Cestoda Bentuk Dewasa Kelompok 1 PDF

Summary

This presentation details the cestoda, also known as tapeworms, specifically focusing on their mature forms. It covers definitions, introductions, types, and the life cycles of different tapeworm species. The presentation also touches upon the pathology, symptoms, and treatments associated with these parasites.

Full Transcript

CESTODA BENTUK DEWASA Disusun oleh anggota kelompok 1 Definisi Cacing cestode, atau dikenal sebagai cacing pita, adalah kelompok parasite yang termasuk dalam filum Platyhelminthes dan kelas cestode. Perkenalan Cacing pita dewasa : Cacing dewasa di...

CESTODA BENTUK DEWASA Disusun oleh anggota kelompok 1 Definisi Cacing cestode, atau dikenal sebagai cacing pita, adalah kelompok parasite yang termasuk dalam filum Platyhelminthes dan kelas cestode. Perkenalan Cacing pita dewasa : Cacing dewasa ditemukan di usus halus; infeksi ini biasanya ditoleransi dengan baik atau tanpa gejala, tetapi dapat menyebabkan gangguan perut, dyspepsia, anoreksia (nafsu makan meningkat), mual, nyeri, dan diare. Larvacacing pita : Larva berada di jaringan ekstraintestinal dan menimbulkan infeksi sismetik dengan efek yang berkaitan dengan ukuran jumlah, dan Lokasi kista. Cacingdewasa, yang tumbuh secara seksual pada inang definitif atau terakhir, berbentuk pita, memiliki banyak ruas, dan merupakan cacing pipih hermafrodit; setiap ruas memiliki sistem reproduksi jantan dan betina yang lengkap. Siklus hidup cacing pita melibatkan satu inang definitif dan satu atau lebih inang perantara (kecuali untuk siklus satu inang Hymenolepis nana ). Cacingpita adalah cacing pipih multisegmen berbentuk pita yang hidup sebagai cacing dewasa sepenuhnya di dalam usus halus manusia. Bentuk larva bersarang di kulit, hati, otot, sistem saraf pusat, atau berbagai organ lainnya. Siklus hidup mereka melibatkan pola khusus untuk bertahan hidup dan berpindah ke inang perantara tertentu, yang dengannya mereka berpindah ke inang manusia lainnya. Jenis-jenis Cesmatoda Dewasa Berikut enam jenis cestode (cacing Pita) dewasa : 1. Taenia Saginata 2. Taenia Solium 3. Diphyllobothrium Latum 4. Hymenolepis Nana 5. Hymenolepis Diminuta 6. Echinococcus Granulosus Diphyllobothrium Latum Diphyllobothriumlatum atau cacing pita ikan (fish tapeworm) ini menimbulkan difilobotriasis pada manusia dan hewan-hewan pemakan ikan, dengan penderita yang dilaporkan dari berbagai daerah di dunia, misalnya Eropa Tengah, Amerika, Jepang dan Afrika Tengah. Tempat hidup, Cacing dewasa hidup di dalam usus halus (ileum) manusia, anjing, kucing, serigala dan hewan pemakan ikan lainnya. Hospes Diphyllobothrium latum 1. Hospes definitif: ManusiaHospes 2. perantara: Ikan air tawar 3. Jenis: Cacing pita ikan Gambar CDC : 1. Telur keluar bersama tinja : Cacing pita dewasa di dalam usus hospes definitif (manusia, anjing, atau kucing) menghasilkan proglotid yang berisi telur. Proglotid ini melepaskan telur tidak berembrio yang keluar dari tubuh bersama tinja. Telur ini tidak dapat langsung menginfeksi karena memerlukan waktu untuk berkembang di lingkungan air. 2. Embrionasi telur dalam air : Saat telur berada di air, mereka mulai berkembang atau berembrio. Kondisi air sangat penting untuk mendukung perkembangan telur menjadi tahap larva pertama. Embrionasi ini adalah proses di mana telur mulai membentuk larva korasidium di dalamnya. 3. Telur menetas menjadi korasidium Setelah embrionasi selesai, telur menetas dan melepaskan larva yang disebut korasidium. Korasidium memiliki silia atau bulu halus yang memungkinkannya untuk berenang bebas di air, mencari hospes perantara pertama (crustacea seperti siklops atau diaptomus) untuk melanjutkan perkembangannya. 4. Korasidium dimakan oleh crustacea : Korasidium tertelan oleh crustacea air tawar (siklops atau diaptomus). Di dalam tubuh crustacea ini, korasidium akan berubah menjadi larva tahap kedua yang disebut proserkoid. Perubahan ini memerlukan waktu sekitar 2-3 minggu. 5. Crustacea dimakan oleh ikan kecil : Crustacea yang terinfeksi proserkoid kemudian dimakan oleh ikan kecil. Saat crustacea dicerna, larva proserkoid berpindah ke jaringan tubuh ikan, terutama di rongga tubuh dan otot, dan berkembang menjadi larva pleroserkoid yang infektif. Tahap ini membuat ikan menjadi pembawa larva infektif. 6. Ikan kecil dimakan oleh ikan predator yang lebih besar : Larva pleroserkoid dapat berpindah dari ikan kecil ke ikan yang lebih besar jika ikan predator yang lebih besar memakan ikan kecil tersebut. Larva pleroserkoid akan tetap infektif di tubuh ikan predator yang lebih besar, yang sering dikonsumsi oleh manusia atau hewan lain. 7. Ikan terinfeksi dimakan oleh hospes definitif : Hospes definitif (manusia, anjing, atau kucing) menjadi terinfeksi jika mereka memakan ikan yang mentah atau kurang matang yang mengandung larva pleroserkoid. Di dalam usus hospes definitif, larva pleroserkoid berkembang menjadi cacing pita dewasa 8. Cacing dewasa berkembang di usus hospes definitif : Di usus hospes definitif, larva pleroserkoid menempel pada dinding usus dan mulai tumbuh menjadi cacing dewasa. Cacing dewasa ini dapat mencapai panjang beberapa meter dan hidup selama bertahun-tahun di dalam usus. Cacing dewasa memproduksi proglotid yang berisi telur, yang dikeluarkan bersama tinja. 9. Proglotid melepaskan telur tidak berembrio : Proglotid yang dihasilkan cacing dewasa mengandung telur tidak berembrio yang keluar dari tubuh hospes definitif bersama tinja. Telur ini akan masuk ke air dan memulai siklus hidup dari awal. Ketika telur mencapai lingkungan air, mereka berada di tempat yang sesuai untuk memulai perkembangan lebih lanjut. Setelah masuk ke dalam air, telur mulai mengalami proses embrionasi (perkembangan menjadi bentuk embrio) pada akhirnya berkembang menjadi larva koradisium. Tahap ini adalah awal dari siklus hidup yang baru. Tahapan perkembangan Tahapan perkembangannya adalah (1) korasidium bersilia yang berenang dan menetas dari telur, (2) proserkoid yang berkembang di inang primer copepoda, dan (3) plerocercoid (atau sparganum), cacing larva yang tidak berkista dan tidak bersegmen, panjangnya 20 mm atau lebih, ditemukan di inang sekunder ikan. Plerocercoid berkembang menjadi cacing pita dewasa di usus halus inang akhir pemakan ikan, seperti manusia, kucing, anjing, atau beruang. Patologis Infeksi cacing pita ini biasanya tidak menimbulkan patologi, meskipun gejala-gejala minor yang disebutkan di atas kadang- kadang muncul. Anemia megaloblastik ("anemia cacing pita"), yang diperburuk oleh penyerapan vitamin B12 oleh cacing, kini jarang terlihat, sebagai hasil dari perbaikan pola makan, perawatan prenatal, dan pengobatan yang tepat. Kondisi ini sebelumnya paling umum terjadi di Finlandia. Gejala Klinis Infeksidengan Diphyllobothrium latum biasanya tidak bergejala, meskipun kadang-kadang dapat disertai diare, nyeri perut, kelelahan, muntah, pusing, atau mati rasa pada jari tangan dan kaki. Eosinofilia berkembang selama tahap awal pertumbuhan cacing. Pengobatan 1. ALBENDAZOLE 400 MG TABLET Merupakan obat generik dengan kandungan Albendazole. Albendazole adalah obat cacing derivat benzimidazol berspektrum luas. Albendazole bekerja dengan cara merusak sel di usus cacing, sehingga cacing tidak dapat menyerap gula, serta kehabisan energi dan mati. Obat ini digunakan untuk mengobati infeksi tunggal atau campuran yang disebabkan oleh cacing. Dalam penggunaan obat ini HARUS SESUAI DENGAN PETUNJUK DOKTER. 2. Praziquantel obat antiparasit yang digunakan secara luas untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh cacing pita (seperti schistosomiasis dan infeksi cestode),Praziquantel bekerja dengan cara meningkatkan permeabilitas membran sel parasit terhadap kalsium, yang menyebabkan kontraksi otot yang kuat dan paralisis pada cacing. Akibatnya, cacing menjadi lebih mudah dihilangkan oleh sistem kekebalan tubuh atau melalui saluran pencernaan Pencegahan 1. Memasak ikan dengan suhu yang tinggi 2. Membekukan ikan dengan suhu yang tepat 3. Hindari konsumsi ikan mentah 4. Praktik kebersihan dalam pengolahan ikan 5. Pemberdayaan Masyarakat dan penyuluhan 6. Pengawasan dan pemeriksaan ikan

Use Quizgecko on...
Browser
Browser