Ringkasan OSPE Gastroenterologi PDF

Summary

Dokumen ini merangkum beberapa topik dalam patologi anatomi, terutama yang berkaitan dengan penyakit gastrointestinal seperti adenoma pleomorfik, gist, hemoroid, dan karsinoma mukoid epidermoid. Informasi disertai dengan deskripsi dan ilustrasi gambar.

Full Transcript

PATOLOGI ANATOMI GAMBAR KETERANGAN Adenoma Pleomorfik ​ Tumor jinak → batas jelas, tegas, berkapsul (kapsul utuh) ​ Berasal dari salivary gland (parotid...

PATOLOGI ANATOMI GAMBAR KETERANGAN Adenoma Pleomorfik ​ Tumor jinak → batas jelas, tegas, berkapsul (kapsul utuh) ​ Berasal dari salivary gland (parotid gland) ​ Ciri khasnya adalah mempunyai gambaran triphasic (3 gambaran sekaligus dalam 1 tumor): ○​ Gambaran epithelial ○​ Gambaran myoepithelial ○​ Chondromyxoid stroma ​ Myxoid ​ Chondroid ​ Hyaline ​ Adipose ​ Osseous ​ Bersintai ​ Pada preparat yang ganas, tumor sudah menginfiltrasi kapsul ​ Pada preparat ini, sebagian stromanya myxoid (stroma berdiferensiasi), dan diantaranya ada cell myoepithelial ​ Biasanya memiliki struktur kelenjar yang dilapisi oleh sel epitelial Tambahan: ​ Umur: any ages, usually 30 years old Epithelioid Gist GIST (Gastrointestinal Stromal Tumor) ​ Merupakan neoplasma yang berasal dari jaringan mesenchymal di gastrointestinal ​ 3 tipe: ○​ Epiteloid (sesuai ciri tumor mesenchymal, intinya spindle) ○​ Spindle (paling banyak - 70%) ○​ Mix ​ 3 tingkat /grade (dari mitosisnya): ○​ Benign ○​ Intermediate ○​ Malignant ​ Penegakan diagnosa tidak bisa hanya berdasarkan dari gambaran morfologi. Harus ada ulasan tambahan berupa immunohisto kimia (memakai antibody CD117 / CD34 / DOCK 1) untuk membedakan asal tumor (dari mesenkimal atau dari epithelial) Hemorrhoid ​ Epitel permukaan: ○​ Hemorrhoid eksterna = dilapisi oleh epitel gepeng berlapis ○​ Hemorrhoid interna = terdapat mukosa, dilapisi epitel kolumner ​ Stroma (di subepitel): terlihat proliferasi pembuluh darah ​ Sebagian pembuluh darah berdilatasi kistik, tersusun tidak teratur. Dinding menjadi tipis karena berdilatasi ​ Kadang dapat ditemukan gambaran trombosis ​ Disekitar pembuluh darah ada pendarahan Mucoepidermoid Carcinoma ​ Kelompok massa tumor ganas yang berasal dari epithelial ​ Dapat terjadi di salivary glands, rongga mulut ​ Terkadang dapat berbentuk solid, kistik, atau campuran (paling sering adalah kistik dengan gambaran glanular dan kapiliverum) ○​ Kistik dilapisi dengan sel tumor ganas ​ Beda dengan Whartin Tumor: ○​ Whartin tumor berbetas tegas, berkapsul dan bersimpai ○​ Mucoepidermoid carcinoma berbatas tidak jelas, terdapat sel tumor yang tumbuh infiltratif ​ Ada sel skuamosa ​ Memiliki kaidah ciri-ciri sel anaplastik (pleomorfik) ​ Mudah ditemukan mitosis ​ Ciri khas: ○​ Sitoplasma menghasilkan mukosa ○​ Lumen penuh dengan mucin ​ Grading berdasarkan histopatologinya (semakin tinggi anaplasianya, semakin tinggi gradingnya) ○​ Low grade ○​ Intermediate ○​ High grade Appendicitis ​ Terlihat beberapa lapisan appendix (mukosa hingga serosa) ​ Akut = ditemukan gambaran sel radang neutrofil predominan yang dapat mencapai lapisan muskularisnya (sel radang akut lebih dominan dari sel radang kronik) ​ Pada apendisitis akut, dibagi menjadi: ○​ Appendicitis acute vocal ○​ Appendicitis acute suppurative ○​ Appendicitis gangrenous ○​ Appendicitis perforata (pada jaringan appendix sudah terjadi perforasi) ○​ Periappendicitis (di bagian terluar appendix masih ada sel-sel radangnya) → kadang ada juga periappendicitis abscess Tambahan: ​ Vessels may show thrombosis Whartin Tumor ​ Tumor jinak dari salivary glands (parotid gland) ​ Pembesaran kecil ○​ Bersimpai, batas tegas ○​ Massa tumor ada rongga-rongga kistik yang dilapisi oleh epitel pelapis bilayer ​ Bagian dalam dekat lumen = epitel kolumner ​ Bagian luar = epitel kuboid ○​ Terkadang struktur kistik membentuk struktur papillary ○​ Ciri khasnya adalah di bawah epitel: ​ Ada struktur folikel limfoid disertai sentrum germinativum (germinal centers) Tambahan ​ Umur: >40 y,o usually 50-70 years old Polip Inflammatory Colon ​ Pembesaran kecil terlihat bentuk polipoid dari mukosa kolon ​ Tidak tampak displasia pada kripta ataupun epitel permukaan ​ Stroma terlihat banyak serbukkan sel-sel radang terutama sel radang kronik Fundic Gland Polyp ​ Polip jinak dan hiperplastik pada fundus corpus gaster ​ Memiliki gambaran kistik ​ Ada beberapa kelenjar yang melebar (mengandung sekresi), tersusun lebih tidak teratur ​ Seharusnya tidak menemukan adanya gambaran sel displasia ​ Terjadi hiperplasia sel parietal Mucinous Adenocarcinoma Colon ​ Adenocarcinoma = carcinoma dengan bentuk glanural (tampak struktur adeno) ​ Tumor ganas → terdapat sel tumor yang infiltratif, batas tidak jelas ​ Sel epitel pelapis: anaplastik, pleomorfik, hiperkromatik dengan anak inti mencolok ​ Mucinous karena ada banyak sekresi mucin (lebih dari 50% keseluruhan sel tumor) → Sel tumor mensekresi mucin Colitis Kronika ​ Peradangan pada kolon ​ Penyebab: infeksi bakteri, infeksi parasit, virus, diverticulosis, reaksi obat, dll ​ Disertai dengan destruksi kripta maupun tidak disertai destruksi kripta ​ Epitel permukaan atas irregular/regular ​ Banyak sel radang (biasanya walaupun kronik, tetap tampak sedikit sel radang neutrofil) ​ Di epitel tidak mengandung displasia Amebiasis Colon ​ Pasien akan mengalami diare (bisa disertai darah, lendir) ​ Ada area yang banyak terdapat sel radang / supuratif (banyak sel PMN) ​ Ada amoeba dengan inti kemerahan ANATOMY UPPER GI TRACT ESOPHAGUS ​ Terletak di antara faring dan gaster ​ Makanan akan melalui oral → faring → orofaring → esofagus ○​ Kenapa tidak masuk laring dan cavum nasi ? → secara fisiologis, epiglotis akan menutup saat menelan sehingga tidak masuk ke laring. Palatum juga akan menutup sehingga makanan terarah ke esofagus ​ DImulai setinggi C6 → berjalan ke posterior trakea → menyilang di anterior aorta sewaktu akan masuk menembus diafragma setinggi T10 → terjadi tautan / conjuctora dengan gaster setinggi T11 ○​ Linea z = perbatasan / tauran dengan gaster ​ Terdapat 3 konstriksi: ○​ Di daerah pharyngeal - esophageal junction = ada m. Cricopharyngeus (m. Sfingter esofagus superior) ○​ Di daerah toraks → broncho aortic (bronkus dan aorta) ​ Arcus aorta dan bronchus principalis sinistra → esofagus lebih ke sinistra ○​ Saat menembus diafragma → m. Sfingter esofagus inferior GASTER ​ Lanjutan dari esofagus di T11 (linea z) ​ Terdiri dari daerah cardiac, funcus, corpus, pyloricum ○​ Cardiac = sekeliling ostium cardiacum ○​ Fundus = dapat terdistensi jika ada isinya ○​ Corpus / badan ○​ Ada kurvatura minor, incisura angularis (pembatas korpus danpars pyloricum) ○​ Antrum pyloricum (bagian melebar) ○​ Kanal pyloricum (bagian menyempit) ○​ Celah = incisura cardiaca ​ Fungsi : mencampur dan menyimpan makanan (reservoir) + pencernaan enzimatik → kimus (setengah padat, setengah cair) → lanjut masuk ke duodenum ketika tekanan intragastric dapat melawan tekanan di ostium pyloricum ​ Pada dewasa, dapat ekspansi hingga 2-3 liter makanan. Pada bayi baru lahir, ukurannya hanya sebesar lemon dengan ekspansi hanya 30 mL susu. ○​ Fundus bisa mengembang, mencapai tinggi spasium intercostalis sinistra ○​ Corpus ada diantara fundus dan antrum pyloricum Ada asam lambung → dapat merusak makanya dinding lambung dilapisi mukosa saat kontraksi → mukosa masuk ke krista longitudinalis → terbentuk canalis gastricus (letaknya di daerah kurvatura minor) ​ Canalis gastricus / magenstrasse waldeyer fungsinya: ○​ Kalau kita minum lebih cepat kenyang dari makanan karena cairan langsung masuk ke daerah pyloricum melalui saluran magenstrasse itu ○​ Kalau sudah penuh dengan cairan → timbul rasa kenyang → lebih cepat menekan cairan tersebut masuk ke duodenum ○​ Apalagi, walaupun ostium pyloricum sudah tertutup, dia gak rapat (ada