalami kehancuran serupa karena dosa dan pemberontakan mereka.18 Karena itu, kitab Mikha berisi pesan nubuat yang penting untuk generasi terakhir Yehuda sebelum bangsa Babel datang menyerang. Kitab ini juga memberikan kontribusi penting dalam Perjanjian Lama tentang nubuat Mesias yang akan datang. 19 Kitab Mikha menunjukkan kegagalan umat Israel hidup dalam ketetapan Allah sebagai janji antara Israel dengan Allah. 20 Mikha menyoroti kehidupan bangsa Yehuda dan Israel yang melakukan dosa seperti penindasan, mengambil suap yang dilakukan oleh para hakim, imam dan nabi-nabi palsu, kecurangan-kecurangan yang membuat umat kecil sengsara, ketemakan, serta kekerasan. 21 Maka tujuan penulisan kitab Mikha ialah untuk memperingatkan bangsa Israel tentang kehidupan mereka yang menyimpang dari kehendak Tuhan dan juga memberikan peringatan kepada bangsa Israel akan konsekuensi yang akan mereka peroleh. F. WAKTU PENULISAN Menurut Yeremia 26:18 Nabi Mikha bernubuat pada zaman raja Hizkia (715-687 SM) yang nubuatannya berisi kejatuhan Yerusalem. Berita nubuatan ini sama dengan nubuatan para nabi yang hidup sezaman dengan Nabi Mikha yaitu Amos, Hosea, dan Yesaya. 22 Oleh sebab pemberitaan dari nabi Mikha juga banyak dipengaruhi oleh Amos yang memprotes “ketidakadilan sosial” dalam Masyarakat. Kitab Mikha terdiri dari struktur, gaya, dan tema masing-masing yang sudah mempertahankan kekhasannya. Diperkirakan nabi Mikha hidup kira-kira pada abad ke-8 SM yang sezaman dengan 18 Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Jakarta: Gandum Mas, 2013), 646. 19 Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, (Malang: Gandum Mas, 2008), 1429 20 Jeane Ch. Obadja, Survei Ringkas Perjanjian Lama, (Surabaya: momentum, 2004) 170 21 Bruce Wilkinson & Kenneth Boa, Survei PL & PB: Talk Thru The Bible, (Malang:Gandum Mas, 2017) hlm 329. 22 J. Blomendaal, Pengantar kepada Perjanjian Lama. (Jakarta:BPK Gunung Mulia, 2015), 134. 6 nabi Yesaya. 23 Dan apabila dilihat pada pasal 1:6-7 pesannya ditulis sebelum kejatuhan Kerajaan Israel (Samaria) tahun 721 SM, namun dibagian lain yang lain seperti pada pasal 4:9-5:1 menggambarkan krisis Assyria pada tahun 701 SM. Maka Kitab Mikha diperkirakan ditulis dalam kurun waktu antara tahun 735-700 SM. 24 G. STRUKTUR KITAB Terdapat beberapa versi mengenai struktur atau garis besar kitab Mikha yang kelompok temukan. Di antaranya adalah sebagai berikut. Berdasarkan buku Tafsir Alkitab perjanjian Baru sebagai berikut: Kerangka atau struktur Kitab Mikha: 1:1-2 : Pengantar 1:3-3:12: Ancaman terhadap Samaria dan Yehuda 4:1-5:14: Pertemuan orang miskin dan tersisih 6:1-7:7 : Ancaman baru 7:8-20 : Pembangunan kembali janji-janji masa lampau25 Berdasarkan buku Survei Perjanjian Baru: I. Prolog (1:1) II. Umat (1:2-2:13) A. Tuduhan dan hukuman melawan umat itu (1:2-2:11) B. Pengharapan bagi umat itu (2:12-13) III. Para Pemimpin (3:1-5:15) A. Tuduhan dan hukuman terhadap para pemimpin (3) B. Pengharapan untuk kepemimpinan Tuhan dan pemulihan (4:1-8) C. Krisis yang sedang terjadi dan kelepasan (4:9-5:8) C. Pembersihan yang akan datang (5:9-14) IV. Bangsa itu (6:1-7:20) A. Tuduhan dan hukuman terhadap bangsa itu (6:1-7:7) B. Pengharapan untuk bangsa (7:8-20).26 23 Jan Christian Gertz dkk, Purwa Pustaka ke dalam Kitab-kitab Perjanjian Lama dan Deuterokanonika, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2017), 590. 24 Sheline Feranda Lumintang, “Theokrasi dalam Kitab Mikha dan Hubungannya dengan peran pemimpin Gereja dan Pemerintahan dalam upaya pemberantasan Kelompok Kriminal (KKB) Papua”, Jurnal Theologia, Pendidikan, dan Misiologia Integratif Vol.3 No. 2 (Juli, 2024), 161. 25 Tafsir alkitab PL Lembaga Biblika Indonesia, 678 26 Andrew E. Hill & Jhon H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Jakarta: Gandum Mas, 2013), 7 Berdasarkan Alkitab Edisi studi Garis besar kitab MIKHA adalah sebagai berikut: Berita Hukuman atas Israel dan Yehuda (1:1-3:12) Berita Harapan untuk Umat Allah (4:1-5:15) TUHAN Menggugat Umat Israel ke Pengadilan karena Dosa Mereka (6:1- 7:7) TUHAN Mengampuni Orang-orang yang Mengakui Dosanya (7:8-20).27 Dari perbandingan ketiga struktur ini, maka kelompok lebih memilih struktur kitab berdasarkan Survei Perjanjian Lama karena lebih sistematis sehingga lebih mudah dimengerti. Dari struktur Survei Perjanjian Lama tersebut, jelaslah bahwa teks Mikha 2:1- 11yang berjudul “Kecaman terhadap Para Penindas” termasuk pada bagian yang ke dua yakni bagian Umat terkhususnya tuduhan dan hukuman melawan umat itu yakni pada Mikha 1:2-2:11. Secara garis besar dalam Mikha 1:1-16 membahas tentang awal mula penghakiman atas Israel dan Yehuda karena dosa yang dilakukan. 28 Lalu dalam Mikha 3:1-12 membahas tentang Keberanian Mikha dalam menegur dan mengancam para pembesar yang merupakan para pemimpin dalam perbuatan dosa. 29 Dalam Mikha 2:1-11 membahas lanjutan dari pasal 1 mengenai bencana penghakiman atas Israel dan Yehuda serta pasal 2:12-13 tentang keselamatan bagi bangsa Israel, maka apabila dihubungkan Mikha 1:2-3:12 merupakan kitab penghukuman diselingi oleh nubuatan keselamatan dalam Mikha 2:12-13.30 Dengan adanya penyisipan Mikha 1:2 mengubah Mikha 1-3 menjadi nubuat melawan bangsa-bangsa. Jadi, nubuatan malapetaka dan keselamatan dinilai berkontribusi untuk penyatuan teks secara keseluruhan. 31 H. KONTEKS POLITIK, SOSIAL, EKONOMI & AGAMA KITAB MIKHA 1. Konteks Politik 27 Alkitab Edisi studi, 1471 28 Charles F. Pfeiffer Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary, Gandum Mas, 2014, 1076. 29 Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry; Kitab Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.Terj, Jovita A. Saputra, dkk. (Surabaya: Momentum Christian Literature, 2023), hal 115. 30 Melvin Malau, “Keselamatan di aik Penghukuman: Menelisik Situasi Sosial Kitab”, Vol. 3, No. 1, Jurnal Taruna Bakti, Agustus 2020, 50. 31 Wagenaar, Judgement and Salvasion: The Composision and Redaction of Micah 2-5 Suplements to Vetus Testamentum Volume Lxxxv, 3. 8 Bidang politik Pada masa itu, nabi Mikha menegur akan perilaku umat yang melenceng yakni pemerintahan Israel yang mengalami kemunduran akibat kebijakan negara yang salah. Sistem pemerintahan dalam negeri lemah, dipenuhi praktik korupsi dan kekacauan. Kondisi ini membuat pemerintahan rapuh, para pemimpin menyalahgunakan kekuasaan dan memonopoli kekuasaan. Akibatnya, sistem pemerintahan menjadi buruk dalam semua aspek kehidupan masyarakat. Meskipun negara mengalami kemakmuran, hanya segelintir orang berpengaruh, seperti pemimpin agama, politik, dan peradilan yaknu hakim-hakim, serta para pengusaha, yang menikmati kemakmuran tersebut. Sementara itu, rakyat jelata, termasuk orang miskin, janda, dan yatim piatu, tetap hidup dalam kemiskinan. Ketiadaan sistem peradilan yang efektif membuat kelompok kuat menindas kelompok lemah dengan semena-mena. Fakta ini menunjukkan bahwa kemakmuran tidak selalu menjadi solusi bagi masalah dalam negeri. Bangsa Israel, khususnya di Yehuda, terlena dengan kekayaan dan kemakmuran yang mereka nikmati. Mereka lupa diri dan bahkan tega mengorbankan orang lain yakni rakyat miskin demi kepentingan pribadi dan kelompoknya. 32 2. Konteks Agama dan Sosial Berdasarkan tiga bab pertama dari kitabnya Mikha 1:2–16 yang menceritakan tentang runtuhnya Kota Samaria karena serbuan bangsa asing, itu mungkin menunjukkan waktu Nabi Mikha menjadi nabi. Berdasarkan perhitungan waktu periode itu berada pada sekitar 721 SM dan sesudahnya. 33 Narasi itu melukiskan Kota Samaria menjadi timbunan puing. Runtuhnya Kota Samaria menjadi tanda runtuhnya Kerajaan Utara. Narasi itu juga mengungkapkan bahwa bahaya itu menyebar ke Kerajaan Selatan, tepatnya ke Kota Yerusalem. Munculnya istilah ‘patung’ dan ‘berhala’, serta frase ‘upah sundal’ menjadi indikasi adanya penyelewengan ibadat pada saat itu (Mikha 5:11-13). Penduduk Kerajaan Utara yang beribukotakan Samaria diduga kuat melakukan praktik penyembahan terhadap dewa-dewi asing sekaligus abai terhadap kewajiban ibadat yang benar kepada Yahweh.34 32 Lili, Maria Evvy Yanti, Keadilan, Penghukuman, Pengharapan: Kontribus Teologis Kitab Mikha bagi Umat, Jurnal Teologi Gracia Deo, Vol 4, No 1, Juli 2021, hlm 85-86. 33 R. F. Bhanu Viktorahadi, Buku Ajar Eksegese: Perjanjian Lama Nabi-Nabi, Prodi S2 Studi Agama- Agama UIN Sunan Gunung Djati Bandung & Fakultas Filsafat Universitas Katolik Parahyangan, 2022, hlm 152. 34 Ibid, hlm 152. 9 Indikasi kebobrokan lainnya ditemukan pada munculkan ungkapan penindasan dan pengambilan secara sewenang-wenang hak milik orang-orang kecil. Mereka yang berkuasa, bahkan orang asing yang dikenal sebagai aggresorlah yang melakukan penindasan. Akibatnya, terjadilah ketidakadilan secara ekonomi, sosial, dan politik. Ketidak-adilan ini mendorong terjadinya perpecahan bangsa pilihan Allah (Mikha 2:1-4, Mikha 6:11-12, Mikha 4:6-8). Menanggapi kondisi tersebut Nabi Mikha terus-menerus melontarkan kritiknya. Ia mengatakan bahwa dalam kondisi semacam itu tidak ada satu pun dari pemimpin, imam, maupun nabi yang dapat dipercaya. Semuanya sudah ternoda (Mikha 3:11-12). Nabi Mikha tidak ingin merasa pesimis tentang keadaan. Ungkapan pesimistisnya muncul pada bagian akhir kitabnya, (Mikha 7:2-3.5-6).35 3. Konteks Ekonomi Yehuda memiliki ekonomi yang buruk. Hanson menyatakan bahwa para imam lebih memperhatikan kepentingan pribadi mereka daripada kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Dengan dukungan pemerintahan Persia, kelompok imam memegang kendali atas masyarakat, sehingga dapat dikatakan bahwa mereka memiliki kekuatan untuk mempengaruhi kebijakan Persia. Ekonomi membedakan kelompok buangan dari penduduk asli dalam konteks sosial. Di Yehuda, orang-orang yang berada dalam kelompok pembuangan harus memulai dari awal dalam perekonomian mereka, dan mereka hidup menderita karena tanah dan tempat. Namun, berbeda dengan kelompok imam dari pembuangan, mereka menguasai ekonomi karena mereka memiliki kekuatan yang signifikan dalam masyarakat.36 35 Ibid, hlm 153-154. 36 Lili, Maria Evvy Yanti, Keadilan, Penghukuman, Pengharapan: Kontribus Teologis Kitab Mikha bagi Umat, Volume 4, No. 1, Jurnal Teologi Gracia Deo, 2021, hlm 89. 10 BAB III MENAFSIR KITAB A. TEKS TAFSIR MIKHA 2:1-11 1. Teks Mikha 2:1-11 berdasarkan bahasa Ibrani 11 2. Transliterasi: hōw ḥōšəḇê āwen ūp̄ō‘ălê rā‘al miškəḇōwṯām bəōwr habbōqer ya‘ăśūhā kî yeš- lə’êl yāḏām wəḥāməḏū śāḏōwṯ wəḡāzālū ūḇāttîm wənāśā’ū ūḇāttîm wənāśā’ū wə‘āšəqū geḇer ūḇêṯōw wə’îš wənaḥălāṯōw lāḵên kōh ’āmar Yahweh hinnî ḥōšêḇ ‘al-hammišpāḥāh hazzōṯ rā‘āh ’ăšer lō- ṯāmîšū miššām ṣawwərōṯêḵem wəlō ṯêləḵū rōwmāh kî ‘êṯ rā‘āh hî bayyōwm hahū yiśśā 'ălêḵem māšāl wənāhāh nəhî nihyāh'āmar šāḏōwḏ nəšaddunū, ḥêleq 'ammî yāmîr; 'êḵ yāmîš lî, ləšōwḇêḇ śāḏênū yəḥallêq lāḵên lō yihyeh ləḵā mašlîḵ chevel bəḡōwrāl; biqhal yehova al taṭṭip̄ū yaṭṭîp̄ūn; lō yaṭṭip̄ū lā'êlleh lō yissah kəlimmōwṯ he'āmūr bêṯ ya‘ăqōḇ, hăqāṣar rūaḥ Yahweh, ’im ’êlleh ma‘ălālāw; hălōw ḏəḇāray yêṭîḇū, ‘im hayyāšār hōwlêḵ. wə’eṯmūl, ‘ammî lə’ōwyêḇ yəqōwmêm, mimmūl śalmāh, ’eḏer tap̄šiṭūn; mê‘ōḇərîm beṭaḥ, šūḇê milḥāmāh. nəšê 'ammî təḡārəšūn, mibbêt ta'ănuḡehā; mê‘al ‘ōlālehā, tiqḥū hăḏārî lə‘ōwlām. qūmū ūlḵū kî zōṯ lō hammənūḥāh ba‘ăḇūr ṭāmə’āh təḥabbêl nimrāṣ wəḥeḇel lū ’îš rūaḥ hōlêḵ kizzêḇ wāšeqer aṭṭip̄ ləḵā layyayin wəlaššêḵār wəhāyāh maṭṭîp̄ hazzeh hā‘ām 3. Teks Mikha 2:1-11 berdasarkan LAI TB II “Kecaman terhadap para penindas” 1 Sungguh celaka orang-orang yang merancang kejahatan dan membuat rencana jahat di tempat tidurnya. Ketika fajar menyingsing, mereka melakukannya, sebab ada kuasa di tangan mereka. 2 Apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya. Mereka memeras orang serta rumahnya, dan manusia serta milik pusakanya! 3Sebab itu, beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku merencanakan malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari kuk itu. Kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu waktu yang jahat. 4Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kamu dengan meratap sedih, katanya, "Kita telah dihancurleburkan! Bagian pusaka bangsaku telah berpindah tangan, bagaimana mungkin ia beralih lagi kepadaku? Ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita." 5 Sebab itu, 12 tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali mengukur milik pusaka hasil undi 6 di dalam jemaah TUHAN. "Janganlah bernubuat," kata mereka, "orang tidak 7 bernubuat seperti itu! Aib tidak akan menimpa kita." Bolehkah hal itu dikatakan, hai keturunan Yakub? Apakah TUHAN kurang sabar? Seperti itukah tindakan-Nya? Bukankah firman-Ku baik terhadap orang yang hidup lurus? 8 Tetapi, sejak dulu umat- Ku bangkit sebagai musuh: Di depan mata kamu merebut jubah, pakaian indah, dari orang-orang yang berjalan lewat dengan rasa aman, seperti kembali dari perang. 9 Para perempuan di antara umat-Ku kamu halau dari rumah yang mereka cintai, dari bayi- bayinya kamu mengambil untuk selama-lamanya, kemuliaan yang telah Kuberikan 10 kepada mereka. Pergilah segera, sebab ini bukan tempat perhentian, oleh karena 11 kenajisan yang membinasakan, dan kebinasaannya tidak terpulihkan. Seandainya seseorang datang dengan bualan hampa dan dusta, katanya, "Aku bernubuat kepadamu tentang anggur dan arak," maka dialah yang patut menjadi orang yang bernubuat terhadap bangsa ! B. KRITIK TEKS CRITICUS APPARATUS 2:1 A. Pada Mikha 2:1 BHS memberikan catatan kaki pada kata “עלֵי ָ֖רע ֲ ”ּופ ֹ֥ “upho’aley”di terjemahkan “dan untuk melakukan kejahatan” dengan keterangan: Cp : caput etc = hancur, rusak. Add?: ditambahkan = apakah ditambahkan? Prp : proposi = usulan pembaca modern Vel : or/oder = atau Terjemahan berbagai versi 1. Masora : dan untuk melakukan kejahatan 2. NIV : merencanakan kejahataN 3. LAI TB II : merancang kejahatan Kelompok memutuskan mengikuti terjemahan versi LAI TB II karna memiliki makna yang sesuai dengan teks di mana orang setiap orang yang merancangkan kejahatan tanpa melakukannya pun ia akan mendapatkan hukuman. 13 2:2 A. BHS memberikan catatan kaki pada kata ׁו ְִאיש we’is” yang diterjemahkan dan manusia. Ditambahkan keterangan Sic= so, thus ( jadi, dengan demikian), L=Codex Leningradensis B 19A, mIt Mss= multi i.e. plus quam 20 (1/2 s: 16-60) codices manuscripti Edd =ditambahkan, versio LXX interprctum greaca, codex manuscriptus, versio latina vulgata Terjemahan berbagai versi: 1. Masora: dan manusia 2. NIV: people = orang 3. LAI TB II: mereka Dengan ini kelompok memutuskan mengikuti versi LAI TB II karena menunjuk pada pelaku penindasan yang di lakukan oleh banyak orang atau orang-orang berkuasa. 