Metodologi Penelitian Eksperimen PDF
Document Details
Uploaded by EffectivePrudence1484
IIK Bhakti Wiyata Kediri
AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes
Tags
Related
- Chapter 2 Research Methodology Quiz PDF
- Chapter 2: Research Methodology PDF
- Evidence Based Practice Module 1.2: Searching the Literature PDF
- Tema 2. Principales Modalidades de Investigación en Psicología PDF
- Essential Elements of Research Methodology PDF
- Essential Elements of Research Methodology PDF
Summary
This presentation provides a comprehensive overview of research methodology, focusing specifically on experimental design. It covers various topics including the definition, characteristics, and types of experimental research. In addition there is also coverage of biases and validity. The presentation is suitable for undergraduate and post-graduate students in various disciplines. The presentation includes various examples and charts depicting the information being covered.
Full Transcript
Metodologi Penelitian AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami jenis dan rancangan/ desain penelitian eksperimen POKOK BAHASAN JENIS & DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian...
Metodologi Penelitian AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes. KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami jenis dan rancangan/ desain penelitian eksperimen POKOK BAHASAN JENIS & DESAIN PENELITIAN EKSPERIMEN Sub Pokok Bahasan 1. Pengertian penelitian eksperimen 2. Bias dalam penelitian eksperimen 3. Validitas dalam penelitian eksperimen 4. Jenis penelitian eksperimen 5. Pre experimental designs 6. Quasi experimental designs 7. True experimental designs Pengertian, Ciri & Tujuan Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan/ intervensi, yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. Ciri khusus dari penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial atau intervensi. Tujuan utamanya adalah untuk menyelidiki kemungkinan saling hubungan sebab akibat dengan cara mengadakan intervensi atau perlakuan kepada satu atau lebih kelompok eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol (tanpa intervensi). Bias dalam penelitian eksperimen Bias adalah kesalahan sistematik yang mengakibatkan distorsi penaksiran parameter populasi sasaran berdasarkan parameter sampel. Jenis bias dalam eksperimen: 1.Bias kontaminasi 2.Bias penarikan (withdrawl bias) 3.Bias kepatuhan (compliance bias) 1. Bias kontaminasi terjadi ketika subyek-subyek dalam kelompok kontrol sengaja atau tak sengaja terpengaruh oleh perlakuan, sehingga penaksiran efek perlakuan akan lebih kecil dari yang sesungguhnya. 2. Bias penarikan terjadi ketika pengunduran diri subyek dari penelitian yang mengakibatkan ketidakseimbangan proporsi faktor perancu antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 3. Bias kepatuhan terjadi ketika terdapat perbedaan tingkat kepatuhan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam mematuhi aturan pemakaian terapi eksperimen dan terapi alternatif (placebo) Validitas dalam penelitian eksperimen 1. Validitas Internal Berhubungan dengan ketepatan mengidentifikasi perubahan variabel-variabel keluaran (hasil eksperimen) tersebut, hanya sebagai akibat dari adanya perlakuan (eksperimen)). Faktor-Faktor yang mempengaruhi yaitu; sejarah, kematangan, seleksi, prosedur test, instrumen, mortalitas dan regresi ke arah nilai rat-rata. 2. Validitas Eksternal Berkaitan dengan kemungkinan generalisasi dari hasil eksperimen tersebut. Hal ini berarti apakah eksperimen tersebut terjadi pula Jenis penelitian eksperimen a. Praeksperimen (pre experimental designs) b. Eksperimen semu (quasi experimental designs) c. Eksperimen sungguhan (true experimental designs) a. Praeksperimen “penelitian eksperimen yang hanya menggunakan kelompok studi tanpa menggunakan kelompok kontrol dan pemilihan subyek tidak dilakukan randomisasi” Desain penelitian Praeksperimen a.Post test only design b.One Group Pre-test Post- test c. Static Group Comparison a. Post test only design Dalam rancangan ini, perlakuan telah dilakukan (X), kemudian dilakukan pengukuran (observasi) atau post-test (02). Selama tidak ada kelompok kontrol, maka hasil 02 tidak mungkin dibandingkan dengan yang lain. Nama lain desain ini adalah “the one shot case study” Eksperimen Post-test 0 X 2 b. One Group Pre-test Post-test Pada rancangan ini, juga tidak ada kelompok pembanding (kontrol), tetapi sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) yang memungkinkan menguji perubahan-perubahan yang terjadi setelah Pre-test adanya Perlakuan eksperimen Post-test (program). 0 0 x 1 2 c. State Group Comparison Rancangan ini memiliki kesamaan dengan rancangan post-test only design dalam hal pemberian perlakuan tanpa pre-test sebelumnya. Bedanya adalah pada rancangan ini Perlakua ada kelompok Post-test pembanding (kontrol). n Kelompok O X eksperimen 2 Kelompok O kontrol 2 2. Eksperimen Semu “Penelitian eksperimen yang menggunakan kelompok studi dan kelompok kontrol, namun pengambilan responden tidak dilakukan randomisasi” a. Time Series Design Pengukuran dilakukan secara berulang baik sebelum perlakuan (pre-test) maupun setelah perlakuan (post-test). Pretest Perlakuan Post-test 01 02 03 04 X 05 06 07 08 b. Control Time Series design Rancangan ini sama dengan rancangan Time Series Design, namun bedanya adalah adanya kelompok pembanding (kontrol) rancangan ini memungkinkan adanya kontrol terhadap validitas internal. perlaku Pretset Post test an Eksperime 01 02 03 X 04 05 06 07 n Kontrol 01 02 03 X 04 05 06 07 c. Non Equivalent Control Group Dalam rancangan ini, pengelompokan anggota sampel pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak dilakukan secara random atau acak. Dalam rancangan ini, kelompok Pre- perlaku Post- pembanding test tidak perlu an benar-benar test sama dengan kelompok perlakuan. Eksperi men 01 X 02 Kontrol 01 02 d. Separate Sample Pre- test Post-test Dalam rancangan ini, pengukuran pertama dilakukan terhadap sampel yang dipilih secara acak dari populasi tertentu, kemudian dilakukan intervensi pada seluruh populasi tersebut. Selanjutnya dilakukan pengukuran Pre- kedua Perlaku test pada an kelompok Post- test sampel lain yang juga dipilih secara Eksperime acak n 01 dari populasi yangXsama Kontrol 02 Kekuatan & Kelemahan Desain Eksperimen Semu KEKUATAN: Secara umum eksperimen kuasi lebih mungkin diterapkan dan lebih murah dibanding eksperimen murni, terutama pada penelitian dengan ukuran sampel yang sangat besar atau sangat kecil KELEMAHAN: Alokasi perlakuan tidak dilakukan secara acak, sehingga peneliti kurang mampu 3. Eksperimen Sungguhan “penelitian eksperimen yang menggunakan kelompok studi dan kelompok kontrol serta pemilihan subyek dilakukan randomisasi” a. Pretest-Posttest with control group Dalam rancangan ini dilakukan randomisasi. Artinya pengelompokan anggota kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pretest (01) dan dilanjutkan dengan pemberian intervensiPre- (X) pada Perlaku kelompok Post- eksperimen.test Setelah beberapa an test waktu, dilakukan Eksperime post-test (02) 01 X pada kedua 02 n kelompok tersebut. Kontrol 01 02 b. Randomized Salomon four group Rancangan ini dapat mengatasi eksternal validitas pada rancangan Pretest-posttest with control group dengan menambahkan kelompok ketiga (dengan perlakuan, tanpa pretest) dan keempat (tanpa perlakuan, tanpa pretest). Pretest Perlakuan Post-test Kel. Eksperimen 01 X 02 Kel. kontrol 01 02 Kel. kontrol X 02 02 Kel. kontrol c. Post test Only Control Group Design Pengukuran hanya dilakukan setelah pemberian perlakuan (tanpa pre-test), hal ini karena kasus maupun kontrol sudah dirandomisasi sehingga kedua kelompok tersebut dianggap sama. Tidak bisa melihat seberapa besar perubahan yang terjadi karena tidak dilakukan pretest. Perlakuan Post-test Kelompok eksperimen X O2 Kelompok kontrol O2 Kekuatan Desain Eksperimen Murni Adanya kontrol maksimal terhadap situasi penelitian sehingga dapat memisahkan pengaruh murni perlakuan/ intervensi terhadap faktor perancu. Alokasi perlakuan secara acak memungkinkan penyebaran karakteristik dasar sebanding antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol Kelemahan Desain Eksperimen Murni Eksperimen terandomisasi yang dirancang dengan bagus belum tentu bebas dari pengaruh faktor-faktor luar seperti; kesalahan manusia dan peran peluang. Kontrol yang berlebihan dapat menghasilkan kelompok studi yang dalam beberapa hal memiliki karakteristik yang berbeda dengan populasi sasaran. Contoh pemilihan jenis dan desain penelitian eksperimen “Pengaruh Suplemen Madu Terhadap Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (OAT) pada Penderita TB Paru di Kota Kediri Tahun 2015” Soal ! Penelitian ini dilakukan pada 2 kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pemilihan subyek pada masing2 kelompok, dilakukan secara acak. Pengukuran variabel Jawaban : pada masing-masing kelompok dilakukan sebelum dan sesudah a. Jenis intervensi. penelitian Tentukan : penelitian jenissungguhan eksperimen dan desain penelitian (true yang tepat ! eksperimen) b. Desain yang tepat:pretest-posttest with control group Syukron … Metodologi Penelitia n AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes. IIK Bhakti Wiyata Kediri KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami jenis dan desain penelitian kuantitatif POKOK BAHASAN Desain Analitik SUB POKOK BAHASAN 1. Cross sectional study 2. Case control study 3. Cohort study Pengantar Penelitian analitik adalah suatu studi yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang faktor-faktor risiko atau penyebab penyakit. Disebut penelitian penjelasan (explanatory study) Umumnya menjawab pertanyaan “mengapa” (why) Misalnya: Mengapa kejadian DM di wilayah kerja puskesmas X mengalami peningkatan ? Penelitian epidemiologi Observasional eksperimental 1. Preeksperimen Deskriptif Analitik 2. Eksperimen semu 1. Cross 3. Eksperimen sectional 1. Case report sungguhan study 2. Case series 2. Case control 3. Correlational study studies 3. Cohort Case Control Study (Study kasus-kontrol) Case control study adalah studi epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan dengan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok kontrol berdasarkan status paparannya. Kasus adalah subyek yang menderita penyakit, sedangkan kontrol adalah subyek yang tidak menderita penyakit Studi ini disebut studi retrospektif, dimana Efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu. Skema Case Control study Faktor risiko Efek/ (FR) penyakit Ya KASUS Tidak (Subjek tanpa penyakit) POPULASI Ya KONTROL (Subjek tanpa Tidak penyakit) Pertimbangan dalam memilih subyek kasus dan kontrol KASUS: -Kriteria diagnosis harus dibuat dengan jelas -Populasi sumber kasus dapat berasal dari faskes atau masyarakat KONTROL: -Karakter populasi sumber kontrol harus sama dengan subyek kasus, namun subyek kontrol adalah mereka yang tidak menderita penyakit. - Populasi sumber kontrol dapat berasal dari faskes atau masyarakat Tabel Analisis Hasil Case Eksposure/ paparan Control Outcome / efek Jumlah atau faktor risiko Ya Tidak Ya a b a+b Tidak c d c+d Jumlah a+c b+d N Ukuran analisis adalah odds Ratio (OR) yang merupakan estimasi relative risk. a/ (a+c) b/ (b+d) a b ad OR = : = : = c/ (a+c) d/(b+d) c d bc Interpretasi Nilai OR 1. OR=1, faktor risiko bersifat netral, risiko kelompok terpajan sama dengan kelompok tidak terpajan. 2. OR>1, rentang interval kepercayaan (CI) >1, maka faktor risiko menyebabkan efek. 3. OR1, Menunjukkan bahwa variabel paparan merupakan penyebab kejadian penyakit. b. Kesimpulan: Besarnya risiko untuk menderita kanker paru pada perokok 3,2 kali lebih besar dibandingkan dengan bukan perokok Kelebihan dan Kelemahan Case Control Study Kelebihan 1. Case control dapat, kadang atau bahkan satu-satunya cara untuk meneliti kasus yang jarang (langka) atau yang masa latennya panjang. 2. Hasil dapat diperoleh dengan cepat. 3. Biaya yang diperlukan relatif murah. 4. Memerlukan subyek penelitian yang lebih sedikit. 5. Dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor risiko sekaligus dalam satu penelitian. 1.Kekurangan Data mengenai pajanan terhadap faktor risiko sering diperoleh dengan mengandalkan daya ingat atau rekam medis, sehingga dapat terjadi recall bias. 2. Validasi mengenai informasi kadang-kadang sukar diperoleh. 3. Karena kasus dan kontrol dipilih oleh penelitii, maka sukar meyakinkan bahwa kedua kelompok tersebut benar sebanding dalam berbagai faktor eksternal dan sumber bias lainnya. 4. Tidak dapat memberikan incidence rates Cohort Study Cohort study adalah study epidemiologi yang mempelajari hubungan antara paparan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok terpapar dan kelompok tak terpapar berdasarkan status penyakit. Cohort study merupakan penelitian survei yang paling baik dalam mengkaji hubungan antar faktor risiko dengan efek (penyakit). Hal ini karena metodenya yang memungkinkan mengamati bagaimana suatu faktor keterpaparan berlansung hingga memungkinkan terjadinya efek (penyakit) Penelitian cohort sering disebut penelitian prospektif, dimana Faktor risiko yang akan dipelajari diidentifkasi terlebih dahulu, kemudian diikuti secara prospektik timbulnya efek. Skema Cohort Study Efek/ penyakit Faktor risiko (FR) Ya Ya Tidak Subjek: Anggota populasi yang sehat (tanpa penyakit yang ingin diteliti) Ya Tidak Tidak Tabel Analisis Hasil Cohort Eksposure/ paparan Study Outcome / efek Jumlah atau faktor risiko Ya Tidak Ya a b a+b Tidak c d c+d Jumlah a+c b+d N Ukuran analisis adalah relative risk (RR) IR Kelompok terpajan a/ (a+b) RR = = IR Kelompok tidak terpajang c/(c+d) Interpretasi nilai RR Bila RR atau RP=1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain ia bersifat netral Bila RR atau RP>1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup 1, berarti variabel tersebut merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit. Bila RR1, Menunjukkan bahwa variabel paparan merupakan faktor risiko timbulnya penyakit Kesimpulan : merokok berisiko menderita kanker paru Kelebihan dan Kelemahan Cohort Study Kelebihan 1. Merupakan desain terbaik dalam menentukan insidens dan perjalanan penyakit atau efek yang diteliti. 2. Merupakan desain terbaik dalam menerangkan dinamika hubungan temporal antara faktor risiko dengan efek. 3. Dapat dipakai untuk meneliti beberapa efek sekaligus dari suatu faktor risiko tertentu. Kekurangan 1. Biasanya memerlukan waktu yang lama 2. Sarana dan biaya biasanya mahal 3. Study cohort sering kali rumit 4. Kurang efisien dari segi waktu/ biaya untuk meneliti kasus jarang 5. Terancam drop out atau terjadinya perubahan intensitas pajanan atau faktor risiko dapat mengganggu analisis hasil. 6. Pada keadaan tertentu dapat menimbulkan masalah etika zaakumullohu khoi Metodologi Penelitian Akhmadi Abbas, S.KM., M.Kes IIK Bhakti Wiyata Kediri KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Memahami jenis dan desain penelitian kuantitatif POKOK BAHASAN Desain Deskriptif Sub Pokok Bahasan 1. Jenis penelitian 2. Desain penelitian 3. Case report atau Case study 4. Time series atau Case series 5. Correlational studies 6. Cross sectional Jenis Penelitian Kuantitatif Jenis penelitian kuantitatif berdasarkan pendekatan yang digunakan antara lain: 1. Penelitian Survei (Observasional) 2. Penelitian Eksperimental Penelitian observasional adalah suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut penelitian noneksperimen. contoh: penelitian tentang hubungan perilaku merokok dengan kejadian kanker paru Penelitian eksperimental adalah suatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan/ intervensi, yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut. contoh: penelitian tentang pengaruh suplementasi propolis terhadap penurunan kadar glukosa darah penderita DM tipe II Penelitian kuantitatif Observasional Eksperimental 1. Preeksperimen Deskriptif Analitik 2. Eksperimen semu 3. Eksperimen 1. Case report 1. Cross sungguhan 2. Case series sectional 3. Cross sectional 4. Correlational 2. Case control studies study 5. Time series 3. Cohort study Jenis Penelitian Observasional 1. Penelitian deskriptif adalah Suatu studi yang menggambarkan pola- pola kejadian penyakit, atau pola-pola pemaparan dalam kaitannya dengan variabel orang (populasi), tempat (letak geografis), dan waktu. Biasa disebut penelitian penjelajahan (exploratory study) Pada umumnya menjawab pertanyaan “bagaimana” (how) misalnya: Bagaimana gambaran kejadian diare di wilayah kerja puskesmas X ? 2. Penelitian analitik adalah suatu studi yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang faktor-faktor risiko atau penyebab penyakit. Disebut penelitian penjelasan (explanatory study) Umumnya menjawab pertanyaan “mengapa” (why) Misalnya: Mengapa kejadian DM di wilayah kerja puskesmas X mengalami peningkatan ? Desain Penelitian Observasional Deskriptif 1. Case report atau Case study 2. Case series atau Time series 3. Correlational studies 4. Cross Sectional study 1 Case Report dan Case Study (Laporan kasus & studi Kasus) Umumnya melaporkan suatu kejadian yg tidak biasa dan menggambarkan atau merupakan petunjuk awal untuk identifikasi penyakit baru/ efek. Adapun ciri-ciri desain ini antara lain: 1. Satu kasus diteliti oleh beberapa orang/ pengamat, untuk mendapatkan karakteristik kasus. 2. Biasanya dilakukan terhadap kasus penyakit yang jarang atau baru ditemukan. 3. Hasil yang diharapkan berupa definisi kasus. Kelebihan 1. Rancangan ini banyak mengungkapkan hal-hal yang sangat mendetail, sehingga sangat bermanfaat untuk mengungkapkan dan memecahkan permasalahan unik dan spesifik dalam berbagai disiplin ilmu 2. Peneliti dapat belajar tentang pengetahuan Kelemahan proporsional 1. Tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding 2. Terbatas sifat representatifnya 2 Time Series atau Case Series (Rangkaian Berkala) Time series adalah rancangan studi yang bertujuan mendeskripsikan dan mempelajari frekuensi penyakit atau status kesehatan dari sebuah atau beberapa populasi berdasarkan serangkaian pengamatan pada beberapa sekuens waktu. Kegunaan rangkaian berkala: 1. Meramalkan kejadian penyakit berikutnya berdasarkan pengalaman yang lampau. 2. Mengevaluasi efektivitas intervensi kesehatan masyarakat. Kelebihan 1. Sebagai petunjuk pertama dalam mengidentifikasi suatu penyakit baru. 2. Untuk memformulasikan suatu hipotesa atau dugaan Kelemahan 1. Tidak dapat digunakan untuk mengetes hipotesa karena tidak ada kelompok pembanding 2. Terkadang lebih dari satu kasus tanpa kelompok pembanding 3 Correlational Studies (Studi Korelasi) Studi korelasi adalah studi epidemiologi dengan populasi sebagai unit analisis yang bertujuan mendeskripsikan hubungan korelatif antara penyakit dan faktor-faktor yang diminati penelitian. Penelitian ini hanya terbatas pada penafsiran hubungan antar varibel saja, namun tidak sampai pada hubungan kausalitas antar variabel. Studi korelasi biasa disebut sebagai studi ekologi. Hal ini karena unit observasinya adalah kelompok agregat individu, komunitas atau populasi besar. Kedua variabel (paparan dan penyakit) dipertemukan untuk mencari kekuatan hubungannya. Kekuatan hubungan tersebut dihitung dalam koefisien yang disebut koefisien korelasi r. Koefisien korelasi mengukur berapa besar perubahan setiap unit frekuensi penyakit “diikuti” oleh perubahan setiap unit paparan atau sebaliknya. Nilai koefisien korelasi berkisar +1 hingga -1. Kelebihan 1. Rancangan ini tepat sekali digunakan pada penyelidikan awal hubungan paparan faktor dan penyakit. Hal ini karena mudah dan murah. 2. Dapat menggunakan data insidensi, prevalensi, maupun mortalitas. Kelemahan Bukan merupakan rancangan yang kuat untuk menganalisis hubungan sebab- akibat, karena beberapa alasan: 1. Ketidakmampuannya menjembatangi kesenjangan status paparan dan status Cross Sectional Study (studi potong 4 melintang) Study ini dilakukan dengan memotong lintang suatu keadaan yang diteliti, dengan melakukan pengamatan sepintas (gambaran sesaat) situasi yang diamati, sehingga ditemukan hanyalah keadaan pada saat itu. Cross Sectional Study adalah desain penelitian yang mempelajari hubungan penyakit (outcome) dan pajanan (exposure) dengan cara mengamati status pajanan dan penyakit serentak pada populasi tunggal, pada suatu waktu atau priode. Study ini dipakai untuk menguraikan distribusi dan frekuensi karakteristik kesehatan dalam masyarakat dan asosiasi karakteristik itu dengan variabel lainnya. Dengan demikian, tujuan penggunaan study ini Skema Cross Sectional Study Efek/ penyakit Paparan/ faktor risiko (FR) ya ya tidak Subjek: anggota populasi ya tidak tidak Tabel Analisis Cross Sectional Study Eksposure/ paparan atau Outcome / efek Jumlah faktor risiko Ya Tidak Ya a b a+b Tidak c d c+d Jumlah a+c b+d N Ukuran analisis yang digunakan adalah nilai Prevalens Ratio (PR). PR adalah ratio antara prevalensi pada kelompok terpapar dengan kelompok tidak terpapar PR= (a/(a+b)) / (c/(c+d)) Interpretasi nilai RR Interpretasi Nilai PR Bila PR=1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruhnya dalam terjadinya efek, atau dengan kata lain ia bersifat netral Bila PR>1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup 1, berarti variabel tersebut merupakan faktor risiko untuk timbulnya penyakit. Bila PR1, Menunjukkan bahwa variabel paparan merupakan faktor risiko timbulnya penyakit Kesimpulan : merokok berisiko meningkatkan Kelebihan & Kelemahan Cross Sectional Study Kelebihan 1. Memungkinkan penggunaan populasi dari masyarakat umum 2. Dapat dipakai untuk meneliti banyak variabel sekaligus 3. Jarang terancam loss to follow up (drop out) 4. Relatif mudah, murah dan hasilnya cepat dapat diperoleh. Kelemahan 1. Sulit menentukan sebab dan akibat karena pengambilan data risiko dan efek dilakukan pada satu saat yang bersamaan 2. Dibutuhkan jumlah subyek yang cukup banyak 3. Tidak menggambarkan perjalanan penyakit, insidens maupun prognosis 4. Tidak praktis untuk meneliti kasus yang sangat jarang 5. Dapat terjadi bias prevalens dan bias insidens. Syukron AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes METODOLOGI PENELITIAN S1-KESEHATAN MASYARAKAT KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami konseptualisasi teori POKOK BAHASAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA SUB POKOK BAHASAN 1.Tinjauan Pustaka (Landasan Teori) 2.Kerangka Teori Sistematika Proposal 1. Judul penelitian 2. BAB I Pendahuluan a. Latar belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan penelitian d. Manfaat penelitian 3. BAB II Tinjauan Pustaka a. Landasan Teori b. Kerangka Teori DEFINISI TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka adalah uraian sistematis tentang penemuan dan analisis elemen-elemen teori (variable), yang bersumber dari text book, jurnal, laporan penelitian, dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan dengan masalah-masalah penelitian Hal-hal apa saja yang dibahan dalam tinjauan Pustaka ? a.Uraian mendalam berbagai aspek teoritis yang mendasari penelitian b.Rincian uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang c.Hubungan antar variable yang diteliti Bagaimana bentuk pembahasan dalam tinjauan Pustaka ? a. Tidak perlu membahas seluruh aspek dari masalah yang diteliti seperti penulisan buku ajar. Yang diperlukan adalah cukup tinjauan komprehensif terhadap aspek yang diteliti dari masalah tersebut dengan penekanan utama pada hubungan antar variabel yang diteliti dan variabel lain yang mungkin berperan. b. Beberapa pengertian dasar yang esensial perlu dikemukakan, namun tidak perlu panjang lebar seperti penulisan buku ajar. Darimana sumber informasi untuk tinjauan Pustaka ? a. Sumber pustaka seyogyanya cukup baru yakni minimal 3-5 tahun terakhir, agar informasi yang disampaikan update b. Beberapa buku ajar memiliki informasi yang sudah lama. Oleh karena itu, Informasi terbaru dapat diperoleh dari artikel jurnal terbaru yang relevan dengan masalah yang akan diteliti. c. Sumber informasi terkini dapat diperoleh dari on-line data base d. Selain itu, makalah dalam ceramah atau pertemuan ilmiah yang relevan dengan masalah penelitian dapat memberikan informasi terbaru. Bagaimana teknik penulisan dalam tinjauan Pustaka ? 1. Teknik penulisan ilmiah harus diperhatikan dengan benar. 2. Kalimat yang terlalu Panjang dan kalimat tanpa subyek, atau ejaan yang tidak sesuai EYD harus dihindari 3. Penulisan paragraf harus mengikuti alur pikir yang logis 4. Penulisan rujukan (sumber pustaka) dalam paragraf harus mengikuti aturan baku. CONTOH SISTEMATIKA PENULISAN TINJAUAN PUSTAKA Jika judulnya: “Kinerja Petugas TB dalam Pencapaian Angka Kesebuhan TB Paru di Puskesmas Kabupaten Sidrap” maka: A. Landasan Teori 1. Tinjauan Umum tentang Penyakit TB a. Etiologi penyakit TB b. Mekanisme penularan TB c. …….dst 2. Tinjauan Umum tentang Kinerja a. Definisi kinerja b……..dst 3. Tijauan Umum tentang Variabel yang Diteliti a. Pengetahuan b. Motivasi c…….dst Definisi Kerangka Teori Kerangka teori adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan factor-factor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka teori bertujuan untuk memberikan gambaran Batasan-Batasan tentang teori-teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang akan dilakukan. Prosedur Penyusunan Kerangka Teori 1. Melakukan kajian pustaka 2. Melakukan sintesa atau modifikasi antara teori yang satu dengan teori yang lain 3. Menyusun sendiri kerangka pemikiran secara logis, runtut dan rasional Gambar.1. Modifikasi teori kinerja Gibson dan Kemenkes RI (2009) Next to BAB III... POKOK BAHASAN BAB III KERANGKA KONSEP & HIPOTESIS SUB POKOK BAHASAN 1.Kerangka Konsep 2.Hipotesis DEFINISI KERANGKA KONSEP Kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep –konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Hal-hal dalam kerangka konsep a. Uraian singkat tentang variabel yang diteliti b. Gambar/ bentuk kerangka konsep yang memuat variabel-variabel yang diteliti dan hubungan antar variabel tersebut. c. Umumnya kerangka konsep dibuat dalam bentuk diagram d. Pembuatan kerangka konsep harus mengacu pada uraian teori dalam tinjauan pustaka Contoh kerangka konsep Jika judulnya: Kinerja petugas TB dalam Pencapaian Angka Kesembuhan TB Paru di puskesmas Kabupaten Sidrap Tahun 2022 Contoh Gambar kerangka konsep Contoh kerangka konsep (2) Jika judulnya: Hubungan kondisi fisik rumah dengan kejadian penyakit tuberkulosis di wilayah kerja puskesmas Sukorame tahun 2022 Contoh Gambar kerangka konsep (2) Ventilasi Lantai Pencahayaan Kejadian Tuberkulosis Ket: Kelembaban = Variabel independen Dinding = Variabel dependen = Variabel yang diteliti = Variabel yg tdk diteliti Definisi Hipotesis ❑ Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan penelitian, yang harus diuji validitasnya secara empiris. ❑ Hipotesis adalah jawaban sementara penelitian, dugaan atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. ❑ Tidak semua jenis penelitian memerlukan hipotesis. Survei atau studi eksploratif yang tidak mencari hubungan antar variabel, maka tidak memerlukan hipotesis. ❑ Hipotesis yang telah terbukti kebenarannya dinamakan tesis. Jenis Hipotesis HIPOTESIS KERJA/ ALTERNATIF Suatu rumusan hipotesis dengan tujuan untuk membuat ramalan tentang peristiwa yang terjadi apabila suatu gejala muncul. HIPOTESIS NOL/ STATISTIK Suatu rumusan hipotesis yang dibuat untuk menyatakan sesuatu kesamaan atau tidak adanya suatu perbedaan yang bermakna antara kedua kelompok atau lebih mengenai suatu hal yang dipermasalahkan. Contoh Rumusan Hipotesis Ada hubungan antara luas kamar dengan kejadian tuberkulosis Ada perbedaan efek samping obat antara kelompok kontrol dengan kelompok perlakuan setelah dilakukan intervensi Larutan bawang putih lebih efektif sebagai larvasida dibanding lauran serai dll. Syukro METODOLOGI PENELITIAN AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes. IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI Kemampuan Akhir yang Diharapkan Mahasiswa mampu memahami dasar dilakukannya penelitian POKOK BAHASAN BAB I PENDAH ULUAN SUB POKOK 1. BAHASAN Rumusan Masalah 2. Tujuan 3. Manfaat RUMUSAN MASALAH DEFINISI RUMUSAN MASALAH “Rumusan masalah adalah uraian pertanyaan penelitian yang harus dicari jawabannya melalui proses penelitian” SYARAT 1 RUMUSAN Hendaknya disusun dalam kalimat tanya 2 MASALAH Harus bersifat khas, tajam, jelas dan cermat. 3 Jika terdapat “banyak” pertanyaan penelitian, hendaknya diformulasikan secara terpisah Contoh rumusan Bagaimana kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor pengetahuan, masalah: motivasi, sikap dan kompensasi di Puskesmas Kabupaten Sidrap ? Bisa juga dijabarkan jika terdapat banyak pertanyaan: 1. Bagaimana kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor pengetahuan di Puskesmas Kabupaten Sidrap ? 2. Bagaimana kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan factor motivasi di Puskesmas Kabupaten Sidrap? 3. Bagaimana kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor sikap di Puskesmas Kabupaten Sidrap? 4. Bagaimana kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor kompensasi di Puskesmas Kabupaten Sidrap? TUJUAN PENELITIAN DEFINISI TUJUAN Tujuan penelitian adalah suatu indikasi ke arah mana atau data apa yang akan PENELITIAN dicari melalui penelitian SYARAT TUJUAN 1 Observable PENELITIAN 2 Measurabl e KLASIFIKASI 1 TUJUAN Tujuan mengacu pada aspek yang PENELITIAN Umum lebih luas dan bersifat Contoh : umum. Mengetahui kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor kinerja di Puskesmas Kabupaten Sidrap KLASIFIKASI 2 TUJUAN Tujuan Penjabaran dari tujuan umum dengan Khusus secara jelas hal-hal yang PENELITIAN menguraikan akan Contoh : diamati dan diukur dalam penelitian. 1. Mengetahui kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor pengetahuan di Puskesmas Kabupaten Sidrap 2. Mengetahui kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor motivasi di Puskesmas Kabupaten Sidrap 3. Mengetahui kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor sikap di Puskesmas Kabupaten Sidrap 4. Mengetahui kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru berdasarkan faktor kompensasi di Puskesmas Kabupaten Sidrap MANFAAT PENELITIAN DEFINISI ManfaatMANFAAT penelitian adalah kegunaan hasil penelitian, baik kepentingan pengembangan PENELITIAN program maupun kepentingan ilmu pengetahuan KLASIFIKASI 1 MANFAAT Manfaat Praktis PENELITIAN a. Institusi tertinggi (Indonesia/Propinsi) b. Institusi lokasi Penelitian Contoh : Hasil penelitian ini akan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah dan khususnya dinas kesehatan kabupaten sidrap dalam rangka meningkatkan capaian angka kesembuhan TB Paru di puskesmas wilayah kabupaten sidrap KLASIFIKASI 2 MANFAAT Manfaat Ilmiah/Teoritis PENELITIAN Manfaat pada ilmu pengetahuan Contoh : Hasil penelitian ini akan menambah khasanah ilmu pengetahuan sebagai upaya meningkatkan wawasan tentang kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesmbuhan TB Paru KLASIFIKASI 3 MANFAAT Manfaat bagi PENELITIAN peneliti Pengalaman Contoh : Penelitian ini akan menambah pengalaman dan wawasan peneliti dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari bangku kuliah KLASIFIKASI 4 MANFAAT Manfaat bagi PENELITIAN masyarakat Manfaat yang diperoleh atas partisipasinya dalam penelitian tersebut. Contoh : Penelitian ini akan memberi pemahaman kepada masyarakat khususnya penderita TB dalam menjalani pengobatan TB secara teratur agar dapat dinyatakan sembuh Next to BAB II... METODOLOGI PENELITIAN AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes. IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu memahami dasar dilakukannya penelitian POKOK BAHASAN BAB I PENDAHULUAN SUB POKOK BAHASAN 1. Identifikasi masalah 2. Judul penelitian 3. BAB I Pendahuluan Apa yang anda pikirkan ketika berbicara tentang proposal ??? Sudah siapkah anda menyusun proposal ? Identifikasi masalah TEORI ? FAKTA MASALA H KERANGKA TEORI KERANGKA KET. : GENERALISASI KONSEP = HIPOTESIS DEDUKSI METODE PENELITIAN = INDUKSI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA SIKLUS METODE HASIL & John Dewey KESIMPULAN ILMIAH MASALAH : …… ? Perbedaan antara harapan dengan kenyataan. Bagaimana menganalisis masalah ? Apakah setiap berbeda harapan dengan kenyataan selalu layak diangkat sebagai masalah. … ? INDIKATOR PENILAIAN MASALAH : 1. Prevalensi/insidensi/ % / target / dll 2. Infact = dampak = Urgensi 3. Trend = kecenderungan (5 atau 3 thn) 4. Preventability 5. Cost analysis 6. Hukum / adat istiadat Bagaimana menilai besaran masalahnya ? Penyakit : Morbiditas: 🡪 Prev. / Insidensi Mortalitas : 🡪 Perv / Insidensi Bukan Penyakit : Kegagalan / tidak tercapainya program tertentu yang memberi ancaman tertentu yang sifatnya serius. (SERIOUSNESS) : Angka Morbiditas 🡪 (Prev / Insidensi ) Angka Mortalitas 🡪 (Prev / Insidensi ) Keresahan yang timbul Bagaimana menganalisis besaran masalah ? 1. NILAI PREVALENSI / INSIDENSI SECARA INTERNATIONAL 2. NILAI PREVALENSI / INSIDENSI SECARA NASIONAL 3. NILAI PREVALENSI/ INSIDENSI SECARA REGIONAL 4. NILAI PREVALENSI / INSIDENSI PROPINSI 5. NILAI PREVALENSI / INSIDENSI KABUPATEN 6. NILAI PREVALENSI / INSIDENSI LOKAL Analisis besaran masalah dapat menggunakan model Piramida terbalik International Nasional Regional Provinsi Kab/ Kota Lokal Dari mana sumber data penelitian ? DATA KESEHATAN Data WHO Data ASEAN Profil Kesehatan RI Profil Kesehatan Provinsi WHO Profil Kesehatan Kabupaten Profil Kesehatan Lokal DATA BPS ASEAN DATA SDKI DATA SKRT RI DATA RISKESDAS JURNAL Provinsi Internasional Nasional Kab/Kota LAPORAN : RS Lokal Penelitian (skripsi/thesis/disertasi) CONTO H : : HARAPAN Program penanggulangan tuberkulosis melalui strategy DOT’S, diharapakan angka kesembuhan tuberkulosis di seluruh puskesmas yang berada di wilayah kabupaten sidrap sesuai dengan angka kesembuhan tingkat kabupaten sidrap dengan standar WHO minimal 85%. KENYATAAN : Fakta menunjukkan angka kesembuhan tuberkulosis kabupaten sidrap pada tahun 2010 sebesar 90,45% dan merupakan salah satu dari 10 kabupaten dengan angka kesembuhan tertinggi di Sulawesi selatan. Namun demikian, faktanya tidak semua puskesmas di kabupaten sidrap mencapai standar nasional. Tercatat sebanyak 10 (65%) puskesmas dengan angka kesembuhan dibawah standar nasional. PERBEDAAN : Kesenjangan antara pencapaian angka kesembuhan Bagaimana menganalisis masalah ? 120 100 8 angka kesembuhan (%) 80 5 60 40 20 0 n ti s a e oi ka lo ita... u ae g gi ae ang ra n i e n w k u r e kk w a n o n g Ba a k aj w a ilo K p a u T a ru la ci r D pa app M ng a B Am nr B B e n m a L Ta La E R P Ket : = mencapai target WHO ≥ 85% = tidak mencapai target WHO < 85% (sebanyak 10 (65%) Puskesmas ) Masalah apa yang ditemukan ? Adanya kesenjangan antara capaian angka kesembuhan tuberkulosis tingkat kabupaten sidrap dengan capaian tingkat puskesmas. Angka kesembuhan kabupaten sebesar 90,5%. Capaian ini sudah melebihi standar WHO minimal sebesar 85%. Disisi lain, tidak semua puskesmas di wilayah kabupaten sidrap mencapai target tersebut. Tercatat 65% puskesmas belum memenuhi standar yang ditetapkan. Pencapaian angka kesembuhan menunjukkan kinerja petugas TB dalam pengobatan penderita TB. Dengan demikian, rendahnya angka kesembuhan menunjukkan adanya masalah pada kinerja petugas TB. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB di Puskesmas Kabupaten Sidrap. JUDUL PENELITIA N Ketentuan dalam penyusunan judul penelitian 1. Judul hendaknya singkat, jelas, dan tegas 2. Umumnya terdiri dari 6 – 10 kata 3. Isi judul mencakup : MAKSUD dan TUJUAN PENLITIAN JENIS VARIABEL YANG TERLIBAT HUBUNGAN VARIABEL SUBYEK PENELITIAN ALAT UKUR ARAH DARI MASALAH PENELITIAN Contoh Judul Penelitian : Kinerja Petugas TB dalam Pencapaian Angka Kesembuhan TB Paru di Puskesmas Kabupaten Sidrap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah C. Tujuan Penelitian D. Manfaat Penelitian A. Latar Belakang Uraian pada latar belakang hendaknya mencakup: 1. Pengantar 2. Uraian tentang urgensi penelitian 3. Uraian sistematis fakta utama dan pendukung 4. Uraian tentang penyebab masalah CONTOH : a. Pengantar Tuberkulosis secara global merupakan masalah kesehatan masyarakat di semua negara. Menurut WHO (2011) bahwa jumlah kasus baru penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis tersebut pada tahun 2010 tercatat 8,8 juta kasus dan jumlah kematian karena TB yaitu 1,4 juta jiwa. …………….. dst. CONTOH : b. Urgensi penelitian …………………….. Angka kesembuhan menunjukkan persentase pasien baru TB Paru BTA positif yang sembuh setelah selesai masa pengobatan diantara pasien baru TB Paru BTA positif yang tercatat. Angka kesembuhan yang rendah menunjukkan banyaknya pasien yang tidak sembuh dari pengobatan. Pasien yang tidak sembuh atau tidak menjalani pengobatan sesuai ketentuan akan berpotensi meningkatkan penularan TB sehingga berdampak pada tingginya kasus tuberkulosis……………dst. CONTOH : c. Uraian fakta utama dan pendukung …………………………… Meskipun target indikator telah berhasil dicapai di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten, tetapi tidak semua puskesmas di Kabupaten Sidrap mencapai target nasional. Menurut Dinkes Sidrap (2011) bahwa pada tahun 2010 terdapat 65% (9 puskesmas) yang tidak mencapai target WHO sebesar 85% dari 14 puskesmas yang berada di wilayah Kabupaten Sidrap. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan penanggulangan TB di tingkat puskesmas dalam rangka mengevaluasi kinerja pelaksanaan kegiatan program TB secara nasional. Hasil evaluasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan rencana tindak lanjut kegiatan yang diwujudkan dalam perencanaaan pelaksanaan kegiatan penanggulangan TB pada waktu mendatang…………….….dst. CONTOH: d. Uraian tentang penyebab masalah Menurut Kemenkes (2012) bahwa untuk mencapai angka kesembuhan yang tinggi, pengobatan TB membutuhkan peran dan kinerja yang baik dari tenaga kesehatan. Oleh karena itu, pencapaian angka kesembuhan menunjukkan kinerja dari Petugas TB. Penyebab utama rendahnya angka kesembuhan adalah faktor pengobatan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya PMO dari petugas. Kinerja petugas TB dalam melakukan pengobatan TB Paru tidak terlepas dari faktor yang berhubungan dengan kinerja petugas itu sendiri. Menurut teori kinerja yang dikemukakan oleh Gibson dalam Gari (2009) bahwa tiga faktor yang mempengaruhi perilaku kerja dan kinerja individu yaitu; faktor individu, faktor organisasi dan faktor psikologis. Kelompok faktor individu terdiri dari variabel kemampuan dan keterampilan, pengetahuan, latar belakang pribadi dan demografis. Faktor psikologis terdiri dari variabel persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi dan kepuasan kerja. Sedangkan faktor organisasi terdiri dari variabel sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Berbagai penelitian sebelumnya telah mengkaji variabel dari ketiga faktor tersebut. Namun hasil penelitian terkait variabel pengetahuan, motivasi, sikap dan kompensasi belum konsisten sehingga penting untuk diteliti kembali. Selain itu, penelitian sebelumnya hanya meneliti salah satu atau sebagian variabel tersebut………..dst ……………………………………………………………………. ………………………………………………………………… Berdasarkan berbagai fakta mengenai TB, teori para ahli dan hasil penelitian sebelumnya, maka perlu dilakukan penelitian mengenai kinerja petugas TB dalam pencapaian angka kesembuhan TB Paru di Puskesmas Kabupaten Sidrap. Next to rumusan masalah… METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF AKHMADI ABBAS, S.KM., M.Kes. PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT IIK BHAKTI WIYATA KEDIRI KOMPETENSI AKHIR YANG DIHARAPKAN “Mahasiswa mampu memahami prinsip dasar penelitian dan metodologi penelitian kuantitatif” POKOK BAHASAN Prinsip Dasar Penelitian dan Metodologi Penelitian Kuantitatif SUB POKOK BAHASAN 1 FILSAFAT PENELITIAN 2 SIKLUS METODE ILMIAH 3 TUJUAN PENELITIAN PERAN PENELITIAN DALAM 4 KEHIDUPAN 5 PROSES PENELITIAN KUANTITATIF Pengetahuan dan Ilmu Pengetahuan Ilmu Hasil tahu dari manusia Tidak sekedar menjawab yang sekedar menjawab pertanyaan “what”, pertanyaan “what” dari melainkan akan suatu objek. menjawab contoh: apa itu air ? pertanyaan :””why” dan “how” contoh: mengapa air mendidih bila dipanaskan ? Notoatmodjo (2010) Ilmu dan Penelitian Ilmu Penelitian Suatu pengetahuan yang Suatu usaha penyelidikan terurai secara sistematis dan terorganisasi, yang hati-hati dan secara mempunyai teratur terhadap suabtu metode dan bersifat objek tertentu untuk universal memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran Notoatmodjo (2010) HUBUNGAN ILMU DAN PENELITIAN Almack (1930) PENELITIA ILMU N HASI PROS L ES Penelitian pada prinsipnya adalah metode yang digunakan oleh ilmu untuk memperoleh kebenaran empiris. Atau dengan kata lain bahwa penelitian adalah metode ilmu pengetahuan (scientific method). Landasan Ilmu Landasan ontologis adalah tentang objek yang ditelaah ilmu. Landasan epistemologis adalah cara yang digunakan untuk mengkaji atau menelaah objek sehingga diperoleh ilmu tersebut. Landasan aksiologis adalah berhubungan dengan penggunaan ilmu tersebut dalam rangka memenuhi kebutuhan manusia. Notoatmodjo (2010) Contoh Mycobacterium tuberculosis adalah penyebab penyakit tuberkulosis. Hal tersebut dibuktikan melalui pemeriksaan sampel sputum penderita dengan menggunakan mikroskop. Berdasarkan hal tersebut, maka ilmuan membuat formula obat anti tuberkulosis untuk mengobati penderita. TEORI ? FAKTA MASALA H KERANGKA TEORI KERANGKA KET. : GENERALISASI KONSEP = HIPOTESIS DEDUKSI METODE PENELITIAN = INDUKSI PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA SIKLUS John Dewey HASIL & KESIMPULAN METODE TUJUAN PENELITIAN Secara umum, penelitian bertujuan merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan menemukan jawaban-jawaban terhadap pertanyaan penelitian tersebut. Menurut Sutrisno Hadi (2001), penelitian bertujuan untuk : 1. Menemukan pengetahuan PERAN PENELITIAN DALAM KEHIDUPAN 1.Membantu manusia untuk meningkatkan kemampuannya dalam menginterpretasikan fenomena- fenomena yang terjadi di dalam masyarakat dan sekitarnya yang bersifat kompleks dan saling terkait. 2.Mempermudah dalam pencapaian tujuan yang diharapkan 3.Sebagai pemberi rekomendasi 4.Sebagai alat perencanaan untuk melakukan kegiatan selanjutnya. 5.Dapat mengatasi atau menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi. 6.Sebagai alat dalam pengambilan keputusan. 7.Sebagai media untuk perkembangan ilmu pengetahuan, melalui penelitian yang dijalankan dapat ditemukan sesuatu yang baru ataupun penyempurnaan pengetahuan yang telah ada DEFINISI PENELITIAN KUANTITATIF Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang menjelaskan suatu fenomena dengan mengumpulkan data numerik yang dianalisis menggunakan metode berbasis matematis (dalam statistic tertentu) (Cresswell) PROSES PENELITIAN KUANTITATIF 1. Perumusan masalah-masalah penelitian 2. Penelusuran/pengkajian teori atau Pustaka 3. Penyusunan hipotesis 4. Penyusunan rancangan penelitian 5. Pengumpulan data 6. Pengolahan dan analisis data 7. Penulisan dan pembuatan laporan SISTEMATIKA UMUM PROPOSAL PENELITIAN 1. Judul penelitian 2. BAB I Pendahuluan a. Latar belakang b. Rumusan Masalah c. Tujuan penelitian d. Manfaat penelitian 3. BAB II Tinjauan Pustaka a. Landasan Teori b. Kerangka Teori 4. BAB III Keranga Konsep dan Hipotesis 5. BAB IV Metodologi penelitian a. Desain penelitian b. Lokasi dan waktu penelitian c. Populasi, sampel dan teknik sampling d. Variabel penelitian e. Definisi opersional f. Instrumen penelitian g. Prosedur pengumpulan data h. Pengolahan dan analisis data i. Kerangka kerja 6. BAB V HASIL PENELITIAN 7.BAB VI PEMBAHASAN 8.BAB VII PENUTUP a. Kesimpulan b. Saran 9. DAFTAR PUSTAKA Thank you...