Nerve Entrapment - Carpal Tunnel Syndrome PDF

Document Details

SafeChupacabra6430

Uploaded by SafeChupacabra6430

Universitas Bengkulu

dr. Iman Sp.S

Tags

carpal tunnel syndrome nerve entrapment anatomy medical

Summary

This document provides an overview of nerve entrapment, specifically focusing on carpal tunnel syndrome. It details the anatomy and physiology associated with the condition, along with causes, symptoms, potential treatments, and a summary of the condition.

Full Transcript

NERVE ENTRAPMENT - CARPAL TUNNEL SYNDROME by dr. Iman Sp.S Latar Belakang Carpal tunnel syndrome → sindrom akibat kompresi saraf median kombinasi trauma mekanis, peningkatan tekanan, dan kerusakan iskemik pada s...

NERVE ENTRAPMENT - CARPAL TUNNEL SYNDROME by dr. Iman Sp.S Latar Belakang Carpal tunnel syndrome → sindrom akibat kompresi saraf median kombinasi trauma mekanis, peningkatan tekanan, dan kerusakan iskemik pada saraf median nyeri di tangan, mati rasa, dan kesemutan pada distribusi saraf median Tidak selalu muncul Anamnesis pada pasien + pem.fisik usia ekstrim, (+ phalen & tinnelkoma, sign)paralisis + pem.neuromuskular penunjang Tatalaksana : bedah & non-bedah Anatomi Persarafan Eks.Superior Inervasi ekstremitas atas →plexus brachialis dibentuk oleh Rr. anteriores saraf spinal segrnen medula spinalis servikal bawah dan torakal atas (C5-T1) a. Rr. anteriores bersatu & bentuk 3 trunkus → 3 fasikulus ; fasikulus lateral, medial dan posterior ↔ Posisinya terhadap A. axillaris Anatomi Persarafan Eks.Superior Serabut saraf dari C5 dan C6 → trunkus superior. Serabut saraf dari C7 → trunkus medius Serabut saraf dari C8 sampai T1 → trunkus inferior. Bag. dorsal ketiga trunkus tersebut → fasikulus posterior Bag. ventral trunkus superior dan trunkus medius → fasikulus lateral Bag. ventral trunkus inferior → fasikulus medial Anatomi Persarafan Eks.Superior Plexus brachialis memiiiki dua bagian topografi → pars. Supraclavicularis & pars infraclavicularis Semua saraf pars infraclavicularis dari plexus brachialis →inervasi sensorik bahu dan lengan. Anatomi Persarafan Eks.Superior N. medianus berawal dari radix lateralis dan medialis → turun sepanjang sisi medial lengan atas dalam sulcus bicipitalis medialis → Fossa cubitalis → berjalan di antara kedua caput musculi pronator teres ke dalam lapisan intermuskular N. medianus lalu memasuki telapak tangan melalui terowongan karpal (canalis carpalis) Anatomi Persarafan Eks.Superior Terowongan karpal terdiri dari tulang karpal proksimal (skafoid, trapesium, lunata, pisiformis) dan distal (trapesium, trapesium, kapitata, dan hamata). Atap terowongan → retinakulum fleksor Fx →jalur tendon ekstrinsik lengan bawah & cegah melengkung saat pergelangan tangan ditekuk. Carpal Tunnel Syndrome Definisi Etiologi & Faktor Risiko sindrom akibat kompresi saraf median bersifat idiopatik ↔ ketegangan dan di terowongan karpal aktivitas berulang-ulang (Genova et.al, terjadi akibat fleksi tangan yang 2020) berlebihan, trauma, maupun penyakit Faktor risiko Gejala CTS → mati rasa dan parestesia a. Gender yang dapat meliputi seluruh tangan b. Pekerjaan dan meluas ke lengan bawah atau c. Kondisi peradangan (ex : RA) lengan atas atau dapat terisolasi pada d. Diabetes satu atau dua jari. e. Hipertensi Carpal Tunnel Syndrome Patofisiologi Kompresi dapat timbul dari peningkatan tekanan kompartemen di terowongan karpal mekanisme yang paling umum : hipertrofi jaringan sinovial yang mengelilingi tendon ekstrinsik ↔ respons inflamasi terhadap penggunaan yang berlebihan, trauma pada pergelangan tangan, atau proses inflamasi seperti artritis Tekanan terowongan karpal yang tinggi → obstruksi aliran keluar vena, tekanan balik → peningkatan edema lokal, →, iskemia saraf medianus akibat terganggunya aliran darah ke sistem kapiler endoneurial. → Perubahan sawar darah-saraf mengganggu integritas struktural saraf medianus, → demielinasi dan degenerasi akson (Omole et.al, 2023). Carpal Tunnel Syndrome Stadium a. Tahap 1 : paien terbangun dari tidur dengan perasaan mati rasa /bengkak di tangan, Pasien mungkin merasakan nyeri yang yang menyebar dengan kesemutan di tangan dan jari-jari, (brachialgia paresthetica nocturna ) b. Tahap 2 : perkembangan CTS pada pasien adalah munculnya gejala, yang terjadi pada siang hari. c. Tahap 3 : hipotrofi atau atrofi eminensia tenar. Carpal Tunnel Syndrome Gejala Klinis Diagnosis rasa nyeri di tangan, mati rasa, dan Anamnesis kesemutan pada distribusi saraf Pemeriksaan fisik (terutama phalen & medianus. tnnel sign) berkurangnya kekuatan genggaman Pemeriksaan penunjang : Pemeriksaan dan fungsi tangan. konduksi saraf (NCS), Elektromiografi penurunan sensasi pada distribusi (EMG) , USG saraf median kelemahan oposisi dan abduksi ibu jari gejala yang memburuk di malam hari atau melakukan aktivitas lain yang banyak membutuhkan gerakan dari pergelangan tangan Carpal Tunnel Syndrome Tatalaksana bergantung pada tingkat keparahan penyakit keadaan ringan dan sedang, pasien dianjurkan untuk mencoba perawatan konservatif / non bedah kortikosteroid, steroid oral dan transvena, vitamin B6 dan B12, obat antiinflamasi nonsteroid (NSAID), yoga, mobilisasi tulang karpal, dan penggunaan bidai tangan Dekompresi bedah, jika.. respons yang buruk terhadap pengobatan nonbedah; jika ada atrofi dan/atau kelemahan otot tenar, jika gejalanya menetap, jika tidak ada perbaikan, atau jika defisit motorik atau sensorik bersifat progresif, atau jika cedera saraf akibat hasil elektrodiagnostik Laporan Kasus Data Subjektif ibu jemari, jemari telunjuk, serta jemari ketiga tangan kanan terasa kesemutan sejak 3 bulan yang lalu Rasa kebas pada jemari kanan jarinya terasa seperti kesetrum serta menyebar sampai ke tangan. Nyeri memberat pada malam hari Penurunan kemampuan untuk memegang dan menggenggam benda RPD dan RPO (-) Laporan Kasus Status Present Status Generalisata Keadaan umum : Tampak sakit ringan Kepala : Hematoma (-), rambut tidak rontok, warna Kesadaran : Compos Mentis hitam. GCS : E4M6V5 Mata : Konjungtiva palpebral pucat (-/-), sclera Tekanan darah : 130/70mmHg. Nadi : 72 kali/menit. ikterik (-/-), pupil isokor ukuran 2mm/2mm, Pernapasan : 22 kali/menit. RCL (+/+), RCTL (+/+). Suhu : 36,5 oC Telinga : Sekret (-), dalam batas normal. SpO2 : 99% room air Hidung : Deformitas (-), penggunaan napas cuping hidung (-). Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-) Leher : Deviasi trakea (-), pembesaran KGB (-). Status Gizi Berat Badan : ±50 kg Tinggi Badan : ±155 cm IMT : ± 20,81 kg/m2 Laporan Kasus Paru Abdomen Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris saat statis dan Inspeksi : Datar, simetris, scar (-), jejas (-), benjolan (-) dinamis, retraksi sela iga dan supraklavikula (-), Auskul-ta : Bising usus (+) normal. penggunaan otot bantu napas (-). si Palpasi : Stem fremitus kanan dan kiri sama. Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien Perkusi : Sonor seluruh lapang paru. tidak teraba. Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, wheezing (-/-), ronkhi (-/-). Nyeri ketok CVA (-/-). Jantung Nyeri suprapubik (-). Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat. Perkusi : Timpani seluruh lapang abdomen. Palpasi : Iktus cordis tidak teraba. Ekstremit Perkusi : Batas atas jantung ICS II linea sternalis dekstra. as Batas kanan jantung ICS IV linea parasternalis Superior : Akral hangat, pitting edem (-), CRT

Use Quizgecko on...
Browser
Browser