2:3 A. Pada Mikha 2:3 diberikan catatan kaki pada kalimat עַ ל־הַ ִּמ ְׁשפָּ חָָּ הַ ז ֹּאת “al- hammisyephekhah hazot” diterjemahkan atas keluarga atau suku ini. Dengan keterangan add : ditambahkan, corruptus=rusak, confer =lalu dibandingkan 2 plural=jamak, in=didalam, v=ayat tersebut. Terjemahan berbagai versi: 1. masora “atas keluarga atau suku ini” 2. KJV dan NIV= against this family “melawan keluarga ini” 3. LAI= malapetaka terhadap kaum ini Dengan ini penambahan di atas memberikan keterangan yang lebih konkret subjek yang dihukum. LAI mengikuti versi Masora dan LXX sebagai versi tertua, selain itu karena sesuai dengan situasinya malapetaka itu untuk banyak orang (kaum golongan atas). Sementara ESV dll memakai orang atau keluarga karena ada pula tafsiran bahwa malapetaka tersebut ditujukan untuk pribadi. B. BHS memberikan catatan kaki pada kata “ רֹומָ הromah” yang diterjemahkan dengan angkuh. Dengan keterangan Teks Yunani asli menambakan exaifnes diterjemahkan penampilan.. Perbandingan 1. Masora “dengan angkuh” 2. NIV “walk proudly=berjalan dengan bangga” 14 3. LAI TB 2 “berjalan angkuh” Dengan ini dari catatan kaki diperoleh keterangan dari teks Yunani asli keangkuhan itu merujuk pada penampilan. LAI pun kemudian mengikuti versi Masora untuk menunjukkan penampilan bangsa itu yang sombong dalam dosa. 2:4 A. BHS memberikan catatan kaki pada kata “ ִ ִֽנה ָיְהnihyah” yang diterjemahkan mereka menjadi (jamak maskulin). Dengan keterangan propositum yakni diusulkan oleh peneliti modern, dele(ndum) yakni untuk dicoret dan dittographice= ditulis 2 kali ganda untuk 1 kata. Perbandingan 1. Masora “dia menjadi” 2. NIV “they will= dia akan” 3. LAI TB 2 “orang akan” Dengan ini dari catatan kaki diperroleh keterangan bahwa kata menjadi ini diusulkan belakangan yang bisa untuk dicoret yang dikenakan ganda. LAI pada akhirnya mengikuti NIV memakai dia akan karena menyatakan sesuatu yang hendak terjadi namun mengganti dia dengan keterangan orang. B. BHS memberikan catatan kaki pada kata “ אָ מַ רAmar” yang diterjemahkan mengatakan. Kemudian diikuti dengan keterangan c(um) dengan (kata depan), nonnuli=beberapa, persyitta= terjemahan Siria menurut keselaran naskah kodeks Ambrosianus dan Kodeks London memberikan kata “we’amar” yang berarti dan mengatakan. Perbandingan 1. Masora “mengatakan” 2. NIV “taunt=mengejek” 3. LAI TB 2 “melontarkan” Demikian dari catatan kaki, kata ini mengikuti terjemahan Sirya menawarkan dan mengatakan. LAI lebih mengikuti NIV dan pada akhirnya memakai kata melontarkan untuk menunjukkan pada sindiran, LAI mengubah mengejek menjadi melontarkan. 15 C-C. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “שָ דֹוד נשַׁ דֻּנּוsyadod nesyadunu” yang diterjemahkan untuk menghancurkan. Kemudian diberikan keterangan tr(anspone) pindahkanlah, in=kedalam, fin (is)=akhir, v=ayat, confer=bandingkanlah. Perbandingan 1. Masora “untuk menghancurkan” 2. NIV “utterly ruined=benar-benar hancur” 3. LAI TB 2 “telah dihancurleburkan” Dengan ini dari catatan kaki memberi keterangan memindahkan diakhir untuk dibandingkan. LAI memakai kata telah dihancur leburkan menerima terjemahan dari NIV namun mengembangkannya menjadi hancurlebur untuk menunjukkan benar-benar hancur tanpa tersisa. B. BHS memberikan catatan kaki pada kata “ י ִָמירyamir” diterjemahkan tukar. Dengan keterangan terjemahan Yunani Septuaginta “Katemetrethe ev schoinio =hitung jika tali”, probabiliter= barangkali kata nimad=tersandung menurut bakhevel=dalam duka. Perbandingan 1. Masora “tukar” 2. NIV “dibagi” 3. LAI TB 2 “berpindah tangan” Dengan keterangan catatan kaki didukung keterangan “hitung jika tali”dari LXX, ini mungkin saja merujuk pada warisan yang berupa tanah. adapula rekomendasi tersandung atau dalam duka. LAI disini memakai kalimat berpindah tangan yang hampir sama dengan Masora, sebab beralih kepemilikan dari pemilik asli. E-E. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “ אֵ יְך י ִָמיש לִ יeikhe yamiysy li” yang diterjemahkan bagaimana untuk menghapus ?. Ditambahkan keterangan menurut terjemahan Yunani Septuaginta “kai ouk en ho koluson auton= Dan saya tidak tahu itu confer= bandingkanlah, menurut terjemahan Siria menurut keselaran naskah kodeks Ambrosianus dan Kodeks London, probabiliter=barangkali 1 mesyiv we’ez dan hubungkan dengan ayat Perbandingan 16 1. Masora “bagaimana untuk menghapus?” 2. NIV “takes it from me!= mengambilnya dariku!” 3. LAI TB 2 “bagaimana mungkin ia beralih lagi kepadaku?” Dengan demikian dari keterangan LXX dan saya tidak tahu, bisa saja tentang warisan yang tidak diketahui. LAI memakai kalimat bagaimana mungkin ia beralih lagi kepadaku? Hal ini mirip dengan terjemahan versi NIV, sama-sama menjelaskan sesuatu yang tidak dapat dimiliki lagi berbedanya NIV tidak menanyakan hal itu. F. BHS memberikan catatan kaki pada kata לשֹובֵ בlesyovev yang diterjemahkan akan murtad. Ditambahkan keterangan probabiliter= barangkali lesyaveynu = mereka akan murtad Perbandingan 1. Masora “ mundur ” 2. NIV “murtad” 3. LAI TB 2=- Dengan ini keterangan dari catatan kaki bahwa akan mundur atau murtad begitupula NIV memakai kata murtad. Kata ini ketika ditelusuri dalam teks LAI tidak ditemukan, artinya bahwa kata ini dihilangkan, mungkin karena tidak relevan dengan teks. Karena itu dihilangkan kata ini oleh LAI. G. BHS memberikan catatan kaki pada kata “ יחַׁ ֵ ִֽלקyekhallaq” yang diterjemahkan untuk membagi. Ditambahkan keterangan Yekhullaq confer=bandingkan teks yunani asli. Huc=kesini transpone =pindahkanlah c-c. Perbandingan 1. Masora “ untuk membagi” 2. NIV “Dia telah membagi” 3. LAI TB 2 “dibagikan ” Dengan ini keterangan yang diberikan yang hampir sama hanya perubahan konsonan u yang diterjemahkan membagi. Dalam terjemahan LAI menggunakan dibagikan untuk menunnjuk kata kerja dan dilakukan seseorang. Namun LAI tidak menggunakan kata depan 17 untuk juga telah. LAI menerima versi NIV dan Masora tetapi mengubah kata depan menjadi pasif. 2:5 A. Pada Mikha 2:5 diberikan catatan kaki pada kata "ָ " ְׁלךdan ditransliterasi menjadi leḵā,yang artinya “kamu”. Dengan keterangan prb (mungkin) oleh pembaca modern, lalu dibandingkan 2 jamak didalam ayat tersebut. Terjemahan berbagai versi: 1. Masora: Untukmu 2. NIV: Kamu 3. LAI TB 2: Bagimu Dengan ini saya memilih LAI TB II dan Masora karen LAI TB II mengikuti versi Masora sebagai versi tertua, selain itu karena sesuai dengan siapa yang dituju yaitu banyak orang (kaum golongan atas). Sementara KJV memakai seorang pun karena ada pula tafsiran bahwa malapetaka tersebut ditujukan untuk pribadi saja. 2:6. A. Pada Mikha 2:6 diberikan catatan kaki pada kata " "ל ֵ֔ ֵאלֶּהditransliterasi menjadi lā’êlleh yang artinya “untuk ini”. Dengan keterangan prb (mungkin) oleh pembaca modern serta pada kata “”יִּ ַ ַּ֖סגditranliterasikan menjadi yissaḡ artinya “mundur atau mengundurkan diri” dengan keterangan prb (mungkin), lalu dibandingkan 2 jamak didalam ayat tersebut. Terjemahan berbagai versi: A. 1. Masora: Seperti 2. NIV : Tentang ini 3. LAI TB 2: seperti itu Dengan ini saya memilih LAI TB II dan Masora. Karena LAI TB II mengikuti versi Masora sebagai versi tertua, selain itu karena sesuai dengan situasinya untuk mengambarkan suatu malapetaka. Sementara NIV dan juga yang lain memakai “kepada” untuk merujuk akan menimpa siapa malapetaka ini B. 1. Masora : Ayo pergi 2. NIV : tidak akan menimpa 3. LAI TB 2 : tidak akan menimpa 18 Dengan ini saya memutuskakn untuk memilih LAI TB II lebih mengarah kepada versi NIV, selain itu kata ini sesuai dengan situasi yang terjadi mereka terhindar darii malapetaka yang terjadi. Sementara BHS dan Masora memakai kata untuk ini dan ayo pergi untuk menunjukkan bahwa mereka sedang menghindari malapetaka tersebut. 2:7. A. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “ הֶּ א ֣מּורhe·’ā·mūr” diterjemahkan “mengatakan”. Dalam catatan kaki ditambahkan הארורartinya terkutuk Perbandingan 1. Masora untuk mengatakan 2. NIV be said “dikatakan” 3. LAI TB II dikatakan Dengan ini maka LAI dan NIV menggunakan kata yag sama, karena sesuai dengan konsep dikatakan karena kata tersebut lebih masuk akal. B. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “ ֵיטיבּו ֵ֔ “דב ַ֨רי י ְ tranliterasinya “ḏə·ḇā·ray yê·ṭî·ḇū “. Diterjemahkan berkata jadilah baik. Dalam catatan kaki dengan keterangan prb = barangkali ; cf= bandingkan dengaan LXX =Septuaginta diterjemahkan “ “דבריו ייטיב diterjemahkan "Hal baik-baik”. Perbandingan 1. Masora berkata jadilah baik 2. NIV “my words do good”kata-kata-Ku membawa kebaikan 3. LAI TB II firman-Ku baik Dengan ini maka LAI menggunakan kalimat firman-Ku baik artian yang sama dengan NIV kata-kata-KU. Masora menggunakan berkata jadilah baik namun keterangan barangkali, ini belum pasti. C-C. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “ הֹולְך ֵֽ ֵ שר ֹ֥ ” ָ֖עם היtransliterasinya “im.hay·yā·šār hō·w·lêḵ “ diterjemahkan “dengan orang yang tegak”. Dengan keterangan crrp: naskah yang rusak; frt= barangkali ; prp :oleh peneliti modern Perbandingan 1. Masora dengan orang yang tegak 2. NIV ”the one whose ways are upright” orang yang lurus jalannya 19 3. LAI TB II orang yang hidup lurus Dengan ini LAI mengikuti NIV orang yang hidp lurus, makna yang sama orang yang lurus jalannyain sejalan dengan konsep dari ayat ini. 2:8 A-A. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “ ָ ”וְ אֶּ ְת ֗מּול עמיtransliterasinya “wə·’eṯ·mūl am·mî” diterjemakan sebelumnya orang-orang-Ku. dengan keterangan prp: oleh peneliti modern. Perbandingan 1. Masora sebelumnya orang-orang-Ku 2. NIV “Lately my people” Akhir-akhir ini umatku 3. LAI TB II sejak dulu umat-Ku Dengan ini LAI mengikuti Masora sebelmnya orang-orang-Ku namun LAI memberikan kalimat yang lebih relevan. B. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “ ”יְקֹומֵֵ֔ םtransliterasi “yə·qō·w·mêm” diterjemakan untuk muncul atau bangkit. Dengan keterangan cf= bandingkan dengan; prb = barangkali ; prp = diusulkan oleh pembaca modern קמיםterjemahannya bangkit Perbandingan 1. Masora untuk muncul atau bangkit 2. NIV “risen”bangkit 3. LAI TB II bangkit Dengan ini LAI mengikuti NIV juga mungkin didukung oleh pembaca modern yang menggunakan kata bangkit. C-C. BHS memberikan catatan kaki pada kalimat “ ”מ ֣מּול שלְ ֵ֔מה ֶּ ָ֖אדֶּ רtransliterasinya ּ “mim·mūl śal·māh e·ḏer” diterjemakan “dari jubah pakaian yang berlawanan” dengan keterangan crrp = naskah yang rusak ; frt= barangkali ; dan prp= diusulkan oleh peneliti modern perbandingan 1. Masora = dari jubah pakaian yang berlawanan 2. NIV = “strip off the rich robe from those who pass “menanggalkan jubah kaya itu dari mereka yang lewat 20 3. LAI TB II = merebut jubah, pakaian indah, dari orang-orang yang berjalan lewat Dengan ini maka LAI menggunakan kalimat tersendiri krena melihat dari catatan kaki yang mengatakan kemungkinan naskah ini rusah dan LAI memakai kalimat ini mungkin lebih relevan. D-D. BHS memberi catatan kaki pada kalimat “שּובי ָ֖ ֵ ”מֵ ע ְב ֣רים ֵ֔ ֶּבטחtransliterasinya “mê·‘ō·ḇə·rîm be·ṭaḥ šū·ḇê “ diterjemakan melewati keamanan hingga Kembali dari dengan keterangan prp= oleh pembaca modern מעֲברים לְ בטֵ ח שֶּ בֶּ רyang artinya Mereka yang membawa aman. perbandingan 1. Masora melewati keamanan hingga Kembali dari 2. NIV “like men returning from “seperti pria yang kembali dari 3. AI TB II seperti kembali dari Dengan ini LAI menggunakan kalimat tersendiri karena lebih relevan E. BHS memberikan catatan kaki pada kata “ ”מלְ ח ֵֽמהtransliterasinya “mil·ḥā·māh” diterjemakan pertempuran. Dengan keterangan frt= barangkali ְשביartinya tahanan cf= bandingkan dengan LXX= Septuaginta שֶּ בֶּ רartinya krisis perbandingan 1. Masora pertempuran 2. NIV “battle”pertemburan 3. LAI TB II perang Dengan ini maka LAI menggunakan kata perang sesuai dengan konteks yang ada, sedangkan NIV dan Masora kata yang sama. 2:9.A Pada Mikha 2:9 terdapat 3 masalah. Kata pertama yang di beri catatan kaki (ת ֲענֻגֶּ ֶ֑יהta‘ănuḡehā) ֵֽ yang artinya “Menyenangkan mereka”. Di beri codeks Prp= propositum, proponit (di usulkan oleh peneliti modern) kesempurnaan, kemewahan, kenikmatan yang luar biasa, kesenangan, kegembiraan, kenyamanan, Frt : fortasse ( barangkali; kej.1:21a menurut jenisnya) Terjemahan berbagai versi 1. Masora : Kesenangan, kegembiraan 21 2. NIV : their pleasant = menyenangkan mereka 3. LAI TB II : mereka cintai Kelompok memutuskan untuk mengikuti terjemahan versi LAI TB II karna memiliki makna bahwa tempat yang nyaman dan aman, di mana mereka bisa berkumpul bersama orang- orang yang dicintai. B. Masalah yang kedua terdapat pada kata “ָָּ‘( ֵֽעל ֵֶּ֔ליהōlālehā)” yang artinya “bayinya”. Diberi kodeks: prp : propositum, proponit (di usulkan oleh peneliti modern), frt : fortasse, cf c : confer = Berunding (endum) ect terjemahan berbagai versi 1. Masora : her infant = bayinya 2. NIV : their children = anak-anak mereka 3. LAI TB II : bayi-bayinya Menurut pendapat kelompok, terjemahan versi NIV lebih cocok, tetapi kelompok lebih memilih versi LAI TB II karena mengikuti versi Masora karna merupakan versi tertua. C. Masalah ketiga terdapat pada kata “ (הֲד ָ֖ריhăḏārî)” yang artinya “kemuliaan saya”. Diberi kodeks Frt : fortasse = barangkali Terjemahan berbagai versi 1. Masora : my glory = kemuliaan saya 2. NIV : my blessing = Berkat saya 3. LAI TB II : kemuliaan Kelompok memilih terjemahan versi LAI TB II karena mengikuti versi Masora sebagai versi tertua. Dan juga sesuai dengan situasi yang sedang terjadi, di mana para penguasa merebut kemuliaan yang Tuhan berikan kepada umatnya. 2:10 Pada Mikha 2:10 diberikan catatan kaki pada kata " "ט ְמאהditerjemahkan kenajisan. Dengan keterangan prb (mungkin), serta prp (diusulkan) oleh pembaca modern selain itu terdapa juga pada kalimata “ ”וְ חֶּ בֶּ ל ְתחבֵ ל, diterjemahkan akan binasa dengan kebinasaan dengan keterangan prp (diusulkan), sed (tetapi),m cs (metrum dalam sajak), prb (mungkin), sol (hanya),dttg (ditulis dua kali), serta dalam kata “” ְתחבֵ לditerjemahkan dihancurkan. Dengan keterangan prp (diusulkan), lalu dibandingkan 2 jamak didalam ayat tersebut. Terjemahan berbagai versi: 22 A. 1. Masora : apa pun / Sedikit bingung 2. NIV : najis 3. LAI TB 2 : kenajisan Dengan ini LAI mengikuti versi LXX atau BHS dan NIV, karena itu sesuai dengan situasinya yang terjadi akibat kenajisan, Sementara Masora memakai apapun atau sedikit binggung untuk merujuk situasi yang terjadi akibat nubuat nubuat B. 1. Masora : sayang sekali 2. NIV : sudah hancur dan tidak bisa di perbaiki kembali 3. LAI TB 2 : membinasakan dan kebinasaan Dengan ini LAI lebih mengarah kepada versi LXX atau BHS, kata ini sesuai dengan situasi yang mereka mengalami kebinasaan akibat kenajisan. Sementara NIV dan Masora memakai kalimat sayang sekali dan sudah hancur untuk menunjukan bahwa mereka sedang dalam kondisi yang tidak baik baik saja tersebut C. 1. Masora : menipu 2. NIV : hancur 3. LAI TB 2 : Membinasakan Dengan ini LAI lebih mengarah kepada versi LXX atau BHS dan NIV, kata ini sesuai dengan situasi yang mereka mengalami kebinasaan atau kehancuran. Sementara Masora memakai kata menipu untuk menunjukan bahwa mereka sedang dalam tipu daya nubuat nubuat palsu. 2:11. Pada Mikha 2:11 diberikan catatan kaki pada kata " ְׁ "ה ֵ ֹ֥לךditerjemahkan pergi. Dengan keterangan prb (mungkin), serta prp (diusulkan) oleh pembaca modern selain itu terdapa juga pada kata “ ”לְ ָך, diterjemahkan untukmu dengan keterangan prp (diusulkan), serta dalam kata “” העֹ֥םditerjemahkan orang-orang. Dengan keterangan prp (diusulkan), lalu dibandingkan 2 jamak didalam ayat tersebut. Terjemahan berbagai versi: 23 A. BHS memberikan catatan kaki pada kata “ ה ֵ ֹ֥לךholekh” yang diterjemahkan pergi. Ditambahkan keterangan halakh yang diterjemahkan pergi. Perbandingan 1. Masora “Pergi” 2. NIV “berjalan” 3. LAI TB 2 “datang” Dengan ini dari keterangan catatan kaki menerjemahkan pergi sedangkan NIV menerjemahkan berjalan sementara kata ini tidak ditemukan dalam LAI, melainkan LAI justru menerjemahkan datang. Bisa saja hal ini karena LAI menentukan kata yang paling sesuai dengan situasi dan teks. B. 1. Masora : untukmu 2. NIV : untukmu 3. LAI TB 2 : kepadamu Dengan ini LAI dan ketiga versi yang di gunakan yaitu BHS, masora dan NIV mengunkana kata yang hampir mirip ini sesuai dengan kepada siapa nubuat nubuat tersebut di tujukan tidak ada perbedaan yang mencolok pada ketidak versi teks target dari nubuat nubuat tersebut di tujukan. Meski terdapat perbedaan pemilihan kata tetapi tidak mempengaruhi makna C. 1. Masora : kepada orang orang 2. NIV : bagi orang orang 3. LAI TB 2 : menjadi orang yang Dengan ini LAI dan ketiga versi yang di gunakan yaitu BHS, masora dan NIV mengunkana kata yang hampir mirip ini sesuai dengan mengarah kepada suatu kelompok yang menjadi C. TAFSIRAN Ayat 1: - Ibrani: ַל־מ ְׁשכְׁ בֹותָ ם בְׁ אֹור הַ בֹ קֶ ר ַיעֲׂשּוהָ כִ י יֶש־לְׁ אֵ ל י ָ ָֹֽדם ִ הֹוי חֹֹֽ ְׁשבֵ י־אָ וֶן ּופֹ ֲעלֵי ָרע ע 24 - Transliterasi: hōw ḥōšəḇê āwen ūp̄ō‘ălê rā‘al miškəḇōwṯām bəōwr habbōqer ya‘ăśūhā kî yeš-lə’êl yāḏām - LAI TB II: “Sungguh celaka orang-orang yang merancang kejahatan dan membuat rencana jahat di tempat tidurnya. Ketika fajar menyingsing, mereka melakukannya, sebab ada kuasa di tangan mereka” - Pertanyaan & jawaban terhadap ayat 1 1. Apa itu kejahatan? Kejahatan atau kedurjanaan adalah berbagai cara curang untuk mencapai tujuan-tujuan egois.37 2. Siapakah orang-orang yang merancangkan kejahatan? Orang-orang yang merancang kedurjanaan adalah para pemilik tanah dan mereka yang tamak.38 Menurut sejumlah nabi, mereka adalah para pemimpin dan warga kaya di Israel dan Yehuda yang memperlakukan orang miskin secara tidak adil. 39 3. Mengapa orang-orang tersebut celaka? Mereka celaka karena mereka telah merancangkan kejahatan untuk mencapai tujuan keegoisan mereka. 40 Alasan berikutnya adalah karena dosa yang cepat mendatangkan kehancuran bagi bangsa-bangsa maupun kaum keluarga yaitu dosa penindasan yang dilakukan oleh mereka. 41 4. Kejahatan apa yang dirancangkan? Kejahatan yang mereka rancangkan antara lain adalah merampas ladang- ladang, merebut rumah-rumah, serta menindas orang-orang dan menjadikan suatu bangsa menjadi rakyat biasa dan menurunkan derajat mereka sebagai budak. 42 5. Mengapa melakukannya di waktu fajar menyingsing? Mereka malakukannya di waktu fajar karena pada malam hari mereka tidak tidur untuk merancang berbagai hal curang dan karena kuasa ada ditangan mereka. 43 Mereka tidak tidur karena selalu dipenuhi pikiran tentang 37 The Wycliffe bible Commentari:tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 2 Ayub-Maleakhi, 1084 38 Ibid, 664 39 Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2011., 1473 40 The Wycliffe bible Commentari:tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 2 Ayub-Maleakhi, 1084 41 Tafsiran Matthew Henry, Tafsiran Matthew Henry; Kitab Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.Terj, Jovita A. Saputra, dkk. Surabaya: Momentum Christian Literature, 2023, 102. 42 Ibid, 1084-1085 43 Ibid, 1084 25 bagaimana memperoleh harta benda dengan menyita atau menipu. Mereka memikirkan cara licik yang baru untuk memeras orang miskin hingga larut malam. 44 Setelah rencana itu matang dalam pikiran mereka di tempat tidur, mereka tidak membuang-buang waktu. Segera pada waktu fajar, mereka mengerjakannya. Mereka bangun pagi-pagi untuk menjalankan rancangannya, dan segala hal jahat yang mereka bisa lakukan, mereka mengerjakannya dengan segenap kekuatannya. 45 6. Kuasa seperti apa yang ada pada tangan mereka? Kekuasannya dapat diterjemahkan dengan “tangannya ialah sebagai allah bagi mereka” yang berarti mereka menjadikan kekuasaannya sebagai kekuasaan tetinggi yang mereka akui. 46 Jadi, Kelompok setuju dengan pernyataan dari berbagai sumber atau para ahli karena pada orang-orang yang merancang kejahatan adalah para pemimpin dan warga kaya di Israel dan Yehuda yang tamak dan hendak menindas kaum lemah. Melalui seruan Mikha, mereka akan celaka karena perbuatan buruk mereka bahkan tidak hanya itu mereka tidak tidur hanya untuk merancang kejahatan sehingga dapat dikaitkan dengan kejahatan yang dirancang di tempat tidur karena waktu mereka merancang yaitu pada waktu yang seharusnya digunakan untuk tidur bahkan mereka melakukannya tanpa jeda yaitu pada saat fajar menyingsing Ayat 2: - Ibrani: וְ חָ ְמדּו שָ דֹות וְ ָגזָלּו ּובָ ִּתים וְ נָשָ אּו וְ ָ ָֽע ְשקּו גֶּבֶּ ר ּובֵ יתֹו וְ ִּאיש וְ ַנ ֲחל ָָֽתֹו׃ פ - Transliterasi: wəḥāməḏū śāḏōwṯ wəḡāzālū ūḇāttîm wənāśā’ū ūḇāttîm wənāśā’ū wə‘āšəqū geḇer ūḇêṯōw wə’îš wənaḥălāṯōw - LAI TB II: “Apabila menginginkan ladang-ladang, mereka merampasnya, dan rumah-rumah, mereka menyerobotnya. Mereka memeras orang serta rumahnya, dan manusia serta milik pusakanya!” - Pertanyaan & jawaban terhadap ayat 2: 1. Mengapa mereka meladangkan ladang-ladang rumah-rumah, serta memeras orang pada masa itu? 44 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012, 664. 45 Tafsiran matther Herny, Tafsiran Matthew Henry; Kitab Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.Terj, Jovita A. Saputra, dkk. Surabaya: Momentum Christian Literature, 2023, 103. 46 Ibid, 664 26 Karena para penguasa atau para pemilik tanah pada jaman itu memiliki pemikiran yang telah dipenuhi oleh keserahkaan yang mana mereka menginginkan semua harta orang miskin yang ad di bawah kekuasaan mereka. 47. Kelompok menyetujui pernyataan diatas sebab yang melakukan penindasan berasal dari orang yang berkuasa, ini tentu saja dipengaruhi oleh niat serakah untuk menguasai yang didominasi oleh pihak penguasa karena biasanya berdasar kepada jabatan dan kuasa yang mereka miliki. Ayat 3: - Ibrani: ארֹּ תֵ יכֶּם ָֽ ְלָכֵ ן כֹּ ה אָ מַ ר יְ הוָה ִּהנְ ִּני חֹּ שֵ ב ַעל־הַ ִּמ ְשפָחָ ה הַ ז ֹּאת ָר ָעה אֲשֶּ ר ָֽל ֹּא־תָ ִּמישּו ִּמשָ ם צַ ּו וְ ל ֹּא ֵ ָֽתלְ כּו רֹומָ ה כִּ י ֵעת ָרעָה ִּ ָֽהיא׃ - Transliterasi: lāḵên kōh ’āmar Yahweh hinnî ḥōšêḇ ‘al-hammišpāḥāh hazzōṯ rā‘āh ’ăšer lō-ṯāmîšū miššām ṣawwərōṯêḵem wəlō ṯêləḵū rōwmāh kî ‘êṯ rā‘āh hî - LAI TB II: “Sebab itu, beginilah firman TUHAN: Sesungguhnya, Aku merencanakan malapetaka terhadap kaum ini, dan kamu tidak dapat menghindarkan lehermu dari kuk itu. Kamu tidak dapat lagi berjalan angkuh, sebab waktu itu waktu yang jahat.” - Pertanyaan dan jawaban terhadap ayat 3: 1. Kepada siapa firman yang dimaksud Mikha di tujukan? Kitab Mikha ditulis untuk orang Israel Yehuda di Yerusalem sebagai bentuk protes terhadap kondisi kekurangan keadilan sosial dan praktik penyembahan berhala48. Mereka merupakan orang-orang kaya dan penguasa-penguasa yang bersekongkol atau secara pribadi, terkhususnya soal monopoli tanah. 49 Penguasa-penguasa ini mungkin berasal dari kota Yerusalem yang keluar ke dusun atau perkampungan dan menyita milik warga disana dekat dengan Mosyeret. Mereka merupakan tuan tanah yang membeli atau merampas ladang demi ladang mereka, dan tidak ragu-ragu untuk menipu sesama mereka untuk mendapatkan tanah. 50 Hal ini hampir sama dengan tanah yang Mikha cantumkan yang berada di syefelah atau kaki bukit. 51 Oleh karena itu 47 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012, 664. 48 J. Blommendal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta:Gunung Mulia, 2016). Hal. 134 49 Ibid. 664 50 Alkitab Sabda, Tafsiran atau catatan. 51 Diane Bergant, CSA & Robert J. Karris, OFM, Tafsir Alkitab Perjanjian Lama, (Yogyakarta: Kanisius 2002), Hal. 680 27 sudah dengan jelas bahwa firman yang berisi rencana malapetaka itu ditujukan kepada bangsa Israel Yehuda di Yerusalem. 2. Mengapa dan untuk apa rencana malapetaka itu dinubuatkan? Menurut Blomendal rencana malapetaka itu dinubuatkan karena kekurangan keadilan sosial, teks ini membahas terutama pada penindasan yang dilakukan oleh golongan atas lebih khusus orang-orang miskin yang dikeruk oleh orang kaya, dan orang-orang miskin tersebut tidak dapat melakukan apa-apa. Rencana itu dinubuatkan untuk menghukum kelakuan buruk yang tidak mempedulikan tali persaudaraan yang ditetapkan. Allah merencanakan malapetaka sebagai imbalan bagi penguasa yang tidak mengenal belas kasihan dan menyingkirkan keadilan, masalah utama adalah ladang atau tanah yang direbut dan dikepung di Syefelah atau lembah atau kaki bukit yang dikepung dan direbut.52 Adapula yang menyebutkan rencana tersebut sebagai bentuk hukuman pribadi terhadap para pelaku pelanggaran. 53 Menurut beberapa alasan diatas, maka kelompok menyimpulkan bahwa melapetaka tersebut dinubuatkan karena kelakuan orang golongan atas terhadap orang bawahan dengan tujuan memghukum 3. Mengapa malapetaka itu tidak dapat dihindari? Bentuk malapetaka seperti apa sehingga tidak dapat dihindari? Malapetaka yang direncanakan itu merupakan tindakan Tuhan membalas mereka kerena ulah jahat mereka, sehingga tidak dapat dihindari oleh mereka.54 Ini dapat berhubungan dengan kedaulatan Tuhan yang tidak dapat di elak, bahwa apa yang ditetapkan Tuhan tidak luput dari manusia. Tidak terlalu jelas ditunjukkan bentuk malapetakanya namun mereka namun terdapat kalimat bahwa lehermu dari kuknya, Clarke dan Fleming menyatakan bahwa malapetaka yang di maksud yakni Tiglath-Piliser yang akan menghancurkan lalu mengangkut mereka ke Asyur dan menjadikan mereka budak. 55 Keil, Commfon setuju bahwa kuk itu adalah penjajah yang menaklukkan dan membebani mereka. 56 Sepertinya ini memiliki hubungan 52 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi, (Jakarta:Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012). Hal. 664 53 Andrew E. Hill & John H. Walton, Survei perjanjian Lama, (Malang:Gandum Mas, 1996) hal. 644 54 Charles F. Pferffer dan Everret F. Harrison. The Wycliffe Bible Commentary; Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 2: Perjanjian Lama: Ayub – Maleakhi. (Malang:Gandum Mas, 2014), Hal. 1085 55 Clarke Adam dan Fleming, Donald C, Komentar tentang Mikha 2:3, html. 1832 dan 2005 56 Comffon, James Burton, Komentar tentang Mikha 23, html 1999 28 dengan kata penawanan di ayat 4, bahwa bangsa itu akan menerima malapetaka dari Tuhan. karena itu malapetaka tersebut adalah penawan dari bangsa asing yakni Asyur oleh Tiglath-Pileser yang akan mengepung dan menawan mereka di Asyur, mempekerjakan mereka dan ini merupakan tindakan Tuhan bagi mereka. 4. Apakah bangsa tersebut sombong, sebab Mikha menyebutkan keangkuhan? Calvin menyatakan bahwa bangsa itu sombong dan membenci semua instruksi dari Tuhan, mereka tetap bersemangat berjalan dalam kejahatan tanpa mau tunduk kepada Tuhan.57 Karena itu mereka disebutkan tidak dapat berjalan dalam keangkuhan sebab hukuman Tuhan dan disebutkan dengan keangkuhan, sebab ini kata keangkuhan memiliki makna meninggikan diri dan memandang rendah orang lain. Ayat 4: - Ibrani: בַ ּיֹום הַ הּוא יִּ שָ א ֲע לֵיכֶּם מָ שָ ל וְ נָהָ ה ְנ ִּהי ִּ ָֽנ ְהיָה אָ מַ ר שָ דֹוד נְ שַ דֻּנּו חֵ לֶּק ַע ִּמי י ִָּמיר אֵ יְך י ִָּמיש לִּ י לְ שֹובֵ ב שָ דֵ ינּו יְ חַ ֵ ָֽלק - Transliterasi: bayyōwm hahū yiśśā 'ălêḵem māšāl wənāhāh nəhî nihyāh'āmar šāḏōwḏ nəšaddunū, ḥêleq 'ammî yāmîr; 'êḵ yāmîš lî, ləšōwḇêḇ śāḏênū yəḥallêq - LAI TB II: “Pada hari itu orang akan melontarkan sindiran tentang kamu dengan meratap sedih, katanya, "Kita telah dihancurleburkan! Bagian pusaka bangsaku telah berpindah tangan, bagaimana mungkin ia beralih lagi kepadaku? Ladang-ladang kita dibagikan kepada orang-orang yang menawan kita." - Pertanyaan & jawaban terhadap ayat 4: 1. Jelaskan maksud dari kalimat “pada waktu itu” dalam ayat 4! Pada waktu itu yang dimaksudkan adalah waktu Allah campur tangan untuk menghukum atau melepaskan orang-orang di Israel dan Yehuda 2. Siapakah yang melontarkan sindiran? Ketika Tuhan hendak menghukum akan ada yang menyindir mereka, orang- orang yang menyindir ini bukanlah musuh atau orang luar melainkan orang Israel sendiri yakni mereka yang ditindas dan sedang meratap yang dapat dibuktikan melalui kalimat “kita telah dihancurleburkan”.58 Karena itu kelompok menyimpulkan bahwa yang melontarkan sindiran merupakan sesama 57 Jhon Calvin, Komentar tentang Mikha 2:3, html 1840 58 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012, Hal. 664 29 orang israel yang ditindas oleh penguasa. mereka dirugikan atas perbuatan penguasa tersebut, sehingga pada akhirnya mereka pun angkat suara tidak menerima. 3. Mengapa disebutkan bagian pusaka dalam rencana malapetaka tersebut? Apa pusaka yang dimaksud? Warisan yang dimaksud disini adalah tanah, saat bangsa Israel keluar dari Mesir dan merebut Kanaan mereka kemudian Yosua membagi-bagikan tanah itu bagi mereka (Yos. 14:1). Lalu bangsa itu diperintahkan untuk memelihara warisan itu dan tidak boleh direbut atau diambil alih oleh suku-suku lain sebab ada hukumnya. Itu adalah bentuk pusaka dari kontrak perjanjian bangsa Israel dengan Tuhan yang dijanjikan sejak zaman Abraham. Sehingga pusaka yang dimaksud disini adalah ladang atau tanah yang diperebutkan, mengingat bahwa malapetaka ini direncanakan karena monopoli tanah tersebut. Im. 25:23-24 melihat mnopoli sebagai kejahatan dan menjijikkan bagi Tuhan. 59 Tanggapan kelompok terhadap pernyataan-pernyataan diatas bahwa pusaka merupakan sesuatu yang diwariskan dan perlu dijaga. Seperti bangsa Israel dalam teks kami menemukan pusaka tersebut berupa tanah yang dibagi- bagikan oleh Yosua ketika menduduki Kanaan. Namun Tuhan turut bekerja dalam pembagian dan penetapan kepemilikan tanah tersebut. Ayat 5: - Ibraniהוה׃ ָֽ ָ גֹורל ִּבקְ הַ ל ְי ָ א־י ְהיֶּה לְ ָך מַ ְשלִּ יְך חֶּ בֶּ ל ְב ָֽ ִּ ֹּ לָכֵ ן ָֽל - Transliterasi: lāḵên lō yihyeh ləḵā mašlîḵ chevel bəḡōwrāl; biqhal yehova - LAI TB II: “Sebab itu, tidak akan ada bagimu orang yang melontarkan tali mengukur milik pusaka hasil undi di dalam jemaah TUHAN.” - Pertanyaan dan jawaban ayat 5: 1. Siapakah pihak yang dimaksud dari “Sebab tidak ada bagimu”? Pihak yang dimaksud dengan “mu” pada kalimat tersebut adalah para penindas yang tidak berperi kemanusiaan, yakni orang-orang kaya dan berkuasa yang telah merampas tanah dan harta milik orang lain dengan cara yang tidak adil. Mereka tidak akan mempunyai keturunan untuk membuang undi mengenai pembagian tanah itu seperti yang dillakukan oleh nenek 59 Dianne Bergant dan Robert J. Karris. Tafsir Alkitab Perjanjian Lama. Penerj. A. S. Hadiwiyata. Yogyakarta: Kanisius, 2012, hal. 680 30 moyang mereka pada zaman Yosua.60 Mereka adalah kelompok yang diperingatkan oleh Nabi Mikha karena telah melakukan kejahatan dengan menindas orang miskin dan lemah. 61 Menuru kami, kata "mu" merujuk pada orang-orang kaya dan berkuasa yang bertindak tidak adil, merampas tanah dan harta milik orang lain. Mereka ini diingatkan oleh Nabi Mikha karena sering menindas orang miskin dan lemah. Kita bisa lihat bahwa peringatan seperti ini masih penting sampai sekarang, untuk mengingatkan kita akan perlunya keadilan sosial dan melindungi hak-hak orang yang kurang beruntung. 2. Mengapa penting untuk memahami siapa yang merampas milik pusaka? Karena ini menunjukan bahwa terjadi ketidakadilan sosial dan penindasan oleh orang-orang yang berkuasa. Dengan mengenali siapa yang mengambil milik pusaka, maka dapat diketahui akar dari ketidakadilan sosial yang terjadi. 62 Kami menyimpulkan bahwa ini menunjukkan adanya ketidakadilan sosial dan penindasan dari orang-orang yang berkuasa. Dengan mengetahui siapa yang mengambil harta pusaka, kita bisa lebih jelas melihat akar dari masalah ketidakadilan sosial yang ada. Hal ini penting untuk memahami situasi dan mencari solusi yang lebih baik. 3. Apa maksud dari kata tali yang dicantumkan dalam ayat ini? Tali yang disebut adalah tali pengukur yang dipakai tukang ukur dalam menentukan batas-batas dari tanah milik.63 Jadi menurut kelompok, tali yang disebutkan itu adalah tali pengukur yang digunakan oleh tukang ukur untuk menentukan batas-batas tanah milik. Tali ini penting untuk memastikan bahwa setiap tanah memiliki batas yang jelas dan tidak ada sengketa antara pemilik. Dengan menggunakan tali ini, tukang ukur bisa memberikan penjelasan yang tepat tentang ukuran dan posisi tanah yang dimiliki. 