Summary

This document discusses information technology risk management. It introduces the concept of risk and various definitions, including perspectives from different authorities.  It further explores the different types of IT risk, and factors that affect risk.

Full Transcript

Manajemen Risiko TI BAB II MANAJEMEN RISIKO TI 2.1 Uraian Materi A. Risiko TI Istilah risiko merupakan kata yang sering kita dengar dan seringkali kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang...

Manajemen Risiko TI BAB II MANAJEMEN RISIKO TI 2.1 Uraian Materi A. Risiko TI Istilah risiko merupakan kata yang sering kita dengar dan seringkali kata tersebut mempunyai konotasi yang negatif, sesuatu yang tidak disukai dan ingin dihindari. Banyak contoh kejadian risiko yang mungkin terjadi, yang biasanya digambarkan sebagai sesuatu yang negatif, misalnya kebakaran, kecelakaan, dan sebagainya. Semua aktivitas individu maupun organisasi pasti mengandung risiko di dalamnya karena mengandung unsur ketidakpastian. Risiko bisa terjadi karena tidak ada atau kurangnya informasi tentang hal yang akan terjadi kemudian, baik itu hal yang menguntungkan atau merugikan. Banyak definisi atau pengertian dapat ditemukan tentang apa itu risiko. Untuk lebih memahami arti risiko, berikut beberapa pendapat ahli tentang definisi risiko: § Menurut COSO ERM 2004, pengertian resiko adalah kemungkinan terjadinya sebuah peristiwa yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan organisasi. § PP No. 60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah mendefinisikan risiko sebagai suatu kejadian yang mungkin terjadi dan apabila terjadi akan memberikan dampak negatif pada pencapaian tujuan instansi pemerintah. § Menurut Arthur Williams dan Richard, M.H, resiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu. § Menurut Hanafi (2009), pengertian resiko adalah bahaya, akibat atau konsekuensi yang dapat terjadi akibat sebuah proses yang sedang berlangsung atau kejadian yang akan datang. 4 Manajemen Risiko TI § Standard internasional ISO 31000:2018 mendefinisikan risiko sebagai “the effect of uncertainty on objectives”. § Menurut Prof. Dr. Ir. Soemarno, MS, pengertian resiko adalah suatu kondisi yang timbul karena ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan yang mungkin terjadi. § Pengertian risiko menurut KBBI adalah segala kemungkinan terjadinya peristiwa yang dapat merugikan perusahaan. § PermenPAN-RB Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pedoman Manajemen Risiko SPBE mendefinisikan risiko sebagai peluang terjadinya suatu peristiwa yang akan mempengaruhi keberhasilan terhadap pencapaian tujuan. Dari berbagai definisi tersebut, risiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya atau ketidakpastian dan pencapaian tujuan. Secara sederhana Risiko dapat digambarkan pada gambar 2.1. Gambar 2.1. Konsep Risiko Pada gambar 2.1 terdapat beberapa konsep, yaitu: § Ketidakpastian merupakan kurangnya informasi (tidak jelas) mengenai suatu peristiwa, seberapa besar tingkat kemungkinan terjadinya (likelihood) dan berapa besar dampaknya (effect) pada sasaran. § Dampak merupakan penyimpangan (deviasi) dari sasaran yang diharapkan. Dapat negatif atau positif atau keduanya. 5 Manajemen Risiko TI § Sasaran dapat mempunyai berbagai bentuk/kategori : finasial, penjualan, produksi, jasa dan bentuk lainnya. Dapat disimpulkan bahwa pengertian risiko yaitu adanya ketidakpastian atau peluang terjadinya suatu peristiwa yang berdampak pada tercapainya tujuan yang diinginkan. Dalam konteks bidang Teknologi Informasi (TI), risiko TI sendiri dapat dikatakan merupakan ketidakpastian atau peluang terjadinya suatu peristiwa yang berdampak pada pencapaian tujuan di bidang TI. Berdasarkan pada gambar 2.1, terdapat penyimpangan dari sasaran atau tujuan yang diharapkan, baik yang bersifat positif maupun negatif. Oleh karena itu risiko juga terbagi menjadi: § Risiko positif Risiko positif merupakan ketidakpastian atau peluang terjadinya suatu peristiwa yang akan meningkatkan keberhasilan terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan. Misalnya tersedianya tenaga programmer yang mencukupi, adanya