Praktikum Cairan Tubuh Blok Trauma PDF
Document Details
Uploaded by AccomplishedQuatrain
FK UNS
dr. Mas Aditya Senaputra, Sp.PK
Tags
Summary
This document contains information about cerebrospinal fluid (CSF) analysis, including indications, normal values, and abnormal findings, as well as the differences between transudate and exudate. This document focuses on the analysis and interpretation of body fluids and medical diagnostics.
Full Transcript
PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK BLOK TRAUMA DAN KEGAWATDARURATAN MEDIK PEMERIKSAAN LCS DAN TRANSUDAT EKSUDAT dr. Mas Aditya Senaputra, Sp.PK Bagian Patologi Klinik FK UNS Learning Objective Mengetahui tentang indikasi pemeriksaan cairan tubuh (LCS dan Transudat Eksudat) Mengetahui tentang LCS nor...
PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK BLOK TRAUMA DAN KEGAWATDARURATAN MEDIK PEMERIKSAAN LCS DAN TRANSUDAT EKSUDAT dr. Mas Aditya Senaputra, Sp.PK Bagian Patologi Klinik FK UNS Learning Objective Mengetahui tentang indikasi pemeriksaan cairan tubuh (LCS dan Transudat Eksudat) Mengetahui tentang LCS normal dan kelainannya Mengetahui tentang perbedaan transudat dan eksudat Mengetahui cara pemeriksaan cairan tubuh (LCS dan Transudat Eksudat) Mengetahui tentang interpretasi hasil pemeriksaan cairan tubuh (LCS dan Transudat Eksudat) PEMERIKSAAN CAIRAN OTAK / LCS LCS v LCS adalah cairan yang diproduksi oleh plexus choroideus dari 4 ventrikel otak (2 ventrikel lateral, ventrikel ketiga, dan ventrikel keempat). v Fungsi LCS : v Suplai nutrisi jaringan saraf v Membuang hasil metabolism v Barier mekanik CNS dari trauma v Aliran LCS pada rongga subarachnoid diantara arachnoid dan piameter v Volume : dewasa 90 – 150 ml dan neonatus 10 – 60 ml v Granula arachnoid à reabsorbsi LCS Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008; Brunzel, 2013 4 LCS v Plexus choroideus à jaringan kapiler yang membentuk LCS dari plasma dengan mekanisme filtrasi selektif oleh tekanan hidrostatik dan sekresi transport aktif à komposisi kimiawi tidak sama dengan plasma. v Endotel plexus choroideus terbentuk sangat erat à blood brain barrier àproteksi otak dari zat berbahaya namun juga mencegah zat berguna seperti antibodi dan obat. v Gangguan blood brain barrier à meningitis dan multiple sclerosis àleukosit, protein masuk ke LCS Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 5 Aliran LCS Brunzel, 2013 6 Sampling LCS Sampling pemeriksaan LCS Lumbal Pungsi Menimbulkan ketidaknyamanan pasien dan risiko komplikasi 7 Indikasi Lumbal Pungsi Diagnostik Radiologik Terapeutik Meningitis Memasukkan bahan Pemberian terapi Ensefalitis kontras untuk sitostatika/antibiotik Abses otak ensefalografi, Anestesi mielografi, dan SAH ventrikulografi GBS Multiple sclerosis Nugraha et al., 2019 8 Kontraindikasi Lumbal Pungsi Engelborghs et al., 2017 9 Komplikasi Lumbal Pungsi v Nyeri kepala v Infeksi v Hematoma v Herniasi Nugraha et al., 2019 10 Lokasi v Graff à dewasa : spatium intervertebral ketiga. Anak & bayi : spatium intervertebral keempat v Strasinger à spatium intervertebral ketiga atau keempat v Fundamental àdewasa : spatium intervertebral lumbal ketiga dan keempat (atau di bawahnya). Anak & bayi : spatium intervertebral keempat dan kelima Mundt dan Shanahan, 2011 Brunzel, 2013 Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 11 Tekanan LCS v Tekanan LCS biasa diukur dengan manometer yang dihubungkan dengan jarum pungsi v Opening pressure à diukur saat LCS pertama keluar sebelum ditampung ( N: 50 – 80 mmHg) v Clossing pressure à diukur sebelum jarum pungsi dicabut ( N: 10 – 30 mmHg lebih rendah dari opening pressure) v Tekanan LCS meningkat : meningitis, perdarahan intracranial, sumbatan di bawah lokasi pungsi v Tekanan LCS menurun : syok, dehidrasi, sumbatan di atas lokasi pungsi Brunzel, 2013 12 Volume yang dibutuhkan v Pada tekanan LCS normal à bisa hingga 20 mL v Jika tekanan LCS naik atau turun à minimal 1 – 2 mL v Dibagi dan ditampung dalam 3 – 4 tabung steril serta diberi nomor urut sesuai pengambilan. Brunzel, 2013 13 Tabung LCS v Tabung 1 : Pemeriksaan Kimia dan Imunoserologi v Tabung 2 : Pemeriksaan mikrobiologi v Tabung 3 : Pemeriksaan hematologi v Tabung 4 : Pemeriksaan tambahan à mikrobiologi dan imunoserologi Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 14 Transpor ke laboratorium Harus segera Hasil Penundaan diperiksa inakurat Brunzel, 2013 15 Video Pemeriksaan LCS 16 Pemeriksaan LCS Pemeriksaan Makroskopis Pemeriksaan Kimia Pemeriksaan LCS Pemeriksaan Mikroskopis Pemeriksaan Mikrobiologi 17 Pemeriksaan makroskopis Makroskopis LCS Warna Kekeruhan Viskositas 18 Warna v LCS normal à tidak bewarna v Xanthochromic à LCS : kuning, orange, merah muda v Merah à darah, hemolisis Mundt dan Shanahan, 2011 19 19 Perbedaan traumatic tap vs. Hemoragik Brunzel, 2013 20 Kekeruhan v LCS Normal à Jernih v Kekeruhan àPaling bergantung pada peningkatan jumlah sel v WBC > 200 sel/mL v RBC > 400 sel/mL v Penyebab lain v Peningkatan protein > 150 mg/dl (1,5 g/l) v Mikroorganisme v Kontras radiografi v Lemak dari aspirasi epidural Brunzel, 2013; Nugraha et al., 2019 21 Viskositas v Normal à viskositas hampir seperti air v Meningkat à metastasis adenoma v Pembentukan bekuan (klot) à traumatic tap, peningkatan fibrinogen e.c. rusak blood brain barrier, peningkatan protein e.c. Froin’s syndrome, meningitis tuburkulosa atau supurativa, obstruksi sub arachnoid. Brunzel, 2013; Nugraha et al., 2019 22 Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 23 Pemeriksaan Kimia Hasil pemerikaan yang abnormal e.c. Perubahan permeabilitas blood brain barrier Peningkatan produksi atau metabolisme dari sel saraf akibat kondisi patologi Pemeriksaan yang sering Protein Glukosa Laktat Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 24 Protein v Normal : 15 – 45 mg/dL, lebih tinggi pada neonatus dan lansia Peningkatan Penurunan Peningkatan Kebocoran e.c. permeabilitas BBB trauma Penurunan resorbsi Peningkatan TIK Obstruksi mekanis Peningkatan Peningkatan sintesis resorbsi imunoglobulin Hipertiroidisme intratekal Nugraha et al., 2019 25 Protein : Pemeriksaan Pandy Protein + fenol 1 ml Reagen jenuh à Prinsip Pandy + 1 kekeruhan à tetes sampel endapan Interpretasi : Negatif : Tidak ada kekeruhan +1 : Opalescent, kekeruhan seperti kabut (protein 50 - 100 mg/dl) +2 : Keruh (protein 100 - 300 mg/dl) +3 : Sangat keruh (protein 300 - 500 mg/dl) +4 : Keruh seperti susu + endapan (protein >500 mg/dl) Nugraha et al., 2019 26 Protein : Pemeriksaan Nonne 2 ml Globulin + Prinsip (NH4)2SO4 + (NH4)2SO4 à 1 ml sampel cincin putih Interpretasi : Negatif : Tidak terbentuk cincin putih +1 : Cincin putih sangat tipis, menghilang setelah dikocok +2 : Cincin putih agak jelas, cairan opalescent setelah dikocok +3 : Cincin putih tampak jelas, cairan keruh setelah dikocok +4 : Cincin putih sangat jelas, cairan keruh sekali setelah dikocok Nugraha et al., 2019 27 Glukosa v Kadar normal : 50 – 80 mg/dl (60% dari kadar plasma) v Rasio glukosa LCS : plasma à bervariasi 