Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI PDF 2020
Document Details
2020
Moh. Sulaiman
Tags
Summary
Buku teks pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam untuk kelas XI Madrasah Aliyah tahun 2020. Buku ini disusun berdasarkan Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah. Buku ini berisi materi pelajaran, kisah teladan, dan evaluasi.
Full Transcript
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI i SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MA KELAS XI Penulis : Moh. Sulaiman Editor : H. M. Arif Faizin Cetakan ke-1, Tahun 2020 Hak Cipta © 2020 pada Kementerian Agama RI Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku siswa ini...
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI i SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM MA KELAS XI Penulis : Moh. Sulaiman Editor : H. M. Arif Faizin Cetakan ke-1, Tahun 2020 Hak Cipta © 2020 pada Kementerian Agama RI Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku siswa ini dipersiapkan pemerintah dalam rangka mengimplementasikan KMA Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah. Buku ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Agama, dan dipergunakan dalam proses pembelajaran. Buku ini merupakan “Dokumen Hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. ISBN 978-623-6687-55-0 (jilid lengkap) ISBN 978-623-6687-57-4 (jilid 2) Diterbitkan oleh: Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3-4 Lantai 6-7 Jakarta 10110 ii SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI Bismillahirrahmanirrahim Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, puji syukur hanya milik Allah SWT yang telah menganugerahkan hidayah, taufiq, dan inayah sehingga proses penulisan buku teks pelajaran PAI dan bahasa Arab pada madrasah ini dapat diselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurah keharibaan Rasulullah SAW. Amin. Seiring dengan terbitnya KMA Nomor 183 Tahun 2019 tentang Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada Madrasah, maka Kementerian Agama RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menerbitkan buku teks pelajaran. Buku teks pelajaran PAI dan Bahasa Arab pada madrasah terdiri dari; al-Qur’an Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, SKI, dan Bahasa Arab untuk jenjang MI, MTs, dan MA/ MAK semua peminatan. Keperluan untuk MA Peminatan Keagamaan diterbitkan buku Tafsir, Hadis, Ilmu Tafsir, Ilmu Hadis, Ushul Fikih, Ilmu Kalam, Akhlak Tasawuf, dan Bahasa Arab berbahasa Indonesia, sedangkan untuk peminatan keagamaan khusus pada MA Program Keagamaan (MAPK) diterbitkan dengan menggunakan Bahasa Arab. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan komunikasi di era global mengalami perubahan yang sangat cepat dan sulit diprediksi. Kurikulum PAI dan Bahasa Arab pada madrasah harus bisa mengantisipasi cepatnya perubahan tersebut di samping menjalankan mandat mewariskan budaya-karakter bangsa dan nilai-nilai akhlak pada peserta didik. Dengan demikian, generasi muda akan memiliki kepribadian, berkarakter kuat, dan tidak tercerabut dari akar budaya bangsa namun tetap dapat menjadi aktor di zamannya. Pengembangan buku teks mata pelajaran pada madrasah tersebut di atas diarahkan untuk tidak sekedar membekali pemahaman keagamaan yang komprehensif dan moderat, namun juga memandu proses internalisasi nilai keagamaan pada peserta didik. Buku mata pelajaran PAI dan Bahasa Arab ini diharapkan mampu menjadi acuan cara berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, yang selanjutnya mampu ditransformasikan pada kehidupan sosial-masyarakat dalam konteks berbangsa dan bernegara. Pemahaman Islam yang moderat dan penerapan nilai-nilai keagamaan dalam kurikulum PAI di madrasah tidak boleh lepas dari konteks kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Pancasila, berkonstitusi UUD 1945 dalam kerangka memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika. Guru sebagai ujung tombak implementasi kurikulum harus mampu mengejawantahkan prinsip tersebut dalam proses pembelajaran dan interaksi pendidikan di lingkungan madrasah. Kurikulum dan buku teks pelajaran adalah dokumen hidup. Sebagai dokumen hidup memiliki fleksibilitas, memungkinkan disempurnakan sesuai tuntutan zaman dan implementasinya akan terus berkembang melalui kreativitas dan inovasi para guru. Jika ditemukan kekurangan maka harus diklarifikasi kepada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI c.q. Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah (KSKK) untuk disempurnakan. Buku teks pelajaran PAI dan Bahasa Arab yang diterbitkan Kementerian Agama merupakan buku wajib bagi peserta didik dan pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di madrasah. Agar ilmu berkah dan manfaat perlu keikhlasan dalam proses pembelajaran, hubungan guru dengan peserta didik dibangun dengan kasih sayang dalam ikatan mahabbah fillah, diorientasikan untuk kebaikan dunia sekaligus di akhirat kelak. Akhirnya ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan atau penerbitan buku ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang tidak akan terputus, dan semoga buku ini benar-benar berkah-manfaat bagi agama, nusa, dan bangsa. Amin Ya Rabbal ‘Alamin. Jakarta, Agustus 2020 Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI iii Berikut ini adalah pedoman transliterasi yang diberlakukan berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543/b/u/1987. 1. KONSONAN No Arab Latin No Arab Latin No Arab Latin 1 أ a 11 ز Z 21 ق Q 2 ب b 12 س S 22 ك K 3 ت t 13 ش Sy 23 ل L 4 ث ṡ 14 ص ṣ 24 م m 5 ج j 15 ض ḍ 25 ن N 6 ح ḥ 16 ط ṭ 26 و W 7 خ kh 17 ظ ẓ 27 ه H 8 د d 18 ع ’ 28 ء ̇ 9 ذ ż 19 غ G 29 ي Y 10 ر r 20 ف F 2. VOKAL ARAB a. Vokal Tunggal (monovtong/pendek) ــــــــَ A َ َ َكت َب Kataba ــــِــــ I َسئِ َل ُ Suila ــــُـــ U ُ يَ ْذه ََب Yażhabu b. Vokal Panjang (Mad) ــــَــــا Ā َقَا َل qāla ــــِــــي Ī ََ قِ ْي ل qīla ــــُــــو Ū َُ يَقُ ْو ل yaqūlu iv SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI c. Vokal Rangkap (Diftong) َــــــــــ َ ْي Ai َ َكي َْف Kaifa ــــــ َ َْو Au ََ َح ْو ل ḥaula [ 3. TA’ MARBUTAH 1. Ta’ marbutah yang hidup atau berharakat fathah, kasrah, atau dammah ditransliterasikan adalah “ t “. Ta’ marbutah yang mati atau yang mendapat harakat sukun ditransliterasikan dengan“ h ”. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI v Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar sebagai panduan dan target materi yang harus disampaikan dan dikuasai siswa dalam proses pembelajaran PETA KONSEP sebagai panduan mempelajari alur materi TILAWAH sebagai sarana siswa menghayati nilai dari ayat-ayat Al-Qur’an yang disajikan sebelum masuk pada materi pembelajaran. PENDAHULUAN sebelum memasuki materi pokok pembelajaran, ada pendahuluan sebagai pengantar atau stimulasi. MATERI pelajaran disusun berdasarkan Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah dan disajikan dalam bahasa yang sesuai dengan tingkat pemahaman siswa. KISAH TELADAN merupakan kisah bijak berupa tokoh dan monument untuk memotivasi siswa, baik dalam belajar maupun berakhlak mulia IBRAH disajikan untuk mengambil hikmah dari materi yang telah dipelajari TUGAS disajikan sebagai evaluasi kecakapan siswa dalam menerima dan mengembangkan materi pelajaran yang telah disampaikan. RANGKUMAN berupa ringkasan materi dalam satu BAB. UJI KOMPETENSI sebagai evaluasi siswa pada setiap akhir pembelajaran pada setiap akhir BAB. REFLEKSI disajikan untuk membentuk karakter positif bagi siswa UJI KOMPETENSI Semester 1 dan 2 disajikan sebagai evaluasi siswa pada setiap akhir semester. GLOSARIUM adalah kamus dalam bentuk ringkas, disajikan untuk menambah perbendaharaan kata. vi SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI KOMPETENSI INTI – KOMPETENSI DASAR A. Kelas XI Semester Gasal KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan 1.1 Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah ajaran agama yang dianutnya 1.2 Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 1.3 Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah 1.4 Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 1.5 Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah 1.6 Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 1.7 Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah 1.8 Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.1 Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan disiplin, tanggung jawab, amanah peduli (gotong royong, 2.2 Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif kerjasama, toleran, damai), 2.3 Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan santun, responsif dan pro-aktif amanah sebagai bagian dari solusi atas 2.4 Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif berbagai permasalahan dalam 2.5 Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan berinteraksi secara efektif amanah dengan lingkungan sosial dan 2.6 Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif alam serta dalam menempatkan 2.7 Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan diri sebagai cerminan bangsa amanah dalam pergaulan dunia. 2.8 Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif 3. Memahami, menerapkan, 3.1. Mengevaluasi proses lahirnya Daulah Abbasiyah menganalisis pengetahuan 3.2. Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu faktual, konseptual, prosedural pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah berdasarkan rasa ingin tahunya 3.3. Mengevaluasi proses lahirnya Daulah Usmani tentang ilmu pengetahuan, 3.4. Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu teknologi, seni, budaya, dan pengetahuan pada masa Daulah Usmani humaniora dengan wawasan 3.5. Mengevaluasi sejarah lahirnya Daulah Mughal kemanusiaan, kebangsaan, 3.6. Mengevaluasi perkembangan ilmu pengetahuan dan kenegaraan, dan peradaban peradaban pada masa Daulah Mughal terkait penyebab fenomena dan 3.7. Mengevaluasi proses lahirnya Daulah Syafawi kejadian, serta menerapkan 3.8. Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan prosedural pada pengetahuan pada masa Daulah Syafawi bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah 4. Mengolah, menalar, dan menyaji 4.1 Menilai proses lahirnya Daulah Abbasiyah dalam ranah konkret dan ranah 4.2 Mengapresiasi perkembangan peradaban dan ilmu abstrak terkait dengan pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah pengembangan dari yang 4.3 Menilai proses berdirinya Daulah Usmani dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu 4.4 Mengapresiasi perkembangan ilmu pengetahuan menggunakan metode sesuai dan peradaban pada masa Daulah Usmani SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI vii KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR kaidah keilmuan 4.5 Menilai proses berdirinya Daulah Mughal 4.6 Mengapresiasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Mughal 4.7 Menilai proses berdirinya Daulah Syafawi 4.8 Mengapresiasi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Daulah Syafawi B. Kelas XI Semester Genap KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 1. Menghayati dan mengamalkan 1.9. Menghayati bahwa kemunduran umat Islam ajaran agama yang dianutnya disebabkan menjauhnya umat Islam dari petunjukAllah Swt. 1.10. Menghayati lahirnya tokoh pembaru Islam adalah kehendak dari Allah Swt. 1.11. Menghayati nilai-nilai Islam dari gerakan pembaruan Islam merupakan perintah Allah Swt. 1.12. Menghayati pengaruh positif dari kemajuan umat Islam di dunia 1.13. Menghayati nilai-nilai Islam dan budaya lokal sebagai jati diri bangsa dengan munculnya organisasi Islam sebagai dampak adanya gerakan pembaruan 2. Menunjukkan perilaku jujur, 2.9. Mengamalkan sikap instropeksi, belajar dari disiplin, tanggungjawab, peduli pengalaman (gotong royong, kerjasama, 2.10. Mengamalkan sikap responsif terhadap perubahan toleran, damai), santun, 2.11. Mengamalkan sikap kritis, demokratis dan selektif responsif dan pro-aktif dan 2.12. Mengamalkan perilaku selektif konstruktif menunjukkan sikap sebagai 2.13. Mengamalkan sikap inovatif dan dinamis bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. 3. Memahami, menerapkan, 3.9. Menganalisis kemunduran Islam dan latar belakang menganalisis pengetahuan munculnya gerakan tajdid faktual, konseptual, prosedural 3.10. Menganalisis tokoh-tokoh pembaruan dalam Islam berdasarkan rasa ingintahunya dan ide-ide pembaruannya (Ali Pasha, Jamaluddin tentang ilmu pengetahuan, Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, tehnologi, seni, budaya, dan Muhammad Iqbal) humaniora dengan wawasan 3.11. Menganalisis nilai positif dari gerakan pembaruan kemanusiaan, kebangsaan, dunia Islam kenegaraan, dan peradaban 3.12. Menganalisis pengaruh gerakan pembaruan terkait penyebab fenomena dan terhadap perkembangan Islam di Indonesia kejadian, serta menerapkan 3.13. Menganalisis munculnya organisasi Islam sebagai pengetahuan prosedural pada dampak dari adanya gerakan pembaruan bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah viii SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR 4. Mengolah, menalar, dan 4.9. Menyimpulkan sebab-sebab kemunduran Islam dan menyaji dalam ranah konkret latar belakang munculnya gerakan tajdid dan ranah abstrak terkait 4.10. Mengidentifikasi permasalahan, sudut pandang serta dengan pengembangan dari argumen dari para tokoh pembaru Islam dan ide yang dipelajarinya di sekolah pemikirannya secara mandiri, dan mampu 4.11. Menyimpulkan nilai-nilai positif dari gerakan menggunakan metode sesuai pembaruan Islam dan menyajikannya dalam bentuk kaidah keilmuan tulisan atau media lain 4.12. Mengidentifikasi pengaruh gerakan pembaruan Islam 4.13. Mengidentifikasi organisasi Islam yang muncul sebagai dampak adanya gerakan pembaruan SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI ix PEMETAAN KOMPETENSI DASAR NO MATERI KOMPETENSI DASAR 1 Perkembangan Islam 1.1 Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah Daulah Abbasiyah 1.2 Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 2.1 Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan amanah 2.2 Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif 3.1. Mengevaluasi proses lahirnya Daulah Abbasiyah 3.2. Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah 4.1 Menilai proses lahirnya Daulah Abbasiyah 4.2 Mengapresiasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah 2 Perkembangan Islam 1.3. Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah Daulah Usmani 1.4. Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 2.3. Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan amanah 2.4. Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif 3.3. Mengevaluasi proses lahirnya Daulah Usmani 3.4. Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Usmani 4.3. Menilai proses berdirinya Daulah Usmani 4.4. Mengapresiasi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Daulah Usmani 3 Perkembangan Islam 1.5. Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah Daulah Mughal 1.6. Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 2.5. Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan amanah 2.6. Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif 3.5. Mengevaluasi sejarah lahirnya Daulah Mughal 3.6. Mengevaluasi perkembangan ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Daulah Mughal 4.5. Menilai proses berdirinya Daulah Mughal 4.6. Mengapresiasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Mughal 4 Perkembangan Islam 1.7. Menghayati bahwa kekuasaan adalah amanah Daulah Syafawi 1.8. Menghayati karunia Allah dari perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan 2.7. Mengamalkan sikap komitmen dalam menjalankan amanah 2.8. Mengamalkan perilaku inovatif dan kreatif 3.7. Mengevaluasi proses lahirnya Daulah Syafawi 3.8. Mengevaluasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Syafawi 4.7. Menilai proses berdirinya Daulah Syafawi 4.8. Mengapresiasi perkembangan ilmu pengetahuan x SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI dan peradaban pada masa Daulah Syafawi 5 Kemunduran Umat 1.9. Menghayati bahwa kemunduran umat Islam Islam disebabkan menjauhnya umat Islam dari petunjukAllah Swt. 2.9. Mengamalkan sikap instropeksi, belajar dari pengalaman 3.9. Menganalisis kemunduran Islam dan latar belakang munculnya gerakan tajdid 4.9. Menyimpulkan sebab-sebab kemunduran Islam dan latar belakang munculnya gerakan tajdid 6 Gerakan Pembaruan 1.10. Menghayati lahirnya tokoh pembaru Islam adalah Dalam Islam kehendak dari Allah Swt. 1.11. Menghayati nilai-nilai Islam dari gerakan pembaruan Islam merupakan perintah Allah Swt. 2.10. Mengamalkan sikap responsif terhadap perubahan 2.11. Mengamalkan sikap kritis, demokratis dan selektif 3.10. Menganalisis tokoh-tokoh pembaruan dalam Islam dan ide-ide pembaruannya (Ali Pasha, Jamaluddin Al-Afghani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Muhammad Iqbal) 3.11. Menganalisis nilai positif dari gerakan pembaruan dunia Islam 4.10. Mengidentifikasi permasalahan, sudut pandang serta argumen dari para tokoh pembaru Islam dan ide pemikirannya 4.11. Menyimpulkan nilai-nilai positif dari gerakan pembaruan Islam dan menyajikannya dalam bentuk tulisan atau media lain 7 Pengaruh Pembaruan 1. 12. Menghayati pengaruh positif dari kemajuan umat Islam Di Indonesia Islam di dunia 1.13. Menghayati nilai-nilai Islam dan budaya lokal sebagai jati diri bangsa dengan munculnya organisasi Islam sebagai dampak adanya gerakan pembaruan 2.12. Mengamalkan perilaku selektif konstruktif 2.13. Mengamalkan sikap inovatif dan dinamis 3.12. Menganalisis pengaruh gerakan pembaruan terhadap perkembangan Islam di Indonesia 3.13. Menganalisis munculnya organisasi Islam sebagai dampak dari adanya gerakan pembaruan 4.12. Mengidentifikasi pengaruh gerakan pembaruan Islam 4.13. Mengidentifikasi organisasi Islam yang muncul sebagai dampak adanya gerakan pembaruan SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI xi Halaman Judul............................................................................................................... i Halaman Penerbitan..................................................................................................... ii Kata Pengantar.............................................................................................................. iii Pedoman Transliterasi.................................................................................................. iv Petunjuk Penggunaan Buku......................................................................................... vi Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar..................................................................... vii Pemetaan Kompetensi Dasar........................................................................................ x Daftar Isi......................................................................................................................... xii BAB I PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYAH............ 2 A. Sejarah Lahirnya Daulah Abbasiyah..................................................... 6 B. Khalifah-khalifah Daulah Abbasiyah.................................................... 7 C. Periodesasi Kepemimpinan Daulah Abbasiyah.................................... 9 D. Penyebaran Wilayah Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah................... 13 E. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah.............................................................................................. 14 F. Sistem Pemerintahan Daulah Abbasiyah.............................................. 20 G. Kemunduran Daulah Abbasiyah........................................................... 22 BAB II PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH USMANI................... 30 A. Sejarah Lahirnya Daulah Usmani.......................................................... 34 B. Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Usmani......................... 35 C. Kemajuan peradaan Islam Masa Daulah Usmani.................................. 38 D. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Usmani........................... 42 BAB III PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH MUGHAL DI INDIA........................................................................................................... 48 A. Sejarah Lahirnya Daulah Mughal.......................................................... 52 B. Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Mughal......................... 52 C. Kemajuan peradaan Islam Masa Daulah Mughal.................................. 56 D. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Mughal........................... 59 BAB IV PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH SYAFAWI DI PERSIA........................................................................................................ 65 A. Sejarah Lahirnya Daulah Syafawi......................................................... 69 B. Strategi Dan Kebijakan Pemerintahan Daulah Syafawi........................ 71 C. Kemajuan peradaan Islam Pada Masa Daulah Syafawi........................ 72 D. Kemunduran Peradaban Islam Masa Daulah Syafawi.......................... 74 PENILAIAN AKHIR SEMESTER (PAS).................................................................. 80 BAB V KEMUNDURAN UMAT ISLAM............................................................. 88 A. Kejayaan Umat Islam............................................................................ 92 B. Kemunduran Kerajaan Besar................................................................ 92 C. Penjajahan Bangsa Barat Atas Dunia Islam......................................... 95 D. Munculnya Gerakan Pembaruan Dalam Islam..................................... 97 xii SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI BAB VI GERAKAN PEMBARUAN DALAM ISLAM......................................... 103 A. Pengertian Pembaruan.......................................................................... 107 B. Biografi Tokoh-tokoh Pembaruan Dalam Islam................................... 107 C. Pemikiran Tokoh-tokoh Pembaruan Dalam Islam................................ 111 BAB VII PENGARUH PEMBARUAN ISLAM DI INDONESIA......................... 128 A. Pengaruh Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia............................... 132 B. Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia............................................... 133 C. Organisasi-organisasi Islam di Indonesia............................................. 135 PENILAIAN AKHIR TAHUN (PAT)........................................................................ 145 DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 153 GLOSARIUM............................................................................................................... 154 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI xiii SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 1 PERADABAN ISLAM PADA MASA DAULAH ABBASIYAH Sumber : https://islamichistory.org Gambar 1.1. Peta Wilayah Kekuasaan Daulah Abbasiyah Pada Masa Kejayaannya Daulah Abbasiyah berdiri sejak 750 M hingga 1258 M. DaulahAbbasiyah memegang peranan penting sebagai salah satu daulah terbesar Islamsetelah Daulah Umayyah. Pada gambar di atas, bisa dicermati wilayah Daulah Abbasiyah pada masa kejayaannya yang meliputi seluruh wilayah Jazirah Arab, Iraq, Persia, Syam, Mesir dan sebagian wilayah benua Afrika utara. 2 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI KOMPETENSI DASAR Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 1.1 Menghayati 2.1 Mengamalkan 3.1. Mengevaluasi 4.1 Menilai proses bahwa sikap komitmen proses lahirnya lahirnya Daulah kekuasaan dalam Daulah Abbasiyah Abbasiyah adalah menjalankan 3.2. Mengevaluasi 4.2 Mengapresiasi amanah amanah perkembangan perkembangan 1.2 Menghayati 2.2 Mengamalkan peradaban dan ilmu peradaban dan karunia Allah perilaku pengetahuan pada ilmu dari inovatif dan masa Daulah pengetahuan perkembanga kreatif Abbasiyah pada masa n peradaban Daulah dan ilmu Abbasiyah pengetahuan TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik dapat menghubungkan berbagai peristiwa pada proses lahirnya Daulah Abbasiyah. 2. Peserta didik dapat mengidentifikasi Khalifah-khalifah Berprestasi dari Daulah Abbasiyah. 3. Peserta didik dapat mengklasifikasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah 4. Peserta didik dapat mengidentifikasi sebab-sebab keruntuhan Daulah Abbasiyah SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 3 PETA KONSEP Latar Belakang Proses Lahirnya Daulah Abbasiyah Periodesasi Kepemimpinan Perkebangan Peradaban Islam Daulah Abbasiyah Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan Kemunduran Daulah Abbasiyah Bacalah dengan seksama ayat berikut, kemudian cermatilah artinya! َ ض َ َخ ِل ْيفَةًََۗقَالُ ْْٓواَاَتَ ْج َع ُل َفِ ْي َهاَ َم ْن َيُّ ْف ِسد َُ ِف ْي َه َ ُاَويَ ْس ِفك ْ َِرب َُّك َ ِل ْل َم ٰۤل ِٕى َك ِة َا ِِن ْي َ َجا ِع ٌل َف ِ ىَاْلَ ْر َ َواِ ْذ َقَا َل ََاَْلَتَ ْعلَ ُم ْون َ ِسَلَ َكََۗقَا َلَا ِِن ْْٓيَاَ ْعلَ ُمَ َم ُ َونُقَد َ ِك َ سبِ ُحَ ِب َح ْمد َ َُون َْح ُنَن َ الد َم ٰۤا َۚ َء ِ "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”(QS. Al-Baqarah 2:30) 4 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI PRA WACANA Faktor berkembangnya peradaban di era Daulah Abbasiyah ditandai dengan derasnya aktivitas intelektual masyarakat Islam. Kegiatan intelektual menjadi konsumsi rutin akal dan hati masyarakat sehingga terbukanya pintu intelektual Islam dengan masyarakat dunia lainnya. Ilmuwan Muslim tampil luar biasa dengan berbagai penemuannya. Misalkan ditemukannya Aljabar oleh Al-Khawarizmi, ilmu kimia, kedokteran dan berbagai disiplin ilmu lainnya. Daulah Abbasiyah sangat mendukung semua aktivitas penerjemahan literatur asing ke Bahasa Arab. Abu Ja'far al-Mansur merupakan pelopor penggiat aktivitas astronomi dan menetapkan kegiatan kerja kerajaan mengacu pada hukum-hukum astronomi. Abu Ja'far al- Mansur juga khalifah pertama yang menerjemahkan literatur asing ke bahasa Arab,di antaranya karya-karya Aristoteles, buku Sanad India dan berbagai literatur lainnya. Pada masa Harun ar-Rasyid, Baitul Hikmah telah menjadi pustaka dunia dengan menyimpan ribuan literatur asing Romawi, Yunani, Persia dan India kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Kemajuan ini diikuti dengan lahirnya ribuan ulama dan sastrawan. Baghdad telah berubah menjadi mercusuar peradaban dunia dan menjadi tujuan para cendikiawan serta pencari ilmu dari berbagai penjuru negeri. Kemajuan Baghdad di kemudian hari mengundang bangsa-bangsa Eropa untuk belajar kepada ilmuwan-ilmuwan muslim Aspek-aspek politik, sosial dan arus intelektual yang menjamur dan berkembang pesat sangat mempengaruhi sendi-sendi dalam kehidupan sastra masa itu. Lingkungan sosial dan intelektual dinamis dalam peradaban dan khazanah keilmuwan Islam telah mengantarkan perkembangan pesat dalam dunia sastra. Ringkasnya semua aktivitas intelektual mendapatkan porsi strategis dan berkembang sangat baik dan dinamis pada masa Daulah Abbasiyah. SETELAH ANDA MEMBACA AYAT AL-QUR`AN DAN PRA WACANA, BUATLAH BEBERAPA KOMENTAR ATAU PERNYATAAN YANG RELEVAN DENGAN TEKS : 1....................................................................................................................................... 2....................................................................................................................................... 3....................................................................................................................................... 4....................................................................................................................................... 5....................................................................................................................................... SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 5 A. Sejarah Lahirnya Daulah Abbasiyah Kebangkitan Daulah Abbasiyah dimulai dengan gerakan-gerakan perlawanan terhadap kekuasaan Daulah Umayyah di Andalusia pada masa kepemimpinan Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Pada masa Umayah, proses Arabisasi sangat kental dalam tampuk kepemimpinan, kurang melibatkan kaum Mawali/Azam (non Arab) dan memberikan denda kepada bangsa-bangsa yang dikuasai serta harus adanya jizyah bagi para muallaf, serta tidak melibatkan kaum Syiah, Kahawarij dalam pemerintahannya. Gerakan-gerakan perlawanan terhadap Daulah Umayyah menemukan momentumnya ketika para tokoh pemrakarsa Daulah Abbasiyah di antaranya Muhammad bin Ali, menjadikan kota Kuffah sebagai pusat kegiatan rintisan kekuasaan yang baru. Gerakan Muhammad bin Ali mendapat dukungan dari kelompok Mawali yang selalu ditempatkan sebagai masyarakat strata dua. Selain itu, juga dukungan kuat dari kelompok Syi’ah yang sejak dari awal tidak berpihak kepada Daulah Umayyah. Kepemimpinan Daulah Umayyah berakhir pada tahun 132 H (750 M) dengan wafatnya pemimpin terakhir yaitu Khalifah Marwan bin Muhammad di Fustat, Mesir pada 132 H/705 M dan dengan demikian secara de facto berdirilah kekuasaan Daulah Abbas atau Kekhalifahan Abbasiyah. Daulah Abbasiyah merupakan salah satu pilar kejayaan umat Islam pada masa klasik. Pada zamannya, tidak ada bangsa yang menandingi gemerlapnya peradaban dan kemajuan ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa itu, sehingga bisa dikatakan bahwa zaman keemasan Islam muncul pada saat itu. Daulah Abbasiyah sangat berjasa dalam memberikan kontribusi peradaban dan keilmuan yang terus menginspirasi tokoh- tokoh ilmuwan muslim dan bahkan sampai ilmuwan barat dari zaman klasik sampai zaman modern. Hampir tiga abad lamanya, banyak di antara peninggalan Daulah Abbasiyah menjadi saksi bisu kejayaan Islam di Timur Tengah, Asia bahkan sampai Eropa. Daulah Abbasiyah berkuasa selama hampir enam abad (132-656 H/750-1258 M), didirikan oleh Abul Abbas As Saffah dibantu oleh Abu Muslim Al Khurasani, seorang panglima Muslim yang berasal dari Khurasan, Persia dan Abu Ja’far Al Manshur (754- 775 M) yang banyak berjasa dalam membangun pemerintahan Daulah Abbasiyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa Daulah ini adalah keturunan Abbas paman Nabi Saw. 6 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI Pada mulanya, Daulah Abbasiyah menjadikan Al-Anbar (Al-Hasyimiyah) sebagai pusat pemerintahan pada masa-masa permulaan, setelah beberapa lama ibukota dipindahkan ke Baghdad dan dijadikan ibu kota sekaligus sebagai pusat kegiatan dalam menjalankan roda pemerintahan. Pada masa khalifah Al-Mahdi, wilayah Islam sangat luas, meliputi wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Daulah Umayyah, Jazirah Arab, Afrika dan sebagain wilayah Asia sampai perbatasan China sebelah barat. B. Khalifah-khalifah Daulah Abbasiyah Pemerintahan Daulah Abbasiyah terbagi menjadi lima periode. Dalam setiap periode terjadi perubahan pemegang kekuasaan, sistem pemerintahan dan kebijaksanaan militer. Selama kurang lebih lima setengah abad, pemerintahan Daulah Abbasiyah dipimpin oleh 37 orang khalifah. Berikut ini adalah para khalifah yang memberikan peranan penting dalam perjalanan panjang Daulah AbbasiyahAbul Abbas As-Saffah (750-754 M) Abdullah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas, merupakan khalifah pertama pemerintahan Daulah Abbasiyah. memiliki garis nasab yang menisbatkan dirinya kepada Hasyim, buyut Nabi Muhammad Saw. As-Saffah merupakan Khalifah pertama pemerintahan Daulah Abbasiyah. Kemenangan yang didapatkan atas Daulah Umayyah, menjadikan Daulah Abbasiyah secara otomatis menggantikan pemerintahan sebelumnya. Para pendukung Daulah Abbasiyah diwakili dalam pemerintahan baru. Orang-orang Yahudi, Kristen Nestorian, dan Persia diwakili secara baik dalam pemerintahan Abu al-Abbas dalam meneruskan administrasi pemerintahan Daulah Abbasiyah. Dalam masa pemerintahan As-Saffah juga didirikan pabrik kertas pertama di Samarkand. Abu al-Abbas adalah seorang revolusioner yang bisa menaungi kaum non- Muslim dan non-Arab. Sangat berbeda dengan Daulah Umayyah yang menolak pasukan dari 2 golongan itu. Pada masa pemerintahannya, saat pasukan Abbasiyah menguasai Khurasan dan Irak, dia keluar dari persembunyiannya dan dibaiat sebagai Khalifah pada tahun 132 H/ 749 M. Setelah itu dia mengalahkan Marwan bin Muhammad dan mengakhiri pemerintahan Daulah Umayyah pada tahun yang sama. Abul Abbas Daulah wafat pada tahun 136 H/753 M dalam usia yang masih sangat muda.Berikut ini adalah para khalifah yang memberikan kontribusi pada kemajuan Daulah Abbasiyah: SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 7 1. Abu Ja’far Al-Manshur (754-775 M) Abu Ja’far Al-Manshur menjadikhalifah kedua Daulah Abbasiyah meneruskan khalifah sebelumnya Abul Abbas Daulah. Abu Ja’far Al Manshur merupakan putra Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Abbas bin Abdul Muthalib, masih saudara kandung Ibrahim Al-Imam dan Abul Abbas Daulah. Ketiganya merupakan pendiri Daulah Abbasiyah. Abu Ja’far sedang menunaikan ibadah haji bersama Abu Muslim Al- Khurasani ketika Khalifah Abul Abbas As Saffah meninggal. Adapun yang pertama kali dilakukan Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur setelah dibaiat menjadi Khalifah pada 136 H/754 M adalah mengatur politik dan siasat pemerintahan Daulah Abbasiyah. Jalur-jalur pemerintahan ditata rapi dan cermat, sehingga pada masa pemerintahannya terjalin kerjasama erat antara pemerintah pusat dan daerah. Begitu juga antara lembaga-lembaga lain yang ada pada waktu itu. Selama masa kepemimpinannya, kehidupan masyarakat berjalan tenteram, aman dan makmur. Stabilitas politik dalam negeri cenderung aman dan terkendali, tidak ada gejolak politik dan cenderung stabil. Khalifah Abu Ja’far Al-Manshur sangat hati-hati dalam melangkah dan mengambil sikap terhadap pihak-pihak yang berseberangan dengan kebijakan khalifah. Khalifah Abu Ja’far Al Manshur berangkat ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji di penghujung tahun 158 H. Namun dalam perjalanan ia sakit lalu meninggal dunia. Ia wafat dalam usia 63 tahun dan menjadi Khalifah selama 22 tahun. Jenazahnya kemudian dibawa dan dikebumikan di Baghdad. 2. Muhammad Al-Mahdi (158 H/775 M-169 H/785 M) Muhammad Al-Mahdi bin al-Mansur dibaiat menjadi Khalifah sesuai dengan wasiat ayahnya pada tahun 158 H/775 M. Muhammad Al-Mahdi dikenal sebagai seorang yang sangat dermawan dan pemurah. Pada masa pemerintahannya, kondisi dalam negeri saat itu sangat stabil, dan tidak ada satu gerakan penting dan signifikan di masanya. Muhammad Al-Mahdi berhasil mencapai kemenangan-kemenangan atas orang-orang Romawi. Dibantu anaknya, Harun Ar-Rasyid adalah panglima Penakluk Romawi. Dia sampai ke pantai Marmarah dan berhasil melakukan perjanjian damai dengan Kaisar Agustine yang bersedia untuk membayar jizyah pada tahun 166 H/ 782 M. Muhammad Al-Mahdi meninggal pada tahun 169 H/785 M. Muhammad Al- Mahdi tercatat memerintah selama 10 tahun beberapa bulan. 8 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 3. Harun Al-Rasyid (170 H/786 M-193 H/809 M) Harun Al-Rasyid bin al-Mahdi adalah mutiara sejarah Daulah Abbasiyah. Harun Al-Rasyid dikenal sebagai sosok yang sangat pemberani. Meski berasal dari Daulah Abbasiyah, Harun Al-Rasyid dikenal dekat dengan keluarga Barmak dari Persia (Iran). Pada masa ke-khalifahan Harun Al-Rasyid, dikenal sebagai masa keemasan Islam (The Golden Age of Islam), di mana saat itu Baghdad menjadi salah satu pusat ilmu pengetahuan dunia.Perhatian Khalifah Harun Al-Rasyid yang begitu besar terhadap kesejahteraan rakyat serta kesuksesannya mendorong perkembangan ilmu pengetahuan, tekonologi, ekonomi, perdagangan, politik, wilayah kekuasaan, dan peradaban Islam. Harun Al-Rasyid memimpin selama 23 tahun (786 M - 809 M). Dalam kepemimpinanannya Harun Al-Rasyid mampu membawa daulah yang dipimpinnya ke puncak kejayaan. Ada banyak hal yang patut ditiru para pemimpin Islam di abad ke-21 ini dari sosok khalifah besar ini. Sebagai pemimpin, dia menjalin hubungan yang harmonis dengan para ulama, ahli hukum, penulis, qari, dan seniman. Pada masa Harun Al-Rasyid bermunculan para ilmuwan-ilmuwan muslim yang hebat yang mempengaruhi dunia sains, diantaranya adalah Al-Khawarizmi yang menulis kitab Al-Jabar dan Jabir Ibn Hayyan seorang pakar ilmu kimia (bapak kimia). Harun Al-Rasyid menjadi khalifah saat berusia cukup muda, yaitu 22 tahun, dan wafat dalam usia yang juga masih muda, yaitu 45 tahun. Saat dia wafat pada tahun 193 H/809 M negara dalam keadaan makmur dengan memiliki kekayaan 900 juta dirham. C. Periodesasi Kepemimpinan Daulah Abbasiyah Perkembangan Fase Pemerintahan dan kepemimpinan Daulah Abbasiyah terbagi ke dalam lima periode. Dalam setiap periode terjadi perubahan pemegang kekuasaan, sistem pemerintahan dan kebijaksanaan militer. Selama hampir enam abad para khalifah yang memegang kepemimpinan Daulah Abbasiyah ada 37 orang khalifah. 1. Periode pertama Periode pertama Daulah Abbasiyah mulai tahun 132 H atau 750 M sampai tahun 232 H atau 847 M. Sejak awal berdiri sampai pemerintahan ke sembilan Abu Ja’far Al-Watsiq, periode ini disebut juga pengaruh Persia pertama. Hal itu SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 9 disebabkan pemerintahan Daulah Abbasiyah dipengaruhi dengan sangat kuat oleh keluarga dari bangsa Persia, yaitu keluarga Barmak.Usaha militer merupakan kebijakan yang terus menerus dilakukan oleh para khalifah Daulah Abbasiyah sejak yang pertama hingga khalifah terakhir. Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode pertama adalah sebagai berikut: a. Abu Abbas Daulah (132 H/750M-136 H/754 M) b. Abu Ja’far Al-Mansur (136 H//754 M -158 H/775 M) c. Muhammad Al-Mahdi (158 H/775 M-169 H/785 M) d. Musa Al-Hadi (169 H/785 M-170 H/786 M) e. Harun Ar-Rasyid (170 H/786 M-193 H/809 M) f. Abdullah Al-Amin (193 H/809 M-198 H /813 M) g. Abdullah Al-Makmun (198 H/813 M-218 H/833 M) h. Al Mu’tashim Billah (218 H//833 M-227 H/842 M) i. Abu Ja’far Al-Watsiq (227 H/842 M-232 H/847 M) Tercatat dalam sejarah bahwa periode pertama menjadi masa keemasan dan kejayaan Daulah Abbasiyah. Walaupun demikian, bibit kemunduran Daulah Abbasiyah sudah muncul pada akhir periode ini. Khalifah Al-Watsiq merupakan khalifah terakhir pada periode pertama. Kebijakannya yang paling krusial adalah mengangkat wakil dari seorang perwira Turki bernama Asyam. 2. Periode kedua Periode ini berlangsung tahun 232H/847M-334H/945 M). Sejak khalifah Al- Mutawakkil sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Bagdad, dan pengaruh Turki pertama. Disebut demikian karena tentara Turki menjadi tentara Daulah Abbasiyah sangat mendominasi pemerintahan. Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode kedua: a. Al-Mutawakil (232 H/847 M-247 H/861 M) b. Al-Muntshir (247 H/861 M-248 H/862 M) c. Al-Mus`tain (248 H/862 M-252 H/866 M) d. Al-Mu`taz (252 H/866 M-255 H/869 M) e. Al-Muhtadi (255 H/869 M-256 H/870 M) f. Al-Mu`tamid (256 H/870 M-279 H/892 M) g. Al-Mu`tadhid (279 H/892 M-289 H/902 M) h. Al-Muktafi (289 H/902 M-295 H/908 M) i. Al-Muqtadi (295 H/908 M-320 H/932 M) 10 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI j. Al-Qohir (320 H/932 M-322 H/934 M) k. Ar-Rodhi (322 H/934 M-329 H/ 940 M) l. Al-Muttaqi (329 H/940 M-333 H/944 M) m. Al-Muktafi (333 H/944 M-334 H/946 M) Pada periode ini kebijakan para khalifah banyak dipengaruhi oleh orang- orang Turki, mulai periode ini sampai periode ke-empat, peranan khalifah dalam pemerintahan mulai berkurang. Demikian halnya dengan kegiatan keagamaan, kegiatan kajian keilmuan sudah mulai berkurang, tidak seperti pada masa periode pertama. 3. Periode ketiga Daulah Abbasiyah periode ini dimulai tahun 334 H/945 M-447 H/1055 M. Sejak berdirinya Daulah Buwaihiyah sampai masuknya Saljuk ke Bagdad. Periode ini disebut juga Periode Persia kedua. Disebut demikian karena pada waktu ini golongan dari bangsa Persia berperan penting dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah, yaitu Daulah Buwaihiyah. Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode ketiga: a. Al-Muktafi (333 H/944 M-334 H/946M) b. Al-Muti (334 H/946 M-362 H/974M) c. At-Tho`i (362 H/974 M-381 H/991M) d. Al-Qodir (381 H/991 M-422 H/1031M) Pada periode ini kondisi politik sering tidak stabil karena sering terjadi kemelut dalam pergantian kepemimpinan di antara para penguasa Daulah Buwaihiyah. Pada masa itu, para khalifah bahkan kehilangan legitimasi keagamaannya. Posisi mereka sebagai khotib salat Jum’at banyak diserahkan kepada orang-orang dari kalangan Buwaihiyah. 4. Periode keempat Daulah Abbasiyah pada periode ini berlangsung dari tahun 447 H/1055 M- 590 H/1194 M. Sejak masuknya orang-orang dari Daulah Saljuk di Bagdad dipengaruhi oleh bangsa Turki kedua.Disebut demikian karena pada waktu itu golongan dari bangsa Turki berperan penting dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah, yakni Daulah Saljuk.Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode keempat: a. Al-Qoyyim (422 H/1031 M-467 H/1075M) b. Al-Muqtadi (467 H/1075 M-487 H/1094M) c. Al-Mustazhir (487 H/1094 M-512 H/1118M) SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 11 d. Al-Musytarsid (512 H/1118 M-529 H/1135M) e. Al-Rasyid (529 H/1135 M-530 H/1136M) f. Al-Mustafi (530 H/1136 M-555 H/1160M) g. Al-Mustanjid (555 H/1160 M-566 H/1170 M) h. Al-Mustadi (566 H/1170 M-575 H/1180M) i. An-Nashir (575 H/1180 M-622 H/1124M) Periode ini merupakan akhir dari Daulah Saljuk, Khawarizm Syah telah mengakhiri Daulah ini. Para khalifah Daulah Abbasiyah memiliki kekuasaan penuh dalam bidang politik dan keagamaan, hanya saja wilayah kekuasaaannya tidak seluas masa sebelumnya, karena hanya meliputi wilayah Iraq dan sekitarnya. 5. Periode kelima Periode ini di mulai tahun 590 H/1194 M-656 H/1258 M dan tidak lagi dipengaruhi oleh pihak manapun, namun kekuatan politik dan militer Daulah Abbasiyah sudah lemah sehingga kekuasaan mereka hanya meliputi wilayah Irak dan sekitarnya saja. Khalifah Daulah Abbasiyah pada periode kelima: a. Az-Zahir (622 H/1224 M -623 H/1226M) b. Al-Mustanshir (623 H/1226 M-640 H/1242M) c. Al-Musta`shim (640 H/1242 M-656 H/1258M) Berakhirnya Daulah Abbasiyah datang seiring serangan Hulagu Khan pada tahun 1258 M. Kota Bagdad dan berbagai peninggalan bersejarah dihancurkan. Dengan demikian, berakhirlah kekuasaan Daulah Abbasiyah. Pemerintahan Daulah Abbasiyah tidak selamanya berjalan mulus dan tanpa gejolak. Selama beberapa periode pemerintahan terjadi pasang surut yang menyebabkan pergantian khalifah dari beberapa bangsa yaitu Turki, Persia dan Saljuk. Kecakapan para khalifah sangat berperan penting dalam mewujudkan kejayaan Daulah Abbasiyah dalam mewujudkan masyarakat yang makmur, memajukan peradaban dan ilmu pengetahuan. Khalifah juga sangat berperan penting dalam mengendalikan keamanan dan stabilitas perekomian sehingga konflik-konflik internal relatif dapat diredam. Melemahnya Daulah Abbasiyah juga disebabkan oleh faktor politik antar bangsa, yaitu berdirinya daulah-daulah lain disekitar wilayah Daulah Abbasiyah. Diantara daulah-daulah lain yang berdiri di sekitar Daulah Abbasiyah adalah Daulah Umayyah di Andalusia, Daulah Thuluniyah, Daulah Ikhsyidiyah, Daulah Fathimiyah dan Daulah Ayyubiyah di Mesir. 12 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI D. Penyebaran Wilayah Islam Pada Masa Daulah Abbasiyah Perkembangan Islam pada masa pemerintah Daulah Abbasiyyah, meliputi sekitar kerajaan-kerajaan Islam yang besar. Pada masa itu berdiri juga Daulah Umayyah di Andalusia yang dipimpin oleh Abdurrahman Ad-Dakhil dan para penguasa keturunan Daulah Umayyah. Dengan adanya kekuasaan Islam selain Daulah Abbasiyah di Andalusia (Eropa) berarti wilayah dakwah Islam semakin luas. Di bawah kekuasaan Daulah Abbasiyah, daerah-daerah yang ditaklukkan dikembangkan menjadi pusat-pusat peradaban Islam, seperti Baghdad, Isfahan, Tabaristan, Ghasnah, Halab, Bukhara dan lainnya. Pada beberapa kota tersebut juga sering terdapat bangunan Istana para raja atau amir yang menguasai daerah tersebut. Peradaban Islam pun mengalami kemajuan yang cukup pesat, karena para penguasanya peduli terhadap perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahun. Daulah Abbasiyah tidak hanya menguasai wilayah tertentu, para khalifah menjadikan daerah kekuasaaanya sebagai pilar berkembanganya peradaban dan ilmu pengetahuan,sehingga bisa dirasakan adanya perbedaan dan kemajuan setelah dikuasai Islam dibandingkan pada masa sebelum kedatangan Islam. Wilayah-wilayah yang telah dikuasai Daulah Abbasiyah mengalami kemajuan yang cukup pesat. Perkembangan wilayah Islam tidak semata-mata karena ambisi memperluas wilayah kekuasaan. Para khalifah lebih peduli terhadap negeri tetangga yang ditindas oleh penguasanya, maka khalifah terpanggil untuk menyelamatkan mereka sekaligus menguasai wilayah tersebut. Seperti halnya Kerajaan Ghana yang beralih ke pangkuan Daulah Abbasiyah pada tahun 1067 M, sehingga menjadi negeri yang makmur. Ketika Daulah Abbasiyyah yang berada dipimpin Khalifah Harun Al-Rasyid (170 H/193 H-786 M/809 M), hubungan diplomatik terjalin baik dengan raja Charlemagne (Perancis). Sehingga hubungan kedua kerajaan tersebut harmonis. Khalifah Harun al- Rasyid memberikan kebebasan dalam bentuk jaminan keamanan bagi orang-orang Nasrani yang ingin berziarah ke Bait al-Maqdis. Hubungan tersebut sangat baik terutama dalam muamalah dan saling menghormati dalam menjalankan ibadahnya masing-masing. Hubungan tersebut berubah ketika kekuasaan kekhalifahan dipegang oleh orang- orang Turki. Orang-orang Turki yang memegang kekuasaan dan mempunyai pengaruh di Istana, sangat benci terhadap orang-orang Nasrani. Mereka kurang memberi toleransi terhadap penganut agama lain (Nasrani). Hal tersebut disebabkan sempitnya pemahaman mereka terhadap agama. Mereka mempersempit ijin bagi kaum Nasrani yang akan SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 13 berziarah ke Bait al-Makdis, dengan cara meminta upeti yang cukup tinggi. Hal inilah yang di kemudian hari memunculkan benih-benih perang Salib. E. Perkembangan Peradaban dan Ilmu Pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah Selama beberapa dekade pasca berdirinya pada tahun 132H/750M, Daulah Abbasiyah berhasil melakukan pengawalan atas wilayah-wilayah yang mereka kuasai. Era kepemimpinan khalifah kedua, Abu Ja`far bin `Abdullah bin Muhamad Al-Mansur (137-158H/754-775M), menjadi titik yang cukup krusial dalam proses stabilisasi kekuasaan ini ketika ia mengambil langkah-langkah besar dalam sejarah kepemimpinannya, termasuk di antaranya adalah memindahkan ibu kota dari Al-Anbar (Al-Hasyimiyah) ke Baghdad sebagai ibu kota baru yang kemudian menjadi pusat kegiatan ekonomi, budaya dan kegiatan keilmuan. Gerakan penerjemahan kemudian menjadi salah satu icon kemajuan peradaban Daulah Abbasiyah tidak lepas dari peranan Al-Mansur sebagai khalifah pertama yang mempelopori gerakan penerjemahan sejumlah buku-buku kuno warisan peradaban pra- Islam. Khalifah Al-Mansur melakukan penerjemahan secara besar-besar buku-buku kuno dari Romawi, Persia dan India dengan menimbang buku seharga emas, sehingga memunculkan para penggiat ilmu pengetahauan dari berbagai kalangan, termasuk dari berbagai segement Islam seperti tokoh-tokoh Sunni, Syiah, bermunculan. Dengan demikian gerakan pembukuan (tasnif) dan kodifikasi (tadwin) ilmu tafsir, hadis, fikih, sastra serta sejarah mengalami perkembangan cukup signifikan. Pada masa sebelumnya, para pelajar dan ulama dalam melakukan aktivitas keilmuan hanya menggunakan lembaran-lembaran yang belum tersusun rapi. Al-Mansur merupakankhalifah pertama yang memberikan perhatian besar terhadap ilmu-ilmu kuno pra-Islam. 1. Faktor Kemajuan Peradaban Daulah Abbasiyah: a. Faktor Politik 1) Pindahnya ibu kota negara dari Al-Anbar (Al-Hasyimiyah) ke Bagdad yang dilakukan oleh Khalifah al-Mansur. 2) Banyaknya cendekiawan yang diangkat menjadi pegawai pemerintah dan istana. 14 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI b. Faktor Sosiografi 1) Meningkatnya kemakmuran umat Islam 2) Luasnya wilayah kekuasaan Islam menyebabkan banyak orang Romawi dan Persia yang masuk Islam dan kemudian menjadi Muslim yang taat. 3) Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa-bangsa lain yang lebih dahulu mengalami perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan. 4) Adanya gerakan penerjemahan buku filsafat dan ilmu dari peradaban Yunani dalam Bait al-Hikmah sehingga menjelma sebagai pusat kegiatan intelektual. 