teknologi interoperabilitas data, big data, kebijakan pimpinan yang mendukung pelaksanaan TI di lingkungan organisasi, dan sebagainya. § Risiko negatif Risiko negatif merupakan ketidakpastian atau peluang terjadinya suatu peristiwa yang akan menurunkan keberhasilan terhadap pencapaian tujuan yang diinginkan. Misalnya jaringan internet tidak stabil, perangkat TI tidak mencukupi, adanya serangan virus/malware, harga berbayar piranti lunak yang tinggi, dan sebagainya. B. Manajemen Risiko TI Manajemen risiko menurut PermenPAN-RB Nomor 5 Tahun 2020 merupakan pendekatan sistematis yang meliputi proses, pengukuran, struktur, dan budaya untuk menentukan tindakan terbaik terkait 6 Manajemen Risiko TI risiko. Dalam peraturan tersebut, manajemen risiko yang dibahas yaitu yang terkait dengan pelaksanaan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), dimana hal tersebut sesuai dengan materi modul ini yang sedang dibahas yaitu tentang Manajemen Risiko TI. Menurut James Essinger dan Joseph Rosen, terdapat lima konsep dasar dalam Manajemen Risiko yang harus terlebih dahulu dipahami oleh para pejabat organisasi yang terlibat dalam proses Manajemen Risiko, yaitu: 1. Manajemen risiko hanyalah sebuah pendekatan. Ada banyak pendekatan dalam menilai risk and return dari setiap transaksi atau instrumen. Manajemen risiko lebih efektif untuk portfolio yang besar dan kompleks. Di sisi lain, manajemen risiko juga merupakan strategi yang fleksibel, karena tidak hanya diterapkan untuk portfolio yang besar, tetapi juga dapat menjadi pendekatan yang rinci bagi portfolio yang kecil. 2. Sifat dari instrumen yang digunakan akan menentukan parameter dari sebuah strategi manajemen risiko. Secara relatif tidak ada satu strategi manajemen risiko yang dapat diterapkan pada semua jenis kegiatan atau semua instrumen. 3. Sistem manajemen risiko haruslah sistematis dan diikuti secara konsisten tetapi tidak kaku dan fleksibel. 4. Manajemen risiko bukan merupakan alat sulap yang secara ajaib akan meningkatkan return/kinerja organisasi dan sekaligus mengurangi risiko. Peter L. Berstein berpendapat bahwa manajemen risiko sendiri bisa menghasilkan risiko baru, yaitu berkurangnya kewaspadaan manajemen Organisasi terhadap seluruh risiko Organisasi yang ada. Ibarat pengemudi mobil yang menggunakan tali pinggang pengaman, akan mengemudikan mobil secara kurang berhati-hati dibandingkan apabila ia tidak menggunakan ikat pinggang pengaman. 7 Manajemen Risiko TI 5. Lingkungan organisasi saat ini telah menyebabkan kompleksitas manajemen risiko menjadi sangat tinggi dan merupakan proses yang semakin sulit. Kecenderungan kompleksitas kegiatan dan perkembangan-perkembangan baru dalam teknologi informasi dan telekomunikasi telah semakin mempersulit pengelolaan risiko organisasi. Tujuan diterapkannya manajemen risiko dalam suatu organisasi adalah sebagai berikut : § Meningkatkan kemungkinan pencapaian sasaran organisasi dan peningkatan kinerja. Melindungi organisasi dari tingkat risiko signifikan yang dapat menghambat pencapaian tujuan organisasi. § Mendorong manajemen yang proaktif dan antisipatif. Mendorong menajemen untuk bertindak proaktif mengurangi risiko kerugian, menjadikan pengelolaan risiko sebagai sumber keunggulan bersaing, dan keunggulan kinerja organisasi. § Memberikan dasar yang kuat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan. § Meningkatkan efektivitas alokasi dan efisiensi penggunaan sumber daya organisasi. Mendorong setiap insan organisasi untuk bertindak hati-hati dalam menghadapi risiko organisasi, sebagai upaya memaksimalkan nilai organisasi demi mencapai tujuan yang diinginkan bersama. § Meningkatkan kepatuhan kepada regulasi. § Meningkatkan kepentingan dan kepercayaan para pemangku kepentingan. § Meningkatkan ketahanan organisasi. § Membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko. § Meningkatkan kinerja organisasi melalui penyediaan informasi tingkat risiko yang dituangkan dalam peta risiko/risk map yang 8 Manajemen Risiko TI berguna bagi manajemen dalam pengembangan strategi dan perbaikan proses manajemen risiko secara berkesinambungan dan terus-menerus. Secara umum, dengan diterapkannya Manajemen Risiko terdapat beberapa manfaat yang diperoleh organisasi terutama pada sektor publik, yaitu: § Dalam hal pelayanan publik, manajemen risiko membantu memperkirakan dampak risiko untuk dapat memastikan bahwa risiko telah dikelola, dan pengelolaan diarahkan untuk mengurangi dampak risiko negatif dan mengoptimalkan dampak risiko positif yang timbul. § Dalam hal efisiensi penggunaan sumber daya, manajemen risiko membantu memprioritaskan, misalnya di area mana instansi sektor publik memiliki risiko besar dalam pencapaian hasil programnya, sehingga sumber daya dapat diarahkan terutama kepada area dengan risiko tinggi. § Dalam hal peningkatan keandalan dan kecukupan pengendalian intern, manajemen risiko dapat membantu meminimalkan pemborosan, kecurangan, dan kesalahan. § Dalam hal inovasi, manajemen risiko membantu menilai opsi-opsi menyangkut peluang pelayanan dan hasil yang lebih baik, serta apa yang perlu dilakukan untuk mengelola risiko-risiko yang muncul berkaitan dengan opsi tersebut. C. Kerangka Kerja Manajemen Risiko TI Agar dapat berhasil dengan baik, Manajemen Risiko TI harus diletakkan dalam suatu kerangka kerja Manajemen Risiko TI. Kerangka kerja ini akan menjadi dasar yang mencakup seluruh kegiatan manajemen risiko. Kerangka kerja ini akan membantu organisasi mengelola risiko secara efektif melalui penerapan proses manajemen risiko dalam 9 Manajemen Risiko TI berbagai tingkatan organisasi dan dalam konteks spesifik organisasi tersebut. Kerangka kerja ini akan memastikan bahwa informasi risiko yang lengkap dan memadai yang diperoleh dari proses manajemen risiko akan dilaporkan serta digunakan sebagai landasan untuk pengambilan keputusan. Hal ini dilakukan sesuai dengan kejelasan akuntabilitas pada setiap tingkatan organisasi. Komponen dasar dari kerangka kerja ini terdiri atas prinsip mengenai peningkatan nilai dan perlindungan, kepemimpinan dan komitmen, serta proses dan tata kelola Manajemen Risiko TI. Kerangka Kerja Manajemen Risiko TI dapat dilihat pada gambar 2.2. Gambar 2.2. Kerangka Kerja Manajemen Risiko TI 10 Manajemen Risiko TI 1) Prinsip-prinsip Manajemen Risiko TI Prinsip utama dari penerapan Manajemen Risiko TI adalah menciptakan peningkatan nilai tambah dan perlindungan bagi organisasi TI dalam pencapaian tujuan. Prinsip utama tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut: Gambar 2.3. Prinsip-prinsip Manajemen Risiko TI a. Terintegrasi, yaitu manajemen risiko TI merupakan serangkaian proses yang terintegrasi dengan proses pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. b. Terstruktur dan komprehensif, yaitu manajemen risiko TI dibangun secara terstruktur, sistematis, dan menyeluruh untuk memberikan kontribusi terhadap efisiensi dan konsistensi hasil yang dapat diukur dalam peningkatan kualitas tujuan organisasi. c. Dapat disesuaikan, yaitu kerangka kerja dan proses manajemen risiko TI dapat disesuaikan dengan konteks internal dan eksternal organisasi untuk mencapai tujuan. 11 Manajemen Risiko TI d. Inklusif, yaitu manajemen risiko TI melibatkan semua pemangku kepentingan sesuai dengan pengetahuan, pandangan, dan persepsinya untuk membangun budaya sadar Risiko di seluruh lingkungan organisasi. e. Dinamis, yaitu manajemen risiko TI dapat dipergunakan untuk mengantisipasi dan merespon perubahan konteks organisasi dengan tepat dan sesuai waktu; f. Informasi tersedia dan terbaik, yaitu informasi yang digunakan sebagai masukan dalam proses manajemen risiko TI didasarkan pada data historis, pengalaman, observasi, perkiraan, penilaian ahli, dan data dukung lain yang tersedia di organisasi; g. Faktor manusia dan budaya, yaitu keberhasilan penerapan manajemen risiko TI di organisasi dipengaruhi oleh kapasitas, persepsi, kesungguhan, dan budaya kerja dari pegawai yang terlibat dalam pencapaian tujuan. h. Perbaikan berkelanjutan, yaitu manajemen risiko TI senantiasa dikembangkan melalui strategi perbaikan manajemen secara berkelanjutan dan peningkatan kematangan penerapan Manajemen Risiko. 2) Kepemimpinan dan Komitmen Dalam penerapan manajemen risiko TI, pimpinan organisasi di bidang TI hendaknya menunjukkan kepemimpinan dan komitmen dalam penerapan kerangka kerja manajemen risiko melalui proses: a. Integrasi Kerangka kerja manajemen risiko TI hendaknya diintegrasikan dengan proses pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi. Integrasi dapat dilakukan dengan memahami struktur dan 12 Manajemen Risiko TI konteks organisasi yang didasarkan pada tujuan, sasaran, dan kompleksitas organisasi. Berdasarkan struktur dan konteks organisasi tersebut, tata kelola manajemen risiko TI perlu dibangun dengan menyusun struktur manajemen risiko TI beserta tugas-tugasnya untuk menjalankan, mengendalikan, dan melakukan pengawasan terhadap penerapan proses manajemen risiko TI dalam rangka mencapai tujuan organisasi di bidang TI. b. Desain Perancangan kerangka kerja manajemen risiko TI dilakukan dengan cara: § Memahami struktur dan konteks organisasi termasuk tujuan, sasaran, dan kompleksitas organisasi. § Mengekspresikan komitmen pimpinan terhadap penerapan kerangka kerja manajemen risiko TI dalam bentuk kebijakan, pernyataan, atau bentuk dukungan lainnya. § Menetapkan kewenangan, tanggung jawab, dan akuntabilitas dari setiap peran di dalam kerangka kerja manajemen risiko TI. § Menyediakan sumber daya yang diperlukan seperti SDM dan kompetensi, anggaran, proses dan prosedur, informasi dan pengetahuan, dan pelatihan. § Membangun komunikasi dan konsultasi untuk efektivitas implementasi kerangka kerja manajemen risiko TI. c. Implementasi Kerangka kerja manajemen risiko TI diterapkan dengan melibatkan semua pemangku kepentingan melalui penyusunan rencana, penyediaan sumber daya, pembuatan keputusan, dan pelaksanaan manajemen risiko TI. 13 Manajemen Risiko TI d. Pemantauan dan Evaluasi Untuk mengukur efektivitas implementasi kerangka kerja manajemen risiko TI, organisasi perlu melakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk pengukuran kinerja dan kesesuaian kerangka kerja manajemen risiko TI terhadap tujuan organisasi di bidang TI. e. Perbaikan Hasil pemantauan dan evaluasi kerangka kerja manajemen risiko TI digunakan untuk melakukan perubahan dan perbaikan kerangka kerja manajemen risiko TI secara berkelanjutan sehingga kesesuaian, kecukupan, dan efektivitas dari kerangka kerja tersebut dapat ditingkatkan. 3) Proses dan Tata Kelola Manajemen Risiko Proses manajemen risiko TI merupakan rangkaian proses yang sistematis dan menjadi bagian dari proses pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi untuk pengambilan keputusan di tingkat strategis, operasional, dan pelaksanaan proyek. Proses manajemen risiko TI terdiri atas proses: a. Komunikasi dan konsultasi. b. Penetapan konteks risiko TI. c. Penilaian risiko TI. d. Penanganan risiko TI. e. Pemantauan dan reviu. f. Pencatatan dan pelaporan. Sedangkan, tata kelola manajemen risiko TI merupakan mekanisme untuk mengatur kewenangan dan memastikan akuntabilitas pelaksanaan manajemen risiko TI di organisasi. Dalam hal ini, tata kelola manajemen risiko TI dibangun dengan 14 Manajemen Risiko TI menyusun struktur manajemen risiko TI dan membangun budaya sadar risiko TI. a. Struktur manajemen risiko TI Dalam rangka pengendalian dan pengawasan pengendalian terhadap penerapan manajemen risiko TI di lingkungan organisasi perlu ditetapkan struktur manajemen risiko. Struktur manajemen risiko terdiri dari: i. Komite Pengarah TI Komite Pengarah TI menjalankan peran sebagai komite manajemen risiko organisasi TI yang memiliki fungsi penetapan kebijakan strategis terkait Manajemen Risiko TI. ii. Unit Kepatuhan Manajemen Risiko TI Unit Kepatuhan Risiko (UKR) TI yang memiliki fungsi pengawasan terhadap pelaksanaan manajemen risiko TI. UKR dalam sebuah organisasi dapat diperankan oleh unit Inspektorat di organisasi tersebut. iii. Unit Pemilik Risiko TI Unit Pemilik Risiko (UPR) TI yang memiliki fungsi pelaksanaan Manajemen Risiko TI. Gambar 2.4. Struktur Manajemen Risiko TI 15 Manajemen Risiko TI b. Budaya sadar risiko TI Budaya sadar Risiko TI merupakan perilaku pegawai yang mengenal, memahami, dan mengakui kemungkinan terjadinya Risiko TI, baik positif maupun negatif, yang ditindaklanjuti dengan upaya yang berfokus pada penerapan manajemen risiko TI di organisasi. Pegawai harus peka terhadap faktor- faktor dan peristiwa yang mungkin berpengaruh terhadap tujuan dan sasaran penerapan TI di organisasi. Dengan menyadari adanya Risiko TI, pegawai dapat merencanakan dan mempersiapkan tindakan atau penanganan risiko TI secepatnya. Keterlibatan pegawai di dalam budaya sadar risiko TI akan memberikan nilai tambah dan meningkatkan efektivitas penerapan manajemen risiko TI yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas penerapan TI di organisasi. 2.2 Rangkuman Dalam konteks Teknologi Informasi (TI), risiko TI dapat diartikan sebagai ketidakpastian atau peluang terjadinya peristiwa yang berdampak pada keberhasilan suatu kegiatan di bidang TI. Risiko TI dapat berupa risiko positif dan risiko negatif. Risiko positif akan meningkatkan keberhasilan terhadap pencapaian tujuan. Sebaliknya, risiko negatif akan menurunkan keberhasilan terhadap pencapaian tujuan. Manajemen risiko menurut PermenPAN-RB Nomor 5 Tahun 2020 merupakan pendekatan sistematis yang meliputi proses, pengukuran, struktur, dan budaya untuk menentukan tindakan terbaik terkait risiko. Untuk mencapai tujuan dari manajemen risiko dan memperoleh manfaatnya, terdapat lima hal yang harus dipahami dalam proses manajemen risiko, yaitu: (1) manajemen risiko hanyalah sebuah 16 Manajemen Risiko TI pendekatan untuk menilai risk and return dari setiap transaksi atau instrument, (2) sifat dari instrumen yang digunakan akan menentukan parameter dari sebuah strategi manajemen risiko, (3) manajemen risiko harus sistematis dan diikuti secara konsisten tetapi tidak kaku dan fleksibel, (4) manajemen risiko bukan merupakan alat sulap yang secara ajaib akan meningkatkan return/kinerja organisasi dan sekaligus mengurangi risiko, dan (5) lingkungan kerja saat ini menyebabkan kompleksitas manajemen risiko menjadi sangat tinggi dan semakin sulit. Tujuan diterapkannya manajemen risiko dalam organisasi antara lain meningkatkan kinerja, mendorong manajemen yang proaktif dan antisipatif, memberikan dasar pengambilan keputusan dan perencanaan, meningkatkan alokasi dan efisiensi sumber daya, meningkatkan kepatuhan kepada regulasi, meningkatkan kepentingan dan kepercayaan pemangku kepentingan, meningkatkan ketahanan organisasi, membangun kemampuan mensosialisasikan pemahaman mengenai risiko dan pentingnya pengelolaan risiko, dan menyediakan peta risiko/risk map. Manajemen Risiko TI harus diletakkan dalam suatu kerangka kerja yang memastikan bahwa informasi risiko yang lengkap akan dilaporkan dan digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Komponen dasar dari kerangka kerja ini terdiri atas prinsip mengenai peningkatan nilai dan perlindungan, kepemimpinan dan komitmen, serta proses dan tata kelola Manajemen Risiko TI. 2.3 Soal Latihan 1) Berikan setidaknya masing-masing tiga buah contoh risiko positif dan negatif dalam bidang TI di unit kerja masing-masing! 2) Bagaimana pendapat Anda terhadap pernyataan berikut ini, apakah Anda setuju/tidak setuju, dan berikan alasannya! 17 Manajemen Risiko TI “Manajemen risiko harus bersifat sistematis dan dilaksanakan secara konsisten tanpa terkecuali, dengan demikian maka kinerja organisasi akan meningkat sekaligus mengurangi risiko.” 3) Bagaimana suatu penerapan manajemen risiko dapat meningkatkan kinerja organisasi? 4) Dalam kerangka kerja manajemen risiko TI, proses apa saja yang perlu dilakukan oleh pimpinan di bidang TI? 5) Gambarkan struktur manajemen risiko TI serta jelaskan fungsi dan peran dari tiap-tiap komite/unit yang terlibat! 2.4 Contoh Kasus PermenPAN-RB Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pedoman Manajemen Risiko Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) merupakan contoh konkrit dari kerangka kerja Manajemen Risiko TI khususnya dalam penerapan SPBE. Pedoman ini digunakan untuk memberikan panduan kepada Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah dalam menyusun dan melaksanakan Manajemen Risiko SPBE. Instansi Pusat dan Pemerintah Daerah dapat menyesuaikan karakteristik masing-masing dengan berpedoman pada Peraturan Menteri ini. 18

Use Quizgecko on...
Browser
Browser