Esai "Di Antara Rasa Takut dan Harapan" - Fira PDF
Document Details
Fira
Tags
Summary
Esai ini membahas tentang pengalaman Fira dalam menghadapi krisis identitas remaja. Penulis menjelaskan perasaan takut dan bingung, serta upaya mengatasi kebimbangan dalam mengambil keputusan. Esai ini juga menghubungkan permasalahannya dengan teori Erikson, dan menawarkan tips tambahan seperti kejujuran, contoh konkret, dan koneksi dengan teori.
Full Transcript
**Di Antara Rasa Takut dan Harapan** **Pendahuluan:** \* Tuliskan perasaan umum yang kamu rasakan saat ini (misalnya, bingung, takut, tidak yakin). \* Sebutkan secara singkat teori Erikson dan tahap perkembangan yang relevan dengan situasi kamu. **\* Penjelasan Teori:** \* Jelaskan secara singk...
**Di Antara Rasa Takut dan Harapan** **Pendahuluan:** \* Tuliskan perasaan umum yang kamu rasakan saat ini (misalnya, bingung, takut, tidak yakin). \* Sebutkan secara singkat teori Erikson dan tahap perkembangan yang relevan dengan situasi kamu. **\* Penjelasan Teori:** \* Jelaskan secara singkat konsep krisis identitas menurut Erikson. \* Hubungkan konsep ini dengan pengalaman pribadimu. **\* Analisis Diri:** \* Uraikan secara detail pengalaman-pengalaman yang membuatmu merasa bimbang atau takut. \* Coba identifikasi faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebabnya (misalnya, tekanan sosial, pengalaman masa lalu, perubahan lingkungan). \* Analisis bagaimana faktor-faktor tersebut memengaruhi perkembangan identitasmu. **\* Upaya Mengatasi:** \* Jelaskan apa saja yang sudah kamu lakukan untuk mengatasi kebimbangan ini. \* Evaluasi keberhasilan upaya-upaya tersebut. **\* Kesimpulan:** \* Tuliskan kesimpulan tentang apa yang kamu pelajari dari pengalaman ini. \* Sampaikan harapan atau rencana ke depan. **Tips Tambahan:** \* Jadilah Jujur: Tuliskan perasaanmu sejujur mungkin. \* Berikan Contoh Konkret: Gunakan contoh-contoh kejadian nyata untuk memperkuat argumenmu. \* Hubungkan dengan Teori: Jelaskan bagaimana teori Erikson dapat membantu memahami pengalamanmu. \* Tulis dengan Gaya yang Menarik: Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan hindari kalimat yang terlalu panjang. **Jika kamu ingin bantuan yang lebih spesifik, berikan informasi tambahan seperti**: \* Usia kamu: Teori Erikson membagi perkembangan manusia menjadi beberapa tahap berdasarkan usia. \* Pengalaman yang paling berkesan: Ceritakan pengalaman yang paling memengaruhi perasaanmu saat ini. \* Tujuan menulis esai: Apakah kamu ingin memahami dirimu sendiri, mencari solusi, atau hanya sekadar mengekspresikan perasaan? **Contoh Paragraf Pembuka:** PENDAHULUAN Dua tahun terakhir ini terasa seperti roller coaster emosi, saat duduk dibangku kelas 2 SMA saya diselimuti rasa tidak pasti dan ketakutan dalam menghadapi masa depan, Di satu sisi saya merasa begitu bersemangat untuk mengeksplorasi berbagai kemungkinan di masa depan. Terlalu banyak opini yang saya pikirkan, Terlalu banyak pertanyaan difikirkan sehingga aku pernah merasa dalam titik tidak punya Keputusan lagi. Setiap keputusan terasa begitu berat, dan saya kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru. **Bagaimana teori Erikson menjelaskan situasi ini?** - **Krisis identitas:** Ketidakpastian dalam mengambil keputusan mencerminkan krisis identitas yang dialami remaja. Mereka bertanya-tanya tentang masa depan, minat, nilai, dan hubungan mereka dengan orang lain. - **Eksperimentasi:** Remaja seringkali melakukan eksperimentasi dengan berbagai peran dan gaya hidup untuk menemukan identitas yang cocok. Proses ini melibatkan pengambilan keputusan yang seringkali sulit dan menimbulkan keraguan. - **Tekanan sosial:** Tekanan dari teman sebaya, keluarga, dan masyarakat juga dapat memperburuk ketidakpastian dalam mengambil keputusan. Remaja merasa harus memenuhi ekspektasi orang lain, sehingga sulit untuk membuat pilihan yang benar-benar sesuai dengan diri mereka sendiri. **Tahap perkembangan yang paling relevan dengan situasi tidak yakin dengan keputusan sendiri adalah:** - **Identitas vs. Kebingungan Identitas (Adolesensi):** Pada tahap ini, remaja berusaha menemukan jati diri mereka. Mereka mengeksplorasi berbagai peran dan nilai, mencoba untuk memahami siapa mereka dan bagaimana mereka ingin hidup. Ketidakpastian dalam mengambil keputusan adalah hal yang sangat umum pada tahap ini, karena remaja masih dalam proses membangun identitas yang kuat. PENJELASAN TEORI **Krisis identitas:** Ketidakpastian dalam mengambil keputusan mencerminkan krisis identitas yang dialami remaja. Mereka bertanya-tanya tentang masa depan, minat, nilai, dan hubungan mereka dengan orang lain. Teori erikson ini sangat relate dengan pengalaman pribadi saya, Saaat itu saya sedang menghadapi kesulitan memilih jurusan dan karir nantinya. Perbedaan pebdapat dengan orang tua setiap hari sudah jadi konsumsi saat membahas dunia perkuliahan, adanya tuntutan dan harapan orang tua membuat saya selalu bertanya-tanya, harus memikirkan perasaan mereka atau diri sendiri. Tidak akan bisa berjalan mimpi ini jika tidak ada restu dari mereka, namun sebaliknya, mana mimpi ini yang akan terwjud. Saat itu saya sangat pengen menjadi polwan namun tanggapan orang tua yang berkata ''kamu pendek ngga mungkin lolos", saya ingin menjadi guru tetapi orang tua juga menentang Keputusan saya '' jangan jadi guru gajinya kecil", saya ingin membuka usaha dengan jurusan agribisnia tapi jawaban merekapun sama "mau kerja apa nantinya palingan kamu bakal ngurus kebun sawit milik orang lain'' , dan yang terakhir saya ingin menjadi psikolog ataunpun guru slb dan sama jawaban mereka "ngapain kamu nantinya Cuma ngurusin orang gila". Sejak itu saya bingung dan takut dalam memilih Keputusan hingga akhirnya saya daftar eligible sekolah keterima alhamdulillahnya nama sya urutan ke 2, saya beri tahu berita ini kemereka dan mereka terharu dan sedikit demi sedikit menerima Keputusan saya untuk masa depan. Saat itu saya ingin kuliah dijogja karena imppian saya sejak SMP disana, tapi lagi dan lagi orang tua setuju saya di semarang. Dengan beberapa pertimbangan yaitu jurusan saya yang memilih dan tempat orang tua saya yang milih. Snbp, snbt dan mandiri saya memilih psikologi undip menjadi pilihan pertama dengan keinginan orangtua mengharuskan diPTN top 10. Pilihan ke dua saya psikologi diuniv jogja. setelah banyak nya rintangan , akhirnya saya keterima Psikologi swasta jogja dan psikologi undip, saat itu saya berani mengambil Keputusan dengan mengikhlaskan jogja dan memulai lembar baru ditempat yang sekarang.