Buku Antropologi SMA/MA Kelas XII 2022 PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Document Details

TidyKineticArt

Uploaded by TidyKineticArt

2022

Mohammad Adib, Tri Joko S. Haryono, Tauchid S. Hidajat, Suhariyanti, Siska C. Puspita

Tags

anthropology social studies culture sociology

Summary

This Indonesian high school anthropology textbook, published in 2022, covers various anthropological concepts including social cultural anthropology, culture, social and cultural systems, social organizations, cultural inheritance and change, and cultural diversity and national integration. It is designed for use in the national education system.

Full Transcript

ANTROPOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 2022 SMA/MA Kelas XII Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Dilindungi Undang-Undang Penafian: Buku ini disiapkan oleh Pemerin...

ANTROPOLOGI KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI 2022 SMA/MA Kelas XII Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Dilindungi Undang-Undang Penafian: Buku ini disiapkan oleh Pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan buku pendidikan yang bermutu, murah, dan merata sesuai dengan amanat dalam UU No. 3 Tahun 2017. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Buku ini merupakan dokumen hidup yang senantiasa diperbaiki, diperbarui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan yang dialamatkan kepada penulis atau melalui alamat surel [email protected] diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Antropologi untuk SMA/MA Kelas XII Penulis Mohammad Adib, Tri Joko S. Haryono Tauchid S. Hidajat Suhariyanti Siska C. Puspita Penelaah Myrtati Dyah Artaria Semiarto Aji Purwanto Penyelia/Penyelaras Supriyatno Lenny Puspita Ekawaty Berthin Sappang Awaliyah Nurina Utami Umri Kontributor Slamet Raharjo Rina Merliana Octora Manik Ilustrator Frisna Yulinda Natasya Editor Devi Ayu Aurora Nasution Desainer Frisna Yulinda Natasya Penerbit Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Dikeluarkan oleh Pusat Perbukuan Kompleks Kemdikbudristek Jalan RS. Fatmawati, Cipete, Jakarta Selatan https://buku.kemdikbud.go.id Cetakan Pertama 2022 ISBN 978-602-244-867-9 (no.jil.lengkap) 978-602-427-970-7 (jil.2) Isi buku ini menggunakan huruf Noto Serif 10/16 pt, Steve Matteson. xvi, 256 hlm, 17.6cm × 25cm. Kata Pengantar Pusat Perbukuan; Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan; Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi memiliki tugas dan fungsi mengembangkan buku pendidikan pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, termasuk Pendidikan Khusus. Buku yang dikembangkan saat ini mengacu pada Kurikulum Merdeka. Kurikulum ini memberikan keleluasaan bagi satuan/program pendidikan dalam mengimplementasikan kurikulum dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan kondisi satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Pemerintah dalam hal ini Pusat Perbukuan mendukung implementasi Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan dengan mengembangkan buku siswa dan buku panduan guru sebagai buku teks utama. Buku ini dapat menjadi salah satu referensi atau inspirasi sumber belajar yang dapat dimodifikasi, dijadikan contoh, atau rujukan dalam merancang dan mengembangkan pembelajaran sesuai karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Adapun acuan penyusunan buku teks utama adalah Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi No. 262/M/2022 Tentang Perubahan atas Keputusan Mendikbudristek No. 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran, serta Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Nomor 033/H/KR/2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka. Sebagai dokumen hidup, buku ini tentu dapat diperbaiki dan disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan keilmuan dan teknologi. Oleh karena itu, saran dan masukan dari para guru, peserta didik, orang tua, dan masyarakat sangat dibutuhkan untuk pengembangan buku ini di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini, Pusat Perbukuan menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini, mulai dari penulis, penelaah, editor, ilustrator, desainer, dan kontributor terkait lainnya. Semoga buku ini dapat bermanfaat khususnya bagi peserta didik dan guru dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Jakarta, Desember 2022 Kepala Pusat, Supriyatno NIP 196804051988121001 iii Prakata Antropologi merupakan disiplin ilmu yang mempelajari manusia secara utuh baik dari sisi biologi maupun sosial kebudayaannya. Ia merupakan pertemuan dari rumpun ilmu sosial serta humaniora. Sebagai kelanjutan dari Buku Antropologi kelas 11, buku ini menyajikan dasar-dasar pengetahuan antropologi sekalian melatih peserta didik tentang metode berpikir secara antropologis. Sehingga, lewat belajar antropologi, peserta didik bisa memperkenalkan profil Pelajar Pancasila di tengah-tengah tantangan warga yang multikultural. Buku Antropologi kelas XII ini berisi enam topik yaitu (i) antropologi sosial budaya (ii) kebudayaan, (iii) sistem sosial budaya; (iv) organisasi sosial: keluarga dan kekerabatan; (v) pewarisan dan perubahan kebudayaan; serta (vi) keberagaman budaya dan integrasi nasional. Buku ini digunakan bersama-sama oleh guru dan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Meskipun sumber bacaan sekunder telah dituliskan, dalam buku ini peserta didik hendaknya juga mencukupinya dengan membaca karya-karya etnografi dari sumber utama ataupun buku dari para antropolog yang sebagiannya telah diuraikan dalam buku ini. Meskipun buku ini tidak serta merta dapat mengambil alih pengalaman lapangan ataupun pengalaman etnografis peserta didik. Tetapi, buku ini minimal dapat membingkai serta menjadi peta jalan peserta didik dalam mempelajari antropologi. Buku ini disusun sejalan dengan capaian pembelajaran yang menekankan pada pembentukan aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, yang terpadu dalam pembahasan materi, lembar kerja, pengayaan, pojok antropologi, dan asesmen yang lebih menekankan pada Higher Order Thinking Skill (HOTS). Insersi Profil Pelajar Pancasila dimasukan secara substansial dalam pembahasan dan lembar kerja dalam buku ini yang mengelaborasi empat isu utama: kesadaran lingkungan, keamanan digital, dan literasi. Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang ikut berkontribusi, terutama kepada Pusbuk Kemendikbudristek, yang telah memberikan mandat istimewa, para penelaah, editor, ilustrator, dalam penyelesaian buku ini. “Tiada gading yang tak retak,” begitu kata pepatah. Buku ini masih memiliki keretakan - kekurangan. Oleh sebab itu, sangat terbuka dan perlu terus dilakukan perbaikan. Penulis mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan yang solutif bagi perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Jakarta, November 2022 Penulis iv Daftar Isi Halaman Judul ii Kata Pengantar iii Pusat Perbukuan Prakata iv Daftar Isi v Daftar Gambar viii Daftar Tabel x Daftar Bagan xi Bab 2 Petunjuk xii Penggunaan Buku Kebudayaan Peta Pemikiran Buku xv Tujuan Pembelajaran 25 Gambaran Bab 26 Capaian Pembelajaran 26 Bab 1 Indikator Capaian 26 Pembelajaran Antropologi Sosial dan Pertanyaan Kunci 27 Antropologi Budaya Kata Kunci Peta Konsep 27 27 Tujuan Pembelajaran 1 A. Pengertian 28 Gambaran Bab 2 Kebudayaan Capaian Pembelajaran 2 B. Wujud Kebudayaan 36 Indikator Capaian 2 C. Unsur-unsur 42 Pembelajaran Kebudayaan Pertanyaan Kunci 3 D. Sifat-sifat Kebudayaan 50 Kata Kunci 3 E. Uji Penguasaan Materi 52 Peta Konsep 3 A. Pengertian Antropologi 4 Sosial dan Antropologi B. Antropologi Terapan 10 C. Hubungan Antar Cabang 12 Antropologi Terapan D. Uji Penguasaan Materi 17 v Bab 3 Sistem Sosial dan Nilai Budaya Tujuan Pembelajaran 59 Gambaran Bab 60 Capaian Pembelajaran 60 Indikator Capaian 61 KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI ANTROPOLOGI REPUBLIK INDONESIA 2022 Pembelajaran Buku Siswa Antropologi untuk SMA/MA kelas XII ini merupakan pengantar bagian kedua sebagai kelanjutan dari buku Antropologi kelas XI Pertanyaan Kunci 61 yang memberikan pengetahuan dasar kepada peserta didik mengenai bidang kajian antropologi sebagai ilmu tentang manusia. Buku yang terdiri dari enam bab ini berusaha untuk memberikan penjelasan komprehensif dengan disertai contoh-contoh kasus sesuai topik bahasan masing-masing bab. Kata Kunci Bab 1: memberikan penjelasan dasar tentang antropologi secara umum dan bagaimana penerapan antropologi dalam kehidupan sehari-hari. 61 Bab 2: menguraikan tentang konsep kebudayaan yang merupakan kajian Peta Konsep utama antropologi, termasuk di dalamnya tentang menjelaskan wujud, unsur dan karakteristik kebudayaan. Bab 3: menjelaskan tentang sistem nilai sosial budaya yang mencakup pembahasan hubungan sistem nilai 62 ANTROPOLOGI KELAS XII A. Pengertian Sistem Sosial 62 ANTROPOLOGI sosial budaya dan kaitannya dengan struktur sosial serta relasi kekuasaan. Bab 4: membahas tentang keluarga dan kekerabatan sebagai perwujudan dari organisasi sosial paling mendasar dalam kehidupan manusia. Bab 5: membahas tentang perubahan kebudayaan dan kontinuitas kebudayaan B. Pengertian Sistem sebagai proses yang tidak dapat dihindari di era globalisasi saat ini. Bab 6: menguraikan tentang keberagaman budaya dan integrasi nasional, diantaranya membahas tentang budaya lokal dan budaya global serta Budaya 66 representasi identitas Buku Siswa ini berbasis kegiatan, sehingga pada setiap bab dalam buku ini berisi aneka aktivitas yang membantu peserta didik mendalami materi dan berinteraksi langsung dengan lingkungan sosial budaya serta mengajak peserta C. Unsur-Unsur Sistem didik untuk berpikir kritis dengan contoh-contoh kasus realitas sosial budaya. Buku ini disusun dengan mengacu pada capaian pembelajaran dan juga pedoman penulisan naskah buku teks utama untuk jenjang pendidikan dasar Sosial Dan Sistem Budaya dan menengah Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. 60 D. Masyarakat Zona V Zona I Zona II Zona III Zona IV E. Perilaku Sosial 75 HET A B Rp xx.000 Rp xx.000 Rp xx.000 Rp xx.000 Rp xx.000 Rp xx.000 Buku Siswa ISBN xxx-xxx-xxxx-xx-x F. Relasi Kekuasaan 81 G. Uji Penguasaan Materi 82 SMA/MA Kelas XII 87 Bab 4 Organisasi Sosial: Keluarga dan Kekerabatan Tujuan Pembelajaran 93 A. Pengertian Organisasi 96 Gambaran Bab 94 Sosial dan Keluarga Capaian Pembelajaran 94 B. Macam-Macam Sistem 98 Indikator Capaian 94 Kekerabatan Pembelajaran C. Siklus Kehidupan Manusia 105 Pertanyaan Kunci 95 D. Berbagai Ritus dalam 107 Kata Kunci 95 Siklus Kehidupan Manusia Peta Konsep 95 E. Uji Penguasaan Materi 114 vi Bab 6 Keberagaman Budaya dan Integrasi Nasional Tujuan Pembelajaran 175 Gambaran Bab 176 Capaian Pembelajaran 176 Indikator Capaian 176 Bab 5 Pembelajaran Pertanyaan Kunci 177 Perubahan dan Kata Kunci 177 Kontinuitas Kebudayaan Peta Konsep 178 A. Fenomena 178 Tujuan Pembelajaran 117 Kebudayaan Lokal Gambaran Bab 118 dan Global Capaian Pembelajaran 118 B. Keberagaman 187 Indikator Capaian 119 Kebudayaan Pembelajaran C. Integrasi Nasional 213 Pertanyaan Kunci 119 D. Uji Penguasaan 225 Kata Kunci 120 Materi Peta Konsep 120 A. Perubahan Kebudayaan 121 B. Kontinuitas Kebudayaan 150 C. Uji Penguasaan Materi 170 Teka-teki Silang 229 Antropologi Glosarium 231 Daftar Pustaka 234 Daftar Kredit gambar 239 Indeks 242 Pelaku Perbukuan 245 vii Daftar Gambar Gambar 1.1 Ilustrasi kehidupan Suku Anak Dalam 4 Gambar 2.1 Relief Candi Borobudur ` 28 Gambar 2.2 Tarian adat Pangkur Sagu, Papua 28 Gambar 2.3 Kandhuri Laot Masyarakat Aceh 29 Gambar 2.4 Suku Mentawai 30 Gambar 2.5 Sedekah laut Masyarakat Jepara, Jawa Tengah 31 Gambar 2.6 Hutan larangan Desa Rumbio, Riau 32 Gambar 2.7 Wujud kebudayaan 36 Gambar 2.8 Makanan khas Lempah Kuning Kepulauan Bangka Belitung 37 Gambar 2.9 Rumah Gadang, rumah adat Minangkabau, Sumatra Barat 45 Gambar 2.10 Kebudayaan bersifat simbolis 50 Gambar 2.11 Kebudayaan diteruskan secara sosial melalui belajar 50 Gambar 2.12 Kebudayaan bersifat dinamis 51 Gambar 3.1 Aktivitas masyarakat di pusat keramaian 63 Gambar 3.2 Proses silaturahmi saling memaafkan pada umat Islam 64 Gambar 3.3 Tradisi Peusijuek di Aceh 66 Gambar 3.4 Upacara Seren Raun di Banten 67 Gambar 3.5 Upacara Bakar Batu di Papua 67 Gambar 3.6 Budaya Indonesia 70 Gambar 3.7 Masyarakat 75 Gambar 3.8 Tradisi Sambatan pada Masyarakat Jawa 79 Gambar 3.9 Aktivitas demo damai dalam kesenian 81 Gambar 3.10 Simbol relasi kekuasaan 82 Gambar 3.11 Penerimaan pegawai 84 Gambar 3.12 Butet Manurung 87 Gambar 4.1 Simbol kekerabatan 99 Gambar 4.2 Upacara Tingkeban Masyarakat Jawa 107 Gambar 4.3 M. Junus Melalatoa 112 Gambar 5.1 Transportasi zaman dulu sampai sekarang 121 Gambar 5.2 Kentongan 128 viii Gambar 5.3 E-gamelan atau gamelan elektronik 131 Gambar 5.4 Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 136 Gambar 5.5 Hibridisasi kerajinan Patung Totem 147 Gambar 5.6 Membatik 151 Gambar 5.7 James Danandjaja 153 Gambar 5.8 Yayasan Bambu Lestari menjadi pelopor pewarisan budaya menganyam bambu kepada anak sekolah 161 Gambar 5.9 Tradisi Marakka’ Bola 165 Gambar 5.10 Kerajinan anyaman bambu 168 Gambar 5.11 Revitalisasi gerabah tradisional dengan inovasi teknik batik 169 Gambar 6.1 Perkembangan teknologi transportasi melalui darat, laut dan udara 181 Gambar 6.2 Mobil keluarga yang dapat memuat segenap anggota keluarga 184 Gambar 6.3 Barcode untuk pengisian daftar hadir sekolah 184 Gambar 6.4 QRIS, satu alat untuk seluruh transaksi pembayaran digital 185 Gambar 6.5 Logo Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) 188 Gambar 6.6 Logo ikatan sosial, ikatan keluarga dan ikatan adat 192 Gambar 6.7 Jumlah penduduk yang tidak pernah menonton pertunjukan seni 198 Gambar 6.8 Mural toleransi 204 Gambar 6.9 Peta negara pecahan dari Uni Soviet (Rusia) sejak tahun 1991 214 Gambar 6.10 Batas-batas wilayah Negara Uni Soviet 1822-1991 214 Gambar 6.11 Daerah Otonomi Baru (DOB) Papua yang disahkan DPR melalui RUU DOB Papua Tahun 2022 218 Gambar 6.12 Margaret Mead 222 Gambar 6.13 Antropolog Margaret Mead membenamkan diri dalam masyarakat dalam kunjungan lapangan ke Bali, Indonesia, pada tahun 1957 223 Gambar 6.14 Margaret Mead berdiri di antara dua gadis Samoa 223 ix Daftar Tabel Tabel 2.1 Rincian unsur kebudayaan dalam wujud kebudayaan 42 Tabel 3.1 Sistem sosial 64 Tabel 3.2 Contoh macam-macam nilai dan norma 72 Tabel 3.3 Konsep-konsep dalam dinamika masyarakat 73 Tabel 6.1 Jenis ikatan sosial formal yang telah dimuat pada Jurnal Ilmiah Nasional Tahun 2011-2019 189 Tabel 6.2 Artikel tentang rekonstruksi sosial budaya poskolonial yang telah dimuat pada Jurnal Ilmiah Nasional Tahun 2011-2019 210 Tabel 6.3 Sepuluh artikel tentang Penguatan Integrasi Nasional di sekolah yang telah dimuat pada jurnal ilmiah nasional tahun 2011-2021 219 x Daftar Bagan Bagan 3.1 Pengertian masyarakat menurut para ahli 75 Bagan 3.2 Jenis-jenis masyarakat 77 Bagan 3.3 Unsur-unsur masyarakat 77 Bagan 3.4 Ciri-ciri masyarakat 78 Bagan 3.5 Fungsi masyarakat 78 xi Petunjuk Penggunaan Buku COVER BAB Merupakan sampul bab yang mengabstraksi isi bab secara visual dan dilengkapi tujuan pembelajaran. Dengan cover bab tersebut peserta didik dapat mengembangkan imajinasi menuju pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. TUJUAN PEMBELAJARAN Terdapat pada judul bab yang memuat sasaran capaian kompetensi setelah mempelajari bab tersebut. Tujuan pembelajaran membantu peserta didik untuk mengetahui perkembangan belajar dalam setiap bab yang dihubungan dengan uji penguasaan materi yang terdapat pada akhir bab GAMBARAN BAB Merupakan bagian awal sebagai pembuka bab yang memberikan gambaran besar mengenai topik yang akan dipelajari pada bab tersebut secara keseluruhan. Ada rasionalisasi dalam gambaran bab sehingga mendorong minat dan motivasi peserta didik untuk mempelajari ide utama dikaitan dengan konsep-konsep dasarnya. xii APERSEPSI Merupakan gambar yang mengungkapkan beberapa isu esensial dari materi yang disajikan bab tersebut. Peserta didik dapat mengamati dengan cermat gambar tesebut, dan mengembangkan imajinasi untuk dapat mengaitkan antara fenomena yang tersaji dalam gambar dengan realitas yang berlangsung. CAPAIAN PEMBELAJARAN Menggambarkan tentang capaian ideal yang seharusnya diperoleh peserta didik setelah mempelajari secara keseluruhan materi yang disajikan pada bab tersebut. INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN Merupakan poin-poin penting tentang parameter yang dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui kemampuan peserta didik memahami materi dengan cara menjelaskan poin-poin penting pada bab tersebut. PERTANYAAN KUNCI Memuat tentang beberapa pertanyaan kunci atau pertanyaan pokok yang dapat memancing atau menuntun peserta didik memahami materi dan mengembangkannya secara keseluruhan pada bab tersebut. Peserta didik akan menemukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran pada bab tersebut melalui pertanyaan kunci. KATA KUNCI Merupakan kata atau konsep atau istilah yang menjadi kunci, yang sering digunakan dalam bab tersebut. Dengan memahami kata kunci tersebut, dapat membantu peserta didik mengkaitkan konsep satu dengan konsep lainnya. PETA KONSEP Merupakan diagram yang menggambarkan hubungan antar materi yang terdapat pada setiap bab. Dengan mencermati peta konsep tersebut peserta didik mendapatkan gambaran tentang isi bab tersebut. xiii LEMBAR KEGIATAN PESERTA DIDIK Memuat instruksi atau panduan belajar yang dilakukan secara individu ataupun berkelompok untuk mengoptimalkan capaian pembelajaran. PENGAYAAN Memuat informasi yang dapat digunakan untuk memperkaya wawasan serta penguasaan materi selama pembelajaran. Materi pengayaan dapat berupa informasi sumber yang dapat diakses dari situs web atau buku tercetak. POJOK ANTROPOLOGI Menyajikan tentang tokoh-tokoh yang memiliki reputasi dan peran penting dalam pengembangan keilmuan terkait dengan materi yang dijabarkan pada bab tersebut UJI PENGUASAAN MATERI Terdapat di akhir bab yang memuat soal-soal yang menguji kemampuan berpikir peserta didik level dasar hingga tinggi, serta untuk mengukur pencapaian memahaman peserta didik dalam topik tersebut. Soal disajikan dengan jenis yang beragam di setiap akhir bab. Peserta didik dapat berlatih mengerjakan sejumlah soal dari yang sederhana hingga yang kompleks. xiv Peta Pemikiran Buku B u ku A n t ro p o l o g i Bab 1 Bab 4 Antropologi Organisasi Sosial: Sosial dan Keluarga dan Antropologi Kekerabatan Budaya Pengertian Organisasi Sosial dan keluarga Pengertian Macam-macam Sistem Antropologi Sosial dan Kekerabatan Antropologi Budaya Siklus Kehidupan Antropologi Terapan Manusia Hubungan Antar Berbagai Ritus dalam Cabang Antropologi Kehidupan Manusia Terapan Bab 2 Bab 5 Kebudayaan Perubahan dan Konsep Kebudayaan Unsur-unsur Kebudayaan Kontinuitas Wujud Kebudayaan Kebudayaan Sifat-sifat Kebudayaan Faktor, proses, mekanisme dan gerak perubahan kebudayaan Globalisasi, hibridisasi dan komodifikasi Perwarisan dan kebertahanan kebudayaan Revitalisasi kebudayaan Bab 3 Bab 6 Sistem Sosial Keberagaman dan Nilai Budaya Budaya dan Pengertian sistem sosial dan nilai budaya Integrasi Konsep masyarakat dan Nasional unsur-unsur masyarakat Fenomena Kebudayaan Hubungan struktur Lokal dan Global sosial dan perilaku sosial Keberagaman Relasi kekuasaan dan Kebudayaan legalitas kekuasaan xv xvi BAB 1 KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2022 Antropologi untuk SMA/MA Kelas XII Penulis: Mohammad Adib, dkk. ISBN: 978-602-427-970-7 aya i B an ud og l d o s ia i S ol l o g p p o tr o Antro An Tujuan Pembelajaran Menjelaskan secara kreatif dan kritis terhadap pengertian dan ruang lingkup antropologi sosial dan antropologi budaya. Memberikan contoh praktik-praktik sosial dan budaya yang ada di lingkungan sekitar, Gambaran Bab Pada bab ini, kalian akan lebih mendalami dan memperkaya mengenai aplikasi dari ilmu antropologi khususnya antropologi sosial dan antropologi budaya. Sebagai lanjutan dari yang telah dipelajari pada kelas XI tentang pengantar ilmu antropologi, pada bab ini kalian akan memperdalam konsep antropologi sosial dan antropologi budaya. Kalian juga akan mempelajari bagaimana relasi antara cabang-cabang antropologi dengan ilmu yang lain beserta dengan aplikasinya. Pada bab ini disajikan mengenai pengertian antropologi sosial dan antropologi budaya, antropologi terapan (kegunaan antropologi dalam kehidupan sehari-hari) serta hubungan antarcabang ilmu antropologi dengan ilmu yang lain secara nyata dalam keseharian masyarakat. Capaian Pembelajaran Pada akhir fase ini, kalian dapat memahami dan meningkatkan keterampilan inquiry dalam ruang lingkup antropologi, sehingga mampu menumbuhkan pemikiran kritis dan kesadaran kebinekaan lokal saat mencermati berbagai fenomena di sekitarnya. Pemahaman dan refleksi ini akan menghasilkan praktik keadaban publik (civic virtue) dan semangat kegotongroyongan tanpa membedakan kelompok dan entitas sosial primordialnya. Internalisasi nilai dapat dilakukan bersamaan saat kegiatan pembelajaran secara langsung di lapangan (masyarakat terdekat). Indikator Capaian Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran dan memahami bacaan dalam pembahasan bab ini, kalian mampu: 1. Menjelaskan pengertian antropologi sosial dan antropologi budaya. 2. Membedakan cakupan antropologi sosial dan antropologi budaya. Antropologi 2 SMA/MA Kelas XII 3. Memberikan contoh antropologi terapan (kegunaan antropologi dalam kehidupan sehari-hari). 4. Menjelaskan hubungan antar cabang-cabang ilmu antropologi dengan ilmu yang lain secara nyata dalama keseharian masyarakat. Pertanyaan Kunci 1. Bagaimana penerapan ilmu antropologi dalam memecahkan masalah sosial sehari-hari? 2. Bagaimana kaitan antropologi dengan ilmu yang lain? Kata Kunci Pengertian antropologi sosial dan antropologi budaya, antropologi terapan, dan penerapan antropologi. Peta Konsep Antropologi Cakupan Sosial Antropologi Sosial Contoh Pengertian Penomena Antropologi Sosial dan Antropologi Cakupan Cakupan Budaya Antropologi Antropologi Antropologi Budaya Budaya Terapan Pengertian Antropologi Sosial Perbedaan Cakupan Antropologi Penerapan Antropologi dan Antropologi Budaya Sosial dan Antropologi Budaya di Kehidupan sehari-hari serta Hubungan antar Cabang Antropologi Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 3 A. Pengertian Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya Perhatikan artikel berikut: Potret Kehidupan Orang Rimba yang Bertahan di Tengah Modernisasi Orang Rimba atau yang dikenal sebagai Suku Anak Dalam merupakan suku pedalaman yang bertempat tinggal dan menetap di Pulau Sumatra, khususnya pada sejumlah hutan di kawasan Jambi. Mereka terbiasa hidup nomaden atau berpindah-pindah dari satu lokasi ke lokasi lainnya di Gambar 1.1 Ilustrasi kehidupan pedalaman hutan Sumatra. Suku Anak Dalam Data Komunitas Konservasi Indonesia (KKI) Warsi menyebutkan, berdasarkan survei tahun 2018 kelompok Orang Rimba di Provinsi Jambi menyebar di lima kabupaten meliputi Sarolangun, Merangin, Tebo, Batanghari, dan Bungo dengan jumlah total 5.235 jiwa. Namun, derasnya arus modernisasi mengepung mereka untuk melakukan hal serupa seperti yang dilakukan oleh masyarakat saat ini, yaitu hidup menetap. Modernisasi dan globalisasi mengharuskan Suku Anak Dalam yang memiliki ketergantungan pada alam untuk bertahan dalam situasi perubahan di luar suku yang terjadi sedemikian cepat dan pesatnya. Masyarakat suku-suku lain di Indonesia, seperi Baduy dan suku-suku di pedalaman Papua, juga dapat menghadapi situasi yang dialami oleh Suku Anak Dalam. Menurut kalian bagaimana kehidupan suku-suku tersebut? Sementara itu, permasalahan lain yang dihadapi masyarakat adalah konflik. Konflik antar masyarakat sering dipicu oleh masalah-masalah sepele, contohnya: kedua orang yang saling pandang di jalan, salah satu dari mereka tidak terima lalu menyampaikan rasa tidak nyaman tersebut Antropologi 4 SMA/MA Kelas XII kepada kelompoknya, dan terjadilah konflik karena adanya salah paham. Beberapa penyebab konflik dipicu oleh masalah remeh-temeh seperti contoh yang telah disebutkan, adanya kesenjangan antar masyarakat di wilayah tersebut, perbedaan kepentingan, perbedaan partai, SARA, dan lain-lain. Konflik kecil yang apabila tidak diselesaikan dengan segera dapat membesar dan membahayakan integrasi bangsa. Konflik kecil yang tidak segera diselesaikan berpotensi menjadi besar dan membahayakan integrasi bangsa. Konflik yang telah membesar akan sulit diselesaikan karena permasalahan dan penanganannya menjadi kompleks. Artikel ini Sebagai Contoh Pembahasan Antropologi Budaya Sumber: Sinaga & Rustaman. 2015. “Nilai-nilai Kearifan Lokal Suku Scan Me! Anak Dalam Propinsi Jambi terhadap Perladangan di Hutan Taman Nasional Bukit Dua Belas sebagai Sumber Belajar Biologi.” dalam Seminar Nasional XII Pendidikan Biologi FKIP UNS 2015, 761–66. Surakarta: Universitas Sebelas Maret. Selengkapnya baca artikel pada tautan berikut ini: https://www.neliti. com/publications/175634/local-wisdom-value-of-anak-dalam-tribe- jambi-in-agricultural-field-as-a-learning atau pindailah Kode QR di samping Artikel ini Sebagai Contoh Pembahasan Antropologi Sosial Scan Me! Sumber: Wandi. 2019. “Konflik sosial Suku Anak Dalam (Orang Rimba) di Provinsi Jambi.” Simulacra 2 (2): 195–207. Selengkapnya baca artikel pada tautan berikut ini: https://journal. trunojoyo.ac.id/simulacra/article/view/6034 atau pindailah Kode QR di samping Pendekatan budaya yang diterapkan ilmu antropologi menjadi salah satu jalan keluar dalam menyelesaikan permasalahan di antara masyarakat yang berkonflik karena keluwesannya. Umumnya, pendekatan budaya dapat mencairkan susasana yang menegang akibat perseteruan dan membuat masyarakat bersedia melakukan dialog guna menyelesaikan masalah yang dihadapi. Melalui ilmu antropologi, dapat ditelusuri faktor- faktor penyebab konflik, seperti para aktor yang bertikai dan dampaknya; sehingga konflik dapat dikelola atau diselesaikan. Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 5 Dengan demikian, antropologi sosial dan antropologi budaya sebagai subdisiplin ilmu antropologi dapat membantu dan mengembangkan wawasan bagi kalian secara akademik, antara lain: sikap sosial dan religius dalam memahami realitas sosiokultural yang terjadi di masyarakat, objektif dan proporsional, serta tidak terjebak pada sikap apriori, apatis dan emosional. Antropologi sosial dan antropologi budaya mulai menemukan wujudnya pada pertengahan abad ke-19 dan makin meningkat, pada abad ke-20.. Hal itu ditandai dengan penajaman fokus kajian dan metode yang digunakan untuk memahami realitas sosiokultural masyarakat diteliti. Pada kajian-kajian klasik, antropologi budaya lebih memusatkan perhatiannya pada keunikan-keunikan (unique) dari keanekaragam masyarakat etnik yang tersebar di berbagai penjuru dunia, khususnya aspek prehistori, etnolinguistik, maupun etnologinya masing-masing. Melalui kajian tersebut dapat dipahami bagaimana perbedaan-perbedaan dan keunikan dari masing-masing kebudayaan etnik di dunia. Dengan demikian aktivitas dari menemukan perbedaan-perbedaan dan keunikan tersebut pada gilirannya melahirkan kajian yang disebut dengan kajian etnografi. Pada batas-batas tertentu kajian antropologi sosial dan antropologi budaya memang berbeda, tetapi keduanya memiliki titik temu yang sangat esensial dalam memahami realitas masyarakat dan kebudayaan yang menjadi fokus kajiannya. Tidak hanya itu, melainkan dalam kehidupan riil masyarakat, sangat sulit untuk memisahkan dimensi sosial dan kebudayaan yang mereka hasilkan; sebab keduanya telah membaur menjadi satu. Pada umumnya, antropologi budaya dikaitkan dengan tradisi. Ilmu antropologi di Amerika berfokus untuk mengkaji pengetahuan (kognisi) dan meletakkannya sebagai bagian penting yang membentuk perilaku. Sumbangan Amerika dalam antropologi budaya dalah mengembangkan antropologi terapan. Sementara itu, antropologi sosial dianggap sebagai tradisi yang diturunkan oleh Inggris karena lebih menekankan pada proses pembentukan struktur sosial, organisasi sosial, dan hal-hal yang terkait dengan interaksi manusia. Antropologi 6 SMA/MA Kelas XII Lembar Kegiatan Peserta Didik 1.1 Judul Kegiatan Berlatih mengidentifikasi ruang lingkup antropologi sosial budaya Jenis Kegiatan Tugas individu Tujuan Kegiatan Kalian mampu menjelaskan ruang lingkup antropologi sosial budaya Petunjuk Pengerjaan 1. Baca dan cermati artikel berikut: Antropologi Terapan 1. Bangunan antropologi: Antropologi yang seperti apa? Kemajuan zaman membuat ilmu pengetahuan berkembang dan menyesuaikan keadaan. Begitu pula dengan ilmu antropologi yang juga mengalami perkembangan, baik bersifat progres dan regresi. Pada awal-awal kemunculannya, antropologi mengkaji mengenai masa lalu, yang mana perlu dibandingkan dengan masa kini ataupun masa yang akan datang. Keberadaan ilmu berawal dari pembelajaran dan pengkajian masa lalu. Pada mulanya, ilmu antropologi mempelajari mengenai masyarakat primitif, tetapi di masa kini juga perlu mempelajari masyarakat modern. Mengapa demikian? Karena masyarakat juga mengalami perubahan dan perkembangan dan perlu untuk dipelajari dan dikaji. Antropologi telah berkembang dan memasuki ranah ilmu disiplin lainnya, hal ini dibuktikan dengan adanya cabang-cabang ilmu antropologi, antara lain: antropologi kesehatan, antropologi ekonomi, antropologi hukum, antropologi linguistik, antropologi politik, dan sebagainya. Pada cabang ilmu tersebut tentu bukan masalah yang mendasari ilmu ekonomi, kesehatan, dan sebagainya, tetapi penekanannya mengarah ke permasalahan yang dihadapi oleh ilmu tersebut berkaitan dengan kehidupan manusia atau kehidupan dalam suatu masyarakat. Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 7 Hal ini berkaitan dengan kehidupan manusia ataupun kehidupan suata masyarakat. Sebenarnya, segala sisi kehidupan pada manusia terdapat aspek antropologi. 2. Kebudayaan dalam antropologi: Bersifat dinamis dan adaptif Antropologi memiliki dua sifat, yaitu dinamis dan adaptif. Kebudayaan yang bersifat dinamis adalah kebudayaan yang mampu beradaptasi (fleksibel) dalam keadaan apa pun, sedangkan kebudayaan yang mampu menyesuaikan dengan situasi dan perkembangan zaman adalah yang bersifat dinamis. Suatu keadaan jelas mengalami perubahan, begitu pula dengan kebudayaan yang akan berubah akibat adanya perubahan keadaan tersebut. Kebudayaan dikatakan bersifat dinamis berlaku pada tiga wujud kebudayaan yang berupa ide, aktivitas dan artefak. Suatu ide atau gagasan dikatakan dinamis karena mampu berubah menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi sekarang. Seperti contoh: suatu ilmu atau pandangan yang sebelumnya sudah ada akan muncul sebuah pandangan baru yang mana tidak menghilangkan pandangan lama tersebut melainkan memperbaiki atau mengembangkannya. Berikutnya, aktivitas adalah wujud kebudayaan yang juga memiliki sifat dinamis. Pengertian dari aktivitas adalah kegiatan manusia dalam berinteraksi yang mencakup pergaulan dengan sesama dan dilakukan pada kurun waktu tertentu serta berpedoman pada pola-pola yang berlandaskan tata adat perilaku. Aktivitas itu sendiri bersifat konkret karena mampu dilihat dengan indera penglihatan. Kemudian, wujud kebudayaan yang terakhir berupa artefak atau benda-benda hasil karya manusia. Hal ini paling berpotensi untuk mudah berubah, karena hasil karya manusia cenderung mengalami suatu perbaikan untuk menghasilkan suatu karya yang lebih baik. Hasil dari gagasan dan aktivitas secara keseluruhan merupakan wujud kebudayaan berupa artefak dan yang paling konkret dari dua lainnya. Kebudayaan yang bersifat adaptif adalah kebudayaan yang berfokus kepada penerapan (aplikatif). Adaptif disini lebih kepada perilaku manusia yang Antropologi 8 SMA/MA Kelas XII berusaha untuk menyesuaikan ataupun memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan. Kebudayaan sendiri dapat dijadikan manusia sebagai alat untuk beradaptasi dengan lingkungannya, contohnya: Ketika seseorang tinggal di daerah yang baru akan lebih mudah beradaptasi dengan kebudayaan yang berupa gagasan dan akan menjadikan seseorang tersebut berpikir menyesuaikan dengan masyarakat di daerah tersebut. Selain itu, aktivitas dapat berupa penyesuaian pada lingkungan baru atau berupa artefak yang dipakai untuk penerapan (aplikatif) dengan kondisi barunya tersebut. Sumber: Herawati. 2015. “Antropologi Terapan.” Pendidikan Kita. 2015. https://blog.unnes. ac.id/heera/2015/11/16/antropologi-terapan/ Petunjuk Pengerjaan 2. Jawablah pertanyaan berikut: a. Tuliskan cabang-cabang antropologi berdasarkan artikel diatas! b. Bagaimana antropologi menyesuaikan dengan perkembangan zaman? c. Mengapa antropologi perlu menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan keadaannya? Jelaskan! d. Berilah contoh konkret antropologi bersifat diinamis dalam menyesuaikan dengan perkembangan zaman! e. Berilah contoh konkret antropologi bersifat adaptif menyesuaikan dengan perkembangan zaman! f. Buatlah kesimpulan tentang antropologi menyesuaikan diri den- gan perkembangan zaman! Petunjuk Pengerjaan 3. Buatlah tulisan tentang hubungan antara antropologi dengan perkembangan zaman! Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 9 B. Antropologi Terapan Antropologi budaya sebagai ilmu murni mempelajari mengenai bagaimana memahami gejala-gejala budaya dan menemukan penjelasan variasi- variasi yang terdapat di dalam pola budaya manusia dari berbagai pelosok dunia. Kajian antropologi budaya sebagai ilmu murni juga ditandai dengan berkembangnya sejumlah teori yang kemudian dalam penelitian di lapangan teori tersebut diuji. Sebagian para ahli antropologi juga meyakini bahwa beberapa keteraturan dapat dirumuskan sehingga menyerupai hukum-hukum yang menguasai kebudayaan. Selain itu, hasil dari kajian antropologi budaya juga diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi manusia. Sebagai contoh pada masa imperialisme sedang berlangsung, antropologi budaya digunakan untuk keperluan para pemerintahan jajahan dengan mempertinggi keuntungan yang dapat diambil dari negara jajahannya. Sehubungan dengan itu, memunculkan adanya prasangka buruk terhadap penerapan ilmu antropologi budaya (Subchi 2018). Namun, saat ini, pemanfaatan pengetahuan ahli antropologi dalam memperlancar program-program yang direncanakan untuk mencapai perubahan kebudayaan makin luas pemanfaatannya. Antropologi budaya sebagai ilmu akademis mementingkan catatan dan hasil analisis dari kebudayaan bangsa-bangsa lain. Antropolog sangat memungkinkan untuk melakukan kerja di lapangan, hidup bersama, dan menulis mengenai suatu kebudayaan tertentu tanpa mencampuri serta tidak akan berusaha mengubah kebudayaan tersebut secara sadar. Melakukan kerja lapangan adalah upaya untuk mengenalkan suatu perubahan tertentu dalam cari hidup suatu masyarakat tertentu yang berupa makanan baru, perubahan sistem sanitasi, program kesehatan, dan proses pertanian merupakan cara kerja dari antropologi terapan. Terdapat pertimbangan etika pada antropologi terapan, yaitu apakah suatu proyek perubahan yang direncanakan akan bermanfaat bagi penduduk sasaran. Persoalan ini terkadang diabaikan oleh pemerintah, tetapi hal ini, menjadi pertimbangan penting bagi para ahli antropologi yang terikat pada relativitas kebudayaan, yakni menghormati kebudayaan-kebudaayan orang lain. Antropologi 10 SMA/MA Kelas XII Antropologi terapan diadakan supaya dapat diaplikasikan sesuai dengan situasi dan kondisi. Misalnya, pasukan militer yang bertugas ke daerah konflik, perlu dibekali dengan antropologi supaya dapat diaplikasikan di daerah konflik sehingga misi yang mereka emban dapat tercapai. Sejarah mencatat bahwa kekerasan tidak dapat dikalahkan dengan kekerasan. Maka dari itu, perdamaian akan terwujud apabila mengenal dan mengetahui bagaimana masyarakat dan budaya di daerah konflik tersebut. Secara umum, antropologi terapan digunakan untuk mencari solusi bagi masalah kemanusiaan dan fasilitasi pembangunan. Antropologi terapan menjadi tempat pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), dan sudut- pandang (perspective) untuk mengkaji budaya dan kelompok sosial yang hidup pada masa kini (living cultures and contemporary peoples). Misalnya, masalah konflik etnis, pengangguran, gangguan mental masyarakat yang tertimpa banjir, penyalahgunaan obat, HIV/AIDS, kemiskinan struktural, ethnic cleansing, dan sebagainya. Contoh: Melakukan penelitian mengenai banyaknya pengangguran yang terjadi saat ini. Pembahasannya meliputi latar belakang terjadinya pen- gangguran, keadaan masyarakat akibat adanya pengangguran, serta upaya yang dilakukan untuk mengatasi pengangguran pada masa kini. Lembar Kegiatan Peserta Didik 1.2 Judul Kegiatan Merekonstruksi hasil penelitian antropologi melalui infografis Jenis Kegiatan Tugas kelompok Tujuan Kegiatan Kalian mampu merekonstruksi hasil penelitian antropologi melalui Infografis Petunjuk Pengerjaan 1. Bentuk Kelompok sebanyak 3-4 orang. Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 11 Petunjuk Pengerjaan 2. Carilah hasil penelitian antropologi terapan. 3. Rekonstruksi ulang hasil penelitian tersebut dalam bentuk infografis. 4. Pajang hasil infografis kalian di galeri kerja kelompok. 5. Presentasikan hasil infografis kalian melalui galeri kerja kelompok. 6. Beri tanggapan kepada galeri kerja kelompok lain. 7. Buatlah kesimpulan bersama ten- tang antropologi terapan. C. Hubungan Antar Cabang Antropologi Terapan Perasaan etis pada antropolog muncul dari perhatian emik (sudut pandang dari subjek yang diteliti) sebagai kerangka bagi kemanusiaan, kesejahteraan, dan keadilan. Dengan demikian, memahami pembangunan sebagai perubahan budaya menuju budaya yang adil dan beradab bukanlah keuntungan semata oleh individu, penguasa, konglomerat, ataupun negara tertentu, melainkan untuk setiap umat manusia. Sebagai pendalaman dari pembahasan pada materi antropologi terapan di kelas XI, maka pada pembahasan di kelas XII ini kalian akan belajar mengenai keterkaitan antropologi dengan dunia bisnis. Pembahasan mengenai hubungan antara antropologi dengan dunia bisnis meliputi budaya perusahaan, menjadi pemimpin usaha global, dan pemasaran global atau lintas budaya. 1. Budaya perusahaan Antropologi memandang proses bisnis sebagai sebuah perubahan budaya secara terencana untuk kepentingan bisnis atau perusahaan. Faktor penting dalam keberhasilan sebuah bisnis atau perusahaan adalah keberhasilan kita dalam mengelola budaya perusahaan, yang Antropologi 12 SMA/MA Kelas XII meliputi: budaya pemimpin, staf atau karyawan, kelengkapan perusahaan, konsumen, dan semua yang terkait dengan perusahaan. Makna sebuah budaya pada konteks ini tidak sekadar dipahami sebagai tradisi atau kebiasaan perusahaan, tetapi menyangkut keseluruhan kelengkapan dan sistem organisasi bersifat holistik atau komprehensif. Budaya bukanlah satu dari aspek sebuah perusahaan, tetapi justru cerminan dari perusahan itu sendiri. Oleh sebab itu, perusahaan dipandang antropologi sebagai suatu komunitas budaya yang memiliki perilaku dalam wujud- wujud kebudayaan. Apabila mengubah budaya dalam suatu perusahaan mengakibatkan terjadinya perubahan secara keseluruhan pada perusahaan. Pada dasarnya jika inti budaya pada perusahaan mengalami perubahan, secara otomatis akan menggerakkan perubahan secara keseluruhan, dan yang bisa kita lakukan adalah melihat apakah perubahan tersebut mengarah pada keberhasilan atau kemunduran tergantung yang dikehendaki. Dengan demikian, budaya berfungsi sebagai cara hidup dalam pandangan antropologi. Budaya perusahaan menjadi elemen kunci dari perubahan yang akan memberi pengaruh kuat sistem kerja organisasi, sedangkan budaya organisasi terbentuk sebagai tanggapan atas dua hal, yaitu perihal adaptasi: survival yang bersifat eksternal dan integrasi organisasi yang bersifat internal. Sehubungan dengan itu, pengembangan budaya merupakan solusi bagi kelompok dalam menghadapi segala persoalan eksternal dan internalnya. Namun, sangat disayangkan banyak perusahaan gagal mentransformasikan perusahaannya akibat mengubah kultur tidak melalui proses demi proses yang berarti menempatkan perubahan kultur pada langkah pertama bukan sebagai tujuan akhir. Akhirnya, banyak pula perusahaan yang mengesampingkan budaya dalam melakukan perubahan. Perlu kita ketahui bahwa budaya adalah norma-norma kelompok dan nilai-nilai yang diyakini bersama telah menjadi hambatan terbesar dalam melakukan perubahan. Seharusnya, hal itu tidak menjadi alasan dalam menghambat sebuah proses perubahan. Kultur dapat mempermudah adaptasi andaikan perusahaan memiliki kultur yang tepat dari hasil proses perubahan budaya. Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 13 Budaya perusahaan yang kuat tidak akan mudah mengalami goncangan, ia mampu beradaptasi dan selalu menang dalam menangkap peluang, serta unggul dalam kancah pertarungan global. Dengan demikian, membangun budaya organisasi adalah pilihan wajib bagi perusahaan supaya dapat berhasil menggapai segala tujuan. Tekanan globalisasi, deregulasi berbagai bidang, perubahan teknologi yang pesat, dan persaingan pasar yang ketat telah memaksa semua pemimpin perusahaan untuk memimpin organisasinya dalam perubahan budaya. Dewasa ini, hampir semua perusahaan global yang populer memiliki budaya perusahaan yang sangat kuat. 2. Menjadi pemimpin perusahaan dan pemimpin global Dewasa ini, telah terjadi pergeseran dari dunia mekanistik ke dunia holistik. Mereka yang mempertahankan pola mekanistik berguguran, misalnya: pada era Orde Baru di Indonesia, kehidupan ekonomi mempertahankan kebijakan pembangunan dengan menggunakan indikator keberhasilan kepada fisik dan bentuk pembangunan yang dijadikan satu pola, kini hal tersebut telah tumbang. Banyak perusahaan-perusahaan harus gulung tikar akibat dari mengembangkan pola mekanistik karena tidak memiliki kemampuan untuk menghadapi perubahan-perubahan pada lingkungan internal dan eksternalnya. Mereka tidak berpikir bahwa terdapat banyak variabel yang menentukan keberhasilan berbisnis dalam mengelola negara, padahal semua aspek dapat memengaruhi kinerja perusahaan di lingkungan global kini. Kita baru menyadari bahwa sebenarnya manusia hidup dalam realitas lingkungan yang senantiasa berubah, alih-alih suatu lingkungan yang terprogram. Lingkungan adalah sebuah sistem yang saling memengaruhi dengan memiliki fungsinya masing-masing dan tidak bisa dipinggirkan. Manusia merupakan variabel yang luas sehingga kita banyak mendengar keberhasilan dan kegagalan dalam bisnis terjadi disebabkan oleh manusianya. Hal ini terjadi bergantung pada kemampuan manusia dalam bertahan, beradaptasi, dan mengelola lingkungan. Antropologi 14 SMA/MA Kelas XII Dunia holistik akan dapat dimengerti dengan memahami realitas sistem manusia yang bergerak bebas dan berubah-ubah, sementara itu budaya mampu melihat dunia holistik-realistik hingga kedalamannya. Kini, perusahaan global yang berhasil telah banyak merekrut penasihat yang memiliki latar belakang antropologi. Tidak sekadar menjadi penasihat, melainkan banyak dari mereka menjadi manajer atau direktur dalam mengelola perusahaan supaya dapa tampil berdaya saing serta berhasil dalam pentas dunia yang mau tidak mau telah berada dalam era globalisasi. 3. Pengembangan dan pemasaran produk berwawasan budaya Pengembangan dan pemasaran produk adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Produk yang dihasilkan harus sesuai dengan selera pasar atau menemukan pasarnya sendiri. Pada perkembangannya, dunia pasar menjadi hal yang perlu diselami untuk diketahui keberadaannya guna pengembangan produk yang tepat serta bagaimana produk dapat diminati atau digunakan oleh pasar atau konsumen. Dalam dunia bisnis, pasar atau konsumen menjadi pusat perhatian yang utama. Hal ini disebabkan oleh keberhasilan bisnis dalam era pasar yang kompetitif, kini dalam dunia global yang terpenting adalah keberhasilan bauran pemasarannya. Merujuk pendapat dari Kotler (1997) yang mengemukakan bahwa telah terjadi perubahan dalam dunia pemasaran saat ini, dimana pemasaran konvensional telah berubah dan berfokus kepada pelanggan. Hal ini memiliki arti bahwa memahami, menciptakan atau membentuk, mengomunikasikan, dan memberikan nilai serta kepuasan kepada konsumen sehingga produk yang dipasarkan sangat berhasil dalam mendapatkan laba karena telah menjadi nilai atau budaya kepada konsumen. Kondisi pasar sekarang telah berlangsung suatu bentuk pemasaran global yang semua pemasar tidak lagi didominasi oleh pihak-pihak tertentu. Dunia tanpa batas ini menciptakan akses pasar bagi semua orang takterkecuali. Perusahan-perusahaan berlomba memasarkan produknya melalui lintas komunitas, lintas negara, lintas suku, lintas golongan, dan lintas geografis serta menginternasionalkan produknya. Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 15 Dunia pasar atau konsumen telah membentuk komunitas. Komunitas ini memiliki semua perangkat atau wujud budaya yang dapat diselami un- tuk dapat mengetahui realitas jelasnya sehingga pemasar memahami dan mengetahui apa yang ada dalam pemikiran pembeli. Lembar Kegiatan Peserta Didik 1.3 Berlatih menganalisis antropologi Judul Kegiatan dengan dunia bisnis Jenis Kegiatan Tugas kelompok Kalian mampu mengalisis antropologi Tujuan Kegiatan dengan dunia bisnis Petunjuk Pengerjaan 1. Amati video animasi tentang budaya perusahaan pada tautan berikut: https://bit.ly/3WbD2qn 2. Diskusikan dengan kelompok dan kaitkan kata-kata kunci dalam video animasi tersebut dengan pembaha- san antropologi pada dunia bisnis. 3. Presentasikan hasil diskusi kelom- pok kalian di depan kelas. 4. Memberikan tanggapan dari presen- tasi kerja kelompok lain. 5. Buatlah kesimpulan bersama ten- tang penerapan antropologi dalam dunia bisnis. Antropologi 16 SMA/MA Kelas XII Uji Penguasaan Materi 1. Simak artikel berikut: Jasad Penumpang Air Asia Sulit Dikenali, Tulang Jadi Acuan Antropolog Forensik Tim Disaster Victim Identification (DVI) dibantu oleh antropolog forensik untuk mengidentifikasi jenazah penumpang pesawat Air Asia QZ8501 yang mulai sulit dikenali. “Logikanya saja jika sudah dua minggu pasti semakin sulit,” kata antropolog forensik dari Universitas Airlangga, Toetik Koesbardiati, di Mapolda Jawa Timur, Rabu (13/1). Para antropolog diharapkan dapat menentukan ras, usia, umur, pekerjaan, dan aktivitas sehari-hari hanya dari tulang korban. Mereka juga membantu memahami budaya korban dengan mengenalinya dari properti yang dipakai dan barang bawaan apa saja yang dibawa penumpang. Antropolog forensik dari Universitas Gajah Mada, Rusyad Adi Suriyanto, mengatakan hal yang senada. Semakin lama jenazah akan semakin sulit diidentifikasi, sehingga metode antropologi forensik dan DNA menjadi acuan lebih akurat dengan mengidentifikasi tulang jenazah. Kecepatan tim antropolog, menurutnya, sangat dibutuhkan karena semakin lama serat atau selaput kulit semakin hilang. “Ada usulan bagus kemarin, Indonesia mempunyai rekam serat kulit dan rekam wajah, sehingga jika ada musibah seperti ini akan semakin mudah diidentifikasi,” ujar Rusyad. Antropolog forensik juga sering membantu kepolisian untuk mengidentifikasi korban kejahatan. Namun, belum banyak orang yang memilih profesi ini. Di Indonesia baru ada empat orang yang berprofesi sebagai antropolog forensik. “Mungkin karena terlalu banyak yang harus dipelajari maka kurang diminati,” tambah Rusyad. Scan Me! Sumber: Wulandari, Indah. 2015. “Jasad Penumpang Air Asia Sulit Dikenali, Tulang Jadi Acuan Antropolog Forensik.” Republika. January 14, 2015.. Selengkapnya baca artikel pada tautan berikut ini: https:// www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/01/14/ni5rz8- jasad-penumpang-air-asia-sulit-dikenali-tulang-jadi-acuan- antropologforensik atau pindailah Kode QR di samping Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 17 Cabang ilmu antropologi yang memiliki ruang lingkup tepat sesuai dengan teks berita tersebut adalah… A. Antropologi ragawi, yakni ilmu yang mempelajari perkembangan terjadinya anekawarna makhluk manusia dilihat dari ciri-ciri tubuhnya. B. Antropologi budaya, yakni mempelajari tentang segi-segi kebudayaan manusia atau cabang antropologi yang mengkhususkan diri pada pola kehidupan masyarakat. C. Somatologi, yakni ilmu tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia, dilihat dari ciri-ciri tubuhnya. D. Antropologi biologi, yakni ilmu yang mempelajari perkembangan manusia sebagai makhluk biologis. E. Antropologi bahasa, yakni ilmu yang mempelajari persebaran aneka warna bahasa yang diucapkan oleh manusia di seluruh dunia. 2. Secara etimologis antropologi berasal dari bahasa Yunani dari kata “antropos” yang berarti manusia dan “logos” yang berarti ilmu. Maka antropologi berarti kajian tentang manusia. Secara etimologis antropologi berarti kajian tentang manusia. Antropologi dibagi menjadi empat cabang ilmu yang saling berkaitan, yaitu: antropologi biologi/fisik, antropologi sosial dan antropologi budaya, arkeologi, serta linguistik. Keempat cabang ilmu tersebut memiliki kekhususan akademik dan penelitian ilmiah dengan topik yang unik dan metode penelitian yang berbeda. Pengertian antropologi biologi atau antropologi fisik merupakan cabang ilmu antropologi yang mempelajari manusia dan primata, bukan manusia dalam arti biologis, evolusi, dan demografi. Antropologi sosial merupakan cabang yang mempelajari hubungan antara orang-orang atau kelompok. Sementara antropologi budaya merupakan cabang komparasi bagaimana orang-orang bisa memahami dunia di sekitar mereka dengan cara yang berbeda-beda dan antropologi sosial dan budaya dipakai untuk meneliti manusia yang masih hidup. Arkeologi ini berkaitan dengan usaha mempelajari sisa-sisa fisik dari suatu budaya masa lalu atau masa lampau. Antropologi linguistik juga mempelajari bentuk bentuk bahasa manusia dan penggunaan konteks bahasa itu dapat menghubungkan sosial atau politik. Antropologi 18 SMA/MA Kelas XII Scan Me! Sumber: Regita. 2016. “Mengetahui 4 Cabang Antropologi.” Kompasiana.Com. March 2016. Selengkapnya baca artikel pada tautan berikut ini: https://www.kompasiana.com/acars/56f61cdbb99373f50491acc5/ mengetahui-4-cabang-antropologi? atau pindailah Kode QR di samping Berdasarkan keterangan tersebut, tentukan pasangan yang tepat antara gambar dengan kajian antropologi secara tepat! Kajian Gambar Antropologi Gambar 1 A Sejarah Sumber: Agung Sejuta (2016) Gambar 2 B Arkeologi Sumber : Tranava University/Unsplash (2021) Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 19 Gambar 3 C Etnolinguistik Sumber: Ruben Hutabarat/Unsplash (2018) Gambar 4 D Somatologi Sumber: Fauxels/Pexels (2019) Gambar 5 E Paleoantropologi 3. Dalam dua dekade terakhir ini budaya Korea berkembang pesat dan meluas secara global. Budaya Korea diterima publik dari berbagai kalangan dan menghasilkan suatu fenomena. Baca dan cermati artikel berikut: Antropologi 20 SMA/MA Kelas XII “Korean Wave” atau disebut juga Hallyu, fenomena ini begitu terasa dalam kehidupan generasi milenial dan dikenal memiliki fanbase yang besar. Korean Wave diawali dan identik dengan dunia hiburan seperti musik, drama, dan variety shows yang dikemas sesuai selera generasi milenial dalam menyajikan budaya-budaya Korea. Budaya Korea banyak diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari para pecinta budaya Korea, misalnya: mode (fashion), make up, perawatan diri (skincare) Korea, makanan, gaya bicara (aksen), dan bahasa. Sejak dibangunnya hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Korea Selatan pada tahun 1973, Korea Selatan menjadi salah satu negara yang memiliki jumlah investasi terbesar dan tersebar luas di berbagai macam proyek di Indonesia (Bhaskara 2019). Indonesia dan Korea Selatan juga sepakat untuk meningkatkan perdagangan bilateral mereka menjadi $30 miliar pada tahun 2022. Maraknya penggunaan produk-produk perawatan diri (skincare) dan make up, mode, dan makanan Korea, banyak dipengaruhi oleh keberadaan artis K-pop. Cara pandang mereka pun berubah menjadi lebih terbuka terhadap berbagai aspek kehidupan. Mereka menjadi lebih bahagia bahkan bangkit dari rasa depresi. Mereka juga sering menyelipkan kata-kata dalam bahasa Korea dikehidupan sehari-hari seperti annyeong, saranghae, hyung, dan hwaiting. Selain itu, para penggemar dari artis-artis Korea biasanya mendirikan fanbase atau komunitas yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Contohnya: NCTzen Yogyakarta yang merupakan tempat berkumpulnya para penggemar NCT (grup idola) di Yogyakarta. Mereka memiliki kepengurusan yang terstruktur layaknya organisasi pada umumnya dan aktif mengadakan acara-acara untuk penggemar NCT. Scan Me! Sumber: Sarajwati. 2020. “Fenomena Korean Wave di Indonesia.” EGSA UGM. September 2020. Selengkapnya baca artikel pada tautan berikut ini: https://egsa.geo.ugm.ac.id/2020/09/30/fenomena-korean- wave-di-indonesia/ atau pindailah Kode QR di samping Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 21 Berilah tanda centang (√) di kolom “Benar” jika pernyataan berikut sesuai dengan teks atau centang di kolom “Salah” jika pernyataan berikut tidak sesuai dengan teks. Pernyataan Benar Salah Korean Wave mendorong para pengikutnya menjadi hedonism. Bahasa Indonesia semakin tersisihkan dengan bahasa asing. Korean wave berdampak negatif pada kehidupan milenial. 4. Perhatikan penggalan teks sastra berikut: Namaku Andara. Aku lahir di Desa Tobarana, tempat di mana dikelilingi oleh desiran Sungai Sa’dan dengan pemandangan yang indah di sekitarnya. Letaknya dua belas kilometer ke arah utara Kota Ratepao. Aku tinggal di rumah besar ini, rumah orang Toraja. Bentuk bangunannya sangat unik dan menarik karena jika diperhatikan bangunan itu mirip sebuah perahu. Rumah adat ini namanya Tongkonan. Biasanya dibangun oleh sebuah keluarga besar. Uniknya, bila rumah tersebut sudah jadi, orang-orang Toraja selalu mengadakan upacara yang disebut Rambu Tuka. Untuk mendapat berkah keselamatan segenap keluarga. Orang Toraja menyebut dirinya sebagai orang Toraya. To berarti orang dan Raya artinya besar. Jadi, Toraya artinya orang yang terhormat (Paisyal 2015). Berdasarkan teks di atas apabila dikaitkan dengan contoh penerapan antropologi budaya berikut ini, manakah yang merupakan ciri kelompok etnik Suku Toraja? (Jawaban lebih dari satu) Tongkonan dihuni oleh keluarga besar. Rumah adat Toraja bernama Tongkonan. Bangunan Tongkonan bentuknya menyerupai perahu. Antropologi 22 SMA/MA Kelas XII Rambu Tuka dilaksanakan sebelum membangun rumah. Rambu Tuka bertujuan untuk mendapat berkah keselamatan keluarga. 5. Perhatikan teks berikut! Tradisi Marsialapari adalah budaya masyarakat lokal di Sumatra Utara dalam pengelolaan sawah. Tradisi ini diisi dengan kegiatan tolong-menolong atau gotong royong, yang sudah ada sejak zaman dahulu dan masih dijaga oleh masyarakat Mandailing hingga kini. Masyarakat Mandailing secara sukarela dengan rasa gembira saling tolong-menolong dan membantu saudara mereka yang membutuhkan bantuan, biasanya dilakukan di sawah atau kebun. Meski dilakukan secara sukarela, tradisi Marsialapari ini dilakukan secara bergantian sebagai imbalan atas bantuan dari kerabat atau tetangga yang sudah membantu mereka dalam mengelola sawah. Contohnya: apabila penggarapan sawah di tempat salah seorang masyarakat Mandailing sudah selesai, maka orang tersebut akan ikut membantu ke tempat orang yang sudah membantunya tadi, dan begitu seterusnya. Maka dari itu, apabila terdapat empat keluarga yang berpartisipasi, maka keempat keluarga tersebut harus saling membantu secara bergantian Tradisi Marsialapari ini bukanlah sekadar aktivitas dalam melakukan gotong royong semata, namun, tradisi ini mencerminkan nilai-nilai budaya masyarakat Mandailing. Hal ini ditunjukkan dengan adanya esensi kasih sayang (holong) dan persatuan (domu) yang hidup dalam khazanah budaya masyarakat Mandailing selama ini. Kasih sayang dan persatuan pada masyarakat Mandailing merupakan implementasi dari adat Dalian Na Tolu. Sistem sosial dari Dalian Na Tolu tersebutlah yang menggiring masyarakat Mandailing untuk senantiasa memiliki rasa saling membantu dan bekerja sama dalam menyelesaikan suatu persoalan yang menyangkut kehidupan bersama. Bab 1 Antropologi Sosial dan Antropologi Budaya 23 Scan Me! Sumber: Rahmawati. 