Pengenalan Mikroskop (BIO1102) Semester Ganjil 2024/2025 PDF

Summary

This document is a guide to microscopy, covering various types and their uses in biology. It details the principles of compound and stereo microscopes including components and how they function. It's likely a module for introductory Biology students.

Full Transcript

BIO1102 BIOLOGI DASAR PENUNTUN PRAKTIKUM Disusun Oleh: Tim Pengajar Biologi Dasar Departemen Biologi - FMIPA - IPB Semester Ganjil TA 2024/2025 i Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar: Yohana C. Sulistyaningsih Tim Pengajar MK BIO1...

BIO1102 BIOLOGI DASAR PENUNTUN PRAKTIKUM Disusun Oleh: Tim Pengajar Biologi Dasar Departemen Biologi - FMIPA - IPB Semester Ganjil TA 2024/2025 i Koordinator MK BIO1102 Biologi Dasar: Yohana C. Sulistyaningsih Tim Pengajar MK BIO1102 Biologi Dasar: Achmad Farajallah Anja Meryandini Aris Tjahjolaksono Aris Tri Wahyudi Dorly Ence Dharmo Jaya Supena Hamim Iman Rusmana Ivan Permana Putra Jepri Agung Priyanto Kanthi Arum Widati Miftahudin Nampiah Nina Ratna Djuita Nisa Rachmania Mubarik Nunik Sri Ariyanti Puji Rianti Rika Indri Astuti Rika Raffiudin RR Dyah Perwitasari Sri Budiarti Sri Listiyowati Sulistijorini Tatik Chikmawati Tri Atmowidi Tri Heru Widarto Triadiati Windra Priawandiputra Yohana C. Sulistyaningsih Yulin Lestari ii Pengenalan Mikroskop Capaian Pembelajaran: - Mahasiswa mengetahui prinsip kerja, dan kegunaan bermacam tipe mikroskop - Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop majemuk dan stereo dengan benar Pendahuluan Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan kita mengamati obyek yang berukuran kecil. Dalam bidang Biologi, alat ini sangat penting untuk mempelajari struktur renik dari suatu organisme. Ada 2 jenis mikroskop yang dibedakan berdasarkan sumber radiasi (penyinaran) yang digunakan dalam pengamatan yaitu mikroskop cahaya yang menggunakan cahaya, dan mikroskop elektron yang menggunakan pancaran elektron sebagai sumber sinar dalam pembentukan bayangan. Mikroskop yang kita gunakan sehari-hari merupakan mikroskop cahaya. Tipe Mikroskop Berdasarkan kenampakan obyek yang diamati, mikroskop dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu yang menghasilkan gambaran dua dimensi dan gambaran tiga dimensi. Tipe mikroskop cahaya yang menghasilkan gambar dua dimensi adalah mikroskop majemuk (compound microscope), sedangkan yang membentuk gambaran tiga dimensi adalah mikroskop stereo (dissecting microscope). Mikroskop electron dibedakan kedalam mikroskop elektron transmisi untuk pengamatan dua dimensi dan mikroskop electron payaran yang menghasilkan gambar tiga dimensi. A. Mikroskop Majemuk Mikroskop majemuk yang kita gunakan sehari-hari termasuk kelompok mikroskop cahaya. Cahaya yang digunakan dapat berasal dari cahaya matahari yang dipantulkan melalui cermin, atau cahaya lampu. Namun untuk penggunaan yang lebih praktis, umumnya mikroskop dengan sumber cahaya lampu lebih banyak dikembangkan (Gambar 1). Mikroskop ini menghasilkan pembesaran antara 40-1000 x. Pembesaran dapat diubah dengan mengganti lensa obyektif yang digunakan. Mikroskop ini mempunyai kaki yang berat dan kokoh yang dirancang agar dapat berdiri dengan stabil. Mikroskop majemuk memiliki 3 sistem lensa, yaitu lensa obyektif, lensa okuler dan kondensor. Lensa obyektif dan lensa okuler terletak pada kedua ujung tabung mikroskop. Lensa okuler merupakan lensa yang berada dekat mata kita, sedangkan lensa obyektif berdekatan dengan letak obyek yang diamati. Lensa okuler dapat berupa lensa tunggal (monokuler) atau lensa ganda (binokuler). Mikroskop majemuk binokuler lebih nyaman digunakan, karena pengamatan yang dilakukan dengan kedua mata secara bersamaan dapat mengurangi kelelahan. Selain kedua jenis tersebut dijumpai pula mikroskop trinokuler yang memiliki 3 buah lensa okuler. Pada mikroskop demikian, lensa ketiga dihubungkan dengan kamera untuk keperluan fotografi. Lensa obyektif yang berada pada ujung bawah tabung mikroskop terdapat dalam suatu dudukan berbentuk lingkaran. Pada dudukan tersebut terpasang 3 atau 4 lensa obyektif. Di bawah tabung mikroskop terdapat meja mikroskop yang merupakan tempat preparat. Sistem lensa yang ketiga adalah kondensor. Kondensor berperan untuk menerangi obyek dan 1 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 lensa-lensa mikroskop yang lain. Pada mikroskop konvensional, sumber cahaya masih berasal dari sinar matahari yang dipantulkan dengan suatu cermin datar atau cekung yang terdapat di bawah kondensor. Cermin ini akan mengarahkan cahaya dari luar kedalam kondensor. Pada mikroskop modern sudah dilengkapi lampu sebagai pengganti sumber cahaya matahari. Lensa obyektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif adalah memperbesar bayangan obyek dan mempunyai nilai apertura (NA). Nilai apertura adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah. Gambar 1. Mikroskop majemuk dan bagian-bagiannya Lensa okuler berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Pembesaran bayangan oleh lensa ini berkisar antara 4 – 25 kali, namun yang paling sering digunakan adalah pembesaran 10 kali (ukuran pembesaran tertera pada frame lensa tersebut). Lensa kondensor, berfungsi untuk mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan difokuskan, sehingga bila pengaturannya tepat akan diperoleh daya pisah maksimal. Jika daya pisah kurang maksimal, dua benda akan tampak menjadi satu (Gambar 2). Pembesaran akan kurang bermanfaat jika daya pisah mikroskop kurang baik. A B C Gambar 2. Bayangan yang dibentuk pada mikroskop: A dan B dua benda yang teramati pada daya pisah kurang maksimum, C. pengamatan pada daya pisah maksimum B. Mikroskop Stereo. Mikroskop stereo merupakan mikroskop yang digunakan utuk mengamati benda yang berukuran relatif besar. Berbeda dengan mikroskop majemuk yang pembentukan bayanganya menggunakan cahaya yang diteruskan melalui obyek, pada mikroskop ini cahaya yang diterima 2 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 oleh lensa obyektif berupa cahaya pantul, sehingga obyek yang diamati tidak harus berukuran tipis. Sistem lensa pada mikroskop stereo terdiri dari lensa obyektif dan lensa okuler. Pada dasarnya mikroskop stereo merupakan gabungan dari 2 sistem mikroskop majemuk, masing- masing dengan sepasang lensa obyektif dan lensa okuler. Ke dua sistem tersebut mengamati obyek yang sama dari sudut yang berbeda, sehingga menghasilkan gambar 3 dimensi. Ada pula mikroskop stereo yang hanya memiliki 1 lensa obyektif. Pada kondisi demikian cahaya pantul yang diterima oleh lensa obyektif dikumpulkan oleh prisma-prisma sehingga membentuk sinar sejajar yang diterima oleh kedua lensa okuler. Dengan demikian tetap terbentuk dua lintasan optik yang terpisah. Mikroskop stereo sering disebut juga dissecting microscope karena dapat digunakan untuk keperluan pembedahan obyek berukuran kecil. Hal ini dimungkinkan karena: (1) Tersedia ruang kerja yang luas akibat jarak yang cukup jauh antara lensa obyektif dan obyek pada meja preparat (2) Kemampuan menghasilkan gambar tiga dimensi Pembesaran pada mikroskop stereo relatif lemah dibandingkan dengan mikroskop majemuk. Pembesaran lensa okuler biasanya 10 kali, sedangkan lensa obyektif menggunakan sistem zoom dengan pembesaran antara 0.7 hingga 5.0 kali, sehingga total pembesaran 50 kali. Pada mikroskop ini meja preparat berada pada kaki mikroskop dan berupa meja yang statis. Sumber cahaya dapat berupa lampu yang terpisah atau terpasang langsung pada mikroskop. Pada mikroskop dengan lampu terpisah, arah sinar berasal dari samping atas, diarahkan jatuh pada meja preparat. Bila lampu terpasang pada mikroskop biasanya terletak di sebelah bawah lensa obyektif. Lampu ini dihubungkan dengan transformator. Pengatur fokus obyek terletak disamping tangkai mikroskop, sedangkan pengatur pembesaran terletak diatas pengatur fokus. Gambar 3. Mikroskop stereo dengan bagian-bagiannya C. Mikroskop Elektron. Mikroskop elektron, dibuat dengan memanfaatkan sifat pancaran elektron (electron beam) pada ruang hampa udara yang menghasilkan sinar dengan panjang gelombang sangat pendek dibandingkan dengan cahaya. Ada 2 tipe mikroskop elektron yaitu mikroskop elektron payaran (Scanning electron microscope), disingkat SEM dan mikroskop elektron transmisi (transmission electron microscope), disingkat TEM (Gambar 4). SEM digunakan untuk 3 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 pengamatan secara detail permukaan sel, atau organ atau struktur renik lain, sedangkan TEM digunakan untuk mengamati struktur detail internal sel. Seperti pada mikroskop majemuk, pada TEM pancaran elektron (electron beam) diteruskan menembus obyek, sehingga obyek yang diamati harus berukuran sangat tipis dan transparan. Demikian juga bayangan yang dihasilkan juga berupa gambaran dua dimensi, seperti pada mikroskop majemuk. SEM dapat digunakan untuk mengamati benda yang berukuran tebal. Mikroskop ini serupa dengan mikroskop stereo dalam hal arah sinar yang digunakan dalam pembentukan bayangan maupun bayangan yang dihasilkan. Pada SEM pancaran elektron yang berperan dalam pembentukan bayangan berupa elektron sekunder yang dipantulkan oleh obyek. Bayangan yang dihasilkan berupa gambaran 3 dimensi. Daya pisah pada SEM relatif rendah dibandingkan dengan TEM. Pada umumnya SEM memiliki daya pisah 50 nm dan dapat memperbesar bayangan hingga 8000 kali. Namun kini telah ditemukan tipe SEM dengan pembesaran yang lebih tinggi, yakni hingga 400.000 kali, dengan daya pisah 1 nm. Pada TEM, daya pisah dapat mencapai 0.1 nm (1 angstrom) dan pada generasi TEM terbaru pembesaran dapat mencapai 1 juta kali. Bila pada mikroskop cahaya, obyek yang diamati dapat berupa benda hidup maupun spesimen yang sudah mati, SEM dan TEM hanya dapat digunakan untuk mengamati benda yang sudah mati. Hal ini disebabkan spesimen yang diamati harus berupa obyek yang kering (bebas air) yang telah dipersiapkan dengan berbagai perlakuan. Hasil gambar yang diperoleh dari mikroskop elektron berupa gambar hitam putih (Gambar 5). Mikroskop elektron SEM maupun TEM dilengkapi dengan control panel. Pada TEM pancaran elektron yang menembus spesimen dilalukan pada beberapa sistem lensa dan selanjutnya diproyeksikan pada layar fluoresens. Sedangkan pada SEM, pancaran elektron membentuk sinyal elektrik yang selanjutnya ditangkap oleh detektor, dan kemudian ditampilkan dalam bentuk gambar pada display panel. Gambar 4. Mikroskop elektron, A. SEM, B. TEM 4 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 Gambar 5. Foto hasil pengamatan mikroskop elektron A. Kepala nyamuk diamati dengan mikroskop elektron payaran (SEM), pembesaran 1000 x, B. Kloroplas, diamati dengan mikroskop electron transmisi (TEM), pembesaran 200 x Luas Bidang Pandang Mikroskop Majemuk Pembesaran bayangan dari suatu obyek dapat diketahui dari angka pembesaran lensa obyektif dan lensa okuler. Ukuran suatu benda dapat diketahui dengan membandingkan terhadap ukuran luas bidang pandang. Hal ini dapat dikerjakan dengan terlebih dahulu mengukur diameter bidang pandang, kemudian luas bidang pandang dihitung menggunakan rumus lingkaran (L=π×r² ). Ukuran luas bidang pandang juga diperlukan misalnya ketika menghitung kerapatan stomata pada daun. Untuk mengukur diameter bidang pandang dilakukan beberapa langkah berikut: penggaris plastik berskala mm diletakkan di atas meja obyek, lalu diamati menggunakan lensa obyektif 4x dan diukur diameter bidang pandangnya (Gambar 6). Langkah yang sama dilakukan pada lensa obyektif dengan pembesaran 10x dan 40x. Ketika digunakan lensa obyektif pembesaran 40x diameter bidang pandang tidak dapat diukur menggunakan skala pada penggaris, karena diameternya kurang dari 1 mm, maka diameter bidang pandang tersebut dapat dihitung dengan rumus berikut: Ǿ ok = Ǿ ol x pl/pk Ǿok = diameter bidang pandang dengan obyektif pembesaran kuat. Ǿol = diameter bidangpandang dengan obyektif pembesaran lemah pk = pembesaran lensa obyektif kuat pl = pembesaran lensa obyektif lemah Sebagai contoh, jika diperoleh diameter bidang pandang pada pengamatan menggunakan pembesaran obyektif 4x adalah 4 mm; maka diameter bidang pandang pada perbesaran 40x adalah 0,4 mm atau 400 μm Gambar 6 Diameter bidang pandang mikroskop 5 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 Persiapan Preparat Preparat yang diamati dengan mikroskop majemuk, dapat berupa preparat segar atau preparat permanen. Preparat segar dapat disiapkan dengan cara sebagai berikut. Medium (berupa satu tetes air) diteteskan di atas gelas obyek, lalu bahan yang akan diamati diletakkan di atas medium tersebut. Selanjutnya bahan ditutup dengan gelas penutup. Agar tidak terdapat gelembung udara pada medium ketika bahan ditutup, maka dapat diusahakan dengan beberapa langkah berikut: gelas penutup dipegang dengan posisi 45o terhadap gelas obyek, lalu tepi bawah gelas penutup disentuhkan pada permukaan medium dan perlahan-lahan gelas penutup direbahkan di atas gelas obyek dengan menahan salah satu sisi gelas penutup menggunakan pensil. Jika masih ada gelembung udara pekerjaan tersebut diulang sampai tidak ada gelembung udara. Selanjutnya preparat dapat diamati di bawah mikroskop dengan terlebih dahulu menggunakan pembesaran lemah (obyektif 4x atau 10x), jika sudah didapatkan obyek yang akan diamati kemudian diamati memakai pembesaran kuat (obyektif 40x). Tujuan Praktikum Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari tipe-tipe mikroskop dan mengetahui cara kerjanya. Alat dan Bahan Alat yang diperlukan meliputi mikroskop majemuk, mikroskop stereo, pipet, silet, pinset, gelas obyek dan gelas penutup, dan cawan petri. Bahan digunakan dalam praktikum adalah potongan kertas huruf (misal a, b, c), organisme berukuran kecil (misal: semut), umbi kentang, air, larutan iodine. Prosedur Kerja Masing-masing mahasiswa harus mengerjakan prosedur berikut ini, mahasiswa tidak diperbolehkan menggunakan hasil pengamatan/data dari mahasiswa lain untuk membuat laporan praktikumnya. Penggunaan Mikroskop Majemuk A. Sifat Bayangan pada Mikroskop Majemuk 1. Letakkan potongan kertas berhuruf yang disediakan (misal a, b, c) pada gelas obyek dan tutup dengan gelas penutup. 2. Amati dengan pembesaran lemah (lensa objektif 4x) 3. Amati apakah bayangan benda sama atau terbalik dengan bendanya, dan buatlah gambar! 4. Sambil memandang ke dalam lensa okuler, geser preparat dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Amati kemana bayangan bergerak. 5. Amati dengan lensa oyektif 10x B. Mengukur Diameter Bidang Pandang di Mikroskop Majemuk 1. Letakkan penggaris plastik berskala mm di atas meja obyek, amatilah menggunakan lensa obyektif paling lemah (4x), ukur diameter bidang pandang pada pengamatan menggunakan pembesaran lensa obyektifnya tersebut. Selanjutnya hitung luas bidang 6 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 pandang pada pengamatan menggunakan lensa obyektif 4x (berdasarlan rumus luas lingkaran) 2. Hitung luas bidang pandang pada pengamatan menggunakan lensa 10x, dengan sebelumnya tentukan diameter bidang pandangnya lensa obyektif pembesaran 10x dengan rumus berikut: Ǿ ok = Ǿ ol x pl/pk 3. Hitung luas bidang pandang pada pengamatan menggunakan lensa 40x, dengan sebelumnya tentukan diameter bidang pandangnya lensa obyektif pembesaran 40x dengan rumus berikut: Ǿ ok = Ǿ ol x pl/pk C. Pengamatan butir pati dari umbi kentang 1. Potong umbi kentang dengan silet, tusuklah dengan tusuk gigi, beri dua atau tiga tetes air bagian yang ditusuk-tusuk, lalu teteskan air dari umbi kentang ke atas pada gelas obyek yang telah diberi setetes air, selanjutnya tutup dengan gelas penutup. 2. Amati di bawah mikroskop butir-butir pati yang terdapat di gelas obyek, secara bertahap mulai dari perbesaran 4x, 10x, lalu 40x. Perhatikan ketika mengubah perbesaran 10x ke 40x, pastikan Anda sudah mendapatkan fokus pada perbesaran 10x, lalu ganti lensa 10x dengan menempatkan posisi lensa 40x tepat di atas meja preparat. Anda tidak boleh mengubah posisi preparat atau meja preparat sebelum mengganti perbesaran ke lensa 40x. 3. Ketika menggunakan lensa obyektif perbesaran 40x lakukan pengamatan dengan mengatur fokus halus (tidak boleh menggunakan/memutar pengatur fokus kasar). Untuk mengatur kontras lakukan dengan membuka/menutup diafragma untuk mengatur cahaya yang masuk melewati lensa kondensor. Perhatikan perubahan focus pada butir- butir pati sehingga diamati dengan jelas bagian hilum dan lamella. 4. Teteskan larutan Iodine pada tepi kanan kaca penutup dan pada tepi kiri kaca penutup tempelkan kertas hisap, dengan demikian larutan iodine tersebut akan masuk kedalam preparat dan menyebar ke seluruh bagian. Untuk lebih hati-hati supaya larutan Iodine tidak mengotori lensa, penambahan Iodine tidak dilakukan ketika preparat di atas meja preparat. 5. Amati perubahan yang terjadi pada butir-butir pati tersebut, ingat selalu menggunakan perbesaran lensa obyektif secara bertahap: 4x, 10x, 40x. 6. Setelah pengamatan menggunakan mikroskop selesai, ambil dan bersihkan preparat dan kembalikan gelas benda dan gelas penutup pada tempatnya. 7. Setelah mikroskop selesai digunakan, matikan sumber cahaya, turunkan meja preparat sampai posisi terendah, posisikan lensa oyektif 4x tegak lurus meja preparat, dan rapihkan kabel pada mikroskop. 7 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 Penggunaan Mikroskop Stereo 1. Tempatkan mikroskop stereo di meja pengamatan. 2. Nyalakan sumber cahaya, perhatiken tipe mikroskop stereo yang digunakan. Jika mikroskop stereo tidak dilengkapi lampu, maka ambil lampu meja, nyalakan dan arahkan pada meja objek mikroskop stereo. 3. Letakkan spesimen semut pada cawan petri (dengan posisi kepala di kanan, abdomen di kiri, supaya Anda dapat mengamati sifat bayangan terbalik atau tidak terbalik). Perhatikan letak kepala semut di kanan atau kiri ketika diamati dengan mikroskop? Bandingkan letak bagian kepala semut (di sebelah kanan/kiri) apakah sama ketika diamati langsung tanpa mikroskop? 4. Ubahlah pembesaran pada lensa objektif dengan memutar kenop pengatur pada sisi kanan mikroskop. Amati dengan mikroskop pada pembesaran lemah kemudian pembesaran kuat, perhatikan detil bagian-bagian pada spesimen seperti rambut-rambut, permukaan kulit, bagian mata sehingga Anda bisa mengamati bagian-bagian yang tidak tampak/kecil jika dilihat dengan mata (tanpa mikroskop) 5. Catat pada buku laporan hasil pengamatan: jumlah kaki atau antena semut, adanya rambut2 pada bagian tubuh yang diamati, struktur mata. Laporan Praktikum 1. Laporan praktikum dibuat di “BUKU LAPORAN” yang telah dibagikan. 2. Format laporan: Identitas mahasiswa (nama, nomor mahasiswa, kelompok) Nama asisten penanggung jawab materi Judul praktikum Tujuan praktikum Bahan dan Alat Prosedur Kerja Hasil pengamatan A. Pengamatan hurut yang telah disediakan (misal a, b, c, p, d, R, P) menggunakan mikroskop majemuk a. Gambar huruf yang diamati menggunakan lensa obyektif 4x dan 10x, total perbesarannya. B. Pengamatan diameter bidang pandang mikroskop majemuk a. Gambar bidang pandang menunjukan skala penggaris pada pengamatan menggunakan lensa oyektif 4x b. Hasil pengukuran diameter bidang pandang pada perbesaran lemah (lensa oyektif 4x) menggunakan skala milimeter. c. Hasil penghitungan luas bidang pandang pada perbesaran lemah (lensa obyektif 4x), dihitung dengan rumus luas lingkaran, dalam satuan milimeter dan mikrometer d. Hasil penghitungan diameter bidang pandang pada perbesaran 10x (dihitung dengan rumus) dan luas bidang pandang pada perbesaran 10x (dihitung dengan rumus luas lingkaran), dalam satuan milimeter dan mikrometer. 8 Prak kum BIO1102 Semester Ganjil TA 2024/2025 e. Hasil penghitungan diameter bidang pandang pada perbesaran 40x (dihitung dengan rumus) dan luas bidang pandang pada perbesaran 40x (dihitung dengan rumus luas lingkaran), dalam satuan milimeter dan mikrometer. C. Pengamatan butir pati kentang menggunakan mikroskop majemuk a. Gambar butir-butir pati dari hasil pengamatan menggunakan lensa obyektif perbesaran 10x dan 40x. b. Keterangan pada gambar bagian-bagian yang dapat diamati, dan warna butir pati setelah diberi larutan Iodine, serta total perbesaran yang digunakan. D. Pengamatan spesimen semut menggunakan mikroskop stereo a. Gambar hasil pengamatan semut, total perbesaran yang digunakan. Jawablah pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana sifat bayangan yang dihasilkan mikroskop majemuk? 2. Apa kesimpulan dari menghitung luas bidang pandang perbesaran 4x, 10x, dan 100x? 3. Untuk apa dilakukan pengukuran luas bidang pandang? 4. Apa fungsi lensa obyektif, diafragma, dan kondensor pada mikroskop majemuk? 5. Bagaimana supaya struktur pati tampak jelas bagian-bagiannya (tampak garis-garis konsentris lamelanya), bagian mikroskop apa yang harus diatur? 6. Bagaimana sifat bayangan yang dihasilkan mikroskop stereo? Perhatian: Sebelum praktikum, mahasiswa telah menyiapkan bagian Identitas mahasiswa (nama, nomor mahasiswa, kelompok), Nama asisten penanggung jawab materi, Judul praktikum, Tujuan praktikum, Bahan dan Alat, Prosedur Kerja (secara ringkas) di BUKU LAPORAN praktikum. Gunakan jangka untuk menggambar bidang pandang mikroskop Gunakan pensil untuk menggambar hasil pengamatan dengan mikroskop BUKU LAPORAN dikumpulkan kepada Asisten langsung saat praktikum berakhir. 9

Use Quizgecko on...
Browser
Browser