Anthropometry & Somatotype PDF
Document Details
Uploaded by DashingLeibniz7457
Tags
Summary
This document provides an overview of anthropometry and somatotyping. It covers definitions, purposes, various measurements like body weight, and details on the techniques used. The document discusses the importance of anthropometry in identifying physical variations for sports and other fields.
Full Transcript
Anthropometry & Somatotype Week Week 3 Date @August 28, 2024 Lecturer Bu Mirza Hapsari Methods Online Antropometri Definisi Anthropos → man; Metry → measure at...
Anthropometry & Somatotype Week Week 3 Date @August 28, 2024 Lecturer Bu Mirza Hapsari Methods Online Antropometri Definisi Anthropos → man; Metry → measure atau ukuran. Antropometri: mempelajari pengukuran dimensi-dimenasi tubuh manusia, yang meliputi tulang, otot, dan jaringan adiposa. Pengukuran antropometri membutuhkan set teknik pengukuran yang diekspresikan dalam suatu angka (kuantitatif). Tujuan Pengukuran Antropometri Hasil pengukuran berupa data statistikal yang digambarkan dalam ukuran, massa (berat), dan bentuk. Pengukuran proporsi tubuh manusia dibedakan berdasarkan kelompok jenis kelamin, usia, dll. Digunakan untuk proses identifikasi. Karakteristik fisik yang berbeda-beda akan memunculkan human physical variation sehingga bisa diidentifikasikan apakah subjek yang diukur cocok untuk menjadi atlet pada suatu cabang olahraga tertentu. Jenis Pengukuran Berat badan (mass/weight) Lingkar (circumferences or girths) → lingkar lengan Panjang dan tinggi badan (lengths and heights) Lekuk tulang (curvatures or arcs) Lebar tulang (breadths or widths) Soft tissue measurement (skin folds) Kedalaman (depths) Pengukuran tersebut memerlukan teknik yang berbeda-beda sehingga alat yang dibutuhkan juga berbeda. Alat Pengukuran Anthropometry & Somatotype 1 Anthropometry tape atau metline → mengukur circumference Skinfold caliper → mengukur ketebalan lemak Sliding caliper → mengukur panjang tulang dengan berbagai ukuran menyesuaikan panjang pendek tulang Weighing scale → mengukur berat badan Spreading caliper → fungsinya mirip dgn sliding caliper, bedanya pada dimensi ukur Sitting height table → mengukur tinggi duduk dan tinggi tungkai Anthropometer set → dapat mengukur berbagai dimensi tubuh Rekomendasi untuk Mengukur Antropometri 1. Semua alat harus terverifikasi atau terkalibrasi. 2. Mengetahui basic point atau titik mana yang akan diukur. 3. Proses pengukuran (bagaimana posisi yang tepat, apakah perlu mengenakan pakaian atau tidak, apakah pengukur sudah terstandar, ketersediaan alat pengukur, setting ruangan antara laki-laki dan perempuan apakah perlu dipisah, peletakkan alat, dan suhu ruangan). *Suhu ruangan akan memengaruhi badan atlet. Jika terlalu panas dan atlet berkeringat, maka dapat memengaruhi alat pengukuran, seperti skinfold thickness. 4. Pengumpulan data (bagaimana data dicatat, dientry, dan diverifikasi). Misalnya, dari pengukuran diperoleh lebar humerus tulang lebih dari 30 cm, padahal normalnya tidak mencapai 30 cm. Oleh karena itu, diperlukan validator yang memverifikasi data antropometri supaya hasilnya rasional. Teknik Pengukuran Pengukur harus benar-benar divalidasi supaya presisi dan akurat. Presisi (precision): bagaimana seorang pengukur dapat konsisten dengan hasil yang sama apabila: Dibandingkan dengan pengukurannya sendiri (intra-observer reability). Dibandingkan dengan pengukur lain (inter-observer reability) Akurasi (accuracy): seberapa dekat nilai hasil pengukuran dengan gold standart atau standar pengukuran yang ideal/sebenarnya. Anthropometry & Somatotype 2 Pengukur (anthropometrist) harus memverifikasi ketepatannya dengan menghitung Technical Error of Measurement (TEM). Jika hasil TEM bagus dan tingkat error rendah, maka pengukur diizinkan untuk melakukan pengukuran. Metodologi Asesmen Antropometial Antropometri terkesan sederhana, padahal tidak. Harus memenuhi Standard specification of the International Society for the Advancement of Kinanthropometry (ISAK, 2006) → organisasi pelatihan anthropometrist ahli. Antropometri untuk Atlet Sport anthropology → bagaimana suatu budaya latihan yang dilakukan setiap hari oleh para atlet akan merubah human morphological variation. Perubahan ini nantinya dapat menentukan motor performance. Misalnya, atlet jumping berlatih sesuai performa cabang olahraganya sehingga dapat merubah human morphology-nya. Perubahan fisik tersebut dijadikan benchmark oleh pembina olahragawan untuk membibit atlet di suatu cabang olahraga tertentu. Oleh karena itu, pengukuran antropometri dapat digunakan sebagai dasar untuk seleksi atlet. Pengukuran antropometri atlet, terdiri dari: a. Overall body size (stature and body weight) b. Sitting height/tinggi duduk → mengestimasi kekuatan eksterimitas bawah (contoh cabor: angkat besi, sepak bola) c. Skeletal breadths → mengindikasi robustness atau kekekaran d. Limb circumferences → menunjukkan perkembangan otot e. Skinfold thickness → atlet diharapkan memiliki lemak yang tipis Note: Bagian ini ngga dijelasin ibunya di zoom, jd aku cuma rangkum dikit dari PPT yaww (sub bab ini jg sudah dibahas lebih detail sm Bu Mirza di HO sebelah) ^^ Komposisi Tubuh Komponen penyusun tubuh bervariasi menurut jenis kelamin, usia, pola makan, dan aktivitas fisik. Total body weight: 12% lemak 42% otot 18% tulang Total body water: 1/3 ekstraseluler 2/3 intraseluler Komposisi tubuh atlet dan formulanya: Anthropometry & Somatotype 3 Body Mass Index (BMI) → stature dan body weight Total body water Fat mass/FM (% body fat) Fat free mass/FFM Body Density Perbedaan Gender (Fit but Unequal) Otot Hormon pada laki-laki (testosterone) membuat persentase lean muscle-nya lebih besar dari perempuan, terutama pada bagian upper body. Oleh karena itu, kemampuan jumping, throwing, sprinting, dan weightlifting laki-laki lebih bagus dari perempuan. Jantung Laki-laki memiliki ukuran jantung yang besar sehingga darah kaya oksigen dapat terdistribusi lebih banyak. Selain itu, laki-laki memiliki aerobic capacity atau VO2 max 15-25% lebih besar dari perempuan. Hal ini mengakibatkan endurance nya besar. Lemak Total body fat perempuan 16% dari bb karena perempuan membutuhkan lebih banyak essential fat untuk menjalankan sistem tubuh. Hormon esterogen meningkatkan penyimpanan lemak. Body-fat range: 20-32% (perempuan); 10-22% (laki-laki) Lutut Lutut memiliki ruang gerak yang disebut Q angle → laki-laki 12 derajat; perempuan 16 derajat. Q angle yang tinggi erat kaitannya dengan kerentanan sendi lutut. Latihan kekuatan yang menarget hamstring dan otot sekitarnya dapat mengurangi risiko tersebut. Anthropometry & Somatotype 4 Fleksibilitas Sendi perempuan memiliki ruang gerak lebih besar sehingga lebih fleksibel pada gymnastic dan skating. Somatotipe Somatotipe: suatu cara untuk mengetahui tipe tubuh seseorang. Tiga komponen utama: a. Endomorphy b. Mesomorphy c. Ectomorphy Ketiga komponen tersebut harus disebut secara berurutan. Setiap komponen mengidentifikasi sekuens tubuh, bisa cenderung ke endomorph, mesomorph, atau ectomorph. Penilaian tersebut merupakan sebuah proses dari dalam tubuh manusia yang berkaitan dengan: Morfologi Fisiologi → bentuk tubuh dan komposisi tubuh Psikologi Pertumbuhan (growth), kematangan sel (maturation), proses penuaan (process of aging), status gizi, dan sport performance Komponen somatotipe erat kaitannya dengan proses tumbuh manusia Endoderm: perkembangan perlemakan di tubuh Anthropometry & Somatotype 5 Mesoderm: perkembangan muskuloskeletal Ectoderm: linearitas tubuh Organogenesis Ketiga komponen tersebut berasal dari proses organongenesis makhluk hidup. Organogenesis adalah proses pembentukan organ-organ tubuh pada mahluk hidup. Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada fase grastula. Lapisan pada dinding tubuh embrio dibagi menjadi 3, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm. Lapisan ektoderm akan berdiferensiasi menjadi jantung, otak dan sistem saraf, jaringan kulit, rambut dan panca indera. Lapisan mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otot, rangka tubuh, alat reproduksi, sistem peredaran darah dan sistem ekskresi tubuh. Lapisan endoderm akan berubah menjadi sistem pencernaan dan respirasi (Guyton, 2000). Dominansi masing-masing lapisan tersebut akan menentukan komponen-komponen endomorf, mesomorf dan ektomorf. Tiga Bentuk Tubuh Ekstrim Somatotype rating dibaca berurutan: endomorph - mesomorph - ectomorph Contoh di atas merupakan gambaran secara ekstrim (skor 7), tetapi sebagian besar populasi dunia tidak ada yang ekstrim di salah satu komponen seperti contoh tsb jadi mix antar ketiga komponen. Ciri-ciri: Endomorph Pinggang lebar dan bahunya sempit (pear-shape) Massa lemaknya tinggi di seluruh tubuh, khususnya di area atas Kaki kecil Mesomorph Pinggangnya kecil dan bahunya lebar (wedge-shaped) Area leher ke atas (kepala) lebih besar Anthropometry & Somatotype 6 Sebagian besar berisi otot yang padat dan kuat Lemak sedikit Ectomorph Pinggang dan bahu kecil terlihat seperti dalam satu garis Wajah tirus Dada dan perut terlihat tipis Kaki dan lengan kecil Otot dan masa lemak tipis *bentuk ini biasanya jadi standar Korean Heath Carter Method Misal. 2-5-3 (ini urut: endo-meso-ecto) Ukuran masing-masing komponen: Endomorph: 0,5 — 16 Mesomorph: 0,5 — 12 Ectomorph: 0,1 — 9 *range tersebut berlaku + dan - Somatotipe yang dominan diperoleh dari nilai salah satu komponen yang paling tinggi dengan syarat minimal 0,5 poin lebih tinggi dari dua komponen lainnya. Cara menghitung komponen: 1. Hitung masing-masing komponen 2. Setelah menghitung ketiga komponen, cari angka dominannya dari tiga hasil pengukuran. 3. PASTIKAN angka yang paling besar nilainya 0,5 poin lebih besar dari nilai ke-2. Apabila nilai paling besar (nilai ke-1) dan nilai ke-2 selisihnya tidak mencapai 0,5 poin, maka nilai ke-1 dan ke-2 dianggap sama besar. Interpretasi poin: 7 = sangat tinggi Angka tersebut diperoleh dari 10 pengukuran, yaitu: 1. Tinggi badan (cm) 2. Berat badan (cm) 3. Skinfold trisep (mm) 4. Skinfold subscapular skinfold (mm) 5. Supraspinale (mm) Anthropometry & Somatotype 7 6. Betis (mm) 7. Lebar humerus (cm) 8. Lebar Femur (cm) 9. Lingkar lengan atas (upper arm girth) (cm) 10. Tebal betis (cm) Cara Pengukuran 1. Tinggi badan Merupakan jarak vertikal antara lantai dengan titik tertinggi kepala. Cara: Subjek berdiri tegak dengan bagian tumit, betis, dan punggung menempel di dinding. Alat: antropometer (cm) 2. Berat badan Merupakan pengukuran massa tubuh. Cara: Subjek melepaskan semua barang yang menempel di tubuh, seperti aksesoris, lalu berdiri di tengah timbangan. Alat: weighing scale/timbangan (kg) 3. Lebar tulang humerus atau humerus breadth (bi-epicondylar) Lebar diantara medial dan lateral epicondyles humerus. Cara: Siku diangkatkan ke depan 90 derajat dengan posisi pengukur di depannya. Cari tulang paling luar di bagian siku tangan. Lalu, pasangkan alat di titik yang sudah kalian temu. Tekan perlahan di jaringan subkutan. Alat: sliding caliper (cm) 4. Lebar tulang femur atau femur breadth (bi-epicondylar) Lebar tulang antara lateral dan medial epicondylar tulang femur. Cara: Subjek duduk dengan lutut ditekuk membentuk sudut. Sliding caliper dipasangkan di dua titik seperti gambar. Alat: sliding caliper (cm) Anthropometry & Somatotype 8 5. Triceps skinfold Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan atas Cara: Posisi pengukur di belakang subjek. Tangan kanan pengukur memegang alat dan tangan kiri mengambil lapisan kulit subjek. Cubit ke arah belakang lengan ditengah garis yang dibentuk proseus akromion dan olekranon. Alat: Skinfold calliper (mm) 6. Subscapular skinfold (area bahu) Pengukuran dilakukan pada area bawah inferior scapula. Cara: Posisi pengukur di belakang subjek. Tangan kanan pengukur memegang alat dan tangan kiri mengambil lapisan kulit subjek. Posisi di bawah lengan bahu. Cubit lipatan kulit subscapular secara inferior dari scapula dengan sudut 45 derajat. Alat: Skinfold calliper (mm) 7. Supraspinale skinfold Pengukuran area anterior dan superior iliac spine. Agak turun ke bawah dari pusar. Cara: Posisi pengukur di depan subjek. Tangan kanan pengukur memegang alat dan tangan kiri mengambil lapisan kulit subjek. Cubit lipatan kulit 5 sampai 7 cm di atas anterior dan superior iliac spine. Alat: Skinfold calliper (mm) 8. Medial calf skinfold (area betis) Pengukuran di area paling besar betis pada arah medial. Cara: Kaki dinaikkan di atas bangku supaya membentuk sudut. Posisi pengukur di samping subjek. Tangan kanan pengukur memegang alat dan tangan kiri mengambil lapisan kulit subjek. Ambil di area dalam kaki. Cubit secara vertikal di sisi medial kaki. Alat: Skinfold calliper (mm) 9. Lingkar lengan atas atau upper arm girth Anthropometry & Somatotype 9 Lebar terbesar dari lengan atas. Cara: Subjek diminta mengangkat pundak 90 derajat dengan posisi siku 45 derajat seperti gambar. Ketika pengukur sudah siap, subjek diminta membesarkan otot hingga maksimal. Alat: Pita lila (cm) 10. Lingkar betis atau medial calf girth Lebar terbesar dari betis. Cara: Subjek berdiri dengan kaki sedikit dibuka. Pengukur melingkarkan pita lila pada area terbesar betis. Alat: Pita lila (cm) NOTE! Selesaikan dulu pengukuran di tiap segmen tubuh, meskipun harus berpindah alat agar titik pengkuran stabil. Ulang tiap pengukuran hingga 3x kemudian dirata-rata. Somatotype Rating Setelah diukur semua, masukkan ke dalam tabel komponen di bawah: Component I Triceps skinfold … mm Subscapular skinfold … mm Supraspinale skinfold … mm Total skinfold height … mm Component II Height … cm Biepicondylus breadth of humerus … cm Biepicondylus breadth of femur … cm Upper arm circm. - triceps skinfold … cm Calf circm - calf skinfold … cm Component III Weight … kg 1/3 Height / (weight) … The Heath-Carter Method (Carter and Healrth, 1990) Endomorphy Anthropometry & Somatotype 10 Mesomorphy Ectomorphy Somatothype Score = Somatotype Name *penulisan angka cukup satu digit di belakang koma Cara penamaan: 1. Angka terbesar sebagai angka dominan beri nama secara utuh atau ditulis lengkap (misal. endomorph, mesomorph, atau ectomorph) 2. Angka ke-2 diperoleh dengan cara melihat selisih dari angka dominan (angka ke-1). Jika selisihnya 0,5 tuliskan secara tidak lengkap (misal. endo-, meso-, ecto) atau diberi akhiran -ic (misal. endomorphic, mesomorphic, dan ectomorphic). 3. Apabila angka ke-2 dan angka ke-3 selisihnya 0,5 maka angka ke-3 abaikan saja alias tidak usah disebut dalam penamaan. 4. Perlu diingat kembali bahwa penamaan harus urut ygy (endo dulu baru meso trs ecto) Contoh: a. 1 - 7 - 1 : extreme mesomorph b. 2,4 - 3,8 - 6 : meso-ectomorph Angka dominannya adalah 6 (ectomorph) sehingga ditulis lengkap. Angka keduanya adalah 3,8 dan selisih dari angka dominan >0,5 Angka ketiga adalah 2,4 dan selisih dengan angka kedua >0,5 jadi abaikan. Sehingga angka kedua ditulis tidak lengkap (meso-) menjadi “meso-ectomorph” atau boleh juga dengan akhiran -ic (mesomorphic) menjadi “mesomorphic ectomorph” Anthropometry & Somatotype 11 c. 3,0 - 3,5 - 4,0 : ideal/center Angka dominannya adalah 4 Angka keduanya adalah 3,5 dan selisih dari angka dominan 0.5 Angka ketiga adalah 3,0 dan selisih dari angka kedua juga 0,5 Karena selisihnya saling berdekatan atau sama-sama 0,5 maka bisa disebut ideal/center d. 2,2 - 6,3 - 2,4 : balance mesomorph Angka dominannya adalah 6,3 (mesomorph) sehingga ditulis lengkap. Angka keduanya adalah 2,4 dan selisih dari angka dominan >0,5 Angka ketiga adalah 2,0 dan selisih dengan angka kedua 0,5 Angka ketiga adalah 2,3 dan selisih dengan angka kedua >0,5 jadi abaikan. Sehingga angka kedua ditulis dengan akhiran -ic (endomorphic) menjadi “endomorphic mesomorph” atau boleh juga tidak lengkap (endo-) menjadi “endo-mesomorph” Somatochart Y = 2 x Mesomorph - (Endomorph + Ectomorph) X = Ectomorph - Endpmorph *angka berlaku + - Contoh-Contoh Plotting Somatochart pada Atlet Anthropometry & Somatotype 12 Nilai ideal adalah 4-4-4 dan 3-3-3 (lihat pada gambar di atas) Area kuning adalah distribusi untuk atlet Atlet voli biasanya pada area ecto dan meso karena dominan di tinggi badan dan otot Soccer player biasanya pada area atas grafik (balance mesomorph) Badminton player titiknya menyebar Student titiknya menyebar karena atlet usia remaja pembentukan otot belum sempurna Distribusi Somatochart Atlet Anthropometry & Somatotype 13 Kesimpulan: dari berbagai kajian utk soccer atlet, sebagian besar balance mesomorph. Perlu juga melihat score somatotype untuk melihat otot. Nilai somatotype beberapa cabang olahraga Kesimpulan Data somatotype bisa dianalisis secara statistik. Misal, dari beberapa kajian dapat dikatakan bahwa football players memiliki trunk panjang, hip kuat, dan kapasitas vital yang tinggi. Proporsional merupakan hubungan antar bagian tubuh. Tambahan KEMENPORA Pengukuran antropometri tambahan: Tinggi duduk Anthropometry & Somatotype 14 Alat: Kotak antropometri dan stadiometer (cm) Panjang lengan atas (acromiale-radiale) Alat: Sliding caliper/Segmometer/Antropometer. Bisa pakai meteran yang kaku kalau tidak ada sliding caliper (cm) Panjang lengan bawah (radiale-stylion) Pengukuran siku sampai pergelangan tangan. Alat: Sliding caliper/Segmometer/Antropometer. Bisa pakai meteran yang kaku kalau tidak ada sliding caliper (cm) Panjang tangan (mid-stylion-dactylion) Pengukuran dari pergelangan tangan sampai ujung jari. Alat: Sliding caliper/Segmometer/Antropometer. Bisa pakai meteran yang kaku kalau tidak ada sliding caliper (cm) Panjang rentang lengan (arm span) Anthropometry & Somatotype 15 Penting untuk cabor renang. Pengukuran bisa dilakukan berdiri atau duduk. Alat: Pita ukur (cm) Panjang tungkai atas (trochanterion-tibiale laterale) Pengukuran dari pangkal paha sampai lutut Alat: Sliding caliper. Bisa pakai meteran yang kaku kalau tidak ada sliding caliper (cm) Panjang tungkai bawah (tibiale laterale height) Alat: Sliding caliper. Bisa pakai meteran yang kaku kalau tidak ada sliding caliper (cm) Panjang kaki/telapak kaki Titik terpanjang (posterior dari tumit) Alat: Sliding caliper. Bisa pakai meteran yang kaku kalau tidak ada sliding caliper (cm) Anthropometry & Somatotype 16