2. Indikator Kemajuan Peradaban Daulah Abbasiyah a. Perkembangan Ilmu Keagamaan Di bidang ilmu-ilmu agama, era Daulah Abbasiyah mencatat dimulainya sistematisasi beberapa cabang keilmuan seperti Tafsir, Hadis dan Fikih. Khususnya sejak tahun 143 H, para ulama mulai menyusun buku dalam bentuk yang sistematis baik di bidang ilmu tafsir, hadis maupun fiqh. Di antara ulama yang terkenal adalah adalah Ibnu Juraij (w. 150 H) yang menulis kumpulan hadis di Mekah, Malik bin Anas (w. 171 H) yang menulis Al-Muwatta’ nya di Madinah, Al-Awza`i di wilayah Syam, Ibnu Abi `Urubah dan Hammad bin Salamah di Basrah, Ma`mar di Yaman, Sufyan al-Tsauri di Kufah, Muhamad bin Ishaq (w. 151 H) yang menulis buku sejarah (Al- Maghazi), Al-Layts bin Sa’ad (w. 175 H) serta Abu Hanifah. Pada masa ini ilmu tafsir menjadi ilmu mandiri yang terpisah dari ilmu Hadis. Buku tafsir lengkap dari al-Fatihah sampai al-Nas juga mulai disusun. Pertama kali yang melakukan penyusunan tafsir lengkap adalah Yahya bin Ziyad al-Dailamy atau yang lebih dikenal dengan sebutan Al-Farra. Tapi luput dari catatan Ibnu al-Nadim bahwa `Abd al-Razzaq bin Hammam al-San`ani (w. 211 H) yang hidup sezaman dengan Al-Farra juga telah menyusun sebuah kitab tafsir lengkap yang serupa. Ilmu fikih pada zaman ini juga mencatat sejarah penting, dimana para tokoh yang disebut sebagai empat imam mazhab fikih hidup pada era tersebut, yaitu Abu Hanifah (w.150 H), Malik bin Anas (w. 179 H), Imam As-Syafi`i (w. 204 H) dan Ahmad bin Hanbal (w. 241 H). Ilmu Hadis juga mengalami masa penting khususnya terkait dengan sejarah penulisan hadis-hadis Nabi yang memunculkan tokoh-tokoh yang telah SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 15 disebutkan di atas seperti Ibnu Juraij, Malik bin Anas, juga al-Rabi` bin Sabih (w. 160 H) dan Ibnu Al-Mubarak (w. 181 H). Selanjutnya pada awal-awal abad ketiga, muncul kecenderungan baru penulisan hadis Nabi dalam bentuk musnad. Di antara tokoh yang menulis musnad antara lain Ahmad bin Hanbal, `Ubaidillah bin Musa al-`Absy al-Kufi, Musaddad bin Musarhad al-Basri, Asad bin Musa al-Amawi dan Nu`aym bin Hammad al-Khuza`i. Perkembangan penulisan hadis berikutnya, muncul tren baru yang bisa dikatakan sebagai generasi terbaik sejarah penulisan hadis, yaitu munculnya kecenderungan penulisan hadis yang didahului oleh tahapan penelitian dan pemisahan hadis-hadis sahih dari yang dha`if sebagaimana dilakukan oleh Al- Bukhari (w. 256 H), Muslim (w. 261 H), Ibnu Majah (w. 273 H), Abu Dawud (w. 275 H), At-Tirmizi (w. 279 H), serta An-Nasa’i (w. 303 H). Disiplin keilmuan lain yang juga mengalami perkembangan cukup signifikan pada era Abbasiyah adalah ilmu sejarah yang dipelopori oleh Ibnu Ishaq (w. 152 H) dan kemudian dilanjutkan oleh Ibnu Hisyam (w. 218 H). Selanjutnya muncul pula Muhamad bin `Umar al-Waqidi (w. 207 H) yang menulis buku berjudul At-Tarikh al-Kabir dan Al-Maghazi. Buku yang pertama dinyatakan hilang, meski isinya masih direkam oleh sejarawan Ath-Thabari (838-923 M). Sejarawan lain yang datang berikutnya adalah seperti Muhamad bin Sa’ad (w. 230 H) dengan At-Tabaqat al-Kubra-nya serta Ahmad bin Yahya al-Baladzuri (w. 279 H) yang menulis Futuh al-Buldan. b. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Melalui proses penerjemahan filsafat Aristoteles dan Plato. Muncullah para filosuf muslim yang di kemudian hari menghiasi khazanah ilmu pengetahuan Islam. Di antara filosof yang terkenal pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah adalah: 1) Abu Yusuf Ya'qub Ibnu Ishaq Al-Sabah Al-Kindi (811-874 M), 2) Abu Nasir al-Farabi (870-950 M), 3) Abu Ali Al-Husayn bin Abdullah bin Sina/Ibnu Sina (980-1037 M), 4) Abu Bakar Muhammad bin Yahya bin ash-Shayigh at-Tujibi bin Bajjah (1085-1138 M), 5) Abu Bakr Muhammad bin 'Abdul Malik bin Muhammad bin Thufail al- Qaisi (1105–1185 M), dan 16 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 6) Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali (1058-1111 M). Ilmuwan-ilmuwan Muslim yang ahli dalam bidang ilmu kedokteran antara lain 1) ‘Abu Ali Muhammad al-Hasan bin al-Haitham atau Ibnu Hazen (965-1039 M), ahli mata dengan karya optics dan 2) Ibnu Sina (Abu Ali Al-Husayn bin Abdullah bin Sina/Ibnu Sina, 980-1037 M) dengan bukunya Qanun fi Tibb. Ilmu kimia juga termasuk salah satu ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh kaum Muslimin di antara tokoh kimia yaitu Abu Musa Jabir bin Hayyan Al-Kuffi As-Sufi (721-815 M). Dalam bidang Matematika dan Sains ilmuwan yang terkenal sampai sekarang adalah : 1) Abu Ja'far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi (780-850 M), Al- Khawarizmi dengan bukunya al-Jabr wa al-Mukabala yang merupakan buku pertama sesungguhnya ilmu pasti yang sistematis. Dari bukunya inilah berasal istilah aljabar dan logaritma dalam matematika. Bahkan kemajuan ilmu matematika yang dicapai pada masa ini telah menyumbangkan pemakaian angka-angka Arab dalam matematika. 2) Abu al-Abbas Ahmad bin Muhammad bin Kathir al-Farghani (833-870 M) dan 3) Abu Raihan Al-Biruni (973- 1048 M). Dalam bidang sejarah, ulama yang terkenal antara lain: 1) Muhammad bin Ishaq bin Yasar (704-768 M), 2) Abu Muhammad Abdul Malik bin Hisyam bin Ayyub Al-Himyari Al- Muafiri Al-Basri (Ibnu Hisyam w. 834 M), 3) Abu Abdullah Muhammad bin Umar Al-Waqidi (747-823 M), 4) Abdullah bin Muslim bin Qutaibah al-Dainuri al-Marwazi (Ibnu Quthaibah, 828-889 M), 5) Abu Ja'far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib al-Amali ath-Thabari (At-Thabari, 838-923 M). Dalam bidang ilmu bumi atau geografi ulama yang terkenal : 1) Ahmad bin Abi Ya'qub Ishaq bin Ja'far bin Wahab bin Waddih (al-Yakubi, w. 897 M) terkenal dengan karyanya al-Buldan, SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 17 2) Abul Qasim Ubaidullah bin Abdullah bin Khurdadzbih (Ibnu Kharzabah, k. 820–912 M) bukunya berjudul al-Mawalik wa al-Mawalik, 3) Abu al-Mundhir Hisham bin Muhammed bin al-Sa'ib bin Bishr al-Kalbi (Hisham al-Kalbi, 737-819 M) terkenal pada abad ke-9 M, khususnya dalam studinya mengenai bidang kawasan Arab. Dalam bidang Astronomi, tokoh astronomi Islam pertama adalah Muhammad bin Ibrahim bin Habib bin Samra bin Jundab al-Fazari (Al Fazari, w. 796 M) dikenal sebagai pembuat astrolob atau alat yang pergunakan untuk mempelajari ilmu perbintangan pertama di kalangan muslim. Selain al-Fazani, ahli astronomi yang bermunculan di antaranya adalah Muhammad bin Musa al- Khawarizmi, al-Farghani, al-Bathiani, al-Biruni, dan Abdurrahman as-Sufi. Para ilmuwan muslim telah banyak meninggalkan warisan ilmu pengetahuan dan peradaban terhadap dunia.Hal tersebut tidak hanya dinikmati umat Islam, namun juga seluruh umat manusia di seluruh dunia. Karya-karya ilmuwan muslim banyak yang diadopsi, diterjemahkan dan diambil manfaatnya untuk kemaslahatan umat manusia. c. PerkembanganPeradaban 1) Bidang Sosial Budaya Di antara kemajuan dalam bidang sosial budaya adalah terjadinya proses akulturasi dan asimilasi masyarakat. Seni arsitektur yang dipakai dalam pembangunan istana dan kota-kota, seperti pada istana Al-Qasrul Zahabi, dan Qasrul Khuldi, sementara bangunan kota seperti pembangunan kota Baghdad, Samarra dan lain-lainnya. Al-Qasr Az-Zahabi (Istana Emas) nama ini melambangkan keagungan dan kemegahan istana yang dibangun oleh Daulah Abbasiyah karena sebagian besar sisi istananya dihias dan dilapisi emas. Masyarakat merasakan keamanan dan ketertiban yang terjaga dengan baik. Kehidupan sosial dan masyarakat pada masa itu juga tertata dengan baik. Kemajuan juga terjadi pada bidang sastra, bahasa dan seni musik. Pada masa ini lahir seorang sastrawan dan budayawan terkenal, seperti: a) Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami atau yang dikenal dengan panggilan Abu Nawas (756-814 M), b) Abu Athahiyah (748-826 M), c) Al-Mutanabbi (915-965 M), 18 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI d) Ibnu Muqaffa (720-756 M) dan lain-lainnya. Karya buah pikiran mereka masih dapat dibaca hingga sekarang, seperti kitab Kalilah wa Dimmah. Tokoh terkenal dalam bidang musik yang kini karyanya juga masih dipakai adalah a) Yunus bin Sulaiman (713-785 M); b) Khalil bin Ahmad (w. 791 M); c) Abu Nasir Muhammad bin al-Farakh bin Uzlagh al-Farabi (870-950 M) pencipta teori musik Islam; dan d) Ishak bin Ibrahim Al Mausully (w. 850 M) yang telah berhasil memperbaiki musik Arab jahiliyah dengan sistem baru. Buku musiknya yang terkenal adalah kitab Alhan wa al-Angham (buku not dan irama). Beliau sangat terkenal dalam musik sehingga mendapat julukan Imam al- Mughanniyin (Raja Penyanyi). 2) Bidang Politik dan Militer Pemerintah Daulah Abbasiyah membentuk departemen pertahanan dan keamanan, yang disebut Diwanul Jundi. Departemen ini yang mengatur semua yang berkaiatan dengan kemiliteran dan pertahanan keamanan. Pembentukan lembaga ini didasari atas kenyataan politik militer bahwa pada masa pemerintahan Daulah Abbasiyah, banyak terjadi pemberontakan dan bahkan beberapa wilayah berusaha memisahkan diri dari pemerintahan Daulah Abbasiyah. Sistem politik Daulah Abbasiyah terbiang unik, karena daulah ini melibatkan beberapa bangsa dalam pemerintahannya bahkan dalam periode tertentu jabatan Perdana Menteri dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahan yang dikenal wazir dari Barmak, sementara militer lebih banyak melibatkan orang-orang dari Turki. Masing-masing bangsa berusaha untuk bersaing dan berkuasa sehingga memunculkan beberapa periodesasi bangsa yang berbeda dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. 3) Bidang Pembangunan dan Tempat Peribadatan Di antara kota pusat peradaban Islam pada masa Daulah Abbasiyyah yang cukup terkenal adalah Bagdad dan Samarra. Baghdad dirikan olehKhalifah Abu Ja’far al-Mansur (754-775 M) terletak di tepi sungai Tigris. Samarra terletak di sebelah timur kota Tigris kurang lebih 60 km dari Bagdad. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 19 Suasana kota sangat nyaman, indah dan teratur. Nama Samarra diberikan oleh Khalifah al-Mansur. Di antara bentuk bangunan yang dijadikan sebagai pusat-pusat pendidikan adalah: a) Madrasah (An-Nizamiyah); didirikan oleh Nizam al-Mulk beliau seorang perdana menteri pada tahun 456-486 H. Madrasah banyak terdapat dikota-kota antara lain di Bagdad, Isfahan, Nisabur, Basra, Tabristan, Hara dan Mosul, b) Kuttab; merupakan lembaga pendidikan tingkat dasar sampai menengah, c) Masjid; Masjid pada umumnya dijadikan sebagai tempat belajar tingkat tinggi dan takhasus, d) Majelis Munazarah; Merupakan tempat pertemuan para pujangga, ahli fikir dan pada sarjana untuk membahas masalah-masalah ilmiah, majelis ini dapat dijumpai di kota-kota besar lainya, e) Baitul Hikmah; Tempat ini merupakan perpustakan pusat, yang di bangun oleh khalifah Harun al-Rasyid dan di lanjutkan oleh khalifah Al- Makmun. F. Sistem Pemerintahan Daulah Abbasiyah 1. Pimpinan Pemerintahan. Pemerintahan Daulah Abbasiyah dipimpin oleh seorang Khalifah sebagai pemimpin tertinggi. Dibantu oleh Wizarat yang dijabat oleh Wazir (perdana menteri). Dalam menjalankan pemerintahan, dibentuk Diwanul Kitabah yang dipimpin oleh Raisul Kuttab dan dibantu oleh beberapa sekretaris a. Katibur Rasail (Sekretaris Urusan Pesuratan) b. Katibul Kharraj (Sekretaris Urusan Keuangan) c. Katibul Jundi (Sekretaris Urusan Tentara) d. Katibul Syurthah (Sekretaris Urusan Kepolisian) e. Katibul Qadha (Sekretaris Urusan Kehakiman) Dalam menjalankan pemerintahannegara, wazir dibantu beberapa Raisud Diwan. a. Diwan Al Kharraj, (Departemen Keuangan) b. Diwan Ad Diyah, (Departemen Kehakiman) 20 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI c. Diwan Az Zimasu, (Departemen Pengawasan Urusan Negara) d. Diwan Jundi, (Departemen Ketentaraan) e. Diwan Al Mawalywal Ghilman, (Departemen Perburuhan) f. Diwan Al Barid, (Departemen Perhubungan) g. Diwan Ziman an Nafaqaat, (Departemen Pengawasan Keuangan) h. Diwan Ar Rasail, (Departemen Urusan Arsip) i. Diwan An Nadhar Fil Madhalim, (Departemen Pembelaan Rakyat Tertindas) j. Diwan Al Akhdas Wasy Syurthah, (Departemen Keamanan dan Kepolisian) k. Diwan Al ‘Atha’ Wal Hawarij, (Departement Sosial) l. Diwan Al Akhasyam, (Departement Urusan Keluarga) m. Diwan Al Akarah, (Departement Pekerjaan Umum dan Tenaga) 2. Wilayah. Pada masa Daulah Abbasiyah, tata usaha negara bersifat sentralisasi disebut juga dengan istilah An-Nidhamul Idary Al-Markazy. Wilayah negara dibagi ke dalam beberapa provinsi, yang dinamakan Imarat, dengan gubernurnya yang bergelar Amir atau Hakim. Imarat pada waktu itu ada tiga mazam, yaitu Imarat al-Istikfa, Imarat al-Khassah dan Imarat al-Istilau. Kepada wilayah hanya diberikan hak otonomi terbatas, yang mendapat hak otonomi penuh adalah desa yang disebut Al-Qurra dengan kepala desa yang bergelar Syekh Al-Quryah. 3. Tanda Kebesaran dan Kehormatan. Untuk menunjukan kebesaran khalifah ditetapkanlah tanda kebesaran dan lambang kehormatan. Tanda kebesaran meliputi; Al Burdah, Pakaian kebesaran; Al- Khatim yaitu Cincin atau Stempel dan Al-Qadhib atau semacam pedang.Lambang Kehormatan meliputi: Al-Khuthab, yaitu pembacaan doa bagi khalifah dalam khutbah jumat; As-Sikkkah, yaitu pencantuman nama khalifah atas mata uang dan Ath-Thiraz yaitu lambang khalifah yang harus dipakai oleh tentara, polisi dan para pejabat. 4. Angkatan Perang. Pada masa Daulah Abbasiyah, struktur kemiliteran sudah tertata dibawah Diwan Jundi, terdiri dari angkatan darat dan angkatan laut. Terdiri dari Al-Jundul Mustarziqah (tentara tetap dan bergaji) yang tinggal di asrama dan Al-Jundul Muthauwi`ah (relawan).Kesatuan tentara pada masa itu terdiri dari Arif (membawahi SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 21 10 prajurit), Naqib (membawahi 10 Arif), Qaid (membawahi 10 Naqib) dan Amir (membawahi 10 Qaid). 5. Baitul Maal. Baitul Maal berfungsi sebagai lembaga keuangan yang menopang segala kebutuhan pemerintahan. Baitul maal pada masa tersebut terbagi menjadi tiga diwan, yaitu Diwanul khazaanah yang mengurusi perbendaharaan negara, Diwanul Azra`u yang mengurusi kekayaan negara dan hasil bumi, dan Diwanul Khazainu as- Silah yang mengurusi perlengakapan perang 6. Kehakiman. Pada masa Daulah Abbasiyah, kekuasaan politik telah mencampuri urusan- urusan kehakiman. Para hakim tidak lagi berijtihad dalam memutuskan perkara, tetapi mereka berpedoman saja pada kitab-kitab mazhab empat atau mazhab-mazhab lain.Organisasi kehakiman juga mengalami perubahan, antara lain telah dibentuk jabatan penuntut umum (kejaksaan) di samping telah dibentuk instansi Diwan Qadhil Qudhah. Pada masa Daulah Abbasiyah terdapat tiga badan pengadilan, yaitu: a. Al-Qadha`u dengan hakimnya yang bergelar Al-Qadhi. Tugasnya mengurus perkara-perkara yang berhubungan dengan agama pada umumnya. b. Al-Hisbah dengan hakimnya yang bergelar Al-Muhtasib. Tugasnya menyelesaikan perkara-perkara yang berhubungan dengan masalah-masalah umum dan tindak pidana yang memerlukan pengurusan segera. c. An-Nadhar fil-Madhalim dengan hakimnya yang bergelar shahibul atau qadhil madhalim. Tugasnya menyelesaikan perkara-perkara banding dari kedua pengadilan pertama (Al-Qadhau dan Al-Hisbah). G. Kemunduran Daulah Abbasiyah Banyak faktor yang menyebabkan Khalifah Daulah Abbasiyah menjadi mundur. Disamping kelemahan pada pribadi para Khalifah Daulah Abbasiyah, masing-masing faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Berikut ini adalah faktor-faktor yang menyebabkan kemunduran Daulah Abbasiyah : 1. Faktor Internal a. Gaya hidup mewah di kalangan penguasa Pencapaian luar biasa dalam bidang peradaban dan kebudayaan yang dicapai Daulah Abbasiyah pada periode pertama telah mendorong para 22 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI penguasa untuk hidup mewah, bahkan cenderung glamour, membuat para pengasa banyak yang terlena dan cenderung kurang memperhatikan urusan- urusan negara. Hal ini menjadi awal mula melemahnya kepemimpinan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah b. Persaingan Antar Bangsa Orang-orang Persia masih merasa tidak puas atas posisi yang didapatkan dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah. Mereka menginginkan sebuah Daulah dengan khalifah dan pegawai dari Persia pula. Bangsa Arab beranggapan bahwa darah yang mengalir di tubuh mereka adalah darah istimewa dan mereka menganggap rendah bangsa non-Arab di dunia Islam. Setelah Al-Mutawakkil naik tahta, dominasi tentara Turki tak terbendung lagi. Sejak itu kekuasaan Daulah Abbasiyah sebenarnya telah berakhir. Kekuasaan berada di tangan orang-orang Turki. Posisi ini kemudian direbut oleh Daulah Buwaih, bangsa Persia pada periode ketiga dan selanjutnya beralih kepada Daulah Saljuk pada periode keempat. c. Kemerosotan Ekonomi Daulah Abbasiyah mengalami kemunduran di bidang ekonomi bersamaan dengan kemunduran di bidang politik. Pada periode pertama, pemerintahan Daulah Abbasiyah merupakan pemerintahan yang kaya. Pendapatan yang masuk lebih besar dari pengeluaran, sehingga Baitul Mal penuh dengan harta. Setelah Daulah Abbasiyah memasuki periode kemunduran, pendapatan menurun, sementara pengeluaran semakin meningkat lebih besar. Menurunnya pendapatan tersebut disebabkan oleh semakin menyempitnya wilayah kekuasaan, banyaknya kerusuhan dalam negeri mengganggu perekonomian rakyat, diperingannya pajak dan banyaknya daulah- daulah kecil yang memerdekakan diri dan tidak lagi membayar upeti. d. Konflik Keagamaan Persoalan fundamental dalam kegiatan keagamaan juga ikut berperan dalam menambah beban persoalan pemerintah. Fanatisme keagamaan berkaitan erat dengan persoalan kebangsaan. Konflik yang dilatarbelakangi agama tidak terbatas pada konflik antara Muslim dan zindik atau Ahlussunnah dengan Syi`ah saja, tetapi juga antar aliran dalam Islam. Munculnya perbedaan pendapat yang tidak terselesaikan memicu konflik yang berkepanjangan. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 23 2. Faktor Eksternal Selainfaktoryang muncul dari dalam pemerintahan Daulah Abbasiyah, ada juga faktor dari luar yang menyebabkan Daulah Abbasiyah lemah dan akhirnya hancur. a. Perang salib yang berlangsung beberapa gelombang atau periode dan menelan banyak korban. Perang salib adalah perang yang dilancarkan oleh tentara-tentara Kristen dari berbagai kerajaan di Eropa Barat terhadap umat Islam di Asia Barat dan Mesir. Dikatakan perang salib karena tentara Kristen membawa simbol salib dalam memerangi umat islam di berbagai wilayah. b. Serangan tentara Mongol ke wilayah kekuasaan Islam. Pada sekitar tahun 1257, Hulagu Khan mengirimkan ultimatum kepada Khalifah agar menyerah dan mendesak agar tembok kota sebelah luar diruntuhkan. Tetapi Khalifah tetap enggan memberikan jawaban. Pada tahun 1258, Hulagu Khan menghancurkan tembok ibu kota.Sementara itu Khalifah al- Mu’tashim langsung menyerah dan berangkat ke tempat pasukan Mongolia. Setelah itu para pemimpin dan fuqaha juga keluar, sepuluh hari kemudian mereka semua dieksekusi. Hulagu beserta pasukannya menghancurkan kota Baghdad dan membakarnya. Terbunuhnya Khalifah al-Mu’tashim telah menandai babak akhir dari kepemimpinan Daulah Abbasiyah di Baghdad. Bacalah Kisah Berikut: Kisah Teladan Imam Syafi`i Pada masa Daulah Abbasiyah, para Ulama atau ilmuwan mendapatkan peranan yang sangat terhormat. Para ulama pada masa Daulah Abbasiyah banyak menjadi rujukan para ulama pada zaman modern baik dalam ilmu-ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum (Sains). Dari sekian banyak para ulama tersebut terdapat Imam Ahli Madzhab yaitu Imam Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taymi (Imam Hanafi), Imam Malik bin Anas bin Malik bin `Amr (Imam Malik), Imam Muhammad bin Idris al-Shafiʿi atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i (Imam Syafi`i), dan Imam Ahmad bin Muhammad bin Hanbal bin Hilal bin Asad bin Idris (Imam Hambali). Abu `Abdullah Muhammad bin Idris al-Syafiʿi atau Muhammad bin Idris asy-Syafi`i yang akrab dipanggil Imam Syafi’i terlahir di Ashkelon, Gaza, Palestina, 150 H/767 M dan wafat di Fusthat, Mesir 204 H/819 M. Saat usia 20 tahun, Imam Syafi’i pergi ke Madinah untuk berguru kepada ulama besar saat itu, Imam Malik. Dua tahun kemudian, ia juga pergi ke Irak, untuk berguru pada murid- murid Imam Hanafi di sana. Imam Syafi`i mempunyai dua dasar berbeda untuk Madzhab Syafi’i yaitu Qaul Qadim dan Qaul Jadid. Setelah ayah Imam Syafi’i meninggal dan dua tahun kelahirannya, sang ibu membawanya ke Mekah, tanah air nenek moyangnya. Ia tumbuh besar di sana dalam keadaan yatim. Sejak kecil Syafi’i cepat menghafal syair, pandai bahasa Arab dan sastra sampai- sampai Al-Ashma’i berkata,”Saya mentashih syair-syair bani Hudzail dari seorang pemuda dari Quraisy yang disebut Muhammad bin Idris,” Imam Syafi’i adalah imam bahasa Arab. Di Makkah, Imam Syafi’i berguru fiqh kepada mufti di sana, Muslim bin Khalid Az Zanji sehingga ia mengizinkannya memberi fatwah ketika masih berusia 15 tahun. Imam Syafi`i belajar Fiqih dari Imam Muslim bin khalid Az-Zanji yang waktu itu berkedudukan sebagai mufti Makkah. Di antara gurulainnay di Makkah adalah Dawud bin Abdurrahman Al- 24 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI Atthar, Muhammad bin Ali bin Syafi’, Sufyan bin Uyainah, Abdurrahman bin Abi Bakr Al- Mulaiki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin Al-Ayyadl dan masih banyak lagi yang lainnya. Selama di Madinah berguru kepada Imam Malik bin Anas. Ia mengaji kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafi’i meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya, Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain. Salah satu karangannya adalah Ar-Risalah buku pertama tentang ushul fiqh dan kitab Al-Umm. Imam Syafi’i adalah seorang mujtahid mutlak, imam fiqh, hadis, dan ushul. Imam Ahmad berkata tentang Imam Syafi’i,”Beliau adalah orang yang paling faqih dalam Al-Quran dan As-Sunnah,” “Tidak seorang pun yang pernah memegang pena dan tinta (ilmu) melainkan Allah Swt. memberinya di ‘leher’ Syafi’i,”. Imam Syafi’i wafat pada malam Jum’at menjelang subuh pada hari terakhir bulan Rajab tahun 204 Hijriyyah atau tahun 809 M pada usia 52 tahun. Imam Syafi’i adalah ulama’ madzhab yang paling banyak diikuti pendapatnya di Nusantara hingga saat ini meskipun beliau lahir dan hidup di masa Daulah Abbasiyah. Sebagai pelajar, sangat penting untuk meneladani sosok Imam Syafi`i. Ia adalah seorang yang memiliki hafalan yang kuat, pribadi yang kokoh, amanah, ilmuwan yang kreatif dan inovatif.(disarikan dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Asy-Syafi%27i) Catatan : setelah membaca kisah diatas, tunjukkanlah keteladanan yang perlu ditiru dari kisah di atas Ibrah 1. Zaman Daulah Abbasiyah yang pertama merupakan puncak keemasan daulah ini. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Pada masa tersebut, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi, kaum Muslimin mulai berhubungan dengan kebudayaan asing, seperti kebudayaan Persi, Hindu, dan Yunani. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat. 2. Daulah Abbasiyah (750-1258 M) merupakan Daulah yang menelurkan konsep-konsep keemasan Islam dalam hal pengembangan ilmu pengetahuan. Zaman keemasan Islam yang ditandai dengan penguasaan ilmu pengetahuan diberbagai sektor telah membawa kemakmuran tersendiri pada masyarakat saat itu. 3. Kemajuan di segala bidang yang diperoleh Daulah Abbasiyah menempatkan bahwa Daulah Abbasiyah lebih baik dari daulah sebelumnya. Di samping itu, pada masa Daulah ini banyak lahir tokoh-tokoh intelektual Muslim yang sangat berpengaruh hingga saat ini, di antaranya: Al-Farabi, Ibnu Haitam, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Al- Khawarizmi, Al-Battani, al-Farghani, al-Bathiani, al-Biruni, At-Thabari dan lain-lain. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 25 Tugas dan Kegiatan 1. Tugas Kelompok a. Buatlah Peta Wilayah Kekuasaan Daulah Abbasiyah di Kertas Manila b. Mempresentasikan Penyebaran Wilayah Kekuasaan Daulah Abbasiyah berdasarkan periodesasi kekuasaan 2. Tugas Individu a. Tuliskan cerita singkat tentang sejarah berdirinya Daulah Abbasiyah sampai dengan masa keruntuhannya, kemudian ceritakan di depan kelas. b. Carilah informasi tentang Prestasi/Kebijakan pemimpin Daulah Abbasiyah dan isikan ke dalam kolom berikut ini: No. Nama Khalifah Prestasi sebagai Khalifah 1 2 3 4 5 c. Temukan para tokoh ilmuwan masa Daulah Abbasiyah dan isikan di dalam kolom di bawah ini No. Nama Tokoh Ilmuwan Buku/Karya 1 2 3 4 5 26 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI Rangkuman 1. Kebangkitan Daulah Abbasiyahiyah dimulai dengan gerakan-gerakan perlawanan terhadap kekuasaan yang dilakukan oleh Muhammad bin Ali, Abul Abbas As Saffah dan Abu Muslim Al Khurasani. Hal tersebut dilakukan karena ketidak puasannya terhadap Daulah Umayyah yang erkuasa sebelumnya 2. Selama hampir enam abad para khalifah yang memegang kepemimpinan Daulah Abbasiyah ada 37 orang khalifah. Kekhalifahan Daulah Abbasiyah terbagi menjadi beberapa periode: a. Periode pertama Daulah Abbasiyah mulai tahun 132 H/750 M - 232 H/847 M. b. Periode kedua berlangsung tahun 232 H/847 M-334H/945 M). c. Periode ketiga berlangsung tahun 334 H/945 M-447 H/1055 M. d. Periode keempat berlangsung tahun 447 H/1055 M-590 H/1194 M. e. Periode kelima berlangsung tahun 590 H/1194 M-656 H/1258 M. 3. Perkembangan IslamPada masa pemerintah Daulah Abbasiyyah, meliputi sekitar kerajaan-kerajaan Islam yang besar. Di bawah kekuasaan Daulah Abbasiyah, daerah- daerah yang ditaklukkan dikembangkan menjadi pusat-pusat peradaban Islam, seperti Baghdad, Isfahan, Tabaristan, Ghasrnah, Halab, Bukhara dan lainnya. 4. Ilmu pengetahuan dan peradaban berkembang dengan pesat. Dimulai dari gerakan penerjemahan, penulisan dan pemberian penghargaan bagi para ilmuwan yang memberikan kontribusi terhadap (karya) ilmu pengetahuan dan peradaban pada saat itu. 5. Daulah Abbasiyah mencatat dimulainya sistematisasi beberapa cabang keilmuan seperti Tafsir, Hadis dan Fikih. Khususnya sejak tahun 143 H, para ulama mulai menyusun buku dalam bentuk yang sistematis baik di bidang ilmu tafsir, hadis maupun fikih. 6. KemunduranDaulah Abbasiyah disebabkan oleh faktor internal dan eksternal. Persaingan antar bangsa, kemerosotan ekonomi, konflik keagamaan dan ancaman dari luar. Uji kompetensi 1. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jawaban yang singkat 1) Jelaskan latarbelakang berdirinya Daulah Abbasiyah! 2) Sebutkan tokoh-tokoh yang berperan dalam prosesberdirinya Daulah Abbasiyah! SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 27 3) Sebutkan pusat-pusat pemerintahan Daulah Abbasiyah dari mulai periode pertama sampai periode terakhir! 4) Sebutkan istana-istana yang dibangun pada masa Daulah Abbasiyah! 5) Sebutkan peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada masa Daulah Abbasiyah periodepertama! 6) Sebutkan bukti-bukti yang menunjukkan kehebatan ilmuwan pada masa Daulah Abbasiyah! 7) Jelaskan hal-hal yang membawa Daulah Abbasiyah menuju masa keruntuhan 2. Jawablah pertanyaan berikut dengan baik dan benar! 1) Tunjukkan perbedaan sistem pemerintahan pada masa Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah! 2) Daulah Abbasiyah merupakan Golden Of Age, jelaskan maksud yang terkandung dalam istilah tersebut! 3) Tunjukkan perbedaan sarana pendidikan yang dibangun oleh Daulah Abbasiyah dan Sarana pendidikan yang terdapat di Indonesia! 4) Jelaskan perubahan dinamika ilmu pengetahuan yang berkembang pada masa Daulah Abbasiyah! 5) Bagaimana pendapat anda tentang kebijakan Daulah Abbasiyah yang melakukan penerjemahan-penerjemahan terhadap literatur asing! Refleksi 1. Amanah adalah sifat dasar yang dimiliki oleh manusia, seorang khalifah harus memiliki sifat tersebut agar pemerintahan berjalan dengan baik. Adakah di antara para khalifah Daulah Abbasiyah yang tidak memiliki sifat tersebut? 2. Peradaban pada masa Daulah Abbasiyah berkembangan dengan pesat, hal tersebut bisa dibuktikan dengan sekian banyaknya peninggalan-peninggalan dari Daulah Abbasiyah. 3. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Daulah Abbasiyah seolah berhasil melampaui jamannya. Segala cabang ilmu pengetahuan pada masa itu berkembang dengan pesat. Tunjukkan perilaku inovatif dan kreatif para Ilmuwan Muslim pada masa Daulah Abbasiyah yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari pada masa sekarang! 4. Diskusikan dengan kelompok kalian, bagaimana kalian memahami berakhirnya kekuasaan Daulah Abbasiyah, kemudian! 28 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 29 PERADABAN ISLAM DAULAH USMANI Gambar 2.1. Masjid Hagia Sophia Kemegahan Masjid Turki Sumber : https://www.republika.co.id Daulah Usmani merupakan kerajaan Islam yang beribu kota di Istambul Turki, termasuk satu di antara tiga kerajaan besar di dunia pasca runtuhnya Daulah Abbasiyah di Baghdad. Dua di antaranya adalah Daulah Mughal dan Daulah Syafawi. Turki Usmani pernah berjaya, menempatkan diri sebagai kerajaan adidaya, karena bisa menaklukan Byzantium pada tahun 1453 M. Penguasaan terhadap Byzantium berarti sangat penting dalam pengembangan wilayah Islam pada saat itu. Periode kekuasaan Daulah Usmani berangsung selama lebih kurang enam abad lamanya. Kekuasaan Daulah Usmani meliputi sebagian Eropa, Afrika dan juga Asia. Bisa dikatakan Daulah Usmani menguasai tiga benua. Daulah Usmani mengalami masa kejayaan pada masa kekuasaan Sultan Sulaiman I yaitu pada tahun 1520 - 1566 M. Perang yang berlangsung antara Turki Usmani dengan bangsa Eropa pada masa Sultan Sulaiman II telah melemahkan kerajaan. Gejolak internal yang terjadi dalam kerajaan menambah semakin memperlemah kekuasaan Daulah Usmani, sehingga Daulah Usmani berhasil dikalahkan oleh Bangsa Eropa. Berakhirnya Daulah Usmani ditandai dengan terbentuknya sebuah negara Republik Turki yang kemudian bergabung dengan Uni Eropa. 30 SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI KOMPETENSI DASAR Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar 1.3. Menghayati 2.3. Mengamalkan 3.3. Mengevaluasi 4.3. Menilai proses bahwa sikap komitmen proses lahirnya berdirinya Daulah kekuasaan dalam Daulah Usmani Usmani adalah amanah menjalankan 3.4. Mengevaluasi 4.4. Mengapresiasi 1.4. Menghayati amanah perkembangan perkembangan karunia Allah 2.4. Mengamalkan peradaban dan ilmu pengetahuan dari perilaku ilmu pengetahuan dan peradaban perkembangan inovatif dan pada masa Daulah pada masa Daulah peradaban dan kreatif Usmani Usmani ilmu pengetahuan TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Peserta didik dapat menghubungkan berbagai peristiwa pada proses lahirnya Daulah Usmani.. 2. Peserta didik dapat mengidentifikasi Khalifah-khalifah Berprestasi Daulah Usmani 3. Peserta didik dapat mengklasifikasi perkembangan peradaban dan ilmu pengetahuan Daulah Usmani 4. Peserta didik dapat memberikan argumentasi keruntuhan Daulah Usmani. SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM KELAS XI 31 PETA KONSEP Lahirnya Daulah Usmani Strategi dan Kebijakan Pemerintah Daulah Usmani Proses Perkembangan Daulah Usmani Kemajuan Peradaban Islam Daulah Usmani Kemunduran Peradaban Islam Daulah Usmani Bacalah dengan seksama ayat berikut, kemudian cermatilah artinya! َ َوت ُ ِع ُّز َ َم ْن َتَش َٰۤا ُء ََوت ُ ِذ ُّل َ َم ْن َ َم َّم ْن َتَش َٰۤا ُۖ ُء ِ َُال ُم ْل َك َ َال ُم ْل ِك َتُؤْ ِتىَ ْال ُم ْل َك َ َم ْن َتَش َٰۤا ُء ْ َوت َ ْن ِزع ْ قُ ِل َاللّٰ ُه َّم َم ِل َك ٌَ ش ْيءٍ َقَ ِدي ْر َ ََال َخي ُْرََۗ ِانَّ َكَ َعلىَ ُك ِل ْ ِكَ تَش َٰۤا ُءََۗ ِب َيد “Katakanlah (Muhammad), “Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau k