🎧 New: AI-Generated Podcasts Turn your study notes into engaging audio conversations. Learn more

SCIENCE NUTRITION ADEL DINDA.docx

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Document Details

BriskToucan

Uploaded by BriskToucan

ASAINDO

2024

Tags

culinary science molecular gastronomy food sustainability

Full Transcript

**SCIENCE NUTRITION** **DINDA AGNEZ MAUDISTY (2222202009)** **ADILLA DIANTRI NASHRIN (2222202001)** **TREN KULINER DAN GIZI** **PROGRAM STUDI PERHOTELAN** **UNIVERSITAS ASA INDONESIA** **JAKARTA** **2024** **\ ** KATA PENGANTAR {#kata-pengantar.ListParagraph} ============== Video provides...

**SCIENCE NUTRITION** **DINDA AGNEZ MAUDISTY (2222202009)** **ADILLA DIANTRI NASHRIN (2222202001)** **TREN KULINER DAN GIZI** **PROGRAM STUDI PERHOTELAN** **UNIVERSITAS ASA INDONESIA** **JAKARTA** **2024** **\ ** KATA PENGANTAR {#kata-pengantar.ListParagraph} ============== Video provides a powerful way to help you prove your point. When you click Online Video, you can paste in the embed code for the video you want to add. You can also type a keyword to search online for the video that best fits your document. To make your document look professionally produced, Word provides header, footer, cover page, and text box designs that complement each other. For example, you can add a matching cover page, header, and sidebar. Click Insert and then choose the elements you want from the different galleries. Themes and styles also help keep your document coordinated. When you click Design and choose a new Theme, the pictures, charts, and SmartArt graphics change to match your new theme. When you apply styles, your headings change to match the new theme. Save time in Word with new buttons that show up where you need them. To change the way a picture fits in your document, click it and a button for layout options appears next to it. When you work on a table, click where you want to add a row or a column, and then click the plus sign. Reading is easier, too, in the new Reading view. You can collapse parts of the document and focus on the text you want. If you need to stop reading before you reach the end, Word remembers where you left off - even on another device. **\ ** DAFTAR ISI {#daftar-isi.ListParagraph} ========== {#section.TOCHeading} [HALAMAN PENGESAHAN ii](#_Toc178364859) [KATA PENGANTAR iii](#kata-pengantar) [DAFTAR ISI iv](#daftar-isi) [DAFTAR GAMBAR vi](#_Toc178364862) [DAFTAR TABEL vii](#_Toc178364863) [DAFTAR LAMPIRAN viii](#_Toc178364864) [BAB I PENDAHULUAN 1](#bab-i-pendahuluan) [1.1 Latar Belakang 1](#latar-belakang) [1.2 Rumusan Masalah 1](#rumusan-masalah) [1.3 Batasan masalah 2](#batasan-masalah) [1.4 Tujuan Penelitian 2](#tujuan-penulisan) [BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3](#bab-ii-tinjauan-pustaka) [2.1 Pengertian Kuliner Molekuler 3](#pengertian-kuliner-molekuler) [2.2 Pengertian Makanan Fungsional 3](#pengertian-makanan-fungsional) [2.3 Keberlanjutan pangan 4](#keberlanjutan-pangan) [BAB III METODE PENELITIAN 5](#_Toc178364874) [3.1 Jenis Penelitian 5](#_Toc178364875) [3.2 Sumber Data 5](#_Toc178364876) [3.3 Teknik Pengumpulan Data 5](#_Toc178364877) [3.4 Analisis Data 6](#_Toc178364878) [3.5 Kesimpulan 6](#_Toc178364879) [BAB IV PEMBAHASAN 7](#bab-iii-pembahasan) [4.1 Kuliner Molekuler 7](#kuliner-molekuler) [4.1.1 Definisi dan Konsep 7](#definisi-dan-konsep) [4.1.2 Teknik dan Alat 7](#teknik-dan-alat) [4.1.3 Pengaruh terhadap Gastronomi 7](#pengaruh-terhadap-gastronomi) [4.1.4 Bahan Bahan Yang Digunakan. 7](#bahan-bahan-yang-digunakan.) [4.2 Makanan Fungsional 8](#makanan-fungsional) [4.2.1 Definisi dan Karakteristik 8](#_Toc178364887) [4.2.2 Contoh Makanan Fungsional 8](#_Toc178364888) [4.2.3 Pentingnya Makanan Fungsional 8](#_Toc178364889) [4.2.4 Komponen Aktif 8](#_Toc178364890) [4.3 Keberlanjutan dalam Kuliner 8](#keberlanjutan-dalam-kuliner) [4.3.1 Definisi dan Konsep 8](#definisi-dan-konsep-1) [4.3.2 Prinsip Keberlanjutan 9](#prinsip-keberlanjutan) [4.3.3 Pengurangan jejak karbon 9](#pengurangan-jejak-karbon) [BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 10](#bab-v-kesimpulan-dan-saran) [DAFTAR PUSTAKA 11](#_Toc178364896) BAB I PENDAHULUAN ================= Latar Belakang -------------- Dalam beberapa dekade terakhir, industri kuliner telah mengalami perkembangan pesat yang didorong oleh inovasi teknologi, kebutuhan kesehatan masyarakat, serta meningkatnya kesadaran terhadap keberlanjutan lingkungan. Salah satu inovasi yang menonjol adalah \*kuliner molekuler\*, yaitu pendekatan ilmiah terhadap memasak yang menggunakan prinsip-prinsip fisika dan kimia untuk menciptakan pengalaman gastronomi yang unik. Dengan mengubah tekstur, bentuk, dan rasa makanan, kuliner molekuler menghadirkan revolusi dalam seni kuliner modern, sekaligus merangsang kreativitas para chef untuk menciptakan hidangan yang tidak hanya lezat tetapi juga memukau secara visual. Seiring dengan meningkatnya perhatian terhadap kesehatan, konsep 'makanan fungsional' juga menjadi semakin populer. Makanan fungsional tidak hanya menawarkan nilai gizi dasar, tetapi juga memberikan manfaat kesehatan tambahan, seperti meningkatkan imunitas, mengurangi risiko penyakit kronis, atau mendukung fungsi fisiologis tertentu. Tren ini dipicu oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya gaya hidup sehat, di mana makanan tidak hanya berfungsi sebagai sumber energi, tetapi juga sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas hidup. Selain inovasi dalam cita rasa dan kesehatan, isu 'keberlanjutan' juga menjadi perhatian utama dalam industri kuliner. Penggunaan bahan baku yang berkelanjutan, pengelolaan limbah makanan, serta pengurangan jejak karbon dalam rantai pasok makanan telah menjadi prioritas di tengah krisis lingkungan global. Praktik kuliner yang berkelanjutan tidak hanya berdampak pada kelestarian sumber daya alam, tetapi juga mendukung kesejahteraan sosial dan ekonomi komunitas lokal. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tiga elemen penting yang membentuk masa depan kuliner: kuliner molekuler, makanan fungsional, dan keberlanjutan dalam kuliner. Ketiganya saling berkaitan dalam menghadirkan masa depan makanan yang inovatif, sehat, dan ramah lingkungan. Rumusan Masalah --------------- 1. Bagaimana penerapan konsep kuliner molekuler dapat mengubah metode pengolahan dan penyajian makanan dalam industri kuliner modern? 2. Apa peran makanan fungsional dalam memenuhi kebutuhan kesehatan konsumen, dan bagaimana pengembangannya dalam industri pangan saat ini? 3. Bagaimana industri kuliner dapat menerapkan prinsip keberlanjutan dalam seluruh prosesnya, mulai dari pengadaan bahan baku hingga pengelolaan limbah makanan? 4. Bagaimana interaksi antara kuliner molekuler, makanan fungsional, dan keberlanjutan dapat membentuk masa depan industri kuliner yang inovatif, sehat, dan ramah lingkungan? Batasan masalah --------------- 1\. Pembahasan mengenai 'kuliner molekuler' dibatasi pada konsep dasar, teknik pengolahan yang umum digunakan, dan pengaruhnya terhadap pengalaman gastronomi tanpa menjelaskan secara mendalam aspek kimia atau fisika di balik setiap teknik. 2\. Penelitian tentang 'makanan fungsional' dibatasi pada identifikasi jenis-jenis makanan fungsional yang umum, manfaat kesehatan yang terkait, serta tren konsumen terhadap makanan fungsional, tanpa menganalisis secara detail komposisi biokimia atau pengaruh klinis masing-masing makanan. 3\. Pembahasan terkait 'keberlanjutan dalam kuliner' difokuskan pada prinsip-prinsip umum, seperti penggunaan bahan baku lokal yang ramah lingkungan, pengurangan limbah makanan, dan pengelolaan energi dalam proses kuliner, tanpa mengulas detail teknis tentang implementasi teknologi keberlanjutan di industri makanan secara global. 4\. Keterkaitan antara kuliner molekuler, makanan fungsional, dan keberlanjutan akan dibatasi pada bagaimana ketiga konsep ini mempengaruhi perkembangan industri kuliner, tanpa mengeksplorasi lebih dalam hubungan ekonomi atau kebijakan global terkait ketiganya. Tujuan Penulisan ---------------- 1. Menganalisis penerapan kuliner molekuler dan dampaknya terhadap inovasi dalam metode pengolahan serta penyajian makanan di industri kuliner. 2. Mengidentifikasi peran makanan fungsional dalam meningkatkan kesehatan konsumen, serta meneliti perkembangan dan tren makanan fungsional dalam industri pangan. 3. Mengeksplorasi penerapan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam industri kuliner, termasuk penggunaan bahan baku yang ramah lingkungan, pengelolaan limbah makanan, dan pengurangan dampak lingkungan dari proses kuliner. 4. Meneliti bagaimana sinergi antara kuliner molekuler, makanan fungsional, dan keberlanjutan dapat menciptakan masa depan industri kuliner yang inovatif, menyehatkan, serta lebih bertanggung jawab secara lingkun BAB II TINJAUAN PUSTAKA ======================= Pengertian Kuliner Molekuler ---------------------------- Kuliner Molekuler adalah cabang dari ilmu kuliner yang menggunakan prinsip-prinsip kimia dan fisika untuk memahami, memodifikasi, dan menciptakan hidangan makanan. Dalam kuliner molekuler, teknik-teknik ilmiah diterapkan untuk mengubah tekstur, rasa, bentuk, dan bahkan warna makanan, sehingga menghasilkan pengalaman makan yang unik dan kreatif. Teknik yang sering digunakan dalam kuliner molekuler meliputi pengemulsi, gelifikasi, dan penggunaan nitrogen cair untuk menciptakan hidangan dengan efek visual dan tekstur yang tidak konvensional. (Barham, 2010) Kuliner molekuler pertama kali diperkenalkan oleh fisikawan Hungaria Nicholas Kurti dan ahli kimia Perancis Hervé This pada akhir 1980-an. Mereka menggunakan prinsip-prinsip ilmiah untuk mempelajari fenomena yang terjadi pada makanan selama proses memasak. Gastronomi molekuler menekankan pendekatan eksperimental dalam menciptakan makanan, serta berfokus pada bagaimana persepsi rasa dapat dimodifikasi dengan manipulasi kimia dan fisika makanan. Sebagai contoh, chef terkenal seperti Ferran Adrià dan Heston Blumenthal adalah beberapa praktisi terkenal yang telah menggunakan teknik molekuler untuk menciptakan pengalaman kuliner yang luar biasa bagi pengunjung restoran mereka. Hervé This, salah satu pencetus gastronomi molekuler, menjelaskan bahwa \"gastronomi molekuler adalah ilmu yang mempelajari fenomena fisik dan kimia yang terjadi selama pengolahan makanan, dari memotong sayuran hingga fermentasi, pembekuan, hingga pemanggangan\" (This, 2006). Pandangan ini menunjukkan bahwa kuliner molekuler bukan hanya seni, tetapi juga sains, di mana ilmu pengetahuan digunakan untuk mendorong batas kreativitas dalam memasak. Kuliner molekuler bukan hanya tentang menciptakan makanan yang menarik, tetapi juga memahami 'transformasi ilmiah' yang terjadi selama proses memasak, seperti bagaimana suhu atau tekanan mempengaruhi struktur molekul makanan. Ini bertujuan untuk mengoptimalkan rasa, aroma, dan penampilan makanan secara lebih presisi melalui pendekatan ilmiah. (This, 2006) Pengertian Makanan Fungsional ----------------------------- Makanan fungsional adalah jenis makanan yang tidak hanya memberikan manfaat gizi dasar tetapi juga menawarkan efek positif terhadap kesehatan di luar peran nutrisinya. Makanan fungsional mengandung senyawa bioaktif tertentu yang dapat membantu mencegah penyakit, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, atau mendukung fungsi fisiologis tertentu. Contoh makanan fungsional meliputi makanan yang diperkaya dengan vitamin, mineral, probiotik, prebiotik, serat, atau antioksidan yang memiliki potensi untuk meningkatkan kesehatan, seperti yogurt dengan probiotik untuk kesehatan pencernaan atau oatmeal yang kaya serat untuk menurunkan kolesterol. (Shahidi, 2009) Makanan fungsional berkembang pesat seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pola makan. Istilah ini pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1980-an, di mana makanan tertentu telah diakui secara resmi karena manfaat kesehatan tambahan mereka. (Granato) Keberlanjutan pangan -------------------- Keberlanjutan pangan adalah konsep yang merujuk pada sistem pangan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan saat ini tanpa mengorbankan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri. Ini mencakup produksi, distribusi, dan konsumsi makanan yang menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi, sosial, dan lingkungan. Keberlanjutan pangan berfokus pada praktik pertanian yang ramah lingkungan, pengurangan limbah makanan, pengelolaan sumber daya secara efisien, dan peningkatan aksesibilitas serta keadilan dalam sistem pangan. (Nations., 2017) (FAO) Menurut Pretty (2008), keberlanjutan pangan tidak hanya mencakup aspek lingkungan, tetapi juga mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga dapat menghasilkan sistem pangan yang berkelanjutan dan dapat diakses oleh semua orang. (Pretty, 2008) BAB III PEMBAHASAN ================== Kuliner Molekuler ----------------- ### Definisi dan Konsep Kuliner molekuler adalah suatu pendekatan inovatif dalam seni memasak yang memanfaatkan ilmu pengetahuan, terutama kimia dan fisika, untuk memahami dan memanipulasi komponen makanan. Hal ini mencakup perubahan struktur molekuler makanan melalui teknik-teknik tertentu untuk menciptakan hidangan yang memiliki rasa, tekstur, dan penampilan yang unik. ### Teknik dan Alat Teknik yang umum digunakan dalam kuliner molekuler meliputi: - Spherification Menghasilkan bola kecil yang berisi cairan (seperti saus atau jus) dengan menggunakan bahan seperti sodium alginate dan kalsium. - Gelifikasi Mengubah cairan menjadi gel menggunakan agen pengental seperti agar-agar atau gelatin. - Penggunaan Nitrogen Cair Menciptakan efek pendinginan yang cepat, memungkinkan chef untuk membuat es krim atau makanan beku lainnya dengan tekstur yang halus. - Emulsi dan Foam Menggabungkan dua cairan yang tidak dapat bercampur dengan baik untuk menciptakan tekstur baru, seperti foam makanan menggunakan pengemulsi. ### Pengaruh terhadap Gastronomi Kuliner molekuler telah mengubah cara pandang terhadap makanan dan memasak, memperkenalkan pengalaman gastronomi yang lebih interaktif dan menarik. Chef terkenal seperti Ferran Adrià dan Heston Blumenthal telah mempopulerkan teknik ini, menciptakan hidangan yang tidak hanya menyenangkan secara rasa tetapi juga secara visual. ### Bahan Bahan Yang Digunakan. Agar-Agar dan Gelatin digunakan untuk membuat gel dan spherification, memberikan tekstur unik pada hidangan. Mengapa agar-agar? Karena agar-agar Ini adalah zat gelatin nabati yang berasal dari alga merah. Dalam makanan molekuler, agar-agar digunakan untuk membuat gel yang stabil pada suhu yang lebih tinggi dibandingkan gelatin biasa. Dengan mengontrol konsentrasi dan suhu, Anda bisa menciptakan berbagai tekstur, mulai dari gel lembut hingga tekstur yang lebih padat. Agar-agar juga sering digunakan dalam spherification untuk membuat bola-bola cair yang pecah saat digigit. (Kurti., 1980) Makanan Fungsional ------------------ Makanan fungsional adalah makanan yang tidak hanya menyediakan nutrisi dasar (seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral), tetapi juga memiliki manfaat kesehatan tambahan di luar fungsi dasarnya. Manfaat ini dapat membantu dalam pencegahan penyakit atau meningkatkan fungsi tubuh secara keseluruhan. Istilah ini pertama kali populer di Jepang pada 1980-an melalui konsep Foods for Specified Health Use (FOSHU), yang dirancang untuk mengkategorikan makanan yang terbukti secara ilmiah bermanfaat bagi kesehatan (Saarela, 2002)(Saarela et al., 2002). Jenis dan Contoh Makanan Fungsional 1. Prebiotik: Prebiotik adalah jenis serat yang tidak dicerna tubuh, tetapi berfungsi sebagai makanan bagi bakteri baik dalam usus. Contoh makanan prebiotik meliputi pisang, bawang, dan asparagus. Konsumsi prebiotik telah dikaitkan dengan peningkatan kesehatan pencernaan dan sistem kekebalan tubuh (Slavin, 2013) 2. Serat pangan: Serat memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan pencernaan dan mengurangi risiko penyakit kronis seperti penyakit jantung dan diabetes tipe 2. Contoh makanan kaya serat termasuk buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian, seperti sereal gandum. Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi serat yang cukup dapat membantu dalam mengontrol berat badan dan menurunkan kadar kolesterol (Anderson, 2009) 3. Antioksidan: Antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, dan polifenol ditemukan dalam makanan seperti buah beri, teh hijau, dan sayuran. Antioksidan membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh, sehingga dapat mengurangi risiko penyakit kronis, seperti kanker dan penyakit jantung (Paur, 2014) 4. Asam lemak omega-3: Omega-3 adalah asam lemak esensial yang banyak ditemukan pada ikan berlemak seperti salmon dan tuna. Asam lemak ini berperan penting dalam menjaga kesehatan jantung, mengurangi peradangan, dan meningkatkan fungsi otak. Produk-produk seperti telur dan margarin yang diperkaya omega-3 adalah contoh lain dari makanan fungsional yang banyak dikonsumsi (Calder, 2010). Manfaat Kesehatan Makanan Fungsional Manfaat kesehatan yang ditawarkan oleh makanan fungsional sangat beragam. Misalnya, makanan yang kaya serat dan omega-3 dapat membantu mengurangi risiko penyakit jantung, sedangkan makanan yang diperkaya dengan probiotik atau prebiotik mendukung kesehatan pencernaan dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh. Selain itu, konsumsi antioksidan yang cukup melalui makanan seperti buah-buahan dan sayuran membantu melindungi tubuh dari kerusakan sel dan risiko penyakit kronis (Anderson et al., 2009; Paur et al., 2014). Pengembangan Makanan Fungsional Di industri pangan, pengembangan makanan fungsional terus berkembang untuk memenuhi permintaan konsumen akan makanan yang tidak hanya bergizi tetapi juga bermanfaat bagi kesehatan. Produk-produk yang diperkaya dengan vitamin, mineral, serat, dan komponen bioaktif lainnya seperti probiotik semakin banyak tersedia di pasar. Namun, penting untuk diingat bahwa makanan fungsional sebaiknya tidak menggantikan pola makan seimbang secara keseluruhan, melainkan berfungsi sebagai pelengkap untuk meningkatkan kesehatan (Saarela et al., 2002). Keberlanjutan dalam Kuliner --------------------------- ### Definisi dan Konsep ### Prinsip Keberlanjutan - Penggunaan Bahan Baku Lokal Mengurangi jejak karbon dari transportasi dan mendukung perekonomian lokal. - Pertanian Berkelanjutan Praktik pertanian yang menghindari penggunaan pestisida dan pupuk kimia berlebihan, serta mengutamakan keberagaman hayati. - Pengurangan Limbah Makanan Mengelola limbah dengan cara mendaur ulang, komposting, dan meminimalkan pemborosan selama proses produksi dan penyajian. ### Pengurangan jejak karbon Makanan lokal secara signifikan mengurangi kebutuhan transportasi jarak jauh, yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca. Dengan memilih bahan yang diproduksi secara lokal, restoran dan konsumen dapat meminimalkan energi yang diperlukan untuk pengangkutan. Hal ini tidak hanya mengurangi jejak karbon, tetapi juga mendukung lingkungan dengan memperpendek rantai pasokan, sehingga mengurangi dampak negatif terhadap iklim. Jurnal ini menekankan pentingnya pendekatan ini untuk mencapai keberlanjutan dalam sistem pangan global. Berikut adalah beberapa poin nya: - Transportasi yang Efisien: Jurnal menyoroti bahwa makanan yang diproduksi secara lokal sering kali membutuhkan transportasi yang lebih sedikit, yang berarti lebih sedikit bahan bakar fosil yang digunakan. - Penyimpanan dan Pengolahan: Makanan lokal cenderung lebih cepat sampai ke konsumen, mengurangi kebutuhan penyimpanan yang berkepanjangan, yang juga bisa berkontribusi pada emisi karbon. - Kebiasaan Konsumsi: Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan, konsumen cenderung lebih memilih makanan lokal, yang menciptakan permintaan untuk praktik pertanian berkelanjutan. - Dampak Lingkungan Positif: Dengan mengurangi jejak karbon, sistem pangan lokal juga berkontribusi pada pengurangan polusi udara dan pemanasan global. - Keterlibatan Komunitas: Mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan sumber makanan mereka dapat meningkatkan dukungan untuk praktik berkelanjutan di tingkat lokal. (Smith, 2017) - ### BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ========================== Ketiga topik ini saling berkaitan dan membentuk ekosistem kuliner yang modern dan bertanggung jawab. Kuliner molekuler dapat menghadirkan inovasi dalam penyajian makanan, makanan fungsional memberikan manfaat kesehatan, dan keberlanjutan memastikan bahwa sumber daya alam tetap terjaga untuk generasi mendatang. Integrasi ketiga aspek ini diharapkan dapat menciptakan masa depan industri kuliner yang lebih inovatif, sehat, dan ramah lingkungan. DAFTAR PUSTAKA ============== Anderson, J. W. (2009). Health benefits of dietary fibe. *Nutrition Reviews*, 188-205.Barham, P. S. (2010). *Molecular Gastronomy: A New Emerging Scientific Discipline.* Calder, P. C. (2010). Omega-3 fatty acids and inflammatory processes: From molecules to man. *Biochemical Society Transactions*, 211-215.Elzbieta Kozakiewicz, D. c. (2021). *Lecithin in Molecular Gastronomy: The Science of Emulsification*.FAO. (n.d.). *he Future of Food and Agriculture: Trends and Challenges.* Granato, D. B. (n.d.). *Functional Foods and Nondairy Probiotic Food Development: Trends, Concepts, and Products.* 2010.Kurti., H. T. (1980). *Nature atau International Journal of Gastronomy and Food Science*.Nations., F. a. (2017). *The Future of Food and Agriculture: Trends and Challenges.* FAO.Paur, I. B. (2014). *Dietary Antioxidants and Disease Prevention.* Wiley-Blackwell.Pretty, J. (2008). *Sustainable Agriculture: A Ecosystem Approach to Food Security.\* In: \*Sustainable Agriculture.* Saarela, M. M. (2002). Probiotic bacteria: safety, functional and technological properties. *Journal of Biotechnology*, 197-215.Shahidi, F. (2009). *Functional Foods: Concept to Product.* springer.Slavin, J. (2013). Fiber and Prebiotics: Mechanisms and Health Benefits. *Nutrients*, 1417-1435.Smith, B. A. (2017). *Local Food Systems: A Global Perspective*.This, H. (2006). *Molecular Gastronomy: Exploring the Science of Flavor.* Columbia University Press.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser