Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi PDF

Summary

This textbook provides guidelines on how to write academic papers at university level. It covers the fundamentals of academic writing, including the characteristics and types of academic writing, along with detailed sections on the anatomy of academic papers. The text also outlines the systems used in writing scientific papers.

Full Transcript

TATA TULIS KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI Abdul Rahmat Mira Mirnawati IP.006.01.2023 TATA TULIS KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI Abdul Rahmat Mira Mirnawati Pertama kali diterbitkan pada Maret 2023 Oleh Ideas Publishing Alamat: Jalan Ir. Joesoef Dalie No. 110 Kota Gorontalo Su...

TATA TULIS KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI Abdul Rahmat Mira Mirnawati IP.006.01.2023 TATA TULIS KARYA ILMIAH DI PERGURUAN TINGGI Abdul Rahmat Mira Mirnawati Pertama kali diterbitkan pada Maret 2023 Oleh Ideas Publishing Alamat: Jalan Ir. Joesoef Dalie No. 110 Kota Gorontalo Surel: [email protected] Anggota IKAPI No. 001/GORONTALO/14 Tersedia di www.ideaspublishing.co.id ISBN: 978-623-234-276-7 Penata Letak : Sri Wahyuni Hasan Desainer Sampul : Ilham Djafar Dilarang mengutip, memperbanyak, atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku dalam bentuk apa pun, baik secara elektronis dan mekanis, termasuk memfotokopi, merekam, maupun dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin tertulis dari penerbit. PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penulisan buku ini. Menulis karya ilmiah tidak sama dengan menulis artikel biasa. Di dalam penulisan karya ilmiah, tentunya terdapat kaidah-kaidah yang berlaku, yang mana kaidah-kaidah tersebut dapat dijadikan sebagai pedoman dalam penulisan karya ilmiah yang baik dan benar. Kaidah-kaidah tersebut dibuat agar terjadi penyelarasan dalam penulisan karya ilmiah, sehingga penulisan karya ilmiah mudah dipahami oleh penguji dengan sifat yang seragam. Buku yang berjudul “Tata Tulis Karya Ilmiah untuk Pendidikan Masyarakat” ini dibuat untuk memenuhi kebutuhan acuan bagi Mahasiswa khususnya untuk penulisan laporan penelitian dalam penyelesaian kegiatan akademisnya juga untuk penulisan makalah tugas mata kuliah tertentu di perguruan tinggi. Dengan demikian Mahasiswa mampu membuat tulisan yang sarat oleh ketaatasasan atau kekonsistenan penggunaan bahasa yang baik dan benar, yang sesuai dengan PUEB, baku dan ilmiah. Dalam penulisan buku ini terdapat kekurangan. Oleh sebab itu, dengan lapang dada dan sikap terbuka penulis bersedia menerima segala kritik dan saran demi kesempurnaan isi buku ini. Penulis Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi iii DAFTAR ISI PRAKATA.......................................................................................................... iii DAFTAR ISI...................................................................................................... v BAB 1 HAKIKAT PENULISAN KARYA ILMIAH................................................... 1 A. Pemahaman Dasar.............................................................................. 1 B. Manfaat Menulis Ilmiah.................................................................... 4 C. Sikap Ilmiah............................................................................................ 5 D. Karakteristik Karangan Ilmiah......................................................... 6 BAB 2 JENIS-JENIS KARYA TULIS ILMIAH......................................................... 9 A. Metode Pendekatan........................................................................... 9 B. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah.......................................................... 10 C. Sistematika Penulisan......................................................................... 13 BAB 3 ANATOMI KARYA TULIS ILMIAH............................................................. 17 A. Konvensi Naskah Ilmiah.................................................................... 17 B. Halaman dan Judul Karangan......................................................... 22 C. Penulisan Judul Organ-Organ Karangan.................................... 23 D. Sistem Simbol Organisasi Karangan............................................ 24 E. Bahan dan Perwajahan...................................................................... 24 F. Rongak Ketikan..................................................................................... 27 G. Kulit Luar dan Halaman Judul......................................................... 27 H. Prakata/ Kata Pengantar................................................................... 29 I. Daftar Isi.................................................................................................. 30 J. Bab dan Anak Bab............................................................................... 31 K. Kutipan dan Catatan Pustaka.......................................................... 32 Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi v BAB 4 NOTASI DAN TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH.......................... 53 A. Konsep Dasar Notasi.......................................................................... 53 B. Pengetikan Karya Ilmiah.................................................................... 54 BAB 5 SISTEMATIKA LAPORAN SKRIPSI PENELITIAN KUANTITATIF...... 61 A. Bagian Awal Laporan Penelitian Kuantitatif.............................. 61 B. Bagian Isi Laporan Penelitian Kuantitatif.................................... 65 C. Bagian Akhir Laporan Penelitian kuantitatif.............................. 75 BAB 6 SISTEMATIKA LAPORAN SKRIPSI PENELITIAN KUALITATIF.......... 77 A. Bagian Awal Laporan Penelitian Kuantitatif.............................. 77 B. Isi Laporan Hasil Penelitian Kualitatif........................................... 77 C. Akhir Laporan Hasil Penelitian Kualitatif..................................... 84 BAB 7 SISTEMATIKA LAPORAN SKRIPSI PENELITIAN PENGEMBANGAN........................................................................................ 85 A. Bagian Awal Penelitian Pengembangan..................................... 85 B. Bagian Isi Penelitian Pengembangan........................................... 85 C. Bagian Akhir Penelitian Tindakan Kelas...................................... 89 GLOSARIUM................................................................................................... 90 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 92 INDEKS............................................................................................................. 93 PELAKU PERBUKUAN.................................................................................. 95 vi Abdul Rahmat & Mira Mirnawati BAB 1 HAKIKAT PENULISAN KARYA ILMIAH A. Pemahaman Dasar K arya ilmiah yang ditulis dan diterbitkan merupakan laporan yang menyajikan hasil penelitian atau studi yang telah dilakukan oleh seorang individu atau tim untuk memenuhi aturan dan etika ilmu dikonfirmasi dan dipatuhi oleh komunitas ilmiah. Karya ilmiah sebagai karya tulis yang dibuat dengan prinsip ilmiah, menurut data dan fakta (observasi, eksperimen, kajian pustaka). Dalam karya ilmiah harus berisi data, fakta, dan solusi mengenai masalah yang diangkat. Karya ilmiah yang dihasilkan seorang penulis harus menaati bagian-bagian penting dalam kaidah kepenulisan karya ilmiah, seperti menggunakan bahasa yang formal, baku, sesuai teori, dan fakta yang ada di lapangan. Karya Ilmiah merupakan suatu tulisan yang membahas suatu permasalahan. Pembahasan tersebut dilakukan berdasarkan penyelidikan, pengamatan, dan pengumpulan data yang diperoleh melalui suatu penelitian. Karya ilmiah yang dimaksud dalam panduan ini adalah makalah sebagai tugas akhir untuk mahasiswa program diploma, skripsi adalah karya ilmiah hasil penelitian untuk program sarjana. Karya ilmiah melalui penelitian ini menggunakan metode ilmiah yang sistematis untuk memperoleh jawaban secara ilmiah terhadap permasalahan yang diteliti. Untuk menyusun secara sistematis rencana, pelaksanaan dan temuan penyelesaian masalah melalui penelitian dibutuhkan panduan inti itu. Panduan penulisan karya ilmiah dibuat untuk membantu mahasiswa dalam menata ide-idenya supaya tersusun secara sistematik. Karya ilmiah sebagai sarana komunikasi ilmu pengetahuan yang berbentuk tulisan menggunakan sistematika yang dapat diterima oleh komunitas keilmuan melalui suatu sistematika penulisan yang 1 disepakati. Dalam karya ilmiah, ciri-ciri keilmiahan dari suatu karya harus dapat dipertanggung-jawabkan secara empiris dan objektif. Penulisan karya ilmiah mempunyai dua aspek, yakni gaya penulisan dalam membuat pernyataan ilmiah dan teknik notasi dalam menyebutkan sumber pengetahuan ilmiah yang digunakan dalam penulisan. Penulisan karya ilmiah harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Pernyataan di dalam karya ilmiah adalah kalimat yang harus bisa diidentifikasikan mana yang merupakan subjek dan predikat serta hubungan antara subjek dan predikat, jika tidak demikian, maka kemungkinan besar kalimat itu merupakan informasi yang tidak jelas. Penggunaan kata harus dilakukan secara tepat, artinya harus memilih kata-kata sesuai dengan pesan yang disampaikan. Dalam penelitian yang digunakan sebagai bahan penulisan karya ilmiah adalah mengutip pernyataan orang lain sebagai dasar atau landasan penyusunan penelitian. Pernyataan ilmiah ini digunakan untuk berbagai tujuan sesuai dengan bentuk argumentasi yang diajukan. Pernyataan tersebut dapat digunakan sebagai definisi dalam menjelaskan suatu konsep, atau dapat digunakan sebagai premis dalam pengambilan kesimpulan pada suatu argumentasi. Di dalam suatu karya ilmiah perlu diperhatikan karakteristik, diantaranya: 1. Reproduktif Karya ilmiah ditulis oleh peneliti atau penulis harus diterima dan dimaknai oleh pembacanya sesuai makna yang ingin disampaikan. Pembaca harus bisa langsung memahami konten dari karya ilmiah. 2. Tidak Ambigu Sebuah karya ilmiah harus memberikan pemahaman secara detail dan tidak dikemas dengan bahasa yang tidak membingungkan. Dengan begitu, maksud dari karya ilmiah itu bisa langsung diterima oleh pembacanya. 2 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati 3. Harus Objektif dan Hindari Kesan Emotif Karakteristik karya ilmiah selanjutnya ialah harus objektif dan tidak boleh emotif atau dibuat dengan dasar perasaan penulis. Hal ini penting agar karya ilmiah yang dibuat dapat menjadi suatu karya objektif, bukan berpihak pada emosi penulis. 4. Menggunakan Bahasa yang Baku dan Memperhatikan Cara Penulisan yang Tepat Karakteristik karya ilmiah yang keempat mengharuskan sebuah karya ilmiah untuk ditulis menggunakan bahasa yang baku dan memperhatikan cara penulisan yang tepat. Bahasa yang baku maksudnya di sini adalah bahasa yang formal dan resmi sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). 