Sejarah Farmasi dan Pengenalan Obat PDF
Document Details
Uploaded by OptimisticPluto
Universitas Indonesia
Apt.Fatwa Hasbi, M.Farm
Tags
Summary
This document provides a history of pharmacy, covering various aspects from ancient times to modern medicine. It details different eras, influential figures and specific compounds, including discussions of important historical figures and their contributions to pharmacopoeias. The document also summarizes the development of Indonesian pharmacy and pharmaceutical sciences.
Full Transcript
Sejarah Farmasi dan Pengenalan Obat Apt.Fatwa Hasbi, M.Farm POKOK BAHASAN Sejarah Sejarah Farmakope pengobatan kefarmasian Pengobatan pada masa nomaden dengan cara mengusir roh jahat yang bersarang pada tubuh si...
Sejarah Farmasi dan Pengenalan Obat Apt.Fatwa Hasbi, M.Farm POKOK BAHASAN Sejarah Sejarah Farmakope pengobatan kefarmasian Pengobatan pada masa nomaden dengan cara mengusir roh jahat yang bersarang pada tubuh si sakit Orang-orang sumeria sekitar tahun 3000 tahun SM telah menggunakan tumbuhan – tumbuhan sebagai obat → banyak ditemukan pada Sejarah berbagai tulisan diatas tablet kuno mengenai resep pengobatan suatu penyakit. Lempengan Pengobatan resep dari tanah tersimpan di museum universitas pennsylvania USA Di cina jejak pengobatan kuno ditemukan pada sebuah tulisan yang diperkirakan berasal dari masa kekuasaan kaisar sheng nung pada tahun 2000 SM. Diantara bahan obat yang ditulis pada masa kaisar sheng nung adalah : chang sang (dichora febrifuga) berkhasiat sebagai anti Sejarah malaria. Mahuang (epedra sinica) berkhasiat sebagai Pengobatan obat stimulansia (Lanjutan…) Terra Sagillata, sebuah tablet tanah yang berasal dari pulau lemnos (wilayah laut tengah) pada 500 SM yang merupakan obat dengan merk dagang pertama di dunia. Georg Ebers Abad 16 SM Papyrus Ebers (suatu kertas bertulisan panjang 60 kaki, lebar 1 kaki) ditemukan oleh Georg Ebers (jerman) yang berisi lebih dari 800 formula obat, 700 obat-obatan yang berbeda. Rata-rata berasal dari tanaman atau hewan seperti: akasia, castor, anis. Dari bahan mineral: Fe(OH)2, NaHCO3, Nacl. (University of Leipzig) Bahan pembawa yang sering digunakan: Bir, anggur, susu, madu. Alat peracikan : Lumpang, penggiling tangan, ayakan dan timbangan Produk yang dihasilkan : Suppositoria, obat kumur, pil, obat hisap, trokisi, salep mata, plester dan enema. HIPOCRATES (460 – 370 SM) Seorang dokter berkebangsaan yunani yang memperkenalkan farmasi dan kedokteran secara ilmiah Mendefinisikan arti farmakon “obat yang dimurnikan untuk tujuan kebaikan, melebihi arti yang terdahulu” Atas jasa beliau dianugrahi sebagai “Bapak dari Ilmu Kedokteran” Terkenal dengan “Sumpah Hipocrates” DIOSCORIDES (Abad 1 M) Seorang dokter yunani yang merupakan ahli botani orang pertama yang mengunakan ilmu tumbuh-tumbuhan sebagai ilmu farmasi terapan Hasil karyanya “De Materia Medica” Cara pengenalan dan pengumpulan hasil obat alami, cara penyimpanan, mengenal pemalsuan. Istilah sekarang farmakognosi GALEN (130 -120 SM) Dokter & ahli farmasi yunani yang memperoleh kewarganegaraan romawi Memelopori pembuatan obat dari tumbuh-tumbuhan dengan cara melebur atau mencampur bahan-bahan tersebut. Di dunia farmasi dikenal dengan “farmasi galenik” Hasil karyanya “Cream dingin disebut Galens Cerats” PARACELCUS (1493 -1541 SM) Seorang dokter &ahli kimia dari Swiss. Mempelopori & mengenalkan profesi farmasi yang semula berdasar ilmu tumbuh-tumbuhan menjadi ilmu kimia. Memperkenalkan serjumlah besar zat kimia sebagai obat internal. Karl Wilhelm Scheele (1742 - 1786) : Ahli farmasi Swedia, penemu zat kimia seperti asam laktat, asam sitrat, asam oksalat, asam tartrat, asam arsenat. Mengidentifikasi gliserin, menemukan cara baru pembuatan calomel, asam benzoat serta oksigen J. Caventou & J. Pelletier (1795 - 1877) (1788 - 1842) : Mengisolasi kinin dan sinkonin dari sinkona, mengisolasi stiknin dan brucin dari nuks vomica. FREDERICK II (Raja Jerman) 1240 SM : Dekritnya mengatakan bahwa farmasi membutuhkan ilmu , keterampilan, inisiatif dan tanggung jawab khusus apabila diinginkan terjaminya pengaturan yang memadai terhadap obat untuk manusia. Bentuk eksploitasi apapun terhadap penderita serta bisnis antara ahli farmasi dan dokter benar-benar dilarang. Pierre Robiquet 1780 – 1840 : Memisahkan codein dari opium, bekerjasama dengan J. Pelletier mengisolasi coffein Sebelum abad 19 secra umum USA masih mengimport obat-obatan dari Eropa (bahan baku / obat jadi). PERKEMBANGAN FARMASI DI USA Pada masa perang revolusioner , importpun menjadi susah sehingga USA berusa memperoleh keahlian ilmiah dan tehnologi spt di Eropa. Diketahui: 3 Industri berdiri di tahun 1826 dan 22 Industri muncul setenganh abad selanjutnya. Pada tahun 1821 sekolah farmasi pertama di dirikan di Philadelphia Sekolah farmasi I Philadelphia (1821) PERKEMBANGAN KEFARMASIAN ARAB Perkembangan kefarmasian di mulai sebelum abad ke 8. dalam dunia arab lebih khusus dikenal dengan istilah saydanah. Bahan yang banyak digunakan adalah kamfora yang berasal dari india dan persia, sandalwood untuk menghasilkan minyak wangi Pada tahun 1260 terbitnya sebuah panduan praktikum farmasi yang berjudul Minhaj karya Abu Muna al-kohen al attar yang berisi seni meracik obat dan etika farmasi Pada abad ke 19 praktik kefarmasian menjadi stagnan dan cenderung mengalami kemunduran, pada saat itu kefarmasian di eropa berkembang dengan pesat. Yuhanna B. Masawayh Abu hasan ali bin sahl rabban al-tabari Dilahirkan pada tahun 808 Karya beliau yang terkenal adalah “SYURGA HIKMAH” tentang tingkah laku manusia, kosmologi, embriologi, psikoterapi, kebersihan, dan penyakit (kronik dan akut) Mempelopori pemahaman tentang drug of choice untuk setiap penyakit Sabur bin Sahl Ibnu Sina Nama lengkap Abu Ali Husain bin Abdullah bin Sina atau Ibnu Sina, dikenal di dunia Barat dengan Avicenna. Beliau adalah ahli bedah, yakni dengan melakukan praktik bedah yang rumit, seperti mengentaskan pembengkakan pada kanker pada periode permulan, membedah kelenjar tenggorokan dan batang tenggorokan, membuang bisul pada pengkristalan paru-paru. Karya-karya Ibnu Sina di bidang: 1. -Buku al-Qanun fi-Tibb. Buku ini merupakan buku pedoman kedokteran, dan buku yang terluas dipergunakan oleh kalangan kedokteran baik di daerah Islam maupun bangsa Eropa. Pada abad ke-16 M, buku tersebut mempunyai pengaruh besar di kalangan kedokteran. Buku ini masih dipergunkan juga sampai abad ke-19. Buku Qanun Ibnu Sina sejak zaman Dinasti Han di Cina telah menjadi buku standar karya-karya medis Cina 2. Buku As-Syifa (The Book of Recovery or The Book of Remedy) buku tentang penemuan atau buku tentang penyembuhan. 3. Buku Sadidiya, buku ilmu kedokteran. Sejarah Keprofesian farmasi di indonesia sebenarnya relatif masih muda dan kefarmasian baru berkembang setelah masa kemerdekaan di Indonesia Pada masa penjajahan belanda dan jepang apoteker masih merupakan tenaga asing Pada tahun 1937 jumlah apotek di seluruh indonesia hanya 37 Pada awal perang dunia ke 2 (1941) banyak apoteker warga negara asing yang meninggalkan indonesia Sekolah farmasi I Philadelphia (1821) Lanjutan… Pada masa kekosongan Selain itu, dokter juga 1941 para dokter diizinkan untuk diberikan izin untuk membuka apotek- mengisi posisi posisi dokter di daerah yang apoteker belum ada apoteknya Pada zaman pendudukan jepang mulai dirintis pendidikan tinggi farmasi dengan nama yakugaku Sejarah sebagai bagian dari djakarta ika daigaku pendidikan Tahun 1944 yakugaku diubah menjadi yaku daigaku kefarmasian Tahun 1946 dibuka perguruan tinggi ahli obat di klaten yang kemudian di Indonesia pindah dan berubah menjadi fakultas farmasi ugm Tahun 1947 diresmikan jurusan Tahun 1963 Tahun 1986 farmasi di fakultas Tahun 1959 ilmu pengetahuan berdirinya berdirinya berdirinya dan ilmu alam (FIPIA) farmasi di fakultas farmasi bandung sebagai jurusan farmasi UNHAS universitas bagian dari ITB universitas indonesia makassar pancasila jakarta Pharmacopeia (dalam bahasa indonesia baku menjadi farmakope) berasal dari bahasa jerman yaitu pharmakon (obat) dan poiein (membuat) Farmakope Farmakope dapat diartikan sebagai buku panduan yang berisi resep atau formula yang dibutuhkan untuk membuat suatu obat Istilah farmakope mulai populer pada 1580 Pertama kali terbit farmakope tahun 1778 dan dipakai di RS militer angkatan darat AS United state Tahun 1808 medical school di amerika menerbitkan farmakope pharmacopeia 15 desember 1820 terbitlah USP atas usul (USP) Dr. Lyman spalding Atas jasanya lyman spalding dinobatkan sebagai bapak farmakope amerika Tahun 1888 APhA menerbitkan national formulary of unofficial preparation Tahun 2012 dikeluarkan USP edisi 35 dan NF edisi 30 Tahun 1962 diterbitkan farmakope indonesia edisi I yang diketuai oleh prof. Sutarman Tahun 1965 diterbitkan farmakope indonesia edisi II yang memuat Farmakope sediaan galenika (sediaan farmasi yang berasal dari tumbuhan dan indonesia hewan) Tahun 1979 diterbitkan farmakope indonesia edisi III yang memuat tentang posologi obat Tahun 1995 diterbitkan farmakope indonesia edisi IV yang diketuai oleh drs. Slamet soesilo, apt. Dengan penambahan imunologi/serologi, kimia farmasi, farmasetika/teknologi farmasi. PENGERTIAN OBAT : PENGENALAN SUATU ZAT TUNGGAL ATAU CAMPURAN OBAT YANG DIGUNAKAN UNTUK BAGIAN DALAM MAUPUN LUAR, UNTUK DIAGNOSA, PENGOBATAN, MELUNAKKAN, PENYEMBUHAN ATAU PENCEGAHAN PENYAKIT PADA MANUSIA ATAU PADA HEWAN. OBAT : suatu bahan / paduan bahan bahan yang BATASAN dimaksudkan untuk digunakan dlm menetapkan diagnosa, mencegah, mengurangkan, MENGENAI menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badania dan OBAT rohaniah pada manusia atau hewan, memperelok bahan atau bagian badan manusia. OBAT JADI : obat dlm keadaan murni atau campuran dlm bentuk serbuk, cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk lain yang ditetapkan oleh pemerintah. OBAT PATENT : obat jadi dg nama dagang yang terdaftar atas nama sipembuat atau yg dikuasakan dan dijual dlm bungkus asli dari pabrik yang memproduksinya. OBAT BARU : obat yang terdiri atau berisi suatu zat, baik sbg bagian berkhasiat, maupun yang tdk berkhsiat, misalnya : lapisan, pengisi, pelarut, pembantu atau komponen lain yang belum dikenal, shg tdk diketahui khasiat dan kegunaannya. OBAT ASLI : obat yang didapat langsung dari bahan bahan alamiah Indonesia, terolah secara sederhana atas dasar pengalaman dan digunakan dlm pengobatan tradisiolan. OBAT ESENSIAL : obat yang paling dibutuhkan u/ pelayanan kesehatan masyarakat terbanyak dan tercantaum dlm Daftar Obat Esensial yg ditetapkan oleh menteri kesehatan. OBAT GENERIK : obat dg nama resmi yang ditetapkan dlm F.I. untuk zat berkhasiat yang dikandungnya. Narkotika GOLONGAN OBAT Psikotropik MENURUT UNDANG Obat keras UNDANG Obat bebas terbatas KESEHATAN Obat bebas MENURUT CARA PENGGUNAAN ORAL :penggunaan obat melalui mulut dan ditelan PARENTERAL : penggunaan obat yang disuntikkan dg cara merobek jaringan kedalam kulit atau melukai kulit, atau melalui kulit atau selaput lendir. TOPIKAL : obat yang digunakan pada pemakaian tubuh untuk kerja terapeutik secara local. REKTAL : penggunaan obat melalui anus. SUMBER BAHAN OBAT : 1. Tumbuhan// flora // nabati : kina(kulit), rauwolfia (akar), digitalis (folium), mawar (bunga), jarak (biji), dll. 2. Hewan // fauna // hayati : minyak ikan, adeps lanae (lemak bulu domba), insulin (kelenjar endokrin sapi). 3. Mineral, pertambangan : KI, NaCl, paraffin, vaselin 4. Sintetis // tiruan // buatan : vit.C, kamfer sintetis, codein, parasetamol, dll 5. Mikroorganisme : antibiotika BAHAN OBAT---> FORMULASI (TEKNOLOGI) ------- >SEDIAAN OBAT TUJUAN FORMULASI SEDIAAN OBAT : YAITU SUPAYA OBAT YANG DIMAKSUD DAPAT MENCAPAI SASARAN SESUAI DG PENGOBATAN MENGAPA PERLU ADANYA BENTUK SEDIAAN OBAT? melindungi bahan obat dari udara dan lembab (tablet salut, ampul bertutup). melindungi bahan obat terhadap pengaruh asam lambung jika diberikan per oral ( tablet salut enteric ). menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari bahan obat ( kapsul, tablet salut, sirup dg rasa enak ). menyediakan sediaan cair untuk bahan obat yang tidak larut atau tidak stabil dlm pembawa ( suspensi ). menyediakan sediaan cair dari bahan obat yang larut dlm pembawa yang diinginkan (larutan). menyediaakan obat dengan kerja yang luas, dg mengatur pelepasan obat ( tablet, kapsul suspensi yang diatur pelepasan bahan obatnya ). menyediaakan sediaan obat yang digunakan secara topical ( salep, krim, tts mata, tts telinga, tts hidung ). supaya bahan obat dapat bekerja dalam aliran darah atau jaringan tubuh tertentu ( injeksi ). memberikan kerja bahan obat yang optimal secara inhalasi (aerosol). supaya bahan obat dapat diberikan dengan dosis yang sesuai. 1. Sifat fisika dan kimia dari bahan obat dan bahan tambahan yang diperlukan FAKTOR YANG (garam, ester, kompleks, hidrat & anhidrat) contoh : Ampisilin anhidrat PERLU lebih cepat diabsorpsi dari pada Ampisilin trihidrat; ester Betametason menaikkan efek topikalnya DIPERHATIKAN dibandingkan Betametason. DALAM 2. Daya larut dari bahan obat yang mempengaruhi absopsinya FORMULASI dalam tubuh, sehingga memberikan respon terapeutik yang maksimum. 3. Koefisien Partisi dan pKA FAKTOR YANG Untuk menghasilkan efek farmakologi dari sediaan obat, maka molekul obat harus PERLU melewati membran biologis. DIPERHATIKAN Membran merupakan protein dan lemak yang bertindak sebagai penghalang DALAM lipofilik tempat lalu lintas obat. Penetapan konstanta disosiasi pKa juga FORMULASI merupakan hal penting sbg petunjuk dan ciri-ciri daya serap bahan obat. 4. Bentuk kristal, ukuran partikel dan daya FAKTOR YANG larut. PERLU Daya larut suatu bahan obat sangat tergantung pada bentuk kristalnya dan DIPERHATIKAN sifat permukaannya (ukuran partikel), DALAM sehingga mempengaruhi absorpsi obat tsb ( ZA btk amorf lebih baik FORMULASI absorpsinya ). FAKTOR YANG 5. Stabilitas obat PERLU Sediaan obat yang diformulasi perlu DIPERHATIKAN diperhatikan stabilitas fisik dan kimianya, sehingga dapat diketahui apakah masih DALAM layak digunakan setelah disimpan dalam waktu tertentu. FORMULASI PERJALANAN SUATU OBAT DALAM TUBUH Bentuk obat pecah jd granul obat tersedia zat aktif zat aktif lepas utk diapsorpsi fase biofarmasetik ketersediaan farmasi Zat mengalami Obat tersedia interaksi dg EFEK ADME memberi efek reseptor farmakokinetik ketersediaan farmakodinamik hayati Fase biofarmasetik : meliputi waktu sejak dimulainya penggunaan obat melalui mulut hingga pelepasan zat aktifnya ke dalam cairan tubuh. Yang pengting dalam fase ini adalah ketersediaan farmasi dari zat aktifnya, yaitu obat siap untuk diabsorpsi. Ketersediaan farmasi : adalah ukuran bagian zat yang aktif yang dilepaskan dari bentuk obat yang diberikan dan ketersediaan zat yang aktif untuk proses absorpsi. Fase farmakokinetik : meliputi waktu selama obat diangkut ke organ yang ditentukan, setelah obat dilepas dari bentuk sediaan. Obat harus diabsorpsi ke dalam darah, yang akan segera didistribusikan melalui tiap-tiap jaringan dalam tubuh. Lanjutan…….. Dalam darah obat dapat mengikat protein darah dan mengalami metabolisme, terutama dalam melintasi hepar (hati). Meskipun obat akan didistribusikan melalui badan, tetapi hanya sedikit yang tersedia untuk diikat pada struktur yang telah ditentukan. Fase farmakodinamik : bila obat telah berinteraksi dengan sisi reseptor biasanya protein membran akan menimbulkan respon biologik. Tujuan dari fase ini adalah optimasi dari efek biologik. Ketersediaan hayati : adalah persentase obat yang diabsorpsi tubuh dari suatu dosis yang diberikan dan tersedia untuk melakukan efek terapeutik. Digunakan untuk memberi gambaran mengenai keadaan dan kecepatan obat diabsorpsi dari bentuk sediaan. Biasanya digambarkan dengan kurva kadar obat terhadap waktu setelah obat diminum dan berada pada jaringan biologik atau dalam darah dan urin. Kadar puncak 6 Waktu kadar puncak M. E. C 4 Daerah dibawah (A.U.C.) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 (Jam) Waktu setelah obat diminum (jam) Gambar : Kurva kadar obat dalam seri waktu, menunjukkan kadar puncak dan daerah di bawah kurva (A.U.C.) Kadar puncak : tinggi puncak dari kurva kadar darah menunjukkan kadar obat yang tertinggi dalam darah setelah obat diminum dan dinyatakan dalam g/100ml, mcg/ml, mg%. Waktu kadar puncak : berhubungan dengan kecepatan absorpsi obat dari bentuk sediaannya. Gunanya untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk mencapai M.E.C. ( kadar obat minimum dalam darah yang masih berefek ) setelah dosis Daerah dibawah kurva (A.U.C = Area Under Curve ) : menggambarkan jumlah total obat yang diserap ke dalam sirkulasi darah tunggal obat diminum. Jumlah obat X waktu = mcg X jam = g jam Volume cairan ml 100ml