Sejarah Bab 2 PDF
Document Details
Uploaded by SlickLake5710
Tags
Related
- KISI-KISI SOAL PAT X SEJARAH INDONESIA GENAP 2023-2024 PDF
- Sejarah Bab 2 Perlawanan Terhadap Penjajahan (PDF)
- Sejarah Perlawanan Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa PDF
- Sejarah Perlawanan Terhadap Penjajahan (PDF)
- Materi Perlawanan Bangsa Eropa Terhadap Penjajahan Bangsa Eropa PDF
- Sejarah Pergerakan Nasional Indonesia PDF
Summary
This document details historical resistance movements against colonizers in Indonesia. It discusses the characteristics of these early resistance efforts and the various forms of opposition.
Full Transcript
1. Ciri-ciri perlawanan sebelum lahirnya kesadaran nasional : a) Bersifat lokal : dilakukan oleh masing” kerajaan → dipandang oleh kerajaan lain sebagai masalah internal → kerajaan lain ga ikut campur kecuali diminta bantuannya b) Bergantung pada pemimpin karismatik : raja, bangsawan, pe...
1. Ciri-ciri perlawanan sebelum lahirnya kesadaran nasional : a) Bersifat lokal : dilakukan oleh masing” kerajaan → dipandang oleh kerajaan lain sebagai masalah internal → kerajaan lain ga ikut campur kecuali diminta bantuannya b) Bergantung pada pemimpin karismatik : raja, bangsawan, pembesar kerajaan, pemuka agama, rakyat yang dianggap punya kesaktian → cepat tertangkap & rakyat tercerai-berai → perlawanan terhenti c) Perlawanan bersifat fisik/mengandalkan senjata : menggunakan senjata tradisional (rencong, pedang, kelewang, keris) d) Mudah dipecah belah : digunakan sebagai siasat penjajah → Divide et impera (pecah belah dan kuasai) 2. Perlawanan terhadap bangsa Portugis : sebenarnya Portugis hanya mengemban misi dagang (bukan kolonialisme) a) Kesultanan Ternate : - Perlawanan di bawah pimpinan Sultan Hairun - Portugis berhasil diusir dari Maluku lewat perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Baabullah b) Kesultanan Demak : - Menyerang Portugis di Malaka - Sebagai bentuk solidaritas & untuk menghambat ambisi Portugis menguasai Pulau Jawa - Pajajaran menjalin persekutuan dengan Portugis - Menyerang dan menguasai Sunda Kelapa → khawatir akan ekspansi Portugis - Portugis tiba dan membangun benteng di Sunda Kelapa - Portugis diusir dari Sunda Kelapa di bawah pimpinan Fatahillah pada 22 Juni 1527 - Nama Sunda Kelapa diganti menjadi Jayakarta (kemenangan gemilang) c) Kesultanan Aceh : - Para pedagang Muslim bermigrasi ke Aceh sejak Malaka dikuasai Portugis - Pada masa pemerintahan Sultan Ali Mughayat Syah Aceh melakukan perlawanan dan berhasil mempertahankan diri - Aceh menyerang Portugis di Malaka di bawah pemerintahan Sultan Iskandar Muda → Portugis kewalahan - Tidak berhasil mengusir Portugis → perlawanan terus berlanjut hingga Malaka jatuh ke tangan VOC 3. Perlawanan terhadap kolonialisme Belanda : 1) Perlawanan terhadap VOC : a) Kesultanan Mataram - Awalnya hubungan antara Mataram (Sultan Agung - raja terbesar Mataram) & VOC baik - Lama-lama Sultan Agung menyadari kehadiran VOC membahayakan pemerintahannya - Cita-cita Sultan Agung : > Mempersatukan seluruh Jawa di bawah Mataram > Mengusir VOC dari Pulau Jawa - Sultan Agung menyerang Batavia sebanyak 2 kali (1628 & 1629) > Serangan pertama gagal > Serangan kedua gagal (kalah persenjataan, persediaan makanan → lumbung persediaan makanan dimusnahkan VOC, wabah penyakit yang menyerang pasukan Mataram) b) Kesultanan Gowa/Makassar : - Gowa/Makassar merupakan kerajaan terkuat di Sulawesi Selatan kala itu - VOC bersekutu dengan raja Bone (Arung Palakka) yang berseteru dengan Makassar - Melawan Belanda & kalah (kalah persenjataan) → Sultan Hasanuddin tunduk pada Perjanjian Bongaya : > Gowa mengakui monopoli perdagangan oleh VOC > Pedagang Barat (kecuali VOC) harus meninggalkan wilayah kekuasaan Gowa > Gowa wajib membayar kerugian perang (250.000 ringgit) > VOC membangun benteng-benteng di Makassar > Gowa harus mengakui kedaulatan Kesultanan Bone 2) Perlawanan terhadap pemerintahan kolonial Belanda : a) Perlawanan Pattimura (Maluku) : - Rakyat Maluku menentang keras → keresahan di bidang politik, ekonomi, dan sosial akibat kebijakan VOC (kebijakan menyediakan bahan perbaikan kapal Belanda & wajib militer bagi pemuda Ambon untuk menjadi serdadu Belanda di Jawa) - Dipimpin oleh Thomas Matulessy/Pattimura - Dibantu oleh Kapitan Paulus Tiahahu & Christina Martha Tiahahu b) Perlawanan Pangeran Diponegoro : - Kondisi sosial-politik di Jawa : > Semakin kuatnya campur tangan Belanda terhadap urusan internal kerajaan (sejak zaman Daendels) > Raja Jawa diperlakukan seperti vasal/bawahan dari Batavia > Politik adu domba → lingkungan internal istana banyak korupsi & persekongkolan - Belanda memasang patok kayu di atas makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo - Perlawanan meluas sampai ke beberapa daerah di Jawa Tengah sampai ke Jawa Timur - Belanda mendatangkan pasukan dari luar Jawa - Belanda membangun benteng pertahanan di setiap daerah yang berhasil diduduki (bentengstelsel) → di antara benteng tersebut dibangun jalan penghubung & pasukan gerak cepat → memutus garis komando & ruang gerak pasukan Diponegoro - Belanda menerapkan siasat & tipu muslihat → pura-pura mengajak Diponegoro berunding → Diponegoro ditangkap di Magelang → diasingkan ke Manado hingga wafat c) Perlawanan Kesultanan Palembang : - Alasan Belanda menduduki Palembang : > Posisi Palembang strategis → menghubungkan Jawa & Sumatera (ingin menguasai perdagangan lada) > Menguasai pertambangan timah di Bangka & Belitung → ada di bawah kedaulatan Kesultanan Palembang - Pada masa pemerintahan Sultan Mahmud Badaruddin II terjadi pundak perlawanan d) Perang Padri : - Terjadi di kawasan Kerajaan Pagaruyung - Kaum Padri melawan Kaum Adat : > Pada masa itu, Minangkabau ‘diislamkan’ > Muncul sistem 3 raja (raja alam/dunia, raja adat/hukum adat, raja ibadat/agama Islam) > Walau sudah memeluk agama Islam, kebiasaan Tanah Minang masih mempengaruhi kehidupan masyarakat secara kuat → pihak istana & pihak adat yang mendukung terpeliharanya tradisi dan adat istiadat > Kuatnya pengaruh & wewenang kerajaan tidak terlepas dari penguasaan atas emas > Pemimpin kaum Padri ada Haji Miskin, Haji Sumanik, Haji Plobang (baru kembali dari Aceh) + Tuanku Nan Renceh → Harimau Nan Salapan > Tuanku Nan Renceh → lebih dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol > Perlawanan dimenangkan oleh Kaum Padri - Kaum Padri melawan Belanda-Kaum Adat : > Belanda memprakarsai perjanjian damai dengan Kaum Padri → ditandatanganinya Perjanjian Masang - Kaum Padri-Adat melawan Belanda : > Setelah Perang Diponegoro berakhir, kekuatan Belanda di Jawa pulih → Belanda melanggar Perjanjian Masang & mencoba menundukkan kaum Padri > Tuanku Imam Bonjol telah merangkul kaum Adat → perjanjian damai di Bukit Marapalam (Tanah Datar) → Plakat Puncak Pato (Piagam Bukit Marapalam) → kompromi antara kaum Adat & kaum Padri → “adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah” yang berarti adat Minangkabau berlandaskan agama Islam, dan agama Islam berlandaskan Al-Qur’an > Kaum Padri melakukan taktik perang gerilya → memperlambat serangan Belanda ke Benteng Bonjol → serangan berhasil digagalkan → sebagian besar perlengkapan, perbekalan, persenjataan (meriam) Belanda dirampas kaum Padri > Perlawanan kaum Padri dipimpin Tuanku Tambusai (setelah Tuanku Imam Bonjol ditangkap) > Seluruh Minangkabau ditaklukkan Belanda setelah 1845 → Kerajaan Pagaruyung tidak lagi otonom (di bawah kekuasaan penuh Belanda) → raja diperlakukan seperti bupati (seperti di Jawa) e) Perang Aceh : - Latar belakang : Belanda ingin mewujudkan Pax Neerlandica > Menguasai seluruh Nusantara → mewujudkan kepentingan ekonomi - Memperluas akses penguasa maupun pengusaha asing > Memperluas akses seluas-luasnya bagi pengusaha swasta asing - Jalannya Perang Aceh : > Belanda melancarkan serangan pertama ke pusat istana di Kutaraja (Banda Aceh) di bawah pimpinan J. H. R. Kohler > Belanda menerapkan strategi memblokade pelabuhan-pelabuhan Aceh → mematikan sumber ekonomi & pendapatan kesultanan → para penguasa pelabuhan berpura-pura tunduk pada Belanda hingga blokade dibuka kembali > Belanda menerapkan strategi penaklukan total → menyerang & membakar desa > Perlawanan gerilya didominasi para ulama (Teuku Cik Di Tiro) & bangsawan (Teuku Umar & Cut Nyak Dien) → memakan banyak korban jiwa & keuangan Belanda → Belanda merasa belum menguasai apapun selain Kutaraja > C. Snouck Hurgronje (penasihat utama pemerintah kolonial dalam hal masalah Islam) memberi saran Belanda untuk meredakan perlawanan dari kaum ulama yang fanatik & menjalin kerja sama dengan para uleebalang (pemimpin adat/golongan sekuler) → Perang dipimpin J. B. van Heutsz > van Heutsz mencari kaum uleebalang untuk bekerja sama → bersedia → Hurgronje mengajukan kesepakatan politik (Pernyataan Singkat/Korte Verklaring → penguasa Aceh mengakui kekuasaan Belanda serta tunduk pada perintah-perintahnya) > Pada 1903, dibentuk pemerintahan yang lebih stabil berdasarkan persekutuan pada uleebalang > Pada 1903, Sultan Ibrahim Mansur Syah/Tuanku Daud Syah menyerah → tetap menjalin hubungan dengan para gerilyawan > Pada 1907, ia merencanakan serangan terhadap garnisun Belanda di Banda Aceh → gagal → ditangkap & diasingkan > Perlawanan dilanjutkan Cut Nyak Dien → berakhir saat ia ditangkap dan diasingkan ke Sumedang sampai wafat f) Perlawanan Sisingamangaraja XII : - Pengaruh Belanda menembus wilayah Tapanuli (utara Minangkabau) akibat Perang Padri - Kaum Padri telah membantu penyebaran agama Islam di Tapanuli → sebagian besar penduduk masih menganut agama asli - Alasan utama meletusnya Perang Tapanuli adalah Raja Sisingamangaraja XII tidak senang daerah kekuasaannya diperkecil oleh Belanda - Belanda mewujudkan Pax Neerlandica - Keinginan menguasai Tapanuli disamarkan dengan dalih melindungi para misionaris Protestan (zending) dari Jerman yang telah memasuki Sumatera Utara → Ludwig Ingwer Nommensen g) Perlawanan Kerajaan Bali : - Berlangsung dalam 3 tahap (1846, 1848, dan 1849) - Dipicu oleh kegigihan raja Bali mempertahankan hak tawan karang → hak yang dimiliki kerajaan Bali untuk merampas perahu & muatannya yang terdampar di pantai wilayah kekuasaannya → merugikan Belanda - Pada 1839, Belanda meminta semua raja di Bali menghapus hak tersebut → Belanda akan membayar sejumlah uang untuk setiap kapal yang terdampar → disetujui → Belanda tidak menepati janjinya - Pada 1844, Raja Buleleng Gusti Ngurah Made Karangasem merampas kapal Belanda yang terdampar di Pantai Buleleng → Belanda mengultimatum agar seluruh muatan kapal yang telah dirampas dikembalikan → tidak dihiraukan → Belanda menyerang Buleleng - Pasukan yang dipimpin Gusti Ketut Jelantik kalah persenjataan → tidak mampu menahan serangan Belanda → pasukan ditarik mundur ke Jagaraga (utara Singaraja, ibukota Buleleng) h) Perlawanan Kesultanan Banjar : - Kesultanan Banjar mencakup wilayah Provinsi Kalimantan Selatan & Kalimantan Tengah - Faktor penyebab perlawanan rakyat Banjar : > Belanda terlalu mencampuri urusan internal kesultanan → Belanda mengangkat Tamjidillah sebagai sultan padahal rakyat menilai Pangeran Hidayatullah lebih layak > Belanda memonopoli perdagangan lada, rotan, damar, emas, dan intan → merugikan rakyat > Rakyat hidup menderita karena beban pajak & kewajiban kerja rodi → membuka jalan untuk mempermudah akses Belanda > Belanda bermaksud menguasai daerah Kalimantan Selatan → banyak batu bara > Belanda memperluas wilayah di Kalimantan Selatan untuk perkebunan & pertambangan → wilayah kerajaan semakin sempit - Terjadi pemberontakan besar di Banjarmasin (Perang Banjar) yang dipimpin Pangeran Antasari (sepupu Pangeran Hidayatullah) 4. Dampak penjajahan bangsa Eropa : a) Portugis : - Agama : > Menurut Denys Lombard, umat Kristen tertua Indonesia adalah Katolik > Fransiskus Xaverius adalah misionaris terkemuka yang datang ke Maluku (Ambon, Ternate, Halmahera) > Saat ini dapat dilihat warisan nama-nama orang Timor & Flores bagian timur yang mirip dengan nama orang-orang Portugis (da Cruz, da Costa, da Cunha, de Rosari, da Gomes, Fernandez, Rodriquez) - Kesenian : > Musik keroncong > Kampung Tugu, Jakarta Utara > Berasal dari musik Portugis yang disebut fado (dari bahasa Latin yang berarti nasib) b) Belanda : - Pendidikan : > Menitikberatkan pendidikan agama (agama Islam) → pesantren > Menekankan sistem pendidikan Barat sebagai acuan kurikulum > Sistem persekolahan Belanda bersifat segregatif (ada sekolah khusus Belanda/Eropa → Europeesche Lagere School/ELS; ada sekolah khusus orang” keturunan Tionghoa → Hollandsche Chineesche School; ada sekolah khusus pribumi → Inderlandsche School) > Gerakan kemajuan disuarakan media cetak & organisasi sosial bergaya Eropa (dirintis lulusan sekolah guru pribumi & Sekolah Dokter Jawa/STOVIA → Tirto Adhi Suryo, seorang pemimpin redaksi Pemberita Betawi yang mengasuh kolom ‘Dreyfusiana’ untuk menyuarakan aspirasi pembebasan kaum terjajah dengan mengambil inspirasi dan perkembangan intelektualisme di Eropa. Ia pernah mengenyam pendidikan di STOVIA tapi tidak selesai) - Bahasa : > Mempengaruhi bahasa Indonesia, bahasa Jawa, dan bahasa” Nusantara - Gaya hidup : > Muncul istilah gaya hidup ‘kebarat-baratan’ → tidak disebarkan secara terencana dan sistematis, serta tidak mempengaruhi secara mendasar hidup sebagian besar orang > Terlihat di kalangan bangsawan & birokrat kolonial (sebagian besar rakyat masih menjalani gaya hidup feodal-tradisional) > Kebiasaan minum minuman keras, pesta, dansa (menari khas Belanda), gaya perkawinan, model berpakaian (rok, jas, dasi, topi) > Sikap disiplin, menghargai waktu, demokratis dan terbuka, bersikap rasional - Ekonomi : > Sejak tanam paksa & kebijakan pintu terbuka (sistem ekonomi liberal) > Sistem sewa tanah > Ekonomi uang > Sistem kerja kontrak → Koeli Ordonantie (mengatur masalah perburuhan) - Politik : > Birokrasi > Sistem pemerintahan di bawah pimpinan gubernur jenderal dirancang seperti lembaga eksekutif yang kita kenal saat ini - Hukum : > Bagi orang Indonesia, berlaku hukum adat → bahkan sampai sekarang > Sistem hukum Belanda menjadi salah satu pilar sistem hukum Indonesia (Pasal-pasal KUH-Pidana & KUH-Perdata) - IPTEK : > Kebijakan pintu terbuka → paham liberalisme (abad XVIII/18) > Teknologi mesin (mesin pengolah hasil bumi, transportasi, pertanian) > Tersedianya layanan kereta api & kapal) → pos umum, telegraf, telepon