5. Menggunakan Kaidah Keilmuan Karakteristik karya ilmiah yang kelima, yakni sebuah karya ilmiah harus ditulis dan disusun dengan kaidah keilmuan. Kaidah keilmuan di sini maksudnya adalah metodologi penelitian yang harus diperhatikan oleh penulis karena dengan metodologi, karya ilmiah memiliki kerangka pemikiran yang logis. 6. Berkohesi dan Menggunakan Kalimat yang Efektif Karakteristik karya ilmiah yang terakhir ialah berkohesi dan menggunakan kalimat yang efektif. Berkohesi di sini maksudnya adalah antara satu bab dengan bab yang lain harus saling berkesinambungan, terutama isinya. Hindari penggunakan kalimat yang tidak efektif alias bertele-tele dalam menulis sebuah karya ilmiah. Pernyataan ilmiah yang digunakan dalam tulisan mencakup beberapa hal, yaitu: 1. Harus dapat diidentifikasi oleh yang membuat pernyataan tersebut; 2. Harus dapat diidentifikasi media komunikasi ilmiah di mana pernyataan disampaikan, apakah dalam makalah, buku, seminar, lokakarya dan sebagainya; Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 3 3. Harus dapat diidentifikasi lembaga yang menerbitkan publikasi ilmiah, tempat domisili dan waktu penerbitan dilakukan. Penulisan karya ilmiah merupakan tuntutan formal akademik di perguruan tinggi, sehingga menjadi keharusan bagi mahasiswa dalam menyelesaikan studinya. Melalui karya ilmiah mahasiswa mengungkapkan pikirannya secara sistematis sesuai dengan kaidah- kaidah keilmuan. Karya ilmiah yang disusun oleh mahasiswa secara sistematis merupakan wahana masyarakat akademik untuk mengkomunikasikan hasil penelitiannya agar dapat diuji secara terbuka dan objektif serta mendapatkan koreksi dan kritik, sehingga karya ilmiah dapat dipertanggung-jawabkan secara ilmiah. Karya ilmiah juga merupakan wahana untuk menyajikan nilai-nilai praktis maupun teoretis sebagai hasil pengkajian dan penelitian ilmiah dalam lingkungan masyarakat akademik. Karya ilmiah dapat memperkaya khasanah keilmuan dan memperkuat paradigma keilmuan pada bidang atau disiplin ilmu tertentu sehingga menjadi sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dari kenyataan tersebut, Universitas Negeri Gorontalo memandang perlu menerbitkan Panduan Penulisan Karya Ilmiah. Panduan ini menjadi pedoman yang dapat dimanfaatkan bersama oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses penulisan karya ilmiah. B. Manfaat Menulis Ilmiah Karya ilmiah erat dengan dunia pendidikan dan penelitian. Kebanyakan karya ilmiah yang diterbitkan merupakan hasil dari riset yang dilakukan lembaga penelitian maupun pendidikan. Adapun tujuan penulisan karya ilmiah yang paling utama adalah untuk melatih peneliti berpikir kritis, komprehensif, dan mampu mengembangkan ilmu pengetahuan baru. Dalam karya ilmiah harus berisi data, fakta, dan solusi mengenai masalah yang diangkat. Jadi, saat membuat karya ilmiah, seorang penulis harus menaati bagian-bagian penting dalam kaidah kepenulisan karya ilmiah, seperti menggunakan bahasa yang formal, baku, sesuai teori, dan fakta yang ada di lapangan. 4 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Manfaat menulis karya ilmiah sebagai berikut: 1. Melatih berpikir tertib dan teratur; 2. Melatih mengatur atau mengorganisasikan pikiran secara sistematis dan logis sehingga karangannya mudah dipahami pembaca; 3. Melatih menggunakan fakta supaya karangannya jelas dan tidak disalahtafsirkan; 4. Melatih untuk tetap konsisten dalam sikapnya yang objektif; 5. Melatih untuk terampil memecahkan berbagai masalah; 6. Meningkatkan minat penulis untuk menambah ilmu pengetahuan sehingga wawasannya menjadi luas dan berbobot; 7. Melatih menggunakan bahasa yang komunikatif ilmiah sehingga tulisannya mudah diserap oleh pembaca. C. Sikap Ilmiah Sikap Ilmiah adalah suatu sikap mampu menerima pendapat orang lain dengan baik dan benar, bertindak dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah yang tidak mengenal putus asa serta dengan ketekunan juga keterbukaan. 1. Sikap Ingin Tahu Artinya orang yang bersikap ilmiah selalu berusaha mencari jawaban atas pertanyaan apa, bagaimana, mengapa dan di mana suatu peristiwa, fakta, atau gejala itu terjadi. 2. Sikap Kritis Artinya orang yang bersikap ilmiah tidak mau begitu saja menerima suatu pendapat, keterangan, atau informasi, tetapi ia akan terlebih dahulu mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang pendapat tersebut. 3. Sikap Terbuka Artinya orang yang bersikap ilmiah mau menerima pendapat orang lain jika pendapat orang lain itu memang dirasakan lebih Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 5 baru dan orisinal dibandingkan dengan pendapatnya sendiri. Dengan ikhlas, ia mau dikritik dan disanggah pendapatnya asalakan disertai oleh argumen yang kuat. 4. Sikap Objektif Artinya orang yang bersikap ilmiah tidak pernah memasukkan pendapat pribadi/golongan ke dalam fakta. Jadi, ia selalu mengungkapkan keterangan yang sebenarnya tanpa dibumbui dan dipengaruhi kepentingan apa pun. 5. Sikap Tulus Menghargai Karya Orang Lain Artinya orang yang bersikap ilmiah mau memberikan pujian dan penghargaan kepada karya atau pendapat yang memang pantas dihargai, tanpa merasa dikalahkan. Ia selalu memngucapkan terima kasih jika mengutip karya atau pendapat orang lain. Ia pantang mengaku karya atau pendapat orang lain sebagai pendapatnya sendiri (tidak pernah menjadi plagiator). 6. Sikap Berani Mempertahankan Kebenaran Artinya orang yang bersikap ilmiah selalu berani mengungkapkan bahkan mempertahankan kebenaran asalkan dilengkapi dengan argumen, contoh, bukti, dan data yang kuat, faktual, dan memadai. 7. Sikap Menjangkau Ke Depan/ Futuristik Artinya orang yang bersikap ilmiah selalu bersifat futuristik, yaitu memandang jauh ke depan, tidak pernah cepat puas, dan senantiasa gemar membaca. Ia menganggap bahwa kegiatan meneliti itu sebagai suatu kebutuhan dan kegiatan menulis ilmiah itu sebagai suatu kewajiban. D. Karakteristik Karangan Ilmiah Tulisan yang dibuat harus mengacu pada teori. Teori dibutuhkan sebagai landasan berfikir dalam pembahasan suatu masalah. Harus lugas, artinya tidak emosional, tidak kritis, dan tidak menimbulkan Interprestasi lain. Hal ini harus diperhatikan dengan baik. Seperti 6 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati halnya karya tulis yang lain, ada beberapa karakteristik yang dimiliki oleh karya tulis ilmiah, beberapa di antaranya: 1. Mengacu Kepada Teori Artinya karangan ilmiah wajib memiliki teori yang dijadikan sebagai landasan berpikir/ kerangka pemikiran/acuan dalam pembahasan masalah. Fungsi teori: a. Tolok ukur pembahasan dan penjawaban persoalan; b. Dijadikan data sekunder/data penunjang (data utama: fakta); c. Digunakan untuk menjelaskan, menerangkan, mengekspos, dan mendeskripsikan suatu gejala; d. Digunakan untuk mendukung dan memperkuat pendapat penulis. 2. Berdasarkan Fakta Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah selalu apa adanya, sebenarnya, dan konkret. 3. Logis Artinya setiap keterangan dalam karangan ilmiah selalu dapat ditelusuri, diselidiki, dan diusut alasan-alasannya, rasional, dan dapat diterima akal. 4. Objektif Artinya dalam karangan ilmiah semua keterangan yang diungkapkan tidak pernah subjektif, senantiasa faktual dan apa adanya, serta tidak diintervensi oleh kepentingan baik pribadi maupun golongan. 5. Sistematis Artinya baik penulisan/penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah disajikan secara runtun, teratur, kronologis, sesuai dengan prosedur dan sistem yang berlaku, terurut, dan tertib. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 7 6. Sahih/Valid Artinya baik bentuk maupun isi karangan ilmiah sudah sah dan benar menurut aturan ilmiah yang berlaku. 7. Jelas Artinya setiap informasi dalam karangan ilmiah diungkapkan sejernih-jernihnya, gamblang, dan sejelas-jelasnya sehingga tidak menimbulkan pertanyaan dan keragu-raguan dalam benak pembaca. 8. Saksama Artinya baik penyajian maupun pembahasan dalam karangan ilmiah dilakukan secara cermat, teliti, dan penuh kehati-hatian agar tidak mengandung kesalahan betapa pun kecilnya. 9. Tuntas Artinya pembahasan dalam karangan ilmiah harus sampai ke akar-akarnya. Jadi, supaya karangan tuntas, pokok masalah harus dibatasi tidak boleh terlalu luas. 10. Bahasanya Baku Artinya bahasa dalam karangan ilmiah harus baku artinya harus sesuai dengan bahasa yang dijadikan tolok ukur/standar bagi betul tidaknya penggunaan bahasa. 11. Penulisan Sesuai dengan Aturan Standar (Nasional/Internasional) Akan tetapi, tata cara penulisan laporan penelitian yang berlaku di lembaga tempat penulis bernaung tetap harus diperhatikan. 8 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati BAB 2 JENIS-JENIS KARYA TULIS ILMIAH A. Metode Pendekatan K arya tulis ilmiah ialah suatu hasil karya tulis yang memaparkan ide, bahasan/hasil pemikiran, gagasan yang berhubungan dengan segala bidang keilmuan biasanya menggunakan suatu metode pendekatan. Pendekatan rasional = data sekunder = pola berpikir deduktif. Pendekatan empiris = data primer = pola berpikir induktif. 1. Metode Rasional Metode rasional ialah metode pendekatan ilmiah yang menggunakan pola berpikir deduktif, yaitu penelitian dimulai dari keterangan, informasi, atau pendapat para ahli atau orang yang berwenang yang bersifat umum/general (misalnya teori, rumus, dalil, hukum, prinsip, konsep, kaidah, dan sebagainya.) Datanya disebut data sekunder/data penunjang. Cara memperoleh data dengan melakukan survei literatur/studi kepustakaan. Sumber data: jurnal penelitian, laporan penelitian, buku teks, artikel ilmiah, majalah ilmiah, kamus, ensiklopedia, situs internet, dan sebagainya. 2. Metode Empiris Metode empiris ialah metode pendekatan ilmiah yang menggunakan pola berpikir induktif, yaitu penelitian dimulai dari fakta yang diperoleh di lapangan dan bersifat spesifik/ khusus. Datanya disebut data primer. Cara memperoleh data dengan melakukan observasi, wawancara, kuesioner, percobaan laboratorium, studi kasus, survei lapangan, dan sebagainya. Sumber data berupa: contoh, data, fakta, peristiwa, gejala, atau bukti yang sifatnya konkret, objektif, logis, akurat, dan faktual. 9 B. Jenis-Jenis Karya Tulis Ilmiah Karya tulis ilmiah secara umum memiliki beberapa bentuk, tergantung akan tujuan, dan sasaran pembacanya. Ada 3 jenis bentuk dari karya tulis ilmiah. Diantaranya adalah karya tulis ilmiah populer, semi formal, dan formal. 1. Karya Tulis Populer Diungkapkan dalam bentuk ringkas, ragam bahasanya populer atau lebih santai dan menarik dengan kalimat yang mudah dipahami, dan umumnya disukai banyak orang serta dapat dimuat di media massa. 2. Karya Tulis Semi Formal Penulisannya mengikuti kaidah bentuk formal, namun penyajiannya lebih sederhana, Wujudnya dapat berupa laporan atau makalah. 3. Karya Tulis Formal Wujudnya haruslah memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap. Misalnya skripsi, tesis, maupun disertasi. Jenis-jenis karya ilmiah sebagai berikut: Artikel ilmiah; Buku pelajaran (text book); Kertas kerja / paper/ makalah; Laporan penelitian. 