al-Quran dan Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam PDF

Document Details

Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an

Septi Aji Fitra Jaya

Tags

Islamic law al-Quran Hadith Islamic studies

Summary

This document is a study on the al-Quran and Hadith as sources of Islamic law. It explores the relationship between these two sources and their significance in creating legal instructions in Islam. The paper is focused on the application of Islamic law in a pluralistic society.

Full Transcript

AL-485¶$1 DAN HADIS SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM Septi Aji Fitra Jaya Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an [email protected] Abstract National and state life cannot be separated from legal regula...

AL-485¶$1 DAN HADIS SEBAGAI SUMBER HUKUM ISLAM Septi Aji Fitra Jaya Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al Qur'an [email protected] Abstract National and state life cannot be separated from legal regulations. As a religious community, it is appropriate to obey the legal orders stipulated in a teaching, just as Islam also has rules and laws that must be obeyed by its adherents. The source of law in Islam is the al-Qur'an and Sunnah, the words of Allah and the Sunnah of the Prophet which are the main foundation in Islamic teachings. Understanding of the two sources of law is important because they cannot be separated from one another, there is a relationship between the two in explaining the applicable laws in Islam. So it is proper to understand the two sources of law to be the main thing, if there is an error in understanding between the two, it will damage the existence of the source of the law. By understanding the two sources of law, namely al-Qur'an and Hadith, you will get legal instructions that are in accordance with the guidance of the Shari'a and sunnah of the prophet Muhammad. This paper describes the existence between the two sources of Islamic law in its application in a pluralistic society, using thematic methods. Kata Kunci: al-4XU¶DQ GDQ +DGLs, sumber hukum Islam, hukum Islam. A. Pendahuluan Setiap ajaran tentunya terdapat hukum-hukum yang mengikat para pemeluknya. Dalam agama Islam, terdapat beberapa sumber hukum yang mengatur tindak-tanduk pemeluknya (muslim) dalam kegiatannya menjadi seorang hamba dan khalifah di Bumi. Sumber hukum Islam merupakan dasar utama untuk mengambil istinbat hukum. Oleh karenanya segala sesuatu yang menjadi pokok permasalahan haruslah berdasarkan pada sumber hukum tersebut. Sumber hukum pertama adalah al- 4XU¶DQ yaitu wahyu atau kalamullah yang sudah dijamin keontentikannya dan juga terhindar dari intervensi tangan manusia. Sehingga dengan penyucian tersebut meneguhkan posisi al-4XU¶DQ VHEDJDL VXPEHU KXNXP yang utama. Oleh karena itu, sebagai sumber utama hendaklah ia memiliki sifat dinamis, benar, dan mutlak. Sudah selayaknya jika al-4XU¶DQ EHUVLIDW GLQDPLV, benar, dan mutlak. Dinamis dalam arti al-4XU¶DQ GDSDW GLWHUDSNDQ GL manapun, dan kapanpun, serta kepada siapapun. Kebenaran al-4XU¶DQ GDSDW GLEXNWLNDQ dengan realita atau fakta yang terjadi sebenarnya. Terakhir, al-4XU¶DQ tidak diragukan kebenarannya serta tidak akan terbantahkan. Dalam eksistensinya, sumber hukum dalam Islam tidak hanya al-4XU¶DQ saja, melainkan juga +DGLV ,MPD¶ GDQ 4L\DV.HWLJDQ\D Kanyalah sebagai sumber skunder hukum-hukum Islam, sumber-sumber ini bukan berfungsi sebagai penyempurna al-4XU¶DQ melainkan sebagai penyempurna pemahaman manusia akan maqasid al-V\DUL¶DK. Karena al-QXU¶DQ WHODK VHPSXUQD VHGDQJNDQ SHPDKDPDQ PDQXVLD \DQJ tidak sempurna, sehingga dibutuhkan penjelas (bayan) sebagai tindakan penjabaran tentang sesuatu yang belum dipahami secara seksama. 204 Al-YµŒ[ v an Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam B. PEMBAHASAN 1. Pengertian al-4XU¶DQ Al-4XU¶DQ VHFDUD EDKDVD berasal dari kata TDUD¶D ± \DTUD¶X ± TLUD¶DWDQ ± TXU¶DQDQ, yakni sesuatu yang dibaca atau bacaan. Sedangkan secara istilah merupakan Kalamullah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. dan sampai kepada kita secara mutawatir serta membacanya berfungsi sebagai ibadah. Allah Swt. berfirman: ÉþÈû¡ÂÌ Éºë ÞÌ Ê¦ «¢Èç Éý -È Ì¢ÂÈ Èºë ¦ ȯ ÊœÈç ÉþÈû¡ÂÌ Éºë ÂÈ Éþ ÈàÌÈf ¢Èü ºÌ Èô Èß Àʤ Penyebutan lafadz Allah dalam pengertian al-4XU¶DQ GLPDNVXG XQWXN PHPEHGDNDQ antara perkataan malaikat, jin, dan manusia dengan kalamullah (al-4XU¶DQ) itu sendiri. Adapun kata al-munazzal maksudnya membedakan al-4XU¶DQ dari kalamullah yang lainnya, karena langit dan bumi beserta isinya juga bagian dari kalamullah. Sedangkan kalimat µDOD 0XKDPPDG VDZ dimaksud untuk membedakan wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad dengan wahyu yang diturunkan kepada Nabi dan Rasul sebelum beliau. Adapun redaksi al-PXWD¶DEEDG EL WLODZDWLKL maksudnya al-4XU¶DQ PHUXSDNDQ firman Allah yang dibaca setiap melaksanakan ibadah. 6HEDJLDQ XODPD¶ DGD \DQJ PHQDPEDKNDQ VLIDW ODLQ GDUL definisi al- 4XU¶an. Redaksi tambahan dari Ali ash-Shabuni yaitu al-PX¶ML] EL ZDVithati al- amin Jibril as. Al-maktub fi al-mushaf, al-mabdu bi surati al-Fatihah wa al- makhattam bi surati an-Nas. Namun, menurut pendapat Yunahar Ilyas pengertian yang disuguhkan oleh ash -Shabuni lebih tepat kepada pengertian mushaf bukan al-4XU¶DQ Karena yang dimaksud dengan al-4XU¶an bukan saja yang tertulis di dalam mushaf, melainkan yang dibaca secara lisan berdasarkan kemampuan hafalan. Apalagi pada era teknologi saat ini, al -4XU¶DQ tidak hanya berwujud mushaf yang tertulis melainkan juga berbentuk digital, compact disc dan audio (rekaman). Selain sebagai firman Allah kepada Nabi saw. Al -4XU¶DQ MXJD VHEDJDL mukjizat daripada Nabi saw. Mukjizat sendiri berarti sesuatu yang melemahkan atau perkara yang keluar dari kebiasaan ( DPUX NKDULMX OLO¶DGDK). Dikatakan sebagai mujkizat karena pada saat itu masyarakat Arab Jahiliyah pandai dalam membuat sastra Arab (syair), sastra Arab pada saat itu bearada dalam puncak kejayaan sehingga membuat manusia berbondong -bondong, berlomba-lomba dalam membuat syair, dan syair yang terbaik akan ditempel di GLQGLQJ.D¶EDK GDQ PHPEXDW \DQJ EHUVDQJNXWDQ PHUDVD VRPERQJ Setelah datangnya al-4XU¶DQ NHSDGD 1DEL VDZ 0DV\DU akat Arab terkagum-kagum dan takjub akan lantunan yang terdapat pada al -4XU¶DQ mereka mengatakan bahwa al-4XU¶DQ DGDODK EXDWDQ 1DEL VDZ %XNDQ ILUPDQ dari Allah swt. akan tetapi itu semua tidak benar karena Nabi adalah seorang yang ummi (tidak dapat membaca dan menulis) dan dibantah oleh al -4XU¶DQ Jika memang benar al-4XU¶DQ DGDODK V\DLU EXDWDQ PDQXVLD 0XKDPPDG VDZ 0DQQD¶.KDOLO DO-Qattan, 0DEDKLWV IL µ8OXP DO-4XU¶DQ (Qahirah: Maktabah Wahbah,tt), 14. Yunahar Ilyas,.XOLDK 8OXPXO 4XU¶DQ (Yogyakarta: Itqan Publising, 2014), 16. 0XKDPPDG µ$OL DVK-Shabuni, al-Tibyan fi Ulum al-4XU¶DQ (Makkah: Nasyru Ihsan, 2003), 6. Lihat juga Yunahar Ilyas,.XOLDK 8OXPXO 4XU¶DQ (Yogyakarta: Itqan Publising, 2014), 17. Nor Kandir, Al-4XU¶DQ 6XPEHU 6HJDla Ilmu (Pustaka Al-Mandiri, 2016), 10-11. INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 | 205 Septi Aji Fitra Jaya maka masyarakat jahiliyah dituntut untuk membuat syair yang seindah seperti al-TXU¶DQ GDQ WHUEXNWL PHUHND WLGDN VDQJJXS Firman Allah swt. Ê ® ú ÷Ê ö ïÉ ¦ ¾È ÉË ¦ ß ®¦ ÊÊ Ê Ê Ê Ê Ç ° ?Ê ö ¬ º ü ïÉ ÀÌ Ê¤Â ÀÂ É Ì Ì È È É Ì ÂÈ þ ôÌ° ÷ úÌ ÷ Ǩ°È ÉÈÊ¥ ¦ É« ̘Èç -È ¾ ̦ Èß Ù Èô Èß ¢ Èü ÌóÄ Èºû ¢ r ¤ ÌÈ Ì ÉÌ È ÊÊ Ê È ë ®¢ ÈÏ öÌ É¬ ºÌü ïÉ ÀÌ Ê¤ M¦ [ ³Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar.´ Turunnya al-4XU¶DQ WLGDNODK VHNali dalam bentuk mushaf yang terdapat pada saat ini, melainkan al-4XU¶DQ WXUXQ VHFDUD SHULRGLN DWDX EHUWDKDp. Tujuan dari turunnya yang bertahap ini dimaksud agar memperbaiki umat manusia, diantaranya sebagai penjelas, kabar gembira, seruan, sanggahan terhadap musyrikin, teguran dan juga ancaman. Akan WHWDSL DGD SHUEHGDDQ SHQGDSDW GLNDODQJDQ XODPD¶ berkenaan dengan proses turunnya al- 4XU¶DQ ada pendapat yang mengatakan bahwa al-4XU¶DQ WXUXQ SDGD PDODP KDUL lailatu al-qadar), ada pula pendapat yang mengatakan bahwa turunnya al-4XU¶DQ PHODOXL WLJD proses tahapan. Tahap pertama diturunkan di Lauh al-Mahfudz, kemudian diturunkan ke langit pertama di Bait al-Izzah, dan terakhir diturunkan kepada Nabi Muhammad secara berangsur-angsur dan sesuai kebutuhan serta peristiwa yang sedang terjadi atau dihadapi oleh Nabi saw. Meskipun terdapat perbedaan mengenai proses turunnya al-4XU¶DQ amun pada intinya al-4XU¶DQ GLWXUXQNDQ VHFDUD EHUDQJVXU-angsur. Tujuan dari proses tersebut diantaranya memenuhi kebutuhan nabi dan kaum muslimin, bentuk keperluan yang dibutuhkan nabi akan proses turunnya al-4XU¶DQ VHFDUD EHUDQVXU-ansur diantaranya untuk meneguhkan hati nabi karena setiap proses turun ayat disertai dengan suatu peristiwa tertentu, dan agar mudah untuk dihafal. Menurut Ahmad von Denfer, proses turunnya al- Qur,an adalah masalah pengalaman yang sulit bagi Nabi, supaya perintah Allah dapat diterapkan secara bertahap dan lebih mudah untuk dipahami, ringan diaplikasikan, mudah diingat atau dihafalkan oleh orang mukmin pengikut Rasulullah saw. 2. Nama dan Sifat al-4XU¶DQ Ada beberapa nama yang disandarkan terhadap al-4XU¶DQ 'DODP NLWDE al-Burhan fi Ulum al-4XU¶DQ karya al-Zarkasyi sebagaimana dikutiip oleh Amroeni Drajat, beliau menyebutkan ada 54 nama selain penamaan al-4XU¶DQ GLDQWDUDQ\D al-Kitab, an-Nur, al- Kalam, Huda, Rahmah, Furqan, asy-6\LID¶ 0DXL]KDK DG]-Dzikra, at-Tanzil, Wahyu, al- Hadi, al-µ8UZDK DO-Wutsqa, Mutasyabiha, al-Adl, Zabur, Mubin, Balagha, Shuhuf, Q.S. al-Baqarah (2): 23. Muhammad Abdu al-µ$G]LP DO-Zarqani, Manahilu al-µ,UIDQ (al-Qahirah: Dar al-Hadi: 2001), 41- 45. Amroeni Drajat, 8OXPX 4XU¶DQ: Pengantar Ilmu-Ilmu al-4XU¶DQ (Depok: Kencana, 2017), 35. Ahmad von Denffer, Ilmu al-4XU¶DQ 3HQJHQDODQ 'DVDU Terj. Ahmad Nasir Budiman (Jakarta: Rajawali Pers, 1988), 23. 206 | INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 Al-YµŒ[ v an Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam 0DUIX¶DK 0XWKDKDUDK GDQ %DV\LUD ZD 1DG]LUD GOO Dari sekian banyak nama diatas ada beberapa nama yang sangat populer GLNDODQJDQ XODPD¶ diantaranya; a) al-4XU¶DQ Penamaan al-4XU¶DQ berlandasakan pada kitab suci yang terakhir diturunkan oleh Allah swt. guna menjadi bacaan VHEDJDLPDQD DUWL GDUL NDWD 4XU¶DQ LWX VHQGLri dan telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya. Firman Allah swt. Ê Ê k¢ Ê ÊÊ Ê Ê Ê öÌ ÉnÈ ÀÈ¢ ©¢È Ðó¦ ÀÈ Éô øÈ Ìà Ⱥ úÈ À ó¦ [ È ü ÷šÌ øÉ Ìó ¦ ËÊ È¦ ɺ ÂÈ É¿ È ÌºëÈ¢ È ÿ VÊ ô ó Ä ¾ Ì Èº ÀÈ ¡ÂÌ ÉìÌó ¦ ¦ ÀÈ ÿÈÙ Àʤ ÂÉ Ì ¦ÅZʦ ïÈ ¦ÂÅ ³È¢ Ì b) al-Furqan Penamaan al-Furqan mengindikasikan bahwa al-4XU¶DQ VHEDJDL SHPEHGD DQWDUD haq dan bathil, atau antara yang benar dengan salah. Sebagaimana Firman Allah swt. ¦ÂÅ ÊÀÈû [ Ê Ê Ê ÊÊ Ê È øÈó ¢ Èà Ìô ó ÀÈ Éð È ó ý ¾ ̦ Èß Ù Èô Èß ÀÈ ¢ÈëÂÌ ÉèÌó ¦ ¾È Ä Èºû Ä À ó¦ ½È °¢ È È¦ Ⱥ« c) al-Kitab Al-Kitab artinya al--DP¶X (mengumpulkan), penamaan ini berdasarkan pada al- 4XU¶DQ \DQJ PHQJDQGXQJ EHUPDFDP LOPX NLVDK GDQ EHULWD Maksud dari al-Kitab juga bahwa al-TXU¶DQ WLGDN KDQ\D GLSHOLKDUD PHODOXL OLVDQ KDIDODQ WHWDSL MXJD GHQJDQ tulisan. Firman Allah swt. Ê Ê ÊÊ Ê È Êó ÈÙ¯ È ì¬ øÉ Ìô ó à ¾Å Éÿ ƒ þ ç ƒ ¤ [ È Ì °È È §¢ É È¬ ð Ìó ¦ î d) al-Dzikru Kata al-Dzikru murni dari bahasa Arab, artinya kemuliaan. Makna lain dari adz- Dzikru ialah ingat, mengingatkan. Maksudnya di dalam kitab al-4XU¶DQ terkandung pelajaran, nasehat dan kisah para umat terdahulu. Firman Allah swt. ÀÈ ÉÜ Êç¢ÈkÈ ÉþÈó -ʤ ÂÈ ÂÈ ïÌ ÊÀË ó¦ ¢ Èü ÌóÄ Èºû Éú ÌtÈ -ʤ e) al-Tanzil Kata al-Tanzil artinya sesuatu yang diturunkan, yaitu mengisyaratkan bahwa al- 4XU¶DQ merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. melalui perantara Malaikat Jibril. Firman Allah swt; Ê Ê Ê É[ ÷È Ì ¦ ɬÂÂó¦ þÊ¥ ¾È ÄÈ Èºû [ ËÊ °È Éò ÊÄ Ìü Ⱥ¬Èó ÉþûʤÂÈ È øÈó ¢ ÈàÌó ¦ § Demikianlah nama-nama lain dari al-4XU¶DQ \DQJ SRSXOHU GLNDODQJDQ para Ulama. Dari sekian nama yang dinisbahkan terhadap al-TXU¶DQ kesemuanya itu berasal dari Firman Allah swt yang terdapat di dalam al- 4XU¶DQ LWX VHQGLUL 6HODLQ QDPD-nama di atas, juga ada sifat -sifat dari al- 4XU¶DQ VHEDJDLPDQD EHULNXW a) an-Nur Lihat Amroeni Drajat, 8OXPX 4XU¶DQ: Pengantar Ilmu-Ilmu al-4XU¶DQ, 31-33. 0DQQD¶.KDOLO DO-Qattan, 0DEDKLWV IL µ8OXP DO-4XU¶DQ, 16. 0DQQD¶.KDOLO DO-Qattan, 0DEDKLWV IL µ8OXP DO-4XU¶DQ, 17. INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 | 207 Septi Aji Fitra Jaya ¢ Åü ʦ É÷ ¦°Å Éû öÌ Éð Ì Èóʤ ¢ Èü ÌóÄÈ ÌºûÈ¢ÂÈ öÌ ÉðÊË¥°È úÌ ÷Ê ÀÆ ¢ ÿÈ ÂÌ Éº¥ öÌ ïÉ È ¢ ³È ¾Ì Èë ²¢üó¦ É ¢ È º È¢ ®È ³Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).´ b) Huda-6\LID¶-Rahmah-Mauizhah ƨÈgÌ °È ÂÈ Ã ¾Å ÉÿÂÈ Ê°Â ¾É Ðó¦ ?Ê ¢ øÈ Êó Æ ¢ Èè ËÊ ÂÈ öÌ ÉðÊË¥°È úÌ ÷Ê Æ¨ÈÜ Êß Ì È÷ öÌ ÉðÌ« È ¢ ³È ¾Ì Èë ²¢üó¦ É ¢ È º È¢ ®È ÊÊ Ê È ü ÷šÌ øÉ Ìô ó [ ³Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.´ c) Basyir-Nadzir Ê Ê Ç Ê Ê Ê È ÂÈ ÌßȘÈç ¦ÂÅ ÀÈûÂÈ ¦ÅZ ÌÈ¥ ÀÈ øÉ Èô Ìà Ⱥ ¿ Ì Èì ó ¢ Ê¥ÂÈ Èß -¡ È öÌ É Èºç öÌ ÿÉ ÂÉ Èº° ïÌ È¢ µ Å ÂÌ Éºë ÉþÉ« ®¡ È ªÌ Èô ËÐÉç §¢ Æ È¬ ï ÀÈ Éà øÈ ÈÌ È ³Kitab yang dijelaskan ayat-ayatnya, yakni bacaan dalam bahasa Arab, untuk kaum yang mengetahui, yang membawa berita gembira dan yang membawa peringatan, tetapi kebanyakan mereka berpaling, tidak mau mendengarkan.´ 3. Kandungan Hukum dalam al-4XU¶DQ Merujuk pada pembahasan para XODPD¶ VHEDJLDQ GDUL PHUHND ada yang membagi hukum yang terkandung dalam al-4XU¶DQ PHQMDGL WLJD sebagaimana pernyataan Wahbah Zuhaili di dalam kitab Ushul al-Fiqh al-Islamiyi yang juga dikutip oleh Ernawati, diantaranya: a) Hukum Akidah (,¶WLTDGL\DK) ialah sesuatu yang berkaitan dengan keyakinan manusia kepada Allah swt. dan juga kepada para Malaikat, Kitab, Rasul, serta hari akhir. b) Hukum Etika (Khuluqiyyah) adalah suatu perilaku yang berkaitan dengan kepribadian diri. Diantaranya kejujuran, rendah hati, sikap dermawan dan menghindari sifat-sifat buruk pada dirinya seperti halnya dusta, iri, dengki, sombog. c) Hukum Amaliyah (Amaliyah) suatu perilaku sehari-hari yang berhubungan dengan sesama manusia. Hukum Amaliyah dibagi menjadi dua bagian, yakni: Pertama, PXDPDODK PD¶D $OODK atau pekerjaan yang berhubungan dengan Allah, seperti shalat, puasa, zakat, haji, nadzar, dan lain sebagainya; Kedua, PXDPDODK PD¶D DQ- Naas atau pekerjaan yang berhubungan langsung dengan manusia baik secara Q.S. an-Nisa (4); 174. Q.S. Yunus (10): 57. Q.S. Fushilat (41): 3-4. Muhammad bin Ahmad al-Anshary al-Qurthubi, al--DPL¶ OL $KNDPL DO-4XU¶DQ, jilid 10 (Beirut: Muassasah Manahi al-µ,UIDQ WW Siska Lis Sulistiani, ³Perbandingan Sumber Hukum Islam ´ Tahkim: Jurnal Peradaban dan Hukum Islam 1, 1 (2018): 105. 208 | INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 Al-YµŒ[ v an Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam pribadi maupun kelompok. Contohnya, kontrak kerja, hukum pidana, dan lain sebagainya. Sebagian dari XODPD¶ VHSDNDW GHQJDQ SHPEDJLDQ KXNXP DO-4XU¶DQ WHUVHEXW QDPXQ tidak berdasarkan pembagian yang sudah ada. Melainkan dengan tiga bagian lain, yaitu Tauhid, Tazkir, dan Hukum. Dari seluruh pembagian hukum di atas, menurut Hasbullah Thalib secara umum kandungan hukum dalam al-4XU¶DQ DGD OLPD EDJLDQ GLDQWDUDQ\D a) al-Ahkam al-,¶WLTDGL\\DK (suatu hukum yang berorientasi pada keimanan dan keyakinan). b) al-Ahkam al-Khuluqiyah (suatu hukum yang berkenaan dengan akhlak) c) al-Ahkam al-Kauniyah (suatu hukum yang berkenaan dengan alam semesta). d) al-Ahkam al-µ,EDUL\DK (suatu hukum yang kaitannya dengan peristiwa atau kejadian pada masa lalu dan dapat diambil pelajarannya (ibrah)). e) al-Ahkam al-6\DU¶L\\DK al-µ$PDOL\\DK (hukum - hukum yang mengatur perilaku GDQ SHUNDWDDQ PXNDOODI \DQJ GLWLPEDQJ GHQJDQ QHUDFD V\DUL¶DK). Dari lima pembagian yang ditawarkan oleh Hasballah Thalib tersebut, sebenarnya memiliki nilai kandungan yang sama, hanya saja ada sedikiti perbedaan penjelasan menurutnya. Berkenaan dengan al-Ahkam al-Kauniyah menurutnya topik utama dalam hukum tersebut berupa ayat-ayat alam semesta (cosmos) dimana banyak mengandung isyarat ilmiah sebagai bukti terhadap umat manusia mengenai kebenaran al-4XU¶DQ Firman Allah swt. ³6HVXQJJXKQ\D GDODP SHQFLSWDDQ ODQJLW GDQ EXPL GDQ VLOLK bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang- orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka SHOLKDUDODK.DPL GDUL VLNVD QHUDND ´ QS. Ali Imran ayat 190-191) Sedangkan al-Ahkam al-Ibariyah, topik bahasan pada hukum ini berupa kisah para umat terdahulu. Hukum ini bertujuan agar manusia selalu mengambil hikmah ataupun pelajaran hidup yang telah terjadi kepada para umat terdahulu. Apabila terdapat pelajaran yang baik, maka sudah sepatutnya untuk dijadikan contoh dalam kehidupan sehari-hari agar mendapat imbalan yang baik pula dari Allah swt. Namun, jika kejahatan atau kemadharatan yang berakhir kepada kemurkaan Allah swt maka sudah sepatutnya untuk tidak diikuti agar tidak terulang kejadian yang sama pada masa kini. Firman Allah swt. ³GDQ WHWDSODK PHPEHUL peringatan, karena Sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-RUDQJ \DQJ EHULPDQ ´ (QS. Al-Zariyaat ayat 55). Pesan yang terkandung dalam ayat ini yaitu pentingnya memberi peringatan, guna membangun perdaban manusia. 4. Cara al-4XU¶DQ 0HQMHODVNDQ $\DW-Ayat Hukum Al-4XU¶DQ PHUXSDNDQ VXPEHU KXNXP ,VODP \DQJ VLIDWQ\D XPXP PDND VHEDJLDQ besar hukum yang dijelaskan bersifat global dan hanya beberapa yang bersifat mendetail. Jalaluddin al-Suyuthi, al-Itqaan fi Oulum al-4XU¶DQ, jilid 2 (Beirut: Daar al-Kutub al-Ilmiyyah, tt), jld.-2, h. 278. Zamakhsyari bin Hasballah Thaib, ³Metode al-4XU¶DQ GDODP 0HQDPSDNNDQ $\DW-Ayat Hukum,´ Suloh: Jurnal Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh 7, 1 (2019): 64. INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 | 209 Septi Aji Fitra Jaya Secara garis besar penjelasan hukum oleh al-4XU¶DQ WHUGLUL GDUL WLJD FDUD VHEDJDLPDQD berikut: a) Ijmali (global) Penjelasan al-QXU¶DQ EHUVLIDW XPXP VHGDQJNDQ VXQQDK 1abi yang nantinya akan menjelaskan lebih mendetail. Sebagaimana perintah mendirikan shalat, membayar zakat, dan penjelasan lafadz yang tidak jelas secara makna. Allah swt. berfirman ³'LULNDQODK VKDODW´ (Q.S. al-Baqarah: 43). Ayat tersebut berupa perintah untuk mendirikan sholat, tidak ada penjelasan mengenai tata cara dan waktu pelaksanaannya. Maka disinilah Sunnah Nabi berperan adanya, ³6KDODWODK NDOLDQ VHEDJDLPDQD NDOLDQ PHOLKDW DNX VKDODW´ (6KDOOX NDPD UD¶D\WXPXQL XVKDOOL). b) Tafshili (terperinci) Al-4XU¶DQ PHPDSDUNDQ KXNXP VHFDUD WHUSHULQFL, dan disertai pejelasan yang mendetail, adapun sunnah Nabi menjadi penguat bagi penjelasan al-4XU¶DQ WHUVHEXW Contohnya, hukum waris, tata cara dan hitungan dalam thalaq, mahram (orang yang haram untuk dinikahi WDWD FDUD OL¶DQ VDOLQJ PHODNQDW DQWDUD VXDPL GDQ LVWUL GDQ penetapan hukuman dalam kasus pidana hudud. Firman Allah; ¢ È Èô Èºç ª Ì ÉþÈóÂÈ Æ¾ÈóÂÈ ÉþÈó Æ Æ »É¢ È Ì Èó î È Èô ÿÈ £Æ ÂÉ ÷¦Ì ÀÊ Ê¤ ‚ ʨÈó È ðÈ Ìó ¦ ?Ê öÌ Éð ʬ èÌ Éº ÉM¦ òÊ Éë î È Èû ɬ èÌ Èº¬ ÈÌ È ¢ rÊ À¢ Ê È°Éô º ° ó¦ ¢ ø Èô Ⱥç Ê[ Ȭ Ⱥü ̺¯ ¦ ¢ Ȭ Ⱥû¢ ïÈ ÀÌ ÊœÈç ‚ ƾÈó ¢ nÈ ú Éð ÈC ÀÌ Ê¤ ¢ ɺ¯Ê ÿ ‚ ½È  Ⱥ« ¢ ÷ æ ÐÊû ÈÉ Ì È È Ì ÈÌ È È ÈÉÈ È È É Ì ¦ ôÔ Ê È« ÀÌ È¢ ö ÉðÈó M¦ [Ê ¦ º Ê[ Ⱥ° ̺ûÉ Ì ¦ Ú Ì É É Ë ÈÉ Ì È ËÊ ·È Éò Ì° ÷Ê Ê ïÈ Àô ÊôÈç Å ¢ È Ê Ê Ê Ê È ûÂÈ Å ¢ ³È ° Ũ È »Ì ¤ ¦ Éû¢ ïÈ ÀÌ ¤ ÂÈ ‚ ½È ÂÈ Èº« Ê Ç Ê Æö ô Èß Ì ËÈ ËòÊ ðÉ ¥ ÉM¦ÂÈ ³Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah: "Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu): jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai anak dan mempunyai saudara perempuan, maka bagi saudaranya yang perempuan itu seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mempusakai (seluruh harta saudara perempuan), jika ia tidak mempunyai anak; tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan oleh yang meninggal. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki dan perempuan, maka bahagian seorang saudara laki-laki sebanyak bahagian dua orang saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, supaya kamu tidak sesat. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.´ c) Isyarah (isyarat) Penjelasan al-4XU¶DQ KDQ\D VHEDWDV SRNRN hukum, baik secara isyarat maupun secara ungkapan langsung. Adapun sunnah Nabi memberikan penjelasan hukum yang terkandung dalam pokok bahasan tersebut secara terperinci. Sebagai contoh firman Allah swt. Ê Èü Ð ¸ ø Ìó ¦ Èô ß ¢ ÷ æ ÐÊû ú Ê Èô à Ⱥç Ǩ Ì ·¢ Ê ÀÈ à Ìó ¦ ú ÷Ê ©¢ Ê Ê §¦ È È È Ì É È È É Ì Ì È È ÈèÊ¥ È[Ì È«È¢ ÀÌ ÊœÈç ú Ð ·É¢ Ì ¦ ȯ ÊœÈç Zamakhsyari bin Hasballah Thaib, ³Metode al-4XU¶DQ GDODP 0HQDPSDNNDQ $\DW-Ayat Hukum,´ 69-70. Q.S. an-Nisa (4): 176. 210 | INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 Al-YµŒ[ v an Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam ³« GDQ DSDELOD mereka telah menjaga diri dengan kawin, kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita-wanita merdeka yang EHUVXDPL«´ Pada ayat tersebut memberikan isyarat hukuman yang berlaku kepada budak atau hamba sahaya yakni setengah dari besaran hukuman yang ditimpakan kepada orang merdeka. Baik hukuman pidana maupun hak-hak yang berkaitan dengannya. Demikianlah muatan hukum yang dijelaskan oleh al-4XU¶DQ GHQJDQ VLIDW \DQJ EHUDJDP Selain tiga cara tersebut (ijmali, tafshili, isyari) lain halnya pembagian cara menurut Firdaus, menurutnya al-4XU¶DQ PHQMHODVNDQ KXNXP GHQJDQ FDUD \DQJ VHPSXUQD (kafah), global (ijmali), isyarat. PerbedDDQQ\D KDQ\D SDGD FDUD ³VHPSXUQD´ GDQ ³WHUSHULQFL´ 6HEDJDL FRQWRK SHQMHODVDQ \DQJ VHPSXUQD DGDODK perintah puasa, dalam hal ini fungsi dari sunnah Nabi sebagai penguat makna yang terkandung di dalam al-4XU¶DQ. Hemat penulis hal ini sama saja dengan cara yang tafshili, hanya berbeda dalam penggunaan istilah saja. Sebagaimana firman Allah Ê Éþ øÌ ÉÐÈ Ìô Ⱥç ÂÈ Ì Ìó¦ Éö Éð Ìü ÷ ¾È Ê ËÈ úÌ øÈ Èç ³EDUDQJVLDSD GL DQWDUD NDPX KDGLU GL QHJHUL WHPSDW WLQJJDOQ\D GL EXODQ LWX PDND KHQGDNODK LD EHUSXDVD SDGD EXODQ LWX ´ B. Hadis 1. Pengertian Hadis Secara etimologi Hadis berasal dari kata (ª¾y ó ª¾·) artinya al-jadid ³sesuatu \DQJ EDUX´ DWDX khabar ³NDEDU´ Maksudnya jadid adalah lawan dari al-qadim (lama), seakan-akan dimaksudkan untuk membedakan al-4XU¶DQ \DQJ EHUVLIDW qadim. Sedangkan khabar maksudnya berita, atau ungkapan, pemberitahuan yang diungkapkan oleh perawi hadis dan sanadnya bersambung selalu menggunakan kalimat haddatsana (memberitakan kepada kami). Secara terminology, definisi hadis mengalami perbedaan redaksi dari para ahli hadis, namun makna yang dimaksud adalah sama. Al-Ghouri memberi definisi sebagai berikut; ¨èÏ Â¢ ÂÂì« Â¢ òàç ¢ ¾ ë ú÷ Süó¦ E¤ æ Ó¢ ¢÷ ³6HJDOD VHVXDWX \DQJ GLVDQGDUNDQ NHSDGD Nabi saw. dari perkataan, perbuatan, WDTULU DWDX VLIDW ´ Q.S. an-Nisa (4): 25. Firdaus, ³Analisis Kedudukan Hukum dalam al-4XU¶DQ ´ Jurnal Hukum Diktum: IAIN Pare-Pare 10, 2 (2012): 130. Q.S. al-Baqarah(2): 185. Abdu al-Majid al-Ghouri, 0X¶MDP DO-Mushthalahat al-Haditsah (Beirut: Dar Ibnu Katsir, 2007), 10. Mustafa al-Azami, Studies in Hadith Methodology and Literature (USA: American Trust Publication, 2012), 1. Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis (Jakarta: Amzah, 2015), 2. Abdu al-Majid al-Ghouri, 0X¶Mam al-Mushthalahat al-Haditsah, 10. INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 | 211 Septi Aji Fitra Jaya Maksud dari qaul (perkataan) adalah ucapan, dan IL¶LO (perbuatan) ialah perilaku nabi yang bersifat praktis, dan taqrir (keputusan) sesuatu yang tidak dilakukan nabi tetapi nabi tidak menginkarinya, dan sifat maksudnya adalah ciri khas dari kepribadian nabi. Selain pengertian hadis di atas, istilah hadis juga sering disamakan dengan istilah Sunnah, khabar, dan atsar, sebagaimana berikut; a) Sunnah Kata Sunnah berarti jalan yang terpuji. Sunnah ialah segala sesuatu yang ditinggalkan oleh Rasulullah saw. berupa perkataan, perbuatan, taqrir, sifat fisik, atau akhlaq, serta perilaku kehidupan baik sebelum diangkat menjadi Rasul (seperti PHQJDVLQJNDQ GLUL \DQJ EHOLDX ODNXNDQ GL *XD +LUD¶ DWDX VHWelah kerasulan beliau. Adapun PHQXUXW ³8ODPD¶ )LTK´ Sunnah merupakan segala sesuatu yang datang dari Nabi yang bukan fardlu dan tidak wajib. Dari definis diatas keduanya mempunyai nilai yang sama, yakni sama-sama GLVDQGDUNDQ NHSDGD GDQ EHUVXPEHU GDUL 1DEL VDZ MLND GDUL IXQJVLQ\D 8ODPD¶ KDGLV mempertegas bahwa Nabi saw. sebagai teladan kehidupan. Adapun Ulama fiqh berpendapat bahwa Nabi saw sebagai V\DU¶L yakni sumber hukum Islam. b) Khabar Secara bahasa Khabar artinya al-1DED¶ (berita). Selain itu khabar juga berarti hadis, sebagai mana telah dijelaskan di atas. Khabar berbeda dengan hadis, hadis adalah sesuatu yang datang dari Nabi, sedangkan khabar ialah berita yang datang selain dari Nabi. Maka dapat disimpulakan bahwa khabar lebih umum dari pada hadis. c) Atsar Secara etimologi atsar EHUDUWL ³VLVD DWDX VXDWX SHQLQJJDODQ´ baqiyat al-Syai). Sebagaimana dikatan di atas bahwa atsar adalah sinonim dari hadis, artinya ia mempunyai arti dan makna yang sama. Selain itu atsar adalah sesuatu yang GLVDQGDUNDQ NHSDGD VDKDEDW GDQ WDEL¶LQ \DQJ WHUGLUL GDUL SHUNDWDDQ DWDX SHUEXDWDQ 0D\RULWDV 8ODPD¶ OHELK FRQGRQJ DWDV SHQJHUWLDQ khabar dan atsar untuk segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi saw dan demikian juga kepada Sahabat dan WDEL¶LQ Jika ditinjau dari segi makna hadis, maka hadis dapat di bagi menjadi tiga, yaitu +DGLV 4DXOL +DGLV )L¶OL dan Hadis Taqriri. Adapun macam-macam hadis jika ditinjau dari segi penyandarannya maka ada dua macam, yakni Hadis Nabawi (yang disandarkan kepada Nabi) dan Hadis Qudsi (yang disandarkan kepada Tuhan/ Allah). 2. Kedudukan Hadis Terhadap al-4XU¶DQ Hadis dalam Islam menempati posisi yang sacral, yakni sebagai sumber hukum setelah al-4XU¶DQ 0DND XQWXN PHPDKDPL DMDUDQ GDQ KXNXP ,VODP SHQJHWDKXDQ WHUKDGDS hadis haruslah suatu hal yang pasti. Rasulullah saw. adalah orang yang diberikan amanah oleh Allah swt untuk menyampaikan syariat yang diturunkannya untuk umat manusia, dan beliau tidak menyampaikan sesuatu terutama dalam bidang agama, kecuali bersumber dari Musthafa ash-6KLED¶L, as-Sunnah wa Makanatuha fi al-7DV\UL¶ DO-Islamiy (Dar al-Waraq, tt), 65. Mahmud al-Thahan, Taisir Musthalah al-Hadis (Alexandria: Markaz Huda li al-Dirasat, tt), 16. Mahmud al-Thahan, Taisir Musthalah al-Hadis, 16. Nawir Yuslem, Ulumul Hadis (Jakarta: Mutiara Sumber Dewi, 1998), 46. 212 | INDO-ISLAMIKA, Volume 9, No. 2 Juli-Desember 2019/1440 Al-YµŒ[ v an Hadis Sebagai Sumber Hukum Islam wahyu. Oleh karenanya kerasulan beliau dan kemaksumannya menghendaki wajibnya setiap umat Islam untuk berpegang teguh kepada hadis Nabi saw. Pendapat para ulama tentang kedudukan hadis terhadap al-4XU¶DQ a) al-4XU¶DQ GHQJDQ VLIDW \DQJ TDWK¶, DO-wurud (keberadaannya yang pasti dan diyakini) sudah seharusnya kedudukannya lebih tinggi dari pada hadis. Dimana status hadis (kecuali yang mutawatir) adalah zhanni al-wurud. b) Hadis berfungsi sebagai penjelas dan penjabar dalam atas al-4XU¶DQ 0DNVXGQ\D, yang dijelaskan adalah al-4XU¶DQ \DQJ NHGXGXNDQQ\D OHELK WLQJJL 0DND HNVLVWHQVL dan keberadaan hadis sebagai bayyan tergantung kepada eksistensi al-4XU¶DQ c) Sikap para sahabat yang selalu merujuk kepada al-4XU¶DQ WHUOHELK GDKXOX MLND bermaksud mencari jalan keluar atas suatu masalah. Jika di dalam al-4XU¶DQ WLGDN ditemukan maka merreka merujuk kepada Sunnah yang mereka ketahui, atau bisa menanyakan kepada sahabat yang lain. d) Hadis Muadz secara tegas menyatakan urutan kedudukan antara al-4XU¶DQ GDQ Sunnah. ³6HVXQJJXKQ\D NHWLND 5DVXOXOODK KHQGDN PHQJXWXV 0XDG] ELQ -DEDO NH

Use Quizgecko on...
Browser
Browser