2020. “Marsialapari, Tradisi Gotong Royong Yang Mengakar Kuat di Masyarakat Mandailing.” Merdeka. April 2020. https://www.merdeka.com/sumut/marsialapari-tradisi- gotong-royong-yang-mengakar-kuat-di-masyarakat-mandailing. html?page=5. Berdasarkan ilustrasi tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai budaya tolong-menolong yang dimiliki masyarakat di Mandailing merupakan dasar dari budaya nasional gotong royong dan ini merupakan kajian dari antropologi sosial. Benarkah kesimpulan tersebut? Antropologi 24 SMA/MA Kelas XII KEMENTERIAN PENDIDIKAN KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA, 2022 Antropologi untuk SMA/MA Kelas XII Penulis: Mohammad Adib, dkk. ISBN: 978-602-427-970-7 BAB 2 Keb u y a an da Tujuan Pembelajaran Mengemukakan kebudayaan Menjelaskan wujud kebudayaan. sebagai sesuatu yang khusus Menafsirkan sifat-sifat (khas) di masyarakat. kebudayaan di lingkungan Menyebutkan unsur-unsur sekitar atau lingkungan kebudayaan. sekerabat di dalam keluarga. Gambaran Bab Pada bab ini, kalian akan mempelajari kebudayaan milik masyarakat, yang terdiri dari unsur-unsur, wujud, serta sifat-sifat kebudayaan. Oleh karena itu, bab ini memuat: pengertian kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, wujud kebudayaan, dan sifat-sifat kebudayaan. Pembahasan dalam bab ini, tidak hanya memuat materi pembelajaran, melainkan juga berisi lembar-lembar kegiatan kalian yang reflektif dan aktual. Materi ini penting untuk dipelajari karena kebudayaan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Melalui kebudayaan, peradaban manusia dapat dikenali dan diamati dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Capaian Pembelajaran Kalian memahami secara kreatif dan kritis terhadap pengertian dan ruang lingkup kebudayaan. Pemahaman atas aspek antropologi sosial ini diharapkan mampu membawa para kalian pada suatu prinsip menciptakan keadaban, kegotongroyongan dalam berbagai nilai luhur yang ditemukan dan digalinya, serta kesadaran atas kebhinekaan global yang menguatkan proses transformasi sosialnya. Indikator Capaian Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran dan memahami bacaan dalam pembahasan bab ini, kalian mampu: 1. Mengartikan kebudayaan sebagai sesuatu yang khas di-masyarakat. 2. Menunjukkan unsur-unsur kebudayaan. 3. Menjelaskan wujud kebudayaan. 4. Menguraikan sifat-sifat kebudayaan di lingkungan sekitar atau ling- kungan sekerabat di dalam keluarganya. Antropologi 26 SMA/MA Kelas XII Pertanyaan Kunci Pernahkah kalian melihat benda-benda hasil karya manusia seperti candi, keris, cerita rakyat, dan makanan tradisional di sekitar kalian? Silahkan kemukakan apa arti dari kebudayaan! Apa saja wujud, unsur-unsur, dan sifat- sifat kebudayaan? Bagaimana menganalisis hubungan antara kebudayaan dengan masyarakat? Kata Kunci Pengertian kebudayaan, wujud kebudayaan, unsur-unsur kebudayaan, dan sifat-sifat kebudayaan. Peta Konsep Unsur-unsur Budaya Kebudayaan dan Masyarakat Wujud Budaya Sifat-sifat Kebudayaan Bab 2 Kebudayaan 27 A. Pengertian Kebudayaan Pernahkah kalian berkunjung ke candi Borobudur? Tentunya kalian akan kagum melihat keindahan relief candi tersebut. Candi Borobudur tingginya 42 m didirikan oleh Raja Samaratungga dari wangsa syailendra, dibuat tahun 775- 824 Masehi yang tertulis di prasasti Karang Tengah. Candi Borobudur ditemukan oleh Gubernur Jendral di Jawa Sir Thomas Stamford Raflles tahun 1814. Relief yang tampak itu Gambar 2.1 Relief Candi Borobudur. Sumber: Devi Nasution (2015) menggambarkan kehidupan Sang Budha Sidharta Gautama dan terdapat di hampir semua dinding candi. Relief ini terletak di kaki candi. Pernahkah kalian menyaksikan tarian tersebut? Gambar 2.2 me- rupakan Tarian Pangkur Sagu yang menggambarkan secara simbolik ritual pesta yang diadakan oleh Masyarakat Papua saat membuat sagu. Nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya adalah gotong royong, kebersamaan, dan ungkapan rasa syukur. Selanjutnya, amati kebudayaan yang berada di sekitar tempat tinggal kalian. Bagaimana Gambar 2.2 Tarian adat Pangkur kebudayaan tersebut dapat hidup dan Sagu, Papua. berkembang di sekitar tempat tinggal Sumber: M Risyal Hidayat/ ANTARA FOTO (2021) kalian? Bagaimana sikap kalian terhadap perbedaan kebudayaan di dalam kelas atau di sekitar tempat tinggal? Antropologi 28 SMA/MA Kelas XII Saat kalian mempelajari kebudayaan haruslah diimbangi dengan memahami definisi dari kebudayaan. Definisi kebudayaan dalam antropologi berbeda dengan bahasa sehari-hari kalian yang menganggap bahwa relief candi, tarian, dan hasil karya manusia lainnya sebagai kebudayaan. Terdapat hal-hal lain yang tergolong sebagai kebudayaan dalam kajian antropologi. Apa yang di maksud dengan kebudayaan? Berikut ini penjelasan tentang konsep kebudayaan. Kata kebudayaan berasal dari Bahasa Sansekerta “budhayah” yang berarti budi atau akal, sehingga kebudayaan memiliki arti hal-hal yang berkaitan dengan akal. E. B. Tylor seorang antropolog yang pertama kali mengartikan kebudayaan (Haviland 1988). Menurutnya, kebudayaan sebagai kompleks keseluruhan yang meliputi: pengetahuan, kepercayaan, kesenian, hukum, moral, dan kebiasaan yang didapatkan manusia sebagai anggota masyarakat (Haviland 1988). Melalui definisi yang dikemukakan oleh E. B. Tylor, dapat kalian ketahui bahwa segala sesuatu yang berada dalam masyarakat adalah bagian dari kebudayaan. Sebagai ilustrasi, kalian dapat mengamati tradisi Kandhuri Laot pada Masyarakat Aceh (Gambar 2.3). Gambar 2.3 Kandhuri Laot Masyarakat Aceh. Sumber: Dani Randi/FOTOKITA (2019) Bab 2 Kebudayaan 29 Kandhuri Laot atau Kenduri Laut merupakan tradisi yang dilakukan setiap tahun atau tiga tahun sekali dengan berpedoman pada ajaran Islam. Hal ini, merupakan bentuk ungkapan syukur kepada Allah SWT karena telah memberikan kehidupan bagi para nelayan dan warga yang berdomisili di pesisir pantai. Masyarakat Aceh datang ke pesisir pantai sambal membawa berbagai jenis makanan seperti: menu kari sapi atau kari kerbau, dan minuman untuk disantap bersama. Kepala dan kulit hewan yang disembelih, dibuang ke laut. Maka dari itu, kalian mengerti bahwa tradisi tersebut tergolong dalam kebudayaan. Mari amati tradisi yang berada di tempat tinggal kalian! Haviland (1988) mengemukakan definisi lain, yaitu kebudayaan terdiri dari nilai-nilai, kepercayaan, dan persepsi abstrak mengenai jagat raya yang berada dibalik serta yang tercermin dalam perilaku manusia. Perilaku manusia yang digunakan untuk mempertahankan hidup berasal dari nilai-nilai dan kepercayaan. Perilaku inilah yang disebut oleh Haviland (1988) sebagai kebudayaan. Oleh karena itu, kebudayaan menjadi milik masyarakat tersebut. Kalian dapat lebih memahami dengan mencermati contoh berikut (Gambar 2.4). Suku Mentawai mempunyai ciri-ciri khas, yaitu memiliki tato pada sekujur tubuhnya. Hal ini menandakan peran dan status sosial yang dikenal dengan sebutan Sikerei. Gambar 2.4 Suku Mentawai. Sumber: Tariq Zaidi/SPIEGEL (2015) Antropologi 30 SMA/MA Kelas XII Sikerei adalah sebutan untuk seseorang yang dipercayai memiliki kekuatan spiritual tinggi dan kedekatan dengan roh leluhur untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Sikerei bertugas melakukan penyembuhan terhadap orang sakit dengan memberikan ramuan obat tradisional sembari menari sebuah tarian memanggil arwah leluhur, yaitu Tari Turuk. Merujuk Haviland (1988) maka kalian dapat mengerti bahwa perilaku Kesehatan masyarakat juga tergolong dalam kebudayaan. Selanjutnya, Kottak mengemukakan bahwa kebudayaan adalah seperangkat mekanisme control dengan menggunakan symbol (verbal dan nonverbal) yang didapatkan manusia melalui pembelajaran. Proses dimana seseorang mempelajari budaya dikenal dengan istilah enkulturasi. Maksud dari mekanisme kontrol supaya masyarakat berperilaku sesuai dengan kebudayaan yang diterima dan diakuinya, melalui simbol verbal yaitu peralatan hidup dan simbol nonverbal yaitu kepercayaan. Supaya lebih jelas, perhatikan contoh berikut! (Gambar 2.5) Masyarakat Jepara, Jawa Tengah memiliki tradisi sedekah laut. Adapun tahapan dari tradisi ini adalah arak-arakan kerbau, pemotongan kerbau, selamatan, dan pementasan wayang kulit. Mereka percaya, apabila tradisi ini ditinggalkan akan timbul bencana ombak yang berkepanjangan, angin kencang, dan pohon tumbang. Tradisi sedekah laut ini juga menjadi simbol kejayaan Kota Jepara sebagai kota maritim. Gambar 2.5 Sedekah laut Masyarakat Jepara, Jawa Tengah. Sumber: Yusuf Nugroho/ANTARA FOTO (2022) Bab 2 Kebudayaan 31 Coba kalian amati yang berada di sekitar tempat tinggal kalian, adakah contoh yang serupa dengan tradisi tersebut? Lain halnya dengan Suparlan (1995), ia mengemukakan bahwa kebudayaan adalah pedoman operasional yang dimiliki masyarakat dalam menghadapi lingkungan tertentu (sosial, fisik dan alam, serta kebudayaan) untuk mereka dapat melangsungkan kehidupannya dan mendapatkan hidup yang lebih baik. Manusia sebagai makhluk sosial memiliki model-model pengetahuan yang secara selektif dapat digunakan untuk memahami dan menginterpretasi lingkungan yang dihadapi, serta untuk mendorong dan menciptakan tindakan-tindakan yang diperlukan. Kalian akan dapat memahami pengertian kebudayaan setelah membaca contoh berikut ini! Bebie merupakan tradisi menanam dan memanen secara bersama-sama yang dilakukan oleh masyarakat di Muara Enim, Sumatra Selatan. Tradisi ini memiliki tujuan supaya proses memanen cepat selesai dan sebagai wujud rasa syukur akan keberhasilan panen. Contoh lainnya adalah Hutan Larangan di Desa Rumbio, Riau (Gambar 2.6) yang memiliki tujuan supaya masyarakat menjaga hutan, dengan tidak menebang pohon. Apabila melanggar, akan dikenakan denda berupa beras 100 Kg atau uang sebesar Rp 6 juta. Jadi, makin jelas bagi kalian dalam mempelajari kebudayaan pada konsep antropologi, yang meliputi ide, tingkah laku, dan hasil karya manusia. Gambar 2.6 Hutan larangan Lebih detail, kalian akan mempelajari Desa Rumbio, Riau. Sumber: SIPAREKRAF (2021) wujud kebudayaan pada subbab berikutnya. Antropologi 32 SMA/MA Kelas XII Lembar Kegiatan Peserta Didik 2.1 Judul Kegiatan Menjelaskan pengertian kebudayaan Jenis Kegiatan Tugas individu Tujuan Kegiatan Kalian mampu menjelaskan pengertian kebudayaan Petunjuk Pengerjaan 1. Kalian mencari informasi mengenai pengertian kebudayaan dari berbagai tokoh antropologi melalui sumber-sumber belajar. Mencari tentang persamaan atau perbedaan pengertian kebudayaan dan menyimpulkannya. 2. Kalian mempresentasikan di depan kelas. 3. Kalian lainnya saling memberikan komentar atau pertanyaan dan dijawab oleh penyaji. 