Kelompok 2 - Pengertian Sanad, Matan & Rawi (PDF)
Document Details
Uploaded by Deleted User
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
2024
Cindy Febriyani Putri, Cindy Salsabila Guritno
Tags
Summary
This is a student's academic work on the definition of Hadith terms Sanad, Matan, and Rawi. Examples of Hadith are included. The work is focused on the meaning and description of these terms within Islamic studies.
Full Transcript
MAKALAH PENGERTIAN MATAN, SANAD, RAWI Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tarbawi Dosen Pengampu: Rafani, Drs., M.Pd. Disusun Oleh Kelompok 2...
MAKALAH PENGERTIAN MATAN, SANAD, RAWI Dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hadis Tarbawi Dosen Pengampu: Rafani, Drs., M.Pd. Disusun Oleh Kelompok 2 Cindy Febriyani Putri (12310523221) Cindy Salsabila Guritno (12310520006) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 1446 H / 2024 M KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Hadis Tarbawi, yang berjudul " Pengertian Matan, Sanad, Rawi". Kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Drs. Rafani, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah hadis tarbawi serta pihak-pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Dengan segenap kerendahan hati, kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan dan menerima kritik serta saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat. Pekanbaru, 23 September 2024 Kelompok 2 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.......................................................................................................... 2 DAFTAR ISI........................................................................................................................ 3 BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................... 4 A. Latar Belakang........................................................................................................... 4 B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4 C. Tujuan........................................................................................................................ 4 BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................... 5 A. Pengertian Matan Hadist............................................................................................. 5 B. Pengertian Sanad Hadis.............................................................................................. 7 C. Pengertian Rawi Hadist.............................................................................................. 9 D. Contoh –Contoh Hadist Tarbawi............................................................................... 10 BAB III PENUTUP........................................................................................................... 12 A. Kesimpulan.............................................................................................................. 12 B. Saran........................................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 13 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Al-Qur’an sebagai petunjuk hidup manusia bagi orang-orang yang bertaqwa sifatnya mujmal atau masih umum, maka untuk menerapkannya secara praktis sangatlah membutuhkan penjelasan-penjelasan yang lebih jelas terutama dari nabi Muhammad SAW yang menerima wahyu. penjelasan-penjelasan dari nabi tersebut bisa berupa ucapan atau perbuatan maupun pernyataan atau pengakuan, yang dalam tradisi keilmuan islam disebut hadits. Dengan demikian, hadits nabi merupakan sumber ajaran islam setelah AL-Qur’an. Dari sisi periwayatannya hadits memang berbeda dengan Al- Qur’an. Semua periwayatan ayat-ayat Al-Qur’an dipastikan berlangsung secara mutawatir, sedang hadits ada yang mutawatir dan ada juga yang ahad. Oleh karena itu, Al-Quran bila dilihat dari segi periwayatannya mempunyai kedudukan sebagai qot’i al- wurud, sedang hadits nabi dalam hal ini yang berkategori ahad, berkedudukan sebagai dzoni al-wurud. Untuk itu dalam pembahasan makalah ini kami akan menyajikan bahan diskusi yang berjudul : Sanad, Matan, dan Rowi Hadits dan contoh –contohnya. B. Rumusan Masalah 1. Apa itu pengertian Matan, Sanad dan Rawi beserta contohnya? 2. Apa saja contoh – contoh hadist tarbawi? C. Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian Matan, Sanad dan Rawi beserta contohnya 2. Untuk mengetahui beberapa contoh hadist tarbawi 4 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Matan Hadist Dalam segi etomologi atau bahasa Matan memiliki arti Ma shaluba wa irtafa'amin al-aradhi yang artinya tanah yang meninggi. 1 Sedangkan Matan menurut istilah ialah bunyi atau kalimat yang terdapat dalam hadits yang menjadi isi riwayat. Apakah hadits tersebut berbentuk qaul (ucapan), fi’il (per- buatan), dan taqrir (ketetapan dan sebagainya) dari Rasulullah Saw. Adapun menurut terminologi atau istilah, para ulama sebagaimana dikemukakan oleh al-Thibi bahwa matan ialah, lafal-lafal hadis yang dengan lafal itulah terbentuk makna. Al-Syayuthi dan Ibnu Jamaah berpendapat bahwa matan ialah, sesuatu yang kepadanya berakhir sanad dari berbagai macam perkataan, kemudian dihubungkan dengan hadis. 2 Ajaj al-Khatib mengemukakan bahwa matan adalah redaksi hadis yang menjadi unsur pendukung pengertian atau maksud hadis, hal itu didasarkan bahwa matan itulah yang tampak pada hadis dan menjadi materi hadis itu. 3 Secara sederhana dapat dipahami bahwa matan adalah ujung dari rangkaian sanad. Posisinya persis setelah berakhirnya rangkaian sanad, atau dengan kata lain matan adalah materi atau lafad hadis itu sendiri. Matan adalah redaksi isi berita yang disadarkan periwayatnya kepada Nabi Muhammad SAW. Dengan kata lain, matan adalah aspek substansi materi yang menjelaskan perbuatan, perkataan, dan hal ihwal Nabi Muhammad SAW dalam berbagai konteks dan aneka kondisi serta keragaman posisi. Matan hadis biasanya memiliki redaksi yang mirip. Ditinjau dari bentuknya, matan hadis Nabi Muhammad SAW bervariasi dan dibutuhkan tinjauan dan pendekatan yang bervariasi pula dalam mendekatinya. Untuk itu, matan adalah salah satu bagian terpenting dari hadis. Tanpa matan, maka tidaklah dapat dikatakan sebagai hadis. Dengan kata lain, kesahihan suatu hadis sehingga diterima sebagai landasan hukum dalam Islam, tidak hanya tergantung kepada sanadnya saja, tetapi juga kepada matannya. Sanad dan matan hadis secara bersamaan menjadi penentu kesahihan suatu 1 M. Hasbi Ash-Shidieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, h. 41. 2 M. Hasbi Ash-Shidieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits, h. 44. 3 M. 'Ajaj Al-Khatib, Ushul al-Hadits, Pokok-Pokok Ilmu Hadits (Bairut: Dar al-Fikr, t.th), h. 10. 5 hadis. Hadis dikatakan sahih, apabila sanad dan matannya terbukti valid berdasarkan metodologi kritik sanad dan matan hadis. 4 Yang di sebut dengan matan hadits, ialah pembicaraan (kalam) atau materi berita yang diover oleh sanad yang terakhir. Baik pembicaraan itu sabda Rasulullah saw, sahabat atau tabi’in. Baik isi pembicaraan itu tentang perbuatan Nabi, maupun perbuatan sahabat yang tidak di sanggah oleh Nabi, Misalnya, Al-Hakim meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda,”Penghulu syuhada adalah Hamzah dan orang yang berdiri dihadapan penguasa untuk menasehatinya lantas ia dibunuh karenanya”. Pernyataan demikian merupakan matan (isi dari sebuah hadits) yang diriwayatkan oleh Imam Malik. Dari beberapa rumusan pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa matan adalah perkataan yang disebut pada akhir sanad, yakni sabda Nabi SAW. yang disebut sesudah habis disebutkan sanadnya. 