Document Details

CleanPolonium2466

Uploaded by CleanPolonium2466

SMK Citra Medika Sragen

Tags

Islamic law muamalah religious studies Islamic jurisprudence

Summary

This document discusses various aspects of contracts within Islamic law. It outlines different forms of agreements, emphasizing the importance of fulfilling obligations to God, the Prophet, parents/relatives, friends, and fellow Muslims. It also highlights the significance of speech, emphasizing proper use of language and avoiding harmful criticisms.

Full Transcript

**CONTOH DAN BENTUK PERJANJIAN** **Pertama**, perjanjian antara hamba dengan Allah. Bentuknya adalah beribadah kepada Allah dengan sempurna dan tidak mengurangi kewajiban kepada Allah. **Kedua**, perjanjian antara hamba dengan Rasul-Nya. Bentuknya adalah dengan mentaati Rasul dan ittiba' (mengikut...

**CONTOH DAN BENTUK PERJANJIAN** **Pertama**, perjanjian antara hamba dengan Allah. Bentuknya adalah beribadah kepada Allah dengan sempurna dan tidak mengurangi kewajiban kepada Allah. **Kedua**, perjanjian antara hamba dengan Rasul-Nya. Bentuknya adalah dengan mentaati Rasul dan ittiba' (mengikuti) ajarannya. **Ketiga**, perjanjian antara hamba dengan kedua orang tua dan kerabat. Bentuknya adalah dengan berbakti (birrul walidain) dan menjalin hubungan baik (silaturahim), dan tidak sampai memutus hubungan. **Keempat**, perjanjian hamba dengan sahabatnya. Bentuknya adalah dengan memenuhi hak persahabatan ketika berkecukupan dan fakir, ketika senang dan susah. **Kelima**, perjanjian hamba dengan sesama. Bentuknya adalah memenuhi perjanjian muamalat seperti jual beli dan sewa menyewa, juga akad tabarru'at (akad sosial, tanpa cari keuntungan) seperti hadiah. **Keenam**, perjanjian antara sesama muslim karena kita bersaudara. Bentuknya adalah saling tolong menolong dalam kebaikan, saling mencintai, dan tidak memutuskan hubungan sesama. Ini semua termasuk dalam akad yang diperintahkan oleh Allah untuk dipenuhi. **MENJAGA LISAN**\ \  **Pentingnya menjaga lisan** - Lisan sering tergelincir dalam mengucapkan kata kotor, mencela, ghibah, bahkan perkataan syirik dan kufur. Setiap Muslim harus selalu mengoreksi diri terutama dalam menjaga lisan. - **Dasar**: QS. Qaaf \[50\] : 18 -- "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir."  **Segala ucapan dicatat malaikat** - Baik ucapan baik, buruk, maupun yang sia-sia akan dicatat. Bahkan rintihan sakit pun tercatat. - **Contoh**: Imam Ahmad berhenti merintih saat dinasihati bahwa rintihan sakit juga akan dicatat oleh malaikat. - **Dasar**: HR. Bukhari dan Muslim (mencaci maki waktu), HR. Tirmidzi (larangan mencaci angin).  **Ketergelinciran lisan: mencela makhluk yang tidak berdaya** - Mencela bencana, waktu, angin, dan hujan merupakan tindakan yang menyakiti Allah karena makhluk tersebut tunduk pada kehendak-Nya. - **Dasar**: HR. Bukhari dan Muslim -- Allah adalah pemilik dan pengatur masa.  **Berdusta** - Sering dilakukan untuk keuntungan atau untuk mendiamkan anak, namun mengajarkan anak untuk berdusta. - **Dasar**: Dusta adalah tanda kemunafikan, sebagaimana sabda Nabi dalam HR. Bukhari dan Muslim -- tanda munafik ada tiga: berdusta, menyelisihi janji, berkhianat dalam amanat.  **Berpikir sebelum berucap** - Seseorang bisa masuk neraka hanya karena ucapan yang tak dipikirkan dampaknya. Rasulullah mengajarkan untuk berkata baik atau diam. - **Dasar**: HR. Muslim, HR. Bukhari dan Muslim -- \"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik atau diam.\"  **Ucapan yang dianggap ringan namun besar di sisi Allah** - Beberapa ucapan dianggap sepele oleh manusia tetapi sangat besar dosanya di sisi Allah. - **Dasar**: QS. An Nur \[24\] : 15 -- "Kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar."  **Lisan bisa meninggikan derajat seseorang** - Ucapan yang baik dan bermanfaat bisa mengangkat derajat seseorang di sisi Allah, seperti berdoa, membaca Al-Qur\'an, berdakwah, dan mengajarkan ilmu. - **Dasar**: HR. Bukhari -- Allah mengangkat derajat seseorang karena ucapannya yang baik. MENSYUKURI NIKMAT  **Mensyukuri Nikmat yang Sedikit** - Barangsiapa tidak mensyukuri nikmat yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri nikmat yang banyak. - **Dalil**: Hadits dari An Nu\'man bin Basyir, Rasulullah ﷺ bersabda, *"Barang siapa yang tidak mensyukuri yang sedikit, maka ia tidak akan mampu mensyukuri sesuatu yang banyak."* (HR. Ahmad, Silsilah Ash Shohihah no. 667)  **Lalai terhadap Nikmat** - Menurut Ibnul Qayyim, nikmat terbagi menjadi tiga: (1) Nikmat yang nampak, (2) Nikmat yang diharapkan, (3) Nikmat yang tidak dirasakan. Banyak dari nikmat ini sering kita lupakan. - **Contoh**: Nikmat seperti kesehatan dan waktu luang seringkali dilalaikan oleh manusia. - **Dalil**: *"Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang."* (HR. Bukhari no. 6412)  **Rizki Tidak Hanya Uang** - Segala yang dimiliki manusia, baik yang disadari atau tidak, adalah rizki dari Allah. Oleh karena itu, semua rizki harus disyukuri, bukan hanya yang berupa uang atau materi. - **Dalil**: QS. Ibrahim \[14\] : 34 -- *"Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu sangat lalim dan banyak mengingkari nikmat Allah."*  **Kunci Kelanggengan Nikmat adalah Syukur** - Mensyukuri nikmat adalah kunci untuk memperpanjang dan menambah nikmat tersebut. Sebaliknya, mengingkari nikmat hanya akan menjauhkan seseorang dari nikmat. - **Dalil**: QS. Ibrahim \[14\] : 7 -- *"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu."*  **Rizki Tidak Hanya Materi, Surga Adalah Rizki Terbesar** - Rizki yang paling besar dari Allah adalah surga, bukan hanya materi dunia. Surga adalah rizki yang dijanjikan untuk orang-orang yang beriman dan beramal saleh. - **Dalil**: QS. Saba' \[34\] : 4 -- *"Supaya Allah memberi balasan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Mereka itu adalah orang-orang yang baginya ampunan dan rizki yang mulia."* MENUTUP AIB ORANG LAIN وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ -- رضي الله عنه -- قَالَ: قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ -- صلى الله عليه وسلم -- -- مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ اَلدُّنْيَا, نَفَّسَ اَللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اَلْقِيَامَةِ , وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ, يَسَّرَ اَللَّهُ عَلَيْهِ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا, سَتَرَهُ اَللَّهُ فِي اَلدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ, وَاَللَّهُ فِي عَوْنِ اَلْعَبْدِ مَا كَانَ اَلْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ -- أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ. Dari Abu Hurairah *radhiyallahu 'anhu*, Rasulullah *shallallahu 'alaihi wa sallam* bersabda, "*Barangsiapa melepaskan kesusahan seorang muslim dari kesusahan dunia, Allah akan melepaskan kesusahannya pada hari kiamat. Barangsiapa memudahkan orang yang susah, Allah akan mudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya selama ia menolong saudaranya*." (HR. Muslim) \[HR. Muslim, no. 2699\] **Faedah Hadits** 1. Hadits ini berisi ilmu, kaedah, dan adab, sebagaimana dinyatakan oleh Imam Nawawi. Lalu Ibnu 'Allan menambahkan, "Hadits ini juga berisi fadilah, faedah, dan hukum." 2. Menyelesaikan masalah orang yang susah bisa jadi dengan harta seperti [menyelesaikan masalah utang](https://rumaysho.com/tag/utang-piutang). 3. Hadits ini juga jadi anjuran untuk memberikan kemudahan bagi orang yang susah. Misalnya, memberi tenggang waktu bagi yang berutang, atau menghapuskan seluruh utangnya, atau menghapus sebagian utangnya, atau memberinya untuk menghilangkan kesulitan. Memberikan kemudahan di sini merupakan bagian dari menyelesaikan masalah orang yang susah. 4. Jika ada aib yang tidak dikenal di hadapan manusia lainnya, maka hendaklah yang berbuat [maksiat ini dinasihati](https://rumaysho.com/12050-syarat-menasihati-orang-lain-harus-bersih-dari-dosa-maksum.html). Adapun untuk aib yang dilihat langsung, maka segera untuk diingkari sesuai kemampuan. 5. Orang yang sudah dikenal kefasikan atau maksiatnya, maka boleh dibongkar aibnya dan tidak ditutupi. 6. Hendaklah membantu saudara muslim dalam urusan dunia dan akhirat, baik dengan bantuan harta atau bisa pula karena kita punya kedudukan. 7. Al-jaza' min jinsil 'amal, artinya balasan itu sesuai dengan jenis perbuatan.

Use Quizgecko on...
Browser
Browser