🎧 New: AI-Generated Podcasts Turn your study notes into engaging audio conversations. Learn more

RANGKUMAN UTS BIOFAR BU KUNI.pdf

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Full Transcript

BAB 1 → gradien konsentrasi tinggi → proses transport cepat → absorbs BIOFARMASI RUTE NASAL cepat....

BAB 1 → gradien konsentrasi tinggi → proses transport cepat → absorbs BIOFARMASI RUTE NASAL cepat. - Laju aliran darah meningkatkan A. Pengertian transport obat Pemberian obat melalui rongga hidung - Sebagian besar absorpsi terjadi B. Faktor secara difusi, aliran darah → 1. Faktor anatomi dan fisiologi mempertahankan gradien a. Mucociliary clearance → Gerakan konsentrasi dari tempat absorpsi gelombang → menyapu mukosa ke darah. - Pembersihan mukosiliar → proses - Vasodilatasi dan vasokonstriksi → gabungan dari lapisan lendir dan menentukan aliran darah, silia → faktor penting dalam kecepatan dan jumlah obat yang pertahanan fisiologis saluran akan diserap. pernapasan terhadap partikel - Aliran darah hidung dipengaruhi berbahaya yang terhirup. oleh - Ujung silia mengangkut lapisan lendir viskoelastik superfisial Faktor eksternal dan Faktor psikologis menuju nasofaring, sedangkan fisiologis lapisan bawah lendir yang kurang kental relatif tidak bergerak. Suhu lingkungan Emosi b. Enzymes → degradasi peptide/protein Kelembaban Ketakutan - Pemberian obat melalui nasal → menghindari metabolisme hepatik Adanya obat vasoaktif Kecemasan lintas pertama karena berbagai Trauma Frustasi enzim metabolik yang terletak di mukosa hidung yang dapat Peradangan membatasi bioavailabilitas beberapa obat, terutama yang 2. Faktor fisikokimia obat mengandung peptida atau protein. a. Drug molecular weight and size - Tingkat aktivitas < saluran - Permeasi obat yang memiliki berat pencernaan atau hati. molekul < 300 Da (baik, mudah c. Nasal pathophysiology difusi) tidak dipengaruhi secara - Perubahan patofisiologis, seperti signifikan oleh sifat fisikokimia obat flu, rinitis, polip hidung dan kanker, → sebagian besar meresap melalui → mengubah penyerapan dari saluran membran berair. rongga hidung dengan cara yang - Laju permeasi sangat sensitif berbeda, walaupun hal ini belum terhadap berat molekul untuk diteliti secara menyeluruh. senyawa > 300 Da → dibantu eksip d. Nasal blood flow → jika > 6000 dapat merusak nasal - Difusi pasif → perbedaan gradien b. Drug solubility and dissolution rate konsentrasi → aliran darah cepat - Penyerapan melalui hidung hanya serebrospinal (CSF), dibandingkan dapat terjadi setelah obat dengan dosis intravena yang dilarutkan. setara. - Laju disolusi penting dalam e. Physical state: particle size and menentukan absorpsi nasal bentuk morphology sediaan serbuk dan suspensi. - Penting untuk produk obat nasal c. pKa and the partition coefficient of berbentuk partikulat/serbuk. drug → permeabilitas - Ukuran dan morfologi partikel - Jika proporsi tidak terion memiliki terkait dengan disolusi obat dan pKa yg tidak mencukupi maka BA harus dikontrol untuk kurang baik. mendapatkan sifat disolusi obat - Membran hidung → bersifat yang sesuai di bagian nasal. lipofilik → laju dan tingkat - Penting untuk meminimalkan rasa penyerapan obat melintasi berpasir dan kemungkinan iritasi membran biologis dipengaruhi pada rongga hidung. oleh lipofilisitasnya. - Partikel yang terlalu halus, < 5 - Lipofilisitas meningkat → Permeasi mikron dapat terhirup ke dalam senyawa melalui mukosa hidung paru-paru dan harus dihindari meningkat untuk produk hidung. - Lipofilisitas terlalu tinggi → obat - Umumnya, partikel dalam kisaran tidak mudah larut → dengan 5-10 mikron tertahan di lubang pembersihan mukosiliar yang hidung. dipercepat, waktu kontak dengan f. Polymorphism → karakteristik titik membran hidung berkurang leleh, kelarutan, permeabilitas → sehingga mengurangi permeasi bentuk kristal melalui dinding - Jika kristal banyak → mana yg - Lintasan melintasi biomembran punya kelarutan dan permeabilitas juga dipengaruhi oleh jumlah obat terbaik, dan stabilitasnya. yang ada sebagai spesies yang - Parameter penting untuk tidak bermuatan. dipertimbangkan dalam d. Chemical state: prodrugs pengembangan produk obat nasal. - Bentuk kimia di mana obat - Mempengaruhi disolusi obat dan disajikan pada mukosa hidung penyerapannya melalui membran dapat menjadi penting dalam biologis. menentukan penyerapannya. - Teknik prodrug telah digunakan 3. Faktor formulasi sediaan obat untuk meningkatkan lipofilisitas. Faktor formulasi yang harus - Prodrug 17β-estradiol yang larut dipertimbangkan untuk mendapatkan dalam air telah dievaluasi setelah penyerapan obat yang sukses melalui pemberian intranasal hidung meliputi: - Mampu menghasilkan estradiol - Konsentrasi obat dosis dan volume tingkat tinggi dalam cairan pemberian - pH - Kisaran volume dosis yang ideal - Viskositas dan osmolaritas eksipien adalah 0,05-0,15 ml dengan batas atas yang berbeda termasuk pengawet dan 0,20 ml. peningkat penyerapan bentuk sediaan c. Physical form of formulation (tetes, semprot, bubuk, dll.) - Penyerapan obat hidung tergantung - Teknik pemberian (inhalasi, bantuan pada bentuk fisik formulasi. mekanis, dll.) dan alat bantu yang - Bentuk serbuk lebih efektif daripada digunakan juga akan mempengaruhi formulasi cair → bubuk tidak mudah tingkat penyerapan. hilang bersama sekret hidung. a. Types of dosage forms and delivery d. Viscosity systems - Ketika viskositas formulasi meningkat, - Tetes hidung, larutan dan semprotan waktu kontak antara obat dan mukosa suspensi lebih disukai daripada hidung meningkat → potensi semprotan penyerapan obat meningkat. - Bubuk karena yang terakhir mudah - Pada saat yang sama, viskositas memicu iritasi mukosa hidung. formulasi yang tinggi mengganggu - Gel mengurangi tetesan postnasal dan denyut silia normal → meningkatkan kebocoran anterior, memperbaiki permeabilitas obat. formulasi obat di mukosa hidung, - Temuan lain menunjukkan bahwa sehingga meningkatkan waktu tinggal waktu tinggal meningkat ketika obat dan mengurangi pembersihan viskositas meningkat → penyerapan mukosiliar. obat justru berkurang. - Sistem khusus seperti emulsi lipid, e. Formulation pH mikrosfer, liposom dan film juga telah - Tingkat penyerapan hidung tergantung dikembangkan untuk meningkatkan pada pKa obat dan pH di tempat penghantaran obat melalui hidung. penyerapan, serta pH formulasi. b. Drug concentration, dose and volume - Penting untuk menyesuaikan formula of administration dengan pH karena : - Ada hubungan positif yang jelas antara Menghindari iritasi pada mukosa penyerapan dan konsentrasi obat hidung; sampai tingkat tertentu. Penyerapan obat yang efisien; - Jika dosis ditingkatkan dengan Mencegah pertumbuhan bakteri meningkatkan volume formulasi, patogen di saluran hidung mungkin ada batas sejauh mana - Formulasi pH harus disesuaikan antara penyerapan hidung dapat 4,5 - 6,5. PH permukaan hidung adalah ditingkatkan. 7,39 dan pH sekret hidung adalah - Lubang hidung hanya dapat memiliki 5,5-6,5. volume terbatas, di luar itu formulasi f. Formulation osmolarity akan mengalir keluar dari rongga - Penyerapan dipengaruhi oleh hidung. konsentrasi NaCl dalam formulasi dan penyerapan mencapai maksimum pada konsentrasi NaCl 0,462 - Penyusutan sel epitel mukosa hidung diamati pada konsentrasi garam ini. - Penyerapan obat melalui mukosa hidung dapat dipengaruhi secara substansial oleh tonisitas formulasi. - Menyamakan tonisitas, kalo hipo lisis/pecah, hiper mengkerut. g. Formulation excipients - Eksipien farmasi nasal dipilih sesuai dengan fungsinya. - Pelarut, buffer, antioksidan, pengawet, Rute nasal dibagi 2, olfactory dan respiratory. humektan, bahan pembentuk Olfactory isinya saraf-saraf pembau dan gel/pengental, dan bahan penutup berhubungan langsung dgn CNS. Respiratory rasa adalah beberapa eksipien yang isinya pernafasan yang masuk ke sistemikk paling umum. Rute nasal yang sedang dikembangkan ialah rute - Meskipun dapat mengiritasi hidung, yang bisa langsung masuk ke Olfactory nerve antioksidan, pengawet, humektan dan pathway yang dimanfaatkan untuk obat obat an CNS (Central Nervous System). agen penutup rasa tidak diharapkan Obat harus mampu melewati respiratory region untuk mengubah penyerapan obat -> Absorbsi obat -> masuk ke peredaran darah hidung. sistemik D. Nasal Delivery (Pemberian rute nasal) C. Arah rute nasal 1. Local delivery Bisa untuk alergi, hidung tersumbat, infeksi pada hidung 2. Systemic Delivery Bisa untuk pengobatan krisis dimana onset yang cepat dibutuhkan, pengobatan jangka panjang (pemberian setiap hari), peptida dan protein (sulit untuk diberikan) 3. Vaccine delivery secara mukosal Bisa untuk antigen (semua sel, sel membelah, antigen permukaan). Sistem Gambar di atas menunjukkan arah pengobatan rute yang inpasif nasal yang berawal dari rongga hidung Respon imun yang didapatkan pasien tidak hanya sistemik (imunoglobin B) tetapi juga sistem imun perifer (imunoglobin A) 4. Access to CNS (Central Nervous System) Karena rongga nasal dan otak saling berdekatan, maka akses ke CNS langsung tertuju ke reseptor lokal Lebih mudah menembus blood-brain barrier E. Keuntungan nasal delivery 1. Meningkatkan kepatuhan pasien dimana 7. Epitel mukosa dilapisi oleh lapisan mucus yang needle free drug application dan mudah berganti tiap 10-15 menit. pH secret mukosa digunakan adalah 5,5-6.5 (dewasa) dan 5.0-6.7 pada anak. 2. Penetrasi obat yang baik, tertama obat dengan 8. Mucus menjebak partikel -> dibersihkan oleh sifat lipofil dan berat molekul rendah cilia (menuju belakang 3. Absorpsi yang cepat dan onset yang cepat –> tenggorokan-esofagus-GIT permukaan absorpsi yang luas dan vaskularisasi 9. Mucociliary clearance mechanism -> 5-6 yang tinggi -> cocok untuk obat emergency mm/menit, sehingga clearance hidung setiap 4. Menghindari first past metabolism dan kondisi 20 menit sekali ekstrim GIT. 10. Enzim pada nasal -> isoform CYP P450 (CYP1A, 5. Berpotensi menghantarkan obat langsung pada CYP2A, CYP2E), karboksilesterase dan glutation CNS melalui area olfactory S-transferase 6. Menghantarkan vaksin secara langsung pada G. Pembatas (barrier) untuk absorpsi nasal jaringan limfatik dan induksi sekresi respon 1. Sifat fisika kimia obat imun mukosa - Sifat polaritas, lipofilisitas, BM F. Nasal Cavity (Rongga hidung) - Obat bersifat lipofilik (non polar) -> 1. Memiliki fungsi proteksi yang melakukan terabsorpsi secara transelular (difusi pasif) filtrasi, menghangatkan dan melembabkan - Nalokson, buprenorfin, tertosteron -> udara yang dihirup sebelum mencapai saluran dapat terabsorpsi secara nasal nafas di bawahnya - Obat bersifat hidrofilik (polar) -> 2. Partikel dan mikroorganisme yang terhirup terabsorpsi secara paraselular (untuk bersama dengan udara akan terjebak pada molekul dengan ukuran kurang dari rambut di nasal vestibule atau lapisan mukosa 1000Da) melalui tight junction pada rongga hidung - Protein dan peptide -> dapat masuk 3. Vestibule -> area di dalam lubang hidung melalui mekanisme transport endositosis dengan luas 0,6 cm2 (jumlah kecil) 4. Area olfactory -> terdapat di bagian atas nasal - Pka dan pH fisiologis obat ->obat dengan cavity, dengan luas sekitar 10% dari total nasal bentuk tidak terion akan diabsorpsi lebih area baik 5. Area respiratory 2. Mucociliary Clearance -> sediaan likuid dan - Area yang berperan besar dalam serbuk tanpa sifat mukoadesiv, t1/2 clearance penghantaran obat secara sistemik hanya 15-30 menit - Terdiri dari sel sel epitel yang diselimuti 3. Degradasi Enzimatik -> exopeptidase (mono mikrovili (large surface area for dan diaminoeptidase) dapat mendegradasi absorption) dan cilia (4-6µm), yang dapat peptide serin dan sistein bergerak dengan frekuensi hingga 1000 H. Formulasi obat nasal strokes/menit 1. pH sediaan - Terdiri dari 3 turbinaters, superior, middle pH sediaan mempengaruhi bentuk terion-tak dan inferior terion dan iritasi mucosal. pH sediaan yang - Untuk menciptakan aliran udara turbulent disarankan 4,5-6,5 melewati jalur nasal untuk mematikan 2. Osmolaritas -> sediaan isotonis 285-310 kontak yang lebih baik antara udara mOsmol/L terhirup dengan permukaan mukosa 3. Viskositas -> peningkatan viskositas dapat 6. Lamina propia -> bagian di bawah epitel, terdiri meningkatkan waktu kontak antara obat dan dari pembuluh darah, saraf, kelenjar serous, mukosa nasal, sehingga meningkatkan kelenjar mukosa. permeasi. Selain itu, sediaan yang kental dapat mempengaruhi fungsi mucociliary clearance 1. Sistem bioadhesiv -> dapat meningkatkan sehingga mempengaruhi absorpsi waktu kontak antara sediaan obat dan tempat 4. Ukuran Partikel absorpsi dengan menunda mekanise Partikel dengan ukuran kurang dari 1µm akan mucociliary clearance lebih efisien dalam penembusan lapisan 2. Bentuk sediaan dapat berupa serbuk, larutan, mukosal maupun liquid gelling system -> mikrosfer 3. Kitosan -> polisakarida bermuatan positif yang dapat berinteraksi secara kuat dengan sel epitel nasal dan lapisan mucus sehingga dapat meningkatkan waktu kontak. 4. Kitosan juga diketahui dapat membuka tight junction antar sel. Tipe kitosan yang paling sering digunakan untuk penghantaran nasal adalah kitosan glutamate dengan BM 250 kDa dan derajat deasetilasi lebih dari 80% (larut pada air hingga pH 6,5 5. Bentuk sediaan - Nasal Drops -> merupakan sediaan yang paling sederhana dan cocok untuk penghantaran nasal, akan tetapi memiliki kekurangan presisi dosis yang kurang baik - Nasal sprays -> dapat berupa larutan maupun suspensi, digunakan pada dosis 25-200µL. Dapat menghantarkan sediaan pada area nasal yang lebih terbatas bila dibandingkan dengan nasal drop - Nasal Gels -> memiliki kelebihan menurunkan post-nasal drip,taste impact karena penurunan kemungkinan tertelan, menurukan iritasi, penghantaran mukosa lebih tertarget - Nasal Powders -> merupakan sediaan dengan kestabilan fisik paling baik, dapat memberikan efek lokal. Akan tetapi, potensi iritasi mukosa lebih besar I. Sistem Bioadhesiv BAB 2 2. Deposisi partikel aerosol terdiri dari 5 proses elektromekanik -> impaksi, difusi, interception, gravitational settling, efek electrostatic BIOFARMASI RUTE PULMONAR 3. Faktor yang mempengaruhi deposisi -> sifat fisika kimia partikel (ukuran, bentuk, densitas, A. Pengertian muatan), sifat mucus, suhu dan kelembapan, 1. Sistem pernafasan terbagi menjadi dua, area mekanisme pembuangan partikel, pola nafas, conducting airways (rongga nasal, sinus, frekuensi inhalasi dan ekshalasi nasofaring, orofaring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus) dan respiratory region (respiratory bronkiolus, alveolar ducts, alveolar sacs). 2. Pengobatan local rute inhalasi -> asthma, COPD, cystic fibrosis dan bronchitis kronis 3. Alveolar space -> > 95% area permukaan paru -> terkoneksi langsung pada sirkulasi sistemik melalui sirkulasi pulmonar 4. Efek terapi -> dipengaruhi oleh dimana obat terdeposisi dan terdistribusi C. Ukuran Partikel dan Deposisi pada Paru 1. Makin kecil ukuran partikel, obat akan terdeposisi pada saluran nafas yang makin dalam. Partikel dengan ukuran besar -> tereliminasi pada upper airways 2. Salbutamol -> reseptor banyak ditemui pada dinding alveolar 3. Ipratropium -> reseptor lebih banyak ditemukan pada conducting airways 4. Site of action dari obat -> menentukan ukuran B. Deposisi Partikel pada Paru partikel yang optimal 1. Efikasi klinis obat inhalasi -> berbanding lurus D. Geometri Saluran Nafas dan Kelembapan dengan jumlah obat yang mencapai saluran 1. Anatomi saluran nafas -> adanya percabangan nafas dan penyempitan di saluran nafas -> menyebabkan perbedaan deposisi partikel dengan ukuran yang berbeda 2. Kelembapan saluran nafas -> 99,5 % -> dapat arah ciliated airways untuk selanjutnya mempengaruhi ukuran partikel (paartikel mengikuti mucociliary clearance higroskopis) -> mempengaruhi deposisi dan 10. Partikel obat yang terlarut -> dapat distribusi obat diabsorbsi menuju sirkulasi sistemik F. Pulmonary Delivery Devices (Alat penghantar paru-paru) G. Formulasi Obat Inhalasi 1. Formulasi obat inhalasi 🡪 harus dapat E. Lung Clearance Mechanisms masuk hingga paru dan kontak dengan site 1. Obat yang terdeposit pada paru akan of action, dan tetap pada paru hingga mengalami 3 kemungkinan, yaitu : mencapai efek farmakologi yang diinginkan dikeluarkan dari paru, diabsorbsi dalam 2. Obat dengan tujuan sistemik 🡪 harus sirkulasi sistemik atau terdegradasi melalui terdeposit pada perifer paru (alveolus) metabolisme obat. untuk mencapai bioavailabilitas maksimum 2. Partikel pada conducting airways -> 3. Pengembangan formulasi penghantaran mucociliary clearance pulmonar 🡪 formulasi obat yang dapat 3. Ciliated epithelium -> dari trakea sampai bertahan di paru pada waktu yang bronkuiolus terminal, diselimuti oleh dua diinginkan dan dapat menghindari layer lapisan mucus mekanisme clearance paru 4. Partikel yang tidak larut -> terjebak pada lapisan mukosa dan dibuang ke arah GIT H. Sistem Pembawa Laktosa (Lactose Carrier oleh pergerakan mukosa. Systems) 5. Partikel yang larut -> akan terabsorbsi di 1. Partikel obat dengan ukuran yang area conducting airways sebelum mencapai diinginkan -> memiliki muatan permukaan paru -> partikel kohesif -> poor flow -> dicampur 6. Laju pergerakan mucus -> bervariasi, dengan sistem pembawa kasar (30-100µm), dipengaruhi oleh area dan jumlah sel misalnya laktosa epitel. Makin cepat di saluran nafas bagian 2. Partikel bahan obat akan teradsorpsi pada atas (trakea) permukaan laktosa -> saat 7. Obat yang terdeposisi pada alveolus -> diadministrasikan, partikel obat dapat akan mengalami fagositosis oleh makrofag tersegregrasi dari laktosa dan terdeposit -> atau terabsopsi pada sirkulasi pulmonar obat yang tidak dapat tersegregrasi -> 8. Makrofag alveolar -> 5-7 makrofag/alveolus terdeposit di saluran nafas bagian atas 9. Partikel yang terfagositosis -> dikeluarkan 3. Laktosa dengan ukuran partikel kasar+halus melalui sistem limfatik atau dikeluarkan ke -> dapat memperbaiki efektivitas. 4. Obat yang berinteraksi dengan laktosa halus -> deposit hingga alveoli I. Liposom 1. Liposom -> pembawa sistem sustained release 4. dalam penghantaran obat secara pulmonar 2. Ukuran partikel ≤0,1 µm akan mengalami opsonisasi lebih cepat dibandingkan dengan partikel >0,1 µm 3. Ukuran partikel yang disarankan -> 50-200 nm,lebih besar dari 200 nm tereliminasi pada conducting airways 4. Liposom dengan muatan negative -> akan dieleminasi lebih cepat dari paru daripada liposom bermuatan netral 5. Liposom kationik -> melakukan fusi dengan membrane sel -> penghantaran obat J. Partikel Pori Besar (Large Porous Particle) 1. PulmospheresTM -> large porous hollow particles, terbuat dari fosfatidilkolin (human lung surfactant) 2. Memiliki densitas 0,4 g/cm3 dan geometric diameter > 5µm -> struktur yang porous dan berongga menyebabkan partikel memiliki aerodynamic diameter yang lebih kecil daripada geometric diameternya --> densitas rendah menyebabkan partikel lebih mudah untuk teraerosol -> lebih jauh mencapai alveoli. 3. Ukuran geometri partikel yang besar -> menghindari fagositosis makrofag pada alveolus Rute Ocular & Parenteral ANATOMI MATA - Tantangan di ocular: apakah obat bisa kontak lama dg membrane absorbsi 4. Mudah dan nyaman digunakan oleh pasien, tdk butuh keahian khusus Kekurangan 1. Waktu kontak sediaan dengan permukaan mata sangat singkat. Kalau nasal, clearance bisa 15-20 menit 2. Ketidakstabilan pada obat yang terlarut -> Mata terdiri dari dua bagian -> anterior dan mayoritas sediaan yg paling gampang posterior adalah bentuk larutan dimana bahan aktif Bagian anterior (yg terlihat dari luar) -> tear sulit larut di pembawa air film, kornea, pupil, lensa, dan badan siliar 3. Penggunaan pengawet yang kurang - Di kornea ada bagian aqueous shg menguntungkan untuk mata terlihat bening (harus bisa ditembus BARRIER OCULAR DELIVERY (BOD) cahaya), walau ada lipid/epitel Barrier dibagi mjd 3 Bagian posterior -> konjunctiva, sklera, koroid, retina, vitreous humor dan lensa optic OCULAR DRUG DELIVERY Kelebihan 1. Memiliki dosis obat yang akurat dan seragam -> krn beda dg oral (bds BB), dosis lebih seragam (tidak tgt umur). sama dengan transdermal 2. Dapat menghasilkan efek sustained (pd BOD – PRECORNEAL BARRIERS suspense & emulsi) dan controlled release. a. Kapasitas Cul-de-sac Sustained release bisa juga di sediaan Kapasitas maksimum -> 30 µL -> emulsi dan suspensi kapasitas berkurang (70-80 %) ketika 3. Bioavailabilitas ocular dapat dicapai dengan terjadi pergerakan kelopak mata bagian peningkatan waktu kontak dengan kornea bawah dan kondisi inflamasi/iritasi. Kecilnya kapasitas cul-de-sac Trans-corneal permeation -> rate limiting menurunkan konsentrasi obat di mata, step transfer obat dari lachrymal fluid ke sehingga menurunkan efek terapi aqueous humor b. Loss of Drug from Lacrimal Fluid Lacrimal fluid (cairan mata) -> menjaga BOD – BLOOD OCULAR BARRIERS mata utk tetap terhidrasi Berfungsi untuk mencegah masuknya - Cairan mata terus diproduksi bahan asing pada sirkulasi darah. Sirkulasi - Ketika obat dimasukkan, dianggap bukanlah sirkulasi sistemik Merupakan sbg zat asing oleh mata -> reduce saringan utama. Terdiri dari blood-aqueous kons. bahan aktif barrier (BAB) dan blood-retinal barrier (BRB) Barier utama ocular -> drainase pada BAB -> bagian anterior, hanya bisa ditembus area precorneal. oleh obat lipofilik dg BM kecil (mudah - Titik kritis permease obat masuk & keluar). Akan tetapi obat tersebut Loss of drug from -> lacrimation, solution akan dieliminasi lebih cepat daripada obat drainage, non-productive absorption in hidrofilik dan BM besar (susah masuk & conjunctiva keluar) - Contoh: laju klirens pilokarpin lebih BOD – CORNEAL BARRIERS besar daripada inulin) Fungsi -> mencegah cedera mata yang - Hal ini terjadi karena disebabkan bahan kimia dan mekanik, BRB -> bagian posterior, terdiri dari retinal memusatkan cahaya pada retina. Kornea endothelial cells dan retinal pigments terbagi menjadi epithelium, stroma, dan epithelial cells. Fungsi: mencegah bahan endothelium asing, air dan komponen plasma masuk ke Epitel -> barrier untuk obat hidrofilik (krn dalam retina. sifatnya hidrofil) dan BM tinggi - Bisa ditembus dan bersifat lipofilik RUTE OCULAR DELIVERY Stroma -> barrier untuk obat lipofilik, bisa ditembus dan bersifat hidrofilik Endotelium -> menghasilkan transparansi kornea dan dapat menjadi akses secara selektif terhadap obat hidrofilik dan makromolekul ke aqueous humor 95 % produk obat ocular -> topical SEDIAAN OCULAR DELIVERY application Organ eksklusif, barrier ocular susah ditembus -> langsung injeksi Rute ocular kurang potensial utk sistemik Merupakan metode non-invasive, tapi BA rendah ( membutuhkan dosis dan 1. Tetes Mata frekuensi yang tinggi -> side effect dan 95% dari produk ocular yg ada di pasaran iritasi meningkat Kelebihan -> penggunaan mudah, - Obat yg diteteskan mudah terbuang stabilitas fisik baik drpd sistem dispersi - Pul de sac nya kecil Kekurangan -> low retention time ( contoh: nanosistem mucoadhesive siklosporin 2. Suspensi Mata Mrp dispersi hidrofobik pada solvent air Meningkatkan waktu kontak obat karena adanya retensi obat di konjunctiva cul-de-sac -> susah dikeluarkan mekanisme clearance Parameter -> ukuran partikel, 10 µm -> iritasi ocular Ultra fine rebapimide suspensi -> peningkatan transparansi (tidak mempengaruhi pandangan), ukuran Bersifat anhidrat -> cocok untuk obat partikel kecil dan peningkatan stabilitas lipofilik dan moisture sensitive drugs 3. Emulsi Mata Waktu retensi dan BA lebih tinggi Obat hidrofob dilarutkan di minyak baru Avaclyr -> salep asiklovir untuk herpetic air, pasti berbentuk O/W keratitis -> enhanced corneal Kelebihan -> dapat menghantarkan obat penetration. hidrofobik, less irritant, meningkatkan Waktu permease lebih baik dibanding waktu kontak dan BA gel Ocular delivery deksametason 6. Eye Powder asetat+polimiksin B -> nanoemulsi Untuk obat yg sensitive terhadap air, (100-300 nm). Kelebihan: digunakan dalam bentuk injeksi - Peningkatan stabilitas (lebih stabil intracameral dari suspensi kasar) - Utk obat yg tidak larut air - Pengecilan ukuran partikel - Diinjeksikan setelah rekonstitusi (transparansi baik) dan peningkatan Contoh: injeksi cefuroxime, moxifloxacin, waktu retensi (penambahan muatan dan voriconazole, direkonstitusikan +) terlebih dahulu dg saline (NaCl) 4. Eye Gels 7. Ocular Inserts Digunakan di kelopak mata bawah Teknologi implant yg ditanam di kornea, bagian dalam penggunaan harus disisipkan Bersifat anhidrat Sediaan padat dari polimer Sistem hidrofilik biodegradable, pelepasan zero order Kelebihan -> peningkatan waktu retensi (tidak dipengaruhi derajat konsentrasi -> dan BA karena viskositas tinggi (waktu berapapun sisa bahan aktif akan sama kontak obat dg mata tinggi) per satuan waktu) Frekuensi penggunaan lebih sedikit Kelebihan -> high residence time, disbanding larutan sustained drug delivery (pelepasan Polimer yang digunakan -> asam lambta), constant release (perilisan tetap poliakrilat, asam akrilat, HPMC, CMC tgt polimernya), reduced side effect 5. Eye Ointment 8. Therapeutic Contact Lens Sistemnya hidrofobik Bentuk spt lensa kontak biasa, namun Mengandung petrolatum putih & diberi bahan aktif mineral oil Dapat meningkatkan BA >50% -> sustained residence time dan close contact with cornea. Waktu tinggal -> 10x tetes mata konvensional Dapat menurunkan dosisinterval penggunaan Kekurangan -> mata mjd kering () shg menimbulkan iritasi 9. In Situ Gel Ketika belum di aplikasikan berbentuk polymeric solutions of low viscosity Akan berubah mjd pseudoplastis gel PARENTERAL DRUG DELIVERY ketika kontak dg cairan mata Rute yang meningkatkan permeabilitas, Alasan dikembangkan: Karena gel stabilitas, dan kelarutan memiliki waktu retensi yang lama Berasal dari kata para dan enteron -> berarti menghindari intestine -> sediaan yg diadministrasikan melalui lapisan primer tubuh, misalnya: blood vessel, jaringan, organ Langsung menembus barrier tubuh Rute paling dominan -> IV, IM, SC Kelebihan -> BA obat baik krn semua barrier penetrasi dilawan (rute invasive), efek cepat, mencegah fluktuasi kadar obat Liposom: didesign spt rongga tubuh - Obat oral sangat fluktuatif krn banyak manusia (2 rongga), obat yg dimasukkan penghalang dan faktor yg terlibat mampu menembus lebih baik drpd obat yg Kekurangan -> harus digunakan oleh tenaga bebas. Banyak dlm bentuk injeksi. medis yang berpengalaman, membutuhkan Sistem nano didesign untuk menurunkan kondisi penggunaan tertentu (misal toksisitas, meningkatkan BA, permeabilitas sterilitas dll) kepatuhan pasien dan stabilitas Bentuk sediaan parenteral yg paling banyak dan sederhana -> pengaturan pH dan tonisitas, penambahan pengawet harus diatur Bentuk berupa injeksi, infus (large), ampul/vial (small) Utk sediaan large, tonisitas dan pH harus mutlak sama dg cairan biologis, darah tidak sempat menetralisir Harus isotonis 2. Suspense INJECTABLE PREPARATIONS FOR PARENTERAL Obat dengan kelarutan rendah, 1. Injection disuspensikan pada pelarut air/minyak, Sediaan likuid berupa larutan (1 fasa) tidak boleh menimbulkan iritasi 2. For Injection jaringan saat injeksi, stabilitas obat Sediaan serbut yg ketika ditambah lebih baik pembawa akan mjd larutan (injeksi) Profil pelepasan obat suspense -> 3. Injectable Emultions sustained release, digunakan pada Sediaan emulsi steril subkutan dan intramuscular, tidak 4. Injectable Suspension untuk IV krn tidak boleh masuk sirkulasi Sediaan suspense steril & harus stay di jaringan (jika 5. For Injection Suspension menyumbat di darah bisa timbul Sediaan serbuk yg akan mjd suspensi ketika emboli) ditambahkan pembawa SEDIAAN PARENTERAL 1. Solution dan hidrofilik. Bisa membantu obat utk menembus membran dan menuju ke target dan efeknya lebih tinggi 2. Polymeric/mixed micelles -> vesikel 1 layer, dari polimer amfifilik, dan dapat menjebak obat hidrofob (meningkatkan kelarutan) 3. Emulsi 3. Nanopartikel -> nanosuspensi, SLN dan Biasa digunakan pada TPN (total NLC, nanokristal parenteral nutrition -> orang2 yg tidak sadar), obat dapat memberikan profil sustained release SEDIAAN PARENTERAL KONVENSIONAL Kelarutan obat, stabilitas obat, penghantaran obat (sustained/controlled release after IM dan SC) -> pengembangan sediaan parenteral COLOIDAL DISPERSION 1. Liposom ->Berupa vesikel bilayer, dapat meningkatkan permeasi obat (obat lipofilik Gambar di atas adalah contoh formulasi dari perkembangan sediaan parenteral. Mengapa obat memiliki side effect? Karena semua reseptor di tubuh itu mirip. Obat yang masuk ke sistemik akan masuk ke semua organ maka terdapat potensi obat yang masuk ke reseptor yang tidak tepat sehingga menimbulkan efek samping. Hal ini salah satu penyebab adanya perkembangan sediaan parenteral seperti nanoemulsi, lipofilik dll yang mampu menghantarkan obat ke reseptor spesifik saja.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser