Materi 222 PDF

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

Summary

This document contains information about corticosteroids, specifically systemic corticosteroids (KS). It details indications and methods of use. The document also includes information about different types of medical examinations, including histopathological examinations and skin biopsies.

Full Transcript

408 KORTIKOSTEROID SISTEMIK ======================= Adhi Djuanda, Evita Halim Effendi PENDAHULUAN ----------- Kortikosteroid sistemik (KS) banyak digunakan INDIKASI -------- 1. 2. 3. 4. 5. 6. ### CARA PENGGUNAAN +-----------------------------------------------------------------------+...

408 KORTIKOSTEROID SISTEMIK ======================= Adhi Djuanda, Evita Halim Effendi PENDAHULUAN ----------- Kortikosteroid sistemik (KS) banyak digunakan INDIKASI -------- 1. 2. 3. 4. 5. 6. ### CARA PENGGUNAAN +-----------------------------------------------------------------------+ | 408 | | | | KORTIKOSTEROID SISTEMIK | | | | Adhi Djuanda, Evita Halim Effendi | +-----------------------------------------------------------------------+ #### PENDAHULUAN Kortikosteroid sistemik (KS) banyak digunakan INDIKASI -------- 1. 2. 3. 4. 5. 6. ### CARA PENGGUNAAN 4. Pemeriksaan lainnya ialah perneriksaan serologik dengan bahan dari serum darah. Tes serologi untuk sifilis yang cepat adalah tes flokulasi, yaitu venereal disease research labolatory (VDRL) atau rapid plasma regain (RPR), dan treponema pallidum hemaglutination assay (TPHA). Yang lebih akurat tentu saja dengan pemeriksaan treponema yang lebih spesifik, misalnya microhemagglutination-treponema pallidum (MHA-TP), atau fluorescent treponemal antibody-absorption (FTA-AbS). 5. Infeksi parasit dan jamur ### PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIK #### Biopsi kulit Lesi kulit yang representatif diberi tanda, Iakukan a dan antiseptik pada lesi dan sekitarnya. Tutup dengan duk steril yang sesuai. Biopsi dengan pisau skalpel dapat dilakukan dengan bentuk elips. Bila terdapat berbagai macam lesi, dapat dipilih beberapa lesi yang berbeda. Bila melakukan biopsi plong, kulit diregangkan dulu tegak Iurus terhadap garis kulit, agar hasilnya menjadi elips dan memudahkan regangan kulit pada waktu menutup Iuka. Kedalaman lesi sampai mencapai subkutis, tampak jaringan lemak kekuningan pada bagian bawah lesi. 4. Pemeriksaan lainnya ialah perneriksaan serologik dengan bahan dari serum darah. Tes serologi untuk sifilis yang cepat adalah tes flokulasi, yaitu venereal disease research labolatory (VDRL) atau rapid plasma regain (RPR), dan treponema pallidum hemaglutination assay (TPHA). Yang lebih akurat tentu saja dengan pemeriksaan treponema yang lebih spesifik, misalnya microhemagglutination-treponema pallidum (MHA-TP), atau fluorescent treponemal antibody-absorption (FTA-AbS). 5. Infeksi parasit dan jamur ### PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGIK #### Biopsi kulit Lesi kulit yang representatif diberi tanda, Iakukan a dan antiseptik pada lesi dan sekitarnya. Tutup dengan duk steril yang sesuai. Biopsi dengan pisau skalpel dapat dilakukan dengan bentuk elips. Bila terdapat berbagai macam lesi, dapat dipilih beberapa lesi yang berbeda. Bila melakukan biopsi plong, kulit diregangkan dulu tegak Iurus terhadap garis kulit, agar hasilnya menjadi elips dan memudahkan regangan kulit pada waktu menutup Iuka. Kedalaman lesi sampai mencapai subkutis, tampak jaringan lemak kekuningan pada bagian bawah lesi. +-----------------------------------+-----------------------------------+ | sien urtikaria atau pasien yang | 61 | | alerqi ternadap berbagai alergen | | | makanan. tungau debu rumah. debu | mommjka oakAian dalarn (celana | | rumah dan alerqen hirup | dalam) clan borbarinq dalarn | | ![](media/image9.jpg)ada di | litotomi pada kursi qinek0109ia | | lingkungan hidup. Oji kulit | Pemorikga momakai sarunq tanqarv | | menogunakan perangkat alergen, | Daorah vulva diborgihkan dongan | | dan jarum untuk gulit, sorta alat | kapas yang sudah basah donqan | | guna mengukur diameter | larutan | +-----------------------------------+-----------------------------------+ ![](media/image11.jpg)![](media/image13.jpg)![](media/image15.jpg)dengan diameter kontrol. Pembacaan KMn04 Spekulurn atau cocor b0b0k %teril (imblJlnya urtika dilakukan 30 menit setelah dipilih ukuran yang sequai dengan pasien, +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | 2. | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | \'2. Oji aceto-white | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | pemeriksaan pada | | | | infeksi treponema | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | Infeksi treponema | | | | dapat mengenai kulit | | | | dan | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | misalnya ulkus | | | | tropikum (disebabkan | | | | Borelia![](media/imag | | | | e18.jpg) | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | vincenti dan Basil | | | | fusiformis) dan | | | | framboesia | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | akibatkan lesi kulit | | | | berupa papul, vesiko- | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | bulosa, ulkus, atau | | | | keratoderma. Berbagai | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | ulkus genital perlu | | | | dibedakan secara | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | laboratoris. Untuk | | | | pemeriksaan ulkus | | | | genital | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ tertutup +-----------------------------------+-----------------------------------+ | sien urtikaria atau pasien yang | 61 | | alerqi ternadap berbagai alergen | | | makanan. tungau debu rumah. debu | mommjka oakAian dalarn (celana | | rumah dan alerqen hirup ada di | dalam) clan borbarinq dalarn | | lingkungan hidup. Oji kulit | litotomi pada kursi qinek0109ia | | menogunakan perangkat alergen, | Pemorikga momakai sarunq tanqarv | | dan jarum untuk gulit, sorta alat | Daorah vulva diborgihkan dongan | | guna mengukur diameter | kapas yang sudah basah donqan | | | larutan | +-----------------------------------+-----------------------------------+ ![](media/image10.jpg)![](media/image12.jpg)![](media/image14.jpg)dengan diameter kontrol. Pembacaan KMn04 Spekulurn atau cocor b0b0k %teril (imblJlnya urtika dilakukan 30 menit setelah dipilih ukuran yang sequai dengan pasien, +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | 2. | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | \'2. Oji aceto-white | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | pemeriksaan pada | | | | infeksi treponema | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | Infeksi treponema | | | | dapat mengenai kulit | | | | dan![](media/image17. | | | | jpg) | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | misalnya ulkus | | | | tropikum (disebabkan | | | | Borelia | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | vincenti dan Basil | | | | fusiformis) dan | | | | framboesia | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | akibatkan lesi kulit | | | | berupa papul, vesiko- | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | bulosa, ulkus, atau | | | | keratoderma. Berbagai | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | ulkus genital perlu | | | | dibedakan secara | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | laboratoris. Untuk | | | | pemeriksaan ulkus | | | | genital | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ tertutup 5. Fenomcna Auspitz 6. Tzanck smear (Tzanck tes) Tzanck tes adalah satu teknik standar diagnostik guna melakukan diagnosis cepat pada kelainan kulit vesiko-bulosa pada saat ada keraguan kemungkinan infeksi oleh virus atau bukan. Misalnya lesi vesiko-bulosa yang disebabkan varisela-zoster atau herpes simpleks (walaupun tak dapat membedakan antara HSV-I atau HSV-2) dengan vesiko bulosa pada pemfigus vulgaris. Caranya adalah mengerok dasar vesikel baru dengan pisau scalpel dan hasil kerokan tersebut dioleskan tiPis ke permukaan kaca objek (slides). Slides dipulas dengan cairan Giemsa atau Wright, di bawah mikroskop 7. Fluoresensi: pemeriksaan dengan lampo sinar Wood 8. Uji tempel #### 9. Uji tusuk ---------------------------------------------- akan tampak sol akantolisis (sel keratino%it ---------------------------------------------- 5. Fenomcna Auspitz 6. Tzanck smear (Tzanck tes) Tzanck tes adalah satu teknik standar diagnostik guna melakukan diagnosis cepat pada kelainan kulit vesiko-bulosa pada saat ada keraguan kemungkinan infeksi oleh virus atau bukan. Misalnya lesi vesiko-bulosa yang disebabkan varisela-zoster atau herpes simpleks (walaupun tak dapat membedakan antara HSV-I atau HSV-2) dengan vesiko bulosa pada pemfigus vulgaris. Caranya adalah mengerok dasar vesikel baru dengan pisau scalpel dan hasil kerokan tersebut dioleskan tiPis ke permukaan kaca objek (slides). Slides dipulas dengan cairan Giemsa atau Wright, di bawah mikroskop 7. Fluoresensi: pemeriksaan dengan lampo sinar Wood 8. Uji tempel #### 9. Uji tusuk #### JJIDIAGNOSIS DENGAN ALAT tampak lebih jelas, perbedaan relief kulit dan 59 - Rasa raba: dengan sejumput kapas yang ujungnya dibuat lancip, diusapkan pada lesi kusta guna memeriksa rangsangan raba. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk, kemudian pasien diminta membandingkan rangsang rasa raba tersebut pada lesi dan kulit sehat pasien (sebagai kontrol). Bila rasa rangsang raba tersebut pada lesi berkurang daripada kulit sehat maka disebut hipestesi, bila sama sekali tidak berasa disebut anestesi. - Rasa nyeri: diperiksa dengan ujung se- - Perbedaan suhu: dengan menggunakan 2 buah tabung reaksi masing-masing berisi air hangat (40^0^C) dan air dingin (200C) ditempelkan secara bergantian pada lesi dan kulit sehat; pasien diminta menyebutkan mana yang dirasakan panas dan mana yang dingin. Adakah perbedaan rasa panas dan dingin pada lesi dibandingkan dengan kulit senat. Bila tidak dapat membedakan kedua rangsangan rasa tersebut berarti terdapat gangguan sensoris. #### JJIDIAGNOSIS DENGAN ALAT tampak lebih jelas, perbedaan relief kulit dan 59 - Rasa raba: dengan sejumput kapas yang ujungnya dibuat lancip, diusapkan pada lesi kusta guna memeriksa rangsangan raba. Pemeriksaan dilakukan dalam posisi duduk, kemudian pasien diminta membandingkan rangsang rasa raba tersebut pada lesi dan kulit sehat pasien (sebagai kontrol). Bila rasa rangsang raba tersebut pada lesi berkurang daripada kulit sehat maka disebut hipestesi, bila sama sekali tidak berasa disebut anestesi. - Rasa nyeri: diperiksa dengan ujung se- - Perbedaan suhu: dengan menggunakan 2 buah tabung reaksi masing-masing berisi air hangat (40^0^C) dan air dingin (200C) ditempelkan secara bergantian pada lesi dan kulit sehat; pasien diminta menyebutkan mana yang dirasakan panas dan mana yang dingin. Adakah perbedaan rasa panas dan dingin pada lesi dibandingkan dengan kulit senat. Bila tidak dapat membedakan kedua rangsangan rasa tersebut berarti terdapat gangguan sensoris. ---------------------------------------------- lesi pigmentasi di kulit dengan mast0Sit0Sis ---------------------------------------------- 2. Fenomena Köbner (fenomena isomorfik) Bila pada kulit sehat pasien dilakukan goresan atau digaruk berulang-ulang maka setelah kurang lebih 3 minggu (atau lebih), di tempat goresan/garukan tersebut akan muncul lesi serupa dengan lesi asal, hal ini disebut fenomena Köbner positif. Contohnya terjadi pada kulit pasien psoriasis dan liken planus. 3. Pitting nails 4. Dermografisme 5. White dermographism 6. Darrier sign (tanda Darrier) Tanda Darier merupakan salah satu ciri yang dapat digunakan untuk membedakan 7. Fenomena button hole #### 8. Uji fungsi saraf motorik - saraf ulnaris: pemeriksa memegang digiti Il, Ill, IVjari tangan pada posisi supinasio, pasien diminta merapatkan jari kelingkingnya. Jika pasien dapat merapatkan jari kelingking, Ianjutkan memeriksa kekuatan otot letakkan selembar kartu di antara jari kelingking dan jari manis, minta pasien menahannya, dan tariklah kartu tersebut perlahan-lahan. - sarafmedianus: pada posisitangansupinasio, oleh pemeriksa tangan ditahan dan ditekuk ke belakang, minta paisen mengangkat dan meluruskan ibujarinya ke atas. Bila dapat dilakukan tekan dan dorong dengan telunjuk ibujari tersebut dan perhatikan apakah pasien dapat menahannya. - saraf radialis: Pada posisi pronasio, peganglah pergelangan tangan pasien, kemudian mintalah pasien mengepal dan menekukkan pergelangannya ke atas. Bila pasien dapat melakukannya, doronglah dengan telapak tangan pemeriksa bagian punggung tangan pasien guna menilai kekuatan otot, perhatikan apakah pasien dapat menahannya. - saraf peroneus komunis: pasien dalam posisi duduk, angkat kakinya dan pegang ---------------------------------------------- lesi pigmentasi di kulit dengan mast0Sit0Sis ---------------------------------------------- 2. Fenomena Köbner (fenomena isomorfik) Bila pada kulit sehat pasien dilakukan goresan atau digaruk berulang-ulang maka setelah kurang lebih 3 minggu (atau lebih), di tempat goresan/garukan tersebut akan muncul lesi serupa dengan lesi asal, hal ini disebut fenomena Köbner positif. Contohnya terjadi pada kulit pasien psoriasis dan liken planus. 3. Pitting nails 4. Dermografisme 5. White dermographism 6. Darrier sign (tanda Darrier) Tanda Darier merupakan salah satu ciri yang dapat digunakan untuk membedakan 7. Fenomena button hole #### 8. Uji fungsi saraf motorik - saraf ulnaris: pemeriksa memegang digiti Il, Ill, IVjari tangan pada posisi supinasio, pasien diminta merapatkan jari kelingkingnya. Jika pasien dapat merapatkan jari kelingking, Ianjutkan memeriksa kekuatan otot letakkan selembar kartu di antara jari kelingking dan jari manis, minta pasien menahannya, dan tariklah kartu tersebut perlahan-lahan. - sarafmedianus: pada posisitangansupinasio, oleh pemeriksa tangan ditahan dan ditekuk ke belakang, minta paisen mengangkat dan meluruskan ibujarinya ke atas. Bila dapat dilakukan tekan dan dorong dengan telunjuk ibujari tersebut dan perhatikan apakah pasien dapat menahannya. - saraf radialis: Pada posisi pronasio, peganglah pergelangan tangan pasien, kemudian mintalah pasien mengepal dan menekukkan pergelangannya ke atas. Bila pasien dapat melakukannya, doronglah dengan telapak tangan pemeriksa bagian punggung tangan pasien guna menilai kekuatan otot, perhatikan apakah pasien dapat menahannya. - saraf peroneus komunis: pasien dalam posisi duduk, angkat kakinya dan pegang +-----------------------------------------------------------------------+ | 57 | | | | ![](media/image40.jpg) ![](media/image42.jpg)DIAGNOSIS Dl BIDANG | | DERMATO-VENEREOLOGI | | | | Oleh | | | | Siti Aisah Boediardja | +-----------------------------------------------------------------------+ #### PENDAHULUAN #### UJI KLINIS Tanda Nikolsky: +-----------------------------------------------------------------------+ | 57 | | | | ![](media/image41.jpg) DIAGNOSIS Dl BIDANG DERMATO-VENEREOLOGI | | | | Oleh | | | | Siti Aisah Boediardja | +-----------------------------------------------------------------------+ ##### PENDAHULUAN #### UJI KLINIS Tanda Nikolsky: ---- 77 ---- PEMERIKSAAN BAKTERIAL --------------------- ### HISTOPATOLOGI #### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN ### PROGNOSIS ### DAFTAR PUSTAKA ![](media/image49.jpg) Elston DM, Berger TG, James WD. Bacte 2. Braun FO, Plewig G, Wolff HH, Winkelmann 3. Swartz MN, Weinberg AN. Infections due to g positive bacteria. In: Fitzpatrick TB, Eisen Wolff K. Freedberg IM. Austen KF. Dermatolo General Medicine. 8^Lh^ ed. New York: McGra Book Company; 2012. p. 2121-263. ---- 77 ---- PEMERIKSAAN BAKTERIAL --------------------- ### HISTOPATOLOGI #### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN ### PROGNOSIS ### DAFTAR PUSTAKA Elston DM, Berger TG, James WD. Bacte 2. Braun FO, Plewig G, Wolff HH, Winkelmann 3. Swartz MN, Weinberg AN. Infections due to g positive bacteria. In: Fitzpatrick TB, Eisen Wolff K. Freedberg IM. Austen KF. Dermatolo General Medicine. 8^Lh^ ed. New York: McGra Book Company; 2012. p. 2121-263. #### DEFINISI GEJAL A KLINIS -------------- ### DIAGNOSIS BANDUNG ### PENGOBATAN ### PENDAHULUAN EPIDEMIOLOGI ------------ PATOGENESIS ----------- ### GEJALA KLINIS tinggi disertai infeksi di saluran napas bagian atas. Kelainan kulit yang pertama timbul ialah eritema yang timbul mendadak pada wajah, leher, akSila, dan lipat paha, kemudian menye76 #### DEFINISI GEJAL A KLINIS -------------- ### DIAGNOSIS BANDUNG ### PENGOBATAN ### PENDAHULUAN EPIDEMIOLOGI ------------ PATOGENESIS ----------- ### GEJALA KLINIS tinggi disertai infeksi di saluran napas bagian atas. Kelainan kulit yang pertama timbul ialah eritema yang timbul mendadak pada wajah, leher, akSila, dan lipat paha, kemudian menye- ERISIPELAS ---------- ### DEFINISI Erisipelas ialah penyakit infeksi akut, biasanya ### GEJALA KLINIS ### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN 75 #### FLEGMON #### ULKUS PIOGENIK #### ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT DEFINISI #### GEJALA KLINIS ##### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN ERISIPELAS ---------- ### DEFINISI Erisipelas ialah penyakit infeksi akut, biasanya ### GEJALA KLINIS ### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN 75 #### FLEGMON #### ULKUS PIOGENIK #### ABSES MULTIPEL KELENJAR KERINGAT DEFINISI #### GEJALA KLINIS ##### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN ### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN #### FURUNKEL/KARBUNKEL DEFINISI #### GEJALA KLINIS ### PENGOBATAN #### DEFINISI #### GEJALA KLINIS ##### DIAGNOSIS BANDING ###### PENGOBATAN ##### DEFINISI ###### ETIOLOGI ##### GEJALA KLINIS ###### PENGOBATAN ### DIAGNOSIS BANDING ### PENGOBATAN #### FURUNKEL/KARBUNKEL DEFINISI #### GEJALA KLINIS ### PENGOBATAN #### DEFINISI #### GEJALA KLINIS ##### DIAGNOSIS BANDING ###### PENGOBATAN ##### DEFINISI ###### ETIOLOGI ##### GEJALA KLINIS ###### PENGOBATAN +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | 3\. Impetigo | | | | neonatorum | | | | | | | | 1. Folikulitis | | | | superfisialis: | | | | terdapat | | | | epidermis. | | | | | | | | | | | | | | | | 2. Folikulitis | | | | profunda: sampai | | | | ke Gambaran | | | | klinisnya seperti | | | | | | | | hanya teraba | | | | infiltrat di | | | | subkutan. | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ | | | 3\. Impetigo | | | | neonatorum | | | | | | | | 1. Folikulitis | | | | superfisialis: | | | | terdapat | | | | epidermis. | | | | | | | | | | | | | | | | 2. Folikulitis | | | | profunda: sampai | | | | ke Gambaran | | | | klinisnya seperti | | | | | | | | hanya teraba | | | | infiltrat di | | | | subkutan. | +-----------------------+-----------------------+-----------------------+ 2. Linkomisin dan klindamisin 3. Eritromisin 4. Sefalosporin ###### PEMERIKSAAN PEMBANTU ###### BENTUK PIODERMA ###### IMPETIGO DEFINISI ##### KLASIFIKASI ###### 1. Impetigo krustosa SINONIM ###### ETIOLOGI 2. Linkomisin dan klindamisin 3. Eritromisin 4. Sefalosporin ###### PEMERIKSAAN PEMBANTU ###### BENTUK PIODERMA ###### IMPETIGO DEFINISI ##### KLASIFIKASI ###### 1. Impetigo krustosa SINONIM ###### ETIOLOGI +-----------------------------------------------------------------------+ | 71 | | | | pENDAHULUAN KLASIFIKASIsehingga memudahkan terjadinya infeksi. | +-----------------------------------------------------------------------+ poderma merupakan penyakit yang sering DEFINISI ETIOLOGI #### FAKTOR PREDISPOSISI Misalnya: kekurangan gizi, anemia, penyakit 2\. Pioderma sekunder ### PENGOBATAN IJMUM b. Ampisilin c. Amoksisilin +-----------------------------------------------------------------------+ | 71 | | | | pENDAHULUAN KLASIFIKASIsehingga memudahkan terjadinya infeksi. | +-----------------------------------------------------------------------+ poderma merupakan penyakit yang sering #### DEFINISI {#definisi-9} #### ETIOLOGI {#etiologi-5} #### FAKTOR PREDISPOSISI Misalnya: kekurangan gizi, anemia, penyakit 2\. Pioderma sekunder ### PENGOBATAN IJMUM b. Ampisilin c. Amoksisilin

Use Quizgecko on...
Browser
Browser