Martabat dan Kemandirian Manusia dalam Perawatan Lansia PDF

Summary

Buku ini membahas tentang perawatan lansia, dan bagaimana martabat manusia dan penghormatan terhadap hak asasi manusia perlu dipertimbangkan. Buku ini juga membahas kualitas hidup, normalisasi, dan dukungan kemandirian dalam konteks perawatan lansia.

Full Transcript

Bab 1 Martabat dan Kemandirian Manusia dalam Perawatan Lansia 1 Perawatan Lansia yang Mendukung Martabat 1) Martabat manusia dan penghormatan atas hak asasi manusia Staf perawat lansia adalah tenaga profesional yang bertugas memberikan d...

Bab 1 Martabat dan Kemandirian Manusia dalam Perawatan Lansia 1 Perawatan Lansia yang Mendukung Martabat 1) Martabat manusia dan penghormatan atas hak asasi manusia Staf perawat lansia adalah tenaga profesional yang bertugas memberikan dukungan terhadap orang-orang yang mengalami kesulitan dalam menjalani aktivitas keseharian karena lanjut usia atau disabilitas, agar orang tersebut dapat terus menjalani kehidupan sesuai dengan keinginannya. Martabat manusia adalah konsep dasar pemberian dukungan. Martabat manusia merupakan penghormatan terhadap masing-masing selaku individu. Sekalipun seseorang membutuhkan perawatan lansia, ia harus tetap dihormati selaku individu dan dilindungi hak asasi manusianya. 2) Pelaku utama dalam kehidupan adalah pengguna Kehidupan setiap orang berbeda karena beberapa faktor, seperti pola pikir dan kebiasaannya dalam menjalani hidup. Meskipun seorang pengguna membutuhkan perawatan lansia, pelaku utama dalam kehidupan adalah dirinya sendiri. Memahami kehidupan apa yang ia inginkan, menghormati cara hidup dan pola pikirnya, serta memberikan dukungan agar pengguna dapat menjalani hidup sesuai keinginannya merupakan dasar perawatan lansia. 10 Berbagai Gaya Hidup 1 Bagian Dasar Perawatan Lansia Bab 1 Martabat dan Kemandirian Manusia dalam Perawatan Lansia 3) QOL (Quality of Life/Kualitas Hidup) QOL juga dikatakan sebagai kualitas kehidupan dan kualitas nyawa. QOL adalah cara berpikir tentang kehidupan yang mencakup kekayaan spiritual, seperti rasa puas dan bahagia terhadap kehidupan serta alasan hidup. 11 4) Normalisasi Normalisasi adalah cara berpikir di mana penyandang disabilitas juga dapat hidup secara normal tanpa mendapat prasangka dan dilindungi hak asasi manusianya, sebagaimana orang yang tidak menyandang disabilitas. Normalisasi adalah bagaimana seseorang dapat terus hidup secara normal sesuai dengan keinginannya tanpa harus menahan diri, di tengah masyarakat dan komunitas. 2 Dukungan Kemandirian 1) Mendukung kemandirian Dukungan kemandirian membantu pengguna untuk memilih bagaimana mereka ingin menjalani hidup, kemudian menjalani hidup sesuai dengan keinginannya berdasarkan keputusannya sendiri. Dukungan yang diberikan tidak hanya terkait dengan gerakan tubuh seperti berpindah dan berganti pakaian, tetapi juga disesuaikan dengan kemampuan pengguna. Staf perawat lansia memberikan dukungan dengan menghargai nilai-nilai dan prinsip yang dianut pengguna, serta berupaya agar pengguna merasakan pencapaian dengan meningkatkan hal-hal yang bisa dilakukan atas kehendak dan kekuatannya sendiri. 12 2) Pilihan sendiri dan keputusan sendiri Bagian Pelaku utama dalam kehidupan adalah diri pengguna sendiri. Pengguna memutuskan 1 apa yang akan ia lakukan berdasarkan cara hidup dan nilai-nilai yang ia anut selama ini. Ada dua jenis kemandirian, yakni kemandirian fisik dan mental. Sekalipun memerlukan Dasar Perawatan Lansia perawatan lansia, pengguna memilih dan memutuskan sendiri cara hidupnya agar ia dapat menjalani hidup sesuai dengan keinginannya. Hari ini Anda ingin memakai baju yang mana? Bab 1 Martabat dan Kemandirian Manusia dalam Perawatan Lansia Saya mau memakai baju hangat itu. 13 3 Pemahaman Kehidupan 1) Definisi kehidupan Kehidupan di tiap-tiap negara berbeda berdasarkan budaya dan kebiasaannya. Cara hidupnya pun beragam karena adanya kemauan, nilai-nilai, dan prinsip individu. Ritme hidup manusia pada pagi hari adalah bangun tidur, berganti pakaian, mencuci muka, makan, ekskresi, mandi, mengisi waktu senggang, kemudian pada malam hari tidur. Makan Minum teh Berjalan-jalan Mandi Berganti pakaian Tidur Bangun tidur Pagi Malam Kehidupan juga terkait dengan kondisi kesehatan, tempat tinggal dan kemampuan melakukan pekerjaan rumah tangga orang tersebut, keluarga, komunitas, masyarakat, dll. 2) Dukungan kehidupan yang diberikan oleh staf perawat lansia Melakukan perawatan lansia dengan memahami baik-baik cara hidup pengguna berarti memberikan dukungan sesuai dengan keinginan orang tersebut. Jika seseorang memerlukan perawatan lansia, cara berpikir dan tindakannya cenderung menjadi pasif. Di sinilah staf perawat lansia bertugas membangkitkan semangat pengguna. 14 Bagian 1 Dasar Perawatan Lansia Bab 1 Martabat dan Kemandirian Manusia dalam Perawatan Lansia 15 Bab 2 Peran Staf Perawat Lansia: Etika Profesi 1 Etika Profesi Staf Perawat Lansia 1) Pertimbangan terhadap privasi Kulit pengguna akan terlihat saat mandi dan ekskresi. Penting bagi staf perawat lansia untuk memperhatikan privasi agar pengguna tidak merasa malu. 2) Menjaga kerahasiaan Staf perawat lansia harus mengetahui informasi tentang pengguna agar dapat menyediakan perawatan lansia yang tepat kepada pengguna. Namun, staf perawat lansia tidak diperkenankan untuk membicarakan dengan orang lain tentang informasi pribadi pengguna (usia, alamat, riwayat kesehatan, dll.) tanpa izin. Staf perawat lansia tidak boleh mengirim informasi tentang pengguna di internet, media sosial, dan sejenisnya tanpa izin pengguna. 16 3) Larangan pembatasan fisik Bagian Pembatasan fisik adalah tindakan merampas kebebasan pengguna. 1 Dampak negatif pembatasan fisik Dasar Perawatan Lansia Pembatasan fisik memberikan dampak buruk, seperti menurunkan kemampuan fisik dan memperburuk demensia pengguna. Contoh tindakan pembatasan fisik 1. Mengikat tubuh, tangan, dan kaki sehingga 2. Memagari tempat tidur sehingga pengguna pengguna tidak bisa bergerak. tidak bisa turun sendiri. Bab 2 Peran Staf Perawat Lansia: Etika Profesi 3. Mengunci kamar dan mengurung 4. Memasang sabuk penahan sehingga pengguna di dalamnya. pengguna tidak bisa bangkit. 5. Meminumkan obat psikotropika dengan dosis berlebihan. 17 4) Kekerasan Kekerasan merupakan tindakan yang melanggar hak asasi manusia pengguna. jenis kekerasan 5 (1) Kekerasan fisik (2) Kekerasan psikis (3) Pengabaian perawatan Melakukan tindakan Berkata-kata dan lansia (neglect) kekerasan terhadap bertindak yang Menelantarkan orang tubuh pengguna. mencederai kejiwaan yang memerlukan pengguna. perawatan lansia. (4) Kekerasan ekonomi (5) Kekerasan seksual Mendapatkan keuntungan aset secara Melakukan tindakan tidak senonoh semena-mena dari pengguna. terhadap diri pengguna. 18 2 Kerja Sama dengan Berbagai Profesi Lain 1 Bagian 1) Pendekatan tim Dasar Perawatan Lansia Berbagai tenaga profesional selain staf perawat lansia juga terlibat dengan pengguna selaku tim, dengan memanfaatkan keahliannya masing-masing. Spesialis dukungan Staf perawat lansia Dokter perawatan lansia (perawat lansia (manajer perawatan) bersertifikat, dll.) Dokter gigi Bab Pekerja sosial (pekerja sosial bersertifikat, 2 Peran Staf Perawat Lansia: Etika Profesi dll.) Perawat Kehidupan dan Perawatan medis perawatan lansia Pengguna Makanan dan gizi Rehabilitasi Terapis fisik (PT) Juru masak Ahli gizi terdaftar Terapis wicara Terapis okupasi (ST) (OT) 19 2) Peran dan fungsi profesi lain (Tenaga profesional yang melakukan tindakan medis) Tindakan medis dilakukan berdasarkan pengetahuan dan keahlian medis. Pada prinsipnya, staf perawat lansia tidak dapat melakukan tindakan medis. Dokter dan perawat adalah tenaga profesional yang melakukan tindakan medis. Dokter Perawat Melakukan diagnosis penyakit dan Melakukan perawatan untuk pemulihan pengobatannya. kesehatan dan membantu pemeriksaan medis di bawah arahan dokter. (Tenaga profesional yang melakukan rehabilitasi) Terapis fisik, terapis okupasi, dan terapis wicara adalah tenaga profesional yang bertugas melatih pemulihan fungsi seseorang dan tugas lainnya. Terapis fisik (PT) Terapis okupasi (OT) Terapis wicara (ST) Melatih kemampuan gerak, Melatih tindakan yang diperlukan Melatih pengguna yang seperti berjalan. untuk menjalani aktivitas mengalami kesulitan berbicara keseharian. dan menelan (deglutisi). 20 (Tenaga profesional terkait makanan) Ada pengguna yang harus dipertimbangkan bentuk Ahli Bagian gizi terdaftar makanan, kalori, dan hal-hal lainnya karena penyakit 1 yang dideritanya. Ahli gizi terdaftar merupakan tenaga profesional di bidang makanan. Dasar Perawatan Lansia Membuat daftar makanan yang mempertimbangkan keseimbangan gizi. Bab 2 Peran Staf Perawat Lansia: Etika Profesi (Tenaga profesional yang melayani konsultasi dan melakukan koordinasi layanan kesejahteraan) Spesialis dukungan perawatan lansia dan pekerja Spesialis dukungan sosial menyusun rencana dukungan selaku tenaga perawatan lansia (manajer profesional yang melayani konsultasi dan melakukan perawatan) koordinasi layanan kesejahteraan, agar pengguna Pekerja sosial (pekerja dapat memanfaatkan layanan kesejahteraan atau sosial bersertifikat, dll.) layanan lainnya. Melayani konsultasi dengan pengguna serta berkomunikasi dan berkoordinasi dengan keluarga pengguna. 21 3 Layanan Perawatan Lansia 1) Garis besar layanan perawatan lansia Ada berbagai jenis layanan perawatan lansia. (1) Layanan kunjungan Menyediakan layanan kepada pengguna dengan berkunjung ke rumah pengguna. Salah satu jenis layanannya adalah perawatan lansia kunjungan (home help service). (2) Layanan ambulatori Menyediakan layanan kepada pengguna di fasilitas perawatan lansia pada siang hari. Salah satu jenis layanannya adalah perawatan lansia ambulatori (day service). (3) Layanan inap Menyediakan layanan kepada pengguna di fasilitas perawatan lansia. Salah satu jenis layanannya adalah fasilitas kesejahteraan perawatan lansia (panti wreda perawatan khusus). (1) Layanan kunjungan (2) Layanan ambulatori Kunjungan Perjalanan Home help Rumah Rumah Day service, dll. service, dll. (3) Layanan inap Panti wreda perawatan khusus, dll. 22 2) Proses perawatan lansia Bagian Staf perawat lansia melakukan perawatan lansia sesuai dengan rencana, dengan 1 mengupayakan dukungan kemandirian pengguna. Dalam proses perawatan lansia, disusun rencana perawatan lansia untuk tiap-tiap Dasar Perawatan Lansia pengguna. Alur dasar proses perawatan lansia (1) Penilaian (2) P  enyusunan rencana Bab 2 Peran Staf Perawat Lansia: Etika Profesi Mengumpulkan informasi tentang Menyusun isi rencana perawatan pengguna, dan menganalisis lansia untuk pengguna. tantangan dalam menjalani aktivitas kehidupan, dll. (4) Evaluasi (3) Pelaksanaan Mengevaluasi apakah isi rencana Melakukan perawatan lansia perawatan lansia sesuai dengan berdasarkan rencana perawatan pengguna. lansia terhadap pengguna. 23 3 Bab Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia 1 Menjamin Keselamatan dalam Perawatan Lansia 1) Arti penting observasi Kondisinya berbeda Definisi observasi dari biasanya... Melihat dengan cermat untuk mengetahui kondisi Kenapa, ya? pengguna. Makna observasi Hal-hal yang diobservasi oleh staf perawat lansia dimanfaatkan untuk memperbaiki kehidupan pengguna. Staf perawat lansia mencatat hal-hal yang ia observasi dan menyampaikannya kepada semua staf. Badan Bapak terasa panas, jadi saya akan mengukur suhu Metode observasi tubuh Bapak. (1)  Ada informasi yang diperoleh melalui interaksi dengan pengguna. (2)  Ada informasi yang diperoleh melalui pengukuran dan lainnya. Badannya panas... 24 2) Manajemen kesehatan diri staf perawat lansia Bagian Arti penting manajemen kesehatan staf perawat lansia 1 Staf perawat lansia perlu menjaga kesehatan dirinya. Jika perawat lansia sendiri tidak sehat, ia tidak akan bisa Dasar Perawatan Lansia melakukan perawatan lansia yang lebih baik. Bab 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia Hal-hal yang diperlukan untuk menjaga kesehatan (Pencegahan sakit pinggang) Perlu diperhatikan bahwa staf perawat lansia rentan terhadap sakit pinggang. Sakit pinggang dapat dicegah dengan pengetahuan dan praktik yang benar. Postur dan sakit pinggang Pemanfaatan mekanika tubuh dapat Beban pada pinggang akan lebih berat. mencegah sakit pinggang. 25 3) Pemanfaatan prinsip mekanika tubuh Dalam perawatan lansia untuk berpindah, perlu diperhatikan tentang keselamatan pengguna dan bagaimana mengurangi beban staf perawat lansia. Mekanika tubuh adalah mekanisme gerakan tubuh yang terjadi karena kerja sama antara rangka dan otot. Dengan menggunakan prinsip mekanika tubuh, staf perawat lansia dapat melakukan perawatan lansia secara aman dengan sedikit tenaga. (1) Memperlebar landasan penopang untuk merendahkan posisi pusat berat. Memperlebar landasan penopang dengan menggunakan tongkat akan menjadikan posisi pengguna lebih stabil. Penjelasan Landasan penopang Area yang menghubungkan bagian yang menyentuh lantai untuk menopang tubuh. Merupakan area yang melingkupi sisi luar kedua telapak kaki saat berdiri dengan kaki terentang. 26 (2) Mendekatkan pusat berat ke sisi yang mendapatkan Posisi yang lebih dekat Bagian perawatan lansia. memungkinkan Anda 1 melakukan perawatan lansia dengan sedikit Dasar Perawatan Lansia tenaga. (3) Menggunakan grup otot yang lebih besar, seperti Bab 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia otot paha. Gunakan grup otot yang besar untuk memudahkan perawatan lansia. Menggunakan grup otot Mengangkat hanya dengan yang besar di bagian otot punggung bawah, betis dan pantat. dengan persendian lutut tetap teregang. 27 (4) Memperkecil bentuk tubuh pengguna. Landasan penopang menjadi lebih kecil. (5) Mengupayakan untuk menarik pengguna mendekati Anda, ketimbang mendorongnya. Menarik akan memperkecil gesekan. (6) Pemindahan pusat berat sebisa mungkin dilakukan secara datar. Anda bisa menggerakkan dengan mudah jika menggunakan seluruh tubuh. 28 (7) Mengarahkan kaki ke arah berpindah, tanpa memuntir tubuh. 1 Bagian Beban pada pinggang akan Dasar Perawatan Lansia bertambah jika Anda memuntir tubuh. Bab 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia (8) Menggunakan prinsip tuas Buatlah titik tumpu untuk mengubah tenaga kecil menjadi tenaga besar. Titik tumpu 29 Poin penting untuk mencegah sakit pinggang Memanfaatkan kemampuan pengguna: Manfaatkan kekuatan pengguna setelah memastikan kondisinya. Menggunakan alat bantu: Gunakan alat pemindah, papan penggeser, dll. Memanfaatkan mekanika tubuh Meninjau gaya hidup: Olahraga, gizi, dan istirahat yang cukup itu penting. Alat pemindah Papan penggeser Manajemen kesehatan mental Agar dapat terus bekerja dalam bidang perawatan lansia, staf perawat lansia perlu menjaga kesehatan mentalnya sendiri. Usahakan agar Anda tidak memendam sendiri kekhawatiran atau kerisauan Anda. Kesehatan mental dan tubuh perlu untuk menjalani kehidupan secara teratur. Cara menjaga kesehatan mental Memastikan kecukupan Mengetahui cara Berbicara dan berkonsultasi waktu makan dan tidur. melampiaskan stres yang dengan senior dan rekan sesuai dengan diri sendiri. kerja. 30 4) Penyakit menular dan langkah penanganannya Bagian Pengetahuan dasar terkait penyakit menular 1 Penyakit menular adalah penyakit yang timbul ketika patogen memasuki tubuh dan menyebabkan berbagai gejala. Dasar Perawatan Lansia Pengguna mengalami kondisi daya tahan tubuh yang lemah. Pengguna yang hidup berkelompok rentan terhadap penyakit menular. Tiap-tiap staf perawat lansia perlu memiliki pengetahuan tentang penyakit menular. Daya tahan tubuh yang lemah mengakibatkan pengguna rentan terhadap Bab penyakit menular. 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia Jika pengguna sehat, ia tidak akan mudah terkena penyakit menular. Jenis patogen Di antara penyebab penyakit adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit. Perspektif observasi Dalam langkah penanganan penyakit menular, penting untuk melakukan observasi terhadap pengguna. Jika terlihat adanya gejala seperti demam, muntah, diare, sakit perut, ruam, dan air muka pucat yang merupakan hal-hal yang diobservasi, penting untuk melaporkannya kepada tenaga profesional medis. 31 Tiga elemen penyakit menular dan prinsip langkah penanganannya Tiga elemen penyakit menular adalah sumber infeksi, jalur infeksi, dan inang. Penyakit menular terjadi dengan terhubungnya tiga elemen tersebut. Prinsip langkah penanganan penyakit menular adalah memutus mata rantainya. Memutus rantai penyakit menular dilakukan dengan (1) menghilangkan sumber infeksi, (2) memutus jalur infeksi, dan (3) meningkatkan daya tahan tubuh inang (manusia). Tiga elemen penyakit menular dan prinsip pemutusannya Inang manusia, Diputus hewan, dll. Diputus Sumber infeksi Jalur infeksi mikroorganisme tangan, benda, patogen, makanan ekskreta, dll. Diputus Dasar pengendalian penyakit menular mencakup tiga hal berikut. (1) Tidak membawa masuk (2) Tidak membawa keluar (3) Tidak menyebarkan Jenis jalur infeksi Infeksi droplet Infeksi udara Infeksi kontak Influenza, dll. Tuberkulosis, campak, dll. Norovirus, O157, dll. 32 Jenis sumber infeksi 1 Bagian Dasar Perawatan Lansia Darah Cairan tubuh (saliva, ingus, Ekskreta (muntahan, urine, dll.) feses, dll.) Bab Kewaspadaan standar (standard precautions) 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia Dasar pemikiran dari kewaspadaan standar adalah seluruh darah, cairan tubuh, sekreta, ekskreta, luka, kulit, mukosa, dll. dari pasien harus diperlakukan sebagai sesuatu yang berisiko infeksi. Staf perawat lansia tidak diperkenankan untuk menyentuh darah, cairan tubuh, ekskreta, dan sebagainya dengan tangan polos. Selalu gunakan sarung tangan ketika melakukan perawatan lansia. Contoh benda yang digunakan Sarung tangan Celemek plastik Masker Cucilah tangan sekalipun Anda memakai sarung tangan. 33 Cara menggunakan masker yang benar Menutup dari hidung sampai dagu. Cara mengganti sarung tangan sekali pakai Membalik sisi kotor ke dalam sebelum membuangnya. Membuangnya di tempat yang telah ditentukan. Menggantinya untuk setiap tindakan. Cara mencuci tangan dan hal-hal yang perlu diperhatikan Mencuci tangan dapat dilakukan dengan air mengalir dan sabun cair, atau dengan alkohol pembersih tangan. Bagian yang mudah kotor Bagian yang cenderung paling tidak tercuci dengan baik Bagian yang sering tidak tercuci dengan baik Bagian yang mudah kotor adalah ujung jari, sela-sela jari, punggung tangan, pangkal ibu jari, dan pergelangan tangan. 34 Cara mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun cair 1 Bagian Dasar Perawatan Lansia (1) Melepas cincin dan jam (2) Membasahi jari-jemari (3) Mengeluarkan sabun tangan. dengan air mengalir. cair secukupnya ke telapak tangan. Bab 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia (4) Menggosok-gosokkan (5) Membersihkan dengan (6) Menyilangkan jari-jemari kedua telapak tangan meremas punggung tangan dan bersihkan dengan sampai sabun berbuih, lalu menggunakan telapak meremas sela-sela jari cuci sampai bersih. tangan satunya (lakukan kedua belah tangan. pada kedua belah tangan). (7) Menggenggam ibu jari (8) Membersihkan dengan (9) Membersihkan dengan tangan satunya, meremas ujung jari dengan dengan meremas kedua lalu membersihkan dengan telapak tangan satunya pergelangan tangan dengan meremas (lakukan pada (lakukan pada kedua belah cermat. kedua belah tangan). tangan). (10) Membilas baik-baik (11) Mengusap air dengan dengan air mengalir. kertas tisu sampai benar- benar kering. 35 Cara membersihkan jari tangan dengan alkohol (1) Pertama-tama, mencuci (2) Menyemprotkan alkohol (3) Menggosok-gosokkan tangan dengan sabun secukupnya dengan kedua telapak tangan. cair jika ada kotoran yang menadahkan tangan, posisi terlihat, sesuai dengan jari menekuk. petunjuk di halaman sebelumnya. (4) Menggosok ujung jari (5) Menggosok punggung (6) Menyilangkan jari-jemari dan punggung jari dengan tangan dengan telapak dan menggosok sela-sela telapak tangan satunya tangan satunya (lakukan jari kedua belah tangan. (lakukan pada kedua belah pada kedua belah tangan). tangan). (7) Menggenggam ibu jari (8) Menggosok dengan (9) Menggosok-gosok dengan tangan satunya, cermat sampai pergelangan tangan sampai kering. lalu menggosok dengan tangan untuk kedua belah memuntir (lakukan pada tangan. kedua belah tangan). 36 5) Pencegahan kecelakaan dan langkah pengamanan Bagian Pengguna rentan terhadap kecelakaan karena lanjut usia atau disabilitas yang dimilikinya. 1 [Pencegahan terjatuh dan terjerembap] Dasar Perawatan Lansia Pengguna sering melakukan gerakan berpindah dan beralih dalam aktivitas keseharian. Karena itu, kecelakaan mudah terjadi. Mengamati baik-baik kondisi Memastikan pakaian dan alas kaki pengguna pengguna sudah tepat Bab 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia Sekalipun pengguna biasanya mampu, ada Selop mudah terlepas sehingga menyebabkan kalanya ia tidak bisa. terpeleset. Celana yang terlalu panjang menyebabkan mudah tersandung. Memeriksa alat bantu sebelum digunakan Alat bantu yang rusak bisa menyebabkan kecelakaan. 37 Memeriksa lingkungan sekitar Lantai yang basah menyebabkan Pengguna mudah terjatuh jika tersandung kabel. mudah terpeleset. Manajemen risiko Manajemen risiko berarti memperkirakan bahaya yang mungkin terjadi, dan mencegah kecelakaan secara sistematik. Penting untuk memiliki pola pikir berusaha mencegah hal- hal yang bisa dicegah, dengan cara memprediksi bahaya. Menulis catatan dengan benar perlu untuk mengetahui bahaya yang ada. Catatan penting untuk mencegah kecelakaan. Contoh manajemen risiko (1) Pengguna hampir (2) Berpikir mengapa hal itu (3) Langkah pencegahan terjatuh saat berpindah dari terjadi. ⇒ Untuk ke depan, staf tempat tidur ke kursi roda. ⇒ Lupa mengaktifkan rem. perawat lansia harus ⇒ Menulis hal tersebut ke selalu memastikan dalam catatan. apakah rem telah diaktifkan. ⇒ Menyampaikan informasi tersebut kepada seluruh karyawan. 38 Langkah mitigasi bencana Bagian Bencana adalah kerusakan yang diakibatkan oleh gempa bumi, topan, kebakaran, dll. 1 Fasilitas dan komunitas telah menyiapkan sistem koordinasi untuk bencana darurat dalam rutinitas kesehariannya. Penting untuk mempersiapkan diri agar tidak panik ketika bencana Dasar Perawatan Lansia terjadi kapan saja. Menyiapkan benda-benda yang diperlukan Bab 3 Menjamin Keselamatan dan Manajemen Risiko dalam Perawatan Lansia Menyelenggarakan simulasi bencana 39

Use Quizgecko on...
Browser
Browser