Makalah Nahwu (Arabic Grammar) PDF 2024/2025
Document Details
Uploaded by InvaluableFairy2046
Universitas Islam Negeri
2024
Abdul Faat Harahap, Khautsar Junandar
Tags
Summary
This research paper is about Arabic grammar (nadwu) and covers the concepts of kalam and kaliamat. It was written by Abdul Faat Harahap and Khautsar Junandar for a course at Universitas Islam Negeri in Padangsidimpuan in 2024/2025.
Full Transcript
MAKALAH اﻟﻜﻠﻤﺔ واﻟﻜﻼم Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Al-Nahwu Al-Asasy Dosen Pengampu : Bapak Ali Nasrun Lubis, S.Ag,M.Pd. Disusun oleh : Abdul Faat Harahap (2320400044)...
MAKALAH اﻟﻜﻠﻤﺔ واﻟﻜﻼم Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Al-Nahwu Al-Asasy Dosen Pengampu : Bapak Ali Nasrun Lubis, S.Ag,M.Pd. Disusun oleh : Abdul Faat Harahap (2320400044) Khautsar Junandar (2320400033) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYEKH ALI HASAN AHMAD ADDARY PADANGSIDIMPUAN T.A 2024/2025 KATA PENGANTAR Puji dan Syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini, dan atas pertolongan-Nya kami dapat Menyusun makalah yang berjudul “”اﻟﻜﻠﻤﺔ واﻟﻜﻼم. Terimakasih kami ucapkan kepada bapak dosen yang membimbing kami dalam sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya tanpa ada kendala yang berarti. Dalam hal ini kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini, karena kami menyadari masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan kami. Oleh karena itu, kami senantiasa menerima kritik dan saran dari bapak dosen dan teman teman sekalian. Akhir kata, semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya. Terimakasih. Padangsidimpuan, 6 September 2024 Penulis i DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..............................................................................................................................i BAB I........................................................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 1 A. LATAR BELAKANG................................................................................................................ 1 B. RUMUSAN MASALAH........................................................................................................... 1 C. TUJUAN........................................................................................................................................ 2 BAB II......................................................................................................................................................... 3 PEMBAHASAN....................................................................................................................................... 3 A. PENGERTIAN KALAM DAN KALIMAT...................................................................... 3 1. Pengertian Kalam...................................................................................................................... 3 B. PENGERTIAN KALAM DAN KALIMAT...................................................................... 5 1. Isim.............................................................................................................................................. 5 2. Fi’il............................................................................................................................................... 6 3. Huruf............................................................................................................................................ 8 BAB III..................................................................................................................................................... 10 PENUTUP................................................................................................................................................ 10 A. KESIMPULAN.......................................................................................................................... 10 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................... 11 ii BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kajian ilmu nahwu, pemahaman tentang kalam dan kalimat sangatlah fundamental. Kalam, yang berarti ucapan atau pernyataan, memiliki peranan penting dalam menyampaikan makna dan informasi. Dalam konteks nahwu, kalam diartikan sebagai satuan bahasa yang tersusun dari beberapa kalimat yang memiliki struktur dan aturan tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa kalam tidak hanya sekadar kumpulan kata, tetapi juga harus memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat dianggap sebagai ucapan yang bermakna. Pentingnya kajian ini terletak pada kemampuan kalam untuk memberikan faidah atau manfaat yang jelas kepada pendengar atau pembaca. Dalam ilmu nahwu, kalimat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan strukturnya, seperti kalimat nominal dan kalimat verbal, yang masing-masing memiliki aturan dan fungsi yang berbeda. Pemahaman yang mendalam tentang kalam dan kalimat akan membantu dalam menganalisis dan memahami teks-teks bahasa Arab, serta meningkatkan kemampuan berbahasa secara keseluruhan. Dengan demikian, makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi konsep kalam dan kalimat dalam ilmu nahwu, serta bagaimana keduanya berinteraksi dalam pembentukan makna. Diharapkan, pembahasan ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas mengenai pentingnya struktur bahasa dalam komunikasi, serta memperkaya pengetahuan pembaca tentang kaidah- kaidah nahwu yang mendasari penggunaan kalam dan kalimat. B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa itu kalam dan pembagiannya? 2. Apa itu kaliamt dan pembagiannya? 1 C. TUJUAN 1. Memahami konsep kalam. 2. Memahami konsep kalimat. 2 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN KALAM DAN KALIMAT 1. Pengertian Kalam اﺳﻢ و ﻓﻌﻞ و ﺣﺮف ﺟﺎء ﳌﻌﲎ: واﻗﺴﻤﻪ ﺛﻼﺛﺔ, ﺎﺑﻟﻮﺿﻊ, اﳌﻔﻴﺪ, اﻟﻜﺮﻛﺐ, ﻫﻮ اﻟﻠﻔﻆ: اﻟﻜﻼم Artinya :” Kalam ialah lafazh yang tersusun dan bermakna lengkap. Maksudnya, kalam menurut istilah ahli ilmu Nahwu, ialah harus memenuhi empat syarat, yaitu: isim, fi’il, dan huruf.” 1 Terdapat perbedaan terhadap penyebutan istilah “kata” dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab. Jika dalam bahasa Indonesia disebut “kata”, maka dalam bahasa Arab disebut “kalimah”. Kumpulan kata dalam bahasa Indonesia disebut “kalimat”, sedangkan kumpulan kata dalam bahasa Arab disebut “jumlah”. 2 a. Lafadz ف اﳍِ َﺠﺎﺋِﻴﱠ ِﺔ ِ اﳊﺮ ِ ﺼ ْﻮةُ اﻟْ ُﻤ ْﺸﺘَ ِﻤﻞ َﻋﻠَﻰ ﺑَـ ْﻌ ُْْ ﺾ ُ اﻟ ﱠ Artinya :“suara yang mengandung sebagian huruf hijaiyah” Artinya suatu kalam harus ada lafazh, dan yang dimaksud lafazh adalah suara yang mengandung huruf hijaiyah sehingga bisa ditulis dengan huruf hijaiyah. Apabila 1 Moch Anwar, Ilmu Nahwu, (Bandung :Sinarbaru Algensindo, 2009), h. 3 2 Muh Haris Zubaidillah, “Pengantar Ilmu Nahwu Belajar Bahasa Arab Sampai Bisa,” h. 1-7, diakses 7 September 2024, https://doi.org/10.31219/osf.io/gm5e7. 3 ada suara tapi tidak bisa ditulis dengan huruf hijaiyah, maka tidak bisa dikatakan sebagai lafazh. b. Murakkab ِ ْ ََﻣﺎ ﺗَـﺮﱠﻛﺐ ِﻣ ْﻦ َﻛﻠِﻤﺘ ﲔ ﻓَﺎَ ْﻛﺜَـَﺮ َ ُ َ Artinya : “kalimat yang tersusun dari dua kata atau lebih” Artinya setelah ada lafazh, maka lafazh itu harus tersusun, minimal tersusun dari 2 kata seperti ( َز ْﯾ ٌﺪ ﻗَﺎﺋِ ٌﻢZaid telah beridiri). c. Mufid ت ِﻣ َﻦ اﳌﺘَ َﻜﻠِِّﻢ َواﻟ ﱠﺴ ِﺎﻣ ِﻊ َﻋﻠَْﻴـ َﻬﺎ ُ َﻣﺎ اَﻓَ َﺎد ﻓَﺎﺋِ َﺪةٌ َْﳛ ُﺴ ُﻦ اﻟ ﱡﺴ ُﻜ ْﻮ ُ Artinya : “lafadz yang dapat memberikan pemahaman yang sempurna sekiranya pembicara dan pendengar diam (tidak memberikan tanggapan)” Ketika pembicara menyampaikan sesuatu, pendengar diam karena sudah mengerti atas apa yang diucapkan pembicara tanpa timbul pertanyaan. Suatu ungkapan itu akan dikatakan sebagai kalam apabila ungkapan itu bisa dipahami oleh kedua belah pihak, baik yang berbicara maupun yang mendengarkan, misalnya ( َز ْﯾ ٌﺪ ﻗَﺎﺋِ ٌﻢZaid telah beridiri). Apabila ada ungkapan yang tersusun dari beberapa kata tetapi maksudnya tidak bisa dipahami oleh yang mendengar maka tidak bisa disebut sebagai kalam, misalnya ( ا ِْن َز ْﯾ ٌﺪ ﻗَﺎﺋِ ٌﻢjika Zaid telah beridiri), dan itu akan menjadi kalam apabila disebutkan lanjutannya seperti ( ﻗَﺎ َم ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪMuhammad juga berdiri) sehingga menjadi ا ِْن ) ﻗَﺎ َم َز ْﯾ ٌﺪ ﻗَﺎ َم ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪjika Zaid berdiri, maka Muhammad juga berdiri). Demikian pula jika ucapan kalam diucapkan dalam keadaan tidak sadar atau tidak dalam keadaan disengaja, maka tidak bisa disebut sebagai kalam. d. Bil Wad’i اﻟﻌَﺮِﰉ َ ﺼ ُﺪ ْ ﺿ ِﻊ اﻟ َﻘ ْ اَﻟْ َﻮ 4 Artinya : “menggunakan Bahasa Arab” Ada dua kemungkinan mengenai makna yang terkandung dari kata ﺿ ِﻊ ْ ا َ ْﻟ َﻮ ْ َ اﻟﻘartinya bahwa lafadz yang tersusun serta tersebut. Yang pertama adalah ﺼ ُﺪ memberikan pengertian sempurna itu “dimaksudkan” oleh pembicara, ada juga yang ْ ا َ ْﻟ َﻮitu maksudnya adalah ﺿﻊِ اﻟﻌَ َﺮﺑِﻰ mengartikan bahwa ِﺿﻊ ْ ا َ ْﻟ َﻮartinya bahwa lafadz yang sudah tersusun dan memberikan pengertian sempurna tersebut sudah sesuai dengan wadlo (peletakan makna) yang telah ditetapkan oleh orang Arab. 3 2F Sesuatu yang sengaja diucapakan oleh orang yang berbicara. Dalam hal ini maka tiada termasuklah kalam-kalam orang yang lagi mengigau. B. PENGERTIAN KALAM DAN KALIMAT Para ulama nahwu telah membagi kalam menjadi tiga macam, yakni kalimat isim, kalimat fi’il dan huruf. 1. Isim ٍ ﺖ ﻋﻠَﻰ ﻣﻌﲎ ِﰲ ﻧَـ ْﻔ ِﺴﻬﺎ و َﱂ ﺗَـ ْﻘ َِﱰ ْن ﺑِﺰﻣ ِ ِ ﺿ ًﻌﺎ ْ ﺎن َو ََ َ َ ً ْ َ َ ْ اﻻ ْﺳ ُﻢ ُﻫ َﻮ َﻛﻠ َﻤﺔٌ َدﻟﱠ Isim secara bahasa artinya kata yang menunjukkan yang dinamai. Isim menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada dirinya dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun, contohnya ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ. 4 Isim adalah setiap kata yang menunjukkan kepada manusia, hewan, tumbuhan, benda mati, tempat, waktu, sifat atau makna yang tidak berkaitan dengan waktu. 3 Abu Muhammad Agus Waluyo, “Panduan Praktis Belajar Bahasa Arab Akrab Nahwu,” t.t., h. 3, 4 Abd al-Hamid, At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al-Ajurumiyyah (Bekasi : Maktabah Al- Wadi, t.t.) , h. 7. 5 Tanda isim adalah: a. Dapat ditanwin di akhir kata, contohnya ﻗَﻠَ ٌﻢ. ُ َ اﻟ ِﻜﺘ b. Dapat dimasuki oleh الpada awal kata, contohnya ﺎب c. Dapat dimasuki oleh huruf nida’ (panggilan) pada sebelum kata, contohnya ﯾَﺎ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٌﺪ d. Dapat dimajrurkan oleh huruf jar sebelum kata, contohnya ﺖ ِ ﻓِ ْﻲ ﺑَ ْﯿ ﺴﻦُ اﻟ ﱠ e. Dapat di-idhofah-kan, contohnya ﺸ َﺠ َﺮ ِة ُ ْ ﻏ ُ َ اﻟ ِﻜﺘ5 f. Dapat di-isnad ilaih, contohnya ﺎب ُﻣ ِﻔ ْﯿ ٌﺪ Disamping itu, isim juga terbagi 5, yaitu : a. Isim berdasarkan jumlah (Mufrad, Tasniyah, Jamak) b. Isim berdasarkan jenis (Mudzakkar dan Muannats) c. Isim dari segi keumuman dan kekhususan (Ma’rifah dan Nakirah) d. Isim dari segi penerimaan tanwin (Musharif dan Ghairu Munsharif) e. Isim ditinjau dari perubahan akhir kata (Mu’rab dan Mabniy) 6 2. Fi’il ٍ ﺖ ﺑِﺰﻣ ِ ِ ِ ﺿ ًﻌﺎ ْ ﺎن َو َ َ ْ َﺖ َﻋﻠَﻰ َﻣ ْﻌ ًﲎ ِﰱ ﻧَـ ْﻔﺴ َﻬﺎ َو اﻗََْﱰﻧ ْ اﻟﻔ ْﻌ ُﻞ ُﻫ َﻮ َﻛﻠ َﻤﺔٌ َدﻟﱠ Umumnya fi’il dikenal dalam bahasa Indonesia sebagai kata kerja. Fi’il secara bahasa adalah peristiwa. Adapun fi’il dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada waktu tertentu dari tiga waktu. Tiga waktu itu adalah: َ َ َﻛﺘ a. Fi’il Madhi (lampau), contohnya ﺐ b. Fi’il Mudhori’ (sedang atau akan datang), contohnya ﯾَ ْﻜﺘ ُُﺐ c. Fi’il Amar (perintah), contohnya ا ُ ْﻛﺘ ُُﺐ7 5 Fu’ad Ni’mah, Mulakhkhash Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah (Surabaya: Al- Hidayah, t.t.), h. 17-18. 6 Abu Razin dan Ummu Razin, Ilmu Nahwu Untuk Pemula (Depok: Pustaka BISA, 2015), h. 21, 7 Abd al-Hamid, At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al-Ajurumiyyah (Bekasi : Maktabah Al- Wadi, t.t.) , h. 7-8. 6 Tanda Fi’il : a. Bertemu ta' fa'il atau ta' mutaharrik Tanda kalimah fi'il yaitu patut bertemu dengan ta' fa'il atau ta' mutaharrik, isyaroh bait ‘‘’’ﺑﺘﺎء ﻓﻌﻠﺖ. Ta' fa'il adalah ta' berharakat yang menunjukkan pelaku suatu pekerjaan, yang terletak pada akhir fi'il madhi. Jika ta' fa'il berharakat dhammah untuk mutakallim ( ُ)ت, jika berharakat fathah untuk mukhotob ( َ)ت, jika berharakat kasrah maka untuk ِ ). Contoh, ( ﻧَﺼ َْﺮتُ َﺧﺎ ِﻟﺪًاsaya telah menolong Khalid). mukhotobah (ت b. Bertemu dengan ta' ta'nits sakinah Tanda kalimah fi'il yang kedua adalah bertemu dengan ta' ta'nis sakinah, isyaroh bait ‘‘’’و أﺗﺖ. Yaitu ta' yang menunjukkan jenis kelamin wanita. Contoh fi'il bertemu ta' ta'nits : ( ﻗَ َﺮﺋ َﺖْ ِﻛﺘَﺎﺑًﺎdia (pr) membaca buku/kitab). Penyebutan kata sukun ( )اﻟﺴﺎﻛﻨﺔpada ta' ta'nis dimaksudkan untuk membedakan dengan ta' ta'nis berharokat yang bisa masuk pada kalimah isim dan kalimah huruf. Contoh ta' ta'nits berharakat : ٌﺴ ِﻠ َﻤﺔ ْ ( ٰھ ِﺬ ِه ُﻣini orang Islam (pr)), ﺳﺎﻋَﺔَ َﻣ ْﻨﺪ َِم َ َ( َو َﻻتtidak ada waktu penuh penyesalan). c. Bertemu ya' fa'ilah Ya' fa'ilah adalah tanda kalimah fi'il yang berfungsi untuk menunjukkan jenis kelamin wanita, isyaroh bait ‘‘’’وﯾﺎء إﻓﻌﻠﻰ. Jenis ya' ini dapat kita temuakan pada fi'il amr dan fi'il mudlari'. Contoh fi'il bertemu ya' fa'ilah : (ﺗَﻌَﻠﱠ ِﻤﻲbelajarlah (pr)), (ﯾَ ْﻔﺘ َ ِﺤ ْﯿﻦَ ﺑَﺎﺑًﺎengkau (pr) akan membuka gerbang). d. Bertemu nun taukid Tanda fi'il yang terakhir yaitu patut bertemu dengan nun taukid, isyaroh bait ‘‘ و ﻧﻮن ّ ’’أﻗﺒﻠﻦ, baik itu nun taukid tsaqilah (berat), yaitu nun taukid yang berat saat diucapkan sebab bertasydid, dan nun taukid khafifah (ringan), yaitu nun taukid yang ringan saat 7 diucapkan sebab tidak bertasydid. Nun taukid ini mempunyai fungsi sebagai pentaukid atau penguat kalimah yang dimasukinya. ِ ﺴﻔَﻌَ ْﻦ ِﺑﺎﻟﻨﱠ Contoh fi'il bertemu nun taukid : ﺎﺻﯿَ ِﺔ ْ َ(◌َ ﻧsungguh kami akan tarik ubun- ubunnya). 3. Huruf Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama dengan kata yang lain. 11 Huruf secara bahasa memiliki arti huruf seperti yang kita kenal dalam bahasa Indonesia yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam bahasa Arab kita mengenal 28 huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah melainkan huruf hijaiyah yang memiliki arti seperti : ( كseperti) ,( سakan), ( وdan), ( فmaka), ( بdengan), ( لuntuk). Huruf yang dimaksud disini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu huruf saja, tetapi juga yang disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki makna. Adapun tanda- tanda kalimah huruf yaitu tidak adanya tanda-tanda dari kalimah isim dan fi'il. Seperti ba' huruf jer, yang sama sekali tidak memiliki tanda-tanda dari kalimah isim dan fi'il, maka patut disebut sebagai kalimah huruf. Contoh lainnya seperti huruf ﻟَ ْﻢ, yaitu huruf yang masuk pada fi'il, yang berfungsi menjazemkan fi'il. Disebut kalimah huruf sebab tidak adanya indikasi isim dan fi'il yang diperlihatkannya. Dan lain-lain. Pembagian huruf : a. Huruf mukhtash (khusus) Adalah kalimah huruf yang bersifat khusus pada suatu kalimah tertentu. Kalimah huruf jenis ini kemudian dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu khusus masuk pada isim (mukhtash bil ismi) seperti ﻋﻠَﻰ َ ،ﻋ ْﻦ َ ، ﻓِﻲ، ِإﻟﻰ،ﻣ ْﻦ, ِ dan khusus masuk pada fi'il (mukhtash bil fi'li), seperti ِإذَ ْن، ﻟَ ﱠﻤﺎ، ﻛَﻲ، ﻟَ ْﻦ،ﻟَ ْﻢ. Contoh huruf mukhtash : 1) ْ ُ ( أtuntutlah ilmu dari mulai lahir sampai ke liang lahad (meninggal). طﻠُﺒُﻮا اﻟ ِﻌ ْﻠ َﻢ ِﻣﻦَ اﻟ َﻤ ْﮭ ِﺪ إِﻟَﻰ اﻟﻠﱠﺤْ ِﺪ 8 2) ُ(( ﻟَ ْﻢ َﯾ ِﻠ ْﺪ َو ﻟَ ْﻢ ﯾ ُْﻮﻟَﺪAllah) tidak beranak dan tidak melahirkan pula). b. Huruf ghairu mukhtash (umum) Adalah huruf yang dapat masuk baik pada kalimah isim maupun kalimah fi'il. Seperti ھ َْﻞdan ﺛ ُ ﱠﻢ. Kedua kalimah huruf tersebut dapat masuk pada isim dan fi'il, tidak dikhususkan harus masuk pada kalimah tertentu seperti halnya huruf jer ﻓِﻰ. َ ُ (ھ َْﻞ أ َ ْﻗ َﺮأMaukah kusampaikan Contoh huruf ghairu mukhtash : ﻋﻠَ ْﯿ َﮭﺎ ِﻣ ْﻨﻚَ اﻟﺴ َﱠﻼ َم ؟ salammu kepadanya?). 9 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Al-kalam adalah lafadz yang tersusun dan berfaidah (mempunyai pengertian sempurna dengan disengaja) dalam bahasa Arab. Kalam dibagi menjadi tiga, yaitu: 1. Isim, menurut istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada dirinya dan tidak diasosiasikan dengan waktu apapun. 2. Fi’il dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah kata kerja. Adapun fi’il dalam istilah ahli nahwu adalah kata yang menunjukkan suatu makna pada waktu tertentu dari tiga waktu, yaitu lampau (Madhi), sedang atau akan datang (Mudhori’), dan perintah (Amar). 3. Huruf adalah setiap kata yang tidak bermakna kecuali jika bersama dengan kata yang lain. 10 DAFTAR PUSTAKA al-Hamid, A. (n.d.). At-Tuhfah as-Saniyyah bi Syarh al-Muqaddimah al-Ajurumiyyah. Bekasi: Maktabah Al-Wadi. Anwar, M. (2009). Ilmu Nahwu. Bandung : Sinarbaru Algensindo. Ni’mah, F. (n.d.). Mulakhkhash Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah. Surabaya: Al- Hidayah. Razin, A. (2015). Ilmu Nahwu Untuk Pemula. Depok: Pustaka BISA. Waluyo, A. M. (n.d.). “Panduan Praktis Belajar Bahasa Arab Akrab Nahwu,”. Zubaidillah, M. H. (2024, September 7). “Pengantar Ilmu Nahwu Belajar Bahasa Arab Sampai Bisa,”. Retrieved from https://doi.org/10.31219/osf.io/gm5e7. 11