Sumber Daya Pangan dan Lahan (Minggu-8) PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
IPB University
Tags
Related
- IPS (S1 B1 K8) - Kondisi Geografis dan Pelestarian SDA PDF
- Sumber Daya Alam Hayati dan Keanekaragaman Hayati PDF
- Sumber Daya Alam Hayati Dan Keanekaragaman Hayati PDF
- Materi 1. Pendahuluan Dasar-Dasar SDM (PDF)
- PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) PDF
- Ekosistem Aquatik sebagai Sumber Pangan (Minggu-9) PDF
Summary
Dokumen ini membahas tentang ekosistem daratan sebagai sumber daya pangan, meliputi definisi lahan dan sumber daya lahan serta fungsinya. Diskusi tentang ketahanan pangan, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya juga dibahas, seperti perubahan iklim dan demografi populasi.
Full Transcript
Ekosistem Daratan sebagai Sumber Pangan (Minggu-8) GIZ24A dan GIZ 241_2 (2-0) Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB University Outline Minggu 7 a. Pengertian dan klasifikasi SDP b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan Ming...
Ekosistem Daratan sebagai Sumber Pangan (Minggu-8) GIZ24A dan GIZ 241_2 (2-0) Departemen Gizi Masyarakat, FEMA, IPB University Outline Minggu 7 a. Pengertian dan klasifikasi SDP b. Keanekaragaman hayati sebagai sumber pangan Minggu 8 Ekosistem daratan sebagai sumber pangan Minggu 9 a. Ekosistem akuatik sebagai sumber pangan b. Pangan lokal dan tradisional Definisi Lahan pertanian bidang lahan untuk usaha pertanian Sumberdaya lahan (land resources) Pertanian pangan Lingkungan fisik, terdiri dari iklim, tanah, air, dan vegetasi serta benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya Usaha manusia untuk mengelola lahan dan terhadap penggunaan lahan (Sitorus 2001) agroekosistem dengan bantuan teknologi, modal, tenaga kerja, dan manajemen untuk mencapai kedaulatan, ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat Lahan Bagian daratan dari permukaan bumi sebagai suatu lingkungan fisik, meliputi tanah beserta segenap faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaannya seperti iklim, relief, dan aspek geologi dan hidrologi yang terbentuk secara alami maupun akibat pengaruh manusia Definisi Rumah tangga usaha pertanian rumah tangga (ruta) yang salah satu atau lebih anggota rumah tangganya mengelola usaha pertanian dengan tujuan sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual, baik usaha pertanian milik sendiri, secara bagi hasil, atau milik orang lain dengan menerima upah, dalam hal ini termasuk jasa pertanian. Khusus subsektor tanaman pangan ruta yang mengelola tanaman pangan dengan tujuan seluruh hasilnya digunakan untuk konsumsi sendiri (tidak dijual), juga tergolong sebagai ruta usaha pertanian Fungsi lahan Lahan berfungsi sebagai sumber daya utama untuk produksi: Serealia Umbi-umbian Kacang-kacanganan Sayur dan buah Buah/biji berminyak Daging, susu, telur Ikan Box 1 Box 1. Tujuan produksi pertanian: memenuhi kebutuhan pangan untuk ketahanan pangan Fungsi lahan Sebagai objek ekonomi dan budaya Aktivitas ekonomi: 1. Permukiman, pembangunan infrastruktur (jalan, bendungan, industri, dan lain sebagainya) 2. Fragmentasi lahan karena proses pewarisan dan penjualan tanah sawah Menyusutnya lahan pertanian akibat alih fungsi lahan (konversi menjadi non pertanian) Juni 1998 - Juni 2003 Konversi lahan sawah 12,69 ribu ha Konversi lahan pertanian bukan sawah 29,88 ribu ha Ancaman kedaulatan, kemandirian, dan ketahanan pangan Pola konsumsi pangan: Konsumsi pangan tergantung dari: Beragam dan cukup Ketersediaan (produksi dan cadangan) Slogan B2SA (beragam, bergizi, seimbang, dan aman) Distribusi rumah tangga Pedoman Gizi Seimbang Kebijakan dalam konsumsi Keseimbangan Kebijakan sistem pangan (produksi, distribusi, pemasaran, dan konsumsi) Kebijakan di bidang sosial (penanggulangan kemiskinan,pendidikan, dan kesehatan dan gizi PENDUDUK INDONESIA (274 JUTA JIWA) (2021) LEBIH DARI 95 % MENGONSUMSI BERAS SEBAGAI MAKANAN POKOK PENINGKATAN JUMLAH PENDUDUK DAN PENDAPATAN MASYARAKAT KONSUMSI BERAS MENINGKAT PRODUKSI BERAS DALAM NEGERI DAN IMPOR SUMBERDAYA ALAM (BERAS) TERBATAS Tandon pangan di ladang: Kimpul Gembili cemilan Talas Singkong (tiwul) pengganti nasi STRATEGI DIVERSIFIKASI: Kampanye diversifikasi konsumsi Pemanfaatan pekarangan Pengembangan pangan lokal Pengolahan pangan lokal Kecukupan pangan kualitas penduduk Ketidakcukupan gizi karena: Tinggi badan penduduk negara maju lebih Anggaran pangan keluarga minim tinggi daripada penduduk negara berkembang Pangan tertentu tidak tersedia dalam jumlah yang cukup karena produksi yang rendah Rendahnya pengetahuan akan pangan dan gizi Syarat SDM sehat dan berkualitas Negara maju Suplai pangan melimpah dan daya beli tinggi kelebihan gizi (obesitas, diabetes, dan lain-lain) Negara berkembang Double burden (gizi kurang dan gizi lebih Kebutuhan pangan Proyeksi kebutuhan pangan 1. Di negara sangat miskin permintaan hanya Di negara maju berdasar pertumbuhan populasi Meningkatnya populasi: 10% 2. Di negara sedang berkembang permintaan Meningkatnya berdasarkan pertumbuhan penduduk dan populasi dan meningkatnya ekonomi. Contoh : ekonomi: 17% - Pangan hewani dan gula: meningkat Di negara sedang berkembang - Pangan nabati: berkurang Meningkatnya populasi: 30% Meningkatnya populasi dan ekonomi: 45% Ketahanan pangan Adanya jaminan bahwa setiap penduduk (siapa saja) di suatu negara selalu (dimana saja dan kapan saja) tercukupi kebutuhan pangan dan gizinya sebagai syarat utama untuk mencapai derajat kesehatan dan kesejahteraan Ketahanan pangan menyangkut: Tersedianya pangan Lapangan kerja Pendapatan Ketahanan pangan Ketahanan pangan perkotaan, tergantung: Tingkat upah/daya beli Lapangan kerja Lingkungan yang kumuh infeksi Urbanisasi potensi KEP kronis Ketahanan pangan di desa hasil pertanian Dicerminkan oleh: - Kecukupan jumlah dan mutu pangan yang dikonsumsi - Pertumbuhan fisik dan remaja anak yang baik Indikator ketahanan pangan Penurunan produksi pangan Pemilikan tanah dan pendapatan Persentase pengeluaran pangan yang diatur wanita sangat berperan Fluktuasi harga pangan untuk mencegah KEP (Kekurangan Perubahan kehidupan sosial (migrasi, menggadaikan, Energi dan Protein) dan pinjam) Konsumsi pangan dan status gizi Ciri rumah tangga berpotensi mengalami KEP: Keluarga besar (banyak anak dan banyak anak usia muda) Mengutamakan makan pokok Miskin sarana ekonomi (jalan dan transportasi) dan sarana sosial (sekolah dan puskesmas) KERANGKA PIKIR KETAHANAN PANGAN RUMAH TANGGA Sosial budaya Pendapatan Produksi pangan Pengetahuan Daya beli Ketersediaan pangan pangan dan gizi Ketahanan pangan rumah tangga Konsumsi pangan Lingkungan Status gizi Pelayanan kesehatan SDM Penyebab masalah pangan 1. Over population, 1970-an 4. Under-development (terbelakang) Produksi pangan meningkat 25% Afrika adalah benua paling terbelakang Populasi meningkat 45% Angka buta huruf tinggi, GNP rendah 2. Lingkungan alam yang kurang mendukung Angka harapan hidup rendah Meluasnya padang pasir Industrialisasi belum maju Penebangan pohon secara liar Transportasi buruk Menghilangnya lapisan tanah yang subur 5. Kebijakan pertanian yang kurang tepat: (erosi) Teknologi, tanah subur, dan kredit 3. Politik yang tidak stabil: Afrika hanya untuk tanaman perdagangan Vulnerable groups Rawan geografis: orang yang hidup di daerah miskin produksi pertanian, transportasi buruk, dan pemasaran juga buruk. Rawan fisiologis: balita, wanita mengandung dan menyusui. Rawan ekonomis: pengangguran, buruh musiman, buruh tani tanpa tanah. Konversi lahan dan ketahanan pangan TEKANAN