Sejarah Bab 2 Perlawanan Terhadap Penjajahan (PDF)

Summary

Dokumen ini membahas perlawanan terhadap penjajahan bangsa Eropa di Indonesia hingga awal abad ke-20. Berfokus pada tokoh-tokoh penting dan kronologi perang yang terjadi. Meliputi Perang Makassar, Padri, Jawa, Tapanuli, Aceh, dan perlawanan terhadap Portugis.

Full Transcript

BAB 2 Ciri ciri perlawanan terhadap penjajahan Bangsa Eropa sampai Awal Abad XX Bergantung pada pemimpin karismatik Perang Makassar (Sultan Hasanuddin), Perang Padri (Tuanku Imam Bonjol), Perang Jawa (Pangeran Diponegoro), Perang Tapanuli (Sisingamangaraja XII), dan Perang Aceh (Teu...

BAB 2 Ciri ciri perlawanan terhadap penjajahan Bangsa Eropa sampai Awal Abad XX Bergantung pada pemimpin karismatik Perang Makassar (Sultan Hasanuddin), Perang Padri (Tuanku Imam Bonjol), Perang Jawa (Pangeran Diponegoro), Perang Tapanuli (Sisingamangaraja XII), dan Perang Aceh (Teuku Umar) Mudah dipecah-belah Divide et impera yang artinya “pecah belah dan kuasai” adalah siasat jitu penjajahan kolonial Belanda menaklukkan perlawanan-perlawanan di Nusantara Perlawanan terhadap bangsa Portugis a. Perlawanan kesultanan Ternate - Tokohnya adalah Sultan Hairun dan Sultan Baabullah - Sultan Hairun melakukan perlawanan terhadap bangsa portugis tapi ditangkap dengan sebuah tipu muslihat - Dibawah Baabullah, bangsa Portugis berhasil diusir dari Maluku b. Perlawanan kesultanan Demak - Pendudukan bangsa Portugis atas kesultanan Malaka pada 1511 serta kebijakan monopoli perdagangan merugikan saudagar-saudagar Islam. - Demak menyerang Portugis di Malaka pada 1512 dan 1513 yang bertujuan menghambat ambisi Portugis menguasai Pulau Jawa - Fatahillah berhasil menghalau Portugis pada 22 Juni 1527 dan mengubah nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta, yang berarti “kemenangan gemilang” c. Perlawanan Kesultanan Aceh - Tokohnya adalah Sultan Ali Mughayat Syah dan Sultan Iskandar Muda - Sultan Ali Mughayat Syah melakukan perlawanan dan berhasil mempertahankan diri dalam waktu yang cukup lama - Sultan Iskandar Muda menyerang balik Portugis di Malaka - Meskipun tidak berhasil mengusir portugis dari Malaka, perlawanan Aceh tetap berlanjut hingga Malaka jatuh ke tangan VOC Perlawanan terhadap Kolonialisme Belanda a. Perlawanan terhadap VOC 1. Perlawanan Kesultanan Mataram - Tokohnya adalah Sultan Agung - Sultan Agung menyadari kehadiran VOC membahayakan pemerintahannya - Memiliki dua cita-cita besar yaitu: a) Mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram b) Mengusir kompeni (VOC) dari Pulau Jawa’ - Sultan Agung menyerang Batavia - Serangan pertama pada 1628 gagal karena 1000 prajurit Mataram gugur - Selain itu, gagal karena kalah persenjataan, kurangnya persediaan makanan, serta wabah penyakit yang menyerang pasukan Mataram 2. Perlawanan Kesultanan Gowa atau Makassar - Di Sulawesi Selatan telah muncul beberapa kerajaan kecil, seperti Gowa, Tallo, Sopeng, dan Bone - Voc bersekutu dengan raja Bone yang menjadi seteru Gowa yang bernama Arung Palakka (pada waktu itu Bone berada dibawah kekuasaan Gowa) - Sultan Hasanuddin tunduk pada Perjanjian Bongaya b. Perlawanan terhadap Kolonial Belanda 1. Perlawanan Pattimura di Maluku - Perlawanan rakyat di Maluku menandai perlawanan pertama rakyat Indonesia setelah Belanda berkuasa lagi di Nusantara - Tokohnya adalah Thomas Matulessy atau Pattimura - Berkuasanya kembali Belanda pada tahun 1817 mendapat tantangan keras dari Rakyat Maluku yang disebabkan keresahan-keresahan, baik dalam bidang politik, ekonomi, maupun sosial akibat kebijakan VOC di Maluku - Kebijakan kewajiban menyediakan bahan-bahan untuk perbaikan kapal Belanda dan “wajib militer” bagi pemuda Ambon 2. Perlawanan Pangeran Diponegoro Pengalaman religius Diponegoro Pangeran Diponegoro (1785-1855) adalah putra tertua Hamengku Buwono III Kondisi sosial-politik Di Jawa → Latar belakang a) Semakin kuatnya campur tangan Belanda terhadap urusan internal kerajaan b) Raja-raja Jawa diperlakukan seperti vasal (bawahan) dari Batavia c) Secara internal, Lingkungan istana sendiri diwarnai praktik korupsi dan persekongkolan - Pemicu terjadinya perang adalah Belanda memasang patok-patok kayu sebagai batas pembangunan jalan, dan melewati makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo tanpa seizin dan persetujuannya - Diponegoro merasa terhina, kemudian Ia mengobarkan perlawanan terhadap Belanda di Tegalrejo - Di setiap daerah yang berhasil diduduki, Belanda membangun benteng pertahanan. Strategi tersebut dikenal dengan bentengstelsel - Diantara benteng tersebut, dibangun jalan penghubung serta pasukan gerak cepat untuk memutus garis komando serta ruang gerak pasukan Diponegoro 3. Perlawanan Kesultanan Palembang (1804-1821) - Faktor Penyebab adalah a) Posisi strategis Pelembang yang menghubungkan antara wilayah kekuasaan Belanda di Jawa dan Sumatera b) Belanda berkepentingan menguasai pertambangan timah di Bangka dan Belitung - Tokohnya adalah Sultan Mahmud Badaruddin II 4. Perang Padri - Berlangsung di Sumatera Barat dan sekitarnya, terutama di kawasan kerajaan Pagaruyung - Bermula dari konflik internal masyarakat Minangkabau antara golongan adat dan golongan ulama, perang ini akhirnya berubah menjadi perang melawan pemerintah Kolonial Belanda - Tokohnya adalah Tuanku Imam Bonjol Kaum Padri melawan Kaum Adat (1803-1821) → Perang pertama - Perang antara golongan ulama melawan golongan adat di Tanah Minang ini tidak terlepas dari konteks sosial Tanah Minang pada waktu itu - Kuatnya pengaruh dan wewenang kerajaan tidak terlepas dari penguasaan atas emas - Pemicunya adalah adanya keinginan dari tiga orang ulama asal Pidari atau Pedir (Aceh) untuk memberlakukan syariat Islam di seluruh Tanah Minang - Gerakan pembaruan disebut dengan Gerakan Padri Kaum Padri Melawan Belanda-Kaum Adat (1821-1823) → Perang kedua - Pada tahun 1825, Sultan Arifin Murningsyah, raja terakhir Minangkabau, wafat dan dimakamkan di istana Pagaruyung. Belanda memprakarsai perjanjian damai dengan kaum Padri, yang terwujud dengan ditandatanganinya Perjanjian Masang oleh kedua pihak - Alasan dibuat perjanjian adalah karena pada saat yang sama, Belanda menghadapi perang yang lebih besar di Jawa yaitu perang Jawa atau Pangeran Diponegoro (1825-1830) Kaum Padri-Adat Melawan Belanda (1831-1838) → Perang ketiga - Minangkabau berlandaskan agama Islam, dan agama Islam berlandaskan Al-Qur’an. Belanda pun menghadapi kaum Padri dan Kaum Adat sekaligus - Belanda mengeluarkan pengumuman yang disebut dengan Plakat Panjang - Isinya (dampak positif Belanda ke Indonesia) a. Kedatangan Belanda ke Minangkabau tidak bermaksud untuk menguasai negeri tersebut b. Kedatangan mereka hanya untuk berdagang dan menjaga keamanan c. Penduduk Minangkabau akan tetap dipimpin oleh para penghulu mereka dan tidak diharuskan membayar pajak d. Menjaga keamanan, membuat jalan, dan membangun sekolah, diperlukan biaya - Serangan ke Bonjol berhasil digagalkan, bahkan sebagian besar perlengkapan, perbekalan, serta persenjataan (meriam) Belanda berhasil dirampas oleh Kaum Padri - Pasca Penangkapan Tuanku Imam Bonjol, beberapa perlawanan kaum Padri terhadap Belanda tetap berlangsung, antara lain dipimpin oleh Tuanku Tambusai. - Pada 1845, perlawanan Kaum Padri dapat dipatahkan seluruhnya dan seluruh Minangkabau dapat ditaklukan oleh Belanda - Setelah kemenangan, Kerajaan Pagaruyung tidak lagi otonom, tetapi berada di bawah kekuasaan penuh Belanda. 5. Perang Aceh (1873-1904) Latar Belakang Belanda ingin mewujudkan Pax Neerlandica a) Menguasai seluruh Nusantara; termasuk Pulau Sumatera b) Memperluas akses seluas-luasnya bagi pengusaha-pengusaha swasta asing Jalannya Perang Aceh - Gagal dengan strategi Blokade, Belanda menerapkan strategi penaklukan total - Perlawanan gerilya mulai didominasi oleh para ulama, seperti Teuku Cik Di Tiro (1836-1891) dan sebagian bangsawan, seperti Teuku Umar (1854-1899) dan istrinya Cut Nyak Dien (1848-1908) - C. Snouck Hurgronje mengusulkan satu-satunya cara menguasai Aceh adalah meredakan perlawanan dari kaum ulama yang fanatik - Belanda harus menjalin kerja sama dengan para uleebalang - Tuanku Daud Syah pelopor gerilya terakhir dari Aceh 6. Perlawanan Sisingamangaraja XII (1870-1907) - Tokohnya adalah Sisingamangaraja XII - Alasan utama terjadinya Perang Tapanuli adalah Raja Sisingamangaraja XII tidak senang daerah kekuasaannya diperkecil oleh Belanda - Belanda mewujudkan Pax Neerlandica - Namun, keinginan menguasai Tapanuli itu disamarkan dengan dalih melindungi cara misionaris Protestan (zending) dari Jerman yang telah memasuki Sumatera Utara - Salah seorang tokoh terkenal dari kalangan misionaris ini adalah Ludwig Ingwer Nommensen 7. Perlawanan Kerajaan-Kerajaan di Bali (1846-1849) - Hak tawan karang adalah hak yang dimiliki kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas perahu dan muatannya yang terdampar di Pantai wilayah kekuasaanya - Pada tahun 1844, Raja Buleleng Gusti Ngurah Made Karangasem merampas kapal Belanda yang dibantu oleh Gusti Ketut Jelantik tidak mampu menahan serangan Belanda Pasukan Buleleng ditarik mundur ke Jagaraga, utara Singaraja 8. Perlawanan Kesultanan Banjar - Faktor Penyebab Belanda terlalu mencampuri urusan internal Belanda memonopoli perdagangan Rakyat hidup menderita karena beban pajak Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan bagian selatan karena di daerah ini ditemukan batu bara Belanda semakin memperluas wilayahnya di Kalimantan bagian selatan untuk perkebunan dan pertambangan sehingga wilayah kerajaan menjadi semakin sempit - Tokohnya adalah Pangeran Antasari Dampak Penjajahan Bangsa Eropa Pengaruh Kolonialisme Portugis a. Agama Menurut Denys Lombard, umat Kristen tertua Indonesia adalah Katolik Misionaris terkemuka yang datang ke Maluku adalah Fransiskus Xaverius, seorang anggota Serikat Yesus b. Kesenian Pengaruh Portugis dalam bidang kesenian tampak pada musik keroncong, Kampung Tugu, Jakarta Utara Pengaruh Kolonialisme Belanda a. Pendidikan - Sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh kelompok keagamaan lebih menitikberatkan pada pendidikan agama, seperti agama Islam; pendidikannya diselenggarakan melalui pesantren - Pemerintah kolonial Belanda menekankan pada sistem pendidikan Barat dengan acuan kurikulum - Sistem Pendidikan Barat di Indonesia digarap Belanda sejak abad XVIII. Pada akhir abad XIX, sistem pendidikan yang berkembang di Indonesia semakin banyak. - Sistem Persekolahan Belanda awalnya bersifat segregatif; khusus Belanda dan Eropa, seperti Europeesche Lagere School (ELS), keturunan Tionghoa seperti Hollandsche Chineesche School, khusus untuk pribumi seperti Inlandsche School. - Gerakan kemajuan disuarakan media cetak dan organisasi-organisasi sosial bergaya Eropa, lulusan sekolah guru pribumi dan Sekolah Dokter Jawa yang kemudian menjadi STOVIA. Penggeraknya adalah Tirto Adhi Suryo - Dalam kapasitasnya sebagai pemimpin Pemberita Betawi (1901-1903), dia mengasuh kolom “Dreyfusiana” untuk menyuarakan aspirasi pembebasan kaum terjajah, dengan mengambil inspirasi dari perkembangan intelektualisme di Eropa b. Bahasa - Bahasa Belanda juga banyak mempengaruhi bahasa Indonesia dan bahasa Jawa serta bahasa-bahasa Nusantara lainnya c. Gaya hidup - “Gaya hidup yang kebarat-baratan” istilah westernisasi - “Gaya hidup yang kebarat-baratan” itu, misalnya, tampak dalam kebiasaan minuman-minuman keras, pesta, dansa, gaya perkawinan, dan model berpakaian - Memperkenalkan sikap disiplin, menghargai waktu, demokratis dan terbuka, serta sikap rasional d. Berkembangnya agama Kristen Protestan di Indonesia e. Bidang ekonomi a) Sistem sewa tanah b) Ekonomi uang c) Sistem kerja kontrak f. Bidang Politik - Pengaruh dalam hal birokrasi - Sistem pemerintahan kolonial di bawah pimpinan gubernur jendral dirancang seperti lembaga eksekutif yang kita kenal saat ini. g. Bidang Hukum - Hal ini nyata dalam pasal-pasal KUH-Pidana dan KUH-Perdata. - Dua pilar lain sistem hukum Indonesia adalah sistem hukum adat dan sistem hukum islam h. Bidang ilmu pengetahuan dan teknologi Mengenal paham liberalisme Kebijakan pintu terbuka pada abad XVIII oleh pemerintah kolonial membuat rakyat Indonesia mengenal paham liberalisme Mengenal teknologi berbasis mesin - Penjajah Belanda mengenalkan Indonesia untuk pertama kalinya pada teknologi-teknologi baru berbasis mesin Mengenal teknologi komunikasi dan informasi - Tersedianya layanan kereta api dan kapal lain membuka peluang terwujudnya layanan di bidang lain, seperti pos umum yang lebih teratur - Kehadiran telegraf dan telepon juga membuat komunikasi menjadi lebih lancar dan cepat

Use Quizgecko on...
Browser
Browser