Embriologi GIT dan Hepatobilier 2024 PDF
Document Details
Uploaded by YoungQuartz
FK UPNVJ
2024
dr.Taufiq Pasiak
Tags
Summary
Dokumen ini membahas embriologi saluran cerna dan hepatobilier tahun 2024. Materi ini membahas tahapan perkembangan, anatomi, dan korelasinya dengan penyakit. Informasi ini ditujukan bagi kalangan internal FK UPNVJ.
Full Transcript
EMBRIOLOGI SALURAN CERNA DAN HEPATOBILIER (2024) Oleh dr.Taufiq Pasiak (untuk kalangan internal FK UPNVJ) Hal-hal penting yang wajib diketahui terkait Embriologi GIT. 1. Pemahaman Tahapan Perkembangan Usus Primitif: Menjelaskan proses gastrulasi dan pembentukan tabung usus primitif, termas...
EMBRIOLOGI SALURAN CERNA DAN HEPATOBILIER (2024) Oleh dr.Taufiq Pasiak (untuk kalangan internal FK UPNVJ) Hal-hal penting yang wajib diketahui terkait Embriologi GIT. 1. Pemahaman Tahapan Perkembangan Usus Primitif: Menjelaskan proses gastrulasi dan pembentukan tabung usus primitif, termasuk pembagiannya menjadi foregut, midgut, dan hindgut. Menggambarkan perkembangan organ-organ gastrointestinal dari masing-masing bagian usus primitif, seperti esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, dan anus. Menjelaskan mekanisme pembentukan struktur anatomi penting dalam sistem gastrointestinal, seperti mesenterium, omentum, dan ligamen, dengan mengaitkannya dengan perkembangan embriologi. 2. Struktur Anatomi Mikroskopis dan Makroskopis Organ Gastrointestinal: Menjelaskan struktur histologi dan ultrastruktur organ-organ gastrointestinal, seperti esofagus, lambung, usus halus, usus besar, rektum, anus, pankreas, hati, dan kantung empedu, dengan fokus pada perkembangan embriologisnya. Menggambarkan struktur makroskopis organ-organ gastrointestinal, termasuk bentuk, posisi, hubungan antar organ, dan suplai darahnya, dengan mempertimbangkan asal embriologisnya. Menjelaskan variasi anatomi normal dan abnormal organ-organ gastrointestinal, serta implikasinya terhadap fungsi fisiologis dan diagnosis penyakit. 3. Korelasi Embriologi dengan Anatomi Klinis: Menjelaskan korelasi antara perkembangan embriologi dan struktur anatomi klinis organ-organ gastrointestinal, seperti lokasi kelainan kongenital dan cacat lahir. Menganalisis bagaimana pemahaman embriologi dapat membantu dalam memahami dan mendiagnosis penyakit gastrointestinal, seperti atresia usus, stenosis pilorus, dan hernia hiatal. Mendiskusikan aplikasi embriologi dalam prosedur bedah dan intervensi minimal pada sistem gastrointestinal, seperti gastrostomi dan kolostomi. 4. Integrasi dengan Ilmu Kedokteran Lainnya: Menjelaskan hubungan antara embriologi sistem gastrointestinal dan ilmu kedokteran lainnya, seperti fisiologi, histologi, patologi, dan pediatri. Menganalisis bagaimana pemahaman embriologi dapat membantu dalam memahami fungsi fisiologis organ-organ gastrointestinal dan mekanisme penyakit. 1 Mendiskusikan peran embriologi dalam pengembangan terapi dan obat-obatan baru untuk penyakit gastrointestinal. Pokok Bahasan 1. Asal dan tahapan perkembangan GIT 2. Pembentukan saluran cerna primitive (primitive Gut) Perkembangan Mesenterium Perkembangan Usus Depan (fore-Gut) Perkembangan Usus tengah (mid-Gut) Perkembangan Usus Belakang (Hind-Gut) 3. Struktur Anatomis dan variasi anatomi GIT 4. Korelasi Klinis GIT. 5. Integrasi dengan bidang kedokteran lain. Asal Saluran Pencernaan Gambar 1; Asal embriologis Gastrointestinal Tract (GIT) Sistem gastrointestinal (GI) berasal tiga lapisan germinal: mesoderm, endoderm, ektoderm (1) 1. Mesoderm memunculkan jaringan ikat, termasuk dinding usus dan otot polos. lamina propria, muskularis mukosa, jaringan ikat submukosa dan pembuluh darah, muskularis eksterna , dan adventitia/serosa 2 2. Endoderm adalah sumber lapisan epitel mukosa saluran pencernaan, hati, kantong empedu, pankreas. 3. Ektoderm selanjutnya terpisah menjadi ektoderm permukaan (surface ectoderm), tabung neuralis (neural tube), dan krista neuralis (neural crest). Ektoderm permukaan adalah prekursor epidermis, lensa mata, kuku, rambut. Tabung neuralis berdiferensiasi menjadi otak dan sumsum tulang belakang. Krista neuralis adalah sumber dari sistem saraf tepi, termasuk neuron dari saluran GI (juga disebut sistem saraf enterik). Setelah akhir minggu ketiga, ketiga lapisan germinal mulai berdiferensiasi dan bertransformasi sehingga piringan embrio yang awalnya datar berkembang menjadi struktur silinder seperti huruf "C". Struktur Anatomi GIT Sistem pencernaan mempunyai pembagian: usus depan (foregut-Intestinum Primitivum), usus tengah (midgut-Intestinum Medium), dan usus belakang (hindgut- Intestinum Posterius). Usus depan terletak dari rongga mulut hingga bagian awal duodenum. Usus tengah terletak dari pertengahan duodenum hingga dua pertiga awal kolon transversum. Usus belakang terletak dari sepertiga akhir kolon transversal hingga bagian atas anus. Ketiga bagian saluran pencernaan memiliki suplai darah yang berbeda; usus depan menerima suplai vaskular dari arteri seliaka; arteri mesenterium superior mensuplai usus tengah, dan usus belakang mendapat suplai dari arteri mesenterium inferior (1). Colon terbagi menjadi Colon Ascendens, Colon Transversum, Colon Descendens, dan Colon Sigmoideum) Berikut struktur dan bagian-bagian GIT: 1. Foregut (Intestinum Primitivum): suplai vaskular dari arteri seliaka Pars Pharyngea: Farinks Pars Esophagea: Esofagus Pars Stomachica: Lambung Pars Duodenalis: Duodenum (bagian awal) 2. Midgut (Intestinum Medium): suplai vaskular oleh arteri mesenterium superior. Pars Duodenalis (bagian pertengahan) Pars Jejunalis: Jejunum Pars Ilealis: Ileum Pars transversum Colon (bagian 2/3 awal) 3. Hindgut (Intestinum Posterius): suplai vaskular oleh arteri mesenterium inferior. 3 Pars transversum Colon (1/3 akhir) Pars Rectum: Rektum Pars Canalis Analis: Kanalis Analis (1/3 bagias atas) Gambar 2: bagian-bagian Traktus Gastrointestinal Tahapan perkembangan embriologi GIT Berikut ini adalah tahapan perubahan embriologi yang terjadi secara khusus pada saluran cerna (1). Minggu 3: saluran pencernaan mulai berdiferensiasi. Gastrulasi terjadi. Awalnya, tabung usus utama terbentuk sebagai silinder berongga sel endodermal yang dikelilingi oleh mesoderm. Lembaran endoderm memanjang dan melipat secara ventral di ujung anterior dan posterior, bertemu di dekat kantung kuning telur (yolk sac) untuk membentuk tabung tertutup. Minggu 4: terjadi resorbsi membran buccopharyngeal, yang menutup ujung kranial saluran pencernaan. Pembentukan usus sederhana (primitive gut) Minggu 6-10: midgut mengalami herniasi di seluruh cincin umbilikalis, di mana ia berkembang hampir seluruhnya di luar rongga peritoneum, kemudian berputar kembali pada minggu ke sepuluh. 4 Minggu 7: obliterasi duktus omphalomesenteric (vitelline duct), yang menghubungkan lumen midgut ke kantung kuning telur Minggu 9: Pembukaan membran kloaka distal. Pembentukan Villus dimulai. Minggu 11: lapisan otot longitudinal dan sirkular yang khas hadir melalui usus. Minggu 12: pengembangan crypt dimulai. Minggu 14: mukosa muskularis berkembang. Minggu 24: fungsi penyerapan usus janin berkembang Minggu 32: penyerapan usus janin mencapai tingkat dewasa. 5 Gambar 3. Primordium Tabung Usus. Tahapan pembentukan tabung usus diilustrasikan. Saat embrio melipat ke arah sefalokaudal, rongga ketuban melampaui daerah anterior kantung kuning telur (panel A dan B), menyebabkan kantung kuning telur (yolk sac cavity) menonjol ke dalam embrio, yang merupakan bakal usus depan (panel B). Pintu masuk ke usus depan (foregut) dari kantung kuning telur adalah Anterior Intestinal Portal. Beberapa saat kemudian, lipatan yang lebih kecil terjadi di daerah ekor, sehingga terbentuklah usus belakang (panel B). Wilayah yang berhubungan luas dengan kantung kuning telur adalah usus tengah. Dengan berlanjutnya pertumbuhan embrio, usus depan dan usus belakang memanjang sehingga mengorbankan usus tengah awal. Usus depan berkembang dalam hubungan erat dengan faring, jantung, paru-paru, dan bagian atas saluran pencernaan. Perhatikan septum transversum (diberi label pada panel B dan D) dan tempat asal hati (digambarkan pada panel C dan D) Pembentukan Primitive Gut: Pelipatan sefalokaudal dan lateral Dua mekanisme yang secara bersamaan menyebabkan pembentukan dinding perut (3): Fleksi Cephalo-kaudal (dalam arah memanjang).1 Lipatan lateral (dalam arah transversal, menggulung ke atas).2 Pelipatan Cephalocaudal adalah proses lipatan yang terjadi dari bagian kepala (cranial) hingga ekor (caudal) dalam perkembangan saluran pencernaan. Pelipatan ini menyebabkan bagian tengah saluran pencernaan yang awalnya terbuka ke kantung kuning telur (yolk sac) tertutup dan membentuk sebuah kantung tertutup yang disebut portal intestinal anterior di bagian kepala embrio dan portal intestinal posterior (atau ekor) ke arah kaudal embrio. Portal anterior bakal menjadi fore-gut, portal posterior bakal menjadi hind-gut. Sedangkan mid-gut tetap terbuka ke kantung kuning telur pelipatan lateral bertujuan untuk membentuk dinding tubuh embrio yang membatasi saluran pencernaan dari jaringan sekitarnya. Secara keseluruhan, kedua lipatan ini, baik cephalocaudal maupun lateral, memiliki peran penting dalam membentuk struktur saluran pencernaan yang lebih terdefinisi dan memisahkan saluran pencernaan dari jaringan dan organ lainnya selama tahap perkembangan embrio. Pelipatan dan pertumbuhan lebih lanjut dari embrio menyebabkan komunikasi usus dengan kantung kuning telur terus mengecil dan daerah usus (foregut, midgut, dan hindgut) menjadi lebih halus. Gambar 4. Pelipatan cephalocaudal terjadi pada A. Pelipatan latral terjadi pada C. 1 lihat video di https://embryology.ch/en/embryogenese/embryonic-phase/popup/longitudinalvideo.html 2 lihat videonya https://embryology.ch/en/embryogenese/embryonic-phase/popup/transversalvideo.html. Perbandingan kedua pelipatan dapat dilihat dalam video: https://embryology.ch/en/embryogenese/embryonic- phase/popup/translongvideo.html 6 Gambar 5. Lipatan kranio-kaudal dan lateral menyebabkan pembukaan saluran usus ke kantung kuning telur menjadi tertutup (seperti tali pengikat) membentuk kantong ke arah ujung kepala embrio yang disebut "porta usus anterior (atau kranial)" dan "posterior". (atau ekor) portal usus" menuju ekor embrio. Ini adalah masa depan dan belakang masing-masing. Usus tengah tetap terbuka terhadap kantung kuning telur. Gambar 6. Pelipatan dan pertumbuhan embrio lebih lanjut menyebabkan komunikasi usus dengan kantung kuning telur semakin mengecil dan bagian usus (usus depan, usus tengah, dan usus belakang) menjadi lebih halus 7 Pembentukan Usus Primitif (Usus sederhana, Primitive Gut) Tabung usus terbentuk dari endoderm yang melapisi vesicula umbilicalis (yolk sac) yang yang berkembang sebagai hasil pelipatan cephalocaudal dan lateral. Usus primitif ini terbentuk ketika sebagian kantung kuning telur dimasukkan ke dalam embrio, yang terjadi karena lipatan embrio ke arah cephalocaudal dan lateral. Bagian yang tersisa di luar embrio adalah kantung kuning telur dan allantois (divertikulum atau tonjolan yang berasal dari usus belakang/hindgut embrio). Usus primitif membentuk tabung buntu pada kedua ujung kepala dan ekor embrio, masing-masing membentuk usus depan dan usus belakang. Bagian tengah membentuk midgut, tetapi untuk sementara tetap terhubung ke kantung kuning telur melalui ductus vitellinus (tangkai kuning telur). Selama pelipatan, mesoderm somatik diaplikasikan ke dinding tubuh untuk memunculkan peritoneum parietal. Mesoderm visceral (atau splanchnic) membungkus di sekitar tabung usus untuk membentuk mesenterium—yang menahan tabung usus di dalam rongga tubuh. Mesoderm yang langsung berhubungan dengan tuba endodermal juga berkontribusi pada sebagian besar dinding tuba usus. Saraf dan neuron yang ditemukan di dinding berasal dari crista neurosalis. Proses berlangsung selama minggu ke-4 kehamilan ketika cakram embrio (diskus embrionik) yang datar terlipat di bidang median dan horizontalà membentuk struktur tubular (primitive gut) yang menggabungkan bagian dari vesicula umbilicalis (yolk sac) ke dalam embrio. pembentukan usus mengharuskan mereka untuk terlebih dahulu menonjol keluar ke tali pusat (herniasi fisiologis) sebelum menarik kembali ke dalam rongga perut. Pada bagian kepala (cranial) dan ekor (caudal) embrio, usus sederhana membentuk tabung buntu, berupa: Usus sederhana depan (fore gut) usus sederhana tengah (mid gut), yg tetap berhubungan dengan vesicula umbilicalis (yolk sac) Usus sederhana belakang (hind gut) Di dalam rongga abdomen, usus secara definitif dibagi menjadi usus depan, usus tengah, dan usus belakang BERDASARKAN PASOKAN ARTERIAL: Derivat FOREGUT di perut disuplai oleh cabang Arteria Celiaca. Derivat MIDGUT disuplai oleh cabang Arteria Mesenterica Superior Derivat HINDGUT disuplai oleh cabang Arteria Mesenterica Inferior Pembentukan Mesenterium Mesenterium adalah peritonium berlapis ganda yang melapisi beberapa organ tertentu dan menghubungkannya dengan dinding tubuh. Tabung saluran pencernaan dan derivasinya terikat pada dinding tubuh ventral dan dorsal melalui mesenterium. Organ-organ yang sepenuhnya dilapisi oleh mesenterium disebut organ intraperitoneal. 8 Organ-organ yang terpasang langsung pada dinding tubuh posterior dan hanya dilapisi mesenterium di bagian anterior disebut organ retroperitoneal. Di rongga abdomen, tabung usus dan turunannya digantungkan dari dinding tubuh dorsal dan ventral oleh mesenterium, yakni lapisan ganda peritonium yang membungkus suatu organ dan menghubungkannya ke dinding tubuh. Organ seperti itu dikenal sebagai organ intraperitoneum (yaitu perut), sedangkan organ yang terletak langsung di dinding tubuh posterior dan hanya ditutupi oleh peritoneum di permukaan anteriornya dikenal sebagai organ retroperitoneum (misalnya, ginjal). Mesenterium antara dua organ atau satu organ dan dinding tubuh dikenal sebagai ligamen peritoneal. Bersama-sama, mesenterium dan ligamen peritoneal berfungsi sebagai saluran untuk pembuluh darah, saraf, dan limfatik ke dan dari organ viscera abdomen. Usus depan, usus tengah dan usus belakang pada awalnya bersentuhan dengan dinding perut posterior. Namun, pada minggu ke-5, jembatan jaringan penghubungnya menjadi menyempit, dan bagian kaudal usus depan, usus tengah dan sebagian usus belakang menjadi tergantung di dinding abdomen oleh mesenterium dorsal, yang berjalan dari ujung bawah esofagus hingga ke regio kloaka usus belakang. Di abdomen, mesenterium dorsal itu membentuk mesogastrium dorsal (atau omentum mayus). Di daerah duodenum, mesenterium dorsal membentuk mesoduodenum dorsal ; di daerah kolon struktur ini membentuk mesocolon dorsal. 9 Mesenterium Ventral, yang hanya terdapat di daerah bagian terminal esofagus, lambung dan bagian atas duodenum, berasal dari septum transversum. Pertumbuhan hati ke dalam septum transversum membagi mesenterium ventral menjadi; a) omentum minus, yang membentang di bagian bawah esofagus, lambung dan bagian atas duodenum ke hati, b) ligamentum falsiforme, yang membentang dari hati ke dinding tubuh ventral. Perkembangan Saluran Pencernaan Sistem pencernaan memiliki pembagian: usus depan (fore-gut), usus tengah (mid-gut), dan usus belakang (hind-gut). Foregut (usus depan atau usus anterior) adalah dari rongga mulut ke bagian awal duodenum. Midgut adalah dari pertengahan duodenum ke awal dua pertiga dari usus besar melintang. Hindgut adalah dari sepertiga usus besar melintang kemudian ke bagian atas anus. 10 Tiga bagian saluran GI memiliki suplai darah yang berbeda; foregut menerima suplai vaskular dari arteri celiac; arteri mesenterium superior memasok midgut, dan hindgut mendapat suplai dari arteri mesenterium inferior. Perkembangan sistem saraf enteric (Enteric Nervous system/ENS) Sistem saraf enterik (ENS) terdiri dari jaringan neuron dan sel glial yang bertanggung jawab untuk mengoordinasikan banyak aspek fungsi gastrointestinal (GI). Sel-sel ini muncul dari krista neuralis, bermigrasi ke usus, dan kemudian melanjutkan perjalanannya untuk berkolonisasi di seluruh saluran pencernaan. Sel-sel yang berasal dari neural crest (puncak neural) menjalani perjalanan panjang yang dimulai di level vagal (dan sakral) dari tabung neural dan berakhir di hindgut distal (ujung usus belakang). Perjalanan ini melibatkan migrasi yang lama di mana kelangsungan hidup sel, proliferasi (pembelahan), dan diferensiasi (perubahan bentuk dan fungsi) harus diatur dengan ketat untuk memastikan bahwa seluruh saluran pencernaan (GI) dikolonisasi oleh kepadatan dan keragaman neuron (sel saraf) dan glia enterik (sel pendukung) yang tepat (2) Enteric neural crest cells (ENCCs) bermigrasi sepanjang usus yang sedang berkembang untuk membentuk dua pleksus neuron dan glia. Perkembangan ENS bergantung pada interaksi timbal balik antara ENCC dan lingkungannya. Cacat pada perkembangan dapat menyebabkan penyakit neurointestinal bawaan. Kelainan pada proses normal yang memandu perkembangan ENCC dapat menyebabkan kegagalan pembentukan ENS, seperti yang terjadi pada penyakit Hirschsprung, di mana usus bagian distal tetap a-ganglionik (2) 11 ENS terdiri dari neuron enterik dan sel glial yang tersusun dalam dua pleksus ganglion konsentris. Pleksus mienterikus (Auerbach), terletak di antara lapisan otot sirkular dan longitudinal, terdapat di sepanjang saluran pencernaan. Pleksus submukosa, yang tidak ada di esofagus, memiliki komponen eksternal (Schabadasch) dan internal (Meissner). ENS mampu bekerja secara mandiri tanpa perlu masukan dari otak, dan penelitian tentang ENS dapat membantu kita memahami dan mengobati berbagai penyakit pencernaan (2) Mengingat pentingnya peran ENS dalam menjaga fungsi GI normal, kelainan ENS dapat menyebabkan konsekuensi kesehatan yang serius. Hal ini termasuk kelainan bawaan yang disebabkan oleh perkembangan embriologis ENS yang tidak normal, dan kondisi yang didapat akibat peradangan, infeksi, atau etiologi yang diperantarai kekebalan. Penyakit yang diakibatkannya biasanya bermanifestasi dengan disfungsi motorik GI yang parah, termasuk akalasia esofagus, gastroparesis, obstruksi semu usus, dan dismotilitas kolon (2) Neuropati enterik klasik, dan yang etiologi dan patofisiologinya paling dipahami, adalah penyakit Hirschsprung (HSCR). HSCR adalah penyakit bawaan yang menyerang 1 dari 5000 anak dan ditandai dengan tidak adanya ganglia enterik di sepanjang usus, biasanya hanya mengenai bagian distal usus besar namun kadang-kadang meluas lebih ke proksimal, bahkan mengenai seluruh saluran pencernaan pada sebagian kecil anak. kasus. Aganglionosis yang diakibatkannya menyebabkan obstruksi usus fungsional yang parah dan memerlukan operasi pengangkatan segmen aganglionik (2) Derivatif dari foregut: Esofagus Wilayah foregut yang berada di sebelah kaudal faring mengembangkan dua lipatan longitudinal yang disebut lipatan trakeoesofagus yang membagi tabung secara ventral menjadi trakea (dan kuncup paru-paru yang berikutnya), dan secara dorsalis menjadi esofagus. Seperti bagian lain dari tabung saluran pencernaan, lumen esofagus sementara TERHAMBAT sekitar minggu ke-5 perkembangan dan terbuka kembali sekitar minggu ke-9. Esofagus awalnya pendek dan harus tumbuh dalam panjang untuk "menyamai" pertumbuhan panjang embrio secara keseluruhan. Dengan turunnya jantung dan paru, organ ini cepat memanjang. Korelasi klinis Atresia esofagus terjadi ketika lipatan trakeoesofagus menyimpang terlalu jauh secara dorsalis menyebabkan esofagus bagian atas berakhir sebagai tabung tertutup. Biasanya disertai dengan fistula trakeoesofagus, di mana konten saluran pencernaan dapat masuk ke dalam paru-paru setelah kelahiran menyebabkan peradangan (pneumonitis) atau bahkan infeksi (pneumonia). 12 Biasanya terkait dengan polihidramnion secara prenatal (janin tidak dapat menelan cairan ketuban dan itu menumpuk di rongga ketuban). Setelah kelahiran, anak akan muntah SEGERA setelah makan dan jika terdapat fistula trakeoesofagus, akan terjadi kongesti di paru-paru. Stenosis esofagus terjadi ketika esofagus gagal terbuka kembali. Juga biasanya terkait dengan polihidramnion secara prenatal. Setelah kelahiran, anak akan muntah SEGERA setelah makan. Namun, biasanya TIDAK ada fistula trakeoesofagus, sehingga paru-paru biasanya TIDAK akan terjadi kongesti. Hernia hiatal kongenital terjadi ketika esofagus gagal tumbuh dengan memadai. Akibatnya, esofagus terlalu pendek dan oleh karena itu menarik lambung kardia ke hiatus esofagus di diafragma. Struktur hiatus yang terganggu ini dapat memungkinkan konten saluran pencernaan lainnya (biasanya ansa usus kecil) untuk herniasi ke rongga toraks. Lambung Muncul pertama kali sebagai pelebaran fusiform dari endoderm foregut yang mengalami rotasi 90° sehingga sisi kiri bergerak ventral dan sisi kanan bergerak dorsalis (saraf vagus mengikuti rotasi ini, itulah mengapa saraf vagus kiri menjadi anterior dan saraf vagus kanan menjadi posterior). Pertumbuhan diferensial di sisi kiri dan kanan membentuk lengkungan besar dan lengkungan kecil, secara berturut-turut; rotasi kranio-kaudal memiringkan pilorus ke atas. Mesenteri dorsal dan ventral lambung tetap menjadi omentum besar dan omentum kecil, secara berturut-turut. Proliferasi otot polos yang berasal dari mesoderm di ujung kaudal lambung membentuk sfingter pilorus. Kepentingan Klinis Stenosis pilorus hipertrofik terjadi karena pembesaran berlebihan (hipertrofi) otot polos sfingter pilorus. Cukup umum (0,5% hingga 0,1% bayi), lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan; juga cenderung berjalan dalam keluarga. Secara klinis terkait dengan muntah kuat atau "projectile," yang tidak berwarna (non-bilious) segera 13 setelah makan (biasanya ~1 jam) karena sfingter yang hipertrofi mencegah pengosongan lambung ke duodenum. Muntah biasanya tidak berwarna karena penyumbatan berada DI ATAS papila duodenum tempat empedu ditambahkan ke saluran pencernaan. Sfingter yang hipertrofi kadang-kadang dapat diraba sebagai benjolan kecil di tepi kostal kanan di daerah epigastrium - terkadang, kontraksi sfingter bahkan dapat terlihat atau dirasakan di bawah kulit. Hati Perkembangan hati dimulai selama minggu keempat kehamilan, dengan munculnya divertikulum hati ( kuncup hati ) sebagai hasil dari endodermis dinding ventral usus depan (foregut) berdekatan dengan septum transversum. Peristiwa yang mengarah pada diferensiasi endoderm ventral menjadi hepatoblas, kemudian diverticulum hati, dan akhirnya hati yang terbentuk disebabkan oleh program transkripsi khusus hati dan peristiwa pensinyalan eksternal yang berasal dari mesoderm jantung. Pensinyalan eksternal ini menginduksi wilayah endodermis untuk menjadi hati). Diverticulum hati terdiri dari sel-sel yang berproliferasi yang tumbuh ke mesenterium ventral sebagai hepatic cord (liver cords). Area mesentry ini disebut septum transversum. Saat janin terus berkembang, sel-sel hepatic berdiferensiasi menjadi hepatosit dan epitel saluran empedu serta bergabung dengan vena umbilikalis dan vitelinus untuk membentuk sinusoid hati. Pada saat yang sama, mesoderm septum transversum membentuk sel Kupffer dan berbagai sel jaringan ikat hati. Parenkim hati (rangkaian hepatosit dan tubulus biliar bercabang) menyelaraskan dalam jaringan septum transversum dan pleksus pembuluh vitelin, menjelaskan arsitektur keseluruhan yang terlihat pada orang dewasa (papan hepatosit, yang berasal dari endodermis, dikelilingi oleh sinusoid vaskular, yang berasal dari mesodermis). Tangkai yang menghubungkan divertikulum dan usus depan menyempit dan membentuk saluran empedu, sedangkan kandung empedu dan saluran sistikus terbentuk sebagai hasil ventral dari saluran empedu. Awalnya, saluran empedu terbuka ke anterior ke duodenum, tetapi berakhir di posterior karena perubahan rotasi duodenum. Kepentingan Klinis Atresia dan ductus biliaris ekstrahepatik: Pankreas 14 Lapisan endodermis dari bagian depan saluran pencernaan membentuk DUA pertumbuhan di sebelah kaudal hati yang sedang terbentuk: tunas pankreas ventral (ventral pancreatic bud) dan tunas pankreas dorsal (dorsal pancreatic bud). Di dalam setiap tunas, endodermis berkembang menjadi tubulus yang bercabang yang melekat pada asini sekretori (pankreas eksokrin). Pankreas endokrin (pulau-pulau Langerhans) berasal dari sel punca pada titik percabangan saluran yang kemudian berkembang menjadi pulau-pulau diskrit jaringan endokrin yang terdapat pembuluh darah di dalam jaringan parenkimanya. Rotasi primer tabung usus menyebabkan tunas ventral dan dorsal bergabung menjadi satu organ tunggal biasanya pada orang dewasa: Proses uncinate dari kaput pankreas berasal dari tunas pankreas ventral. Sisa bagian kepala, badan, dan ekor pankreas berasal dari tunas pankreas dorsal. Kesalahan dalam proses penggabungan dapat menyebabkan pankreas annularis yang melingkari duodenum, yang dapat menyebabkan sumbatan - gejalanya mirip dengan stenosis pilorus kecuali muntahnya bisa berwarna hijau empedu dan tidak ada benjolan yang teraba di daerah epigastrik. Duodenum proksimal atau duodenum bagian atas berasal dari bagian paling kaudal dari foregut dan dilayani oleh cabang anterior dan posterior dari arteri superior pancreaticoduodenal, yang merupakan cabang dari arteri celiac. dengan rotasi tabung saluran pencernaan, duodenum dan pankreas didorong ke dinding tubuh dan menjadi retroperitoneal secara sekunder. Derivatif dari midgut: Duodenum distal atau bagian bawah Berasal dari bagian paling kranial dari midgut dan dilayani oleh cabang anterior dan posterior dari arteri pancreaticoduodenal inferior, yang merupakan cabang dari arteri superior mesentery. Seperti bagian lain dari duodenum, menjadi retroperitoneal secara sekunder. Seperti bagian lain dari saluran pencernaan, lumen secara sementara terhambat selama perkembangan kemudian terbuka kembali. 15 Kegagalan pembukaan kembali duodenum dapat mengakibatkan stenosis (penyempitan) atau atresia (sumbatan lengkap), gejalanya adalah muntah proyektil berwarna empedu sekitar satu jam setelah makan. Jejunum, ileum, sekum, usus buntu, kolon naik, dan 2/3 bagian proksimal kolon transversum Memanjang dengan cepat melebihi kapasitas rongga abdomen embrionik dan membentuk lingkaran berbentuk U yang herniasi ke umbilicus dan terorientasi sejajar dengan sumbu embrio sehingga ada lingkaran atas atau kranial dan lingkaran bawah atau kaudal. Lingkaran atas berisi apa yang akan menjadi jejunum dan bagian atas ileum. Lingkaran bawah atau kaudal berisi apa yang akan menjadi ileum bagian bawah, sekum, usus buntu, kolon naik, dan 2/3 bagian proksimal kolon transversum. Usus buntu dapat dilihat sebagai divertikulum yang awalnya mengarah ke bawah atau ke arah ekor. 16 Titik tengah lingkaran (yang merupakan ileum nantinya) melekat pada sisa memanjang dari kantung kuning (yolk sac) yang disebut duktus vitelinus yang seharusnya menjadi obliterasi. Gagalnya obliterasi duktus vitelinus dapat mengakibatkan divertikula (tonjolan pada saluran pencernaan) yang disebut divertikula Meckel, kista vitelinus, atau fistula vitelinus (hubungan antara usus kecil dengan kulit). Biasanya, divertikula ini melekat di satu ujung pada umbilicus dan di ujung lainnya pada ileum. Tabung saluran pencernaan mengalami rotasi PRIMER sebesar 90 derajat berlawanan arah jarum jam (jika Anda melihat embrio) sehingga lingkaran bawah (yang memiliki usus buntu) berada di sisi kiri embrio. Saat embrio tumbuh, rongga abdomen membesar sehingga menarik kembali tabung saluran pencernaan ke dalam rongga abdomen, selama itu tabung saluran pencernaan mengalami rotasi tambahan 180 derajat sehingga usus buntu berakhir di kuadran kanan atas. Pertumbuhan kolon mendorong usus buntu ke lokasi akhirnya di kuadran kanan bawah. Gagal menarik semua konten saluran pencernaan kembali ke rongga abdomen atau untuk menutupi dinding tubuh ventral secara lengkap dapat mengakibatkan omphalokel, di mana isi saluran pencernaan herniasi keluar dari dinding tubuh. Defek dan variasi dalam rotasi dapat menyebabkan berbagai posisi anatomi abnormal pada organ visera yang sering tidak menimbulkan gejala, tetapi penting untuk diapresiasi saat mencoba mendiagnosis dan/atau mengobati masalah saluran pencernaan (misalnya, posisi abnormal usus buntu akibat malrotasi harus dipertimbangkan saat mencoba mendiagnosis apendisitis). Malrotasi juga dapat menyebabkan pencabangan atau volvulus saluran pencernaan yang mengakibatkan stenosis dan/atau iskemia. Kepentingan Klinis; malformasi Midgut Cacat rotasi Omfalokel Divertikulum Meckel Cacat Rotasi Non-rotasi Ketika rotasi tidak terjadi, usus kecil terletak di sebelah kanan usus besar (sehingga cacat ini kadang-kadang disebut sebagai "kolon sisi kiri"). Rotasi terbalik Saat rotasi terjadi searah jarum jam; dalam hal ini, duodenum akan melewati ventral ke kolon transversal, bukan dorsal. Rotasi campuran 17 Ketika rotasi segmen usus kranial dan kaudal tidak terkoordinasi: hanya ujung kranial yang mengalami rotasi pertama, dan hanya ujung kaudal yang mengalami rotasi kedua. Sekum terletak di garis tengah, tepat di bawah daerah pilorus lambung. Karena mesenterium ditarik dengan usus saat berputar, rotasi campuran dapat menyebabkan volvulus, alias torsi, dari mesenterium di sekitar arteri mesenterika superior. Pita mesenterium dapat menyempit dan menyumbat saluran pencernaan; duodenum sangat rentan terhadap jebakan oleh mesenterium sekum. Omfalokel Terjadi ketika jeroan perut menonjol melalui cincin pusar Jeroan ditutupi membran vaskular, yang rentan pecah (jangan bingung dengan gastroschisis, di mana jeroan menonjol dari dinding tubuh anterior tetapi tidak ditutupi oleh membran). Omfalokel sering muncul bersamaan dengan kelainan lain, dan diduga terjadi akibat kegagalan retraksi penuh selama rotasi midgut, kegagalan pelipatan tubuh lateral, atau kegagalan jaringan ikat di dinding perut. divertikulum Meckel Hadir ketika saluran vitelline gagal untuk sepenuhnya mundur. Lokasi dan panjangnya bervariasi, dan, dalam banyak kasus, tidak menunjukkan gejala. Namun, jika divertikulum mengandung jaringan pankreas atau lambung, tukak berdarah dapat terbentuk. Derivatif dari hindgut meliputi bagian distal 1/3 kolon transversum, kolon descendens, kolon sigmoid, rektum, dan kanal anal atas. Bagian ujung terminal hindgut berakhir pada kantung berlapis endoderm yang disebut kloaka, yang bersama-sama dengan saluran urogenital bagian bawah yang sedang berkembang. Pembentukan septum urorektal membagi kloaka secara ventral menjadi sinus urogenital dan secara dorsal menjadi kanal rektal-anal: o Sinus urogenital berkontribusi pada saluran urogenital bagian bawah: § kandung kemih (kecuali trigon), uretra, dan vagina pada perempuan § kandung kemih (kecuali trigon), kelenjar prostat, dan uretra prostatik dan membranosa pada laki-laki o Kanal rektal-anal: membentuk rektum dan kanal anal atas. o Septum urorektal: berkembang menjadi tubuh perineum Bagian kloaka di mana endoderm hindgut berhubungan dengan ektoderm kulit terpecah untuk memungkinkan pembentukan anus. Gagalnya membran kloaka untuk terpecah dapat mengakibatkan anus tidak terbuka. 18 Gagal menghasilkan cukup mesoderm selama gastrulasi dapat mengakibatkan atresia anal di mana perkembangan dinding (terutama otot polos dan jaringan ikat) kanal rektal-anal tidak mencukupi. Kegagalan dalam pembagian kloaka (biasanya disertai dengan atresia anal) dapat menyebabkan berbagai hubungan yang tidak normal antara kanal rektal dengan bagian saluran urogenital. Inervasi pada hindgut dicapai melalui migrasi sel kresta neural vaga dan sakral ke dinding hindgut diikuti oleh diferensiasi menjadi neuron plexus submukosa dan myenterik (hal yang sama berlaku untuk midgut dan foregut kecuali bahwa mereka hanya menerima sel kresta neural vaga). Gagalnya sel kresta neural untuk bermigrasi dan/atau berdiferensiasi menjadi neuron di bagian saluran pencernaan akan menghasilkan segmen aganglionik (ganglia submukosa dan myenterik hilang). Fungsi utama ganglia ini adalah untuk mengizinkan relaksasi lokal pada dinding saluran pencernaan, sehingga segmen aganglionik menjadi kontraksi tonik, menyebabkan obstruksi. Untuk berbagai alasan, bagian distal kolon paling rentan terhadap masalah ini, menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai penyakit Hirschsprung atau megakolon kongenital. Penderita yang terkena seringkali mengalami perut yang sangat membuncit karena adanya segmen aganglionik pada kolon (biasanya pada kolon sigmoid) yang menyebabkan sumbatan dan penumpukan tinja (dan pembesaran besar) di kolon descendens. Kepentingan Klinik Fistula Fistula rectourethral terjadi ketika saluran kemih dan pencernaan terhubung. Dengan demikian, urin dan feses diarahkan melalui uretra, dan pembedahan diperlukan. Fistula rektovagina ditandai dengan adanya hubungan antara vagina dan rektum. Sambungan antara rektum dan vagina menyalurkan isi rektal ke vagina; operasi diperlukan untuk membentuk outlet terpisah untuk feses. anus imperforata Agenesis Ditandai dengan pembentukan saluran anorektal yang berakhir secara membabi buta. Atresia anus Terjadi ketika membran anus menebal secara tidak normal, dan mencegah anus terbuka ke lingkungan luar. 19 Abdomen Selama minggu keempat kehamilan, abdomen yang belum sempurna muncul sebagai pelebaran berbentuk fusiform dari usus depan distal. Selanjutnya, penampilan dan posisinya berubah drastis; yang terakhir dapat lebih dipahami dengan memvisualisasikan sumbu longitudinal dan sumbu antero-posterior di mana perut berputar. Perut berputar 90 derajat searah jarum jam di sekitar sumbu longitudinalnya, sehingga sisi kirinya menghadap ke depan dan sisi kanannya menghadap ke belakang. Ini menjelaskan mengapa Nervus Vagus kiri kiri mempersarafi dinding anterior, seperti yang pernah menginervasi sisi kiri lambung, sedangkan Nervus Vagus kanan menginervasi dinding posterior, seperti yang pernah menginervasi sisi kanan. Bersamaan dengan rotasi ini, proliferasi sel terjadi jauh lebih cepat di dinding posterior lambung daripada di dinding anterior, menghasilkan pembentukan lekukan yang lebih besar dan lebih kecil. Perut juga berputar di sekitar sumbu antero-posteriornya, mengakibatkan ujung ekor ( bagian pilorus ) bergerak ke atas dan ke kanan dan ujung tengkorak ( bagian jantung ) sedikit ke bawah dan ke kiri. Dengan demikian, lambung mengambil posisi terakhirnya, dengan pilorusnya terletak di sebelah atas sebelah kiri dan kardianya di bawah sebelah kanan. Perubahan rotasi lambung juga mengubah posisi mesenterium. Ingatlah bahwa lambung melekat pada dinding dorsal dan ventral melalui mesogastrium dorsal dan mesenterium ventral (alias mesogastrium). Rotasi perut di sekitar sumbu longitudinal menarik mesogastrium dorsal ke kiri dan mesogastrium ventral ke kanan: ini menciptakan ruang di belakang perut yang dikenal sebagai bursa omentum (kantung peritoneum yang lebih rendah). Sistem Saraf Enterik (Enteric Nervous System) Perkembangan gastrointestinal juga mencakup perkembangan sistem saraf enterik. Sistem saraf enterik (ENS) mencakup dua jaringan neuron ganglion: lokasi pleksus myenteric (Auerbach) antara sirkular dalam dan lapisan otot longitudinal luar, pleksus submukosa (Meissner) terletak berdekatan dengan lapisan mukosa. Sel-sel ini berasal dari sel-sel krista neuralis. Sistem saraf enterik dikembangkan melalui banyak mekanisme kompleks, seperti panduan akson dan sinaptogenesis, yang mengarah pada proliferasi, migrasi, dan diferensiasi prekursor ENS. Pleksus ini bekerja dengan sel otot polos dan vili mukosa untuk mengontrol penyerapan 20 dan sekresi sistem GI. Sel-sel otot polos berasal dari mesoderm dan berdiferensiasi dalam gelombang rostral ke kaudal. Bacaan lanjut 1. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537172/ 2. https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S1084952117300083 #:~:text=Enteric%20nervous%20system%20(ENS)%20develops,between %20ENCCs%20and%20their%20environment. 3. https://embryology.ch/en/embryogenese/embryonic-phase/folding- %28week-4%29/cephalo-caudal-folding.html Sumber Gambar https://www.gettyimages.com/detail/illustration/gastrointestinal-tract-illustration- royalty-free-illustration/1088371504. https://www.researchgate.net/figure/Primordium-of-Gut-Tube-Stages-in-the- formation-of-the-gut-tube-are-illustrated-As_fig5_309620633 https://embryology.oit.duke.edu/GI/GI.html https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK537172/ https://embryology.oit.duke.edu/GI/GI.html https://www.kenhub.com/en/library/anatomy/development-of-digestive-system https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/liver-development. Langman Embriologi 21