Konsep Keperawatan Gerontik PDF
Document Details
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
2024
Ns. Fahruddin Kurdi, M.Kep., CH, C.Ht, CPs, CQ, CWCCA
Tags
Summary
Dokumen ini membahas konsep keperawatan gerontik. Ia menjelaskan pengertian gerontologi dan geriatri, serta faktor-faktor yang memengaruhi proses penuaan. Materi juga mencakup tugas perkembangan, peran keluarga, dan aspek-aspek lain yang berkaitan dengan keperawatan lansia pada tahun 2024.
Full Transcript
08-Oct-24 KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK Ns. Fahruddin Kurdi, M.Kep., CH, C.Ht, CPs, CQ, CWCCA Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2024 1 A. Pengertian Gerontologi berasal dari kata ge...
08-Oct-24 KONSEP KEPERAWATAN GERONTIK Ns. Fahruddin Kurdi, M.Kep., CH, C.Ht, CPs, CQ, CWCCA Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2024 1 A. Pengertian Gerontologi berasal dari kata geros = lanjut usia & Logos = ilmu Gerontologi → ilmu yg mempelajari secara khusus mengenai faktor-faktor yg menyangkut lanjut usia Geriatri berasal dr kata geros = lanjut usia & eatriea = kesehatan 2 1 08-Oct-24 Beberapa pengertian geriatri: Geriatri → cabang ilmu kedokteran yg mempelajari ttg penyakit pd lanjut usia Geriatri → cabang ilmu kedokteran yg mempelajari aspek-aspek klinis, preventif maupun terpeutis bagi klien usia lanjut Geriatri → ilmu yg mempelajari proses menjadi tua pd manusia serta akibat- akibatnya pd tubuh manusia Geriatri → bagian dr ilmu kedokteran yg mempelajari ttg pencegahan penyakit & kekurangan-kekurangan pd usia lanjut. 3 Gerontologi → suatu pendekatan ilmiah dr bbg aspek proses ketuaan (kesehatan, sosial, ekonomi, perilaku, lingkungan, dll). mendpt perhatian th. 1930 di Amerika Serikat & mulai dibicarakan di PBB th. 1984. Hasil kongres di Wina dicetuskan pd th. 1983. 4 2 08-Oct-24 Birren & Jenner (1977) , membedakan antara: Usia biologis → menunjukkan kpd wkt seseorang sejak lahirnya berada dlm keadaan hidup, tidak mati. Usia psikologis → menunjukkan kpd kemampuan seseorang u/ mengadakan penyesuaian2 kpd situasi yg dihadapinya. Usia sosial → menunjukkan kpd peran2 yg diharapkan a/ yg diberikan masy kpd seseorang sehubungan dg usianya. Ketiganya saling pengaruh mempengaruhi & prosesnya saling berkaitan. 5 Menjadi tua ditandai oleh : 1. Kemunduran2 biologis terlihat dr gejala kemunduran fisik a.l: ▪ Kulit mulai mengendor & pd wajah timbul garis2 menetap & keriput ▪ Rambut mulai beruban & menjadi putih ▪ Gigi mulai ompong ▪ Penglihatan & pendengaran menjadi buruk ▪ Cepat & mudah lelah ▪ Gerakan2 lamban, kehilangan kelincahan ▪ Kerampingan tubuh menghilang, disana sini terjadi timbunan lemak biasanya dibgn perut & pinggang. 6 3 08-Oct-24 2. Kemunduran kemampuan kognitif a.l: Suka lupa, ingatan tdk lagi berfungsi dg baik Ingatan kpd hal2 dr masa muda lebih baik dp kpd hal2 yg baru terjadi; yg pertama dilupakan adalah nama-nama. Orientasi umum & persepsi terhadap waktu & ruang/ tempat juga mundur Skor dlm inteligensi rendah Tdk muda menerima hal2 a/ ide2 baru. 7 B. Tujuan Keperawatan gerontik: 1. Mempertahankan kesehatan usia lanjut pd tahap yg setinggi- tingginya, shg terhindar dr penyakit/gangguan. 2. Memelihara kondisi kesehatan dg aktivitas2 fisik & mental 3. Merangsang para petugas kesehatan (dokter, perawat) untuk mengenal & menegakkan diagnosa yg tepat & dini, bila mereka menjumpai suatu kelainan tertentu. 4. Memberikan bantuan moril & perhatian maksimal sehingga kematian berlangsung dg tenang. 5. Memelihara kemandirian secara maksimal Melalui ilmu & teknik kep. Gerontik 8 4 08-Oct-24 Bidang garapan tdk terpenuhinya keb dasar usila sbg akibat proses penuaan C. Lingkup Asuhan Keperawatan 1. Pencegahan ketdk mampuan sbg akibat penuaan 2. Perawatan utk pemenuhan keb usila 3. Pemulihan utk mengatasi keterbatasan usila 9 Tanggung Jawab membantu Klien ▪ Memperoleh kes optimal ▪ Memelihara kes ▪ Menerima kondisinya ▪ Menghadapi ajal Peran & Fungsi Perawat Gerontik ▪ Pemberian asuhan keperawatan ▪ Pendidik usila, klg & masy ▪ Motivator klien ▪ Advokasi klien ▪ Konselor klien 10 5 08-Oct-24 Tugas Perkembangan 1. Persiapan diri untuk kondisi yg menurun 2. Persiapan diri untuk pensiun 3. hub yg baik dg orang yg seusia 4. Persiapan kehidupan baru 5. Penyesuaian thd kehidupan sosial/masy sec santai 6. Persiapan diri utk kematian & kematian pasangan 11 Peran Anggota Keluarga 1. Lakukan pembicaraan searah 2. Pertahankan kehangatan rumah keluarga 3. Bantu melakukan persiapan makanan 4. Bantu dlm hal transportasi 5. Bantu memenuhi sumber-sumber keuangan 6. Berikan kasih sayang 12 6 08-Oct-24 Peran Keluarga dlm Keperawatan Usia Lanjut 1. Menjaga a/ merawat usila (fisik) 2. Mempertahankan & meningkatkan status mental 3. Antisipasi perubahan sosek 4. Motivasi & fasilitasi kebutuhan spiritual 13 Sifat Asuhan Keperawatan Gerontik 1. Independen & mandiri 2. Interdependent a/ kolaborasi 3. Humanistik 4. Holistik 08/10/2024 Doc. Satria Kep Gerontik 14 7 08-Oct-24 Lingkup peran & tanggung jawab kep gerontik Respon seseorang thd penuaan berbeda-beda Psikologis Sosial Biologis Sistem tubuh Penuaan Kultural Sistem sensori Sistem kardiovaskuler Spiritual Sistem otot & tulang Sistem endokrin Sistem integument Sistem pencernaan Sistem perkemihan Terjadi Perubahan Sistempersyarafan 15 C. Proses Menua Aging (Proses menua) → proses yg terus menerus (berlanjut) secara alamiah. Dimulai sejak lahir & umumnya dialami pada semua makhluk hidup. Old Age → usia tua a/ lanjut usia. Umur 65 th keatas & telah mengalami pensiun. Frail Elderly → kisaran umur 75 th keatas a/ lebih Ageism → sikap negatif mengarah ke lebih tua. 16 8 08-Oct-24 FAKTOR YG MEMPENGARUHI PROSES MENUA PENDIDIKAN PENYAKIT INFEKSI DEGENERATIF KONSUMSI FAKTOR BIOLOGI HYGIENE SANITASI/LI SOS - BUD PROSES MENUA NGKUNGAN FAKTOR INDIVIDU KELUARGA/ LINGKUP PENGASUH PERGAULAN KELOMPOK MASYARAKAT EKONOMI 17 Sikap terhadap usia lanjut Usia lanjut berhubungan : Penyakit kronis Deteorisasi mental Meninggal dunia Beberapa Konsep yg keliru ttg usia lanjut: “Stereotyping” →usia lanjut pikun “Ageism” → diskriminasi sex, gender 18 9 08-Oct-24 BEBERAPA MITOS TTG USILA Kebanyakan usila: 1. Mengalami kebingungan & tdk tertarik thd lingkungan disekitarnya 2. Tidak sehat 3. Merasa kesepian & tdk bahagia/gembira 4. Tidak tertarik pada seks 5. Tinggal di institusi/panti jompo 6. Tidak berguna 19 Wassalam TERIMA KASIH 10 KEPERAWATAN GERONTIK “Konsep Penuaan” Dosen Pengampu: Rizkiyani Istifada, M.Kep., Ns. Sp.Kep.Kom Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu mempelajari konsep penuaan Mahasiswa mampu mempelajari teori-teori penuaan Mahasiswa mampu faktor-faktor yang memengaruhi proses penuaan Proses Menua Proses menua : proses kehilangan kemampuan jaringan yang terjadi secara perlahan dalam mempertahankan struktur dan fungsi tubuhnya. Dampak dari proses menua : tubuh akan mengalami kemampuan penurunan dalam bertahan terhadap infeksi. Tubuh juga akan mengalami penurunan kemampuan dalam memperbaiki jika ada kerusakan yang terjadi, penurunan daya tahan tubuh yang terjadi pada lansia dapat menyebabkan lansia rentan terhadap munculnya berbagai penyakit degeneratif (Stanley & Beare, 2013). Faktor yang memengaruhi proses menua (1) Faktor genetik memengaruhi kondisi Genetika kesehatan Pola makan, aktivitas fisik, kebiasaan Gaya Hidup merokok dan konsumsi alkohol Kesehatan Mental Stress, depresi, kecemasan dapat & Emosional mempercepat penuaan Penyakit kronis dapat mempercepat Kesehatan Fisik penuaan Faktor yang memengaruhi proses menua (2) Sosial dan Dukungan sosial, lingkungan yang Lingkungan aman, akses pelayanan kesehatan Peningkatan pengetahuan Pendidikan kesehatan Spritualitas, beribadah, meyakini Spritualitas keyakinan tertentu Teori Penuaan Teori Sosial & Teori Biologis Teori Psikologis Budaya Penurunan fungsi Hubungan timbal Teori penuaan yang bertahap dan balik antara lansia yang berfokus progresif, diawali dengan lingkungan pada faktor pada masa dewasa sosialnya, psikologis yang dan diakhiri lingkungan fisik, memengaruhi dengan kematian politik, dan kesehatan dan (Austad, 2009) sosioekonominya kualitas hidup lansia Relevan tentang kebijaksanaan, kreativitas, fungsi kognitif, stress, spiritual dan penanggulagan depresi 1. Teori Biologis Genetic Theory Free radical theory Cross-linking theory Immunologic theory Wear and tear theory Teori Genetik Teori program/ Clock Life-expectancy Teori mutasi theory programme Sel membelah diri § Menua sbg akibat § Rentang usia suatu 50 kali selama mutasi sel somatik spesies telah periode tertentu terprogram sesuai sesuai usia usia harapan harapan hidup hidup. Contoh: Anak dari seorang ayah yang meninggal usia 80 tahun akan memiliki usia harapan hidup 20 tahun lebih lama dari anak dari ayah yang meninggal usia 60 tahun. Teori Free Radical Radikal bebas terjadi antara lain akibat polusi yg menyebabkan perubahan genetik dan menghasil sisa buangan (waste product). akumulasi pada nucleus dan cyto plasma Lipofuscin/age spots (bintik penuaan) Aging Teori Cross-Lingkage (ikatan silang) Cross-lingkage merusak molekul DNA dan ikatan mutasi sel menyebabkan sistem protein tidak elastis & efektif Jaringan atau organ menjadi rusak Arteriosclerosis/perubahan elastisitas kulit Teori Imunitas Usia meningkat, system imunitas tubuh menurun (thymus dan immunocompetent cells di sum-sum tulang menurun) Kondisi ini menyebabkan rentan terhadap penyakit Teori Wear and Tear Kecepatan penggantian struktur sel dan molekul tidak sebanding dengan kerusakan akibat bertambahnya waktu dan factor lain Akibatnya: Sel somatic normal memiliki keterbatasan dalam fungsi dan membelah diri Kematian terjadi akibat ketidakmampuan jaringan atau sel yang memperbaiki secara permanen 2. Teori Sosial dan Budaya Disengagement Continuity Activity theory theory theory Age Person- Subculture Stratification Environment fit theory theory theory Disengagement theory Cumming & Hendry (Miller,1995), keseimbangan sosial diperoleh melalui proses timbal balik antara seseorang dan society/lingkungannya. Pada usia lanjut sesorang berkeinginan untuk menarik diri dari lingkungan/society yang biasanya ia berada dan merasa tenang apabila tidak terlibat dengan lingkungan sebelumnya. Teori Aktivitas Usia meningkat, maka aktivitas perlu agar menjalani proses penyesuaian yang positif Lansia secara psikososial akan sehat apabila ia dapat aktif didalam aktifitas sosial yang disenangi. Teori Berlanjut (continuity) Karakteristik dan strategi koping seseorang berkembang sebelum tahap lansia sehingga bagaimana sesorang beradaptasi pada tahap lansia sangat tergantung pada tahap tumbuh kembang sebelumnya. Tahap lansia merupakan kelanjutan tumbuh kembang tahap sebelumnya Teori Subculture Lansia sebagai kelompok memiliki norma, harapan, keyakinan dan kebiasaan-kebiasaan tersendiri. Oleh karena itu, mereka memiliki budaya masing-masing Cenderung berinteraksi dengan kelompok mereka sendiri. Status individu pada lansia ditentukan dari tingkat kesehatan dan mobilitasnya, tidak ditentukan dari pendidikan dan ekonomi Teori Strata Usia Saling ketergantungan antar kelompok usia merupakan elemen dari struktur sosial dimana lansia merupakan proses sosial. Lansia dan masyarakat luas secara konstan mempengaruhi satu sama lain Person-Environment Fit theory Teori ini mempertimbangkan saling berhubungan antara kompetensi personal dengan lingkungan. Kompetensi personal secara kolektif menjelaskan fungsi seseorang: kekuatan ego, ketrampilan motorik, kesehatan fisik, kapasitas kognitif dan kapasitas sensoris. Lingkungan dipandang sebagai faktor yg memengaruhi respons perilaku seseorang 3. Teori Psikologis Human needs theory Life-course and personality development theory Human needs theory Banyak teori psikologis mengarahkan pada konsep motivasi dan kebutuhan manusia. Menurut Maslow, kebutuhan tingkat yg lebih rendah merupakan prioritas diantara kebutuhan yg lainnya, dan berlanjut hingga khirarkhi tertinggi. Life-course and personality development theory Berdasarkan teori perkembangan kepribadian, perkembangan keperibadian seseorang akan mempengaruhi keberhasilan dan kegagalan dalam beradaptasi pada tahap menua. Teori sepanjang kehidupan berfokus pada masa dewasa pertengahan atau akhir. Tugas-tugas kehidupan pada lansia: § Menyesuaikan diri dengan penurunan kekuatan fisik dan kesehatan § Mengatasi perubahan fisik akibat penuaan § Menyesuaikan diri dengan pensiun dan penurunan pendapatan § Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan § Mengarahkan energi ke peran dan aktivitas baru, seperti pensiun, menjanda, dan menjadi kakek- nenek § Menjalin hubungan yang eksplisit dengan kelompok usia sendiri § Beradaptasi dengan peran sosial secara fleksibel § Menetapkan pengaturan hidup fisik yang memadai § Menerima kehidupan sendiri § Mengembangkan pandangan tentang kematian. 4. Teori Medis Menua merupakan perubahan bio, psiko dan sosial yang terkait dengan penyakit atau proses yang patologis akibat dari kegagalan melaksanakan fungsinya Dasopang, E. S., Harahap, U., & Lindarto, D. (2015). Polipharmacy and Drug Interactions in Elderly Patients with Metabolic Diseases. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy, 4(4), 235–241. https://doi.org/10.15416/ijcp.2015.4.4.235 Fauziah, H., Mulyana, R., & Martini, R. D. (2020). Polifarmasi Pada Pasien Geriatri. Human Care Journal, 5(3), 804. https://doi.org/10.32883/hcj.v5i3.796 Şahne BS. (106AD). An overview of polypharmacy in Referensi geriatric patients, in: challenges in elder care. IntechOpen, 69–80. T, J., ME, A., S, K., E, M., B, F., & Sommerauer C, et al. (2016). Impact of strategies to reduce polypharmacy on clinically relevant endpoints: a systematic review and meta-analysis. Br J Clin Pharmacol., 82, 532–548. Miller CA. Nursing Wellness in Older Adults. 6th edition, editor. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2012. Nies MA, McEwen M. Community/public health nursing : promoting the health of populations [Internet]. 2015. Available from: http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=20 74487 KEPERAWATAN GERONTIK “PERUBAHAN AKIBAT MENUA” Rizkiyani Istifada Tujuan Pembelajaran Mahasiswa mampu mempelajari perubahan fisik pada lansia Mahasiswa mampu mempelajari perubahan psikologis pada lansia Mahasiswa mampu mempelajari perubahan psikososial pada lansia Kardiovaskular Respiratori Pencernaan Perubahan Eliminasi/Perkemihan Fungsi Mobilitas Fisiologis Sensori Kulit, termoregulasi, pola tidur Seksualitas Kardiovaskuler Pembuluh darah kaku (tidak elastis) Hipertrofi dinding ventrikel kiri Vena lebih tebal, kurang elastis, lebih melebar Perubahan mekanisme baroreflex (perubahan refleks tubuh saat tekanan darah naik/turun) Peningkatan resistensi perifer Faktor risiko: hipertensi, obesitas, hiperllipidemia, inaktivitas Konsekuensi Fungsional Negatif (Kardiovaskuler) Peningkatan tekanan darah Respon adaptif yang menurun terhadap olahraga intens Penurunan aliran darah ke otak Peningkatan kerentanan terhadap aritmia Peningkatan kerentanan terhadap hipotensi postural dan postprandial Aterosklerosis Respiratori Gangguan saluran napas bagian atas Meningkatnya diameter anteroposterior dinding dada Kekakuan dinding dada Otot pernapasan melemah Kapasitas vital berkurang Alveoli membesar Penutupan saluran napas dini Konsekuensi Negatif Fungsional (Respiratory) Peningkatan penggunaan otot aksesori pernapasan Peningkatan energi yang dikeluarkan untuk respirasi Refleks batuk yang menurun Efisiensi refleks gag yang menurun Efisiensi pertukaran gas yang menurun Peningkatan kerentanan terhadap infeksi saluran pernapasan bawah Digestif Kurang efisien dalam mengunyah Sekresi lambung menurun Berkurangnya elastisitas di dinding usus Sensasi rasa menurun Motilitas lebih lambat di seluruh system gastrointestinal Aliran darah menurun ke usus Faktor risiko: hilangnya gigi, gangguan perasa dan penciuman, konsumsi alcohol dan obat-obatan, depresi, dll Konsekuensi Negatif Fungsional (Digestif) Penyerapan zat besi, kalsium, folat, dan vitamin B12 yang menurun Malnutrisi dan dehidrasi Konstipasi (sembelit) Penurunan kemampuan untuk mendapatkan, menyiapkan, mengonsumsi, dan menikmati makanan. Urinaria Gangguan degenerative korteks otak Jumlah nefron berkurang Aliran darah ginjal menurun Penurunan laju filtrasi glomerulus Hipertrofi otot di saluran kemih Relaksasi otot dasar panggul Kontraksi selama pengisian kandung kemih Kapasitas kandung kemih menurun Konsekuensi Negatif Fungsioanal (Urinaria) Penurunan efisiensi mekanisme homeostasis Ekskresi cairan yang larut dalam air tertunda Kapasitas kandung kemih yang menurun Nokturia (sering buang air kecil pada malam hari) Dorongan dan frekuensi buang air kecil meningkat Urine residu kronis (sisa urine di kandung kemih setelah buang air kecil) Penglihatan Ikterik Perubahan kelengkungan kornea Peningkatan ukuran dan kepadatan lensa Sklerosis iris Ukuran pupil berkurang Atrofi otot siliaris Penurunan suplai darah dan neuron di retina Hilangnya neuron di korteks visual Konsekuensi Fungsional Negatif (Penglihatan) Presbiopia: penurunan kemampuan untuk fokus pada objek dekat Peningkatan sensitivitas terhadap silau Kebutuhan akan pencahayaan yang lebih besar Respons yang lebih lambat terhadap perubahan pencahayaan Penyempitan bidang visual Penurunan persepsi kedalaman Persepsi warna yang berubah Pemrosesan informasi visual yang lebih lambat Kesulitan saat mengemudi di malam hari Pendengaran Penurunan neurons, suppy darah Inner Membran basilar kurang fleksibel Mempersempit meatus auditorius Membran timpani kurang kuat Middle Osikel yang dikalsifikasi Otot dan ligamen yang lebih kaku Rambut lebih tebal External Kulit lebih tipis Lebih banyak keratin Konsekuensi Fungsional Negatif (Pendengaran) Hilangnya kemampuan untuk mendengar suara bernada tinggi, terutama saat ada kebisingan latar belakang Mobilitas Massa otot berkurang Perubahan jaringan ikat degeneratif Osteoporosis Perubahan sistem saraf pusat Konsekuensi Fungsional Negatif (Mobilitas) Penurunan kekuatan otot, daya tahan, dan koordinasi Rentang gerak sendi yang terbatas Peningkatan kerentanan terhadap jatuh Peningkatan kerentanan terhadap patah tulang Perubahan Pola Tidur Perubahan jam waktu tidur Konsekuensi Fungsional Negatif Waktu yang lebih lama untuk tertidur Terjaga sering kali Kualitas tidur yang buruk Waktu yang lebih lama di tempat tidur Jumlah tidur yang sama atau lebih sedikit dalam periode 24 jam Perubahan Kulit Kelembaban menurun Lapisan Dermis lebih tipis Sambungan dermal-epidermal rata Penurunan suplai darah dermal Melanosit menurun Berkurangnya jumlah keringat dan kelenjar minyak Konsekuensi Fungsional Negatif Dry skin Skin wrinkles (kerutan) Delayed wound healing Increased susceptibility to burn, injury, infection and altered thermoregulation Increased susceptibility to skin cancer Increased susceptibility of nails cracks and injury Regulasi Suhu Jaringan subkutan menurun Vasokonstriksi tidak efisien Menggigil berkurang Penurunan sirkulasi perifer Gangguan kemampuan menyesuaikan diri dengan panas Mekanisme keringat yang tidak efisien Konsekuensi Fungsional Negatif Peningkatan kerentanan terhadap hipotermia Peningkatan kerentanan terhadap penyakit terkait panas Respon demam yang menurun terhadap infeksi Perubahan Seksual Wanita: Atrofi organ reproduksi, penipisan dan pengeringan dinding vagina, panjang dan lebar vagina berkurang, lubrikasi vagina berkurang Laki-laki: Perubahan degeneratif pada organ reproduksi Konsekuensi Fungsional Negatif Less intense response to sexual stimulation owing to age-related factors Decreased sexual activity owing to risk factors Perubahan Psikologis Depresi Gangguan cemas Parafrenia Duka cita yang Dibagi dalam beberapa Suatu bentuk berlanjut akan golongan: fobia, panik, skizofrenia pada lansia, menimbulkan perasaan gangguan cemas ditandai dengan kosong, lalu diikuti umum, gangguan stress waham (curiga), lansia dengan keinginan setelah trauma dan sering merasa untuk menangis yang gangguan obsesif tetangganya mencuri berlanjut menjadi kompulsif barang-barangnya atau suatu episode depresi. Gangguan-gangguan berniat membunuhnya. Depresi juga dapat tersebut merupakan Biasanya terjadi pada disebabkan karena kelanjutan dari dewasa lansia yang stres lingkungan dan muda dan terisolasi/diisolasi atau menurunnya berhubungan dengan menarik diri dari kemampuan adaptasi faktor lainnya akibat kegiatan sosial. penyakit medis, depresi, efek samping obat, atau gejala penghentian mendadak dari suatu obat Perubahan Psikososial Stereotip usia Pensiun Tidak ada pasangan Kematian teman atau kerabat Penyakit kronis Stereotip usia Sikap negatif Harapan ditentukan dengan usia Mitos Pensiun Kehilangan pendapatan Kehilangan identitas/peran Kehilangan status/otoritas Kehilangan tujuan dalam hidup Kehilangan kontak sebaya Kematian Kerabat Ancaman kematian sendiri Kehilangan aktivitas sosial Janda/Duda Kehilangan pendamping Kehilangan pasangan seksual Kekosongan, kesepian, kesedihan Perubahan tanggung jawab Ketergantungan orang lain Penyakit Kronis Gangguan fungsional Penurunan sensorik Efek samping obat Ketergantungan/kerentanan Kehilangan uang Kehilangan kemampuan mengemudi Konsekuensi Fungsional Negatif dari Perubahan Psikososial Anxiety, loneliness, depression dan cognitive impairment Up to 50% community dwelling older adults report anxiety symptoms and epidemiologic studies report prevalence rates for anxiety disorders between 5.5% and 20% in community settings (Smith, Ingram, & Brighton, 2009) Anxiety in older adults is associated with increased illnesses, sleep disturbances, poor quality of life, increased use of services, and higher levels of disability (Weiss et al., 2009 Perubahan Koginitif Perubahan otak degenerative Penurunan waktu reaksi Mitos tentang “pikun” Efek negatif alkohol dan obat-obatan Penyakit (demensia dan depresi) Kekurangan nutrisi Konsekuensi Fungsional Negatif Aspek kognisi yang terkait dengan kecepatan perseptual dan kemampuan numerik mulai menurun Memori episodik (yaitu, memori tentang peristiwa yang dialami secara pribadi) dapat mulai menurun Penurunan kemampuan verbal dan tugas penalaran induktif Fungsi eksekutif (misalnya, keterampilan pemecahan masalah, inhibisi, dan fleksibilitas) menunjukkan penurunan yang cukup besar Kosakata dan pengetahuan umum meningkat hingga dekade keenam dan tetap stabil selama usia dewasa lanjut (Carlson, Xue, Zhou, & Fried, 2009; Caserta et al., 2009) Daftar Pustaka Miller CA. Nursing Wellness in Older Adults. 6th edition, editor. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2012. Nies MA, McEwen M. Community/public health nursing : promoting the health of populations [Internet]. 2015. Available from: http://public.eblib.com/choice/publicfullrecord.aspx?p=2074487 Irwina, dkk. (2023). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jambi: PT. Sonpedia Publishing Indonesia 29-Sep-23 Proses Menua & Implikasinya Ns. Fahruddin Kurdi, M.Kep., CH, C.Ht, CPs, CQ, CWCCA Fakultas Keperawatan Universitas Jember 2023 1 Bagaimana Proses Menjadi Tua? Sel menjadi GENETIK Mengkerut Gaya hidup Jaringan menjadi Rusak LINGKUNGAN Organ tubuh Menjadi tua 1 29-Sep-23 Menua ◼ Proses normal ◼ Dewasa sehat “frail” ◼ Cadangan sistem fisiologis berkurang ◼ Menurun kemampuan usila berespon terhadap stres ◼ Rentan terhadap penyakit INTERNAL FACTORS GENETIC BIOLOGICAL NORMAL AGING EXTERNAL FACTORS ENVIRONMENT ➔ LIFE STYLE SOCIOCULTURAL ECONOMIC Boedhi Darmojo (modified) 2 29-Sep-23 Teori Radikal Bebas ◼ Radikal bebas : senyawa kimia yg berisi elektron yg tidak berpasangan ◼ Produk sampingan berbagai proses selular atau metabolisme normal yg melibatkan O2 ◼ Bersifat merusak, sangat reaktif, dapat bereaksi dengan DNA, protein, asam lemak tak jenuh ◼ Contoh : superoksida (O2), hidroksil (OH), peroksida hidrogen (H2O2) Teori Glikosilasi ◼ Proses glikosilasi nonenzimatik, yg menghasilkan pertautan glukosa-protein — advanced glication end products (AGEs) ◼ AGEs menyebabkan penumpukan protein & makromolekul — disfungsi pada hewan/manusia yg menua ◼ AGEs berakumulasi di jaringan (kolagen,hemoglobin,lensa mata) ◼ Jaringan ikat kurang elastis & kaku 3 29-Sep-23 Teori DNA repair ◼ Dikemukakan Hart & Setlow ◼ Ada perbedaan pola laju repair kerusakan DNA yg diinduksi sinar UV ◼ Spesies yg mempunyai umur terpanjang — laju DNA repair terbesar (mamalia & primata) Pemanjangan Telomer ◼ Setiap sel mempunyai kemampuan untuk membelah (50 kali) ◼ Setiap sel membelah, telomer semakin pendek ◼ Akhirnya telomer tidak dapat memendek lagi — kematian sel (proses menua) 4 29-Sep-23 Kromosom -- Telomere Kematian sel/apoptosis 5 29-Sep-23 Banyak teori proses menua ◼ Aging by program ◼ Teori gen & mutasi gen ◼ Cross-linkage theory ◼ Teori autoimun, dll Tidak ada 1 teori tunggal yang dapat menjelaskan seluruh proses menua Bagaimana pengaruh penuaan YANG NORMAL terhadap seseorang 6 29-Sep-23 Implikasi Proses Menua ORGAN PERUBAHAN Paru-paru Daya pegas dinding dada menurun Kekuatan otot pernapasan menurun Kekakuan iga meningkat Daya pegas jaringan elastik paru menurun Paru-paru lebih mengembang, namun kaku Saluran nafas Refleks batuk menurun Mudah tersedak Gerakan bulu getar melambat Implikasi Proses Menua Katup jantung kaku Jantung- Jumlah sel pacu berkurang pembuluh Sistem konduksi menurun Penumpukan jar. Ikat di otot jantung kaku darah Pembuluh darah kurang lentur TD naik Isi sekuncup menurun; curah jantung ber< Ginjal Jumlah nefron, glomerulus < Fungsi filtrasi menurun Kepekaan tubulus terhadap ADH < Reabsorbsi < LFG menurun 7,5 mL/m/dekade Tulang, sendi, Keropos, cairan 3 >3 Pelayanan Kes : -CB 60% >60% -CL 50% >50% -CK 60% >60% -CP 60% >60% Senam 10 >10 Kegiatan sektor lain 0 1 2 >2 Dana dari masy - -