Perawatan Berbasis Anailsis Pelumas Bag-2 dari-2 PDF

Summary

This document details a discussion on lubricant analysis for maintenance, covering various aspects including lubricant selection, performance, lifespan, relationships with engines and fuels, sampling, and analysis. It's likely a technical report or training material, not an exam paper.

Full Transcript

20/10/2024 Materi Bahasan BAGIAN-1 BAGIAN-2 1. Pelumas 9. Memilih Pelumas 2. Base Oil 10. Kerja Pelumas 3. 4. Aditif Unjuk Kerja 11. Usia Pakai Pelumas...

20/10/2024 Materi Bahasan BAGIAN-1 BAGIAN-2 1. Pelumas 9. Memilih Pelumas 2. Base Oil 10. Kerja Pelumas 3. 4. Aditif Unjuk Kerja 11. Usia Pakai Pelumas 12. Hubungan Pelumas dan Mesin 9. Memilih Pelumas 5. Thickener 13. Hubungan Pelumas dan BBM 6. Produksi Minyak Lumas 14. Perawatan Mesin 7. Produksi Gemuk Lumas 15. Sampling Pelumas 8. Kebutuhan Pelumas 16. Analisis Pelumas 1 2 1 2 Pelumas dan Lingkungan Polusi Udara Pelumas yang sesuai dengan kebutuhan mesin akan Polusi udara sudah memberikan dampak mencapai taraf penurunan emisi gas buang: yang Gesekan lebih rendah  daya mengkhawatirkan lebih tinggi  konsumsi bahan Kendaraan bakar lebih hemat  emisi gas bermotor buang berkurang penyumbang emisi Kualitas pelumas sesuai spesifikasi: terbesar penguapan lebih rendah  emisi Regulasi emisi HC karena volatilitas lebih rendah harus diberlakukan Letahanan oksidasi leboh baik  umur pakai lebih lama secara ketat 3 4 3 4 20/10/2024 Regulasi Emisi Viskositas & Tegangan Geser Indonesia: Semakin encer Euro-2 tahun 2003 (mobil (viskositas semakin bensin & diesel, sepeda motor) rendah) hambatan geser Euro-3 tahun 2013 (sepeda yang harus dilawan oleh motor) komponen yang Euro-4 tahun 2018 (mobil bergerak di dalam pelumas semakin bensin) rendah Euro-4 tahun 2022 (mobil Rugi-rugi geser semakin diesel) rendah  semakin Bahan bakar minimum RON 91 efisien  konsumsi dan CN 51 bahan bakar semakin rendah  emsii gas Pelumas semakin encer buang berkurang (viskositas semakin rendah) 5 6 5 6 Viskositas API Service Mencerminkan Berkembang kemampuan fluida untuk menahan mengikuti beban geser teknologi kendaraan Mengikuti ketentuan SAE J300 Bensin: SA s/d SP Menunjukan tingkat Diesel: CA s/d kekentalan pelumas CK/FA4 Penentu utama Penentu unjuk kinerja pelumas kerja pelumas 7 8 7 8 20/10/2024 Contoh: Roda Gigi 10. Kerja Pelumas Akar gigi penggerak menyentuh puncak gigi yang digerakkan Pelumas mengalami pemanasan, Gigi penggerak menekan dan mendorong gigi yang digerakkan penekanan dan Gigi penggerak menggesek gigi yang digerakkan secara sliding geseran 9 10 9 10 Gerakan Sliding Pelumas pada Motor Bakar Torak Bentuk gigi volute (melengkung) memaksa minyak lumas pada permukaan gigi mengalir Langkah: ekspansi menuju celah yang semakin (menghasilkan daya) & sempit (wedge) Tebal lapisan buang & isap – kompresi Fungsi pelumas: Aliran minyak lumas tersebut menimbulkan gaya film pelumas & bakar Mengurangi gesekan ditentukan oleh: angkat 1 putaran hanya 1 kali Mengurangi laju keausan Viskositas Gaya angkat memisahkan Membantu penyekatan kontak antar gigi sehingga Kecepatan pembakaran  boros Membersihkan gerak relatif terbentuk lapisan film minyak lumas Clearance bahan bakar Mendinginkan Makin