🎧 New: AI-Generated Podcasts Turn your study notes into engaging audio conversations. Learn more

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Full Transcript

Pert 3 TEORI DALAM KONTEKS ANTARPERSONAL Disusun Oleh Dosen Teori Komunikasi Pengertian Komunikasi interpersonal/antarpersonal adalah proses interaksi melalui pertukaran makna yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan me...

Pert 3 TEORI DALAM KONTEKS ANTARPERSONAL Disusun Oleh Dosen Teori Komunikasi Pengertian Komunikasi interpersonal/antarpersonal adalah proses interaksi melalui pertukaran makna yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan menggunakan bahasa verbal dan nonverbal sebagai media utamanya. Komunikasi interpersonal/antarpersonal dianggap paling efektif dalam hal upaya mengubah sikap, perilaku, atau pendapat seseorang, karena sifatnya dialogis, berupa percakapan. Karakteristik dalam konteks komunikasi antar personal 1. Bersifat spontan. 2. Tidak berstruktur. 3. Kebetulan. 4. Tidak mengejar tujuan yang direncanakan. 5. Identitas keanggotaan tidak jelas. 6. Terjadi sambil lalu. Barnlund (dalam Alo Liliweri, 1991) Proses komunikasi interpersonal/antarpersonal memiliki beberapa ciri yang khas yang membedakannya dengan komunikasi lainnya, ciri-ciri itu diantaranya yaitu : Feedback bersifat langsung Tanggapan komunikan dapat segera diketahui Terkait dengan aspek hubungan Pesan biasanya lebih pribadi Face to face (tatap muka) Sistem Komunikasi Interpersonal Sebagai suatu proses yang dinamis, komunikasi interpersonal/antarpersonal memiliki sistem yang dibangun atas beberapa subsistem-subsistem yang saling berkaitan, yaitu : persepsi interpersonal, konsep diri, atraksi interpersonal dan hubungan interpersonal. Persepsi Interpersonal Objek Persepsi Interpersonal adalah manusia. Oleh karena itu, Persepsi Interpersonal dapat didefinisikan dengan pandangan, pemahaman, pengalaman, kesan dan penilaian seseorang terhadap orang lain baik berupa gambaran fisik, sikap, tindakan, motivasi maupun kepribadiannya. Dalam prosesnya, Persepsi Interpersonal yang kita lakukan mungkin saja terjadi kesalahan. Hal ini dimungkinkan karena adanya : Impression management Stereotyping; dan Ketidakmampuan dalam menafsirkan pesan dengan benar. Konsep Diri Yaitu pandangan dan perasaan kita tentang diri kita, baik berupa fisik, psikologis maupun social yang datang dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain. Kecenderungan orang untuk berperilaku sesuai dengan konsep dirinya disebut self- fulfilling propechy. Atraksi Interpersonal Ketertarikan kita kepada orang lain karena adanya sikap positif dan daya tariknya sehingga membentuk rasa suka. Ketertarikan kita kepada orang tidak hadir atau muncul secara tiba- tiba, melainkan hadir dalam suatu proses komunikasi yang intens dan mendalam. Ada beberapa aktor-Faktor yang mempengaruhi atraksi interpersonal yaitu: Faktor Personal seperti : Kesamaan karakteristik, tekanan emosional, harga diri yang rendah, dan isolasi sosial. Faktor situasional seperti : Daya tarik fisik, ganjaran (reward), familiarity, kedekatan (proximity), kemampuan (competence). Hubungan Interpersonal suatu konteks yang menjelaskan kekuatan relasi yang lebih bersifat personal dari pihak- pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Suatu hubungan dalam proses komunikasi interpersonal dijalin atas 3 (tiga) faktor, yaitu : (1) percaya (trust) (2) sikap suportif (3) sikap terbuka. Model-model hubungan Interpersonal 1. Model pertukaran sosial : Hubungan ditinjau dari segi ganjaran dan biaya. 2. Model peranan : individu bertindak sesuai dengan ekspedisi peranan (role expectation) dan tuntunan peranan (role demands), ketrampilan peranan (role skills) dan terhindar dari konflik peranan dan kerancuan peranan. 