0,3 – 0,9 v Kadar glukosa LCS menurun ( 35 mg/dl v Meningitis virus à < 25 mg/dl v Meningitis TB/jamur à > 25 mg/dl v Destruksi jaringan CNSà hipoksia à peningkatan laktat àtidak spesifik utk meningitis saja à cedera otak juga tinggi v RBC (sampel xantokrom/hemolysis) à tinggi laktat à false high Brunzel, 2013 29 Pemeriksaan mikroskopis Pemeriksaan Mikroskopis Hitung Hitung jenis jumlah sel 30 Hitung jumlah sel v Hitung jumlah sel pada pemeriksaan LCS à WBC v Hitung RBC à hanya saat traumatic tap dan koreksi leukosit/protein dibutuhkan v Ditentukan dalam 30 menit setelah pengambilan v Normal : 0-5 sel/µl LCS v Metode pemeriksaan : v Manual : bilik hitung à Improved Neubauer, Fuchs- Rosenthal v Otomatis : hematology analyzer Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 31 Hitung jenis sel v Hitung jenis sel à tidak bisa ditentukan dari bilik hitung à apusan dengan Wright atau Giemsa v Sampel LCS sàsentrifugasi 1500 – 2000 rpm selama 10 menit àsedimen dibuat apusan dan diwarnai à hitung jenis dalam 100 leukosit v Hitung jenis à rutin membedakan MN dan PMN Brunzel, 2013 32 Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 33 CONTOH SEL Pada LCS Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 34 LCS Untuk Diagnosis MENINGITIS Strasinger dan Di-Lorenzo, 2008 35 Pemeriksaan mikrobiologi Sampel LCS disentrifugasi Sedimen diambil Dibuat biakan Dibuat sediaan mikroskopik untuk pengecatan Gram & Ziehl-Nieelsen Nugraha et al., 2019 36 CONTOH ANALISIS LCS RSDM 37 PEMERIKSAAN TRANSUDAT EKSUDAT Cairan Tubuh Cairan Serosa Lubrikan antar membran 39 Cairan Serosa Komposisi seperti serum. Merupakan ultrafiltrat plasma. Diatur oleh kekuatan tekanan (tekanan osmotik jaringan dan kapiler, serta tekanan hidrostatik jaringan dan kapiler) dan resorbsi ke dalam sistem limfatik. Akumulasi cairan serosa à efusi. Pada rongga peritoneum à ascites 40 Jenis Efusi Transudat : efusi yg dihasilkan dari peningkatan tekanan hidrostatik atau penurunan tekanan osmotik/ onkotik plasma (penyakit sistemik yang mengganggu keseimbangan regulasi filtrasi dan reabsorpsi cairan). Eksudat : efusi yang terbentuk karena proses yang melibatkan membran cavity secara langsung (inflamasi/ infeksi/ keganasan). 41 42 Indikasi Pemeriksaan Membantu Membedakan Underlying diagnosis & TRANSUDAT dan process mempengaruhi EKSUDAT terapi 43 Sampling Pemeriksaan Transudat Eksudat Efusi Pericardiocentesis Pericardium Efusi Pleura Thoracocentesis Efusi Peritoneal Paracentesis 44 Video Pemeriksaan Transudat Eksudat 45 Pemeriksaan Transudat Eksudat Pemeriksaan Makroskopis Pemeriksaan Pemeriksaan TE Kimia Pemeriksaan Mikroskopis 46 Pemeriksaan makroskopis Makroskopis TE Warna Kekeruhan Bau Bekuan 47 Warna & Kekeruhan Cairan Pericardium Cairan Pleura Cairan Peritoneum Normal à Jernih Kekeruhan paling sering menunjukkan adanya sejumlah besar leukosit, sel lain, chylous, lipid, atau kombinasi dari zat-zat tersebut. 48 Bau & Bekuan Infeksi kuman anerob atau dengan E.coll à bau busuk. Adanya bau mengarah pada suatu eksudat. Normal cairan serosa tidak ada bekuan Adanya bekuan à mengandung darah & fibrinogen à traumatic puncture, efusi hemoragik, perdarahan aktif 49 Pemeriksaan Kimia Pemeriksaan yang sering dilakukan : Rivalta Protein Lactat dehydrogenase (LDH) Glukosa Pemeriksaan yang lebih jarang dilakukan : Alkaline phosphatase Ammonia Amilase Bilirubin klorida Lipid pH 50 Pemeriksaan Rivalta Seromucin + Prinsip asam asetat Kekeruhan glasial Interpretasi : Negatif : Tidak ada kekeruhan Positif lemah : Kekeruhan ringan berupa kabut halus Positif : Kekeruhan nyata berupa kabut tebal atau presipitat warna putih RIVALTA POSITIF à KE ARAH EKSUDAT 51 Kriteria Light (Protein & LDH) 52 Glukosa Glukosa cairan serosa < 60 mg/dL à eksudat Perbedaan glukosa antara serum dan cairan > 30 mg/dLà eksudat Kadar glukosa yang rendah à bermakna secara klinis à artritis rheumatoid, infeksi bakteri, tuberkulosis, dan neoplasma ganas Kadar glukosa normal à tidak menyingkirkan kelainan 53 Chylous & Pseudochlous Makroskopis chylous & pseudochylous à Cairan seperti susu yang bertahan setelah sentrifugasi Chylous pada pleura à obstruksi atau kerusakan pada sistem limfatik akibat tumor (limfoma) atau kerusakan karena trauma pada thoraks atau iatrogenic karena operasi à kilomikron dan trigliserid tinggi Chylous pada peritoneum à obstruksi drainase cairan limfatik à sirosis hepatis dan trombosis vena portal. Pseudochylous à pemecahan komponen seluler disertai kandungan kolesterol tinggià efusi kronis pada artritis reumatoid, tuberkulosis 54 Perbedaan Chylous & Pseudochylous 55 SAAG Penilaian antara transudate dan eksudat cairan asites lebih sulit daripada efusi pleura dan perikardial. Serum-Ascites Albumin Gradient (SAAG) direkomendasikan untuk mendeteksi transudat yang berasal dari hati Kadar albumin cairan dan serum diukur secara bersamaan. SAAG = kadar albumin serum – kadar albumin cairan Perbedaan (gradien) ≥1,1 menunjukkan efusi transudat yang berasal dari hati, sedangkan gradien yang lebih rendah menujukkan efusi eksudatif. 56 Pemeriksaan mikroskopis : Hitung jumlah & hitung jenis RBC biasanya tidak terlihat dalam cairan tubuh Ketika ditemukan à perdarahan atau prosedur pengumpulan spesimen yang traumatis. WBC biasanya ada dalam jumlah rendah dengan sel mononuklear mendominasi. Peningkatan WBC berkorelasi dengan berbagai patologi yang tercermin dari distribusinya. WBC àneutrofil, eosinofil, basofil, limfosit, plasmasit, monosit, histiosit, dan makrofag. Sel mesothelial melapisi rongga serosa dapat ditemukan karena peluruhan sel yang normal. Morfologi yang reaktif sulit dibedakan dengan plasmasit, histiosit, atau sel tumor. Sel mesothelial berukuran besar dengan sitoplasma biru tua, sedangkan histiosit memiliki sitoplasma lebih terang. Efusi dengan neoplasma à dapat ditemukan sel maligna ( bergerombol) 57 264 CHAPTER 10 Pleural, Pericardial, and Peritoneal Fluid Analysis TABLE 10.2 Differentiation of Transudates and Exudates Parameter Transudates Exudates Causes Increased hydrostatic pressure Increased capillary permeability Decreased oncotic pressure Decreased lymphatic absorption Physical Examination Clarity Clear Cloudy Color Pale yellow Variable (yellow, greenish, pink, red) Clots spontaneously No Variable; often yes Microscopic Examination WBC count 500 cells/μL (peritoneal) Differential count Mononuclear cells predominate Early, neutrophils predominate; late, mononuclear cells Chemical Examination Bilirubin ratio (fluid-to-serum) !0.6 >0.6 Glucose Equal to serum level Less than or equal to serum level TP concentration 50% of serum TP ratio (fluid-to-serum) !0.5 >0.5 LD activity 60% of serum LD ratio (fluid-to-serum) !0.6 >0.6 Cholesterol ratio (fluid-to-serum) !0.3 >0.3 LD, Lactate dehydrogenase; TP, total protein; WBC, white blood cell. In contrast, serous fluid for chemical testing is placed into a 58 and bilirubin concentrations; however, because of the overlap CONTOH ANALISIS TE RSDM 59 TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT