Sejarah Perlawanan Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa PDF
Document Details
Uploaded by ExcellentPanFlute
Tags
Summary
Dokumen ini membahas ciri-ciri perlawanan terhadap penjajahan bangsa Eropa hingga awal abad ke-20. Perlawanan bersifat lokal, bergantung pada pemimpin karismatik, dan menggunakan senjata tradisional. Berbagai perlawanan dijelaskan, seperti perlawanan Kesultanan Ternate, Demak, dan Aceh, terhadap Portugis dan VOC.
Full Transcript
Ciri-ciri perlawanan terhadap penjajahan bangsa eropa sampai awal abad XX (20). 1. Bersifat lokal. Perlawanan yang dilakukan suatu kerajaan karena martabatnya/kedaulatannya dilanggar, dipandang sebagai masalah internal oleh kerajaan lain. 2. Bergantung kepada pemimpin karismatik...
Ciri-ciri perlawanan terhadap penjajahan bangsa eropa sampai awal abad XX (20). 1. Bersifat lokal. Perlawanan yang dilakukan suatu kerajaan karena martabatnya/kedaulatannya dilanggar, dipandang sebagai masalah internal oleh kerajaan lain. 2. Bergantung kepada pemimpin karismatik Bergantung pada seorang raja, bangsawan, pembesar, pemuka agama dan org2 berpengaruh. Contohnya : - Perang Jawa - diponegoro - Perang Makassar - sultan hasanuddin - Perang Padri - tuanku imam bonjol - Perang Tapanuli - sisingamangaraja XII - Perang Aceh - teuku umar 3. Perlawanan bersifat fisik atau mengandalkan senjata Perlawanan dilaksanakan menggunakan senjata tradisional (rencong, keris, dll.) 4. Mudah dipecah-belah Divide et impera (pecah belah dan kuasai) adalah siasat kolonial Belanda saat melawan Nusantara Perlawanan terhadap Portugis 1. Perlawanan kesultanan Ternate Penyebab : monopoli perdagangan, campur tangan politik Tokoh : Sultan Hairun Hasil : Portugis diusir dari Maluku Extra notes : Sultan Hairun ditangkap dan dihukum mati, jadi perlawanan dilanjutkan Sultan Baabullah. 2. Perlawanan kesultanan Demak Penyebab : pendudukan bangsa Portugis atas kesultanan Malaka, dan kebijakan monopoli perdagangan yang merugikan. Tujuan : sebagai wujud solidaritas dan menghambat Portugis menguasai Jawa Tokoh : Fatahillah Hasil : Portugis dikalahkan Extra notes : - Kerajaan pajajaran bersekutu dengan Portugis demi ekspansi - Demak mendengar ini dan menyerang - Di bawah pimpinan Fatahillah, Demak menang dan nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta “kemenangan gemilang” 3. Perlawanan kesultanan Aceh Penyebab : portugis menyerang Aceh karena kemajuan Aceh mengancam Portugis Tujuan : aceh melakukan perlawanan untuk mempertahankan dirinya Tokoh : Sultan Ali Mughayat Syah (1)* Sultan Iskandar Muda (2)* Hasil : Sultan Iskandar Muda membuat Portugis kewalahan, tapi tidak berhasil mengusir portugis Extra notes : - *angka di dalam kurung berarti urutan orang2 yg memimpin aceh melawan portugis - Perlawanan pertama dilakukan Sultan Ali Mughayat Syah, dan aceh mempertahankan diri dalam waktu cukup lama. - Pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda, Aceh menyerang Portugis balik di Malaka a. Perlawanan terhadap VOC 1. Perlawanan kesultanan Mataram Penyebab : VOC membangun benteng, dan lama-lama VOC berbahaya terhadap kerajaan Mataram Tujuan : mengusir VOC dari Pulau Jawa Tokoh : Sultan Agung Hasil : kegagalan Extra notes : - Kedua serangan dilakukan di Batavia - Serangan pertama gagal, 1000 prajurit Mataram gugur - Serangan kedua gagal, karena kekurangan logistik (persenjataan dan makanan) 2. Perlawanan kesultanan Gowa/Makassar Penyebab : VOC ingin monopoli lokasi strategis perdagangan Makassar Tujuan : mempertahankan kerajaan Gowa Tokoh : Sultan Hasanuddin Hasil : Gowa dikalahkan, dan Sultan Hasanuddin tunduk kepada perjanjian Bongaya Extra notes : - VOC bersekutu dengan kerajaan Bone yang nama rajanya Arung Palaka - Gowa kalah karena persenjataannya. b. Perlawanan terhadap terhadap pemerintahan kolonial belanda 1. Perlawanan Pattimura di Maluku Penyebab : berkuasanya kembali Belanda yang mendapat tantangan keras dari rakyat Maluku. Hal ini disebabkan oleh keresahan politik, ekonomi, ataupun sosial akibat kebijakan VOC Tujuan : mengusir Belanda dari maluku Tokoh : Thomas Matulessy (Pattimura) Hasil : Pattimura dihukum mati 2. Perlawanan Pangeran Diponegoro Penyebab : kondisi sosial-politik Jawa dan pandangan pribadi Diponegoro terhadapnya Tujuan : mengusir Belanda yang ingin menguasai Jawa, khususnya dari Jogja Tokoh : Diponegoro Hasil : Kekalahan pasukan diponegoro oleh Belanda Extra notes : - Diponegoro adalah putra Hamengku Buwono III (keraton mataram) - Kondisi sosial politik di Jawa diringkas menjadi 3 ini : - campur tangan Belanda terhadap urusan internal kerajaan (Daendels) - raja-raja jawa diperlakukan seperti bawahan Batavia (pusat kekuasaan belanda) - Istana diwarnai praktik korupsi, sehingga belanda gampang adu domba - Belanda memasang patok-patok diatas makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. - Perlawanan Diponegoro meluas sampai bagian Jawa Tengah seperti Jogja, Semarang, dll. - Belanda mengkerahkan pasukkan dari luar pulau Jawa (seperti sulawesi, sumatra, dan kalimantan) ke dalam jawa - Belanda mendirikan benteng (bentengstelsel) di antara benteng-benteng tersebut didirikan jalan penghubung supaya pasukkan bisa bergerak dengan cepat untuk memutuskan gerak pasukkan Diponegoro - Lama-kelamaan bentengstelsel efek kepada perlawanan Diponegoro, belanda memaksa Diponegoro untuk menyerah. Belanda mengeluarkan sayembara yang tidak ditanggapi oleh rakyat. - Karena sayembara tidak ditanggapi, maka Belanda menggunakan tipu-muslihat. Diponegoro diajak untuk berunding, lalu dia ditangkap. - Diponegoro diasingkan ke Manado dan dia wafat disitu 3. Perlawanan kesultanan Palembang Penyebab : Belanda lama menduduki Palembang karena posisi strategisnya dan penguasaan pertambangan timah di Bangka dan Belitung Tujuan : sikap antipati masyarakat Palembang Tokoh : Sultan Mahmud Badaruddin II Hasil : Belanda menang melawan palembang, dan Sultan diasingkan Perang Padri Adalah perang yang berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya, terutama di kawasan Kerajaan Pagaruyung. Kaum Padri melawan Kaum adat Perang antara golongan ulama melawan golongan adat di Tanah Minang. Meskipun sudah memeluk agama islam, masih terdapat kebiasaan Tanah Minang yang bertentangan dengan ajaran Islam yang didukung oleh Istana dan kaum adat. Sistem kerajaan ini diterapkan dibawah perlindungan Majapahit. Kuatnya pengaruh dan wewenang kerajaan tidak terlepas dari penguasaan atas emas. Kaum Padri melawan Belanda-Kaum adat Penyebab : kaum adat meminta bantuan kepada Belanda Tokoh : Tuanku imam Bonjol Hasil : perjanjian mangsang Extra notes : - Kaum padri dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol dalam melawan belanda-adat - Dibuatlah sebuah perjanjian dengan Belanda oleh kaum Adat untuk menyerahkan Minangkabau demi mendapat bantuan - Pasca perjanjian itu meletuslah perang antara padri dengan adat-belanda - Pada 1825 Belanda propose perjanjian damai dengan kaum Padri yang terwujud dengan perjanjian Mangsang. - Alasan dibuat perjanjian tersebut karena Belanda menghadapi perang Diponegoro Kaum Padri-Adat melawan Belanda Penyebab : belanda melanggar perjanjian Mangsang Tokoh : Tuanku Imam Bonjol Hasil : Tuanku Imam Bonjol ditangkap Extra Notes : - Tuanku Imam Bonjol merangkul kaum adat dengan Plakat Puncak Pato (Piagam Bukit Marapalam) dimana Minangkabau berlandaskan agama islam, dan agama islam berlandaskan Al-Qur’an - Belanda menghadapi perlawanan kaum Adat dan Padri sehingga ia menerapkan bentengstelsel - Perlawanan semakin susah sehingga belanda mengeluarkan Plakat Panjang - Karena Plakat ga guna, Johannes van den Bosch datang ke Padang untuk melihat operasi militernya sendiri Perang Aceh Latar belakang : setelah menguasai Sumatra, belanda ingin menguasai Aceh dan menerapkan Pax Neerlandica yang berisi - Menguasai seluruh Nusantara - Memperbolehkan pengusaha asing melakukan ekonomi di Nusantara Belanda bergerak maju dan membakar desa-desa sehingga rakyat melarikan diri ke pegunungan dan perlawanan berlanjut. Perlawanan Gerilya Aceh didominasi oleh tokoh ulama seperti Teuku Cik Di Tiro, Teukur Umar, dan Cut Nyak Dien. Perlawanan gerilya ini membuat Belanda rugi sehingga berkonsultasi dengan C Snouck Hurgronje. Yang menyarankan untuk meredakan perlawanan dari kaum ulama fanatik. Pada akhirnya Sultan Ibrahim Mansur Syah menyerah. Perlawanan Sisingamangaraja XII Penyebab : akibat perang padri, pengaruh belanda meluas ke Tapanuli. Kedatangan Belanda memicu Perang Tapanuli. Tokoh : Sisingamangaraja XII Extra notes : - Sisingamangaraja tidak senang wilayah kekuasaannya diperkecil Belanda - Belanda mewujudkan Pax Neerlandica - Keinginan menguasai Tapanuli disamarkan “melindungi misionaris Protestan” dari Jerman (Ludwig Ingwer Nommensen) Perlawanan kerajaan-kerajaan Bali Penyebab : Raja Buleleng Gusti Ngurah Made Karangasem merampas kapal Belanda, sehingga Belanda mengultimatum. Ultimatum tersebut tidak dihiraukan, akibatnya Belanda menyerang Buleleng. Tujuan : mempertahankan hak tawan karang Tokoh : Gusti Ngurah Made karangasem, Ketut Jelantik Extra notes : - Hak tawan karang adalah hak merampas perahu dan muatannya yang terdampar di wilayah kekuasaan kerajaan Bali - Buleleng dipimpin oleh Ketut Jelantik yang tidak mampu menahan serangan Belanda. Pasukan buleleng ditarik mundur ke jagaraga Perlawanan kesultanan Banjar Penyebab : - Belanda terlalu mencampuri urusan internal kesultanan - Belanda monopoli perdagangan lada - Rakyat hidup menderita karena pajak n kerja rodi - Belanda bermaksud menguasai Kalimantan karena batubara - Belanda memperluas wilayahnya di Kalimantan selatan untuk perkebunan dan pertambangan sehingga wilayah kerajaan menjadi lebih sempit Tokoh : Pangeran Antasari Dampak Penjajahan Portugis 1. Agama 2. Kesenian. Terlihat pada musik keroncong. 3. Bahasa Pengaruh kolonialisme Belanda a. Pendidikan - Europeesche Lagere School. Khusus untuk Eropa dan Belanda - Hollandsche Chineesche School. Khusus untuk Tionghoa - Indlandsche School. Khusus untuk pribumi - Sekolah dokter Jawa ⇒ STOVIA. Penggerak terkenalnya Tirto Adhi Suryo. b. Bahasa c. Gaya hidup - Westernisasi, gaya hidup kebarat-baratan seperti minum keras, pesta, dansa, gaya perkawinan, dan model berpakaian (rok, jas, dasi, topi) d. Berkembangnya agama Kristen e. Bidang ekonomi - Sistem sewa tanah - Ekonomi uang - Sistem kerja kontrak f. Bidang politik - Tampak dalam birkorasi - Sistem pemerintahan kolonial di bawah pimpinan gubernur jendral dirancang seperti lembaga eksekutif yang kita kenal saat ini. g. Bidang hukum h. Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi - Kebijakan pintu terbuka pada abad XVIII oleh pemerintah kolonial membuat rakyat Indonesia mengenal paham liberalisme