tinggi kecepatan celah Pelumas dari luar semakin tebal lapisan film yang terbentuk crackcase Makin tinggi viskositas minyak lumas semakin tebal lapisan film yang terbentuk 11 12 11 12 20/10/2024 Pembakaran dalam Motor Bensin CxHy + O2  CO2 + H2O + Heat (stoichiometric) CO + HC 11. Usia Pakai Pelumas N2 + O2  NOx emission S + O2  SOx air dangerous for Panas mempercepat health oksidasi pelumas 13 14 13 14 Pembakaran dalam Motor Diesel Pelumasan pada Silinder Liner CxHy + O2  CO2 + H2O + Heat (stoichiometric) Pelumas memisahkan CO + HC kontak antara ring emission piston dan C (soot) dinding silinder: gesekan rendah N2 + O2  NOx rendah Pelumas S + O2  SOx Panas mempercepat membantu dangerous air for health oksidasi pelumas penyekatan: kebocoran rendah 15 16 15 16 20/10/2024 Oksidasi Pelumas pada Ring Piston Gesekan dan kebocoran rendah karena ada pelumas diantara ring piston dan dinding silinder Pelumas mengalami pemanasan sehingga terjadi oksidasi pelumas Hasil oksidasi berupa senyawa yang cenderung Ring piston harus selalu bersifat asam menekan ke dinding TBN turun karena silinder, agar terjadi adanya produk oksidasi penyekatan tetapi gesekan Kontaminan meningkat rendah akibat produk oksidasi 17 18 17 18 TURBOCHARGER Oksidasi Pelumas pada Turbocharger Turbocharger dipergunakan untuk meningkatkan daya mesin sehingga konsumsi bahan bakar berkurang (efisiensi meningkat & emisi gas buang berkurang) Bearing turbocharger berputar dengan kecepataan sangat tinggi dan sangat fluktuatif  geseran tinggi  viskositas cepat berubah-ubah & oksidasi tinggi  umur pakai pelimas memendek Memunculkan fenomena Low Speed Pre-Ignition (LSPI) di ruang bakar (butuh API SP) 19 20 19 20 20/10/2024 OKSIDASI Condemning Limit Minyak Lumas Oksidasi adalah penyebab utama berkurangnya umur pakai pelumas Condemning limit: Oksidasi adalaj reksi molekul ambang batas hidrokarbon pelumas dengan kelayakan penggunaan minyak lumas oksigen yang dikatalis oleh panas Jika hasil used oil Produk oksidasi adalah senyawa analysis memiliki nilai yang bersifat asam sehingga yang lebih besar dari menurunkan TBN dan menimbulkan condemning limit  pelumas harus diganti kontaminan, yang keduanya dapat Visositas + 25% atau – mempercepat keausan dan 15% menimbulkan sludge/varnish TBN – 25% / TAN +25 % (menghambat suplai pelumas) 21 22 21 22 Rekomendasi Penggunaan Pelumas Transportasi  jarak tempuh  km Industri  waktu operasi mesin  jam Bergantung pada kondisi operasi mesin  karakteristik operasi pelumas: Sering start/stop atau putaran/beban mesin berubah-ubah  umur pakai 12. Hubungan Pelumas dan Mesin pelumas memendek Operasi stasioner/kontinyu  umur pakai pelumas memanjang Umur pakai pelumas ditentukan oleh condemning limit masing- masing parameter spesifikasi pelumas 23 24 23 24 20/10/2024 Transmisi daya mekanik untuk penggerak kendaraan Spesifikasi Pelumas berdasarkan Sistem Transmisi Daya Konversi energi mekanik bahan bakar menjadi daya Kopling motor sport mentransmisikan daya mekanik terjadi di ruang dengan cara gesekan/slip di antara plat gesek dan bakar, kampas kopling pada awalnya dan secara berangsur slip berkurang sehingga akhirnya Mekanisme torak-engkol sinkron, sehingga memerlukan pelumas yang mengubah gerak translasi Kopling Motor Sport tidak memperparah slip  JASO MA piston menjadi putaran dan torsi, Kopling motor bebek mentransmisikan daya dengan cara gesekan akibat adanya gaya Putaran dan torsi diteruskan sentrifugal diantara kampas kopling dengan melalui roda gigi dan kopling rumahnya, sehingga memerlukan pelumas yang (agar memungkinkan tidak memperparah slip  JASO MA perubahan gigi untuk menjaga agar torsi cukup Kopling Motor Bebek Kopling motor matic mentransmisikan daya sebagai penggerak dengan cara gesekan akibat adanya gaya kendaraan, sentrifugal diantara kampas kopling dengan rumahnya, sehingga tidak memerlukan pelumas Melalui sistem poros atau pada koplingnya, tetapi memerlukan pelumas rantai torsi dan putaran yang licin di dalam mesin yang banyak bearing diteruskan ke roda dan roda gigi  JASO MB kendaraan Kopling Motor Matic 25 26 25 26 JASO Cara Kerja Kopling Gesek (Motor Sport) JASO: 1 2 MA: MA (tidak licin) MA1 (seperti MA tetapi lebih tahan beban dinamik) MA2 (lebih tidak licin dan lebih tahan beban dinamik) MB (licin) Pilih pelumas sesuai jenis koplingnya Ketika tuas tidak ditekan transmisi 3 Pilih SAE yang sesuai daya berlangsung, rekomendasi pembuat Ketika tuas mulai ditekan, plat gesek kendaraan dan temperatur merenggang, mulai terjadi slip, udara lingkungan Ketika tuas ditekan penuh, plat gesek merenggang penuh, sehingga putaran Ganti pelumas sesuai poros engkol tidak sama dengan rekomendasi pembuat transmisi, gigi bisa dipindah kendaraan BUTUH PELUMAS YANG TIDAK LICIN TETAPI TAHAN BEBAN DINAMIK 27 28 27 28 20/10/2024 Cara Kerja Kopling Sentrifugal (Motor Bebek) Continuous Variable Transmision / CVT (Motor Matic) Ketika putaran mesin meningkat Transmisi daya pada sistem CVT terjadi dengan akibat penambahan bukaan katup perantara drive pulley (penggerak) dan driven gas, maka karena efek gaya pulley (digerakkan) melalui drive belt (sabuk), sentrifugal bandul kopling akan Celah diantara dua piringan pada drive maupun terlempar dan menggesek teromol driven pulley bisa melebar atau menyempit, kopling dan terjadi slip, Jika celah drive pulley melebar, maka drive belt Ketika putaran semakin tinggi gaya akan masuk lebih dalam (diameter penggerak sentrifugal yang menekan bandul kecil) dan sejalan dengan itu maka celah driven kopling ke teromol kopling akan pulley akan menyempit sehingga drive belt ada semakin kuat sehingga slip semakin di permukaan driven pulley (diameter yang kecil, digerakkan besar)  akselerasi ringan tetapi Pada akhirnya antara bandul kopling suara mesin menderu, dan teromol kopling tidak ada slip lagi Jika celah drive pulley menyempit, maka drive sehingga keduanya memiliki putaran belt akan ada di permukaan pulley (diameter yang sama, penggerak kecil) dan sejalan dengan itu maka Ketika katup gas dilepas, maka celah driven pulley akan melebar sehingga drive putaran mesin berkurang sehingga belt masuk ke dalam driven pulley (diameter gaya sentrifugal juga berkurang, yang digerakkan kecil)  terjadi ketika akibatnya bandul kopling tidak kecepatan tinggi, tetapi putaran mesin rendah. berhubungan dengan teromol kopling BUTUH PELUMAS YANG TIDAK LICIN Dab CUKUP TAHAN BEBAN DINAMIK TIDAK BUTUH PELUMAS dan gigi transmisi bisa dipindahkan. 29 30 29 30 Continuous Variable Transmission (CVT) Mekanisme Kerja CVT Perubahan perbandingan transmisi dilakukan oleh Belt dijepit dua piringan puley penggerak ECU dengan menjaga putaran tetap konstan Puley penggerak menarik belt Puley penggerak kecil & Terjadi slip pada permukaan gesek piringan puley penggerak dan belt yang digerakkan besar  (kecepatan belt lebih rendah dibanding puley) butuh torsi rendah untuk mendapatkan akselerasi Belt menarik puley yang digerakkan (tidak ada slip) cukup guna mencapai kecepatan rendah Slip pada puley penggerak berkurang sejalan dengan kenaikan gesekan yang terjadi Puley penggerak besar & yang digerakkan kecil  Puley yang digerakkan berputar sesuai arah puley penggerak, dengan butuh torsi tinggi untuk kecepatan sesuai perbandingan transmisinya mendapatkan akselerasi cukup guna mencapai Pada sepeda motor tidak memerlukan pelumas, pada mobil perlu kecepatan tinggi pelumas untuk mendinginkan belt dan puley, tetapi jangan sampai menyebabkan slip Perbandingan transmisi diatur dengan memasangkan puley yang berbeda diameternya 31 32 31 32 20/10/2024 Transmisi Manual Transmisi Otomatis Perpindahan gigi dilakukan oleh pengendara Perubahan perbandingan Pasangan gigi penggerak transmisi dilakukan oleh ECU dan yang digerakkan dengan menjaga konsumsi bahan diubah-ubah untuk bakar tetap hemat mendapatkan akselerasi yang cukup agar kecepatan Gigi penggerak kecil & yang yang diinginkan tercapai digerakkan besar  butuh torsi Gigi penggerak kecil & yang rendah untuk mendapatkan digerakkan besar  butuh akselerasi cukup guna mencapai torsi rendah untuk mendapatkan akselerasi kecepatan rendah cukup guna mencapai Gigi penggerak besar & yang kecepatan rendah digerakkan kecil  butuh torsi Gigi penggerak besar & tinggi untuk mendapatkan yang digerakkan kecil  akselerasi cukup guna mencapai butuh torsi tinggi untuk mendapatkan akselerasi kecepatan tinggi cukup guna mencapai BUTUH PELUMAS YANG LICIN DAN TAHAN BEBAN DINAMIK kecepatan tinggi BUTUH PELUMAS YANG TIDAK LICIN TETAPI TAHAN BEBAN DINAMIK 33 34 33 34 Gardan Perbandingan transmisi tidak pernah berubah Perubahan putaran bergantung pada keluaran putaran sistem transmisi Roda gigi pemutar kecil dan yang diputar besar dimaksudkan untuk menjamin torsi pemutar cukup untuk menggerakkan kendaraan dalam segala kondisi 13. Hubungan Pelumas dan BBM Contoh kasus B30 Roda gigi hipoid dimasudkan untuk mengahluskan gerak Adanya roda gigi planiteri dimasudkan untuk memungkinkan putaran roda kiri dan kanan tidak sama (diperlukan saat berbelok) BUTUH PELUMAS YANG KENTAL DAN TAHAN BEBAN DINAMIK 35 36 35 36 20/10/2024 Latar Belakang BioSolar tahun 2022 = B30 Pemanfaatan Biodiesel merupakan B0 B100 Keharusan 70% 30% bagi Lebih Homogen Produsen In-Line Blending maupun Pengguna Bahan bakar Mesin diesel B100 B0 70% 30% Adakah pengaruh penggunaan BioSolar B30 terhadap Mesin Diesel dan Pelumas ? Kurang Homogen Tank Blending 37 38 37 38 Permasalahan B30 pada Mesin Diesel Filter Tersumbat Kualitas B0 Sifat deterjensi yang dimiliki B100 merontokkan Kualitas B100 semua kotoran yang ada dalam tanki dan saluran Proses pencampuran B0 (70%) + B100 (30%) bahan bakar Penyimpanan B30 Adanya “gel” yang terbentuk pada lapisan “emulsi” akibat tumbuhnya unsur2 “bio” seperti jamur, bakteri, dll Filter tersumbat Bahan bakar boros Ruang bakar banyak kerak Adanya listrik statik yang muncul akibat aliran bahan Daya Injektor Ruang bakar bakar melalui porositas berkurang tersumbat berkarat filter yang mengoksidasi Lebih rentan pada mesin Diesel dengan teknologi Common Rail Direct Injection bahan bakar 39 40 39 40 20/10/2024 Daya Berkurang Bahan Bakar Boros Filter yang tersumbat mengakibatkan aliran Nilai kalor B100 (37 MJ/kg) lebih rendah dari B0 (43 supply bahan bakar ke pompa tekanan tinggi MJ/kg), sementara densitas hamper sama, sehingga berkurang supply energi per satuan volume berkurang Kerak pada injektor menghambat aliran supply bahan bakar ke ruang bakar Angka Cetana yang hanya Nilai kalor B100 (37 naik 1,9% kurang MJ/kg) lebih rendah dari berpengaruh terhadap proses pembakaran yang B0 (43 MJ/kg) sehingga terjadi supply energi ke ruang Perlu supply bahan bakar bakar berkurang lebih banyak (L/jam) untuk menghasilkan daya yang sama 41 42 41 42 Injektor Tersumbat Ruang Bakar Banyak Kerak Sifat ketahanan oksidasi B100 yang rendah menyebabkan bahan bakar yang terjebak di ujung Sifat ketahanan oksidasi B100 yang rendah injektor ketika mesin dimatikan mengalami oksidasi menyebabkan banyak terbentuk kerak di ruang bakar dan membentuk kerak Kerak di ruang bakar meningkatkan perbandingan kompresi dan memperbaiki proses pembakaran Sifat deterjensi Konstruksi mesin diesel B100 kurang dapat modern dengan katup mengikis kerak masuk kedalam kepala torak yang terbentuk di berpotensi terjadinya ujung injektor tumbukan torak dengan katup jika kerak yang terbentuk berlebihan 43 44 43 44 20/10/2024 Ruang Bakar Berkarat Sifat Kimia/Fisika BioSolar Sifat B100 yang higroskopis (menarik uap air dari udara) berpotensi menjadikan kadar air dalam B30 dapat meningkat selama penyimpanan 1 Air yang terkandung dalam B30 berpotensi 2 menyebabkan korosi pada komponen dalam ruang 3 bakar Korosi berpotensi menyebabkan keausan 4 pada lubang injektor sehingga proses pengkabutan tidak menghasilkan atomisasi 5 bahan bakar yang lembut B XY = Solar (100 – XY) % + Biodiesel XY % 45 46 45 46 Pengaruh Perubahan Sifat Kimia/Fisika Pengaruh Perubahan Sifat Kimia/Fisika B0 menjadi B30 terhadap Pelumas B0 menjadi B30 terhadap Pelumas 1. Indeks Setana semakin tinggi karena komponen 3. Kandungan Sulfur dari 0,108 % m/m menjadi 0,075 rantai karbon – hidrogen semakin kompleks (tetapi % m/m atau turun sebesar 30,6 %  akan bisa jadi Angka Cetana hanya meningkat: 70% x 48 + memperlambat penurunan TBN pelumas (pelumas 30% x 51  dari 48 menjadi 48,9 atau sekitar 1,9 %  sedikit mengubah perambatan pembakaran  dapat dipergunakan lebih lama)  TBN = 20 x tekanan pembakaran sedikit meningkat  blow-by kandungan Sulfur dalam BBM (%) sedikit meningkat 4. Kandungan Air dari 88,26 mg/kg naik menjadi 216,6 2. Viskositas dari 3,06 mm2/s meningkat menjadi 3,38 mg/kg atau naik 59,3 %  menurunkan viskositas, mm2/s atau meningkat sebesar 10,5 %  akan meningkatkan pembusaan pelumas dan membuat butiran bahan bakar ketika proses injeksi meningkatkan potensi korosi (aditif anti korosi menjadi lebih besar  akan ada sisa bahan bakar bekerja lebih berat) yang tidak terbakar  dapat masuk ke pelumas melalui blow-by 47 48 47 48 20/10/2024 Pengaruh Perubahan Sifat Kimia/Fisika Pengaruh B30 terhadap Pelumas B0 menjadi B30 terhadap Pelumas CN sedikit Viskositas Meningkat Meningkat 5. Lubricity (wear scar diameter) dari 291 µm menjadi 251 µm atau ada perbaikan sebesar 13,7 %  Tekanan Droplet Meningkat Membesar bahan bakar yang masuk ke dalam pelumas akan meningkatkan kemampuan pelumas dalam Blow-by Sisa BBM mengurangi gesekan dan keausan Meningkat Tidak Terbakar 6. Nilai Kalor: 70% B0 (43 MJ/kg) + 30% B100 (37 Mj/kg)  41,2 MJ/kg (turun 4,2%)  konsumsi Penurunan TBN Melambat Sulfur Lubricity bahan bakar meningkat  fuel dilutiondalam Viskositas Pelumas Berkurang Berkurang Membaik Sisa BBM pelumas meningkat Sifat Kelumasan Membaik Masuk Pelumas Konsumsi Kadar Air Stabilitas Oksidasi Berkurang BBM naik Meningkat Ketahanan Foaming Berkurang 49 50 49 50 Pengaruh B30 terhadap Pelumas FAME terlarut kedalam Pelumas Viskositas turun TBN masih stabil Oksidasi meningkat Wear metal normal Dicurigai ada FAME yang terlarut ke dalam pelumas FAME dan Solar hanya tercampur secara fisik, dimana molekul FAME bergerombol di dalam dan di selaput luarnya adalah molekul Solar, sehingga ketika ukuran butiran kabut bahan bakar membesar akibat viskositas yang meningkat, sisa bahan bakar yang tidak habis terbakar adalah FAME. Lalu ikut mengalir kedalam crankcase bersama aliran blow-by 51 52 51 52 20/10/2024 Resume Pelumas Diesel B30 Viskositas Pelumas Berkurang Meskipun viskositas dan ketahanan foaming berkurang, tetapi pelumas tetap licin karena Penurunan TBN Melambat adanya FAME, sehingga gesekan dan keausan normal Kadar air dan FAME meningkat Sifat Kelumasan Membaik sehingga ketahanan oksidasi dan korosi berkurang, tetapi kadar sulfur yang lebih rendah dan sifat 14. Perawatan Mesin Ketahanan Oksidasi Berkurang deterjensi FAME membantu menjaga mesin tetap bersih dan TBN tidak cepat turun Ketahanan Foaming Berkurang Pelumas mesin diesel yang beredar di pasaran akan tetap aman dipergunakan untuk bahan bakar BioSolar B30 53 54 53 54 MAINTENANCE FUNGSI DAN STANDAR PRESTASI Kegiatan yang dilakukan berulang-ulang untuk mengembalikan kondisi peralatan agar sesuai dengan fungsi dan standar prestasi yang dikehendaki Dilakukan sesuai prioritas tingkat kekritisan peralatan Diterapkan pada “fungsional location” (sekumpulan alat yang menjalankan fungsi tertentu) Fungsi Pompa: mengalirkan air dari tangki X ke Y Standar Prestasi Pompa: mengalirkan air dengan debit 800 liter/menit 55 56 55 56 20/10/2024 CRITICAL EQUIPMENT RATING POLA KEGAGALAN WAKTU NO. RATING RESIKO PELAKSANAAN A. Kombinasi F dan B Keselamatan & Segera setelah 1 VITAL lingkungan kegagalan B. Banyak gagal di akhir Esok hari setelah 2 ESENTIAL Produktivitas (mayor) kegagalan (pada jam C. Pelan tetapi pasti naik kerja) terus jumlah gagal Seminggu setelah D. Gagal acak pada peralatan elektronik/listrik 3 SUPPORT Produktifitas (minor) kegagalan (pada jam kerja) E. Gagal acak pada peralatan mekanik Sebulan setelah F. Gagal di awal 4 OPERATION Biaya maintenance kegagalan (pada jam kerja) 57 58 57 58 MAINTENANCE BREAKDOWN MAINTENANCE (BM) NO. MAINTENANCE IMPLEMENTASI Diterapkan untuk pola kegagalan B dan/atau F Breakdown Efektif, jika mesin memiliki back- Diperbaiki ketika telah terjadi kegagalan B, F (Corrective) – up/pengganti Menguntungkan untuk diterapkan pada peralatan yang memiliki BM / CM back-up Preventive Dilakukan hanya berdasarkan B, C Diterapkan pada tingkat kekritisan alat selain 1 (Vital) PM waktu, tanpa peduli kondisi Predictive Dilakukan hanya berdasarkan D, E PdM kondisi, tanpa peduli waktu Pencarian Root Cause agar Contoh: mobil masuk bengkel untuk diperbaiki ketika sudah mogok B, D, Pro-Active kegagalan yang sering berulang E, F PAM tidak terjadi lagi 59 60 59 60 20/10/2024 PREVENTIVE MAINTENANCE (PM) PREDICTIVE MAINTENANCE (PdM) Diterapkan untuk pola kegagalan B dan C Diterapkan untuk pola kegagalan D dan E Diperbaiki sebelum kegagalan terjadi Diperbaiki sebelum kegagalan terjadi Tidak peduli kondisi yang ada Tidak peduli waktu Diterapkan pada tingkat kekritisan 1 (Vital) dan 2 (Essential) Diterapkan pada tingkat kekritisan 1 (Vital) dan 2 (Essential) Contoh: ganti olie mobil bensin ketika sudah mencapai jarak tempuh Contoh: ganti olie mobil bensin ketika dalam pengecekan rutin dijumpai kelipatan 10.000 km, meski olie masih bening olie sudah coklat dan volume dibawah low level 61 62 61 62 PRO-ACTIVE MAINTENANCE (PAM) MONITORING Makin sering  Diterapkan untuk pola kegagalan B, D, E dan F availability meningkat, Dicari penyebab dasar kegagalan hingga ditemukan tetapi biaya mahal Tidak peduli waktu Makin jarang  availability turun, tetapi Diterapkan pada semua tingkat kekritisan alat, tetapi lebih biaya makin murah diutamakan untuk 1 (Vital) dan 2 (Essential) Contoh: olie mobil cepat habis  dicari penyebab kebocorannya hingga Contoh: level olie mobil jarang diperiksa dan tahu-tahu lampu indicator low ditemukan akar masalahnya oil pressure di dashboard menyala 63 64 63 64 20/10/2024 AVAILABILITY - RELIABILITY MENINGKATKAN RELIABILITY Operating MONTH Total Operating Time = 8,0 bulan Time 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Down Time = 4,0 bulan 1 Availability = 66,7 % 2 Mean Time Between Failure = 2,0 bulan 3 Mean Time To Repair = 1,3 bulan 4 Reliability = 50,0 % Operating MONTH Total Operating Time = 8,0 bulan Time 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Down Time = 4,0 bulan 1 Availability = 66,7 % 2 Mean Time Between Failure = 2,7 bulan 3 Mean Time To Repair = 2,0 bulan 4 Reliability = 62,5 % Operating MONTH Total Operating Time = 9,0 bulan Time 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Down Time = 3,0 bulan 1 Availability = 75,0 % 2 Mean Time Between Failure = 2,3 bulan Oil Condition Monitoring (OCM) menempati urutan metode 3 4 Mean Time To Repair Reliability = 1,0 bulan = 55,6 % terbaik ke-2 dalam Predictive Maintenance, yang akan lebih akurat jika dikombinasikan dengan Vibration Analysis Kesimpulan: sering gagal  reliability turun 65 66 65 66 Pengambilan Sampel Pelumas Roda Gigi 15. Sampling Pelumas 67 68 67 68 20/10/2024 Posisi Pengambilan Sampel untuk Sistem Hidrolik Posisi Pengambilan Sampel untuk Mesin 69 70 69 70 ANALISIS DARAH DAN PELUMAS 16. Analisis Pelumas Pelumas di dalam mesin adalah seperti darah di dalam tubuh  dianalisis untuk menemukan anomali pada komponen mesin 71 72 71 72 20/10/2024 PRINSIP ANALISIS PELUMAS ANALISIS PELUMAS PADA OCM Perbandingan hasil analisis pelumas bekas dan baru dari jenis dan merek yang sama harus dilakukan untuk memastikan apakah pelumas yang ada masih dapat berfungsi dengan baik dan masih dapat terus digunakan atau harus diganti Menganalisis pelumas bekas dari waktu ke waktu untuk mengetahui gradasi kegagalan yang timbul dalam mesin PELUMAS Membandingkan hasil analisis kimia dan fisika pelumas dari Pemeriksaan pelumas pada OCM terdiri dari 6 parameter waktu ke waktu untuk memastikan kondisi pelumas saat ini utama: 1. Viskositas KONTAMINASI 2. Oksidasi Memeriksa semua kontaminan dalam pelumas untuk mengetahui jenis dan asal-usulnya 3. Kandungan Air 4. Kontaminasi/partikel MESIN 5. Kandungan logam Memeriksa partikel logam dalam pelumas untuk mengetahui 6. Tingkat kebasaan/keasaman keausan komponen mesin yang dilumasi 73 74 73 74 ANALISISI PELUMAS UNTUK OCM NO. PARAMETER INDIKASI Perubahan kemampuan pelumas dalam membentuk 1 Viskositas lapisan film pelindung untuk mengurangi laju keausan dan menurunkan gesekan Kerusakan molekul pelumas yang dapat menimbulkan 16. Contoh Implementasi 2 Oksidasi partikel sehingga keausan meningkat dan perubahan sifat keasamannya Adanya kebocoran dalam sistem pendingin mesin yang 3 Kandungan Air dapat membuat pelumas menjadi emulsi sehingga viskositas jauh berkurang Pengotor dalam pelumas yang dapat meningkatkan laju 4 Kontaminasi/partikel keausan akibat munculnya abrasi Hasil keausan komponen mesin yang terlarut dalam 5 Kandungan logam pelumas dan berguna untuk mengetahui komponen mesin yang mengalami keausan Tingkat Perubahan sifat pelumas yang dapat mengindikasikan sisa 6 kebasaan/keasaman umur pakai pelumas 75 76 75 76 20/10/2024 CONTOH LAPORAN UNTUK OCM VISKOSITAS 77 78 77 78 OKSIDASI KANDUNGAN AIR 79 80 79 80 20/10/2024 KONTAMINASI / PARTIKEL KONTAMINASI / PARTIKEL 81 82 81 82 KANDUNGAN LOGAM KANDUNGAN LOGAM 83 84 83 84 20/10/2024 TBN TBN / TAN TA N Turbolube 46 Recommended 0,2 oil exchange 0,15 mg KOH/g 0,1 0,05 0 24-M ar- 13-M ei- 02-Jul- 21- 10-O k t- 29-Nop- 18-Jan- 09-M ar- 28-A pr- 04 04 04 A gus t- 04 04 05 05 05 04 Extended oil exchange Sudahkah pelumas ini perlu diganti karena TAN telah berkurang + 50% ? 85 86 85 86 CONDEMNING LIMIT TBN / TAN LIFE EXTENTION  COST EFFECTIVE TBN Running Parameter Condemning Analyzed Calculated Hour Limit Initial 1.00 4.50 0 Recommended Oil 1000 Exchange Attention (P) 0.65 2.93 1200 Critical (F) 0.40 1.80 2800 P-F Interval 1.13 1/3 x P-F Interval 0.38 Extended Oil 2.55 1780 Exchange Extention 780 Cost Saving/Year 37.5% 87 88 87 88 20/10/2024 RESUME Peralatan Oil Analysis dapat dipergunakan untuk: Uji dalam rangka Sertifikasi SNI Uji dalam rangka Jasa Industri OCM Jasa Industri OCM: Uji fisika kimia pelumas baru dan bekas sesuai ferkuensi monitoring Interpretasi hasil berdasarkan riwayat operasi dan perawatan mesin OCM bermanfaat untuk: Mengetahui komponen mesin yang mengalami kegagalan Memastikan pemesanan spare parts yang diperlukan dalam overhaul TERIMA KASIH Memperpendek waktu breakdown Tri Yuswidjajanto Meningkatkan Reliability & Availability  Productivity 08122040704 DOWNTIME WITH OCM [email protected] 89 90 89 90

Use Quizgecko on...
Browser
Browser