4. Apa yang maksud dengan milik pusaka yang dicantumkan dalam ayat ini? Milik pusaka adalah tanah yang tidak boleh diperjual belikan sesuai dengan hukum Tuhan. Karena dalam kepercayaan umat Israel, Allah adalah pencipta 60 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012, hal 665 61 Ibid, Hal. 665. 62 Lili, Maria Evvy Yanti, Keadilan, Penghukuman: Kontribus Teologis Kitab Mikha bagi Umat, Vol. 4, No. 1, JurnL Teologi Gracia Deo, Juli 2021, 84. 63 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012, Hal 665 31 dan pemilik semua tanah (Kej.1:2).64 Seperti dalam peristiwa Nabot, bagaimana ia mempertahankan tanah yang menjadi warisnya dan bersikeras menolak untuk ditukar oleh seorang raja sekalipun (2 Raja-raja 21:1-29)65 serta Yosua 14:1-2 membahas tentang milik pusaka yang diterima oleh orang Israel di tanah Kanaan dari Imam Eleazer dan Yosua bin Nun serta kepala- kepala kaum dari suku-suku mereka. Milik pusaka sendiri dibagikan melalui undi yang diperintahkan oleh TUHAN.66 Karena itu kelompok setuju bahwa milik pusaka adalah tanah yang dianggap suci dan tidak boleh diperjualbelikan, karena merupakan pemberian Tuhan. Kisah Nabot menunjukkan pentingnya mempertahankan warisan, meskipun ada tekanan dari kekuasaan. Pembagian tanah di Kanaan melalui undi oleh Imam Eleazer dan Yosua menegaskan bahwa pemilikan tanah adalah bagian dari rencana ilahi, menghubungkan nilai material dan spiritual bagi umat Israel. 5. Apa akibat dari kehilangan milik pusaka? Hilangnya tanah milik pusaka menandai hilangnya status sebagai orang yang “bebas” dan karena itulah tidak dapat dianggap lagi sebagai keturunan abraham dan pewaris keselamatan yang dijanjikan Allah. 67 Kelompok kami setuju dengan pernyataan hilangnya tanah milik pusaka menandakan hilangnya status sebagai orang “bebas,” sehingga individu tersebut tidak lagi dianggap sebagai keturunan Abraham dan pewaris keselamatan yang dijanjikan Allah. Ayat 6: - Ibrani אַ ל־תַ ִּטפּו י ִַּטיפּון ָֽל ֹּא־י ִַּטפּו לָאֵ לֶּה ל ֹּא יִּ סַ ג כְ לִּ ָֽמֹות׃ - Transliterasi: ‘al taṭṭip̄ū yaṭṭîp̄ūn; lō yaṭṭip̄ū lā'êlleh lō yissah kəlimmōwṯ - LAI TB II: "Janganlah bernubuat," kata mereka, "orang tidak bernubuat seperti itu!Aib tidak akan menimpa kita." - Pertanyaan dan jawaban ayat 6: 1. Apa yang dimaksud dari “Janganlah bernubuat” dalam bacaan ini? 64 Lembaga Alkitab Indoensia, ALKITAB Edisi Studi, (LAI, 2015), 1474. 65 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012, Hal 665 66 Ibid, Hal. 665 67 Robertus Rubiyatmoko, Kenabian dan Hukum, Vol. 21, No. 02, Jurnal Orientasi Baru, Oktober 2021, 176. 32 Maksud dari frasa “janganlah bernubuat” dalam frasa ini adalah peringatan Mikha itu ditolak oleh pendengarnya secara menghina. Orang-orang Yehuda yang yang sinis itu menolak mendengar kata-kata muluk-muluk yang sudah basi dari nabi Mikha dan teman-temannya, hal ini terjadi karena mereka menganggap bahwa hal-hal buruk tidak akan menimpa mereka.68 2. Siapakah pihak yang dimaksud dari “mereka” pada ayat tersebut? Kata mereka yang dimaksud adalah orang-orang Yehuda yakni mereka yang menipu orang lain.69 3. Apa makna spesifik dari kalimat “Aib tidak akan menimpa kita”? yakni Penyesalan-penyesalan tidak akan ada hentinya. 70 Jadi kelompok menyetuui bahwa frasa “janganlah bernubuat” menunjukkan penolakan orang-orang Yehuda terhadap peringatan Nabi Mikha. Mereka meremehkan kata-kata nabi karena merasa aman dan percaya bahwa bencana tidak akan menimpa mereka. Sikap sinis ini mencerminkan ketidakpedulian mereka, yang pada akhirnya akan membawa penyesalan tanpa henti Ayat 7: - Ibrani הֹולְך׃ ָֽ ֵ ֵיטיבּו עִּ ם הַ ּיָשָ ר ִּ הֶּ אָ מּור ֵ ָֽבית־ ַיעֲקֹּ ב הֲקָ צַ ר רּוחַ ְיהוָה ִּאם־אֵ לֶּה מַ ֲע ָללָיו הֲלֹוא ְדבָ ַרי י - Transliterasi: he'āmūr bêṯ ya‘ăqōḇ, hăqāṣar rūaḥ Yahweh, ’im ’êlleh ma‘ălālāw; hălōw ḏəḇāray yêṭîḇū, ‘im hayyāšār hōwlêḵ. - LAI TB II: “Bolehkah hal itu dikatakan, hai keturunan Yakub? Apakah TUHAN kurang sabar? Seperti itukah tindakan-Nya? Bukankah firman-Ku baik terhadap orang yang hidup lurus?” - Pertanyaan dan jawaban terhadap ayat 7: 1. Mengapa dikatakan keturunan yakub? Dikatakan keturunan yakub, karena yakub merupakan leluhur mereka yang dihormati. 71 Mikha juga mempersalahan keturnan yakub merekalah yang seharus nya mempraktekan keadilan tetapi justru merekalah yang menolak akan keadilan.72 Menurut tanggapan kelompok, kami setuju dengan kedua jawaban 68 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012, Hlml 665 69 Ibid, Hlm. 665. 70 Ibid, Hlm. 665. 71 Matthew Henry. Tafsiran Matthew Henry; Kitab Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.Terj, Jovita A. Saputra., dkk. Surabaya: Momentum Christian Literature, 2023. Hlm 108. 72 Surip Stanislaus, Kritik Sosial: Nabi Israel-Yehuda Jurnal Filsafat-Teologi, Vol. 15, No. 1, Januari 2018, Hlm. 83 33 tersebut karena jawaban yang diberikan sesuai dengan konteks mereka sebagai keturunan dari Yakub yang melaukan penindasan dalam teks. 2. Mengapa dikatakan bahwa Tuhan tidak sabar? Disebutkan bahwa Tuhan tidak sabar, pertanyaan ini sebagai penegasan terhadap penulis bahwa tentu Tuhan tidak sabar dengan kelakuan dari keturunan Yakub. 73 Menurut tanggapan kelompok, kami setuju akan jawaban tersebut karena jawaban tersebut sebagai penegasan akan ciri watak Tuhan. 3. Apa maksud dari pertanyaan “seperti itukah tindakan-Nya”? Hal ini menunjuk pada pertanyaan terhadap tindakan-tindakan Tuhan yang menghukum itu. Bukan itu ciri watak-Nya dan bukan itu perlakuan yang ia sukai terhadap umat perjanjian-Nya yakni Israel, karena biasanya perkataan- perkataan-Nya memiliki maksud yang baik dan menguntungkan bagi mereka, jika mereka hidup dalam keadilan dan kebenaran. 74 Menurut tanggapan kelompok, kami setuju akan jawaban tersebut karena ciri-watak Tuhan tidak seperti itu. Ayat 8: - Ibrani וְ אֶּ ְתמּול ַע ִּמי לְ אֹויֵב יְ קֹומֵ ם ִּממּול שַ לְ מָ ה אֶּ דֶּ ר תַ פְ ִּשטּון מֵ עֹּ ְב ִּרים בֶּ טַ ח שּובֵ י ִּמלְ חָ ָ ָֽמה׃ - Transliterasi: wə’eṯmūl, ‘ammî lə’ōwyêḇ yəqōwmêm, mimmūl śalmāh, ’eḏer tap̄šiṭūn; mê‘ōḇərîm beṭaḥ, šūḇê milḥāmāh. - LAI TB II:” Tetapi, sejak dulu umat-Ku bangkit sebagai musuh: Di depan mata kamu merebut jubah, pakaian indah, dari orang-orang yang berjalan lewat dengan rasa aman, seperti kembali dari perang.” - Pertanyaan & jawaban terhadap ayat 8: 1. Siapa yang dimaksud dengan umat Ku bangkit sebagai musuh? Yang dimaksud dengan umat-Ku, yakni para penindas, dikataan musuh sebab mereka memperlakukan orang yang tak bersalah, seprti “musuh” yang memperlakukan tawananya. 75 Menurut tanggapan kelompok, kami setuju akan jawaban tersebut karena dalam teks secara tersirat merujuk pada para penindas. 73 Simanjuntak, A. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996, Hlm. 665 74 Ibid, Hlm. 665 75 www.Biblehub.com 34 2. Siapa orang-orang berjalan lewat dengan rasa Aman? yang dimaksud dengan orang-orang berjalan lewat dengan rasa aman yakni para pejalan-pejalan yang lewat dari daerah mereka yang tidak mebahayakan.76 Menurut tanggapan kelompok, kami setuju akan jawaban tersebut karena dalam teks secara tersirat merujuk pada para penindas. Menurut tanggapan kelompok, kami setuju akan jawaban tersebut karena dalam tesk juga dicamtumkan kata lewatdengan rasa aman yang dalam artian pejalan-pejalan kaki yang tidak membahayakan. 3. Apa yang dimaksud dengan merebut jubah pakaian indah? Yang dimaksudkan dengan merebut jubah pakaian indah, yakni Mikha merenungkan tentang keserakaan orang-orang yang terus-menerus merampok pakaian dan jubah indah orang-orang yang sekedar yang lewat, mereka berniat baik dan penuh kedamaian, namun orang-orang menyerang dan merampok mereka seakan-akan mereka orang-orang berbahaya. 77 Menurut tanggapan kelompok, kami setuju akan jawaban tersebut karena kata merebut milik orang lain merupakan tindakan paksaan yang merujuk pada keserakahan. Ayat 9: - Ibrani עֹולם׃ ָֽ ָ ְנְ שֵ י ַע ִּמי ְתג ְָרשּון ִּמבֵ ית ַ ָֽת ֲענֻּגֶּיהָ מֵ עַל ָֽ ֹּע ָללֶּיהָ ִּתקְ חּו הֲדָ ִּרי ל - Transliterasi: nəšê 'ammî təḡārəšūn, mibbêt ta'ănuḡehā; mê‘al ‘ōlālehā, tiqḥū hăḏārî lə‘ōwlām. - LAI TB II: “Para perempuan di antara umat-Ku kamu halau dari rumah yang mereka cintai, dari bayi-bayinya kamu mengambil untuk selama-lamanya, kemuliaan yang telah Kuberikan kepada mereka.” - Pertanyaan dan jawaban terhadap ayat 9: 1. Kemuliaan apakah yang Tuhan berikan kepada Umat-Nya? Kemuliaan yang diberikan Tuhan yang dimaksud dalam ayat ini adalah kemerdekaan. Menurut hukum Allah, orang Israel tidak boleh dijadikan 76 Simanjuntak, A. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2, Ayub-Maleakhi. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2012. Hlm. 665 77 Henry, Matthew. Tafsiran Matthew Henry; Kitab Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, Maleakhi.Terj, Jovita A. Saputra, Jovita A., dkk. Surabaya: Momentum Christian Literature, 2023, Hlm 112. 35 budak (1 Raja-raja 4:1)78 sedangkan para penguasa merebut anak-anak mereka dan juga merampas hak untuk menjadi warga negara dan hak untuk beribadah di Bait Suci.79 2. Apakah yang mereka lakukan terhadap para perempuan dan bayi-bayi? Yang terjadi adalah orang-orang atau para penguasa merampas rumah milik para janda dan mengusir para janda dan anak-anak yatim dari rumah mereka sebagai tangguungan gadai dan orang-orang seperti ini tidak mengenal belas kasihan. Orang-orang itu juga menghapus martabat dan semarak dari janda dan anak yatim sebagai anggota dari persemakmuran Israel dengan cara menjual mereka menjadi budak seumur hidup kepada tuan-tuan di negeri- negeri asing. Dengan tujuan mendapatkan keuntungan atau bunga. 80 3. Siapakah perempuan dan bayi-bagi yang dimaksudkan dalam teks? Perempuan yang di maksud dalam bacaan ini menunjuk kepada para janda dan juga bayi-bayi menunjuk kepada anak-anak yatim. 81 Secara spesifik perempuan dan bayi yang dimaksud adakah bangsa Israel Yehuda yang ada dalam kondisi kekurangan keadilan sosial. 82 Jadi, Menurut pendapat kelompok Bangsa Israel Yehuda yang ada pada saat ada dalam kondisi kekurangan keadilan sosial, khususnya para janda dan anak-anak Yatim diberikan kemerdekaan oleh Tuhan dimana mereka memiliki hak untuk menjadi warga negara dan juga mereka memiliki hak atas tanah yang menjadi warisan mereka dan tidak sepatutnya para penguasa dengan sewenang- wenangnya merampas apa yang mereka miliki dan yang menjadi hak mereka hanya dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan. Ayat 10: - Ibrani קּומּו ּולְ כּו כִּ י ל ֹּא־ז ֹּאת הַ ְמנּוחָ ה בַ עֲבּור טָ ְמאָ ה ְתחַ בֵ ל וְ חֶּ בֶּ ל נִּ ְמ ָ ָֽרץ׃ - Transliterasi: qūmū ūlḵū kî zōṯ lō hammənūḥāh ba‘ăḇūr ṭāmə’āh təḥabbêl nimrāṣ wəḥeḇel 78 Alkitab Sabda 79 Charles F. Pfeffer., Everett F. Harrison. The Wycliffe Bible Commentary; Tafsiran Alkitab Wycliffe Volume 2: Perjanjian Lama: Ayub – Maleakhi. Malang: Gandum Mas, 2005, Hlm. 1086 80 A. Simanjuntak.Tafsiran Alkitab masa Kini 2 Ayub- Maleakhi, Jakarta: Yayasan Komunikasi,1996, Hal. 665 81 Ibid. 665 82 Dr. J. Blommendaal. Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunug Mulia, 2012, Hal 134 36 - LAI TB II:” Pergilah segera, sebab ini bukan tempat perhentian, oleh karena kenajisan yang membinasakan, dan kebinasaannya tidak terpulihkan.” - Pertanyaan & jawaban terhadap ayat 10: 1. Mengapa Tuhan menyatakan bahwa tempat itu tidak lagi menjadi tempat perhentian? Tanah suci, yang seharusnya menjadi tempat yang bersih dan suci, tidak dapat mempertahankan kesuciannya ketika ada kejahatan dan kenajisan. Ini berarti bahwa tindakan jahat dan perilaku yang menjijikan dari umat menyebabkan tanah suci tersebut menjadi ternoda. Ketika suatu tempat yang seharusnya dihormati dan dianggap suci dipenuhi dengan kejahatan, Tuhan tidak bisa lagi menganggapnya sebagai tempat istirahat. Ini menegaskan pentingnya kesucian dan perilaku baik dalam menjaga hubungan yang baik dengan Tuhan. Dengan kata lain, kehadiran kejahatan merusak sifat suci tempat tersebut, sehingga Tuhan tidak lagi menyatakannya sebagai tempat di mana Ia hadir atau beristirahat.Jadi, tempat itu tidak lagi menjadi tempat istirahat karena ketidakmampuan untuk menjaga kesucian di tengah kejahatan yang ada.83 2. Apa yang membuat tanah itu menjadi najis menurut ayat ini? Tanah itu menjadi najis karena dipenuhi dengan ketidakadilan, penindasan, dan kekacauan. Situasi yang digambarkan menunjukkan bahwa para petani dan penduduk desa hidup dalam ketakutan dan ketidakamanan akibat serangan tentara dan di manfaatkan oleh pemimpin yang korup. Mereka yang seharusnya melindungi masyarakat, seperti para pemimpin dan imam, justru memperparah kondisi dengan menindas orang-orang miskin. Kecurangan dan penindasan ini menciptakan suasana yang kotor dan tidak layak, sehingga tanah tersebut dianggap najis. 84 Jadi Kelompok kami setuju dengan pernyataan bahwa kehadiran kejahatan, ketidakadilan, dan perilaku buruk merusak kesucian suatu tempat, membuatnya tidak lagi layak sebagai tempat perhentian Tuhan. Kenajisan muncul dari tindakan manusia yang tidak adil, termasuk penindasan dan korupsi, yang menciptakan suasana tidak suci dan 83 A. Simanjuntak. Tafsiran Alkitab Masa Kini 2 Ayub-Maleakhi; berdasarkan fakta-fakta Sejarah ilmiah dan alkitabiah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1996), 665 84 Charles F. Pfeiffer Everett F. Harrison, The Wycliffe Bible Commentary, Gandum Mas, 2014, 1072. 37 tidak layak di hadapan Tuhan. Ini menunjukkan pentingnya menjaga kesucian melalui perilaku moral yang baikAyat 11: - Ibrani לּו־איש הֹּ לְֵך רּוחַ וָשֶּ קֶּ ר כִּ זֵב אַ ִּטף לְ ָך ַלּיַיִּ ן וְ לַשֵ כָר וְ הָ יָה מַ ִּטיף הָ עָם הַ ֶּזָֽה׃ ִּ - Transliterasi: lū ’îš rūaḥ hōlêḵ kizzêḇ wāšeqer aṭṭip̄ ləḵā layyayin wəlaššêḵār wəhāyāh maṭṭîp̄ hazzeh hā‘ām - LAI TB II: "Seandainya seseorang datang dengan bualan hampa dan dusta, katanya, "Aku bernubuat kepadamu tentang anggur dan arak,” maka dialah yang patut menjadi orang yang bernubuat terhadap bangsa!” - Pertanyaan & jawaban terhadap ayat 11: 1. Apa yang dimaksudkan dengan “bualan hampa & dusta” pada ayat? Secara harafiah, diartikan seandainya seorang yang mengatakan omong kosong dan kata palsu, bekata-kata dusta.85 2. Apa yang dimaksud dengan nubuat tentang anggur dan minuman keras dalam teks ini? Mikha mengatakan bahwa jika seseorang datang dengan berbohong tentang minuman keras dan anggur, dia akan dianggap sebagai nabi bagi orang-orang tersebut. Hal ini menggambarkan bahwa mereka lebih suka mendengar pesan yang memuaskan hawa nafsu duniawi mereka, daripada mendengar kebenaran dari Tuhan. 86 3. Siapa seseorang yang di dimaksud dalam ayat ini? Seorang yang dimaksud dalam ayat itu adalah nabi-nabi palsu. Mereka digambarkan sebagai orang yang bersedia menyampaikan pesan yang disukai oleh orang-orang, seperti kenikmatan dunia. 87 Jadi, Kelompok kami setuju dengan pernyataan para ahli yang secara garis besar menjelaskan bahwa "bualan hampa dan dusta" merujuk pada kata-kata kosong dan kebohongan. Mengenai nubuat tentang anggur dan minuman keras, h