5 Contoh matan Artinya : ”Abu Bakr bin Abi Syaibah dan Abu Kuraib telah menceritakan (Hadits) kepada kami, katanya: “Abu Muawiyah telah menceritakan (Hadits) kepada kami, yang diterimanya dari al-A’masy, dari Umarah bin Umair: dari Abd ar-Rahman bin Yazid, dari Abdullah bin Mas’ud, katanya: “Rasul saw, telah bersabda kepada kami: “Wahai sekalian pemuda ! Barang siapa yang sudah mampu untuk melakukan pernikahan, maka menikahlah. Karena, dengan menikah lebih dapat menutup mata dan (lebih dapat) menjaga kehormatan. Akan tetapi, barang siapa yang belum mampu melakukannya, baginya hendaklah berpuasa. Karena dengan berpuasa itu dapat menahan hasrat seksual ” (HR. Bukhari dan Muslim). 4 Rifka, sitoresmi, ayu. (2023, November 30). Matan Adalah Bagian Terpenting dalam Hadis, Pahami dari Contohnya. November. 5 M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), hlm. 98. 6 Dari nama Abu Bakr bin Abi Syaibah sampai dengan Abdullah bin Mas’ud, merupakan silsilah atau rangkaian atau susunan orang-orang yang menyampaikan Hadits. Mereka semua, adalah sanad Hadits tersebut, yang juga disebut sebagai jalan matan. Mulai kata yama’syara asy-syabab sampai dengan kata fa’innahu lahu waja’un, adalah matan, atau materi, atau lafazh Hadits tersebut, yang mengandung makna-makna tertentu. Oleh salah satu definisi, lafazh-lafazh tersebut disebut sebagai ujung atau tujuan sanad. Sedang nama al-Bukhari dan Muslim, yang ditulis pada akhir matan disebut rawi (orang yang meriwayatkan Hadits). Karena keduanya (masing-masing) membuku kan Hadits, maka mereka disebut mudawwin (yang membukukan Hadits). B. Pengertian Sanad Hadis Kata sanad menurut bahasa adalah sandaran atau sesuatu yang dijadikan sandaran. Dikatakan demikian, karena setiap hadits selalu bersandar kepadanya. Sanad hadits yang menurut pengertian istilah adalah rangkaian para periwayat yang menyampaikan kita kepada matan hadits. Yang berkaitan dengan ist ilah sanad adalah isnad, musnid, dan musnad. Isnad menurut ilmu bahasa yaitu menyandarkan. Menurut istilah ialah menerangkan sanad hadits (jalan menerima hadits). Maka arti”saya isnad-kan hadits” adalah saya sebutkan sanadnya, saya terangkan jalan datangnya, atau jalan sampainya kepada saya. Orang yang menerangkan hadits dengan menyebut sanadnya, disebut musnid. Hadits yang disebut dengan dit erangkan sanadnya yang sampai kepada Nabi SAW dinamai musnad.6 Dalam istilah ahli hadis, sanad ialah'' jalan yang menyampaikan kita kepada matan hadis". Ulama yang lain misalnya, al-Syayuthi mengatakan bahwa sanad ialah, menerangkan tentang jalan yang manyampaikan kita kepada matan hadis, ia menyamakan dengan isnad menurut sebagian ulama hadis. Sanad, kadang diartikan thariq (Jalan) dan juga wajh, digunakan dalam maksud yang sama. Sanad memegang 6 Teungku M. Hasbi As-siddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits , (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009), cet. 2, hlm. 147. 7 peranan penting dalam menentukan keabsahan suatu hadis, sampai-samapai ia dipandang setengah dari agama.7 Selanjutnya Posisi sanad untuk suatu hadis demikian urgen, hingga suatu berita sudah dinyatakan sebagai hadis Nabi, namun tidak memiliki sanad, maka ulama hadis tidak dapat menerimanya. Abdullah ibnu Mubarak (w.181 H/ 797M) mengatakan bahwa: "Sanad hadis merupakan bagian dari agama. Sekirannya sanad hadis tidak ada, niscya siapa saja akan bebas mengatakan apa yang dia kehendaki" 8 Selain al-Quran, sanad inilah yang menjadi ukuran sebuah hadits benar dan, shahih, dhaif atau palsu. Inilah keunggulan ajaran Islam. Demi menjaga keutuhan umat dari kesesatan, setiap yang diajarkan harus selalu ada rujukannya sampai kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dalam dunia akademis disebut ilmiah. Tak boleh satupun pernyataan dalam tesis atau disertai tanpa referensi. Jadi, andai didapati bahwa salah seorang dalam sanad itu berbohong, maka semua hadits yang melewati orang tersebut dibuang dantak masuk dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim. Contoh Sanad Artinya : Telah menceritakan kepada kami Ubaidillah bin Musa berkata: telah mengkhabarkan kepada kami Handzalah bin Abi Sufyan dari Ikrimah bin Khalid dari Ibnu Umar ra., berkata bersabda Rasulullah saw., dibina Islam itu atas lima perkara syahadat bahwa tak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad Rasulullah dan mendirikan shalat dan membayar zakat dan berhaji dan berpuasa pada bulan ramadhan (Sha- hih Bukhari hadist ke-7).9 7 8M. 'Ajaj Al-Khatib, Ushul al-Hadits, Pokok-Pokok Ilmu Hadits (Bairut: Dar al-Fikr, t.th), h. 10.. 8 Abu Husain Muslin bin al-Hajjaj al-Naisabury, Shahih Muslim, juz I (Mustafa al-Babi al-Halaby, t.th), h. 11 9 Global Islamic Software Company, al-Hadits al-Syarif, al-isdaruts-tsany, jamiu al-huquqy mahfudzatu lisyirkatial-muramij al-islamiyah aldauliyah, 1991- 1997, Shahih Bukhari, hadits ke-7. 8 Dari gambaran hadits tersebut dapat dikemukakan bahwa ada tiga unsur yang terkandung dalam satu hadits, yaitu sanad, matan, dan rawy. Namun, yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah masalah sanad dan matan. Dari gambaran hadits di atas maka yang termasuk sanad adalah mulai dari sampai dengan. Berdasarkan hadits di atas, yang termasuk kategori matan adalah mulai dari sampai dengan. C. Pengertian Rawi Hadist Kata “Rawi” atau “al-rawi” berarti orang yang meriwayatkan atau memberitakan hadits (naqil al-hadits). Antara sanad dan rawi itu merupakan dua istilah yang tidak dapat dipisahkan. Sanad-sanad hadit s pada tiap-tiap tabaqahnya juga disebut rawi, jika yang dimaksud dengan rawi adalah orang yang meriwayatkan dan memindahkan hadits. Akan tetapi yang membedakan antara rawi dan sanad yakni:10 Pertama, dalam hal pembukuan hadits. Orang yang menerima Hadits-Hadits, kemudian menghimpunnya dalam suatu kitab tadwin, disebut dengan rawi. Dengan demikian, maka pe-rawi dapat disebut mudawwin (orang yang membukukan dan menghimpun Hadits). Sedang orang-orang yang menerima Hadits, dan hanya menyampaikannya kepada orang lain, tanpa membukukannya, yang demikian itu disebut sanad Hadits. Berkaitan dengan ini, dapat dikatakan bahwa setiap sanad adalah perawi pada tiap-tiap thabaqahnya, tetapi tidak setiap perawi disebut sanad Hadits, sebab ada perawi yang langsung membukukan Hadits Kedua, dalam penyebutan silsilah Hadits, untuk susunan sanad, berbeda dengan penyebutan silsilah untuk susunan rawi. Pada silsilah sanad, yang disebut sanad pertama adalah orang yang langsung menyampaikan Hadits tersebut kepada penerimanya. Sedangkan pada rawi, yang disebut rawi pertama, adalah para shahabat Nabi saw. Dengan demikian, penyebutan silsilah antara kedua istilah ini merupakan sebaliknya. Artinya, rawi pertama, adalah sanad terakhir, dan sanad pertama, adalah rawi terakhir.11 10 Mudasir., Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2005), hlm. 63. 11 Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadits (Jakarta: Gaya Media Pratama, cet ke 4, 2001) 95-96 9 Contoh Rawi : س قَا َل ُم َح َّمد هُ َوالز ْه ِري ُ ُسانُ َحدَّثَنَا يُون َّ وب ْال ِك ْر َما ِني َحدَّثَنَا َح َ َُحدَّثَنَا ُم َح َّمد ُ ْبنُ أَ ِبي َي ْعق سلَّ َم َيقُو ُل َ ع َل ْي ِه َو َّ صلَّى َ ُّللا ِ َّ سو َل َ ّللا ُ س ِم ْعتُ َر َ ّللاُ َع ْنهُ قَا َل َّ يَ ض ِ َع ْن أَن َِس ب ِْن َما ِلك َر ُص ُل َر ِح َمه ِ سأ َ لَهُ ِفي أَثَ ِر ِه فَ ْل َي َ ط لَهُ ِفي ِر ْز ِق ِه أَ ْو يُ ْن َ س َ س َّرهُ أَ ْن يُ ْب َ َم ْن Artinya: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abu Ya'qub Al-Kirmani, telah menceritakan kepada kami Hassan, telah menceritakan kepada kami Yunus, berkata Muhammad, dia adalah Az-Zuhri, dari Anas bin Malik RA, berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Siapa yang ingin diluaskan rezekinya atau meninggalkan nama sebagai orang baik setelah kematiannya hendaklah dia menyambung silaturahmi." (HR Bukhari) D. Contoh –Contoh Hadist Tarbawi Artinya: “Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” Hadist ini diriwayatkan oleh Muslim. Dalil tersebut menjadi bukti bahwa umat Islam wajib menuntut ilmu, karena Allah telah berjanji di dalam Al-Qur’an bahwa orang yang pergi untuk menuntut ilmu maka akan diangkat derajatnya, dan Nabi Muhammad juga menjelaskan bahwa belajar atau berjalan untuk mencari ilmu maka Allah akan memudahkan untuknya jalan masuk surga. Artinya : ”Mencari ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim”. (HR. Ibnu Abdil Barr) Hadits tersebut menjelaskan bahwa semua orang diwajibkan menuntut ilmu, entah itu bagi laki-laki maupun perempuan. 10 Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda : ّللا َحتَّى يَ ْر ِج َع َ ب ْال ِع ْل ِم فَ ُه َو فِى ِ َّ سبِي ِل َ َم ْن خ ََر َج فِى ِ َطل Artinya: "Barang siapa keluar dalam rangka menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai ia kembali." Hadist ini menjelaskan bahwa orang yang menuntut ilmu termasuk dalam golongan sabilillah (orang yang menegakkan agama Allah) hingga ia pulang kembali. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Matan dalam hadis merupakan elemen penting yang berisi isi atau substansi dari sebuah riwayat hadis, yaitu perkataan, tindakan, atau persetujuan Nabi Muhammad SAW. Matan terletak di akhir rangkaian sanad, yang merupakan susunan periwayat yang menyampaikan hadis tersebut. Kesahihan suatu hadis tidak hanya bergantung pada validitas sanadnya, tetapi juga pada matan, yang harus dianalisis secara kritis untuk memastikan keabsahannya. Sanad berfungsi sebagai jalur yang menghubungkan matan dengan sumbernya, yaitu Nabi SAW, sehingga setiap hadis yang tidak memiliki sanad yang jelas tidak dapat diterima. Dalam konteks ini, perawi (rawi) adalah individu yang meriwayatkan hadis, yang bisa jadi tidak selalu mencakup pembukuan hadis. Dengan demikian, baik matan maupun sanad memiliki peranan yang sangat vital dalam menjaga integritas dan keotentikan ajaran Islam, menjamin bahwa setiap riwayat yang diterima memiliki dasar yang kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Tanpa matan, sebuah hadis tidak bisa dianggap ada, menjadikan matan sebagai komponen utama dalam studi hadis. B. Saran Dengan disusunnya makalah Hadis Tarbawi tentang Pengertian Matan, Sanad, Rawi. Penulis mengharapkan pembaca dapat mengetahui pengertian Matan, Sanad, Rawi maupun tarbawi lebih jauh, lebih banyak, dan lebih lengkap. Disini penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun untuk penulisan makalah- makalah selanjutnya sangat diharapkan. 12 DAFTAR PUSTAKA M. Hasbi Ash-Shidieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits M. 'Ajaj Al-Khatib, Ushul al-Hadits, Pokok-Pokok Ilmu Hadits (Bairut: Dar al-Fikr, t.th) Rifka, sitoresmi, ayu. (2023, November 30). Matan Adalah Bagian Terpenting dalam Hadis, Pahami dari Contohnya. November. M. Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2008) Teungku M. Hasbi As-siddiqi, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits , (Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2009) Abu Husain Muslin bin al-Hajjaj al-Naisabury, Shahih Muslim, juz I (Mustafa al- Babi al-Halaby, t.th) Global Islamic Software Company, al-Hadits al-Syarif, al-isdaruts-tsany, jamiu al- huquqy mahfudzatu lisyirkatial-muramij al-islamiyah aldauliyah, 1991- 1997, Shahih Bukhari, hadits ke-7. Utang Ranuwijaya, Ilmu Hadits (Jakarta: Gaya Media Pratama, cet ke 4, 2001) 95- 96 Mudasir., Ilmu Hadis, (Bandung: Pustaka Setia, 2005) 13