Makalah Ragam Menyimak Kelompok 4 PDF

Summary

Ini adalah makalah tentang berbagai jenis menyimak, yang membahas pengertian, tahapan, dan ragam menyimak dalam konteks pendidikan bahasa dan sastra. Makalah ini disusun oleh kelompok 4 dari Universitas Negeri Medan pada tahun 2024.

Full Transcript

MAKALAH RAGAM RAGAM MENYIMAK DOSEN PENGAMPU: Ika Febriana, M.Pd. DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 Anggita J.G pasaribu Dita Hasibuan Kristina Pasaribu...

MAKALAH RAGAM RAGAM MENYIMAK DOSEN PENGAMPU: Ika Febriana, M.Pd. DISUSUN OLEH: KELOMPOK 4 Anggita J.G pasaribu Dita Hasibuan Kristina Pasaribu Natalicha Sidabutar PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI (FBS) UNIVERSITAS NEGERI MEDAN 2024 KATA PENGANTAR Segala puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “RAGAM RAGAM MENYIMAK” dengan baik. Adapun makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas rutin untuk matakuliah Pendidikan Bahasa Reseptif dan menjadi bentuk pengetahuan dan pemahaman saya mengenai ragam ragam bahasa. Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari terdapat banyak kesalahan di dalam susunan makalah oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan oleh penulis untuk perbaikan di masa mendatang. Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada ihak yang telah memberikan dukungan, baik dalam bentuk informasi yang bermanfaat dalam penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang bermanfaat dan menjadi referensi yang berguna bagi pembaca dalam memahami konsep,teori kepemimpinan dan fungsi fungsi manajemen. Atas perhatian dan kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR..................................................................... ii DAFTAR ISI................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah............................................................. 1 1.3 Tujuan Penulisan............................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian menyimak........................................................ 2 2.2 Tahap tahap menyimak...................................................... 3 2.3 Ragam ragam menyimak................................................... 4 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN................................................................. 7 3.2 SARAN............................................................................. 7 DAFTAR PUSTAKA...................................................................... 8 iii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah betapa pentingnya peran menyimak dalam kehidupan sehari hari dan itu tidak perlu diragukan lagi dalam kehidupan sehari har.Manusia dihadapkan dari berbagai kesibukan perihal menyimak apalagi di era globalisasi seperti saat ini sejalan pula dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakyat pada era saat ini ditunut unutk mampu menyimak dari berbagai informasi dengan cepat dan tepat baik itu dari media sosial,media cetak,ataupun bertatap muka secara langsung.Begitu banyak kegiatan yang menuntut kita untuk dapat menerapkan keterampilan dalam menyimak,semisal Kegiatan rapat seminar,ceramah diskusi,debat dan sebagainya. 1.2 Rumusan Masalah 1.apa itu menyimak? 2.apa saja tahapan dalam menyimak 3.apa ragam ragam menyimak? 1.3 Tujuan Penulisan Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok dari mata kuliah “Pendidikan Bahasa ressseptif ” dan dapat mengembangkan kemampuan penulis dalam menyelesaikan makalah dan dapat memberikan informasi kepada pembaca mengenai materi “Ragam ragam Menyimak.” 1 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian menyimak Menyimak sangat dekat maknanya dengan mendengar dan mendengarkan. Namun, kalau kita pelajari lebih jauh, ketiga kata itu terdapat perbedaan pengertian. Mendengar didefinisikan sebagai suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna dan pesan bunyi itu. Sedangkan menyimak adalah proses mendengar dengan pemahaman dan perhatian terhadap makna dan pesan bunyi itu. Jadi, di dalam proses menyimak sudah termasuk mendengar, sebaliknya mendengar belum tentu menyimak. Di dalam bahasa Inggris terdapat istilah “listening comprehension” untuk menyimak dan “to hear” untuk mendengar. Menurut Poerwadarminta (1984: 941) “Menyimak adalah mendengar atau memerhatikan baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang”.Menyimak merupakan proses pendengaran, mengenal dan menginterprestasikan lambang-lambang lisan, sedangkan mendengar adalah suatu proses penerimaan bunyi yang datang dari luar tanpa banyak memerhatikan makna itu. Menurut H. G. Tarigan menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang- lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. (Tarigan, 2008: 31) Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat menyimak itu adalah suatu rentetan proses, mulai dari proses mengidentifikasi bunyi, menyusun penafsiran, memanfaatkan hasil penafsiran, dan proses penyimpanan, serta proses menghubung-hubungkan hasil penafsiran itu dengan keseluruhan pengetahuan dan pengalaman. 2 2.2 Tahapan dalam menyimak a) Isolasi : Pada tahap ini sang penyimak mencatat aspekaspek individual kata lisan dan memisah-memisahkan atau mengisolasikan bunyi-bunyi, ide-ide, fakta-fakta, organisasi- organisasi khusus, begitu pula stimulusstimulus lainnya. b) Identifikasi : Sekali stimulus tertentu telah dapat dikenal maka suatu makna, atau identifikasi pun diberikan kepada setiap butir yang berdikari itu. c) Integrasi: Kita mengintegrasikan atau menyatupadukan apa yang kita dengar informasi lain yang telah kita simpan dan rekam dalam otak kita. Oleh karena itulah maka pengetahuan umum sangat penting dalam tahap ini. Karena kalau proses menyimak berlangsung, kita harus terlebih dahulu harus mempunyai beberapa latar belakang atau pemahaman mengenai bidang pokok pesan tertentu. Kalau kita tidak memiliki bahan penunjang yang dapat dipergunakan untuk mengintegrasikan informasi yang baru itu, maka jelas kegiatan menyimak itu akan menemui kesulitan atau kendala. d) Inspeksi: Pada tahap ini, informasi baru yang telah kita terima dikontraskan dan dibandingkan dengan segala informasi yang telah kita miliki mengenai hal tersebut. Proses ini akan menjadi paling mudah berlangsung kalau informasi baru justru menunjang prasangka atau atau prakonsepsi kita. Akan tetapi, kalau informasi baru itu bertentangan dengan ide-ide kita sebelumnya mengenai sesuatu, maka kita harus mencari serta memilih hal-hal mana dari informasi itu yang lebih mendekati kebenaran. e) Interprestasi: Pada tahap ini, kita secara aktif mengevaluasi apa-apa yang kita dengar dan menelusuri dari mana datangnya semua itu. Kita pun mulailah menolak dan menyetujui, mengakui dan mempertimbangkan informasi tersebut berikut sumbersumbernya. 3 2.3 Ragam ragam Menyimak Menyimak ada berbagai macam jenis. Namun beberapa jenis tersebut dibedakan berdasarkan kriteria tertentu, yakni berdasarkan suber suara, berdasarkan bahan simak, dan berdasarkan pada titik pandang aktivitas menyimak. Ragam menyimak menurut Tarigan (1994: 35-49) sebagai berikut. a. Menyimak ekstensif (extensive listening) Menyimak ekstensif adalah sejenis kegiatan menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Jenis-jenis menyimak ekstensif, antara lain sebagai berikut. 1) Menyimak Sosial (social listening), atau menyimak percakapan (conversational listening) atau menyimak sopan (courteous listening) biasanya berlangsung dalam situasi–situasi sosial tempat orang-orang bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama lain untuk membuat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan (Dawson dalam Tarigan 1994: 153). Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial, seperti di pasar, terminal, stasiun, kantor pos, dan sebagainya. Kegiatan menyimak ini lebih menekankan pada faktor status sosial, unsur sopan santun. dan tingkatan dalam masyarakat. Misalnya: Seorang anak jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Dalam hal ini, nenek memiliki peran yang lebih utama, sedang anak merupakan peran sasaran 2) Menyimak Sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif (extensive listening). Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan. Misalnya, jika seorang pembelajar sedang membaca di kamar, ia juga dapat mendengarkan percakapan orng lain, suara siaran radio, suara televisi, dan sebagainya. Suara tersebut sempat terdengar oleh pembelajar tersebut, namun ia tidak terganggu oleh suara tersebut. 3) Menyimak Estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak apresiatif (appreciation listening) adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak kebetulan dan termasuk dalam menyimak ekstensif. Menyimak estetika sering disebut menyimak apresiatif. Menyimak estetika ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Misalnya, menyimak pembacaan puisi, rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya. Kegiatan menyimak itu lebih menekankan aspek emosional penyimak seperti dalam menghayati dan memahami sebuah pembacaan puisi. Dalam hal ini, emosi penyimak akan tergugah, sehingga timbul rasa senang terhadap puisi tersebut. Demikian pula pembacaan cerita pendek. Hal ini pernah dilakukan oleh seorang pengarang terkenal Gunawan Mohammad yang sering membacakan cerpencerpennya melalui radio. Banyak remaja mendengarkan pembacaan tersebut. Para remaja tampaknya dapat menikmati dan menghayati cerpen yang dibacakan tersebut. 4 4) Menyimak Pasif, adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta menguasai suatu bahasa. Menyimak pasif ialah menyimak suatu bahasan yang dilakukan tanpa upaya sadar. Misalnya, dalam kehidupan sehari-hari, seseorang mendengarkan bahasa daerah, setelah itu dalam masa dua atau tiga tahun ia sudah mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut. Kemudian, dia mahir pula menggunakan bahasa daerah tersebut. Kemahiran menggunakan bahasa daerah tersebut dilakukan sebagai hasil menyimak pasif. Namun, pada akhirnya, orang itu dapat menggunakan bahasa daerah dengan baik. Kegiatan menyimak pasif banyak dilakukan oleh masyarakat awam dalam kehidupan seharihari. Dalam pendidikan di sekolah tidak dikenal istilah menyimak pasif. Pada umumnya, menyimak pasif terjadi karena kebetulan dan ketidaksengajaan. b. Menyimak intensif (intensive listening) Menyimak intensif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk menangkap makna yang dikehendaki. Menyimak intensif merupakan kebalikan dari menyimak ekstensif. Jika menyimak ekstensif diarahkan pada kegiatan menyimak secara lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan langsung para guru, maka menyimak intensif diarahkan pada suatu kegiatan jauh lebih diawasi, dikontrol terhadap suatu hal tertentu. Jenis-jenis menyimak intensif antara lain sebagai berikut: 1. Menyimak Kritis (critical listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang berupa kegiatan untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir- butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara dengan alasan-alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat. Menyimak kritis ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguhsungguh untuk memberikan penilain secara objektif, menentukan keaslian, kebenaran. dan kelebihan, serta kekurangan-kekurangannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyimak kritis adalah (a) mengamati tepat tidak ujaran pembicara, (b) mencari jawaban atas pertanyaan mengapa menyimak, dapatkah penyimak membedakan antara fakta dan opini dalam menyimak. dapatkah penyimak mengambil simpulan dari hasil menyimak? dapatkah penyimak menafsirkan makna idium, ungkapan, dan majas dalam kegiatan menyimak” (Kamidjan, 2001:22). 2. Menyimak Konsentrasif (concebtrative listening). Kegiatan menyimak ini sejenis menyimak telaah. Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak. Kegiatan menyimak konsentratif bertujuan untuk (a) mengikuti petunjuk-petunjuk, (b) mencari hubungan antarunsur dalam menyimak. (c) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu komponen. (d) mencari butir-butir informasi penting dalam kegiatan menyimak, (e) mencari urutan penyajian dalam bahan menyimak, dan (f) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak (Kamidjan, 2001:23). 3. Menyimak Kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi imajinatif para penyimak 5 terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta perasaanperasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-apa yang disimaknya. Menyimak kreatif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar. Kreativitas penyimak dapat dilakukan dengan cara (a) menirukan lafal atau bunyi bahasa asing atau bahasa daerah, misalnya bahasa Inggris, bahasa Belanda. bahasa Jerman. dan sebagainya, (b) mengemukakan gagasan yang sama dengan pembicara. namun menggunakan struktur dan pilihan kata yang berbeda, (c) merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak, (d) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat berdasar materi yang telah disimak. 4. Menyimak Eksploratif (exploratory listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan maksud menyelidiki sesuatu yang lebih terarah dan lebih sempit. Menyimak eksploratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan, seorang penyimak eksploratif akan (a) menemukan gagasan baru. (b) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari bidang tertentu, (c) menemukan topik-topik baru yang dapat dikembang pada masa yang akan datang. (d) menemukan unsur-unsur bahasa yang bersifat baru. 5. Menyimak Interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang pembicara. Dalam kegiatan menyimak ini penyimak akan mengajukan pertanyaan sebanyak-banyaknya kepada sang pembicara. Menyimak interogratif ialah kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan menyimak interogratif bertujuan untuk (a) mendapatkan fakta-fakta dari pembicara, (b) mendapatkan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, (c) mendapatkan informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak. 6. Menyimak Selektif (selective listening) bertujuan untuk melengkapi menyimak pasif. Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi- bunyi homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang sedang dipelajarinya. Menyimak selektif memiliki ciri tertentu sebagai pembeda dengan kegiatan menyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif ialah: (a) menyimak dengan saksama untuk menentukan pilihan pada bagian tertentu yang diinginkan, (b) menyimak dengan memperhatikan topik- topik tertentu, (c) menyimak dengan memusatkan pada tema-tema tertentu. Dalam tulisan ini ragam menyimak yang diterapkan adalah menyimak kritis, (critical listening) yang bertujuan untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara sehingga dapat dijadikan teladan. 6 BAB III PENUTUP 3.1 KESIMPULAN Menyimak merupakan mendengarkan dengan penuh pemahaman, pengetahuan, penilaian,serta mampu merespon isi dari pembicaraan. Penyimak yang baik adalah orang yang mampumenyimak dengan memfokuskan seluruh perhatiannya terhadap bahan ujaran yang disampaikanoleh pembicara. Dalam penyimak mempunyai tujuan dalam menyimak, tidak hanya denganmendengarkan ujaran yang disampaikan, tetapi juga menyimpan informasi- informasi yang penting dalam pikirannya. Penyimak mampu menerapkan tahap-tahap menyimak yang benar,dan memiliki perilaku yang baik dalam menyimak. Meskipun daya simak seseorang dipengaruhioleh factor-faktor tertentu. Dan dalam menyimak kita harus memperhatikan bunyi kata dari pembicara. Mengikuti petunjuk yang terdapat pada dalam pembicara. Memperoleh pemahamandan pengertian yang mendalam dalam menyimak. Menarik kesimpulan apa yang telah kitadengarkan dalam menyimak. 3.2 SARAN Menyimak juga bisa disebut dengan suatu keterampilan komunikasi yang terabaikan.Banyak orang kelihatannya menyimak, tetapi tidak sesuai dengan definisinya. Seseorang lebihsering berpura-pura menyimak. Dan pikirannya melayang ketempat lain. Sehingga informasiatau hal- hal lain yang penting tidak ia dapatkan. Maka dari itu, kita harus menyimak dengan benar, artinya menyimak dengan memfokuskan perhatian. Kita harus mampu menyimak denganmenggunakan pemahaman, pengetahuan, penilaian, serta mampu merespon isi dari pembicaraan.Sehingga informasi-informasi tersebut adalah hal-hal penting yang patuh kita simpan dimemorikita sendiri.. 7 DAFTAR PUSTAKA Umi Hijriyah, Umi. "Menyimak strategi dan implikasinya dalam kemahiran berbahasa." (2016). Maghfiroh,A.,Choiriyah,S.,Pramono,A.,Vernia,R., “pengertian,tahap,ragam menyimak” (2017) 8

Use Quizgecko on...
Browser
Browser