4. Guru memotivasi kalian untuk secara aktif dan kreatif mengumpulkan informasi yang relevan dan memanfaatkan berbagai sumber belajar yang tersedia. Bab 2 Kebudayaan 33 Lembar Kegiatan Peserta Didik 2.2 Judul Kegiatan Merefleksikan manfaat mempelajari kebudayaan Jenis Kegiatan Tugas kelompok Tujuan Kegiatan Kalian dapat menganalisis manfaat dalam mempelajari kebudayaan Petunjuk Pengerjaan 1. Baca dan cermati artikel berikut. Kebudayaan adalah Sistem Kehidupan Masyarakat, Pahami Unsur dan Wujudnya Kebudayaan adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Melalui kebudayaan, suatu peradaban manusia dapat dikenali dan diamati dalam jangka waktu yang tak terbatas. Dalam seperangkat kebudayaan, terdapat beberapa hal yang menjadi dasarnya. Beberapa hal tersebut antara lain meliputi nilai, akal, budi, moral, tujuan, hingga adat istiadat. Secara singkat, kebudayaan adalah suatu hal yang menjadi patokan cara hidup suatu masyarakat tertentu. Biasanya, kebudayaan ini tidak semata-mata terbentuk dalam kurun waktu singkat. Kebiasaan dan sistem yang berlaku di masyarakat membentuk kebudayaan itu sendiri melalui proses tertentu. Sehingga, kebudayaan tersebut membentuk suatu identitas pribadi yang unik dan menjadi pembeda antara masyarakat satu dengan lainnya. Melalui kebudayaan, suatu masyarakat dapat mencapai taraf hidup tertentu yang telah disepakati bersama. Sumber: Anggraini. 2021. “Kebudayaan Adalah Sistem Kehidupan Masyarakat, Pahami Unsur Dan Wujudnya.” Merdeka.Com. November 2021. https://www.merdeka.com/ trending/kebudayaan-adalah-sistem-kehidupan-masyarakat-pahami-unsur-dan- wujudnya-kln.html. Antropologi 34 SMA/MA Kelas XII Petunjuk Pengerjaan 2. Refleksikan bahan bacaan tersebut yang ditarik pada manfaat mempelajari kebudayaan. Kemudian, diskusikan dengan teman sebangkumu: a. Jelaskan manfaat lain dari mempelajari kebudayaan! b. Apa yang ingin kalian dapatkan dari pembelajaran mengenai kebudayaan? Refleksi Setelah kalian mempelajari materi ini: 1. Hal apa yang menarik dari pembelajaran ini? 2. Sikap apa saja yang dapat kalian tumbuhkan? 3. Keterampilan apa saja yang dapat kalian kembangkan? 4. Hal baru apa saja yang kalian dapatkan? Pengayaan Jika kalian tertarik dengan materi ini dan ingin mendalaminya berikut tautan yang bisa diakses: Scan Me! Video “Kupas Tuntas Antropologi Menurut Ahli” https://www.youtube.com/watch?v=g-2x9IR_ks8 atau pindailah Kode QR di samping Bab 2 Kebudayaan 35 Scan Me! Artikel “Pengertian Budaya Menurut Pandangan para Ahli, Jangan Sampai Keliru” https://www.merdeka.com/jatim/pengertian-budaya- menurut-pandangan-para-ahli-jangan-sampai- keliru-kln.html atau pindailah Kode QR di samping B. Wujud Kebudayaan Menurut Koentjaraningrat (2002) wujud kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Dengan demikian, dapat kalian pahami bahwa wujud kebudayaa sebagai cara hidup masyarakat tersebut yang merupakan ide-ide, aktivitas, dan benda fisik hasil karya manusia. Apa yang dimaksud dengan wujud kebudayaan? Wujud kebudayaan terbagi menjadi tiga, yaitu: pertama, wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks gagasan, m Sosi s te a konsep, dan pikiran manusia. Wujud Si l kebudayaan ini bersifat abstrak, tidak Sistem dapat dilihat, dan terletak dalam Budaya pikiran manusia. Para ahli antropologi dan sosiologi menyebutnya sebagai Ke sistem budaya (cultural system). bud ik ay aan Fis Kedua, wujud kebudayaan seba- gai suatu aktivitas kompleks serta Gambar 2.7 Wujud kebudayaan. tindakan berpola dari manusia dalam Sumber: Koentjaraningrat (1990) masyarakat. Wujud kebudayaan ini bersifat lebih konkret dan dapat diamati. Beberapa tokoh antropologi dan sosiologi menyebutnya sebagai sistem sosial. Ketiga, wujud kebudayaan sebagai hasil karya manusia yang berupa benda atau peralatan yang diciptakan manusia untuk memenuhi berbagai Antropologi 36 SMA/MA Kelas XII keperluan hidupnya. Wujud kebudayaan ini bersifat paling konkret. Untuk memahami ketiga wujud kebudayaan, bacalah ilustrasi berikut! Masyarakat Kepulauan Bangka Belitung memiliki makanan khas yang dikenal dengan nama Lempah Kuning. Bahan dasarnya adalah ikan segar dan merupakan masakan perpaduan antara orang darat dan orang laut serta Suku Melayu. Kalian dapat memahaminya dengan konsep wujud kebudayaan. Wujud kebudayaan yang pertama, yaitu berupa ide untuk membuat makanan, yakni Lempah berdasarkan etimologi Bahasa Melayu yang berasal dari kata lem dan rempah. Kata lem artinya merekatkan atau menyatukan dan rempah artinya rempah-rempah. Masakan ini dipercaya sebagai simbol kehangatan dalam keluarga dan dipercaya memiliki bahan- bahan yang berguna untuk kesehatan. Bahan pembuat lempah kuning seperti kunyit dipercaya sangat baik untuk kesehatan lambung dan terasi asli dapat memacu kerja otak, sedangkan ikan sangat kaya akan protein hewani. Lempah kuning dihidangkan Ketika masih hangat sebagai simbol kehangatan dan keakraban dalam keluarga. Gambar 2.8 Makanan khas Lempah Kuning Kepulauan Bangka Belitung. Sumber: Deni Wahyono/Detik.com (2022) Wujud kebudayaan kedua adalah aktivitas sosial berupa makan bersama dalam keluarga, duduk ngelamper (lesehan) di atas tikar, dan bertandang, sedangkan wujud kebudayaan ketiga adalah Lempah Kuning, salah satu jenis makanan berkuah di Kepulauan Bangka Belitung. Bab 2 Kebudayaan 37 Lembar Kegiatan Peserta Didik 2.3 Judul Kegiatan Menjelaskan wujud kebudayaan Jenis Kegiatan Tugas individu Tujuan Kegiatan Kalian dapat menjelaskan wujud kebudayaan Petunjuk Pengerjaan 1. Amatilah salah satu kebudayaan yang ada di sekitar tempat tinggal kalian. 2. Kerjakan tugas individu ini dengan teliti. 3. Buatlah simpulan hasil tugas kalian. 4. Presentasikan di depan kelas. 5. Kalian lain harus memberikan komentar atau pertanyaan dan dijawab oleh penyaji. 6. Perbaikan harus dilakukan jika ada saran yang benar untuk penyempurnaan isi hasil kerja. Tugas 1. Mengapa kebudayaan tersebut masih dilakukan oleh masyarakat disekitar tempat tinggal kalian? 2. Bagaimana analisis kebudayaan tersebut jika dikaitkan dengan wujud kebudayaan? 3. Sikap apa yang akan kalian ambil dalam menyikapi kebudayaan tersebut? Antropologi 38 SMA/MA Kelas XII Lembar Kegiatan Peserta Didik 2.4 Judul Kegiatan Menganalisis wujud kebudayaan Jenis Kegiatan Tugas kelompok Tujuan Kegiatan Kalian dapat menganalisis wujud kebudayaan Petunjuk Pengerjaan 1. Baca dan cermati artikel berikut! Riyaya Gak Nggoreng Kopi Riyaya gak nggoreng kopi, ngadep meja gak ono jajane (Hari raya tanpa menyangrai kopi, menghadap meja tanpa kue). Itu adalah ungkapan khas masyarakat Jawa Timur untuk menggambarkan Lebaran yang dirayakan dalam suasana prihatin. Lebaran, seharusnya, menjadi momen istimewa yang membahagiakan. Kerabat yang mudik dari kota datang untuk berkumpul dan bersilaturahmi setahun sekali dengan keluarga. Pada saat itu aneka makanan khas dan beragam kue disajikan di meja. Kopi pun disuguhkan sebagai teman menyantap kudapan. Namun, tahun ini Lebaran berlangsung dalam suasana prihatin, tanpa kopi dan kue di meja. Tanpa sanak saudara yang biasanya mudik dari kota. Ancaman pagebluk COVID-19 yang masih merajalela membuat pemerintah melarang warganya mudik. Pagebluk masih sangat mengerikan, terutama karena munculnya gelombang kedua yang sedang mengancam. Akan banyak kerumunan selama Lebaran. Jutaan orang akan berinteraksi untuk bersilaturahmi, dan entah berapa banyak masyarakat berkumpul di tempat wisata. Ledakan penularan COVID-19 sangat mungkin terjadi, namun, akibat adanya larangan mudik pada tahun ini, maka tidak ada aturan resmi. Harga tiket pun melambung hingga 100 persen. Curi start mudik lebih Bab 2 Kebudayaan 39 awal harus diantisipasi di berbagai daerah. Gagasan larangan mudik adalah supaya tidak terjadi transmisi virus dari kota besar ke daerah. Jika mudik terjadi lebih awal, berarti tujuan untuk menghentikan atau mengurangi mobilitas tidak tercapai. Ketika para pemudik sudah sampai di daerah masing-masing, tidak ada lagi yang bisa membatasi pergerakan mereka karena umumnya mereka hanya melakukan mobilitas lokal atau regional. Dengan adanya pembolehan gerakan di wilayah aglomerasi, mobilitas masyarakat dipastikan akan tetap padat selama libur Lebaran. Ketaatan terhadap program kesehatan (prokes) cukup tinggi di perkotaan karena ketatnya pengawasan dan penerapan sanksi yang cukup tegas, namun, di daerah pedesaan penerapan prokes sangat longgar. Hampir tidak pernah warga desa yang terlihat memakai masker atau melakukan social distancing. Fasilitas umum untuk cuci tangan jarang terlihat, kecuali di instansi resmi pemerintah. Tempat wisata dan hiburan akan diizinkan beroperasi selama liburan. Berarti potensi kerumunan akan terjadi dan risiko penularan akan cukup tinggi. Menghentikan pergerakan mudik secara total juga berarti sebuah opportunity lost yang bernilai ratusan triliun. Melalui penduduk Jabodetabek yang berjumlah hampir 15 Juta jiwa terdapat aliran uang yang diperkirakan mencapai Rp 10 Triliun dibawa pemudik. Daripada kita mengalami tsunami pandemi seperti India, lebih baik, untuk kali ini, kita Riyaya gak nggoreng kopi. Sumber: Abror. 2021. “Riyaya Gag Nggoreng Kopi.” Jaringan Pemberitaan Nusantara Negeriku, Mei 1, 2021. https://jatim.jpnn.com/cak-abror/898/riyaya-gak-nggoreng-kopi. Petunjuk Pengerjaan 2. Setelah membaca artikel “Riyaya gak nggoreng kopi” gunakan informasi dari berbagai sumber untuk memperkaya pengetahuan kalian! 3. Kerjakan tugas dengan kelompok kalian! Antropologi 40 SMA/MA Kelas XII 4. Kemukakan temuan dan pendapat kalian pada diskusi kelas! 5. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut! a. Mengapa tradisi mudik masih d

Use Quizgecko on...
Browser
Browser