celah) sehingga cairan bisa tetap lewat masuk duodenum ○​ Makanan yang terlalu asam akan terdeteksi oleh duodenum, otot akan spasm → ostium pyloricum menutup lagi → makanan di tahan dulu karena kalau terlalu asam akan merusak duodenum ​ Lipatan yang tidak beraturan = rugae gastrica Di kurvatura minor akan ada magestrasse itu Digambar ini, lambungnya diangkat, jadi ini struktur yang ada di posterior gaster Bantalan gaster ​ Atas = kupula diafragma sinistra, lienalis, renalis sinistra, glandula suprarenalis sinistra, pankreas, arteri lienalis / splenica, mesocolon dan colon transversum DUODENUM = usus 12 jari, panjang sekitar 25 cm Terbagi atas: ​ Pars superior : setinggi L1 ​ Pars descendens : setinggi L1-L3 ○​ Ada caput pankreas → ada saluran yang bergabung membentuk tonjolan yang disebut ampula hepatopankreatika yang akan masuk ke duodenum → membentuk tonjolan yang namanya papilla duodeni mayor (di posteromedial) (cek gambar dibawah) ​ Papilla duodeni minor belum selalu ada ​ Pars horizontal : setinggi L3 ○​ Beralih dari dextra planum medianum (tengah tubuh), akan menyilang ke arah sinistra planum medianum ​ Pars ascendens : setinggi L3-L2 ○​ Kemudian nyambung ke yeyunum Jadi, ​ Kurvatura minor diperdarahi a.gastrica dextra dan sinistra ○​ Areanya dari ostium cardia hingga incisura angularis (paling inferior dari kurvatura minor) ​ Kurvatura mayor diperdarahi a.gastroomentalis dextra dan sinistra BATAS UPPER GI TRACT = ligamen triens / musculus suspensorium duodeni (yg merah tebal) Karena upper dan lower ada perbedaan blood supply dan embriologinya: ​ Lower = mesenterica superior dan inferior ​ Upper = truncus iliacus LOWER GI TRACT REGIO ABDOMEN Pertama: ​ Vertikal = Linea midclavicula (LMC): dari pertengahan klavikula hingga pertengahan ligamen inguinal ​ Horizontal = ○​ Atas = Linea subcostalis (LSC) = arcus costae terbawah (planus subcostalis) ○​ Bawah = Linea intertubercurale (LIT) = antara tuberculum illium dextra sinistra, kurleb 5cm spina iliaca anterior , membagi regio tengah dan bawah Kedua: ​ Vertikal = LSL = linea semilunar = batas lateral m.rectus abdominis ​ Horizontal = ○​ Atas = Linea transpyloricum / planum (LTP) = area dari processus xiphoideus hingga umbilicus ○​ Bawah = Linea interspinale (LIS) = melalui sias dextra dan sinistra Garis hitam yang pertama, garis kuning yang kedua KUADRAN ABDOMEN Garis tengah planum medianum JEJUNUM - ILEUM ​ Jejunum = bagian 2 intestinum tenue = lanjutan dari duodenum (setelah flexura duodenojejunal), panjang 2.4 m ​ Ileum = bagian 3 intestinum tenue, panjang 3.6 m ​ Batas tidak jelas tapi bisa dilihat dari ciri-ciri ○​ Jejunum lapisannya lebih tebal, pembuluh darah lebih banyak, penyerapan lebih aktif shg warna lebih merah tua drpd ileum ○​ Vasa recta = pembuluh darah yang lurus ○​ Arcades = pertemuan antara arteri intestinalis cabang a.mesenterica superior yang memperdarahi a.jejunalis dan a.ilialis (membentuk loops) ​ Jejunum cuma 1 lapisan ○​ Window mesentery = antar vasa recta ada kaya jendela berisi lemak, kalau dikenai cahaya jadi transparan (ileum lebih tembus pandang dari jejunum) Mesenteric ​ Suatu lipatan seperti kipas dari peritoneum, di dalamnya berjalan banyak pembuluh darah cabang a.mesenterica superior ​ Posisi: dari taut duojejunalis (L2) - taut ileocolica (ileum - cecum) ​ Untuk fiksasi jejunum ileum dengan dinding duodenum posterior INTESTINUM CRASUM Tambahan: ​ Cecum ○​ 2.5 cm di bawah ligament inguinale POSISI APPENDIX (WAKELEY Paling banyak yang retrocecal CIRI CIRI INTESTINUM CRASUM 1.​ Appendices epiploica (AE) a.​ Ukuran seperti omentum b.​ Kecil, berlemak, dan warna kuning c.​ Terletak biasanya di taenia omentale 2.​ Taenia Coli = bercabang di taut antara appendix-cecum a.​ Taenia libera i.​ Daerah bebas dari appendices epiploica ii.​ Terletak di anterior b.​ Taenia omentalis i.​ Terletak di posterior ii.​ Berhubungan dengan AE (tempat melekatnya) iii.​ Banyak lemak (?) c.​ Taenia mesocolon / mesocolica i.​ Berhubungan dengan mesocolon (colon transversum dan mesocolon sigmoideum) ii.​ Terletak di medial 3.​ Haustra a.​ Lipatan pada intestinum crasum, bentuk seperti roti b.​ Dilalui oleh taenia coli i.​ Taenia coli itu lebih pendek dari panjang intestinum crassum, sehingga akan menarik, memendek dan membentuk si haustranya → ibarat kaya celana karet → karet itu panjang taenia coli → di tarik akan balik lagi → haustra c.​ Fungsi propulsif = mendorong makanan (dgn kontraksi bergantian) COLON 1.​ Colon ascendens a.​ Mulai dari cecum menuju lobus dextra hepatica, naik ke superior sisi dextra cavitas abdomen b.​ Muter → flexura coli dextra / hepatica → lanjut transversum 2.​ Colon transversum a.​ Berjalan menyilang dari arah hepar ke lien b.​ Muter → flexura coli sinistra / splenica → di daerah spleen c.​ Ujung = bagian anterior dari interior renal sinistra kemudian turun di anterior dari batas lateral lien sinistra Note: flexura colic sinistra lebih tinggi dari dextra. Tapi yang sinistra akan lebih terfiksasi karena ada ligamen phrenicocolica (nyambungin sama diafragma) 3.​ Colon descendens a.​ Sinistra cavum abdomen sampai fossa iliaca 4.​ Colon sigmoideum a.​ S-shaped b.​ Memanjang dari fossa iliaca sinistra hingga S3 → berlanjut sebagai rectum → bertemu di junctura rectosigmoid c.​ Taenia coli bersatu (merupakan otot longitudinal dari daerah appendix piriformis, yang awalnya di tautan appendix-cecum dia bercabang 3) d.​ 15 cm dari anus (jarak taut) i.​ Tapi kalau diseksi, krn rektum itu masuk ke dalam rongga pelvis, sehingga dia akan tetap diangkat dengan organa genitalia interna (diambil semua) 5.​ Rectum a.​ Masuk rongga pelvis TAMBAHAN ​ Line of lanz (linea interspinosum) = garis dari sias dextra ke sinistra ○​ ⅓ dextra = letak appendix vermiformis (point of lanz) ​ Linea monro-ritcher = sias dextra ke umbilical ○​ Mcburney point = ⅓ lateral dari garis itu = letak appendix VASKULARISASI ARTERI 1.​ A. mesenterica superior = berjalan oblique ke arah taut dari ileum terminalis (ileosekal / ileocolic) dengan sekum a.​ A. colica dextra = kolon ascendens b.​ A. colica media = kolon transversum c.​ A. ileocolica = supply ileum terminalis, cecum, appendix (sebagai a. appendicularis) d.​ A. intestinalis (banyak / 15 an) i.​ A. yeyunale = ke arah jejunum ii.​ A. iliale = ke aran ileum 2.​ A. mesenterica inferior a.​ A. colica sinistra = kolon descendens b.​ A. Sigmoidea = kolon descendens dan sigmoideum c.​ A. rectalis superior = rectum superior 3.​ A. rectalis medialis a.​ Dari a. Iliaka interna, memperdarahi rectum media 4.​ A. rectalis inferior a.​ Dari a. pudendal interna, memperdarahi rectum inferior 5.​ A. marginalis / juxtacolica = kolateralisasi antara arteri di dextra dan sinistra, membentuk saluran sejajar VASKULARISASI VENA a. Mesenterika → balik ke v.mesenterika superior → masuk ke pankreas (daerah caput collum corpus) → di collum ada v. lienalis, dia gabung ama si v.mesenterika superior → lanjut ke atas sebagai v. porta ​ Sementara v. mesenterika inferior akan gabung juga dengan v. lienalis (mendekati ujungnya, gak ketemu langsung tapi join dengan v. lienalis dulu) ​ Jadi, vena porta itu terbentuk dari v. mesenterika superior dan v. lienalis ORGANAE DIGESTIVAE ACCESSORIAE ​ Cavitas abdominalis terbentang ke cavitas thorax sampai di spatium ICS 4 ○​ Sebagian dari hepar, gaster, lien terlindungi oleh rangka thorax krn terletak lbh superior ​ Ren / ginjal sinistra ada di posterior gaster ​ Sebagian dari ren dextra, superior duodenum, bagian gaster masuk posterior hepar POSISI HEPAR NORMAL SAAT RESPIRASI ​ Letak hepar: RH - E - LH, inferior dari diafragma yang memisahkan cavum thoracica dan abdomen) ​ Berat hepar 1500 mg → 2.5% BB orang dewasa normal ​ Terletak di 3 regio : epigastrica, hipokondrium sinistra dextra ​ Terletak di inferior diafragma (memisahkan cavum thoracica dan cavum abdominalis) ​ Semua nutrisi diserap di GI kecuali di lemak → dibawa ke sistem vena porta (yg bawa darah balik dari GIT) ​ Menyimpan glikogen ​ Sekresi empedu secara rutin ○​ Waktu antara makan = empedu disimpan di vesika biliaris / vesica fellea → empedu dipekatkan dengan cara air dan garamnya diabsorpsi ○​ Saat makan = empedu keluar ke duodenum HEPAR ​ Lobus caudatus / lobus caudalis ○​ Karena terletak di ekor dari tonjolan processus papillaris ​ Lobus caudatus dan quadratus dipisahkan oleh fissura transversalis / porta hepatis ​ Area gaster berhubungan dengan sisi dextra anterior gaster ​ Area duodenum di pars superior ​ Area coli → dextra = flexura colidextra / hepatica colon ascendens, colon transversum, berhubungan dengan renal dextra dan glandula renalis dextra ​ Vena cava inferior di sulcus vena cava inferior ​ Fessika biliaris di fossa fessika biliaris ​ Porta hepatis = fissura transversalium / transversalis sekitar 5 cm pendek tapi dalem Di posterior: ​ Fissura transversalis / porta hepatis ​ Fissura sagittalis sinistra / fissura umbilical (krn ligamentum teres itu sisa dari vena umbilikalis, & ligamentum venosum itu lebih ke duktus venosus yang hubungin vena umbilikalis dengan v.cava inferior) → secara umum ttp sagitalis sinistra dextra ○​ Anterior : fissura ligamentum teres hepatis (round ligament) ○​ Posterior : ligamentum venosum ​ Fissura sagittalis dextra = sulkus kontinu: ○​ Anterior : fossa vesica biliaris ○​ Posterior : sulcus vena cava ​ Ada 2 fasies : diaphragmatica dan visceralis ​ Sekeliling hepar ada rongga kosong = spasium / recessus (gambar radiologi = area putih): ○​ Subhepatica = rongga posterior hepar dan saluran pencernaan ○​ Subphrenica = rongga hepar dan facies diaphragmatica dari hepatis ○​ hepatorenal = rongga hepar dan renal ​ Permukaan anterior hepar dilapisi peritoneum visceralis ​ Permukaan posterior hepar → area noda / bare area = gaada peritoneum, langsung berhubungan sama diaphragma ○​ Area noda itu dibatasi oleh reversi peritoneum diafragma sampai hepar pada lapisan anterior atas dan posterior ligamentum coronarium ○​ Lapisan itu akan bertemu ke arah sisi dextra bentuk ligamentum triangulare dextrum ​ Facies viscera hepar = cekung + dilapisi peritoneum, kecuali pada fossa: ○​ Vesica biliaris ○​ Porta hepatis (fisura transversa) ​ Facies diaphragmatica = bentuk cembung / konveks ​ Kalau dilihat, ujung margo inferiornya tajam mengikuti sudut dari arcus aorta ​ Omentum minus berjalan ke arah hepar (ligamentum venosum) ○​ Hepatogastric = ke gaster ○​ Hepatoduodenal = ke duodenum ​ Dillalui oleh trias porta: ​ A.hepatica propria (masuk hepar) ​ V.porta hepatica (masuk hepar) ​ Duktus biliaris (keluar hepar) ​ Trias porta beda dari porta hepatis ○​ Trias porta = punya duktus biliaris ○​ Porta hepatis = punya ductus hepaticus communis PV = vena porta HA = arteri hepatis propria HD = ductus hepaticus communis IVC = vena cava inferior FGB = fossa vesica biliaris BATAS Inferior = QL = lobus quadratus Superior = CL = lobus caudatus Sinistra = LL = lobus sinistra Dextra = DL = lobus dextra ​ Semua akan masuk ke sinusoid hepatis → balik ke v. hepatica → inferior vena cava → atrium dextra ​ A. hepatica communis → a. Hepatica propria → a. Hepatica dextra dan sinistra → sinusoid hepatis → v. hepatica → IVC ​ A. hepatica dextra → a. Cysticus (vesika biliaris) ​ UNTUK PERSARAFANNYA: ​ Sistemik = plexus hepaticus yang berasal dari plexus coeliacus ​ Parasympathetic = vagus nerve GALLBLADER / VESIKA BILIARIS ​ Fundus (lebar) → corpus → collum (sempit) → ductus cysticus (tunika mukosa menonjol = PLICAE) ​ Ductus hepaticus dextra dan sinistra bergabung jadi ductus hepaticus communis ​ Ductus hepaticus communis + ductus cysticus = ductus choledocus / ductus biliaris / common bile duct ○​ Ukuran 7-10 cm ○​ Posisi di fossa vesica biliaris pada permukaan visceral hepar ○​ Fundus = ujung cartilago costalis dextra ke 9, linea midclavicular ○​ Corpus = kontak dengan visceral hepar, colon transversum dan bagian superior duodenum (area colic tadi, daerah yg meruncing, membentuk huruf S) ​ Arteri : ○​ Arteri cysticus, yang pada umumnya berasal dari a. Hepatica dextra (memperdarahi bagian tengah duktus) ○​ Vena Cysticus → sinusoid hepar / vena porta (sama2 masuk hepar) → IVC ○​ Pancreaticoduodenal superior posterior memperdarahi bagian posterior ○​ A. gastroduodenalis untuk bagian retroduodenal ​ Persarafan: ○​ Plexus coeliacus ○​ Nervus simpatis dan nervus parasimpatis = vagus nerve TAMBAHAN KATING HISTOLOGI WEEK 1 BIBIR ​ Tampak bangunan panjang dengan ujung membulat ​ Dilapisi epitel berlapis gepeng ​ Satu sisi mengandung unsur kulit (folikel rambut, kelenjar sebasea) → bibir luar ​ Kerangka ototnya m.orbikularis oris BIBIR LUAR ​ Kelenjar sebasea di subepitel ​ Epitel gepeng berlapis GIGI Kuncup gigi: ​ Email: ungu tua ​ Dentin: merah muda ​ Ameloblast: di sebelah email ​ Odontoblast: di sebelah dentin LIDAH ​ Dilapisi epitel gepeng berlapis ​ Otot seperti anyaman tikar (pola kiri-kanan) PAPILA SIRKUMVALATA ​ Bentuk seperti kubah / bulat ​ Jumlah paling sedikit tapi paling banyak kuncup kecap (ini khasnya) PAPILA FOLIATA ​ Berbentuk seperti daun (ujung melengkung), berjajar ​ Pada manusia bersifat rudimenter ​ Banyak ditemukan pada hewan seperti kelinci dan monyet PAPILA FILIFORMIS ​ Tipe terbanyak ​ Bentuk seperti kerucut sempit (ujung lancip) ​ Sebagian mengandung keratin, tetapi sedikit mengandung kuncup kecap Tambahan dr ppt dr. Aulia : PAPILA FUNGIFORMIS ​ Bentuk seperti jamur ​ Mengandung taste bud (kuncup kecap) ESOFAGUS ​ Permukaan lumen dilapisi epitel gepeng berlapis ​ Tunika muscularis terdapat otot polos PERALIHAN ESOFAGUS-GASTER ​ Peralihan dari esofagus bawah ke kardia gaster ​ Perubahan mendadak epitel permukaan ​ Dari epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk (esofagus) menjadi epitel selapis silindris/kolumner (gaster) GASTER FUNDUS GASTER ​ Pada lumen tampak foveola gastrica yang mencapai ¼ ketebalan tunika mukosa ​ Terdapat sel besar dan asidofilik pada kelenjar gaster → sel parietal (fungsi untuk sekresi HCl) PILORUS GASTER ​ Foveola gastrika setengah ketebalan tunika mukosa WEEK 2 USUS HALUS DUODENUM ​ Lumen tidak rata ​ Ada vili intestinalis yang merupakan lengkungan pada mukosa (terdiri dari tunika mukosa saja) → pada lumen tampak lengkungan ​ Di lapisan submukosa tampak kelenjar Brunner YEYUNUM ​ Terdapat Plika Kerkringi (terdiri dari tunika mukosa dan submukosa) ​ Pada dasar kriptus Lieberkuhn tampak sel Paneth (sel penuh granul asidofil) ​ Sel paneth berwarna kemerahan, untuk sekresi lisozim ILEUM ​ Bagian usus halus ​ Mukosanya juga terdapat vili intestinalis dengan lumen tidak rata ​ Khas terdapat plak peyeri (kumpulan sel lymphoid di usus halus terutama di ileus) USUS BESAR APPENDIKS ​ Bentuk kecil terletak di dekat usus besar ​ Khas: lumen berbentuk segitiga atau bintang ​ Lumen tidak rata ​ Dilapisi epitel torak selapis bersel goblet ​ Dibawah epitel (submukosa) terdapat banyak (dikelilingi) jaringan limfonoduli KOLON ​ Permukaan lumen rata ​ Dilapisi epitel torak selapis bersel goblet ​ Khas: di bagian serosa terdapat tenia coli PLEKSUS MYENTERICUS AÜRBACH ​ Terletak di antara lapis sirkular dan longitudinal tunika muskularis kolon PERALIHAN REKTUM-ANUS ​ Epitel permukaan berubah secara perlahan dari epitel selapis silindris (rektum) menjadi epitel berlapis gepeng tanpa lapis tanduk (anus) ​ Terdapat otot m.sfingter ani interna (otot polos) dan m.sfingter ani eksterna (otot rangka) WEEK 5 KELENJAR PAROTIS Terdapat kelenjar serosa dan saluran keluar: ​ Duktus interkalaris: ukuran kecil, dilapisi sel kuboid rendah, diantaranya ada asinus kelenjar ​ Duktus intralobularis/sekretorius: terdapat dalam lobus, dilapisi sel-sel kuboid, sitoplasma banyak ​ Duktus interlobularis/ekskretori: terdapat di jaringan ikat antar lobulus (jaringan ikat >>), 1-2 lapisan sel kuboid HATI (MANUSIA) ​ Lobulus hati tidak jelas batas-batasnya ​ Tampak vena sentralis (dikelilingi hepatosit) ​ Terdapat segitiga Kiernan: ○​ Cabang arteri hepatika (arteriol di portal area) ○​ Cabang vena porta ○​ Duktus biliaris (dilapisi sel kuboid) ○​ Pembuluh limfe jika ada ​ Terdapat sel kupffer untuk fagositosis di sinusoid ○​ Ukuran kecil agak memanjang ○​ Sinusoid itu celah putih antara hepatosit PANKREAS ​ Sebagian besar merupakan organ eksokrin, berupa asini yang menghasilkan enzim pencernaan ​ Sebagian kecil tampak sebagai daerah pucat. Adalah organ endokrin, yaitu Pulau Langerhans ​ Di pusat asini tertentu tampak sel dengan sitoplasma pucat (sel sentroasiner) → potongan dari duktus interkalaris TAMBAHAN ​ Kelenjar submandibular (muko-serosa) ​ Serosa lebih banyak dari mukosanya ​ Vena sentralis (autolysis) ​ Dikelilingi sinusoid / lempeng hepatosit PATOLOGI KLINIK STOOL ANALYSIS Stool Specimen Collection: 1.​ Use clean and dry bedpan/glass jar 2.​ Patient may not pass urine when collecting stool → urine has a harmful effect on protozoa 3.​ Transfer a small amount of stool into a screw cap container 4.​ If not possible, specimen from gloves during rectal examination can be used and transferred to slide glass and filter paper 5.​ Fresh specimen is preferred Stool Analysis Consists of: 1.​ Physical Examination Can be divided into Macroscopic and microscopic examination A.​ Macroscopic Can be determined by observing the colour, odor, volume, consistency, and the presence of mucus and pus in the stool. ​ Colour Brown colour of stool → stercobillin Colour Cause White Antacid, barium, alcohol Gray Steatorrhea → fecesny berlemak Yellow greenish Bilirubin Green Chlorophyll rich diet, diarrhea, calomel Light Brown Anthraquinone Orange Azo dye Red Lower GI tract bleeding, beets Black Upper GI tract bleeding, iron, charcoal, bismuth cherries ​ Odor ○​ Intestinal putrefaction and fermentation produces indole and scatole which gives the normal odor of stool. ○​ High protein diet caused foul smelling odor ○​ Gangrene smell of putrefaction ​ Gangrene: It typically involves the decay and death of tissue, often accompanied by bacterial infection. This process releases gases and compounds as the tissue breaks down. ​ Putrefaction: This is the process of decay or decomposition of organic matter, often producing a strong, unpleasant smell due to the breakdown of proteins and the release of sulfur-containing compounds like hydrogen sulfide. ○​ In diarrhea → sour smell → undigested acid. ​ Volume Normal Volume → 100 -250 g/day depend on diet​ ​ Consistency Consistency Cause Wattery stool Diarrhea → malabsorbtion, infection, laxatives Hard stool/skibala Constipation → irritable colon syndrome, overuse laxatives Narrow ribbon like stool Spastic bowel, rectal stricture Mushy, foul smelling gray stool Steatorrhoea that floats on the water ​ Mucus ○​ Mucus in stool: Abnormal and should be reported. ○​ Translucent mucus on stool surface: May indicate spastic constipation or colitis caused by excessive straining. ○​ Association with inflammation/infection: Mucus often accompanies these conditions. ○​ Location matters: ​ Mucus incorporated in stool suggests a small intestine issue. ​ Mucus on the stool surface points to a colon abnormality. ​ Mucus with pus and blood: Linked to conditions like bacillary dysentery, intestinal tuberculosis, ulcerative colitis, or intussusception. ○​ Colon adenomas: Can produce excessive mucus (3-4 liters/day), leading to dehydration and electrolyte imbalances. ​ Pus Chronic ulcerative colitis, shigellosis, abscesses, fistulas and chronic bacillary disentry passed large quantities of pus and mucus with the stool. Amoebic colitis seldom produces a lot of pus. B.​ Microscopic Done to find undigested food particles (starch/amylum, muscle, fibers, elastic fibers, fat, etc), eggs and segments of parasites yeast, blood cells. ​ Parasites ○​ Biasany protozoa/ cacing ○​ Eosin or lugol 1-2 % is used for examination ○​ Usually found in inactive form, except in watery stool active form can be found ​ WBC ○​ Use of Acetic Acid (10%): ​ Acetic acid is applied to a small portion of mucus or liquid stool on a glass slide to examine white blood cells (WBCs). ○​ Significance of WBCs: ​ Increased WBCs are associated with bacillary dysentery, ulcerative colitis, and other inflammatory or infectious conditions. ○​ Differential Counting with Loeffler’s Methylene Blue: ​ This stain is used to differentiate between mononuclear and polymorphonuclear cells under high power magnification. ​ A total of 200 cells are counted and categorized. ○​ Fresh Specimen Requirement: ​ The examination and counting must be conducted on a fresh stool sample to ensure accuracy. ​ RBC Red blood cells (RBCs) are typically found in cases of bleeding from the lower gastrointestinal (GI) tract (e.g., rectum or anus). Bleeding from the proximal GI tract causes RBCs to hemolyze before they appear in stool. ○​ Appearance of Blood in Stool: ​ Bleeding from the upper GI tract involving a blood loss of more than 50–75 mL results in a dark red to black tarry stool. ​ This tarry appearance (melena) suggests the digestion of blood in the GI tract. ○​ Prolonged Tarry Appearance:​ If the black/tarry stool persists for 2–3 days, it could indicate a loss of 1000 mL of blood. This discoloration can remain visible in the stool for up to 5–12 days. ​ Epithels ○​ Normal shedding of GIT epithels can be found using NaCl 0,9% solution ○​ Number of cells increased in inflamation/infections ​ Macrophage ○​ Relatively big cells with phagocytic ability. ​ Crystals ○​ Normal : Triple phosphate, /Ca oxalate, acid crystals. ○​ Abnormal : Charcoat Leyden, Hematoidin crystals ​ Food Particles: ○​ Fibers ○​ Fat ○​ Carbohydrate 2.​ Chemical examination 3.​ Microbiology 4.​ Other specific diagnostic tests Tes Darah Samar: Dilakukan untuk mengetahui adanya perdarahan yang tidak dapat dinyatakan baik secara makroskopis maupun mikroskopis. Metode: ​ Benzidne basa ​ Banzidine Hidroclorida ​ Guajac ​ Hematest tablet Prinsip Pemeriksaan Hematest untuk Darah dalam Feses Reaksi Kimia: Hemoglobin (Hb) dalam feses bertindak sebagai enzim yang mengkatalisis reaksi berikut: H2O2 → H2O + Oⁿ Prosedur Pemeriksaan: ​ Letakkan kertas saring halus di atas kaca objek. ​ Oleskan feses tipis-tipis di atas kertas saring, terutama di area yang dicurigai mengandung darah. ​ Letakkan tablet Hematest di atas olesan feses tersebut. ​ Tambahkan satu tetes air (aqua) dan tunggu 5–10 menit hingga air meresap. ​ Tambahkan satu tetes air lagi hingga membasahi feses dan bereaksi. ​ Tunggu 2 menit, lalu periksa. Jika muncul warna biru, hasilnya positif (+), menandakan adanya darah dalam feses. Kemungkinan Hasil False Positive: ​ Serat daging yang tersisa dalam feses. ​ Hidrogen peroksida (H2O2) dari mikroba usus (sangat jarang). ​ Konsumsi obat yang mengandung zat besi (Fe). Kemungkinan Hasil False Negative: ​ Konsumsi vitamin C lebih dari 500 mg per hari. ​ ColoScreen PARASITOLOGI Many important human intestinal protozoa and helminths can be found in stool specimens ​ macroscopic = consistency, liquidity, color, smell, w/o blood, mucus, and pus ​ microscopic ○​ direct wet film (normal saline 0.85%, lugol 1%, eosin solution 2%) ○​ concentration techniques ○​ permanent stained slides Examples : ​ Intestinal protozoa ○​ Trophozoite stage = usually found in liquid or soft stool but almost never in fully formed ones ○​ Cysts stage = usually found in fully formed specimens ​ Intestinal helminth ○​ found in liquid or formed stools, but as the liquid stool is usually very dilute → difficult to detect ​ egg stage, larva stage, adult worm

Use Quizgecko on...
Browser
Browser