1. Artikel Ilmiah Artikel ilmiah yaitu karangan ilmiah yang bersifat populer. Oleh karena disebarluaskan kepada khalayak umum dengan audiens pembaca berasal dari berbagai golongan/latar belakang baik usia, jenis kelamin, pendidikan, maupun pekerjaan. Agar artikel ilmiah isinya mudah dipahami oleh berbagai golongan pembaca, pembahasan atau penganalisisannya harus dibuat sesederhana mungkin. Artikel ilmiah biasanya dimuat dalam majalah, surat kabar, brosur, pamflet, dan media cetakan lainnya. 10 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati 2. Buku Teks/ Buku Daras Buku daras ialah karangan ilmiah yang dibuat khusus untuk keperluan pendidikan dan pengajaran. Di dalamnya biasanya dimuat teori-teori, kaidah-kaidah, rumus-rumus, hukum- hukum, dalil-dalil, prinsip-prinsip, dan sebagainya. Buku daras tidak bersifat bunga rampai karena isinya hanya membicarakan satu bidang ilmu tertentu, misalnya: buku pelajaran ekonomi. 3. Kertas Kerja/ Paper/ Makalah Kertas kerja ialah karangan ilmiah yang membahas suatu masalah dan akan dibahas kembali dalam suatu pertemuan ilmiah (misalnya simposium, seminar, temu ilmiah, diskusi panel, lokakarya, semiloka, konferensi ilmiah, dan sebagainya.). Secara kuantitas, kertas kerja cukup ±5hlm., tetapi tetap disertai daftar literatur/ rujukan/pustaka/bibliografi. Orang yang membuat kertas kerja disebut pemakalah, pemrasaran, atau notespeaker. 4. Laporan Penelitian Laporan penelitian ialah karangan ilmiah yang melaporkan hasil penelitian mulai dari awal hingga akhir. Di dalamnya tercakup teori yang digunakan, deskripsi data, metode dan teknik penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan, sampai ditemukannya simpulan yang berupa temuan ilmiah. Jenis laporan penelitian ditinjau dari ruang lingkup akademis: a. Makalah Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir dedukatif atau induktif. Makalah disusun, biasanya, untuk melengkapi tugas-tugas ujian mata kuliah tertentu atau untuk memberikan saran pemecahan tentang suatu masalah secara ilmiah. Makalah menggunakan bahasa yang lugas dan tegas. Jika dilihat Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 11 bentuknya, makalah adalah bentuk yang paling sederhana di antara karya tulis ilmiah yang lain. b. Skripsi Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis ber-dasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik berdasarkan penelitian langsung (observasi lapangan) maupun penelitian tidak langsung (studi kepustakaan). Skripsi ditulis biasanya, untuk melengkapi syarat guna memperoleh gelar sajana muda/ diploma atau sarjana dan penyusunannya dibimbing oleh seorang dosen atau tim yang ditunjuk oleh suatu lembaga pendidikan tinggi. c. Tesis Tesis adalah karya ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi. Tesis akan mengungkapkan pengetahuan yang baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. Karya tulis ini akan memperbincangkan pengujian terhadap satu hipotesis atau lebih dan ditulis oleh mahasiswa fakultas pascasarjana. d. Disertasi Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih dengan analisis yang terinci. Dalil yang dikemukakan biasanya dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan-sanggahan senat guru besar/ penguji suatu pendidikan tinggi. Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor. Tujuan Praktis Karya Tulis Ilmiah 1. Memberi penjelasan; 2. Memberi komentar/penilaian; 12 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati 3. Memberi saran; 4. Menyampaikan sanggahan; 5. Membuktikan hipotesis; 6. Membuat suatu rancangan. C. Sistematika Penulisan Sebuah karya ilmiah memiliki bagian kata pengantar (kecuali makalah), pendahuluan, isi, penutup, dan daftar pustaka. Makalah yang agak panjang (lebih dari lima belas halaman) dan laporan penelitian dilengkapi dengan daftar isi yang ditempatkan di antara kata pengantar dan pendahuluan. Hal-hal lain yang dianggap perlu disertakan di dalam karya ilmiah itu dapat dilampirkan; misalnya korpus data, alat pengumpul data (kuesioner, tes), peta, atau gambar. Walaupun karya ilmiah dapat disajikan dengan berbagai metode dan sistematika penulisan, sebaiknya di dalam suatu karya ilmiah metode dan sistematika yang dipilih diterapkan secara taat asas. 1. Pendahuluan Pendahuluan bermaksud mengantar pembaca ke dalam pembahasan suatu masalah. Dengan membaca bagian pendahuluan, pembaca sudah mendapat gambaran tentang pokok pembahasan dan gambaran umum tentang penyajiannya. Pendahuluan hendaklah dapat merangsang dan memudahkan pembaca memahami seluruh karya ilmiah itu. Bagian pendahuluan laporan penelitian berisi (1) latar belakang masalah, (2) identifikasi masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan pembahasan, teori yang dipakai, (6) sumber data, (7) metode dan teknik yang digunakan, serta biasanya dilengkapi dengan (8) sistematika penyajian. a. Latar Belakang Masalah Mengemukakan 1) Penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alasan yang mendorong pemilihan topik; Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 13 2) Telaah pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang berhubungan dengan masalah yang dibahas; 3) Manfaat praktis hasil pembahasan di dalam karya ilmiah; 4) Orisinalitas dan kemutakhiran penelitian; 5) Perumusan masalah pokok yang dibahas secara jelas dan eksplisit di dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang dapat membangkitkan perhatian pembaca. b. Identifikasi Masalah Mengemukakan 1) Pengemukaan permasalahan yang teregister dan teridentifikasi dari fenomena yang terjadi di lapangan; 2) Dinyatakan dalam bentuk pernyataan; 3) Disajikan dalam butir-butir nomor; 4) Permasalahan yang diidentifikasikan dimulai dari yang globsl lalu semakin mengerucut sampai kepada permasalahan yang akan diteliti. c. Rumusan masalah menjelaskan 1) Pembatasan masalah yang dibahas; 2) Perincian masalah yang dibahas; 3) Dikemukakan dalam bentuk kalimat interogatif; 4) Pertanyaan harus memerlukan pemecahan/solusi. d. Tujuan Pembahasan Mengungkapkan Rumusan 1) Upaya pokok yang akan dikerjakan di dalam pemecahan masalah; 2) Garis besar hasil yang hendak dicapai; 3) Disajikan dalam bentuk pernyataan yang mengandung kompetensi; 4) Berupa butir-butir nomor; 5) Berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dibahas. 14 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati e. Ruang lingkup kajian mengungkapkan 1) Prinsip-prinsip teori yang dapat menggambarkan langkah dan arah analisis; 2) Alasan pemilihan teori yang dipakai (kelemahan dan keunggulannya). f. Sumber Data Menjelaskn 1) Kriteria penentuan jumlah data; 2) Kriteria penentuan mutu data; 3) Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan. g. Metode dan Teknik Mengungkapkan 1) Metode yang digunakan; misalnya deskriptif, komparatif, atau eks-perimental; 2) Teknik yang digunakan di dalam pengumpulan data; misalnya wawancara, observasi, kuesioner. h. Sistematika Penyajian (Jika Ada) Mengemukakan 1) Diungkapkan dalam bentuk teks/uraian /paragraf; 2) Urutan hal-hal yang dimuat di dalam karya ilmiah, mulai dari pendahuluan sampai dengan daftar pustaka dan, kalau perlu, lampiran serta indeks. 2. Isi Bagian yang merupakan inti karya ilmiah ini memaparkan uraian pokok masalah yang dibahas. Uraian bagian ini hendaknya dapat memberikan petunjuk kepada pembaca di dalam memahami setiap langkah dan keseluruhan pembahasan. Di samping itu, bagian isi ini harus menunjukkan kelengkapan, ketaatasasan, keeksplisitan analisis, dan simpulan materi yang dibahas. Panjang lebar uraian harus proposional dengan pentingnya (anak) masalah yang dibahas. Bagian isi dapat dijadikan lebih dari satu bab, bergantung pada keluasan masalah yang dibahas. Tajuk bab masing-masing (jika lebih dari satu bab) mencerminkan masalah pokok yang dibahas (lihat Lampiran 5). Karangan ilmiah yang berupa makalah tidak perlu mencantumkan kata BAB dan Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 15 bagian-bagiannya langsung menjadi anak-anak bab isi. Bagian isi terdiri atas: a. Uraian masalah yang dibahas, b. Analisis dan interpretasi, c. Ilustrasi atau contoh-contoh, serta d. Tabel, bagan, gambar (kalau ada). 3. Penutup Bagian penutup ini berisi simpulan dan saran (kalau ada saran). Yang dikemukakan di dalam simpulan ialah pernyataan- pernyataan simpulan analisis atau pembahasan yang dilakukan di dalam bab-bab isi. Simpulan merupakan jawaban permasalahan yang dikemukakan di dalam pendahuluan. Simpulan bukan rangkuman atau ikhtisar. Pernyataan simpulan dapat berupa uraian (esai) atau berupa butir-butir yang bernomor. Pada bagian akhir penutup ini dapat dikemukakan saran yang dirasakan perlu disampaikan kepada pembaca berkenaan dengan pembahasan masalah di dalam karya ilmiah itu. 16 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati BAB 3 ANATOMI KARYA TULIS ILMIAH A. Konvensi Naskah Ilmiah 1. Organisasi Naskah Karya Tulis Ilmiah Naskah karya tulis ilmiah hendaknya diorganisasikan sebagai berikut: a. Bagian Pelengkap Awal Halaman judul Prakata Abstrak Daftar isi Daftar gambar Daftar tabel Daftar lampiran Daftar notasi Daftar singkatan Daftar istilah b. Bagian Utama 1) Makalah Bab pendahuluan; Bab deskripsi masalah (data menurut literatur) Bab pembahasan/komentar penulis; Bab simpulan dan saran. 2) Laporan Teknik Bab pendahuluan; Bab deskripsi masalah (data menurut hasil survei dan literatur); 17 Bab pembahasan masalah menurut pemikiran penulis dan menurut literatur; Bab simpulan dan saran. 3) Laporan Penelitian Bab pendahuluan; Bab tinjauan pustaka; Bab pelaksanaan dan hasil penelitian (pembuktian hipotesis); Bab pembahasan hasil penelitian; Bab simpulan dan saran. c. Bagian Pelengkap Akhir Daftar Pustaka Indeks Lampiran Riwayat hidup Bagi sebuah makalah unsur-unsur pada pendahuluan dan bagian akhir tidak semua perlu, tetapi bagi laporan teknik dan laporan penelitian unsur-unsur itu hampir selalu diperlukan. Catatan: a. Judul Karangan Judul karangan adalah nama (title) yang melukiskan dengan singkat apa yang menjadi inti karangan itu. Judul hendaklah menarik, tetapi tidak pula terlalu provokatif, ringkas, tetapi cukup menggambarkan keseluruhan isi karangan. Kriteria pemilihan judul: 1) Judul harus sesuai dengan topiknya; 2) Judul harus mampu menggambarkan seluruh isi karangan; 3) Judul sebaiknya memiliki minimal dua variabel yang saling menunjang, mengarahkan, dan berkaitan; 4) Judul harus menarik, singkat, dan padat; 18 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati 5) Judul harus jelas tidak boleh bermakna ganda; 6) Judul diungkapkan dalam bentuk frasa bukan kalimat. b. Prakata/Kata Pengantar Kata pengantar sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua (KATA PENGANTAR), ditempatkan di tengah dan tidak diberi garis bawah. Isi kata pengantar diketik dengan jarak empat spasi dari tajuk. Baris pertama tiap-tiap paragraf ditulis masuk lima ketukan mesin tulis (inden 5 pada komputer) dari margin kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya dimulai tepat dari margin kiri, kecuali kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih. Pada bagian ini umumnya penulis mengemukakan hal berikut: 1) Sekurang-kurangnya berisi ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa; 2) Penjelasan mengenai adanya tugas pembuatan karya ilmiah (tujuan subjektif); 3) Penjelasan mengenai pelaksanaan pembuatan karya ilmiah; 4) Informasi tentang bimbingan atau arahan dan bantuan yang diperoleh di dalam pembuatan karya ilmiah; 5) Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan memungkinkan terwujudnya karya ilmiah; 6) Pernyataan keterbukaan terhadap kritik dan saran dari pembaca; 7) Harapan; 8) Kata-kata mutiara (opsional); 9) Penyebutan tempat (kota), tanggal, bulan, tahun pembuatan karya ilmiah, dan nama penulis. c. Abstrak Bagian ini memuat segala pokok pembahasan sesingkat- singkatnya. Abstrak ialah organ karangan yang menggambarkan seluruh isi karangan dari awal hingga akhir sesingkat-singkatnya, tidak boleh melebihi 200 kata. Pada umumnya abstrak kurang Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 19 lebih ½ halaman. Jika karangan ilmiah berteks Indonesia, abstrak wajib ditulis dengan teks Inggris atau sebaliknya. Unsur- unsur dalam abstrak: 1) Pokok masalah yang dibahas; 2) Tujuan pembahasan; 3) Teori yang digunakan; 4) Sumber data; 5) Metode dan teknik penelitian; 6) Temuan ilmiah/jawaban pembahasan. d. Daftar Isi Bagian ini merupakan rangka terinci apa yang telah ditulis. Dalam bagian ini harus dicantumkan judul-judul bab, judul anak bab seterusnya disertai halaman tempat terdapatnya judul- judul bab dan judul anak bab tersebut. Umumnya daftar isi diletakkan pada halaman baru sesudah halaman kata pengantar. Daftar isi diperlukan untuk memudahkan pembaca mengetahui isi karya ilmiah atau menemukan bagian- bagiannya, misalnya bab atau anak bab yang dikehendaki, karya ilmiah yang panjangnya lebih dari lima belas halaman sebaiknya dilengkapi dengan daftar isi yang ditempatkan setelah kata pengantar dan sebelum bab pendahuluan. Daftar isi memberikan gambaran menyeluruh tentang isi dan urutan bagian-bagian karya ilmiah. Di dalam laporan penelitian tentu bab dan anak bab lebih banyak sehingga derajat penomoran anak-anak bab lebih banyak pula. Di dalam hubungan itu, derajat penomoran itu dibatasi sampai empat angka. Semua anak bab yang mempunyai nomor dan tajuk perlu dicantumkan di dalam daftar isi. e. Daftar tabel Bagian ini berisi judul tabel atau catatan /keterangan yang bertalian dengan statistik atau hal-hal lain yang ada hubungannya dengan tabel. Nomor urut tabel biasanya ditulis 20 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati dengan angka Romawi yang disertai nomor halaman tempat tabel itu. f. Daftar Gambar Nomor urut gambar biasanya dengan angka Arab, kemudian disusul dengan judul gambar dan nomor halaman tempat gambar itu. g. Daftar Lampiran Nomor urut lampiran biasanya ditulis dengan huruf kapital. Kemudian, disusul dengan judul/catatan/keterangan lampiran tersebut kalau ada, dan nomor halaman tempat lampiran itu. h. Daftar Pustaka Dalam bagian ini dimuat sumber kepustakaan, baik berupa buku, majalah, koran maupun kertas kerja. Cara-cara menyusun daftar pustaka dapat dilihat pada bagian penyusunan daftar pustaka. Daftar pustaka merupakan daftar buku, majalah, artikel di dalam majalah atau surat kabar, atau artikel di dalam kumpulan karangan (antologi) yang digunakan sebagai acuan di dalam pengumpulan data, analisis/ pembahasan, atau penyusunan karya ilmiah. Di samping itu, penyusunan daftar pustaka sebagai daftar acuan memudahkan pembaca yang ingin menemukan sumber acuan yang digunakan di dalam karya ilmiah itu. i. Lampiran/Apendiks Bagian ini memuat contoh angket, tes, bagan, surat dan sebagainya yang dianggap terlalu mendetail bila dimasukkan ke dalam tubuh karangan. Bila lampiran/apendiks itu lebih dari sebuah maka berilah nomor urut dengan huruf kapital. Lampiran/apendiks ditulis dengan huruf besar. Kemudian, susunlah sesuai dengan urutan unsur karangan yang memuat lampiran itu. j. Indeks Bagian ini memuat daftar istilah atau kata yang penting yang terdapat pada karangan untuk memudahkan pembaca mencari Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 21 keterangan tentang istilah atau kata tersebut. Istilah/kata tersebut disusun berdasarkan abjad dan tiap kata/istilah diberi nomor halaman tempat penjelasan istilah/kata itu. Contoh: INDEKS Adat, 15 asas kekeluargaan, 23, 307 Aswin, D., 115, 118 Baki, 4, 10 bank umum, 23, 25, 28 birokrasi, 144 Canggih, 3, 5, 9 cek, 10, 15, 29 curai, 16 Debet, 20, 29 diversitas, 1, 5 doping, 41, 42, 43 Indeks ditempatkan pada akhir karya ilmiah sesudah daftar pustaka dan lampiran. k. Riwayat Hidup (Curriculum Vitae) Halaman-halaman ini memuat nama lengkap penulis, tempat dan tanggal lahir, riwayat pendidikan, riwayat pekerjaan, dan karya ilmiah lainnya dan hal lainnya yang dianggap perlu untuk dikemukakan. B. Halaman dan Judul Karangan Judul karangan: makalah, tesis, dan skripsi dan lain-lain diketik kira-kira 5 cm di pinggir atas dengan huruf besar seluruhnya. Bila judul itu lebih dari sebaris, baris pertama hendaklah lebih panjang dari pada baris kedua, baris kedua lebih panjang daripada baris ketiga, dan seterusnya. 22 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Pada jarak yang cukup dari baris terakhir judul itu, diketik etiket karangan misalnya: makalah, skripsi atau tesis dan lain-lain dengan huruf besar seluruhnya. Di bawah etiket itu ditulis keterangan mengenai etiket, misalnya tugas untuk mencapai gelar sarjana pada fakultas… universitas…. Keterangan itu ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf awal keterangan dan huruf awal tiap kata yang berupa nama selain partikel ditulis dengan huruf besar. Dengan jarak yang memadai di bawah keterangan itu ditulis nama penulis. Pada bagian paling bawah kira-kira 3 cm dari pinggir bawah ditulis nama lembaga atau badan tempat (kota) dan tahun. C. Penulisan Judul Organ-Organ Karangan Nomor urut bab biasanya ditulis dengan angka Romawi atau Arab, judul bab dengan huruf kapital. Pada judul pasal yang ditulis dengan huruf kapital hanya huruf awal tiap kata kecuali partikel dan digaris bawahi pada setiap kata. Pada judul sub-sub bab yang ditulis dengan huruf kapital hanya huruf awal judul saja dan tanpa garis bawah. Judul/catatan/keterangan tabel biasanya ditulis dengan huruf kapital dan disusun menurut bentuk piramida terbalik. Jarak antara baris judul satu kait, dan nomor urut tabel biasanya dengan angka Romawi-misalnya Tabel I – dicantumkan di tengah atas judul/ catatan/ keterangan tabel. Judul gambar dan ilustrasi lain biasanya ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf awal judul dan dicantumkan di atas/bawah gambar, sedangkan nomor urut biasanya dengan angka Arab. Sumber tabel dan ilustrasi dicantumkan langsung di bawah tabel atau ilustrasi tersebut. Tabel dan gambar ilustrasi lain, yang langsung menjadi bahan analisis dicantumkan pada uraian, sedangkan tabel dan gambar/ ilustrasi lain yang hanya sebagai penunjang dicantumkan pada lampiran. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 23 D. Sistem Simbol Organisasi Karangan Setiap karangan ilmiah mempunyai organisasi tertentu dan setiap organ struktural pada karangan tersebut diberi simbol. Agar lebih jelas, perhatikan contoh di bawah ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang 1.1.2. Rumusan Masalah 1.2. Ruang Lingkup 1.3. Tujuan Penulisan 1.3.1. ………. 1.3.2. ……………. 1.4 ……………. dan seterusnya BAB II …………………. 2.1 …………………. 2.2 …………………. 2.2.1 …………………. 2.2.2 …………………. dan seterusnya E. Bahan dan Perwajahan 1. Bahan Kertas yang digunakan untuk mengetik karya ilmiah adalah HVS putih 80 miligram yang berukuran kuarto (21,5 cm x 28 cm). Ukurannya disebutkan di sini karena di pasaran terdapat kertas kuarto yang berbeda-beda ukurannya. Untuk kulit laporan penelitian/skripsi digunakan kertas tebal (hard cover) yang tidak berkilat. Adapun makalah akan tampak rapi jika halaman kulit depannya berupa lembaran transparan sehingga tampak halaman 24 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati judul, sedangkan halaman kulit belakang menggunakan karton manila. Makalah dijilid dengan pita lakban. 2. Pengetikan Pengetikan dilakukan pada satu muka kertas, tidak timbal balik, dengan ukuran sebagai berikut: a. Pias (pinggir kertas yang kosong) atas 3 cm, b. Pias bawah 3,5 cm, c. Pias kiri 4 cm, dan d. Pias kanan 2,5 cm. Margin kanan tidak harus lurus; yang perlu diperhatikan ialah bahwa pemenggalan kata pada ujung baris tepat sesuai dengan kaidah pemenggalan kata. Jika pengetikan dilakukan dengan komputer, margin kanan diatur lurus oleh komputer. Akan tetapi, pemenggalan kata hendaklah dilakukan secara manual, tidak automatis karena komputer menggunakan program pemenggalan kata bahasa Inggris. Pada laporan penelitian (skripsi, tesis, disertasi), tajuk yang merupakan judul bab atau kata pengantar, daftar isi, dan daftar pustaka diletakkan di tengah sehingga jarak antara tajuk dan margin kiri dan jarak di antara tajuk dan margin kanan seimbang (simetris). Halaman yang bertajuk bab dikosongkan sepertiga teks sehingga teks yang bertajuk bab itu tidak dimulai dari margin atas (pias 3 cm), melainkan diturunkan sepertiga teks, lebih kurang 10 cm dari tepi atas kertas kuarto. Bab baru di dalam laporan penelitian selalu dimulai pada halaman baru. Akan tetapi, jika di dalam makalah yang pendek, pergantian halaman tidak perlu. Cukup diberi jarak antar bab enam spasi. Nomor dan tajuk bab (tanpa tulisan BAB , diawali dari margin kiri). Penyusunannya seperti penyusunan nomor dan tajuk anak bab. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 25 3. Spasi Pengetikan dilakukan dengan jarak dua spasi di antara baris satu dan baris yang lain di dalam teks. Jarak di antara tajuk bab dan uraian atau jarak di antara tajuk bab dan tajuk anak bab (jika bab itu langsung diikuti oleh anak bab) ialah dua kali dua spasi (empat spasi), sedangkan jarak di antara tajuk anak bab dan baris pertama teks adalah dua spasi. Baris terakhir teks dan tajuk anak bab berikutnya berjarak tiga spasi. Demikian juga, jarak di antara teks dan tabel, bagan, diagram, atau gambar adalah tiga spasi. Kutipan langsung yang kurang dari empat baris dimasukkan di dalam teks dengan jarak sama dengan teks, yaitu dua spasi, sedangkan kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih ditik terpisah dari teks dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk lima ketukan dari margin kiri. Jarak di antara teks dan kutipan yang ditik satu spasi itu adalah dua spasi. Paragraf baru menjorok ke dalam lima ketukan dari margin kiri, sejajar dengan kutipan langsung yang terpisah dari teks. Karena paragraf baru sudah ditandai dengan pengetikan yang menjorok ke dalam, jarak antara paragraf yang satu dan paragraf yang lain tidak perlu diperlebar. Jadi, jarak di antara paragraf yang satu dengan paragraf yang lain tetap dua spasi. 4. Penggunaan Nomor Halaman judul, kata pengantar, dan daftar isi diberi nomor urut dengan menggunakan angka Romawi kecil (i,ii,iii,iv, dan seterusnya). Khusus pada halaman judul nomor halaman tidak diterakan. Halaman pendahuluan sampai dengan halaman daftar pustaka, lampiran, atau indeks (kalau ada) diberi nomor urut dengan menggunakan angka Arab, dimulai dengan angka 1 pada halaman pendahuluan dan diakhiri pada halaman terakhir daftar pustaka, lampiran, atau indeks. Nomor halaman diletakkan pada pias atas sebelah kanan dengan jarak dua spasi dari margin atas dan lurus margin kanan. Pada halaman yang teksnya diturunkan, yaitu halaman pertama bab-bab, kata pengantar, daftar isi, daftar 26 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati pustaka, dan indeks nomor halaman diletakkan di pias bawah di tengah dengan jarak dua spasi dari margin bawah. F. Rongak Ketikan Jarak antara baris-baris kalimat hendaknya dua kait. Jarak antara judul bab dengan baris pertama tiga kait, jarak antara judul sub bab/ sub-sub bab dengan baris pertama dua setengah kait, begitupun jarak antara baris terakhir dengan judul sub bab berikutnya. Jarak antara baris-baris kutipan yang jumlahnya empat baris atau lebih hendaknya satu kait dan diketik sesudah sepuluh ketikan kosong. Baris-baris berikutnya sesudah tujuh ketikan kosong. G. Kulit Luar dan Halaman Judul Penempatan dan penulisan judul karya ilmiah, anak judul (jika ada), nama penulis, dan keterangan lain seperti nomor mahasiswa dan kelas, nama jurusan/fakultas dan perguruan tinggi, serta tempat dan tahun penyusunan karya ilmiah, baik pada kulit luar maupun pada halaman judul, sebaiknya mengikuti ketentuan-ketentuan berikut. 1. Penempatan penulisan judul diatur sebagai berikut: a. Judul ditulis di baris paling atas dengan jarak dari tepi kertas atas sekurang-kurangnya 3 cm. Judul yang panjang ditulis menjadi dua baris dengan jarak dua spasi; b. Judul dan anak judul ditulis dengan huruf kapital semua; c. Anak judul (kalau ada) dipisahkan dari judul dengan tanda titik dua jika ditulis satu baris dengan judul. Tidak digunakan titik dua jika anak judul diletakkan pada baris kedua; 1) Judul tidak diakhiri dengan tanda titik atau tanda baca lain, kecuali tanda tanya. 2. Penjelasan tentang bentuk dan kedudukan karya ilmiah yang bersangkutan di dalam sistem pendidikannya, atau di dalam kegiatan ilmiah, dituliskan dengan jarak empat spasi dari baris terakhir judul. Penjelasan itu biasanya disusun menjadi tiga baris Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 27 yang masing-masing berjarak dua spasi, diawali dengan huruf kapital, tetapi tidak diakhiri dengan tanda baca. Dengan jarak enam spasi ke bawah, dicantumkan kata oleh dengan huruf kecil semua dan bukan cetak kursif. 3. Nama penulis, keterangan diri yang lain seperti nomor mahasiswa, dan kelas/kelompok ditulis berurutan ke bawah dengan jarak enam spasi dari kata oleh. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital semua. Penulisan nama penulis dan keterangan diri yang lain itu tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun. 4. Nama fakultas/program, jurusan, dan program studi ditulis berurutan ke bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir keterangan diri penulis. Di dalam penulisannya huruf kapital hanya digunakan pada awal kata yang bukan kata tugas; tanda titik tidak digunakan. 5. Nama perguruan tinggi atau instansi tempat bekerja dicantumkan dengan jarak delapan spasi dari keterangan pada butir d. Pada halaman kulit dan halaman judul skripsi/tesis/disertasi ruang delapan spasi itu diisi dengan lambang perguruan tinggi yang bersangkutan. Dua spasi di bawah nama perguruan tinggi atau instansi tempat bekerja dicantumkan nama kota. Nama perguruan tinggi dan nama kota ditulis dengan huruf kapital semua, tidak diakhiri dengan tanda baca. 6. Tahun penyusunan karya ilmiah ditulis dengan jarak dua spasi di bawah nama kota. Jadi, tulisan tahun penyusunan karya ilmiah terletak pada baris yang paling bawah. Di dalam hal ini pun tidak digunakan tanda titik atau tanda baca lain di belakang tahun. 7. Di dalam penempatan tulisan pada kulit luar dan halaman judul perlu diperhatikan keseimbangan jarak margin atas, bawah, kiri, dan kanan. 8. Di dalam hal penulisan unsur-unsur yang dimuat pada kulit luar atau halaman judul, ada dua pilihan, yaitu sistem lurus–margin kiri lurus mulai dari judul sampai tahun–dan sistem simetris– susunan baris-baris diatur sedemikian rupa sehingga setiap 28 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati baris terletak di tengah-tengah lebar kertas. Di dalam buku ini digunakan sistem simetris (lihat Lampiran 2). H. Prakata/ Kata Pengantar Kata pengantar sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua (KATA PENGANTAR), ditempatkan di tengah dan tidak diberi garis bawah. Isi kata pengantar diketik dengan jarak empat spasi dari tajuk. Baris pertama tiap-tiap paragraf ditulis masuk lima ketukan mesin tulis (inden 5 pada komputer) dari margin kiri, sedangkan baris-baris selanjutnya dimulai tepat dari margin kiri, kecuali kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih. Jika judul karya ilmiah disebut-sebut di dalam kata pengantar atau di dalam isi karya ilmiah, judu l itu diletakkan di antara tanda petik, ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas. Nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis lengkap dengan huruf, bukan angka), dan tahun penyusunan karya ilmiah ditempatkan di sebelah kanan bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir teks, sedangkan nama penulis ditempatkan dibawah nama kota itu dengan jarak dua spasi. Di belakang tajuk, tahun, dan nama penulis tidak digunakan tanda titik atau tanda baca lain. Namun, di antara nama kota dan tanggal ditempatkan tanda koma. Perbedaan prakata dan kata pengantar tersaji di bawah ini. Ditinjau Prakata Kata pengantar dari Pengertian Merupakan Tulisan yang dibuat oleh orang tulisan pengantar lain untuk mengantarkan/ yang dibuat oleh menyajikan tulisan seseorang/ penulis yang penulis bersangkutan Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 29 Ditinjau Prakata Kata pengantar dari Siapa Penulis Sendiri Bisa ditulis oleh pakar ilmu Penulisnya atau tokoh masyarakat (yang berkaitan dengan materi penulisan untuk membuka tulisan), atau Bisa dari pihak penerbit, ditulis oleh seseorang dalam rangka menyajikan tulisan orang lain. Dari Konten Untuk tujuan apa Menginformasikan manfaat Atau Isi tulisan itu di buat, buku, atau tulisan, kelebihan proses Penulisan, tulisan dibandingkan dengan kendala, informasi tulisan yang sudah beredar, yang di buat, pernyataan berisi penegasan harapan dan bahwa buku tersebut dapat di- ucapan terima jadikan referensi, mengulas isi kasih tulisan, memperkenalkan jati diri penulis, serta kesaksian yang bersifat menguatkan Ditinjau Dari Prakata Kata Pengantar Sifat Standar (struktur Variatif (setiap orang lain prakata dalam berbeda) karena bersifat setiap penulisan subjektif dipengaruhi oleh segi KTI mengikuti emosional kadang ada rekayasa. aturan standar) I. Daftar Isi Daftar isi sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua (DAFTAR ISI), ditempatkan di tengah dan tidak diberi garis bawah. Di dalam penulisan daftar isi, yang berjarak empat spasi dari tajuk, perlu diperhatikan hal-hal berikut: 1. Tajuk kata pengantar, daftar singkatan (jika ada), bab, daftar pustaka, lampiran, dan indeks (jika ada) ditulis dengan huruf kapital semua dan tidak diberi garis bawah, sedangkan tajuk 30 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati anak-anak bab ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas dan tiap-tiap katanya tidak diberi garis bawah. 2. Butir-butir daftar isi tidak bernomor serta ditulis tepat dari margin kiri. Bab-bab yang bernomor angka Romawi besar di dalam daftar isi tetap memakai nomor angka Romawi besar. Adapun anak-anak bab yang bernomor angka Arab tetap diberi nomor angka Arab seperti yang terdapat di dalam teks. 3. Di antara kata BAB dan nomornya, demikian pula di antara nomor bab dan tajuknya tidak ada titik, tetapi ada jarak satu ketukan. Di antara nomor anak bab dan tajuknya pun tidak ada titik, tetapi ada jarak satu ketukan. Jika nomor bab atau anak bab dan tajuknya tidak termuat dalam satu baris, digunakan baris kedua dan seterusnya. Baris-baris tambahan ini diletakkan lurus tajuk baris pertama dengan jarak tetap dua spasi. Catatan: Karena daftar isi digunakan untuk mengetahui rincian isi karangan dan pada halaman berapa dicantumkannya, dengan sendirinya DAFTAR ISI sebagai bagian karangan tidak dicantumkan di dalamnya. J. Bab dan Anak Bab Tiap-tiap halaman pertama kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, bab-bab isi, daftar pustaka, lampiran, dan indeks di dalam laporan penelitian (skripsi/ tesis/disertasi) merupakan halaman baru. Di dalam makalah hal itu tidak perlu, lebih-lebih jika makalah itu pendek. Di dalam hal ini jarak antarbab enam spasi. Kata Bab ditulis dengan huruf kapital (BAB) dan nomor bab ditulis dengan angka Romawi besar pada jarak lebih kurang sepuluh centimeter dari tepi kertas sebelah atas (turun sepertiga halaman teks). Kata BAB itu terletak di tengah sehingga jarak dari margin kiri dan kanan ke kata BAB sama. Tajuk bab ditulis dengan huruf kapital semua dengan jarak dua spasi dari nomor bab. Jika digunakan komputer, nomor bab dan tajuk bab serta nomor anak bab dan tajuk anak bab dicetak tebal. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 31 Baik nomor bab maupun tajuk bab tidak diakhiri dengan tanda titik atau tanda baca lain dan tidak diberi garis bawah (lihat Lampiran 5). Nomor anak bab ditulis dengan angka Arab. Tajuk anak bab ditulis dengan huruf kapital pada awal kata selain kata tugas dan tiap-tiap katanya diberi garis atau dicetak tebal jika digunakan komputer. Jaraknya satu ketukan dari nomor anak bab. Di antara anak bab dan tajuk anak bab tidak terdapat tanda titik. Pada akhir tajuk anak bab juga tidak terdapat tanda titik atau tanda baca lain (lihat contoh pada Lampiran 5). Tajuk bagian anak bab ditulis dengan huruf kapital pada awal kata selain kata tugas dan tiap-tiap katanya dicetak miring. Pada makalah tidak terdapat kata pengantar, daftar isi (jika makalah itu pendek), dan indeks. Selain itu, bab pendahuluan, bab- bab isi, daftar pustaka, dan lampiran, masing-masing tidak berawal pada halaman baru, tetapi ditulis berurutan dengan jarak antarbab enam spasi. Untuk penomoran bab dan anak bab sebuah makalah. K. Kutipan dan Catatan Pustaka Di dalam penulisan karya ilmiah, mau tidak mau penulis mengutip sumber informasi yang digunakan untuk menunjang pembahasan atau memberi informasi lebih lanjut. Ia dapat menyajikan kutipan itu secara langsung atau secara tidak langsung. Penulis juga membubuhkan catatan di dalam teks, yaitu tambahan keterangan tentang fakta, teori, atau pernyataan yang dikemukakan di dalam uraian. Kedua hal itu dikemukakan di bawah ini: 1. Kutipan Ada dua macam kutipan, yaitu kutipan langsung dan kutipan tidak langsung. a. Kutipan Langsung Kutipan langsung sama benar dengan sumber asli yang dikutip di dalam hal penulisan kata, susunan kata dan kalimat, ejaan, 32 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati dan pungtuasinya. Kutipan langsung yang kurang dari empat baris ditempatkan di dalam teks di antara tanda petik dengan jarak yang sama dengan jarak baris di dalam teks, yaitu dua spasi. Contoh:Mochtar (1983: 43) mengatakan, Bilamana tidak berhasil memperoleh pembeli, tidak satu pun perusahaan mampu hidup. Dengan demikian, jelas bahwa pemasaran memegang peranan yang penting di dalam dunia usaha. Bilamana tidak berhasil memperoleh pembeli, tidak satu pun perusahaan mampu hidup. (Mochtar, 1983: 43) Kutipan langsung yang terdiri atas empat baris atau lebih ditempatkan di bawah garis terakhir teks yang mendahuluinya. Kutipan itu diketik, tanpa tanda petik, dengan jarak satu spasi dan menjorok masuk lima ketukan dari margin kiri, sama dengan paragraf baru. Kalau dicetak dengan komputer, digunakan huruf yang berukuran lebih kecil. Contoh: Mari kita perhatikan pendapat Foster (1974: 268) berikut. Kebijaksanaan pemasaran meliputi segala penerapan ketatausahaan guna mengikuti perubahan-perubahan yang terus-menerus terjadi di pasar. Kebijaksanaan tersebut menyangkut pengarahan karyawan, bahan, pabrik, dan uang yang dikuasai perusahaan secara rasional dan logis guna mencapai laba, perkembangan, atau kemajuan perusahaan. Tidak hanya untuk satu tahun, tetapi untuk jangka waktu sepanjang mungkin. Jelaslah bahwa kebijaksanaan pemasaran meliputi berbagai pihak, baik pengelola sarana, hasil produksi maupun perencanaan jangka pendek dan panjang. Perlu diingat bahwa terlalu banyak menggunakan kutipan langsung dapat menimbulkan kesan bahwa penulis ilmiah kurang menguasai atau tidak dapat mencernakan bahan pustaka yang dikutip. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 33 b. Kutipan Tak Langsung Kutipan tak langsung adalah kutipan yang mengangkat gagasannya saja yang kemudian diungkapkan dengan kata- kata dan gaya pengutip sendiri. Contoh: Mochtar (1983: 43) mengatakan bahwa tidak ada satu perusahaan pun yang dapat tetap bertahan dan eksis jika produknya tidak diminati oleh konsumen. Jika sumber kutipan berbahasa asing, bagian yang dikutip diterjemahkan secara bebas ke dalam bahasa Indonesia sebagai kutipan tak langsung. Jika terpaksa harus dikutip langsung, pernyataan di dalam bahasa asing itu dikutip sesuai dengan aslinya dan digarisbawahi atau dicetak miring jika digunakan komputer. Contoh Pengaruh sastra di dalam kehidupan manusia seperti terlihat di dalam pernyataan William (1977: 2), The analogy between women and the earth as sources of life has always inspired the myths and poems of men... c. Catatan Pustaka Baik kutipan langsung maupun kutipan tak langsung dipertanggungjawabkan dengan pencantuman catatan pustaka, yaitu catatan yang menjelaskan sumber informasi yang digunakan. Sumber informasi itu dapat berupa buku, majalah, surat kabar, atau diktat kuliah yang diterbitkan secara resmi. Catatan pustaka dicantumkan di dalam teks, mengawali atau mengakhiri kutipan, tidak dicantumkan pada kaki halaman. Tidak digunakan singkatan-singkatan ibid. (singkatan kata Latin ibidem yang berarti pada tempat yang sama), op.cit (opere citato, pada tempat yang dikutip). Informasi yang dimuat di dalam catatan pustaka ini hanya nama akhir pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat pernyataan dikutip. Adapun informasi lengkap tentang sumber acuan itu disebutkan di dalam daftar pustaka. 34 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Ada berbagai teknik penyusunan catatan pustaka. Teknik penyusunan catatan pustaka yang lazim digunakan adalah sebagai berikut. 1) Jika di dalam teks nama pengarang dinyatakan, ditulis nama akhir jika nama itu lebih dari dua kata. Nama tersebut langsung diikuti tahun terbit dan nomor halaman pustaka yang diacu yang ditempatkan di dalam kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua hari tahun terbit, tanpa jarak satu ketukan. Jika nomor halaman tidak disebutkan, itu berarti pernyataan yang diacu terdapat merata di dalam pustaka tersebut. Contoh: Surachmad (1977: 423) mengatakan, Metode penyajian grafik kini telah menjadi suatu alat komunikasi. Menurut Sugono (1977: 21), bahasa Indonesia yang baik ialah bahasa Indonesia yang dapat menyampaikan pesan/informasi secara tepat. 2) Jika di dalam teks nama pengarang tidak dinyatakan, nama akhir pengarang dan tahun terbit pustaka yang diacu serta nomor halaman (kalau dikutip dari halaman tertentu) dicantumkan di dalam kurung pada akhir pernyataan yang dikemukakan sebelum tanda titik akhir kalimat pernyataan itu. Di antara nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan tanda koma, dan di antara tahun terbit dan nomor halaman ditempatkan tanda titik dua. Contoh: Hukum yang didapat oleh seseorang dengan ijtihad dinamakan mazhab (Rasjid, 1954). “...bersangkutan dengan ke-pentingan masyarakat luas” (Mueller, 1959: 19). Peneliti dapat memanfaatkan alat teknologi yang canggih, yaitu komputer, untuk mengolah data (Koentjaraningrat, 1980: 357 – 364). Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 35 Contoh yang terakhir menyatakan bahwa pendapat Koentjaraningrat itu terdapat di dalam halaman 357 sampai dengan halaman 364. 3) Jika ada dua orang pengarang, kedua nama terakhir pengarang itu dicantumkan dengan dipisahkan kata dan. Jika pengarang lebih dari dua orang, digunakan singkatan dkk. (dan kawan-kawan) sesudah nama akhir pengarang yang pertama. Kata dan serta singkatan dkk. tidak digarisbawahi atau tidak dicetak miring. Contoh: Kuesioner adalah suatu daftar yang berisi suatu rangkaian pertanyaan tentang suatu hal (Soemardjan dan Koentjara-ningrat, 1977: 215). Menurut Amiruddin dkk. (1978: 63), hemoglobin adalah pigmen merah pembawa oksigen pada butir darah merah. 4) Jika ada beberapa karya terbitan tahun yang sama dari satu orang pengarang, sebagai pembeda digunakan huruf a, b, dan c di belakang tahun terbit. Contoh: Selanjutnya, Rozarsfeld (1969a) berpendapat bahwa...... Pendapatnya itu diperkuat dengan mengatakan bahwa..... (Rozarsfeld, 1969b). 5) Jika beberapa sumber informasi diacu bersama, nama- nama pengarang dan tahun terbit ditempatkan di dalam satu kurung. Penempatannya mengikuti urutan tahun terbit. Tanda titik koma memisahkan sumber informasi yang satu dengan yang lain. Contoh: dalam pembangunan ekonomi (Rahman, 1977; Anwar, 1979; Wirawan, 1981). 6) Nomor jilid pustaka acuan dinyatakan dengan angka Arab yang dituliskan sesudah tahun terbit dengan dinaikkan setengah spasi, atau digunakan subskrip jika digunakan komputer. Contoh: Alisjahbana (19571) mengatakan bahwa ada dua bagian di dalam bahasa, yaitu isi dan bentuk. 36 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati 7) Jika pustaka tidak mempunyai tahun terbit, dituliskan Tanpa Tahun (huruf kapital pada awal kata) di dalam kurung sesudah penyebutan nama pengarang. Tulisan Tanpa Tahun tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring. Contoh: dana moneter internasional (Wardhana, Tanpa Tahun: 117). d. Catatan Kaki Catatan kaki adalah catatan yang memberikan keterangan tambahan yang tidak berasal dari sumber pustaka misalnya keterangan penjelas yang dibuat oleh penulis sendiri atau yang diperoleh dari wawancara dengan seseorang. Catatan itu tidak dimasukkan di dalam uraian (teks) karena akan mengalihkan perhatian pembaca dari pokok pembahasan. Di dalam teks nomor catatan kaki ditempatkan langsung di belakang huruf terakhir dari pernyataan yang diberi catatan itu dengan menaikkannya setengah spasi atau gunakan subskrip– jika dipakai komputer–(lihat juga hlm. 6 dan 13). Catatan kaki ditempatkan di bagian bawah teks pada halaman tempat catatan itu terdapat dan dipisahkan dari teks dengan garis sepanjang empat belas ketukan dari margin kiri. Garis pemisah itu berjarak sekurang-kurangnya dua spasi dari baris terakhir teks, dan baris terakhir catatan kaki harus sejajar dengan baris terakhir teks (lihat juga contoh pada halaman 6 dan 13). Nomor catatan kaki yang pertama berjarak dua spasi dari garis pemisah. Awal catatan kaki dituliskan rapat pada nomor catatan kaki dan turun setengah spasi; jika lebih dari satu baris, catatan kaki dituliskan dengan jarak pengetikan satu spasi. Namun, jarak di antara dua catatan kaki (dua nomor catatan kaki) tetap dua spasi. Tidak digunakan indensi. Perlu diperhatikan baik-baik supaya pengetikan catatan kaki tidak melampaui margin bawah. Penomoran catatan kaki diurutkan di dalam setiap bab. Jika perganti bab. penomoran catatatn kaki dimulai dari satu lagi. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 37 Contoh:...... wajib belajar bagi usia sekolah1. Sebagai tindak lanjut mulai dikumpulkan data anak asuh2 yang perlu diberi bantuan biaya pendidikannya. 1 Pidato Presiden Soeharto di dalam peringatan Hardiknas 1984. 2 Anak usia sekolah yang tidak mampu membiayai pendidikannya. e. Daftar Pustaka Daftar Pustaka sebagai tajuk diketik dengan huruf kapital semua (DAFTAR PUSTAKA), diletakkan di tengah sehingga jarak dari margin kiri dan margin kanan seimbang. Tajuk ini tidak diberi garis bawah. Buku, majalah, atau surat kabar yang hendak dicantumkan di dalam daftar pustaka disusun menurut abjad nama-nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan jika tidak ada nama pengarang. Jika nama pengarang atau lembaga yang menerbitkan tidak ada, penyusunan daftar pustaka didasarkan pada kata pertama judul. Daftar pustaka tidak diberi nomor urut. Semua sumber acuan yang disebutkan di dalam catatan pustaka harus dicantumkan di dalam daftar pustaka. Catatan kuliah tidak dibenarkan sebagai sumber acuan, kecuali diktat yang diterbitkan secara resmi. Jika data sumber acuan tidak termuat di dalam satu baris, digunakan baris kedua dan seterusnya. Baris-baris tambahan ini menjorok ke dalam sepuluh ketukan dari margin kiri. Jarak antarbaris tetap dua spasi. 1) Buku sebagai Sumber Acuan Urutan penyebutan keterangan tentang buku adalah sebagai berikut: a) Nama pengarang, b) Tahun terbit, c) Judul buku, d) Tempat terbit, dan e) Nama penerbit. 38 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diberi tanda titik dua. Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang, melainkan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebutan di dalam daftar pustaka menjadi sebagai berikut: a) Nama lembaga/badan/instansi yang menerbitkan, b) Tahun terbit, c) Judul terbitan, dan d) Tempat terbit. Jika yang dicantumkan bukan nama pengarang dan nama lembaga yang menerbitkan, urutan penyebutannya adalah sebagai berikut: a) Kata pertama judul buku/karangan, b) Tahun terbit, c) Judul buku/karangan (lengkap), d) Tempat terbit, dan e) Nama penerbit. Berikut penjelasan lebih terperinci mengenai tiap-tiap butir tersebut di atas. a) Nama Pengarang Nama pengarang ditulis selengkap-lengkapnya, tetapi gelar kesarjanaan tidak dicantumkan. Penulisan nama pengarang dilakukan dengan menyebutkan nama akhir lebih dahulu, baru nama pertama (first name/ Christian name). Nama akhir yang ditulis lebih dahulu itu dipisahkan dengan tanda koma dari nama pertama yang ditulis di belakang nama akhir. Cara penulisan itu berlaku juga untuk nama Indonesia yang terdiri atas dua kata atau lebih. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 39 Contoh: William, Juanita H. Hassan, Fuad. Hariati, Darti. Cara penulisan nama pengarang seperti itu tidak berlaku bagi nama-nama Tionghoa karena pada nama Tionghoa unsur nama yang pertama merupakan nama famili. Jadi, nama-nama pengarang Tionghoa di dalam daftar pustaka tidak perlu dibalik urutannya. Contoh: Tan Sie Gie. Lie Tie Gwan. Nama Tan Sie Gie ditempatkan di dalam urutan huruf t dan nama Lie Tie Gwan ditempatkan di dalam urutan huruf l. Jika di dalam buku yang diacu itu nama yang tercantum nama editor, penulisannya dilakukan dengan menambahkan singkatan Ed di belakang nama. Singkatan Ed., yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring, ditempatkan di dalam tanda kurung dengan jarak satu ketukan dari nama editor. Contoh: Mahoto, Ode (Ed.). Koentjaraningrat (Ed.). Jika pengarang terdiri dari dua orang, nama pengarang pertama ditulis sesuai dengan ketentuan butir b., yaitu dituliskan nama akhir lebih dahulu, sedangkan nama pengarang kedua dituliskan menurut urutan biasa. Di antara kedua nama pengarang itu digunakan kata penghubung dan (tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring). Contoh: Soemardjan, Selo dan Marta Susilo. Sudjiman, Panuti dan Dendy Sugono. 40 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Jika pengarang terdiri atas tiga orang atau lebih, ditulis nama pengarang yang pertama saja sesuai dengan ketentuan butir b., lalu ditambahkan singkatan dkk. (bentuk lengkapnya adalah dan kawan-kawan) yang tidak digaris bawahi dan tidak dicetak miring. Contoh: Singarimbun, Salmon dkk. Husada, Jan dkk. Jika beberapa buku yang diacu itu ditulis oleh satu orang pengarang, nama pengarang disebutkan sekali saja pada buku yang disebut pertama, sedangkan untuk selanjutnya cukup dibuat garis sepanjang sepuluh ketukan yang diakhiri dengan tanda titik. Contoh: Hassan, Fuad. ---------------. ---------------. b) Tahun Terbit Tahun terbit dituliskan sesudah nama pengarang dan di-bubuhkan tanda titik sesudah tahun terbit. Contoh: Mahoto, Ode (Ed.). 1989. Soemardjan, Selo dan Marta Susilo. 1983. Singarimbun, Salmon dkk. 1991. Jika beberapa buku yang dijadikan sumber pustaka ditulis oleh satu orang pengarang dan diterbitkan di dalam tahun yang sama, penempatan urutannya didasarkan pada urutan abjad judul bukunya. Kriteria pem-bedanya adalah tahun terbit, yaitu dibubuhkan huruf a, b, dan c sesudah tahun terbit, tanpa jarak. Contoh: Hassan, Fuad 1982a. --------------. 1982b. --------------. 1982c. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 41 Jika beberapa buku yang dijadikan sumber pustaka itu ditulis oleh satu orang pengarang, tetapi tahun terbitnya berbeda, penyusunan daftar pustaka dilakukan dengan urutan berdasarkan umur terbitan (dari yang paling lama sampai yang paling baru). Contoh: Selano, Patti. 1976. --------------. 1987. --------------. 1996. Jika buku yang dijadikan bahan pustaka itu tidak menyebutkan tahun terbitnya, di dalam penyusunan daftar pustaka disebut Tanpa Tahun. Kedua kata ini diawali dengan huruf kapital dan tidak digarisbawahi serta tidak dicetak miring. Contoh: Johan (Ed.). Tanpa Tahun. Suharja, Bambang. Tanpa Tahun. c) Judul Buku Judul buku ditempatkan sesudah tahun terbit dan diberi garis bawah tiap-tiap katanya atau dicetak miring dengan komputer. Kalau dicetak, kata-kata yang bergaris bawah itu dicetak dengan huruf miring. Judul ditulis dengan huruf kapital pada awal kata yang bukan kata tugas, termasuk unsur ulangan. Di belakang judul ditempatkan tanda titik. Contoh:Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Schimmel, Annemarie. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam. Laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, atau artikel yang belum diterbitkan, di dalam daftar pustaka ditulis dengan diawali dan diakhiri tanda petik. Contoh:Noprizal, Hendra. 1994. “Pembangunan Ekonomi Nasional”. 42 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Sucipto. 1982. “Penyuluhan Hukum”. Penulisan judul artikel yang dimuat di dalam buku antalogi (kumpulan karangan), surat kabar, atau majalah dilakukan seperti pada butir b. di atas. Contoh:Surachmad, Winarno. 1977. “Metode Penyajian Grafis”. Ali, Hasan. 1977. “Pengembangan Koperasi Pedesaan”. Unsur-unsur keterangan, seperti jilid dan edisi, ditempatkan sesudah judul. Keterangan itu ditulis dengan huruf kapital pada awal kata kecuali kata tugas dan diakhiri dengan tanda titik. Contoh: Mochtar, Isa. 1983. Pengantar Ekonomi. Cetakan Kedua. Syukur, Abdul. 1996. Cara Belajar Efektif. Jilid I. Schimmel, Annemarie. 1986. Dimensi Mistik dalam Islam. Terjemahan oleh Sapardi Djoko Damono dkk. dari Mytical Dimension of Islam (1975). Jika sumber acuan itu berbahasa asing, unsur- unsur keterangan di Indonesiakan, seperti edition menjadi edisi, volume menjadi jilid, seperti di bawah ini. Contoh: Rowe, D. dan I. Alexander. 1967. Selling Industrial Products. Edisi Kedua. d) Tempat Terbit dan Nama Penerbit Tempat terbit sumber acuan, baik buku maupun terbitan lainnya, ditempatkan sesudah judul atau keterangan judul (misalnya edisi, jilid). Sesudah tempat terbit, dituliskan nama penerbit yang dipisahkan oleh tanda titik dua dari tempat terbit dengan jarak satu ketukan. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 43 Contoh: Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode- Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia. William, Juanita H. 1977. Psychology of Women. New York: W.W. Norton. Sesudah penyebutan nama penerbit ditempatkan tanda titik. Jika lembaga penerbit dijadikan pengarang (ditempatkan pada jalur pertama), tidak perlu disebutkan nama penerbit lagi. Contoh: Biro Pusat Statistik. 1963. Statistical Pocketbook of Indonesia. Jakarta. 2) Majalah sebagai Sumber Acuan Unsur-unsur beserta urutannya yang perlu disebutkan di dalam daftar pustaka ialah sebagai berikut: a) Nama pengarang, b) Tahun terbit, c) Judul artikel, d) Nama majalah, e) Tahun terbitan keberapa (kalau ada), f) Nomor majalah atau bulan terbitan, g) Nomor halaman, dan h) Tempat terbit. Tiap-tiap penyebutan keterangan nama pengarang, tahun terbit, dan judul artikel diakhiri dengan tanda titik. Nama majalah dan tahun terbit dipisahkan oleh satu ketukan, sedangkan nomor majalah ditempatkan di dalam tanda kurung. Nomor halaman dipisahkan dengan tanda titik dua dari nomor majalah. a) Nama Pengarang Penjelasan mengenai nama pengarang buku berlaku juga bagi nama pengarang artikel di dalam majalah. 44 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati b) Tahun Terbit Penjelasan mengenai tahun terbit buku berlaku juga bagi tahun terbit artikel di dalam majalah. c) Judul Artikel Judul artikel ditempatkan di antara tanda petik. Huruf awal kata- kata di dalam judul artikel ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata tugas. d) Nama Majalah Nama majalah digarisbawahi, didahului oleh kata Dalam (yang tidak ikut digarisbawahi) dan dengan komputer dicetak miring. Seperti judul artikel juga, huruf awal kata-kata di dalam nama majalah ditulis dengan huruf kapital, kecuali kata tugas. e) Tahun Terbitan Jika tahun terbitan dicantumkan pada majalah yang diacu, dengan jarak satu ketukan tahun terbitan ditulis tanpa dipisahkan dengan tanda baca apa pun dari nama majalah. Keterangan tahun terbitan dinyatakan dengan angka Romawi. f) Nomor Majalah Nomor majalah ditempatkan di dalam kurung dan ditulis dengan angka Arab dengan jarak satu ketukan dari tahun terbitan. g) Nomor Halaman Nomor halaman tempat artikel dimuat di dalam majalah ditulis setelah nomor majalah dengan dipisahkan oleh tanda titik dua tanpa jarak. h) Tempat Terbit Keterangan tempat terbit merupakan keterangan terakhir tentang majalah sebagai sumber acuan. Sesudah penyebutan tempat terbit diletakkan tanda titik. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 45 Contoh: Suprapto, Riga Adiwoso. 1989. “Perubahan Sosial dan Perkembangan Bahasa”. Dalam Prisma XVIII 1: 61 – 120. Jakarta. 3) Surat Kabar sebagai Sumber Acuan Urutan penyebutan keterangan tentang artikel di dalam surat kabar adalah sebagai berikut: a) Nama pengarang, b) Tahun terbit, c) Judul artikel, d) Nama surat kabar, e) Tanggal terbit, dan f) Tempat terbit. Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan nama surat kabar, diakhiri dengan tanda titik. Nama surat kabar dan tanggal terbit dipisahkan oleh tanda koma. a) Nama Pengarang Penjelasan mengenai nama pengarang buku berlaku juga bagi nama pengarang artikel di dalam surat kabar. b) Tahun Terbit Penjelasan mengenai tahun terbit artikel di dalam majalah berlaku juga bagi tahun terbit artikel di dalam surat kabar. c) Judul Artikel Penjelasan mengenai judul artikel di dalam majalah berlaku juga bagi judul artikel di dalam surat kabar. d) Nama Surat Kabar Penjelasan mengenai nama majalah berlaku juga bagi nama surat kabar. e) Tanggal Terbit Keterangan tanggal terbit memuat tanggal, bulan, dan tahun terbit, nama bulan ditulis lengkap, tanggal, dan 46 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati tahun terbit dinyatakan dengan angka Arab. Nama surat kabar dan tanggal dipisahkan oleh tanda koma, sedangkan sesudah tanggal terbit digunakan tanda titik. f) Tempat Terbit Penjelasan mengenai tempat terbit majalah berlaku juga bagi tempat terbit surat kabar. Contoh: Tabah, Anton. 1989. “Polwan Semakin Efektif dalam Penegakan Hukum”. Dalam Suara Pembaruan, 1 September 1989. Jakarta. 4) Antologi sebagai Sumber Acuan Urutan penyebutan keterangan tentang karangan di dalam antologi adalah sebagai berikut. a) Nama pengarang, b) Tahun terbit karangan, c) Judul karangan, d) Nama penghimpun/editor, e) Tahun terbit antologi, f) Judul antologi, g) Nomor halaman, h) Tempat terbit, dan i) Nama penerbit. Tiap-tiap penyebutan keterangan, kecuali penyebutan tempat terbit, diakhiri dengan tanda titik. Sesudah tempat terbit diletakkan tanda titik dua. a) Nama Pengarang Penjelasan mengenai nama pengarang buku berlaku juga bagi nama pengarang karangan di dalam antologi. b) Tahun Terbit Karangan Penjelasan mengenai tahun terbit artikel di dalam majalah berlaku juga bagi tahun terbit karangan yang Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 47 dimuat di dalam antologi. Jika tahun terbit karangan tidak dinyatakan, yang dicatat ialah tahun terbit antologi. c) Judul Karangan Penjelasan mengenai judul artikel di dalam majalah berlaku juga bagi judul karangan di dalam antologi. d) Nama Penghimpun/Editor Nama penghimpun/Editor didahului oleh kata Dalam– tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring - - urutan nama tidak dibalik. Singkatan (Ed.) yang diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik ditempatkan di dalam tanda kurung dengan jarak satu ketukan dari nama editor. Setelah tanda kurung diletakkan tanda titik. e) Tahun Terbit Antologi Ada kalanya sebuah antologi menghimpun karangan dari tahun yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tahun terbit antologi perlu dicantumkan pula dan diikuti dengan tanda titik. f) Judul Antologi Huruf awal kata-kata di dalam judul diketik dengan huruf kapital, kecuali kata tugas. Judul diberi garis bawah kata demi kata atau dicetak miring, diakhiri dengan tanda titik. g) Nomor Halaman Nomor halaman tempat karangan di dalam antologi dicantumkan setelah judul antologi dan sebelum tempat terbit dengan didahului Hlm. (halaman) yang tidak digarisbawahi dan tidak dicetak miring. h) Tempat Terbit dan Nama Penerbit Penjelasan mengenai tempat terbit dan nama penerbit buku berlaku juga bagi tempat terbit dan nama penerbit antologi. 48 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Contoh: Kartodirjo, Sartono. 1977. “Metode Penggunaan Bahan Dokumen”. Dalam Koentjaraningrat (Ed.). 1980. Metode-Metoda Penelitian Masyarakat. Hlm. 67-92. Jakarta: Gramedia. Kramers, J.W. 1931. “Geography and Commerce”. Dalam Thomas Arnold dan Alfred Guillame (Ed.). 1931. The Legacy of Islam. London: Oxford University Press. 5) Internet sebagai Acuan Senge, Peter M. The Ecology of Leadership. Leader to Leader No. 2, Fall 1996 http://www.pfdf.org/leaderbooks/ L2L/fall96/senge. html, dikunjungi 6 Maret 2010. Clark, J.B. Real Issues Concerning Interest. Quarterly Journal of Economics, Volume 10. http://socserv2.socsci. mcmaster.ca/~econ/ugcm/3ll3/clarkjb/clarkjb002. html, visited Sept. 2, 2009. No. Daftar Pustaka Catatan Kaki 1 Diurutkan berdasarkan family Nama penulis tidak dibalik, ditulis name (nama belakang) penulis, sebagaimana lazimnya, data tidak bikeg diberi penomoran, literatur berdasarkan kutipan gelar tidak boleh ditulis. mana yang terlebih dahulu diterakan, wajib diberi nomor urut yang angkanya superscript. 2 Semua sumber data literatur Data literatur dituliskan di dikumpulkan menjadi satu dan halaman itu juga tempat kutipan diletakkan dalam satu organ diterakan, dari baris terakhir yang disebut Daftar Pustaka paragraf diberi jarak 1,5 spasi terletak setelah Bab Simpulan dan diberi garis pemisah dengan sebagai bagian pelengkap akhir. panjang 14 karakter. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 49 No. Daftar Pustaka Catatan Kaki 3 Unsur-unsur dalam Daftar Unsur-unsur dalam Catatan Kaki: Pustaka: Nama penulis ditulis lazimnya Nama penulis dibalik (family diakhiri tanda koma name, first name middle name) Judul buku dicetak miring atau Tahun terbit diakhiri tanda titik judul artikel diapit tanda kutip Judul buku dicetak dengan dua huruf miring atau judl artiket Data publikasi diapit tanda diapit tanda kutip dua diakhiri kurung (nama kota terbit: nama dengan tanda titik Kota tempat penerbit,tahun terbit) terbit : nama penerbit diakhiri Nomor halaman yang dirujuk dengan tanda titik atau diacu diakhiri tanda titik Jika beberapa data literatur Jika sumber data literatur kebetulan pengarangnya sama, kutipan sama dengan sumber nama pengarang cukup ditulis data kutipan sebelumnya, satu kali saja. Data literatur digunakan singkatan-singkatan diurutkan berdasarkan kronologis sebagai berikut: tahun terbit, jika tahun terbit Ibid. : Ibidem sama, diurutkan berdasarkan Sumber data kutipannya sama judul buku. persis dengan sumber data Krisdalaksana, Harimurti. 2004. kutipan sebelumnya (persis 2006. langsung di atas). Jika nomor 2010a. Kelas Kata BI. halaman berbeda penulisan 2010b. Morfologi BI. menjadi 2Ibid.,hlm.35. 2010c. Sintaksis BI. Loc. Cit. : Loco Citato Sumber data ku-tipannya sama persis, tetapi sudah diselingi oleh sumber data kutipan lain. 3 Kridalaksana, Loc. Cit. (tidak pernah diikuti nomor halaman) Op. Cit. : Opere Citato Sumber data kutipan sama dengan sumber data kutipan lainnya, tetapi sudah diselingi kutipan lainnya dengan nomor halaman berbeda. Badudu,Op.Cit.., hlm.70. 5 Baris pertama dimulai sejajar Baris pertama di-kosongkan dengan margin kiri, baris kedua 5 karakter, baris kedua dan dan seterusnya menjorok ke seterusnya sejajar margin kiri. dalam dengan 5 karakter. 50 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati No. Daftar Pustaka Catatan Kaki 6 Ukuran huruf sama persis Ukuran huruf lebih kecil dari dengan teks ukuran tubuh ukuran tubuh karangan yaitu karangan yaitu 12. 10. 7 Nomor halaman data literatur Nomor halaman wajib ditulis. tidak wajib, akan tetapi untuk antologi, majalah, jurnal, dan surat kabar, nomor halaman wajib ditulis. 8 Wajib ada dalam setiap karya Tidak wajib dan ber-sifat tulis ilmiah apa-pun jenisnya opsional. dan bentuknya. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 51 BAB 4 NOTASI DAN TEKNIK PENULISAN KARYA ILMIAH A. Konsep Dasar Notasi S ecara umum dikenal beberapa macam sistem dalam penulisan karya ilmiah. Sistem yang dikenal di kalangan masyarakat ilmiah antara lain adalah Univercity of Chicago Press, sistem Harvard, sistem American Psychological Association (APA), dan sistem Gabungan (misalnya sistem Harvard dengan sistem huruf). Keseluruhan sistem tersebut pada hakikatnya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu (1) sistem yang mempergunakan catatan kaki, (2) sistem yang tidak menggunakan catatan kaki, dan (3) sistem gabungan (yaitu gabungan dari sistem pertama dan kedua). Dalam sistem catatan kaki dituliskan sumber rujukan berupa nama pengarang, judul, penerbit, tahun penerbitan, dan halaman yang dirujuk, di bagian bawah dari halaman tulisan. Selanjurnya, dalam kutipan langsung pada tulisan (tanpa catatan kaki) dilakukan dengan menuliskan nama besar pengarang, tahun penerbitan, dan halaman. Jika kalimat yang dikutip kurang dari lima baris, maka diketik sesuai teks dengan menggunakan tanda kutip. Namun jika yang dikutip lima baris atau lebih, maka teks diketik dengan jarak baris satu dan masuk lima spasi dari margin kiri. Sedang pada sistem gabungan, sumber kutipan dilakukan langsung pada teks, sedang catatan kaki digunakan sebagai penjelasan. Untuk menyeragamkan notasi karya ilmiah mahasiswa di lingkungan Universitas Negeri Gorontalo, maka ditetapkan untuk menggunakan sistem gabungan. 53 B. Pengetikan Karya Ilmiah Pengetikan karya ilmiah mahasiswa, perlu memperhatikan beberapa yang bersifat teknis sebagai berikut: 1. Ukuran kertas Karya Ilmiah Diketik pada kertas HVS ukuran A4 (21 x 29,7) 80 gram. Kertas berwarna putih dan diketik tidak bolak balik. Apabila di dalam tulisan digunakan kertas khusus seperti kertas milimeter untuk grafik, kertas kalkir untuk bagan dan sejenisnya, boleh menggunakan kertas di luar batas ukuran yang kemudian dilipat sesuai dengan ukuran kertas naskah. Setiap bab diberi kertas pembatas warna putih yang memuat logo fakultas tanpa nomor halaman. 2. Sampul Karya Ilmiah Sampul luar karya ilmiah untuk setiap fakultas menggunakan kertas tebal sesuai warna masing-masing fakultas dan dilapisi dengan plastik bening (laminating). 3. Spasi Pengetikan Karya ilmiah diketik menggunakan times new roman ukuran huruf 12, jarak baris satu setengah (1,5) spasi. Khusus untuk judul bab, judul tabel, dan judul gambar yang lebih dari satu baris diketik dengan jarak baris satu spasi. Daftar pustaka diketik dengan jarak satu spasi, sedangkan jarak antara setiap sumber pustaka diketik dalam dua spasi. 4. Margin Pengetikan Naskah Margin pada setiap halaman ditetapkan batas kiri 4, batas kanan 3 Cm, batas atas 4 cm dan batas bawah 3 cm. 5. Pengetikan Alinea Baru Pengetikan alinea baru dimulai satu tab (7 karakter) dari margin kiri, sedang baris lanjutan kembali ke batas margin. 6. Pengetikan Bab, Sub-Bab, dan Anak Sub-Bab a. Judul Bab diketik dengan huruf kapital dan tebal (bold) ukuran huruf 12. Nomor urut Bab diketik dengan huruf 54 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati Romawi mulai dari batas margin atas dan ditulis di tengah kertas di atas judul bab. b. Pengetikan Sub-bab dan nomor Sub-bab dimulai dari batas margin kiri dengan ketikan tebal (bold). Huruf awal setiap kata dalam Sub-bab menggunakan huruf kapital. c. Pengetikan anak sub-bab dimulai dari margin kiri. Huruf awal setiap kata diketik dengan huruf kapital. Contoh pengetikan bab, sub-bab, dan anak sub-bab dapat dilihat pada lampiran 7. 7. Penomoran Halaman Bab Dab Sub-Bab. Penomoran halaman untuk setiap nomor halaman bab ditempatkan di bagian tengah bawah dan dua spasi di bawah baris terakhir. Untuk penomoran halaman bukan bab ditempatkan di sudut kanan atas dua spasi baris pertama. Halaman satu mulai dari bab pendahuluan, untuk sedangkan bagian awal karya ilmiah menggunakan angka Romawi kecil di kanan bawah halaman dengan jarak 2 spasi setelah baris terakhir. 8. Penggunaan Huruf Miring (Italic) Huruf miring digunakan untuk: a. Judul buku dalan daftar pustaka; b. Nama terbitan berkala dan nama publikasi lain dalam daftar pustaka; c. Istilah atau kata/kalimat dalam bahasa asing. 9. Penyajian Tabel a. Penulisan kata “Tabel” dimulai dari margin kiri, diikuti dengan nomor tabel, diikuti oleh tanda titik dan diteruskan dengan judultabel; b. Tabel diberi nomor urut dengan menggunakan angka biasa dengan menyesuaikan pada bab mana tabel tersebut berada, contoh: Tabel 4.1. berarti tabel berada pada Bab 4 tabel nomor urut 1. Tata Tulis Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi 55 c. Tulisan kata “Tabel” ditempatkan di atas table. Contoh penyajian tabel dapat dilihat pada lampiran 8. 10. Penyajian Gambar Gambar dapat berupa foto, grafik, diagram, histogram, peta, bagan, skema dan yang sejenis. Penyajian gambar mengikuti ketentuan sebagai berikut: a. Tulisan kata “Gambar”, nomor gambar dan nama gambar ditempatkan di bawah gambar; b. Nomor gambar dicetak dengan angka biasa dan diurutkan dengan menyesuaikan pada bab mana gambar tersebut berada; Gambar disajikan dalam satu halaman. Contoh penyajian gambar dapat dilihat pada lampiran 9. 11. Cara Pengetikan Kutipan Langsung Kutipan langsung ditulis sama persis dengan sumber aslinya baik mengenai bahasa maupun ejaannya. Kutipan yang terdiri dari lima baris atau lebih diketik satu spasi dimulai satu tab dari margin kiri. Kutipan yang panjangnya kurang dari lima baris diketik seperti ketikan teks, diawali dan diakhiri dengan tanda petik (). Jika pengutip menghilangkan satu atau beberapa kata dalam kalimat yang dikutip, maka pada bagian yang dihilangkan diberi titik sebanyak tiga buah (...). Jika pengutip menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang dihilangkan diberi titik sebanyak empat buah (....). Sumber kutipan langsung ditulis dengan menggunakan nama belakang pengarang, tahun terbitan dan nomor halaman yang dikutip pada awal atau akhir kutipan. Pencantuman halaman setelah tahun dipisahkan oleh tanda titik dua. Contoh: Makarim (2020:17) mengemukakan bahwa: “Merdeka belajar kampus merdeka adalah... 56 Abdul Rahmat & Mira Mirnawati atau: Menuru

Use Quizgecko on...
Browser
Browser