PENDUDUK SDA untuk produksi Degradasi kualitas Kompetisi pangan lahan pertanian pemanfaatan lahan Skill terbatas Rasio luas tanah dan jumlah penduduk Mengancam Mengancam produksi/ ketahanan pangan ketersediaan pangan Impor Peningkatan Σ dan Pendapatan dan pangan kualitas permintaan kesadaran kualitas hidup pangan Krisis pangan global Laju Produktivitas pertumbuhan menurun penduduk Perubahan Ketersediaan pangan Ketahanan 925 juta orang pangan kelaparan kronis Iklim berkurang terancam dan malnutrisi Harga Persaingan pangan pangan untuk meningkat konsumsi https://www.cdc.gov/climateandhealth/effects/default.htm Dampak perubahan iklim Jumlah makanan dan produk hutan akan menurun, serta fungsi hutan dalam mengatur sistem hidrologi dan penyaring air akan kian melemah Kenaikan suhu rata-rata global diantara 1-2oC menyebabkan penurunan produktivitas pertanian dan gagal panen di daerah tropis Risiko kematian akibat malaria, diare, malnutrisi dan gelombang panas diperkirakan akan bertambah 250.000 kematian setiap tahun, dari tahun 2030-2050. Penduduk dengan kapasitas adaptasi yang rendah akan rentan terhadap berbagai penyakit yang melanda seperti diare, gizi buruk, dan penyakit yang ditularkan dari berbagai hewan khsusnya serangga. Target Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pengentasan kemiskinan dan mengakhiri kelaparan melalui ketahanan pangan, perbaikan gizi, dan sistem pertanian berkelanjutan Tujuan ini dicapai apabila setiap orang khususnya warga miskin dan mereka yang berada dalam kondisi rentan termasuk ibu hamil, bayi dan disabilitas memiliki akses atas pangan yang aman, bergizi, dan cukup sepanjang tahun, untuk dapat hidup sehat, cerdas, aktif, dan produktif Situasi Ketahanan Pangan Indonesia Dari total 416 kabupaten, 28 kabupaten prioritas 1 (sangat rentan), 17 kabupaten prioritas 2 (rentan), 25 kabupaten prioritas 3 (agak rentan), 37 kabupaten prioritas 4 (agak tahan), 90 kabupaten prioritas 5 (tahan), dan 219 kabupaten prioritas 6 (sangat tahan). 25 Upaya menghadapi perubahan iklim Adaptasi Upaya mengurangi dan meningkatkan ketahanan menghadapi dampak perubahan iklim dengan memantapkan ketahanan pangan Mitigasi Upaya pengendalian untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang dapat menurunkan emisi Industri peternakan dan lingkungan Adanya metana sebagai hasil Emisi gas pencernaan karbondioksida secara biologis pada proses distribisi pada rumen pakan dan komoditas ternak poligastrik hasil peternakan Deforestasi akibat pembukaan lahan Emisi gas rumah untuk ditanami kaca oleh pabrik komoditas bahan pupuk baku pakan ternak Industri peternakan dan lingkungan Kegiatan di sektor peternakan secara tidak langsung juga bertanggung jawab terhadap emisi gas karbondioksida Kegiatan distribusi pakan, ternak hidup, daging, susu, telur dan produk-produk olahan hasil peternakan membutuhkan bahan bakar fosil yang akan melepas gas karbondioksida ke atmosfer Emisi gas CO2 dapat diminimalisir dengan cara Pembagian kuota wilayah ekspor dan impor ternak dan komoditas hasil ternak Pengurangan kuota impor atau jual beli antar daerah ternak hidup impor daging beku Pemerataan daerah sentra peternakan Produksi jagung dan kedelai sebagai bahan Terjadi deforestasi yang baku pembuatan pakan membutuhkan lahan menambah buruk pemanasan global yang tidak sedikit Permasalahan deforestasi dapat diatasi dengan penerapan Integrated Farming System (IFS) lahan kosong di sekitar peternakan dapat ditanami komoditas bahan pakan Perkebunan jagung dan kedelai yang memerlukan pupuk sehingga memunculkan munculnya pabrik-pabrik pupuk kimia Adanya pabrik pupuk juga menghasilkan gas rumah kaca yang dilepas ke atmosfer Permasalahan ini dapat diatasi dengan sludge atau lumpur feses yang gasnya sudah dijadikan biogas dapat dimanfaatkan sebagai pupuk bagi tanaman bahan pakan yang ditanam di sekitar peternakan sehingga mengurangi penggunaan pupuk kimia Upaya adaptasi-mitigasi Optimasi lahan pekarangan Optimalisasi limbah organik Diversifikasi sumber (zero waste) karbohidrat alternatif Kebun gizi sebagai sumber pangan NON PEKARANGAN PEKARANGAN Jenis kebun gizi Berdasarkan lokasi Non pekarangan Kota (taman, hutan kota, tepi Pekarangan (sekitar rumah) jalan, dan tepi sungai) Home garden Desa (kebun desa, hutan komunal, tepi jalan, dan tepi Mixed garden (kebun sungai) campuran) Areal batas kota/desa (greenbelt) Definisi pekarangan Pekarangan adalah lahan di sekitar rumah, memiliki batas lahan dan kepemilikan yang jelas, dapat ditanami berbagai jenis tumbuhan atau tempat memelihara berbagai jenis ternak dan ikan Pekarangan juga merupakan ruang terbuka yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pascapanen, tempat bermain anak, atau untuk acara kekerabatan dan Sumber: Arifin et al. 2009. kegiatan sosial Karakteristik pekarangan 1. Dekat dengan rumah 2. Dekat dengan sumber air dan sumber daya lainnya 3. Lahannya bisa sempit maupun luas 4. Dipergunakan untuk produksi sayuran 5. Memerlukan modal yang rendah 6. Hasil produksi terutama untuk konsumsi rumah tangga 7. Dikelola oleh seluruh anggota keluarga Sumber: (Helen Keller International/Cambodia 2003) Fungsi pekarangan 1. Produksi subsisten, untuk melengkapi pangan Istilah lain pekarangan pokok (sayuran, buah, bumbu, dan produk hewani), produk non pangan lainnya, dan berkontribusi terhadap ketahanan pangan. 2. Pekarangan dapat menghasilkan produk komersial untuk mendapatkan tambahan pendapatan. Warung hidup 3. Fungsi sosio budaya: untuk keindahan, tempat bermain anak, tempat bersosialisasi dan upacara Lumbung hidup keagamaan. Apotek hidup atau 4. Fungsi ekologi dan lingkungan: sebagai habitat untuk tanaman dan hewan. Tabungan/bank hidup Sumber: Arifin et al. 2012 Pemanfaatan pekarangan Pemanfaatan pekarangan dapat mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan dengan cara: 1.Memenuhi kebutuhan pangan dan gizi keluarga 2.Meningkatkan penghasilan rumah tangga 3.Meningkatkan konsumsi makanan yang beragam, bergizi dan seimbang sesuai dengan potensi pangan lokalnya Pemanfaatan pekarangan Kementerian Pertanian Tahun 2010 “Kawasan Rumah Pangan Lestari” (KRPL) Kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang mengusahakan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan gizi. Tahun 2020 “Pekarangan Pangan Lestari” (P2L) Kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok masyarakat yang mengusahakan lahan pekarangan sebagai sumber pangan secara berkelanjutan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, pemanfaatan pangan, serta pendapatan. Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Sayuran, buah, umbi-umbian Urban farming Dijual (%), dikonsumsi (%) diberikan ke tetangga (%) Mendukung program penanganan balita stunting dan ketahanan pangan rumah tangga Prinsip dasar pemanfaatan pekarangan Komoditas Tanaman Pekarangan Komoditas yang ditanam di pekarangan disesuaikan dengan kebutuhan pangan dan gizi keluarga, berbasis sumber pangan lokal, dan bernilai ekonomi. Komoditas tersebut antara lain: - Sayuran - Tanaman rempah dan obat - Buah-buahan - Ikan, ternak kecil Referensi Baliwati YF, Madanijah, S. 2013. Ekologi Pangan dan Gizi. Bahan Ajar. Bogor (ID): IPB Press. International Union for the Conservation of Nature, United Nations Environment Programme and World Wide Fund for Nature. 1993. Bumi Wahana, Strategi Menuju Kehidupan yang Berkelanjutan. Jakarta (ID): PT Gramedia Pustaka Utama. Penny DH, M Ginting. 1984. Pekarangan, Petani, dan Kemiskinan. Yogyakarta (ID): UGM Press dan Yayasan Agro Ekonomika. TERIMA KASIH