Membangun Karakter Pemenang Yang Paham Risiko (PDF)
Document Details
Uploaded by FlatteringParrot
PT Asuransi Sinar Mas
2024
Tags
Summary
Dokumen ini membahas tentang pentingnya memahami risiko dalam mencapai tujuan. Setiap individu dan organisasi menghadapi peluang dan ancaman, dan keberhasilan bergantung pada kemampuan mengeksploitasi peluang dan mengelola ancaman. Manajemen risiko adalah tanggung jawab bersama dan memerlukan kesadaran akan risiko dari seluruh anggota organisasi.
Full Transcript
05 Oktober 2024 Risk Leads to Greatness “You can’t be successful in business without taking risks. It’s really that simple”...
05 Oktober 2024 Risk Leads to Greatness “You can’t be successful in business without taking risks. It’s really that simple” - Adena Friedman Pembicara: Moderator: Rio Ekasaputra, CRGP, GRCP | Intan Paramita, CRGP Raysisca Elvide, CHRP, CRGP PELUANG DAN ANCAMAN DALAM KONTEKS RISIKO Ancaman Peristiwa Merugikan Mitigasi RISIKO “ketidakpastian yang berdampak pada sasaran” – ISO 31000:2018 KEBERHASILAN Risiko Eksploitasi Peluang Peristiwa Menguntungkan Untuk mencapai suatu sasaran tertentu, setiap individu atau organisasi akan selalu menghadapi dua kondisi yaitu PELUANG dan ANCAMAN. Kesuksesan dalam mencapai sasaran sangat bergantung pada kemampuan dalam mengeksploitasi peluang ketika terjadi ancaman, serta kemampuan dalam mewaspadai dan mengelola ancaman ketika mengejar peluang. REAL CASE: PELUANG? ANCAMAN? SIAPAKAH PEMILIK RISIKO (RISK OWNER) ? “Individu atau entitas yang memiliki akuntabilitas dan PEMILIK RISIKO kewenangan untuk mengelola risiko" - ISO 31000:2018 Pemilik risiko adalah PEMILIK SASARAN, dan pada dasarnya berlaku untuk semua tingkatan organisasi (struktural) dan terdapat di seluruh proses bisnis organisasi, karena setiap orang dalam organisasi mempunyai sasaran kerja yang terlihat di dalam perjanjian atau job description. Hal tersebut mengindikasikan bahwa semua orang dalam organisasi harus menangani risiko agar sasaran kerjanya tercapai. Dengan demikian, manajemen risiko menjadi tanggung jawab semua orang. SIAPAKAH PEMILIK RISIKO (RISK OWNER) ? Tingkat Organisasi Sasaran Pemilik Risiko RISIKO Direksi dan Dewan Tingkat Korporasi Sasaran Entitas Komisaris Tingkat Divisi Sasaran Divisi Kepala Divisi, GM Tanggung jawab Akuntabilitas Kewenangan Tingkat Departemen Sasaran Departemen Kepala Departemen Tingkat Seksi Sasaran Seksi Kepala Seksi Staff Sasaran Staff Setiap Staff “Risk management is everyone’s responsibility. In other words, all the organizational risks that confront the organization everyday are owned by everybody. It is essential to stress the importance of everyone working together to help reduce and mitigate the risks” Hindari pandangan KELIRU atas penerapan Manajemen Risiko: 1. Manajemen risiko sebagai beban administratif. 2. Tidak ada yang perlu dilaporkan, karena kami tidak punya risiko. 3. Pekerjaan kami tidak ada hubungannya dengan risiko. 4. Unit Kerja Manajemen Risiko sebagai penanggungjawab penuh masalah risiko. Sumber: GRC Guidelines, ISO31000:2018, OJK Otoritas Jasa Keuangan melalui ketentuannya POJK 44/05/2020 dan SEOJK 08/05/2021 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Perusahaan Asuransi, menyatakan: KPI berbasis risiko (RCSA dan GRC) Seluruh pegawai Perusahaan menjadi bagian dari pelaksanaan Manajemen Risiko. Edukasi dan sertifikasi Direksi menetapkan kebijakan reward termasuk remunerasi dan punishment yang efektif bagi pegawai Perusahaan, yang terintegrasi dalam sistem penilaian kinerja kompetensi dalam rangka mendukung pelaksanaan Manajemen Risiko yang optimal. GRC behavior RISK LEADERSHIP Kita semua adalah Pemilik Risiko sekaligus sebagai PEMIMPIN RISIKO terhadap pengelolaan risiko dan pencapaian sasaran. PEMIMPIN RISIKO yang sukses : 1. INHERENT RISK. Menyadari setiap individu memiliki fungsi manajemen risiko yang melekat (inherent) sehingga tugas, kewajiban dan rangkaian aktivitas harus diidentifikasi, dikelola pengendalian dan pemantauannya. 2. MINDSET. Menyadari sifat risiko dan merubah paradigma risiko (tujuan: menciptakan dan melindungi nilai). 3. ROLE MODEL. Menjadi panutan dan menunjukkan perilaku risiko; bertindak integritas; bersikap fleksibel, adaptif, dan responsif dalam menghadapi dinamika lingkungan yang penuh risiko. 4. HALO EFFECT. Memotivasi orang lain terhadap perilaku risiko yang benar bila menghadapi lingkungan yang selalu berubah. 5. VISIONER. Memahami dan mendukung management of change, menyikapi perubahan sebagai tantangan dan peluang, termasuk mendukung seluruh penerapan manajemen risiko dan GRC sejalan dengan komitmen Perusahaan (tone from the top). GRC BEHAVIOR Mengkomunikasikan Risiko Mengkomunikasikan risiko dari individu ke atasan secara tepat adalah aspek penting dari Risk Leadership. Risk Leadership tidak hanya bertanggung jawab untuk mengindetifikasi dan mengelola risiko, tetapi juga memastikan bahwa informasi tersebut dikomunikasikan secara efektif. Ketika menyampaikan risiko kepada atasan, penting untuk tidak hanya menginformasikan adanya masalah atau risiko, tetapi juga melakukan beberapa langkah persiapan yang akan membantu atasan dalam membuat keputusan yang tepat. Berikut adalah strategi komunikasi risiko yang efektif : Mengkomunikasikan Risiko 1 2 Fact Finding Analisis Risiko dan Dampak Jangan hanya menyampaikan bahwa Lakukan analisis terhadap risiko yang ada risiko, tetapi detailkan risiko ada dan dampak potensialnya. tersebut. Kumpulkan data-data terkait Memberikan gambaran jelas tentang seperti laporan klaim, analisis tren, data skala risiko dan dampaknya membantu kerugian historis, atau data eksternal atasan dalam memprioritaskan risiko yang relevan. mana yang perlu segera ditangani. Mengkomunikasikan Risiko 3 4 Sertakan Problem Gunakan Bahasa yang Solving yang Konkret Jelas dan Ringkas Ketika mengkomunikasikan risiko Sertakan juga solusi konkret yang dapat diterapkan kepada atasan, penting untuk untuk mengatasi risiko tersebut. menggunakan bahasa yang jelas, Solusi yang diajukan harus didukung oleh data ringkas, dan non-teknis (jika yang telah dikumpulkan. diperlukan). Ini akan memastikan Solusi harus realistis dan dapat bahwa pesan yang disampaikan diimplementasikan. dipahami dengan baik dan tidak Jangan hanya menyajikan satu solusi; tawarkan menimbulkan kebingungan. Usahakan beberapa opsi kepada atasan sehingga mereka untuk menyederhanakan konsep yang memiliki fleksibilitas dalam memilih tindakan rumit tanpa mengorbankan makna yang paling tepat. penting. Mengkomunikasikan Risiko Komunikasi risiko yang efektif dalam industri asuransi kerugian tidak hanya melibatkan penyampaian informasi tentang adanya risiko, tetapi juga bagaimana risiko tersebut disajikan dengan cara yang tepat, berbasis data, dan diikuti dengan solusi yang konkret. Dengan pendekatan ini, atasan dapat mengambil keputusan yang lebih tepat dan proaktif dalam menghadapi risiko. Hubungan Antara Risk Awareness dan Kolaborasi Tim Penyelesaian Masalah Bersama Dengan Membangun Budaya Keterbukaan dalam Risiko Risiko yang muncul sering kali memerlukan analisis mendalam yang melibatkan berbagai perspektif. Kolaborasi tim memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik karena melibatkan pengetahuan dari berbagai divisi, seperti underwriting, klaim, dan kepatuhan (compliance). Tim yang efektif adalah tim yang dapat berbagi informasi tentang risiko tanpa takut akan kesalahan. Membangun budaya keterbukaan di mana setiap anggota bebas berbicara tentang potensi risiko dan kerentanan membantu mengidentifikasi dan mengatasi risiko lebih awal. Membangun budaya keterbukaan dalam risiko melalui komunikasi. Komunikasi yang terjalin, haruslah komunikasi 2 arah. Ketika individu menemukan risiko, dapat didiskusikan dengan atasan, atau melalui perwakilan manajemen, ataupun melalui whistle blower. Menciptakan Tim Yang Sadar Akan Risiko Untuk menciptakan tim yang sadar risiko dalam industri asuransi kerugian, beberapa langkah penting dapat diambil : Pelatihan dan Edukasi Berkelanjutan Evaluasi dan Umpan Balik Terus-Menerus Pelatihan ini bisa mencakup pemahaman Proses evaluasi risiko tidak boleh berhenti setelah risiko tentang tren klaim, regulasi baru, serta cara diidentifikasi. Tim harus melakukan evaluasi berkala terhadap mengidentifikasi dan merespon risiko. pendekatan yang mereka gunakan, dan melalui kolaborasi, mereka dapat belajar dari kegagalan atau kesuksesan sebelumnya dalam mengelola risiko. Pengembangan Lingkungan Kerja Positif Pengembangan lingkungan kerja yang positif memungkinkan anggota tim untuk bekerja dengan lebih efektif, saling percaya, dan mampu menghadapi tantangan risiko dengan sikap yang terbuka dan kolaboratif. Elemen penting dari lingkungan kerja positif yang mendukung pengelolaan risiko meliputi : Dukungan untuk Komunikasi Terbuka Rasa Percaya Pengembangan Individu Mendorong keterbukaan Ada kepercayaan Berfokus pada pengembangan antar anggota tim terkait antar anggota tim dan kompetensi individu, yang relevan risiko yang dihadapi. manajemen. dalam pengelolaan risiko. "Effective risk management is born from a culture where integrity leads, commitment drives, and continuous improvement lights the way."