3. Model permainan : orang berhubungan dengan orang lain dengan bermacam-macam permainan dan menampilkan kepribadian yang berbeda dalam tiap-tiap permainan (orang tua, dewasa, anak). 4. Model interaksional : Gabungan dari 3 model diatas. Peranan Komunikasi Inter/Antarpersonal 1. komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita. 2. identitas atau jati diri kita terbntuk lewat dalam dan lewat komunikasi dengan orang lain 3. dalam rangka memahami realitas disekeliling kita serta menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian yang kita miliki tentang dunia si sekitar kita, kita perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang realitas yang sama. 4. kesehatan mental kita sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita dengan orang lain, lebih-ebih orang yang merupakan tokoh- tokoh signifikan dalam hidup kita. Faktor yang Mempengaruhi Individu dalam Komunikasi Antarpribadi 1. Meaning (makna) 2. Learning. 3. Subjectivity. 4. Negotiation. 5. Culture. 6. Interacting levels and context 7. Self reference. 8. Self reflexivity. 9. Inevitability. Ciri Efektivitas Komunikasi Antar Pribadi 1. Keterbukaan. 2. Empati. 3. Dukungan. 4. Sikap positif Teori-Teori Komunikasi Inter/Antarpersonal Tokoh utamanya adalah George Herbert Mead 1863-1931. Inti utama teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Ada 3 ide dasar dalam teori ini, yaitu : 1. Mind (pikiran), mengisyaratkan pentingnya makna dalam perilaku manusia; 2. Self (konsep diri); 3. Society (masyarakat), menggambarkan hubungan individu dengan masyarakat. Teori-Teori Komunikasi Inter/Antarpersonal Teori Interaksi Simbolik (Symbolic Interactionism Theory) Tokoh utamanya adalah George Herbert Mead 1863-1931. Inti utama teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang dipengaruhi oleh simbol yang diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut. Melalui pemberian isyarat berupa simbol, maka kita dapat mengutarakan perasaan, pikiran, maksud, dan sebaliknya dengan cara membaca simbol yang ditampilkan oleh orang lain. Ada 3 ide dasar dalam teori ini, yaitu : 1. Mind (pikiran), mengisyaratkan pentingnya makna dalam perilaku manusia; 2. Self (konsep diri); 3. Society (masyarakat), menggambarkan hubungan individu dengan masyarakat. Teori Pelanggaran Harapan (Expectancy Violation Theory) Tokoh utamanya adalah Judee K. Burgoon. Teori ini awalnya dinamakan Nonverbal Expectancy Violation Theory. Namun Burgoon kemudian menghilangkan Nonverbal menjadi Expectancy Violation Theory (EVT) karena teori tersebut kini mengkaji masalah melebihi wilayah komunikasi nonverbal. Inti Teori Pelanggaran Harapan (Expectancy Violations Theory) menyatakan bahwa orang memiliki harapan mengenai perilaku nonverbal orang lain. Ekspektasi atau dugaan ini terbentuk berdasarkan norma-norma sosial maupun pengalaman kita sebelumnya dengan orang lain dan situasi dimana perilaku tersebut terjadi. Dugaan ini dapat melibatkan hampir semua perilaku non- verbal, misalnya kontak mata, jarak, dan sudut tubuh. Teori Penipuan Antar Individu (Interpersonal Deception Theory). Dicetuskan oleh David Buller dan Judee K. Burgoon. Tradisi yang mendasari adalah sosiopsikologis. Teori ini lebih tepat dengan istilah teori kebohongan. Orang bisa berbohong karena maksud- maksud tertentu seperti : untuk tidak menyakiti orang lain, menyerang orang lain, menghindari masuk konflik, berpura-pura empati, membuat orang senang, mencari perhatian dan sebagainya. Ciri-ciri kebohongan yaitu : 1. Pesan tidak mengandung kepastian. 2. Dalam penyampaian pesannya komunikator tidak segera menjawab. 3. Pesan yang disampaikan itu tidak relevan dengan topik. 4. Dalam berperilaku saat berkomunikasi pengirim berupaya untuk menjaga hubungan dan citra. 5. Pelakunya diliputi perasaan bersalah dan keraguan. Teori Akomodasi Komunikasi (Communication Accomodation Theory). Teori ini dikemukakan oleh Howard Giles. Tradisi yang melatarbelakangi adalah sosiopsikologis. Inti teori ini menyatakan bahwa orang akan beradaptasi terhadap kecepatan bicara, jeda, senyuman, tatapan mata, perilaku verbal dan nonverbal lainnya dari lawan bicaranya. Teori Ketidakcocokan Pikiran (Dissonance Cognitive Theory). Teori ini diperkenalkan oleh Leon Festinger 1957. Disonansi kognitif adalah teori yang membahas tentang perasaan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten. Teori Ketidakcocokan Pikiran (Dissonance Cognitive Theory). Asumsi-asumsi Teori Disonansi Kognitif , yaitu : 1. Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada keyakinan, sikap, dan perilakunya. 2. Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi psikologis. 3. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk melakukan tindakan- tindakan dengan dampak yang dapat diukur. 4. Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi. Teori Model Pengungkapan Diri (Self Diclosure Theory). Teori ini diperkenalkan oleh Sidney Jourard dan Joseph Luft. Self-disclosure merupakan proses mengungkapkan informasi pribadi kita pada orang lain ataupun sebaliknya (curhat). Joseph Luft mengemukakan teori self-disclosure lain yang didasarkan pada model interaksi manusia, yang disebut Johari Window. Teori Pengurangan Ketidakpastian (UncertaintyReduction Theory). Teori ini diciptakan oleh Charles Berger dan Richard Calabrese pada tahun 1975. Teori ini lebih tepat digunakan ketika bertemu dengan orang asing. Teori ini memiliki 7 (tujuh) asumsi, yaitu : 1. Seseorang mengalami ketidakpastian dalam hubungan interpersonal. 2. Ketidakpastian adalah suatu keengganan, yang bisa membangkitkan stress. 3. Ketika orang asing bertemu, yang mereka perhatikan pertama kali adalah mengenai pengurangan ketidakpastian atau menambah kemampuan memprediksikan. Teori Pengurangan Ketidakpastian (UncertaintyReduction Theory). 4. Komunikasi interpersonal adalah proses perkembangan yang terjadi melalui beberapa tahapan. 5. Komunikasi interpersonal adalah pemaknaan pertama dari pengurangan ketidakpastian. 6. Kuantitas dan sifat dasar dari informasi yang diberikan seseorang berubah setiap waktu. 7. Memungkinkan untuk memprediksi perilaku seseorang dari sebuah penampilan. Teori Atribusi (Atribution Theory). Teori ini diperkenalkan oleh Harold Kelley, Robert A. Baron dan Donn Byrne. Asumsi dasar teori ini adalah perilaku orang lain dan kita disebabkan karena adanya motif, maksud, dan karakteristik dengan melihat masing- masing perilakunya. Dalam teori ini dikenal ada 2 (dua) hal yang menyebabkan munculnya setiap perilaku dari pihak- pihak yang berinteraksi, yaitu : 1. Kausalitas (konsensus, konsistensi dan kekhasan). 2. Kejujuran (pendapat umum dan keuntungan) Teori Penetrasi Sosial (Social Penetration Theory). Tokoh yang mengenalkan teori ini adalah Irwin Altman dan Dalmas Taylor. Asumsi dasar teori ini adalah mengukur sejauhmana tingkat kedekatan kita dengan orang lain berdasarkan lapisan-lapisan yang diibaratkan Altman dan Taylor seperti irisan bawang. Irisan-irisan itu terbagi ke dalam 3 (tiga) lapisan, yaitu : 1. Lapisan terluar (terbuka untuk umum) 2. Lapisan semiprivate (hanya pada orang-orang tertentu). 3. Lapisan private (tidak terlihat dan tidak bisa dijamah orang lain tapi amat berdampak pada diri seseorang). Teori Dialektika Relasional (Relational Dialectic Theory). Teori ini dikembangkan oleh Baxter dan Montgomery. Asumsi dasar teori ini adalah : 1. Hubungan tidak bersifat linier melainkan fluktuasi yang terjadi antara keinginan yang kontradiktif. 2. Hidup berhubungan ditandai dengan adanya perubahan dengan sejalannya waktu. 3. Kontradiksi merupakan fakta fundamental dalam hidup berhubungan yang tidak pernah berhenti untuk menimbulkan ketegangan. Kita dapat mengelola ketegangan dan oposisi dengan cara yang berbeda-beda, tetapi kedua hal ini selalu ada dalam hidup berhubungan. Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory). Pencetus teori ini adalah Thibaut dan Kelley. Asumsi dasar teori ini mengibaratkan proses interaksi manusia seperti pertukaran barang dan jasa, dan mempertimbangkan aspek biaya (cost) dan imbalan (reward). Jika imbalan dirasakan tidak cukup atau lebih banyak dari biaya, maka interaksi kelompok akan diakhiri, atau individu-individu yang terlibat akan mengubah perilakunya. Sebaliknya, jika biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibanding dengan reward yang didapat, hubungan akan berjalan konstan. Teori Hubungan Aku-Anda (I-Thou) dan Aku-Benda (I-It). Teori ini dikembangkan oleh Martin Buber. Corak hubungan fundamental antarmanusia menurut Martin Buber ialah Aku-Anda (I-Thou) dan hubungan Aku-benda (I-It). Dalam prakteknya, teori hubungan ini melahirkan implikasi terhadap respon dan apresiasi antara pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi. Teori Kesantunan (Politeness Theory). Teori ini dikembangkan oleh Brown dan Levinson. Intinya, dalam proses interaksi, orang menggunakan strategi kesantunan. Ada 3 (tiga) asumsi dasar dari teori ini, yaitu : 1. Semua individu perlu untuk mengatur mimik wajah mereka. 2. Manusia rasional dan berorientasi tujuan, mereka menghormati dan menghargai kebutuhan mimik wajah. 3. Beberapa perilaku wajah secara fundamental dapat ‘mengancam’. Wajah ‘mengancam’ ini meliputi perilaku umum seperti permintaan maaf, pujian, kritik, permintaan, dan ancaman. Teori Manajemen Makna Terkoordinasi (Coordinated Management of Meaning). Teori ini dipopulerkan oleh Pearce dan Cronen Asumsi dasar teori ini ada 3 (tiga), yaitu : 1. Manusia hidup dalam komunikasi. 2. Manusia saling menciptakan realitas sosial. 3. Transaksi informasi tergantung kepada makna pribadi dan interpesonal. Teori Keseimbangan (Balance Theory) Teori ini dikembangkan oleh Fritz Heider dan Theodore Newcomb pada tahun 1949. Asumsi dasar teori ini adalah orang akan berusaha mengurangi tekanan-tekanan dalam proses interaksi dengan melakukan langkah-langkah persuasi atau membujuk orang lain. Teori Pendekatan Interaksi (Interaction Approach Theory) Teori ini juga biasa dikenal dengan nama Interactional View, yang dikembangkan oleh Paul Watzlawick (1967). Asumsi dasar teori ini menyatakan bahwa semua proses komunikasi bersifat komplementari. Keadaan hubungan bergantung kepada bagaimana setiap pihak membangun rangkaian komunikasi diantara mereka. Teori Konstruktivisme (Constructivism Theory). Teori ini bermula dari gagasan Jean Piaget dan Vigotsky. Konsep teori ini membahas mengenai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan menciptakan suatu makna dari apa yang dipelajari. Perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami sebelumnya diolah melalui suatu proses ketidaksembangan dalam upaya memahami informasi- informasi baru. Teori Sensivitas Retorika (Rethoric Sensivity Theory). Tokohnya adalah Roderich Hart. Asumsi dasar teori ini menyatakan bahwa komunikator/seseorang berusaha untuk mengadaptasikan pesan ke audience/teman bicara sesuai dengan kondisi sikap lawan bicaranya. Teori Penilaian Sosial (Social Judgement Theory). Dikembangkan oleh Sherif dan Hovland pada 1961. Teori ini mempelajari tentang proses psikologis yang mendasari pernyataan sikap dan perubahan sikap melalui komunikasi. Asumsi dasar teori ini menyatakan bahwa seseorang mengetahui apa sikapnya dan mampu menentukan perubahan sikap apa yang akan diterimanya serta perubahan apa yang akan ditolaknya. TERIMA KASIH

Use Quizgecko on...
Browser
Browser