Tabel Kelas Kuat Kayu PDF
Document Details
Uploaded by Deleted User
Tags
Summary
This document provides tables classifying wood types based on their strength and durability in Indonesia. It details different classes of wood, their characteristics, and uses.
Full Transcript
PENGANTAR Tulisan ini dibuat utamanya adalah untuk dibaca masyarakat umum, agar informasi yang ada di dalamnya dapat diketahui dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Sumber Data dan Informasi yang tertuang dalam tulisan ini adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor. 2. PENGERTIAN TENTA...
PENGANTAR Tulisan ini dibuat utamanya adalah untuk dibaca masyarakat umum, agar informasi yang ada di dalamnya dapat diketahui dan dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Sumber Data dan Informasi yang tertuang dalam tulisan ini adalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Bogor. 2. PENGERTIAN TENTANG STRUKTUR KAYU Struktur kayu merupakan suatu struktur yang elemen susunannya adalah kayu. Dalam perkembangannya, struktur kayu banyak digunakan sebagai alternatif dalam perencanaan pekerjaan-pekerjaan sipil, diantranya adalah : rangka kuda-kuda, rangka dan gelanggang jembatan, struktur perancah, kolom, dan balok lantai bangunan. Pada dasarnya kayu merupakan bahan alam yang banyak memiliki kelemahan struktural, sehingga penggunaan kayu sebagai bahan struktur perlu memperhatikan sifat-sifat tesebut. Oleh sebab itu, maka struktur kayu kurang popular dibandingkan dengan beton dan baja. Akibatnya saat ini terdapat kecenderungan beralihnya peran kayu dari bahan struktur menjadi bahan pemerindah ( dekoratif ). Namun demikian pada kondisi tertentu ( misalnya : pada daerah d aerah tertentu, dimana secara ekonomis kayu lebih menguntungkan dari pada penggunaan bahan yang lain ) peranan kayu sebagai bahan struktur masih digunakan. Pengawetan adalah daya tahan kayu terhadap serangan hama yaitu serangga dan jamur. Kekuatan adalah daya tahan kayu terhadap kekuatan mekanis dari luar, antara lain : daya dukung, daya tarik, daya tahan dan sebagainya. Kelas Awet adalah tingkat kekuatan alami sesuatu jenis kayu terhadap serangan hama dinyatakan dalam kelas awet I, II, III. Makin besar angka kelasnya makin rendah keawetannya. Kelas Kuat adalah tingkat ketahanan alami suatu jenis kayu terhadap kekuatan mekanis (beban) dinyatakan dalam Kelas Kuat I, II, III, IV dan V. Makin besar angka kelasnya makin rendah kekuatannya. 3. KEGUNAAN Artinya angka kegunaan pada lajur 7 adalah sebagai berikut : 1. Bangunan 11. Perkapalan 2. Kayu lapis 12. Patung, ukiran & kerajinan tangan 3. Mebel 13. Finir mewah 4. Lantai 14. Korek api 5. Papan dinding 15. Pulp 6. Bantalan 16. Alat gambar 7. Rangka pintu dan jendela 17. Potlot 8. Bahan pembungkus 18. Arang 9. Alat olah raga dan musik 19. Obat-obatan 10. Tiang listrik dan telepon 20. Moulding 4. PENYEBARAN Arti angka penyebaran dalam lajur 6 adalah sebagai berikut : 1. Sumatera 2. Jawa 3. Kalimantan 4. Sulawesi 5. Maluku 6. Nusa Tenggara 7. Irian Jaya Tabel Kelas Kuat Kayu Berdasarkan Berat Jenisnya BERAT JENIS KUAT KUAT KELAS KERING LENTUR DESAK KUAT UDARA ( Kg/Cm²) (Kg/Cm²) I ≥0,90 ≥1100 ≥650 II 0,90 – 0,60 1100 – 725 650 – 425 III 0,60 – 0,40 725 – 500 425 – 300 IV 0,40 – 0,30 500 – 360 300 – 215 V ≤0,30 ≤360 ≤215 Tabel Kelas Awet Kayu Berdasarkan Umurnya KELAS AWET I II III IV V Selalu berhubungan dengan tanah Sangat Sangat lembab. 8 tahun 5 tahun 3 tahun pendek pendek Kayu tidak terlindung terhadap angin dan iklim, tetapi dilindungi 20 15 10 Beberapa Sangat terhadap air. tahun tahun tahun tahun pendek Kyu ditempatkan di tempat Tidak Tidak Sangat Beberapa terlindung. terbatas terbatas lama tahun Pendek Kayu ditempatkan di tempat terlindung tapi di rawat, di cat, Tidak Tidak Tidak 10 dsb. terbatas terbatas terbatas 20 tahun tahun Kayu termakan / terserng Agak Sangat Sangat rayap Tidak Jarang cepat cepat cepat Kayu termakan oleh bubuk kayu, rayap dan serangga Hampir Tidak Sangat lain. Tidak Tidak tidak seberapa cepat Sifat dan Kegunaan 120 Kelompok Jenis Kayu Perdagangan Indonesia B.J. Kelas Kelas No. Jenis Kayu Rata2 Awet Kuat Penyebar 1 2 3 4 5 6 1 Agathis 0,49 IV III 1,2,3,4,5 2 Anpupu 0,89 III,I II,I 5,6 3 Bakau 0,94 III I,II 1,2,3,4,5, 4 Balau 0,98 I I,II 1,3,4 5 Balsa ≤0,30 V V 2 6 Bayur 0,52 IV II,III 1,2,3,4,5 7 Bangkirai 0,91 1,II,III I,II 3 8 Bedaru 1,84 I I 1,3 9 Belangeran 0,86 II,I,III I,II 1,3 10 Benuang 0,33 V IV,V 1,3,4,5 Benuang 11 Laki 0,39 IV,V IV,V 2,3,4,5,6 12 Berumbung 0,85 II II,I 1,3 13 Bintangur 0,78 III II,III 1,2,3,4,5 14 Bongin 1,82 III I 1,3 15 Bugis K. 0,88 III,IV II,III 3,4,5,7 16 Bungur 0,88 II,III I,II 1,2,3,4,5 17 Cemara – II,III I,II 1,2,4,5,6 18 Cempaga 0,71 II,III II 1,2,3,4,5 19 Cempaka – II III,IV 1,2,3,4,5 20 Cendana 0,84 II II,I 2,6 21 Cengal 0,70 II,III II,III 1,2 22 Dahu 0,58 IV III,IV 1,2,3,4,5 23 Durian 0,64 IV,V II,III 1,2,3,4, 24 Ebony 1,05 I I 4,5 II,III, 25 Gadok 0,75 III,II I 1,2,4,5,6 26 Gelam – III II 1,2,3,4,5, 27 Gerunggang 0,47 IV III,IV 1,3,4,5 28 Gia 0,91 I,IV I,II 3,4,5,7 29 Giam 0,99 I I 1,3 30 Gisok 0,83 II,III II,I 1,3 31 Gofasa 0,74 II,III II,III 4,5,7 32 Jabon 0,42 V III,IV 1,2,3,4,5 33 Jangkang 0,63 IV,V III,II 1,3,4,5, 34 Jati 0,70 I,II II 2,4,6 35 Jelutung 0,40 V III,V 1,3 36 Jeungjing 0,33 IV,V IV,V 1,5 37 Jobar 0,84 I,II II,I 1,2 Kapuk 38 Hutan 0,30 V IV,V 1,2,4,5,6 39 Kapur 0,81 II,III II,I 1,3 40 Kedunba 0,84 IV III 1,3 41 Kemenyan 0,57 IV,V III,II 1,2 42 Kemeri 0,31 V IV,V 1,2,4,5 43 Kempas 0,95 III,IV I,II 1,3 44 Kenanga 0,33 V IV,V 1,2.4,5, 45 Kenari 0,55 IV III 1,2,3,4,5 46 Keruing 0,79 III I,II 1,2,3 47 Keranji 0,98 I I,II 1,2,3 48 Kesambi 0,01 III I 2,4,5,6 49 Ketapang – III,IV II,III 1,2,3,4,5, 50 Kolaka 0,96 III I 1,2,3,4,5, 51 Kuku 0,87 II I 1,3,4,5, 52 Kulim 0,94 I,II I 1,3 53 Kupang – II,IV II,III 1,2,3,4, 54 Lara 1,15 I I 4,5 55 Lasi 0,01 II II 4,5 56 Leda 0,57 IV,V,II II,IV 4,5 57 Mahang – IV,V II,IV 1,2,3 58 Mahoni 0,64 III II,III 2 59 Malas K. 1,04 II,III I 1,3 II,I,II 60 Matoa 0,77 III,IV I 1,2,4,5,6 61 Medang – III,IV II,V 1,2,3,4,5, 62 Melur 0,52 IV II,IV 1,2,3,4,5, 63 Membacang – II,V II,III 1,2,3,4,5, 64 Mendarahan – V II,IV 1,2,3 65 Menjalin – V I,III 1,2,3 66 Mensira G. 0,61 V II,III 1,2,4,5,6 67 Mentibu 0,53 IV,V III 1,3 68 Merambung 0,38 V IV,V 1,2,3,4,5, 69 Meranti M. 0,55 III,IV II,IV 1,3,4,5 70 Meranti P. 0,54 III,IV II,IV 1,3,4,5 71 Merawan 0,70 II,III II,III 1,3 72 Merbau 0,88 I,II I,II 1,2,3,4,5, 73 Merpayang 0,65 V II,III 1,3 74 Mersawa 0,46 IV II,III 1,3 75 Nyatoh 0,67 II,III II,I,II 1,2,3,4,5 76 Nyirih – II,III II 1,2,3,4,5, 77 Pasang – II,IV I,III 1,2,3,4,5, 78 Patin K. 0,92 I I,II 1 79 Pelawan – I,II I 1,3 Perepat 80 Darat 0,76 III II 1,3 Perepat 81 Laut 0,78 II,III II,I 1,2,3,4,5, 82 Perupuk 0,56 IV,V II,III 1,3,4 83 Petaling 0,91 I,II I,II 1,3 84 Petanang 0,75 III II 1 85 Pilang 0,79 III II 2,6 86 Pimping – III,IV I,II 1,2,3,4,5, 87 Pinang K. 0,66 III,IV II,III 1,3 88 Pulai 0,46 III,V IV,V 1,2,3,4,5, 89 Punak 0,76 III,IV II 1,3 90 Puspa – III II 1,2,3 91 Putat – II,III I,II 1,2,3,4,5, 92 Ramin 0,63 IV II,III 1,3 93 Rasamala 0,81 II,III II 1,2 94 Rengas 0,69 II II 1,2,3 95 Resak 0,70 III II 1,3,5,7 96 Salimuli 0,64 I,II II,III 2,5,6 97 Sampang – V III,IV 1,2,3 98 Saninten 0,76 III II 1,2 99 Sawokecik 1,03 I I 1,2,4,5, Sendok- 100 sendok 0,45 V III,II 1,3,5,7 101 Simpur – III,V I,III 1,2,3,4 102 Sindur – II,V II,III 1,3,4,5 103 Sonokeling 0,90 I II 2 Sonokemba 104 ng 0,65 II,I,II II,I,II 1,2,4,5, 105 Sungkai 0,63 III II,III 1,2,3 106 Surian – III,V III,IV 1,2,3,4,5, Surianbawa 107 ng 0,60 II,IV II,III 1,3,5,7 108 Tanjung 1,08 I,II I 1,2,4,5, 109 Tembesu 0,81 I II 1,2,3 110 Tempimis 1,01 I I 1,4 111 Tepis – IV,V II,IV 1,3 112 Teraling 0,75 II,IV II 1,2,4 113 Terap 0,44 III,V III,V 1,2,3,4,5, 114 Terentang 0,40 IV III,IV 1,3 115 Trembesi 0,61 IV III 1,2,4,5, 116 Tualang 0,83 III,IV II,I,II 1,3,4 117 Tusam 0,55 IV III 1,2,4,6 118 Ulin 1,04 I I 1,3 119 Walikukun 0,98 II I 2,6 120 Weru 0,77 II II,I 1,2,6