Evaluasi Pembelajaran Matematika PDF

Document Details

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Pajarni, Nadila Amri, Dr. Miftahir Rizqa

Tags

mathematics education evaluation assessment learning

Summary

This document details an evaluation of mathematics learning, including an introduction to mathematics evaluation. It was written by Pajarni, Nadila Amri, Dr. Miftahir Rizqa from the UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU, 1445 H/2024 M. It covers topics such as evaluation concepts, scope, tools, and principles.

Full Transcript

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pengantar Evaluasi Pembelajaran Matematika” Dosen Pengampu: Dr. Miftahir Rizqa, M.Pd. Disusun Oleh Kelompok 1: Pajarni (12310523117) Nadila Amri (12310523666)...

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA “Pengantar Evaluasi Pembelajaran Matematika” Dosen Pengampu: Dr. Miftahir Rizqa, M.Pd. Disusun Oleh Kelompok 1: Pajarni (12310523117) Nadila Amri (12310523666) KELAS : PMT 3D JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1445 H / 2024 M KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan ini. Tulisan ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran Matematika di program studi Pendidikan Matematika Fakultas Tarbiyah & Keguruan UIN Suska Riau. Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca mengenai “Pengantar Evaluasi Pembelajaran Matematika”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk mengembangkan dan memperbaiki kualitas tulisan ini. Penulis berharap tulisan ini dapat menjadi sarana belajar dan referensi bagi para pembaca, serta dapat meningkatkan pengetahuan mengenai Evaluasi pembelajaran matematika. Pekanbaru, 12 September 2024 Penulis ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................................................ ii DAFTAR ISI......................................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................................... 1 A. Latar Belakang.......................................................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2 C. Tujuan........................................................................................................................................ 2 BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................................... 3 A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Matematika.................................................................... 3 B. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran................................................................................. 4 C. Tujuan atau Fungsi Evaluasi (Penilaian)................................................................................... 5 D. Alat-Alat Evaluasi..................................................................................................................... 7 E. Prinsip Evaluasi Pembelajaran................................................................................................. 12 BAB III PENUTUP............................................................................................................................. 14 A. Kesimpulan.............................................................................................................................. 14 B. Saran........................................................................................................................................ 14 DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 15 iii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran matematika memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual siswa. Sebagai disiplin ilmu yang menekankan pada kemampuan berpikir logis, analitis, dan sistematis, matematika menjadi salah satu mata pelajaran penting yang harus dikuasai oleh peserta didik. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap materi matematika sering kali bervariasi. Beberapa siswa mampu memahami materi dengan baik, sementara yang lain kesulitan dalam mengikuti perkembangan pembelajaran. Dalam konteks inilah evaluasi pembelajaran matematika memegang peranan penting. Evaluasi tidak hanya berfungsi untuk mengukur capaian siswa dari segi kognitif, tetapi juga mencakup aspek afektif dan psikomotor yang menyeluruh. Di era modern saat ini, pendekatan evaluasi yang efektif dan komprehensif semakin diperlukan untuk memberikan gambaran yang utuh tentang perkembangan peserta didik. Sayangnya, evaluasi pembelajaran sering kali hanya berfokus pada hasil akhir berupa nilai ujian, tanpa memperhatikan proses yang dilalui siswa dalam mencapai pemahaman. Padahal, evaluasi yang ideal seharusnya mampu memberikan umpan balik bagi siswa dan guru mengenai metode pengajaran, materi, serta strategi belajar yang tepat. Oleh karena itu, diperlukan evaluasi yang menyeluruh dan berkelanjutan agar pembelajaran matematika dapat berlangsung secara efektif dan efisien, sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. Evaluasi yang tepat juga dapat memberikan data bagi pengembangan kurikulum, peningkatan metode pengajaran, serta membantu guru dalam mengidentifikasi kesulitan belajar siswa lebih dini. Dengan demikian, penting untuk memahami bahwa evaluasi pembelajaran matematika bukan sekadar memberikan nilai, melainkan sebagai alat untuk menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik dan berkesinambungan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, penyusunan alat dan teknik evaluasi yang efektif, baik dalam bentuk tes maupun non-tes, sangat dibutuhkan. Ini penting tidak hanya untuk meningkatkan prestasi akademis siswa, tetapi juga untuk membangun sikap positif mereka terhadap matematika, serta mempersiapkan mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan. 1 B. Rumusan Masalah 1. Apa Pengertian Evaluasi Pembelajaran Matematika? 2. Apa saja Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran? 3. Apa Tujuan atau Fungsi Evaluasi Pembelajaran? 4. Apa saja Alat-Alat dalam Evaluasi? 5. Apa saja Prinsip Evaluasi Pembelajaran? C. Tujuan 1. Untuk Mengetahui Pengertian Evaluasi Pembelajaran Matematika. 2. Untuk Mengetahui Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran. 3. Untuk Tujuan atau Fungsi Evaluasi Pembelajaran. 4. Untuk Mengetahui apa saja Alat-Alat dalam Evaluasi. 5. Untuk Mengetahui apa saja Prinsip dalam Evaluasi Pembelajaran. 2 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Evaluasi Pembelajaran Matematika Evaluasi pembelajaran matematika adalah proses sistematis yang dilakukan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran matematika telah tercapai. Dalam dunia pendidikan, evaluasi berfungsi sebagai alat untuk mengukur efektivitas proses belajar-mengajar serta perkembangan peserta didik. 1 Evaluasi ini tidak hanya berfokus pada hasil akhir berupa nilai, tetapi juga melibatkan penilaian terhadap pemahaman konsep, kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan kemampuan siswa dalam menerapkan pengetahuan matematika dalam konteks kehidupan nyata. Secara umum, evaluasi dapat diartikan sebagai kegiatan yang bertujuan untuk menentukan nilai atau kualitas sesuatu, dalam hal ini proses dan hasil belajar siswa.. Istilah "evaluasi" dalam bahasa Inggris dikenal sebagai evaluation, sedangkan dalam bahasa Arab disebut "Al-Taqdir," yang berarti penilaian. Adapun makna penilaian (evaluasi) ialah kegiatan yang dikerjakan untuk mendapatkan nilai dari objek yang ada dalam dunia pendidikan, atau ukuran antara baik dan buruk dan nilai itu bukan tujuan dalam pendidikan melainkan sarana untuk mencapai tujuan.2 Menurut para ahli, evaluasi tidak hanya bertujuan untuk memberikan nilai kepada siswa, tetapi juga untuk memberikan umpan balik bagi guru dan siswa agar dapat memperbaiki proses pembelajaran. Seperti yang diungkapkan oleh Wang dan Brown, evaluation refer to the act or process to determining the value of something, artinya evaluasi merujuk pada tindakan atau proses menentukan nilai suatu hal. Evaluasi merupakan langkah atau proses dalam menentukan nilai dari berbagai aspek yang terkait dengan pembelajaran, nilai yang ditetapkan, dan mencakup segala sesuatu yang terkait dengan proses pembelajaran (Marzuki dan Yunita, 2023: 2).3 Dalam rangka kegiatan belajar mengajar, Norman E. Gronlund menyatakan evaluasi sebagai suatu proses sistematik dalam menentukan tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa (Suherman dan Sukjaya, 1990:1).4 Dalam konteks pendidikan, evaluasi sering kali digunakan untuk mengukur kemajuan, pencapaian peserta didik, serta menilai efektivitas metode pengajaran dan kurikulum. Evaluasi tidak hanya berfokus pada pemberian angka atau skor, 1 Prayekti, N. (2024). EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi 2 Netriwati, N., Lena, M. S., & Jamilah, Y. (2022). Evaluasi Dan Proses Pembelajaran Matematika. 3 Marzuki, Ismail dan Nourma Yunita. 2023. Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran SD. Malang: Literasi Nusantara Abadi Grup. 4 Zainal, N. F. (2020). Pengukuran, assessment dan evaluasi dalam pembelajaran matematika. Laplace: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 8-26. Hal 12 3 melainkan juga pada pemahaman mendalam terhadap aspek-aspek yang dievaluasi (Nurkanca dan Sumartana, 1983: 1). Evaluasi pembelajaran memiliki peran yang penting dalam mengukur keberhasilan suatu program pembelajaran dan memberikan dasar untuk perbaikan berkelanjutan. Proses ini tidak hanya membantu memastikan efektivitas pembelajaran, tetapi juga memberikan landasan untuk pengembangan kurikulum, peningkatan metode pengajaran, dan penyesuaian terhadap kebutuhan peserta didik. Evaluasi pembelajaran yang holistik dan berkelanjutan menjadi kunci dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang bermakna serta memberikan dampak positif terhadap perkembangan peserta didik. B. Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Evaluasi pembelajaran memiliki ruang lingkup yang luas dan mendalam, mencakup berbagai aspek yang berkaitan dengan proses dan hasil pembelajaran. Dalam upaya untuk memahami dan meningkatkan efektivitas pendidikan, para ahli seperti yang diutarakan oleh Arifin (2012: 58) membatasi ruang lingkup evaluasi pembelajaran ke dalam empat komponen besar. Setiap komponen tersebut memiliki peran khusus dalam memberikan pandangan menyeluruh tentang pencapaian tujuan pembelajaran, efektivitas sistem pembelajaran, dinamika proses belajar-mengajar, dan evaluasi kinerja di tingkat kelas. Evaluasi pembelajaran bukan hanya sekadar penilaian hasil belajar, tetapi juga alat yang komprehensif untuk merancang, mengelola, dan meningkatkan kualitas pembelajaran secara keseluruhan. Dalam konteks ini, penelusuran ruang lingkup evaluasi pembelajaran akan memberikan wawasan mendalam tentang berbagai aspek kritis yang memengaruhi keberhasilan sistem pendidikan. Evaluasi pembelajaran terbagi menjadi empat ruang lingkup sebagai berikut. 1) Evaluasi pembelajaran mencakup pengukuran pencapaian peserta didik dalam memahami dan menguasai materi pelajaran. Fokusnya tidak hanya pada pemberian nilai, tetapi juga pada pemahaman mendalam terhadap sejauh mana peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan. Berdasarkan pandangan Benyamin S. Bloom dan timnya, hasil belajar dibagi menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Domain kognitif melibatkan pemahaman konsep pada tingkat pengetahuan dasar hingga evaluasi yang kompleks. Domain afektif mencakup pembentukan sikap dan nilai peserta didik. Sementara itu, domain psikomotor melibatkan pengembangan keterampilan fisik. Penilaian dari ketiga domain ini memberikan gambaran menyeluruh tentang pencapaian peserta didik dan membantu pendidik merencanakan pembelajaran yang efektif. 2) Penilaian melibatkan efektivitas seluruh sistem pendidikan, termasuk kurikulum, metode pengajaran, dan lingkungan belajar. Evaluasi terhadap 4 komponen ini penting untuk menilai sejauh mana pendekatan pembelajaran memberikan pengalaman belajar optimal bagi peserta didik. Pada tingkat program pembelajaran, evaluasi melibatkan penilaian tujuan umum, isi/materi pembelajaran, metode, media, sumber belajar, lingkungan, serta penilaian proses dan hasil belajar. Dalam proses pelaksanaan, evaluasi mencakup kegiatan pembelajaran, peran pendidik, dan peran peserta didik. Sementara itu, hasil pembelajaran dinilai untuk jangka pendek, menengah, dan panjang. Evaluasi mencakup pencapaian indikator, pencapaian target bidang studi, serta dampak jangka panjang bagi peserta didik setelah terjun ke masyarakat. 3) Proses dan hasil belajar melibatkan penilaian terhadap metode pengajaran dan dampaknya terhadap pencapaian peserta didik. Evaluasi terhadap proses pembelajaran membantu pengembangan metode pengajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Evaluasi pembelajaran dalam penilaian proses dan hasil belajar melibatkan beberapa aspek, seperti menilai sikap peserta didik, penilaian terhadap pengetahuan dan pemahaman peserta didik, kecerdasan peserta didik, perkembangan jasmani dan kesehatan, serta keterampilan peserta didik. 4) Penilaian berbasis kelas merujuk pada penilaian dalam kelas dengan berbagai bentuk, seperti tugas, ujian, dan proyek. Evaluasi pembelajaran berbasis kelas sesuai petunjuk Kurikulum Berbasis Kompetensi. Ruang lingkup evaluasi pembeljaran dalam perspektif penilaian berbasis kelas Penilaian berbasis kelas mencakup kegiatan pengumpulan informasi pencapaian hasil belajar dan pengambilan keputusan berdasarkan tingkat kelas selama dan setelah proses pembelajaran bisa dilakukan di dalam kelas maupun di luar kelas. Maka ruang lingkupnya meliputi : a) Kompetensi dasar mata pelajaran b) Kompetensi rumpun pelajaran c) Kompetensi lintas kurikulum d) Kompetensi tamatan e) Pencapaian keterampilan hidup.5 C. Tujuan atau Fungsi Evaluasi (Penilaian) Disini penilaian juga mempunyai beberapa tujuan atau fungsi. Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari beberapa segi dalam sistem pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi dari penilaian ada beberapa hal: 5 Widya, M. (2021). Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Sistem Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. 5 a) Penilaian berfungsi selektif Dengan mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atu penilaian terhadap siswanya.Penilaian itu sendiri mempunyai beberapatujuan,Antara lain: 1) Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu. 2) Untuk memilih siswa yang dapat naek ke kelas atau tingkat berikutnya. 3) Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa. 4) Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah. b) Penilaian berfungsi diagnotis Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Disamping itu, diketahui pula sebab musabab kelemahan itu. Jadi, dengan mengadakan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Denagn diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah ndicari cara untuk mengatasinya. c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan Setiap siswa sejak lahir telah membawa bakat sendiri-sendiri,sehingga pelajaran akanlebih efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada.Akan tetapi disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga,pendidikan yang bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan.Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan kemampuan adalah pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan denga pasti dikelompok mana seorang siswa harus ditempatkan digunakan suatu penilan. Sekelompok siswa yang mempunyai penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar. d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan Maksud dari fungsi penilaian sebagai pengukur yaitu untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan. keberhasilan program ditentukan oleh beberapa factor yaitu,factor guru, metode mengajar, kurikulum, sarana, dan system administrasi. Penilaian bertujuan untuk mengetahui ketercapaian pertumbuhan dan perkembangan yang telah ditetapkan dalam rancangan kegiatan pelaksanaan program. Berdasarkan hal ini penilaian berfungsi sebagai berikut. 1. Memberikan umpan balik kepada guru untuk memperbaiki rancangan kegiatan pelaksanaan program. 6 2. Memberikan informasi kepada orang tuatentang ketercapaian pertumbuuhan dan perkembangan anak agar dapat memberikan bimbingan dan dorongan yang sesuai untuk memperbaiki dan meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak. 3. Sebagai bahan pertimbangan guru untuk menempatkan anak dalam kegiatan pelaksanaan program yang dilakukan sesuai dengan minat dan kemampuan anak yang memungkinkan anak dapat mencapai kemampuan secara optimal. 4. Sebagai bahan masukan bagi pihak lain yang memerlukan dan berkepentingan memberikan pembinaan selanjutnya demi pengembangan semua potensi anak D. Alat-Alat Evaluasi Untuk keperluan evaluasi diperlukan alat evaluasi yang bermacam-macam, seperti kuisioner, tes, skala, format observasi, dan lain-lain. Khusus untuk evaluasi hasil pembelajaran alat evaluasi yang paling banyak digunakan adalah tes. Pembahasan evaluasi hasil pembelajaran lebih menekankan pada pemberian nilai terhadap skor hasil tes. 1. Tes Tes merupakan alat ukur yang standar dan obyektif sehingga dapat digunakan secara meluas untuk mengukur dan membandingkan keadaan prikis atau tingkah laku individu. Dapat dipastikan akan mampu memberikan informasi yang tepat dan obyektif tentang obyek yang hendak diukur baik berupa puikis maupun tingkah lakunya, sekaligus dapat membandingkan antara seseorang dengan orang lain. Tes adalah suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang tingkah laku atau prestasi siswa tersebut.6 Sebagai alat evaluasi hatil belajar, tes mempunyai fungsi, yaitu: i. Untuk mengukur tingkat penguasaan terhadap seperangkat materi atau tingkat pencapaian terhadap seperangkat tujuan tertentu. ii. Untuk menentukan kedudukan atau seperangkat siswa dalam kelompok, tentang penguasaan materi atau pencapaian tujuan pembelajaran. Tes berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan/kemajuan belajar peserta didik yaitu:7 a) Tes seleksi Tes seleksi sering dikenal dengan tes saringan atau ujian masuk. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan calon siswa baru, di mana hatil tes 6 Zubaidillah, M. H. (2018). Prinsip Dan Alat Evaluasi Dalam Pendidikan. Hlm 5 7 Ibid. Hlm 6-7 7 digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. Tes seleksi merupakan materi prasyarat untuk mengikuti program pendidikan yang akan dikuti oleh calon. Sifatnya yaitu menyeleksi atau melakukan penyaringan. b) Tes awal Tes awal dikenal pre-test. Tes awal dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai oleh peserta didik. Isi atau materi tes awal pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan penting yang sudah diketahui atau dikuasai oleh peserta didik Setelah tes awal berakhir, sebagai tindak lanjutnya adalah : (i) jika dalam tes awal itu semua materi yang dinyatakan dalam tes sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik, maka materi yang telah dinyatakan dalam tes awal tidak akan diajarkan lagi, dan (ii) jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang belum cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut. c) Tes akhir Tes akhir dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan sebaik-baiknya oleh peserta didik. Ini atau materi tes akhir adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah diajarkan kepada peserta didik. Jika hasil tes akhir itu lebih baik daripada tes awal maka dapat diartikan bahwa program pengajaran telah berjalan dan berhasil dengan sebaik-baiknya. d) Tes Diagnostic Tes ini adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehinga berdasarkan kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostik juga digunakan untuk mengetahui sebab kegagalan peserta didik dalam belajar, oleh karena itu dalam menyurun butir-butir soal seharusnya menggunakan item yang memiliki tingkat kesukaran rendah. e) Tes Formatif Tes ini adalah tes untuk mengetahui sejauhmana siswa telah terbentuk setelah mengikuti suatu program tertentu. Tes formatif adalah tes yang digunakan untuk mengetahui atau melihat sejauhmana kemajuan belajar yang telah dicapai oleh sirwa dalam suatu program Pelajaran. f) Tes Sumatif Yaitu tes yang dilaksanakan setelah berakhimya pemberian sekelompok program atau sebuah program yang lebih besar. Tes sumatif ini dapat disamakan dengan ulangan umum yang biasanya dilaksanakan pada tiap akahir semester, catur wulan atau akhir semester. Tes sumatif ini diarahkan kepada tercapai tidaknya tujuan- tujuan intruksional umum. 8 Menurut Sudijono tes berdasarkan aspek prikis yang ingin diungkap dibedakan menjadi lima golongan, yaitu:8 1) Tes intelergensi yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap b atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang. 2) Tes kemampuan yaitu tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengungkap kemampuan dasar atau bakat khutus yang dimiliki testee. 3) Tes sikap yaitu salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk mengungkap predisposisi atau kecendrangan seseorang untuk melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa individu-individu maupun obyek-obyek tertentu. 4) Tes keperibadian yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya besifat lahisiah, seperti gaya bicara, cara berpakaian, nada toan, hobi atau kesenangan, dan lain-lain. 5) Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes peccapaian yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian atau prestasi belajar Tes hatil belajar atau tes prestasi belajar dapat didefinisikan sebagai cara (rang dapat dipergunakan) stau prosedur yang dapat ditempuh) dalam rangka pengukuran dan penilaian hatil belajar, yang terbentuk tugas dan serangkaian tugas (baik berupa pestanyaan-pertanyaan stau soal-soal yang harus dijawab, atau perintah-perintah yang harus dikerjakan oleh testee, sehingga berdasar stas data yang diperoleh dari kegiatan pengukuran itu) dapat menghasilkan nilai yang melambankan tingkah laku stau prestasi belajar testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai standar testenta, atau dapat pula dibandingkan dengan nilai-nilai yang berhasil dicapai oleh testee lainnya. Dengan mempertimbangkan kriteria kriteria dapat dihasilkan alat tes (soal- soal) yang berkualitas memenuhi syarat-syarat diantaranya: i. Shahih (valid) yaito mengukur yang harus diukur, sesuai dengan tujuan Relevan yaitu diuji sesuai dengan tujuan yang diinginkan. ii. Spesifik, soal hanya dapat dijawab oleh peserta didik iii. Representif, soal mewakili mateci ajar secara keseluruhan. Sebuah tes yang bisa dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki: a) Validitas 8 Anas. (2001). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm. 73 9 Sebuah tes disebut valid apabila tes tersebut dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur. Contoh, untuk mengukur partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar, bukan drakat melalui nilai yang diperoleh pada waktu ulangan, tetapi dilihat melalui kehadiran, terpusatura perhatian pada pelajaran, ketepatan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru dalam arti relevan pada permasalahannya b) Reliabilitas Berasal dari kata asal reliable yang artinya dapat dipercaya. Tes dapat dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil yang tetap apabila diteskan berkali-kali. Sebuah tes dikatakan reliabel apabila hatil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan. Jika dihubungkan dengan validitas, maka Validitas adalah ketepatan dan reliabilitas adalah ketetapan c) Objektivitas Sebuah dikatakan memiliki objektivitas apabila dalam melaksanakan tes itu tidak ada faktor subjektif yang mempengaruhi hal ini terutama terjadipada sistem scoringnya. Apabila dikaitkan dengan reliabilitat maka objektivitas menekankan Ketetapan pada sistem scoringnya, sedangkan reliabilitas menekankan ketetapan dalam hasil tes. d) Kepraktisan Sebuah tes dikatakan memiliki praktibilitas yang tinggi apabila tes tersebut bersifat praktis dan mudah pengadministratiannya, tes yang baik adalah yang mudah dilaksanakan, mudah pemeriksaannya, dan dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas. e) Ekonomis Yang dimaksud ekonomis disini ialah bahwa pelaksanaan tes tersebut tidak membutuhkan ongkos atau biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama 2. Teknik Non-tes Teknik nontes sangat penting dalam mengevaluasi siswa pada ranah afektif dan paikomotor, berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan asfek kognitif. Teknik penilaian nontes berarti melaksanakan penilaian dengan tidak mengunakan tes. Tehnik peniaian ini umunya untuk menilai keperibadian anak secara menyeluruh meliputi sikap, tingkah laku, sifat, sosial, ucapan, riwayat hidup dan lain-lain yang berhubungan dengan kegiatan belajar dalam pendidikan baik individual maupun secara kelompok. Yang tergolong teknik non tes adalah: a. Skala bertingkat (rating scale) Skala yang menggambarkan suatu nilai yang berbentuk angka terhadap suatu hasil perkembangan. 10 b. Kuesioner Kuesioner juga sesing dikenal dengan nama angket. Pada dasamya, kuesioner adalah berupa daftar pertanyaan yang harus diisi oleh seseorang yang akan diukur (responden). c. Daftar cocok (chek list) Adalah deretan pernyataan (yang biasanya singkat), dimana responden yang dievaluasi tinggal membubuhkan tanda cocok (4) di tempat yang sudah disediakan. d. Wawancara (interview) Adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan jalan tanya jawab sepihak. Wawancara dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) Interview bebas, dimana responden mempunyai kebebasan untuk mengutarakan pendapatnya taripa dibataasi oleh patokan-patokan yang telah dibuat oleh subyek evaluasi 2) Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sudah disusun terlebih dahulu. e. Pengamatan (observasi) Adalah suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis. Ada tiga macam ovservasi yaitu: 1) Observasi partisipan yaitu observasi yang dilakukan oleh pengamat, tetapi dalam pada itu perigamat memasuki dan mengikuti kegiatan kelompok yang sedang diamati. Observasi partisipan dilaksanakan tepenuhnya jika pengamat betul-betul mengikuti kegiatan kelompok, bukan hanya pura-pura. Dengan demikian, ia dapat menghayati dan merasakan seperti apa yang dirasakan orang-orang dalam 2) Observasi sistematik yaitu di mana faktor-faktor yang diamati sudah didaftar kelompok yang diamati secara sistematis dan sudah diatur menurut kategorinya. Berbeda dengan observasi partisipan, maka dalam observati sistematik ini pengamat berada di luar kelompok. Dengan demikian maka pengamat tidak dibingungkan oleh situasi yang melingkungi dirinya. 3) Observasi eksperimental terjadi jika pengamat tidak berpartisipasi dalam kelompok. Dalam hal ini ia dapat mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan evaluati. 11 Pengamatan atau obtervasi sebagai alat atau teknik evaluasi harus memiliki sifat-sifat tertentu yaitu: 1. harus dilakukan sesuai dengan tujuan pengajaran yang telah dirumuskan. 2. Direncanakan secara sistematis. 3. Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan. 4. Dapat diperiksa validitas, reliabilitas dan ketelitiannya.9 f. Riwayat hidup Adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup maka subyek evaluasi akan dapat menarik suatu kesimpulan tentang kepribadian, kebiasaan, dan sikap dari obrek yang dinilai. Selain teknik-teknik di atas, ada juga teknik lain yaitu: 1) Studi kasus (Case Study) Adalah studi yang mendalam dan konprehensif tentang peserta didik, kelas atau sekolah yang memiliki kasus tertentu. 2) Catatan insidental (anectodal recoced) Adalah catatan-catatan singkat tentang peristiwa sepintas yang dialami peserta didik secara perorangan 3) Sosiometri Adalah suatu prosedur untuk merangkum, menyusun dan sampai batas tertentu dapat mengkuantifikasi pendapat-pendapt peserta didik tentang penerimaan teman sebayanya serta hubungan di antara mereka. 4) Inventori kepribadian Hampir serupa dengan tet kepribadian. Bedanya dalam inventori kepribadian jawaban peserta didik tidak mempunyai kriteria benar atau salah. Semua jawaban peserta didik adalah benar selama dia menyatakan yang sesungguhnya E. Prinsip Evaluasi Pembelajaran Dalam melakukan evaluasi pembelajaran perlu memperhatikan prinsip- prinsip evaluasi yang menurut (Prayitno, 2019) adalah:10 1) Kontinuitas Evaluasi bukan kegiatan insidental (sesaat), namun merupakan proses yang berlangsung terus-menerus sesuai hakikat pembelajaran yang juga berlangsung secara kontinu. 9 Slameto, Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta. Hlm 93-94 Sohilait, E. (2021). Buku ajar: Evaluasi pembelajaran matematika. PT RajaGrafindo Persada, 10 Depok. 12 2) Komprehensif Komprehensif mengandung pengertian menyeluruh. Saat dilakukan evaluasi terhadap peserta didik sebagai objeknya, sehingga perlu dilibatkan seluruh aspek yang ada pada diri peserta didik 3) Objektivitas Objektivitas mengandung arti bahwa semua peserta didik harus diperlakukan sama tanpa membanding-bandingkan satu dengan yang lain. 4) Kooperatif Kegiatan evaluasi melibatkan banyak pihak yang meliputi warga sekolah. Oleh karena itu, pelaksanaan evaluasi harus ada kerja sama antar guru dengan pihak-pihak terkait. 5) Praktis Praktis mengandung makna mudah digunakan. Alat dan proses evaluasi hendaknya mudah digunakan oleh penyusun dan pengguna evaluasi pembelajaran. Dengan memperhatikan prinsip-prinsip ini, evaluasi pembelajaran dapat dilakukan secara efektif, memberikan gambaran yang jelas tentang pencapaian peserta didik, dan mendorong perbaikan berkelanjutan dalam proses pembelajaran. 13 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Evaluasi pembelajaran matematika adalah proses sistematis yang bertujuan untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran matematika telah tercapai. Evaluasi ini melibatkan penilaian terhadap berbagai aspek, tidak hanya hasil akhir berupa nilai, tetapi juga pemahaman konsep, kemampuan berpikir kritis, keterampilan pemecahan masalah, dan penerapan pengetahuan matematika dalam kehidupan nyata. Evaluasi ini penting untuk memberikan umpan balik kepada guru dan siswa serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran. Ruang lingkup evaluasi pembelajaran mencakup beberapa aspek penting, yaitu:pengukuran pencapaian peserta didik, efektivitas sistem pendidikan, proses dan hasil belajar, serta penilaian berbasis kelas. Adapun tujuan evaluasi adalah untuk menyeleksi, mendiagnosis kelemahan siswa, menempatkan siswa dalam kelompok yang tepat, serta mengukur keberhasilan proses pembelajaran. Evaluasi juga menyediakan umpan balik bagi guru, siswa, dan orang tua dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan proses belajar. Terdapat dua jenis alat evaluasi, yaitu tes dan non-tes. Tes digunakan untuk mengukur penguasaan materi siswa, seperti tes seleksi, tes awal, tes akhir, dan tes formatif. Sementara itu, teknik non-tes meliputi skala bertingkat, kuesioner, wawancara, observasi, dan studi kasus untuk menilai aspek afektif dan psikomotor siswa. B. Saran Demikian makalah ini kami susun, semoga memberi manfaat bagi pembaca, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Kesalahan ejaan, metodologi penulisan dan pemilihan kata serta cakupan masalah yang masih kurang. Karena itu saran dan kritik membangun sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini dan kedepannya. 14 DAFTAR PUSTAKA Haris, I. (2021). Konsep Dasar Evaluasi Pembelajaran Matematika Joko, W. (2018). Evaluasi Pembelajaran (Sesuai dengan Kurikulum 2013). Marzuki, Ismail dan Nourma Yunita. 2023. Buku Ajar Evaluasi Pembelajaran SD. Malang: Literasi Nusantara Abadi Grup. Netriwati, N., Lena, M. S., & Jamilah, Y. (2022). Evaluasi Dan Proses Pembelajaran Matematika. Nurlaili, N. (2018). Diktat Evaluasi Pembelajaran AUD. Prayekti, N. (2024). EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA. Malang: CV. Literasi Nusantara Abadi Slameto, Evaluasi Pendidikan, Bumi Aksara: Jakarta Sriyanti, I. (2019). Evaluasi pembelajaran matematika. Uwais Inspirasi Indonesia. Sohilait, E. (2021). Buku ajar: Evaluasi pembelajaran matematika. PT RajaGrafindo Persada, Depok. Sudijono, Anas. (2001). Pengantar Evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Widya, M. (2021). Ruang Lingkup Evaluasi Pembelajaran Dalam Perspektif Sistem Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Zubaidillah, M. H. (2018). Prinsip Dan Alat Evaluasi Dalam Pendidikan. Zainal, N. F. (2020). Pengukuran, assessment dan evaluasi dalam pembelajaran matematika. Laplace: Jurnal Pendidikan Matematika, 3(1), 8-26. 15

Use Quizgecko on...
Browser
Browser